Adakah hal yang terlalu berat atau terlalu sulit bagi Allah?

Zaman mukjizat belum berlalu. Pertanyaan, "Adakah sesuatu terlalu sulit atau mustahil bagi Allah?" cenderung menyesatkan. Walaupun benar bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah, namun juga benar bahwa Allah tampaknya selalu bekerja menurut cara, atau hukum. Ketika mesin (pesawat) terbang ditemukan, itu bukan berarti hukum gravitasi digantikan hukum lain; hukum-hukum itu digabungkan bersama-sama dengan hukum-hukum lain, sama seperti magnet tampaknya mematahkan hukum, tetapi sebenarnya tidak demikian. Demikian juga dengan radium, kelihatannya ia mematahkan dan mengubah prinsip-prinsip lain, tetapi kenyataannya hanya menyesuaikan kembali dan memberlakukan ulang prinsip-prinsip itu. Dalam mukjizat-mukjizat-Nya Kristus memakai kuasa yang baru, tetapi tidak menyingkirkan hukum-hukum alam. Kita tidak pernah mendengar satu anggota badan yang hilang dibuat bertumbuh lagi. Kristus mengembalikan telinga hamba dari imam besar bukan dengan menumbuhkan telinga yang lain, melainkan mengembalikan anggota tubuh yang terpotong itu pada tempatnya semula - satu hal yang sering dilakukan ahli bedah masa kini dalam praktik mereka. Mata yang cedera barangkali tidak dapat dipulihkan kepada keadaan normalnya, kecuali seandainya mata itu hilang dapat dibuat tumbuh di tempat asalnya. Tetapi pertumbuhan yang asing telah disingkirkan; kuman-kuman dikeluarkan; organ-organ yang lemah dikuatkan - oleh kuasa mukjizat Kristus sebagai jawaban atas doa yang disertai iman. Sementara tidak mengabaikan keahlian atau bantuan manusia atau alat-alat berupa materi, kita harus tetap mengharap perkara-perkara lebih besar dari Allah ketimbang perkara-perkara yang kecil, dan kita melihat bahwa perkara-perkara yang bahkan kita anggap mustahil telah diperhitungkan dalam rencana-Nya.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA