Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Mrk 14:37
Full Life: Mrk 14:37 - BERJAGA-JAGA SATU JAM.
Nas : Mr 14:37
Petrus dan murid yang lain lalai untuk berjaga-jaga dan berdoa,
satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan mereka dari kegagalan pada...
Nas : Mr 14:37
Petrus dan murid yang lain lalai untuk berjaga-jaga dan berdoa, satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan mereka dari kegagalan pada saat pencobaan ini (ayat Mr 14:50). Kegagalan dalam kehidupan Kristen kita itu sudah pasti apabila kita tidak berdoa
(lihat cat. --> Kis 10:9
[atau ref. Kis 10:9]
mengenai komitmen untuk berdoa selama satu jam).
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mrk 14:32-42
Matthew Henry: Mrk 14:32-42 - Penderitaan yang Mendalam di Taman Getsemani Penderitaan yang Mendalam di Taman Getsemani (14:32-42)
Perikop ini menceritakan Kristus sedang memasuki gerbang penderitaan-Nya, dimulai dengan ba...
Penderitaan yang Mendalam di Taman Getsemani (14:32-42)
- Perikop ini menceritakan Kristus sedang memasuki gerbang penderitaan-Nya, dimulai dengan bagian yang paling menyedihkan dari semua penderitaan-Nya, yaitu penderitaan jiwa. Di sini diceritakan bahwa Ia mengalami penderitaan yang mendalam. Kisah yang memilukan ini kita dapati juga dalam Injil Matius. Penderitaan yang mendalam ini merupakan perasaan pahit dan rasa mau mati yang bisa dialami orang dalam penderitaan dan kesengsaraan. Tampaknya tidak ada penderitaan yang ditimpakan dengan paksa ke atas-Nya, tetapi penderitaan ini adalah sesuatu yang diterima-Nya dengan sukarela.
- I. Ia pergi menyendiri untuk berdoa. Duduklah di sini (katanya kepada murid-murid-Nya), sementara Aku pergi sedikit lebih jauh, dan berdoa. Belum lama ini Ia berdoa bersama mereka (Yoh. 17), dan sekarang Ia menyuruh mereka untuk beristirahat sementara Ia pergi menjumpai Bapa-Nya untuk suatu perintah khusus yang berkaitan dengan diri-Nya. Perhatikanlah, doa kita bersama-sama dengan keluarga tidak bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan penyembahan pribadi kita. Ketika Yakub menghadapi penderitaannya yang mendalam, pertama-tama ia menyeberangkan keluarganya dan segala miliknya, lalu tinggallah ia seorang diri, dan kemudian di sana ia bergulat dengan seorang laki-laki (Kej. 32:23-24), meskipun ia telah berdoa sebelumnya (ay. 9), yang sangat mungkin, dengan keluarganya.
- II. Bahkan waktu Kristus pergi menyendiri, Ia membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes serta-Nya (ay. 33), tiga saksi yang memenuhi syarat untuk turut mengambil bagian dalam penghinaan yang harus Ia tanggung. Meskipun orang penting biasanya menyembunyikan pergumulan batin mereka, Kristus tidak malu mereka melihat penderitaan-Nya. Ketiga orang inilah yang paling menyombongkan kemampuan dan kesediaan mereka untuk menderita bersama-Nya; Petrus diceritakan dalam pasal ini, sedangkan Yakobus dan Yohanes dalam (Mark 10:39). Karena itulah Kristus membawa mereka untuk berjaga-jaga dan menyaksikan bagaimana hebatnya pergumulan yang Ia hadapi dengan baptisan darah dan cawan pahit itu, supaya mereka bisa diyakinkan bahwa mereka tidak mengerti apa yang mereka katakan. Memang pantaslah bahwa mereka yang sok percaya diri harus menjadi yang pertama yang diuji, supaya mereka bisa menjadi peka akan kebodohan dan kelemahan mereka.
- III. Di sana Ia merasa sangat terganggu secara emosional (ay. 33). Ia mulai merasa sangat takut -- ekthambeisthai, istilah yang tidak digunakan dalam Injil Matius, tetapi sangat penting artinya. Kata ini menunjuk kepada hal yang luar biasa mengerikan yang terjadi dalam kegelapan yang teramat sangat, seperti yang pernah meliputi Abraham (Kej. 15:12), atau bahkan sesuatu yang lebih buruk dan lebih menggentarkan lagi dari itu. Rasa takut yang teramat sangat akan Allah menyerang Yesus, dan Ia berusaha untuk benar-benar merenungkan semua hal itu secara mendalam dan sungguh-sungguh. Belum pernah Ia merasa begitu sedih seperti ketika itu. Belum pernah ada orang yang mendapat pengalaman seperti yang diterima-Nya melalui keabadian perkenan ilahi. Oleh karena itu, belum pernah ada orang yang telah mengalami atau akan merasakan perasaan yang diperoleh-Nya melalui perkenan Ilahi itu. Walaupun begitu, keguncangan yang dialami jiwanya itu tidak sampai membuat-Nya menjadi kacau atau berantakan. Perasaan dan emosi-Nya tidak menjadi terganggu, tetapi tetap terarah sebagaimana seharusnya, sebab Ia tidak memiliki sifat dosa yang bisa merusak emosi itu, seperti yang terjadi pada kita. Bila ada endapan lumpur di dasar air, maka air itu akan tampak jernih bila keadaan sedang tenang, namun air itu akan menjadi keruh bila diguncang-guncang. Begitulah yang terjadi dengan emosi kita. Tetapi, air yang jernih di dalam gelas yang bersih akan tetap jernih meskipun terus diaduk-aduk sedemikan rupa; begitulah halnya dengan Kristus. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa sangat mungkin saat itu Iblis menampakkan diri kepada Juruselamat kita dalam sosok yang kasatmata, dalam rupa dan rona dirinya yang sebenarnya, untuk merongrong dan menakuti-nakuti Dia dan membuat-Nya kehilangan harapan-Nya akan Allah (seperti yang ia maksudkan ketika menyiksa Ayub, yang merupakan sebuah gambaran Kristus, agar Ayub mengutuki Allah dan mati), serta mencegah Dia melanjutkan tanggung jawab-Nya. Apa pun yang menghalangi diri-Nya dari tanggung jawab itu, dianggap-Nya sebagai sesuatu yang berasal dari Iblis (Mat. 16:23). Ketika Iblis mencobai-Nya di padang gurun, dikatakan bahwa Iblis mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik (Luk. 4:13), dengan maksud merencanakan pergulatan lain dengan-Nya dengan cara berbeda. Karena dengan rayuannya ia tidak dapat memperdayai-Nya, ia akan mencoba menggunakan ancaman yang membuat-Nya merasa ngeri dan membatalkan rancangan-Nya.
- IV. Ia mengungkapkan keluhan sedih atas pergolakan ini. Ia berkata, "Hati-Ku sangat sedih."
- . Ia telah dibuat menjadi dosa karena kita, dan karena itu Ia merasa sangat sedih. Ia sangat mengenal keganasan dosa yang harus diderita-Nya. Namun, di samping itu, Ia memiliki kasih yang demikian berlimpah kepada Allah, yang disakiti oleh dosa itu, sekaligus kasih kepada umat manusia yang dirusak dan dibahayakan oleh dosa itu juga. Dan sekarang, ketika semuanya itu terpampang di hadapan-Nya, tidak heran bila hati-Nya merasa sangat sedih tak terbayangkan. Ia dibebani dengan dosa kita, dan disusahkan dengan kesalahan kita.
- . Ia menjadi kutuk karena kita; kutuk hukum Taurat dialihkan kepada-Nya sebagai penanggung dan wali kita, bukan karena pada mulanya Ia terikat pada kita, tetapi karena Ia mau menjadi tebusan atas perbuatan kita. Ketika hati-Nya merasa sangat sedih tak terbayangkan, sesungguhnya Ia menyerah pada kutuk tersebut dan terbaring di bawah bebannya sampai Ia menebus dosa itu dengan kematian-Nya dan dengan demikian menghancurkan semua kutuk itu untuk selama-lamanya. Sekarang Ia merasakan maut (seperti yang dikatakan dalam Ibr. 2:9), yang bukan merupakan sebuah ungkapan yang diperlunak, karena Ia benar-benar merasakannya. Dan bukan itu saja, Ia meminumnya habis bahkan sampai tetes-tetes terakhir dari piala itu. Lebih buruk lagi, Ia bukan menenggaknya sekaligus, melainkan mengecap semua rasa pahitnya. Inilah rasa takut yang dimaksud dalam Surat Ibrani (Ibr. 5:7), suatu rasa takut yang wajar akan rasa sakit dan kematian, yang memang wajar bagi sifat manusia untuk merasa gentar.
- Nah, dengan melihat hati Kristus yang menderita dan rasa duka-Nya untuk kita, semuanya ini seharusnya membuat kita
- (1) Lebih membenci dosa kita. Akankah kita tetap merasa senang atas pikiran dosa, sekecil apa pun itu, setelah kita melihat bagaimana akibat dosa itu ditimpakan ke atas diri Kristus? Apakah kita hanya mau menganggap enteng saja dosa itu dalam hati kita dan membiarkan bebannya dipikul Kristus? Apakah Kristus dibiarkan begitu saja dalam penderitaan yang luar biasa akibat dosa-dosa kita, sedangkan kita sendiri terbebas dari penderitaan itu? Bagaimana lagi kita harus berhadapan dengan Dia yang telah kita dera, yang telah kita tusuk, yang telah kita buat berduka dan berada dalam kepahitan! Sudah sepantasnyalah kita merasa sangat luar biasa berduka karena dosa, sebab Kristus juga merasakan demikian, dan jangan pernah menjadikannya sebagai bahan olokan. Jadi, bila Kristus sudah menderita karena dosa, marilah kita juga melengkapi diri kita dengan pikiran yang sama.
- (2) Untuk menghibur kesedihan kita. Bila suatu ketika hati kita merasa sangat sedih, karena penderitaan masa kini, ingatlah bahwa Guru kita sudah mengalami hal yang sama sebelum kita. Seorang murid tidaklah lebih besar daripada gurunya. Mengapa kita harus mencoba mengusir kesedihan, padahal demi kepentingan kita Kristus justru menerimanya dan menyerahkan diri untuk itu, sehingga dengan cara demikian Ia bukan hanya mencabut sengat kesedihan itu dan membuatnya bisa diterima, tetapi juga memberikan kebaikan ke atasnya dan membuatnya menguntungkan (sebab melalui rupa yang sedih, hati disembuhkan), dan terlebih lagi, Ia menambahkan rasa manis ke dalamnya dan membuatnya menjadi nyaman. Rasul Paulus yang diberkati itu juga sering merasa berduka, namun demikian ia selalu bersukacita. Rasa duka kita yang amat sangat hanya akan berlangsung sampai pada kematian saja; kematian itu akan menjadi titik akhir dari semua dukacita kita, bila Kristus menjadi milik kita; ketika mata tertutup, segala air mata akan dihapuskan dari mata kita.
- V. Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga bersama-Nya, bukan karena Ia memerlukan bantuan mereka, tetapi oleh karena Ia mau supaya mereka memperhatikan Dia dan menerima pengajaran. Ia berkata kepada mereka, "Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Kepada murid-murid yang lain Ia tidak mengatakan apa-apa selain, "Duduklah di sini" (ay. 32). Hanya ketiga murid ini saja yang dimintai-Nya untuk tinggal dan berjaga-jaga, karena Ia mengharapkan lebih banyak dari mereka ini daripada murid-murid lainnya.
- VI. Ia mengarahkan diri-Nya pada Allah melalui doa (ay. 35); Ia merebahkan diri ke tanah dan berdoa. Beberapa saat sebelum kejadian ini baru saja Ia menengadah ke langit untuk berdoa (Yoh. 17:1), tetapi di sini, dalam penderitaan yang mendalam, Ia bersujud dengan muka ke tanah, karena Ia merasa sangat hina pada saat itu, dan dengan begitu Ia mengajarkan kita untuk merendahkan diri kita di hadapan Allah. Kita harus merasa rendah ketika memasuki hadirat Yang Mahatinggi.
- . Sebagai Manusia, Ia menghindari penderitaan-Nya dengan berdoa supaya sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya (ay. 35); "Penderitaan singkat tetapi berat ini, yang sekarang pada jam ini sedang Aku masuki, sekiranya mungkin, biarlah berlalu saja, supaya biarlah keselamatan manusia terjadi tanpa melaluinya." Di sini Kristus memakai kata-kata yang persis diucapkan-Nya (ay. 36), "Ya Abba, ya Bapa." Kata dari bahasa Siria yang dipakai Kristus ini tetap dipertahankan di sini. Kata ini berarti Bapa, yang mengisyaratkan apa yang menjadi perhatian utama Tuhan Yesus dalam penderitaan-Nya, dan yang harus menjadi perhatian kita juga. Dengan mata yang tertuju kepada hal yang sama, Rasul Paulus juga menggunakan kata yang sama, dan mengajarkan semua mulut yang telah menerima Roh yang menjadikan mereka anak Allah untuk berseru, "Ya Abba, ya Bapa" (Rm. 8:15; Gal. 4:6). Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu. Perhatikanlah, meskipun kita tidak punya harapan sesuatu akan terjadi pada kita, kita harus percaya bahwa Allah mampu melakukannya. Dan, bila kita menyerah pada kehendak-Nya dan memasrahkan diri kita kepada kebijaksanaan dan belas kasihan-Nya, kita harus melakukannya dengan percaya dan mengakui kuasa-Nya, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Dia.
