Bagaimanakah anak-anak yang mati sebelum mencapai usia di mana secara moral bisa dimintai tanggung jawab akan masuk kerajaan surga?

Dalam Roma 5:18 pelanggaran Adam dan perbuatan kebenaran Kristus dinyatakan berlaku secara bersama-sama; kata-kata dalam dua contoh itu praktis sama: "semua orang beroleh penghukuman" dan "oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup." Jika seluruh umat manusia diperhitungkan dalam penghukuman karena dosa pertama, maka seluruh umat manusia harus diperhitungkan'dalam pembenaran melalui pengurbanan Kristus. Anak-anak yang meninggal ketika masih bayi, yaitu sebelum mencapai usia mengerti tanggung jawab moral ikut diperhitungkan dalam pembenaran inklusif ini. Andaikan sebaliknya, bagian paling besar dari umat manusia tidak ikut menikmati "anugerah cuma-cuma" ini, tetapi dihukum karena dosa yang tidak pernah mereka lakukan, padahal ini bertentangan dengan sifat ilahi kasih dan keadilan, bertentangan dengan ajaran para rasul, dan bertentangan dengan semangat dan ungkapan dari gang Guru sendiri, yang berkata tentang anak-anak kecil yang tidak bersalah sebagai "yang empunya Kerajaan Surga." Walaupun tidak eksklusif, ini adalah sikap umum teologi masa kini tentang soal ini. Iman selalu mengandaikan pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan itu, dan karena anak kecil tidak memiliki dua-duanya maka ia tidak ada tanggung jawab moral. Bahkan teolog yang begitu keras seperti Calvin pun secara praktis menganut pandangan ini. Konsepsi lain apa pun mengenai Allah akan menjadikan Dia seperti Dewa Molokh, bukan Bapa yang penuh kasih.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA