Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mzm 34:1-22
Full Life: Mzm 34:1-22 - AKU HENDAK MEMUJI TUHAN.
Nas : Mazm 34:2-23
Penggubah mazmur ini memuji Tuhan untuk suatu kelepasan ajaib dari
kesulitan besar. Kesaksiannya memberikan semangat kepada semu...
Nas : Mazm 34:2-23
Penggubah mazmur ini memuji Tuhan untuk suatu kelepasan ajaib dari kesulitan besar. Kesaksiannya memberikan semangat kepada semua orang percaya yang tertindas untuk percaya bahwa mereka juga dapat mengalami kebaikan Tuhan.
Jerusalem -> Mzm 34:1-22
Jerusalem: Mzm 34:1-22 - Dalam perlindungan TUHAN Mazmur hikmat ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 34:9-10+. Ia terdiri atas dua bagian, yaitu: sebuah doa syukur, Maz 34:2-11, dan suatu pengaj...
Mazmur hikmat ini tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 34:9-10+. Ia terdiri atas dua bagian, yaitu: sebuah doa syukur, Maz 34:2-11, dan suatu pengajaran mengenai nasib orang fasik dan orang benar, Maz 34:11-22.
Ende -> Mzm 34:1-22
Ende: Mzm 34:1-22 - -- Mazmur ini tersusun menurut abjad Hibrani, hingga tiap2 ajat mulai dengan huruf
jang berikut. Ia terdiri atas dua bagian: doa sjukur (Maz 34:2-11) dan...
Mazmur ini tersusun menurut abjad Hibrani, hingga tiap2 ajat mulai dengan huruf jang berikut. Ia terdiri atas dua bagian: doa sjukur (Maz 34:2-11) dan suatu adjaran (Maz 34:11-22). Barangkali dinjanjikan selama perdjamuan kurban di Bait-Allah. (Maz 34:4)
Ref. Silang FULL -> Mzm 34:22
Ref. Silang FULL: Mzm 34:22 - Tuhan membebaskan // yang berlindung · Tuhan membebaskan: Kel 6:5; Kel 6:5; Kel 15:13; Kel 15:13; Luk 1:68; Wahy 14:3
· yang berlindung: Mazm 2:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 34:11-22
Matthew Henry: Mzm 34:11-22 - Nasihat untuk Takut akan Allah; Hak-hak Istimewa Orang Benar Nasihat untuk Takut akan Allah; Hak-hak Istimewa Orang Benar (34:12-23)
Daud, dalam bagian akhir mazmur ini, berusaha mengajar anak-anak. Meskipun s...
Nasihat untuk Takut akan Allah; Hak-hak Istimewa Orang Benar (34:12-23)
Daud, dalam bagian akhir mazmur ini, berusaha mengajar anak-anak. Meskipun seorang prajurit, dan sudah diurapi sebagai raja, ia tidak menganggap pekerjaan mengajar ini sebagai pekerjaan rendah. Sekalipun sekarang kepalanya penuh dengan berbagai masalah dan tangannya sibuk dengan bermacam-macam pekerjaan, ia dapat menemukan hati dan waktu untuk memberikan nasihat yang baik kepada orang-orang muda, berdasarkan pengalamannya sendiri. Tidak tampak bahwa pada saat itu dia sudah mempunyai anak sendiri, setidak-tidaknya anak yang sudah besar sehingga mampu untuk diajar. Namun, dengan ilham ilahi, ia mengajar anak-anak rakyatnya. Orang-orang yang sudah berumur tidak mau diajar olehnya, meskipun ia sudah menawarkannya kepada mereka ( 32:8). Namun ia berharap bahwa ranting-ranting yang lembut akan mudah dibengkokkan dan bahwa anak-anak serta orang-orang muda akan lebih patuh, dan karena itu ia mengumpulkan mereka bersama-sama (ay. 12): “Marilah anak-anak, yang sekarang ada dalam masa-masa untuk belajar, dan yang kini harus menyimpan bekal pengetahuan yang harus kalian gunakan sepanjang hidup kalian. Kalian anak-anak yang masih bodoh, belum tahu apa-apa, dan perlu diajar.” Mungkin terutama ia maksudkan anak-anak yang diabaikan oleh orangtua mereka, yang tidak mau mengajar dan mendidik mereka. Menyekolahkan anak-anak yang orangtuanya tidak mampu mengajar merupakan pekerjaan amal yang sama besarnya seperti memberikan makanan kepada anak-anak yang orangtuanya tidak punya makananan apa-apa untuk mereka. Perhatikanlah:- 1. Apa yang diharapkannya dari anak-anak: “Dengarkanlah aku, berhentilah bermain, tinggalkanlah barang-barang mainanmu, dan dengarkanlah apa yang harus kukatakan kepadamu. Dan jangan hanya mendengarkan aku, tetapi juga camkan dan patuhilah aku.”
- 2. Apa yang berusaha diajarkannya kepada mereka: takut akan Tuhan, yang mencakup semua kewajiban agama. Daud adalah pemusik, negarawan, dan prajurit yang ternama. Namun demikian, ia tidak berkata kepada anak-anak, “Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana bermain kecapi, atau memegang pedang dan tombak, atau membidik anak panah, atau aku akan mengajarkan kepadamu berbagai pernyataan mengenai kebijakan negara.” Sebaliknya, ia berkata, “Takut akan TUHANakan kuajarkan kepadamu!” yang lebih baik daripada semua seni dan ilmu pengetahuan, lebih baik daripada semua korban bakaran dan persembahan. Itulah yang harus benar-benar kita inginkan, baik untuk kita pelajari sendiri maupun untuk kita ajarkan kepada anak-anak kita.
- I. Ia menganggap bahwa kita semua ingin berbahagia (ay. 13): Siapakah orang yang menyukai hidup? Yang artinya, seperti yang tampak dalam perkataan selanjutnya, bukan hanya ingin berumur panjang melainkan juga ingin mengalami hari-hari yang menyenangkan. Non est vivere, sed valere, vita – Bukan keberadaan, melainkan kesejahteraan, yang merupakan pokok kehidupan. Di sini ditanyakan, “Siapakah yang mau umur panjang dan hidup yang menyenangkan?” Dan bisa dijawab dengan mudah, “Siapa yang tidak mau?” Tentu saja pertanyaan ini memandang lebih jauh daripada waktu dan dunia pada saat ini semata, sebab hidup manusia di bumi sebaik-baiknya hanyalah beberapa hari saja, dan hari-hari itu pun penuh dengan masalah. Orang seperti apakah yang mau berbahagia sampai selama-lamanya, yang mau berumur panjang, sepanjang tahun-tahun yang ada di sorga, yang mau melihat kebaikan di alam itu di mana segala kebahagiaan berada dalam kesempurnaannya, tanpa cacat sedikit pun? Siapakah yang mau melihat kebaikan itu di hadapannya sekarang, dengan iman dan harapan, dan menikmatinya sebentar saja? Siapakah orangnya? Aduh! Sayang sekali, sangat sedikit orang yang memikirkan hal ini. Sebagian besar orang hanya bertanya, “Siapakah yang akan menunjukkan kepada kita apa yang baik?” Namun sedikit yang bertanya, “Apa yang harus kami perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Pertanyaan ini menyiratkan bahwa orang-orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu memang ada.
- II. Ia menganjurkan satu-satunya jalan yang benar yang menuju ke kebahagiaan baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang (ay. 14-15). Baik dalam menjalani hidup ini maupun dalam meninggalkannya dengan tenang, kepedulian kita yang utama haruslah tetap pada cara bagaimana kita dapat hidup dengan hati nurani yang murni.
- Dan untuk melakukannya,
- 1. Kita harus belajar untuk mengekang lidah kita, dan berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan, supaya sekali-kali jangan sampai kita salah bicara, yang akan membawa aib bagi Allah dan menimbulkan prasangka buruk dari sesama kita: Jagalah lidahmu terhadap perkataan jahat, kebohongan, dan umpatan. Begitu besarnya pengaruh masalah ini dalam agama sehingga, jika orang tidak berbuat salah dalam perkataan, maka ia adalah orang yang sempurna. Dan hampir-hampir ibadah agama tidak bisa berjalan tanpa kebenaran ini sehingga orang yang tidak mengekang lidahnya berarti sia-sialah ibadahnya.
- 2. Kita harus jujur dan tulus dalam segala hal yang kita katakan, dan tidak bercabang lidah. Perkataan kita harus menjadi pertanda dari pikiran kita, dan bibir kita harus dijaga agar tidak menipu Allah maupun manusia.
- 3. Kita harus meninggalkan semua dosa kita, dan bertekad untuk tidak berurusan lagi dengannya. Kita harus menjauhi yang jahat, menjauhi segala perbuatan yang jahat dan para pembuat kejahatan. Kita harus menjauhi dosa-dosa yang diperbuat orang lain dan dosa-dosa yang dulu kita biarkan diri kita perbuat.
- 4. Di dunia ini, tidak cukup bagi kita untuk sekadar tidak menyakiti, kita juga harus berusaha untuk berguna dan hidup demi suatu tujuan. Kita tidak hanya harus menjauhi yang jahat, tetapi juga harus melakukan yang baik, baik bagi diri kita sendiri, dan terutama bagi jiwa kita sendiri. Kita perlu hidup baik-baik dengan jiwa kita sendiri, memperlengkapinya dengan perbendaharaan yang baik, dan melayakkannya untuk kehidupan di dunia yang lain. Dan, sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada pada kita, kita juga harus berbuat baik kepada orang lain.
- 5. Karena tidak ada yang lebih bertentangan dari kasih yang tidak pernah gagal (yang merupakan intisari dari hukum Taurat maupun Injil, dari anugerah maupun kemuliaan) selain daripada pertentangan dan percekcokan, yang menimbulkan kekacauan dan segala pekerjaan yang jahat, maka kita harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Kita harus menunjukkan kecenderungan perilaku yang membawa damai, mempelajari hal-hal yang membawa perdamaian, tidak melakukan hal-hal yang menghancurkan perdamaian dan tidak melakukan kejahatan. Jika kedamaian tampak lari dari kita, maka kita harus berusaha mengejarnya. Berusahalah hidup damai dengan semua orang, jangan tanggung-tanggung, jangan takut rugi, untuk menjaga dan memulihkan perdamaian. Relakanlah hati kita untuk menyangkal diri sedapat-dapatnya, baik dalam hal kehormatan maupun kepentingan diri, demi perdamaian. Petunjuk-petunjuk cemerlang tentang jalan menuju hidup dan kebaikan ini ada tertuang di dalam Perjanjian Baru, dan menjadi bagian dari kewajiban Injil kita (1 Ptr. 3:10-11). Dan, mungkin dalam memperingatkan kita agar jangan menipu, Daud sedang mencerminkan dosanya sendiri dalam upayanya untuk mengubah perilakunya. Orang-orang yang benar-benar bertobat dari apa yang telah mereka lakukan pasti akan memperingatkan orang lain untuk waspada agar tidak berbuat hal yang serupa.
- III. Ia meneguhkan petunjuk-petunjuk ini dengan menyuguhkan ke hadapan kita kebahagiaan orang saleh yang berada di dalam kasih dan kemurahan Allah, dan keadaan menyengsarakan orang fasik yang berada di bawah murka-Nya. Inilah hidup dan mati, kebaikan dan kejahatan, berkat dan kutuk, yang dinyatakan dengan jelas di hadapan kita, agar kita memilih hidup, dan dengan demikian akan hidup (Yes. 3:10-11).
- 1. Terkutuklah orang-orang fasik, mereka akan tertimpa kemalangan, bagaimana pun walaupun mereka memuji diri sendiri di jalan mereka sendiri.
- (1) Allah menentang mereka, dan dengan demikian mereka tidak bisa tidak pasti sengsara. Sungguh menyedihkan keadaan orang yang dengan dosanya ia telah menjadikan Penciptanya sebagai musuhnya, pembinasanya. Wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat (ay. 17). Kadang-kadang Allah dikatakan memalingkan muka-Nya dari mereka (Yer. 18:17), karena mereka telah meninggalkan-Nya. Dalam mazmur ini dikatakan bahwa wajah-Nya menentang mereka, karena mereka telah berperang melawan Dia. Dan tentu saja Allah mampu mendongakkan muka-Nya melawan orang-orang berdosa yang sungguh teramat sombong dan kurang ajar itu. Ia dapat melemparkan mereka ke neraka dengan kernyit dahi-Nya.
- (2) Kehancuran ada di hadapan mereka. Hal ini tentu saja akan terjadi jika Allah menentang mereka, sebab Dia mampu membunuh maupun mencampakkan mereka ke dalam neraka.
- [1] Dunia orang hidup tidak akan menjadi tempat bagi mereka ataupun menjadi milik mereka. Apabila wajah Allah menentang mereka, Dia tidak hanya akan melenyapkan mereka, tetapi juga melenyapkan ingatan kepada mereka. Ketika mereka hidup, Dia akan menguburkan mereka sehingga mereka tidak dikenal orang, dan ketika mereka sudah mati, Dia akan menguburkan mereka sehingga mereka dilupakan orang. Dia akan melenyapkan keturunan mereka, yang mungkin saja akan mengenang dia. Dia akan menumpahkan aib ke atas segala pencapaian mereka, yang mereka bangga-banggakan dan yang karenanya mereka pikir mereka harus diingat. Sudah pasti tidak ada kehormatan yang dapat berlangsung lama kecuali kehormatan yang datang dari Allah.
- [2] Akan ada sengat dalam kematian mereka: Kemalangan akan mematikan orang fasik(ay. 21). Kematian mereka akan menyengsarakan, dan pasti demikian, entah mereka mati dalam kehinaan atau dalam kehormatan. Kematian, bagi mereka, mempunyai kutuk, dan dirasa sebagai raja kengerian. Bagi mereka, kematian itu suatu kemalangan, hanya kemalangan belaka. Dr. Hammond mengamati dengan sangat baik bahwa kemalangan di sini, yang mematikan orang fasik, adalah kata yang sama, dalam bentuk tunggal, seperti yang digunakan (ay. 20) untuk kemalangan orang benar. Ini untuk menunjukkan bahwa orang saleh mempunyai banyak permasalahan, namun segala permasalahan itu tidak akan menyakiti mereka, melainkan akan diubah untuk membawa kebaikan bagi mereka, sebab Allah akan meluputkan mereka dari itu semua. Sedangkan orang fasik mempunyai lebih sedikit masalah, sedikit kemalangan yang menimpa mereka, malah mungkin hanya satu, namun kemalangan yang satu itu bisa membawa kehancuran total bagi mereka. Satu permasalahan yang disertai dengan kutuk akan membunuh dan mematikan, dan hal itu akan terlaksana sendiri. Namun banyak permasalahan, yang disertai dengan berkat, tidak akan berbahaya, bahkan bermanfaat.
- [3] Hukuman akan menjadi bagian kekal mereka. Orang-orang yang dengan sendirinya fasik sering kali membenci segala sesuatu yang benar, baik orang maupun perbuatan. Mereka mempunyai permusuhan yang berurat akar melawan orang benar dan kebenaran mereka. Namun mereka akan menanggung hukuman, akan dijatuhi hukuman sebagai orang yang bersalah, dan binasa untuk selama-lamanya. Mereka akan ditinggalkan dan diabaikan selamanya oleh Allah dan semua malaikat serta manusia yang baik. Dan orang-orang yang demikian memang sungguh malang adanya.
- 2. Namun, katakanlah kepada orang benar bahwa semuanya akan baik-baik saja. Semua orang baik berada dalam kemurahan dan perlindungan yang khusus dari Allah. Di sini kita diyakinkan akan hal ini melalui berbagai macam contoh dan ungkapan.
- (1) Allah secara khusus memperhatikan orang baik. Dia mengamat-amati siapa yang senantiasa menujukan mata mereka kepada-Nya, dan siapa yang sadar akan kewajiban mereka terhadap-Nya: Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar (ay. 16), untuk menuntun dan membimbing mereka, untuk melindungi dan menjagai mereka. Orangtua yang sangat sayang kepada anak mereka pasti tidak akan membiarkan anak itu menghilang dari pandangan mereka. Tidak seorang pun dari anak-anak Allah pernah luput dari pandangan-Nya. Sebaliknya, Ia memandang mereka dengan kepuasan luar biasa, dengan penuh perhatian dan kelemahlembutan.
- (2) Mereka yakin akan mendapatkan jawaban damai sejahtera atas doa-doa mereka. Semua umat Allah adalah umat yang berdoa, dan mereka berseru di dalam doa, menunjukkan kegigihan mereka yang besar. Tetapi apakah itu akan berhasil? Ya,
- [1] Allah memperhatikan apa yang kita katakan (ay. 18): Mereka berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan mendengar mereka sehingga tampak jelas bahwa Dia sungguh peduli dengan mereka. Telinga-Nya terbuka kepada doa-doa mereka, untuk menerima doa-doa itu, siap menyambutnya dengan senang hati. Meskipun Dia telah lama menjadi Allah yang mendengarkan doa sejak manusia mulai menyerukan nama-Nya, namun telinga-Nya tidak menjadi berat mendengar. Tidak ada yang merdu atau menawan dalam teriakan kita itu, namun telinga Allah terbuka untuk mendengarkannya, seperti seorang ibu yang lemah lembut mendengarkan teriakan anaknya yang sedang menyusui, yang tidak akan diperhatikan oleh orang lain: Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar (ay. 18). Ini menunjukkan bahwa sudah menjadi kebiasaan orang baik, ketika mereka dilanda kesusahan, untuk beseru-seru kepada Allah, dan mereka selalu terhibur bahwa Allah mendengarkan mereka.
- [2] Dia tidak hanya memperhatikan apa yang kita katakan, tetapi juga siap memberikan kelegaan kepada kita (ay. 19): TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan mereka.
- Perhatikanlah:
- Pertama, adalah sifat orang benar, yang doa-doanya selalu didengarkan Allah, bahwa mereka patah hati dan remuk jiwa (yakni, mereka merendahkan diri karena dosa, dan mengosongkan diri). Mereka memandang diri sendiri rendah, dan tidak mengandalkan jasa serta kemampuan mereka sendiri, tetapi hanya mengandalkan Allah semata.
- Kedua, orang-orang demikian mempunyai Allah yang dekat dengan mereka, untuk menghibur dan menyokong mereka, supaya jiwa mereka tidak remuk melebihi yang sepatutnya, sebab kalau tidak, jiwa itu akan mati di hadapan-Nya (Yes. 57:15). Sekalipun Allah itu tinggi, dan berdiam di tempat yang mahatinggi, Dia dekat kepada orang-orang yang, karena remuk jiwanya, tahu bagaimana menghargai kebaikan-Nya, dan Dia akan menyelamatkan mereka dari bahaya tenggelam di bawah beban-beban mereka. Dia dekat dengan mereka untuk tujuan yang baik.
- (3) Mereka dijaga di bawah perlindungan khusus pemerintahan ilahi (ay. 21): Ia melindungi segala tulangnya, bukan hanya jiwanya melainkan juga tubuhnya, bukan hanya tubuhnya secara umum melainkan juga setiap tulang yang ada di dalamnya: Tidak satu pun yang patah. Barangsiapa yang patah hati tidak akan patah tulang. Daud sendiri telah membuktikannya, bahwa ketika jiwanya hancur, tulang yang remuk dibuat bersorak-sorak kembali (51:10, 19). Orang mungkin tidak menyangka akan menjumpai apa pun yang berhubungan dengan Kristus di sini, namun nas Kitab Suci ini dikatakan digenapi di dalam Dia (Yoh. 19:36), ketika para prajurit mematahkan kaki kedua penjahat yang disalibkan bersama-Nya, namun tidak mematahkan kedua kaki-Nya, karena kaki-Nya berada di bawah perlindungan janji ini dan juga merupakan pelambang dari Anak Domba paskah (tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan). Karena janji-janji itu dipenuhi bagi Kristus, maka melalui Dia pula semua janji itu pasti diwujudkan bagi semua keturunan-Nya. Ini tidak lantas berarti bahwa orang baik pasti tidak akan dipatahkan tulangnya. Namun, dengan pemeliharaan Allah yang menjagainya, malapetaka seperti itu sering kali dicegah secara menakjubkan, dan perlindungan terhadap tulang-tulangnya merupakan hasil dari janji ini. Dan, jika tulang seorang yang baik sampai patah, maka cepat atau lambat tulang itu akan dipulihkan kembali, paling lambat pada saat kebangkitan, ketika apa yang ditaburkan dalam kelemahan akan dibangkitkan dalam kekuatan.
- (4) Orang-orang baik pada saat ini, dan pada saat nanti, diluputkan dari permasalahan mereka.
- [1] Di sini dianggap bahwa mereka mendapatkan bagian dari salib-salib di dunia ini, mungkin lebih besar daripada orang lain. Di dunia ini mereka harus mengalami penganiayaan, supaya mereka dapat diserupakan dengan kehendak Allah maupun dengan teladan Kristus (ay. 20). Kemalangan orang benar banyak. Lihat saja Daud dan segala penderitaannya ( 132:1). Ada orang-orang yang membenci mereka (ay. 22), dan orang-orang itu terus-menerus berusaha berbuat jahat terhadap mereka. Allah mereka mengasihi mereka, dan karena itu membenarkan mereka. Karena itu, di antara belas kasihan sorga dan kebencian neraka, penderitaan-penderitaan orang benar haruslah banyak.
- [2] Allah telah turut campur demi kelepasan dan keselamatan mereka: Ia melepaskan mereka dari segala kesesakannya (ay. 18, 20). Ia menyelamatkan mereka (ay. 19), sehingga meskipun mereka mungkin jatuh ke dalam masalah, itu tidak akan membawa kehancuran bagi mereka. Janji kelepasan bagi mereka ini dijelaskan (ay. 23). Apa pun permasalahan yang menimpa mereka,
- Pertama, permasalahan-permasalahan itu tidak akan menyakiti bagian yang lebih baik dalam diri mereka. Allah akan membebaskan nyawa hamba-hamba-Nya dari cengkeraman dunia orang mati ( 49:16) dan dari sengat setiap penderitaan. Ia menjaga mereka agar mereka tidak berdosa di dalam permasalahan-permasalahan mereka itu, yang merupakan satu-satunya hal yang akan mendatangkan kejahatan kepada mereka. Ia menjaga mereka agar tidak putus asa, dan agar tidak kehilangan kepemilikan atas jiwa mereka sendiri.
- Kedua, permasalahan-permasalahan itu tidak akan menghalang-halangi kebahagiaan kekal mereka. Semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman, yakni, mereka tidak akan hidup tanpa penghiburan, sebab mereka tidak akan dijauhkan dari persekutuan dengan Allah. Tidak ada orang yang terasing dan menanggung hukuman kecuali orang yang telah diabaikan oleh Allah. Juga, tidak ada manusia yang binasa sebelum dia berada di neraka. Orang-orang yang menjadi hamba-hamba Allah yang setia, yang senantiasa menyenangkan dan menghormati-Nya, dan yang percaya bahwa dengan demikian Ia akan melindungi dan memberkati mereka, dan, dengan pemikiran-pemikiran yang baik tentang Dia berserah diri kepada-Nya, mempunyai alasan untuk bersikap tenang saat mereka tertimpa apa saja. Sebab, mereka sudah aman dan akan berbahagia.
SH: Mzm 34:11-22 - Alami kebaikan Tuhan (Jumat 1 Agustus 2008) Alami kebaikan Tuhan
Menjadi orang benar tentu bukan terjadi karena usaha sendiri,
melainkan karena anugerah Tuhan. Namun hidup senantiasa sebag...
Alami kebaikan Tuhan
Menjadi orang benar tentu bukan terjadi karena usaha sendiri, melainkan karena anugerah Tuhan. Namun hidup senantiasa sebagai orang benar yang mempraktikkan kebenaran, merupakan seni yang harus terus menerus dipelajari dan diterapkan sejak awal kehidupan.
Pemazmur menasihati anak-anak muda agar mereka belajar hidup takut akan Tuhan sejak dini. Takut akan Tuhan berarti menjadikan karakter Tuhan sebagai cerminan hidup. Itu berarti kata-kata dan tindakan mereka harus sesuai dengan kekudusan Tuhan.
Pemazmur memaparkan akibat hidup takut akan Tuhan, yaitu berumur panjang untuk menikmati kebaikan-Nya (ayat 13). Menikmati kebaikan Tuhan bukan berarti tidak akan mengalami masalah apa-apa. Pemazmur dengan jelas menyebut bahwa orang benar bisa saja mengalami penderitaan (ayat 20). Penderitaan apa saja yang bisa dialami orang benar? Penderitaan fisik maupun penderitaan batin (ayat 19, 21) karena melihat dan mengalami kejahatan yang merajalela di dunia ini. Kalau begitu, kebaikan Tuhan seperti apa yang bisa dirasakan di tengah penderitaan? Pertama, mengalami pertolongan Tuhan tepat pada waktu-Nya sehingga penderitaan yang dialami tidak sampai menghancurkan atau membinasakan anak Tuhan (ayat 18, 21). Kedua, melihat keadilan Tuhan ditegakkan. Orang-orang jahat akan mendapatkan balasannya (ayat 17, 22). Kejahatan mereka tidak langgeng bahkan bisa berbalik menghancurkan mereka.