- . Sebagai Pengantara, Ia setuju dan tunduk pada kehendak Allah mengenai hal itu, "Tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki. Aku tahu hal ini telah ditetapkan, dan tidak bisa diubah lagi, Aku harus menderita dan mati, dan Aku menerimanya."
- VII. Ia membangunkan murid-murid-Nya yang jatuh tertidur sementara Ia sedang berdoa (ay. 37-38). Ia datang untuk menjaga mereka, karena mereka tidak menjaga-Nya; dan mendapati ketiganya tertidur. Mereka tidak begitu terpengaruh dengan penderitaan, keluh-kesah, dan doa-doa-Nya. Ketidakpedulian mereka ini menjadi pertanda bagi kesalahan mereka berikutnya dalam meninggalkan Dia. Hal ini sangat menyakitkan hati-Nya, sebab Ia baru saja memuji mereka untuk tetap tinggal bersama-sama dengan Dia dalam segala pencobaan yang Ia alami, meskipun mereka bukannya tanpa kesalahan. Bagaimana mungkin Ia begitu menginginkan mereka untuk berbuat sebaik mungkin, namun mereka sendiri malah bersikap acuh dalam mengikuti-Nya? Belum juga lama mereka berjanji untuk tidak terguncang iman mereka akan Dia, namun! pada kenyataannya mereka kurang peduli dengan Dia. Secara khusus Ia mencela Petrus karena mengantuk, "Simon, sedang tidurkah engkau?" Kai sy teknon -- "Bagaimana dengan engkau, anak-Ku? Engkau yang berjanji sedemikian rupa untuk tidak akan menyangkali Aku, apakah engkau sedemikian meremehkan Aku? Dari engkaulah Aku mengharapkan banyak hal yang baik. Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?" Ia tidak memintanya untuk berjaga-jaga sepanjang malam bersama-Nya, hanya satu jam saja. Kristus tidak membebani kita dengan tugas yang berat atau menyusahkan kita dengan beban sampai melemahkan kita dalam melayani Dia, yang hanya sebentar saja waktunya (Yes. 43:23). Ia tidak menaruh beban lain kepada kita selain berpeganglah yang erat sampai Dia datang kembali (Why. 2:24-25); dan lihatlah, Ia datang segera (Why. 3:11).
- Seperti halnya mereka yang dikasihi-Nya akan dihajar oleh-Nya, demikian pula mereka yang dihajar-Nya, juga akan dinasihati dan dihibur oleh-Nya.
- . Sungguh nasihat yang sangat bijaksana dan tepat yang disampaikan Kristus kepada murid-murid-Nya, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan" (ay. 38). Tertidur ketika Kristus sedang menghadapi penderitaan maut sudah merupakan hal yang buruk, tetapi, lebih dari itu, mereka ini justru masuk lebih jauh lagi ke dalam pencobaan. Jika mereka tidak meneguhkan diri mereka sendiri dan berdoa minta anugerah serta kekuatan dari Allah, mereka akan melakukan hal yang lebih buruk lagi. Dan itulah yang mereka lakukan, ketika mereka semua meninggalkan Dia dan melarikan diri.
- . Tetapi betapa dengan baik hati dan lembutnya Kristus memberikan maaf kepada mereka, "Roh memang penurut; Aku tahu ini, roh itu memang selalu siap, selalu bergerak maju; walaupun sebenarnya kamu ingin tetap terjaga, tetapi kamu tidak mampu." Inilah yang menjadi alasan mengapa Ia memberikan teguran itu, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, karena meskipun roh memang penurut, Aku menjamin hal itu (kamu memang sungguh-sungguh bertekad untuk tidak terguncang imannya karena Aku), tetapi daging itu lemah, dan bila kamu tidak berjaga dan berdoa serta bertekun di dalamnya, kamu bisa dikalahkan." Pertimbangan tentang kelemahan dan kekurangan daging kita harus menjadi sesuatu yang mendorong dan mendesak kita untuk berdoa dan berjaga-jaga ketika kita sedang berada dalam pencobaan.
- VIII. Ia kembali mengarahkan diri-Nya kepada Bapa-Nya (ay. 39); lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan, ton auton logon -- kata, atau hal, atau persoalan, yang sama itu juga. Ia mengutarakan maksud yang sama, dan kembali lagi untuk ketiga kalinya. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa orang harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk. 18:1). Meskipun jawaban doa itu tidak segera datang, kita harus tetap memperbarui permohonan kita, dan bertekunlah dalam doa; sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu (Hab. 2:3). Ketika Rasul Paulus digocoh oleh utusan Iblis, ia berseru kepada Tuhan sampai tiga kali, sama seperti yang dilakukan Kristus di sini, sebelum ia mendapat jawaban yang penuh damai sejahtera (2Kor. 12:7-8). Beberapa saat sebelum kejadian ini, saat jiwa-Nya sedang gundah, Ia berdoa, "Bapa, muliakanlah nama-Mu!", dan Ia segera menerima jawaban berupa suara dari sorga, "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi." Tetapi sekarang Ia harus datang untuk kedua kali dan ketiga kali, karena datangnya anugerah Allah sebagai jawaban doa bisa segera atau bisa juga nanti sesuai kehendak hati-Nya, dengan maksud agar kita tetap bergantung pada-Nya.
- IX. Ia kembali menemui murid-murid-Nya. Dengan demikian Ia memberikan contoh kepedulian-Nya yang terus-menerus atas gereja-Nya di atas muka bumi ini, bahkan ketika gereja ini dalam keadaan setengah tidur dan tidak peduli terhadap dirinya sendiri, Ia tetap menaikkan doa syafaat bagi mereka kepada Bapa-Nya di sorga. Perhatikan bagaimana sebagai Pengantara, Kristus terus bolak-balik di antara Bapa-Nya dan murid-murid-Nya. Ia kembali menjenguk murid-murid-Nya untuk kedua kalinya dan mendapati mereka sudah tertidur lagi (ay. 40). Perhatikan bagaimana kelemahan murid-murid Kristus menghinggapi mereka kembali, sebesar apa pun tekad mereka, dan mengalahkan mereka, seberapa pun hebatnya mereka bertahan. Betapa tubuh jasmani kita ini menjadi beban bagi jiwa kita; jadi, seharusnya ini mendorong kita untuk semakin merindukan keadaan penuh berkat di mana tidak ada lagi beban yang menghalangi kita. Untuk kedua kalinya Ia mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak tahu jawaban apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Mereka merasa malu atas keadaan mereka yang tengah mengantuk dan tidak mempunyai apa-apa yang bisa dipakai sebagai alasan. Bisa juga mereka begitu dikuasai oleh rasa kantuk, sampai, seperti orang yang berada dalam keadaan antara tidur dan terjaga, mereka tidak tahu lagi di mana mereka sedang berada atau apa yang telah mereka katakan. Tetapi, ketika Ia kembali untuk ketiga kalinya, mereka disuruh-Nya tidur jika mereka mau (ay. 41); "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Aku tidak memerlukan kamu untuk berjaga-jaga bagi-Ku lagi, kamu boleh tidur jika kamu mau." Cukuplah, perkataan ini tidak kita dapati dalam Injil Matius. "Kamu sudah cukup diperingatkan untuk tetap berjaga-jaga, tetapi kamu tidak mau melakukannya; dan sekarang kamu akan menyadari betapa tidak amannya kamu." Apekei, Aku membebaskan kamu dari tugas selanjutnya untuk berjaga-jaga, begitulah yang dipahami oleh beberapa orang. "Sekarang saatnya sudah tiba, di mana Aku tahu bahwa kamu semua akan meninggalkan Aku, dan bahkan mengambil jalanmu sendiri-sendiri;" sama seperti yang dikatakan-Nya kepada Yudas, Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera. Anak Manusia sekarang diserahkan ke dalam tangan orang-orang berdosa, imam-imam kepala dan tua-tua; mereka ini merupakan orang-orang yang paling buruk di antara segala orang berdosa, karena mereka membuat kekudusan sebagai alat untuk mencari uang. "Ayo, bangunlah, jangan tidur-tiduran saja di sana. Marilah kita pergi dan menyongsong musuh kita, karena lihatlah, dia yang menyerahkan Aku sudah dekat, dan Aku tidak boleh melarikan diri." Bila kesukaran sudah menghadang di depan pintu, kita harus bangkit dan bersiap diri untuk menghadapinya.
SH: Mrk 14:32-52 - Berdoa dalam pergumulan (Senin, 14 April 2003) Berdoa dalam pergumulan
Misi Yesus untuk menggenapi rencana Allah, semakin mendekati
masa penggenapan. Menghadapi saat-saat ini, Yesus juga mera...