Karena dunia ini jahat dan bertolak belakang dalam segala hal dengan hidup orang benar, maka anak-anak Tuhan akan senantiasa mengalami masalah. Baik masalah yang secara otomatis mengganggu kita karena cara hidup kita yang melawan cara dunia ini, maupun yang secara sengaja dikenakan kepada kita untuk menekan dan menghancurkan iman kita. Alamilah kebaikan Tuhan dengan melihat pertolongan-Nya pada waktu-Nya dan lihatlah bagaimana Tuhan membalikkan kejahatan menimpa pelakunya.
SH: Mzm 34:1-22 - Iman yang berakar pada karakter Tuhan (Kamis, 2 Agustus 2001) Iman yang berakar pada karakter Tuhan
Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan
nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak...
Iman yang berakar pada karakter Tuhan
Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur (ayat 2-11) dan nyanyian pengajaran Daud (ayat 12-23) yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan (ayat 6), menikmati kebaikan- Nya (ayat 9), serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit (ayat 19). Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar (ayat 7a, 18a), melepaskan (ayat 5b, 18b), dan menyelamatkan (ayat 7b, 19b) orang- orang benar (ayat 16, 20, 22) yang mencari (ayat 5, 7) dan takut akan Dia (ayat 8, 10, 12). Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia (ayat 9), mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman (ayat 21, 23).
Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan
dan kepuasan, sebagai berikut: [1] Takut akan Tuhan (ayat
Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya (ayat 22), tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya (ayat 18), dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka (ayat 22), sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat 16).
Renungkan: Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.
SH: Mzm 34:1-22 - Ketidakwarasan pembebasan (Senin, 26 Mei 2003) Ketidakwarasan pembebasan
Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen
yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran....
Ketidakwarasan pembebasan
Kita lebih suka menganggap diri kita sebagai orang-orang Kristen yang terhormat, yang waras baik tubuh maupun pikiran. Begitu kuatnya pola ideal ini, kita lupa bahwa karya sejarah keselamatan melibatkan apa yang bagi dunia adalah suatu bentuk "ketidakwarasan". Bukan pura-pura tidak waras untuk menyelamatkan diri (ayat 1), tetapi karena berbeda dengan dunia. Yeremia disindir sebagai nabi gila (Yer. 29:26-27). Yesus dianggap tidak waras oleh keluarga-Nya (Mrk. 3:21). Festus menganggap Paulus gila karena pemberitaan Injilnya (Kis. 26:24), dan banyak contoh lain dari Alkitab. Mereka dianggap gila, karena kehendak Allah bertentangan dengan "akal sehat" mayoritas orang yang tidak mengenal kehendak Allah.
Dimana letak "kegilaan" dari karya perlindungan Allah? Ada suatu pepatah Perancis yang mengatakan: "Tuhan berpihak kepada armada yang besar, dan melawan armada yang kecil." Inilah prinsip ketentaraan, dan bagi sebagian orang, prinsip hidup yang "waras". Allah pemazmur justru berpihak yang lemah. Mereka yang rendah hati (ayat 3), tertindas (ayat 7), yang menjaga dirinya dari kejahatan (ayat 14-15), benar (ayat 16-18), patah hati dan malang (ayat 19-21), mereka inilah yang menerima perlindungan Allah. Mereka menjadi lemah, karena seperti pemazmur, mereka bermegah karena dan berseru kepada Tuhan. Tetapi mereka menjadi kuat, karena Allah berpihak kepada mereka, "orang-orang benar itu" (ayat 18).
Yang kita pelajari bukanlah teladan Daud yang berpura-pura gila, tetapi hikmat yang timbul dari pengalamannya itu: betapa berbahagia ada dalam perlindungan Tuhan, Sang Allah yang punya prinsip berkarya yang berbeda dengan dunia yang berdosa.
Renungkan: Kapan terakhir kali Anda dianggap gila, bukan karena lelucon kita yang tidak biasa, atau ambisi dan rencana hidup kita, tetapi karena keputusan kita untuk berharap kepada Allah dan menaati-Nya?
SH: Mzm 34:1-22 - Perlindungan Tuhan (Minggu, 9 Oktober 2011) Perlindungan Tuhan
Pernah mengalami terjepit musuh seperti yang dialami Daud? Di belakang ia dikejar-kejar Saul hendak dibunuh. Di depan adalah bangs...
Perlindungan Tuhan
Pernah mengalami terjepit musuh seperti yang dialami Daud? Di belakang ia dikejar-kejar Saul hendak dibunuh. Di depan adalah bangsa musuh yang sedang memerangi Israel. Apa yang dapat Daud lakukan? Di satu sisi, ia mencoba cara manusia dengan berpura-pura gila di hadapan raja musuh (1Sam. 22:10-15). Sepertinya berhasil! Di sisi lain, Daud sadar bahwa kalau ia hanya mengandalkan hikmat manusia, yaitu kecerdikan berpura-pura gila, suatu saat kelak akan tidak berguna. Mazmur 34 ini lahir dari kesadaran Daud bahwa pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan.
Oleh karena itu Daud mengajak kita untuk bersama-sama memuji Tuhan. Pengalaman Daud adalah Tuhan dapat diandalkan karena Dia adalah Penolong bagi orang tertindas dan Pelindung bagi orang yang dalam mara bahaya. Apakah pengalaman Anda juga demikian? Dapatkah Anda mengingat terakhir kali Tuhan menolong Anda keluar dari kekacauan hidup karena musuh-musuh Tuhan? Sudahkah Anda mengucap syukur dan memuji nama-Nya?