Berdoa dalam pergumulan
Misi Yesus untuk menggenapi rencana Allah, semakin mendekati masa penggenapan. Menghadapi saat-saat ini, Yesus juga merasakan takut dan gentar. Ia bergumul dengan ketakutan dan kegentaran- Nya. Namun, Ia juga mengetahui bahwa Allah itu adalah Bapa yang maha kuasa. Begitu besar kuasa-Nya sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Sesungguhnya permohonan Yesus ini menggambarkan bahwa sebagai manusia Ia merasa takut dan gentar, karena merasakan beratnya penderitaan yang Ia akan alami. Walau demikian, Ia menyatakan ketaatan-Nya yang mutlak kepada rencana Allah. Yesus mengetahui bahwa jika Allah sudah berkehendak, tidak ada kuasa apa pun yang dapat menggagalkan. Meski harus menanggung penderitaan Yesus harus menggenapi rencana Allah. Para murid yang seharusnya berjaga-jaga dan berdoa agar memahami pergumulan Yesus, mengecewakan-Nya. Mereka tidak mampu bergumul bersama Yesus dalam menghadapi penderitaan itu.
Pesan untuk tetap berjaga-jaga dan berdoa, juga ditujukan kepada kita, murid-murid Yesus masa kini. Namun dalam pelaksanaannya kita sering tergoda untuk mengutamakan keinginan hawa nafsu kita dari pada mengikuti kehendak Allah. Lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri dari pada taat kepada kehendak Allah. Jika kita menyikapi pesan Yesus dengan cara seperti ini dapat dipastikan bahwa kita tidak akan mampu berjaga dan berdoa bersama Yesus, apalagi merasakan penderitaan-Nya dalam pergumulan untuk keselamatan kita. Coba kita renungkan dan hayati, pesan Yesus untuk "Berjaga-jaga dan berdoa supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan." Artinya, Yesus memperingatkan kita bahwa pencobaan merupakan usaha terakhir dari kuasa Iblis melawan Yesus, dan para pengikut-Nya.
Renungkan: Sikap berjaga dan berdoa, adalah sikap yang benar dari seorang murid dalam menyongsong masa depan.
SH: Mrk 14:32-42 - Taat kehendak Bapa (Kamis, 2 April 2009) Taat kehendak Bapa
Apa yang membedakan Tuhan Yesus dari para murid dalam menghadapi
cawan kehendak Allah? Karena Dia memiliki pilihan untuk meno...
Taat kehendak Bapa
Apa yang membedakan Tuhan Yesus dari para murid dalam menghadapi cawan kehendak Allah? Karena Dia memiliki pilihan untuk menolak cawan pahit tersebut, tetapi menyerahkan pilihan itu pada kehendak Bapa. Yesus memilih untuk taat dan menundukkan diri pada rencana Bapa. Bukan pilihan yang mudah dan juga bukan pilihan tanpa pergumulan, karena kehendak Bapa adalah Yesus menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Itu sebabnya sampai tiga kali Yesus berdoa (ayat 36, 39, 41). Sementara para murid tertidur bukan hanya karena rasa kantuk yang tak tertahankan, tetapi juga karena mereka tidak menyelami pergumulan Guru mereka.
Para murid sebenarnya tidak punya pilihan karena hidup mereka adalah anugerah. Anugerah yang mereka peroleh karena pilihan Kristus untuk taat pada Bapa demi keselamatan mereka. Hidup mereka sekarang adalah milik Kristus dan milik Allah Bapa. Oleh karena itu yang ada pada para murid seharusnya hanyalah ucapan syukur dan penyerahan diri serta ketundukan mutlak kepada rencana Allah! Maka nasihat Tuhan Yesus agar mereka berdoa dan berjaga-jaga sungguh tepat karena mereka akan mengalami pencobaan untuk menolak rencana Allah demi memenuhi kepentingan diri sendiri (ayat 38).
Pergumulan Yesus di taman Getsemani tidak mungkin terulang pada diri para murid-Nya masa kini, karena hakikat pergumulan itu berbeda. Yesus bukan berperang melawan kedagingan. Perjuangan kita adalah melawan sikap hidup yang berpusat pada diri sendiri karena kita adalah milik Allah. Bukan perjuangan yang mudah karena selain diri sendiri, Iblis pun tidak ingin kita taat pada Allah. Ia akan memakai segala daya, termasuk bujuk rayu dunia untuk membawa kita kepada pilihan-pilihan yang meleset seakan layak untuk dipertimbangkan. Ingat hidup yang sudah ditebus menjadi milik Kristus adalah hidup yang hanya mengenal kata, "Kehendak-Mu Bapa yang jadi, bukan kehendakku."
SH: Mrk 14:32-42 - Bersandar pada Allah (Kamis, 29 Maret 2012) Bersandar pada Allah
Apa yang membuat Yesus memiliki keberanian untuk menghadapi penderitaan yang berat, bahkan untuk menyerahkan nyawa-Nya? Beratnya...
Bersandar pada Allah
Apa yang membuat Yesus memiliki keberanian untuk menghadapi penderitaan yang berat, bahkan untuk menyerahkan nyawa-Nya? Beratnya penderitaan itu digambarkan melalui pergumulan Yesus di dalam doa, sampai tiga kali Ia mengucapkan doa yang sama. Karena itu Ia juga merasa takut dan gentar (33), bahkan sangat sedih. Kesedihan yang mendalam terungkap melalui perkataan "..seperti mau mati rasanya.." (34). Apa yang Ia lakukan untuk menghadapi kegentaran dan kesedihan itu?
Yesus berdoa! Ia merebahkan diri ke tanah dan meminta Bapa untuk mengambil cawan penderitaan yang harus Dia hadapi. Ia tahu bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, walaupun bukan segala sesuatu merupakan kehendak Allah (36). Karena itu Ia menyampaikan permohonan sekaligus menyerahkan diri-Nya dengan penuh ketaatan pada kehendak Bapa. Ia memohon agar Ia sendiri melakukan apa yang dikehendaki Allah, sekali pun itu berarti kematian. Ketergantungan total dan bersandar penuh pada kehendak Allah inilah yang menjadi sumber keberanian Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya.
Hal ini berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh para murid. Dalam perikop sebelumnya kita tahu bahwa mereka lebih yakin pada kekuatan diri sendiri. Sayangnya, ketika Yesus meminta mereka untuk menemani Dia berdoa dan berjaga-jaga, mereka tidak sanggup menunjukkan kekuatan mereka. Mereka jatuh tertidur (37, 40, 41). Hal ini membuktikan bahwa apa yang dikatakan Yesus adalah benar, roh memang penurut tetapi daging lemah (38).
Hanya dengan bersandar kepada Allah manusia dapat menghadapi penderitaan maupun ujian iman lainnya. Semakin berat penderitaan yang kita hadapi, hendaknya makin kuat kita berpegangan pada Tuhan. Mari kita sampaikan seluruh beban penderitaan kita kepada-Nya dan serahkan juga diri kita dengan penuh ketaatan. Hanya dengan mengandalkan Tuhan, kita akan berani menyangkal diri kita dan tetap percaya pada Tuhan dalam ketaatan kita kepada-Nya.
SH: Mrk 14:32-42 - Jadilah KehendakMu, Bukan Kehendakku (Kamis, 17 Maret 2016) Jadilah KehendakMu, Bukan Kehendakku
Menjelang penyalibanNya, Yesus berdoa di taman Getsemani (32). Markus menggambarkan pergumulan Yesus dengan sang...
Jadilah KehendakMu, Bukan Kehendakku
Menjelang penyalibanNya, Yesus berdoa di taman Getsemani (32). Markus menggambarkan pergumulan Yesus dengan sangat tajam: Ia sangat takut dan gentar (33), hati-Nya sangat sedih seperti mau mati rasanya (34), Ia berdoa sungguh-sungguh sampai merebahkan diri ke tanah (35). Apakah ini artinya Ia ingin mundur dari karya penyaliban itu? Tidak. Yohanes 12:27 membuktikan betapa Yesus tahu jelas apa yang harus Ia hadapi dan Ia tidak berencana mundur. Lalu mengapa Yesus meminta agar cawan itu berlalu daripada-Nya?
Mari kita meninjaunya dari sisi relasi. Yesus dan Bapa memiliki relasi yang sangat intim, dekat, dan penuh kasih (Mat. 11:27; Yoh. 3:35; 10:1517, 30, 38). Tapi apa yang akan terjadi di salib? Allah Bapa harus memalingkan wajah-Nya karena Yesus menanggung seluruh cawan murka Allah yang seharusnya kita tanggung. Begitu gentarnya, hingga malaikat pun tidak bisa menguatkan hati Yesus (Luk. 22:43) dan peluhNya menjadi seperti titik darah yang menetes (Luk. 22:44). Yesus tahu bahwa di salib itulah Ia akan berteriak: "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mrk. 15:34). Inilah puncak penderitaan Yesus, yaitu ketika Allah Bapa memalingkan wajah dari-Nya. Belum lagi ditambah dengan kegelapan yang meliputi seluruh daerah itu dan tabir Bait Allah terbelah (Mrk. 15:33, 38). Meski demikian, Yesus mengakhiri doanya dengan sikap penyerahan total pada kehendak Bapa (36). Artinya, Ia rela terpisah dengan Allah Bapa demi menebus dosa kita dan menanggung cawan murka Allah.