Tentu, pertolongan Tuhan akan kita alami kalau hidup kita sendiri berpaut kepada-Nya, demikian, nasihat Daud. Takut akan Tuhan (10, 12) serta hidup dalam kebenaran dan menjauhi kejahatan (14-15) adalah syarat menerima pertolongan-Nya! Maka mazmur ini selanjutnya menegaskan akan perhatian Tuhan yang ditujukan khusus kepada anak-anak-Nya, yaitu semua orang yang hidup dalam kebenaran serta menjauhi kejahatan.
Kadangkala kita terjepit dalam hidup ini karena ulah musuh. Andalkan Tuhan yang setia bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat. Namun, kalau kita sadar bahwa kita sedang menuai akibat dari ulah kita sendiri, cepatlah minta ampun kepada Tuhan. Terimalah akibat dosa sebagai bagian disiplin dari Tuhan, dan minta belas kasih serta kelepasan dari-Nya. Pasti Tuhan mau menolong!
SH: Mzm 34:1-22 - Respons terhadap Penderitaan (Minggu, 6 September 2015) Respons terhadap Penderitaan
Kebaikan Allah dapat benar-benar dipahami melalui pengalaman di tengah penderitaan, setidaknya itulah yang dipahami oleh...
Respons terhadap Penderitaan
Kebaikan Allah dapat benar-benar dipahami melalui pengalaman di tengah penderitaan, setidaknya itulah yang dipahami oleh Daud. Dalam Mazmur 34 ini, dituliskan bahwa konteksnya adalah ketika Daud berpura-pura gila di depan Abimelekh (1; bdk. 1Sam. 21:10-15).
Dalam 1 Samuel 21:10-15, dijelaskan bahwa Saul berusaha membunuhnya sehingga Daud harus melarikan diri ke Gat. Namun kehadirannya di Gat pun diketahui oleh Raja Gat, yaitu Akhis (nama sesungguhnya) atau Abimelekh (jabatannya, yang artinya ayah dari raja). Lengkap sudah kesulitan yang dihadapi Daud: lari dari Saul yang berusaha membunuhnya, berpisah dari Yonatan-sahabat karibnya, dan berjumpa dengan Akhis yang membenci Daud karena telah membunuh Goliat. Karena itu tidak heran jika Daud merasa gentar (5), malu (6), tertindas dan sesak (7). Ia merasa terjepit, dan tidak ada seorangpun yang dapat diandalkan, selain Tuhan Allahnya. Karena itu, Daud berseru kepada Tuhan (7).
Perhatikanlah bagaimana Daud mengalami kebaikan Tuhan dalam penderitaannya: "Aku mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku dan melepaskan aku..." (5); "...berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan..." (7); "Malaikat Tuhan berkemah..., lalu meluputkan mereka" (8). Daud mengalami kasih Tuhan lebih mendalam justru di tengah penderitaannya. Ia merasakan Tuhan dekat dengan orang yang patah hati dan yang menyelamatkan orang yang remuk jiwanya (19). Karena itu, bukannya mengecam Tuhan atas kesusahan hidupnya, Daud justru memuji Tuhan (2-3), dan mengajak segenap umat membesarkan nama-Nya (4). Setelah mengalami kebaikan Tuhan, hati Daud tidak hanya dipenuhi oleh syukur dan pujian kepada Allah, tetapi juga diresponinya dengan takut akan Tuhan (10a, 10b, 12), yang menunjuk pada ketaatan pada Allahnya. Indah sekali bukan?
Daud merespons penderitaan dengan pujian, dan merespons kebaikan Tuhan dengan ketaatan. Biarlah ini menjadi prinsip rohani bagi kita dalam keadaan apapun, agar kita tetap dekat dan mengalami kasih-Nya senantiasa. [MF]
SH: Mzm 34:1-22 - Kemalangan Orang Benar (Kamis, 23 Agustus 2018) Kemalangan Orang Benar
Daud adalah orang yang diurapi Tuhan menjadi raja Israel untuk menggantikan Raja Saul. Dalam perjalanannya, Daud meninggalkan ...
Kemalangan Orang Benar
Daud adalah orang yang diurapi Tuhan menjadi raja Israel untuk menggantikan Raja Saul. Dalam perjalanannya, Daud meninggalkan padang penggembalaan menjadi seorang prajurit kerajaan yang gagah perkasa. Tanpa cela dia memimpin tentara Israel. Kemenangan demi kemenangan diperolehnya. Karena kecemburuan Raja Saul, nyawa Daud menjadi terancam. Pelarian demi pelarian dijalani oleh Daud. Bahkan berpura-pura gila pun dilakoninya agar ia selamat dari bahaya dan maut.
Memang benar pernyataan Daud dalam ayat 20: "kemalangan orang benar banyak!" Artinya, menjadi orang benar tidak selalu mulus jalannya. Menjadi orang benar bisa membuat orang lain memusuhinya. Ketika kebenaran itu dirasakan menghambat atau merugikan seseorang atau sekelompok orang.
Mazmur Daud ini mengajak orang untuk menyadari konsekuensi menjadi orang benar. Namun bukan dalam nada putus asa, melainkan tetap penuh pengharapan. Sekalipun kemalangan orang benar banyak, Daud mengingatkan bahwa "mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong" (16). Tetapi, kemalangan tidak bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk berhenti menjadi orang benar. Kemalangan tidak boleh dijadikan dasar untuk melakukan hal yang tidak benar. Walaupun kemalangan adalah kenyataan yang harus dihadapi, tetapi menjadi orang benar tetap harus dilakukan.
Tantangan menjadi orang benar pada masa kini sungguh berat. Misalnya, tidak ikut korupsi, dijauhi oleh rekan sekerja karena dianggap menghambat proyek korupsi bersama. Segala kemalangan bisa membuat orang berpikir mencong, "Tak mengapa sesekali tidak berbuat benar. Toh semua orang melakukan hal yang sama." Namun belajar dari Daud, kita diajak untuk bertahan dalam kebenaran karena kita menyadari bahwa Tuhan akan menyertai orang benar.
Doa: Tuhan, memang tidak mudah menjadi orang benar di dunia berdosa ini. Namun, kami berserah kepada-Mu dan bertekad menjalani hidup dengan benar. [THIE]
Utley -> Mzm 34:19-22
Utley: Mzm 34:19-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 34:19-2219(34-20)Kemalangan orang benar banyak. tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; 20(34-21)Ia melindungi sega...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 34:19-22
19(34-20)Kemalangan orang benar banyak. tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; 20(34-21)Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah. 21(34-22)Kemalangan akan mematikan orang fasik. dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman. 22(34-23)TUHAN membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya. dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.
Mazm 34:19-22 bait ini terus penekanan dari yang sebelumnya, namun menekankan hasil yang berbeda antara yang saleh dan bertuhan. Dua yang terakhir bait yang Paralelisme pada tingkat kedua.
- 1. tindakan YHWH terhadap para pengikut setia-Nya
- a. Dia melepaskan mereka dari segala kemalangan mereka yang banyak, ay. Mazm 34:19
- b. Dia melindungi tulang-tulang mereka tidak patah (yaitu, citra untuk kesehatan), ay. Mazm 34:20
- c. Dia membebaskan jiwa (lihat Topik Khusus pada Mazm 19:14) hamba-hamba-Nya, ay. Mazm 34:22a
- d. semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman, ay. Mazm 34:22b
- 2. YHWH tindakan terhadap orang yang tidak setia
- a. Dia akan membinasakan orang jahat ay. Mazm 34:21a (lih. ay. Mazm 34:16)
- b. siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman, ay. Mazm 34:21b
Mazm 34:19 Perlu ada dua poin yang dibuat tentang ayat ini.
- 1. Orang benar telah / sedang / akan menderita di dunia yang jatuh ini (lih. Mazm 37:39; 50:15, Dan 12:1; Mat 5:10-12, Yoh 15:18-21; 16:1-3; 17:14; Kis 14:22; Rom 5:3-4; 8:17,18-23; 2Kor 4:16-18; 6:3-10; 11:23-30; Fili 1:29; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12; Yak 1:2-4; 1Pet 4:12-16).
- 2. Tuhan ada bersama dengan mereka di dalam dan melalui penderitaan-penderitaan ini. Kadang-kadang Dia memilih untuk secara ajaib melepaskan tetapi seringkali Dia tidak (lihat Topik Khusus pada Mazm 30:2). Kehadirannya adalah kebutuhan dan janji terbesar kita. Dia tahu apa yang sedang kita lalui (lih. Kel 3:7).
Mazm 34:20 Pematahan tulang seseorang adalah ungkapan untuk penghakiman Allah (lih. Mazm 51:8; Yes 38:13; Rat 3:4). Oleh karena itu, tidak ada patah tulang adalah ungkapan tidak adanya penghakiman yang diperlukan (yaitu, orang benar).
Ayat ini dikutip dalam Injil Yohanes (lih. Yoh 19:36, bersama dengan Za 12:10 dalam Yoh 19:37) sebagai prediksi profetik. Saya pikir ini lebih baik dipahami sebagai pemahaman tipologis. Mazm 34:20 bukanlah suatu prediksi tentang kematian Mesias tapi tentang suatu janji kesehatan dan kesejahteraan kepada pengikut yang setia.
Disinilah masalahnya, teori hermeneutis menegaskan bahwa maksud asli dari penulis yang diilhami adalah tempat untuk memulai bagaimana memahami naskah, dalam konteks sastra dan sejarah. Ini tentu saja benar. Tapi kita harus memberikan para penulis PB yang terinspirasi hak untuk menggunakan tipologi. Kita tidak dapat mereproduksi metode mereka karena kita tidak terinspirasi, sementara mereka terinspirasi. Jadi, dalam kasus-kasus ini penggunaan PB pasti valid, tetapi sering akan menjadi kejutan bagi si penulis PL.
Topik Teologia -> Mzm 34:22
Topik Teologia: Mzm 34:22 - -- Dosa
Sikap Allah Terhadap Dosa
Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz...
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Faedah Iman
- Pembenaran adalah Faedah dari Iman
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.