Ironisnya, kita umat yang telah ditebus-Nya sering menganggap enteng hubungan kita dengan Allah. Kita tidak mau peduli dengan kondisi kerohanian kita. Kita tidak mau tahu apa kehendak-Nya. Kita justru sibuk memenuhi kehendak sendiri. Kiranya firman hari ini menjadi teguran yang tajam bagi kita semua. Yesus rela jauh dari Bapa agar kita dekat dengan-Nya.
Renungkan: Marilah kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara membangun kedekatan kita dengan Allah. [MF]
SH: Mrk 14:32-42 - Kepasrahan Total (Jumat, 23 Maret 2018) Kepasrahan Total
Getsemani adalah tempat yang sangat disukai Yesus (Luk. 22:39). Tujuannya pergi ke sana adalah menata hati untuk menyambut cawan pen...
Kepasrahan Total
Getsemani adalah tempat yang sangat disukai Yesus (Luk. 22:39). Tujuannya pergi ke sana adalah menata hati untuk menyambut cawan penderitaan yang harus direguk-Nya. Kepada para murid-Nya Yesus berterus terang bahwa Dia sungguh ingin berdoa (32). Doa menjadi senjata utama Yesus dalam mengatasi kegentaran-Nya (33).
Menarik disimak bahwa Yesus tidak menyembunyikan kesedihan-Nya di hadapan para murid terdekat-Nya. Ia tidak berusaha memperlihatkan diri sebagai pribadi yang tegar tiada takut. Ia sungguh sedih, dan itu diceritakan-Nya secara terbuka. Yesus tidak bersikap pura-pura hebat. Ia bersikap jujur. sejatinya, Itu jugalah kunci utama doa.
Kisah Getsemani adalah kisah kejujuran. Yesus mengaku di hadapan Bapa betapa Dia ingin melepaskan diri dari tanggung jawab yang harus dipikul-Nya. Ia tahu bahwa segala sesuatu mungkin bagi Bapa (36). Kalau Bapa berkehendak, kisah penyangkalan, pengkhianatan, dan keterpisahan-Nya dari Bapa melalui kisah penyaliban tidak akan pernah terjadi.
Kisah Getsemani adalah juga kisah ketaatan. Sang Anak memiliki keinginan dan hal itu disampaikan-Nya secara terus terang. Namun, Yesus tidak memaksakan keinginan itu kepada Bapa-Nya. Ia tahu bahwa misi-Nya di dunia adalah menebus dosa umat manusia dan menanggung murka Allah. Karena itu, jalan ketaatan menjadi jalan yang dipilih-Nya.
Kisah Getsemani juga kisah kepercayaan. Perkataan Yesus-"janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki"-memperlihatkan kepercayaan-Nya bahwa kehendak Bapa sungguh sempurna. Kepasrahan kepada Bapa menjadi satu-satunya pilihan yang harus diambil. Kepasrahan merupakan buah kepercayaan.
Karena itu, Sang Guru tidak begitu gusar atau marah melihat para murid tertidur dan tak sanggup menemani-Nya dalam doa. Ketika para murid terbangun dan merasa bersalah, Yesus malah menyuruh mereka tidur kembali dan beristirahat (41). Sikap semacam itu tampaknya merupakan buah dari kepasrahan total kepada Bapa! [YM]
SH: Mrk 14:32-42 - Temani Aku (Jumat, 22 Maret 2024) Temani Aku
Umumnya, ketika kita mengalami pergumulan, kita mencari teman yang mau ada bersama kita. Dia tidak perlu banyak berbicara karena yang kita...
Temani Aku
Umumnya, ketika kita mengalami pergumulan, kita mencari teman yang mau ada bersama kita. Dia tidak perlu banyak berbicara karena yang kita butuhkan bukan ceramah, melainkan afirmasi bahwa kita diterima dan dihargai.
Mungkin itulah yang dirasakan oleh Yesus. Di puncak beban berat karena penganiayaan yang akan diderita, Yesus membutuhkan teman. Ia hendak berdoa dan mencurahkan isi hati-Nya kepada Sang Bapa (32). Namun, Ia juga membutuhkan kehadiran murid-murid-Nya. Kehadiran para murid terdekat-Nya untuk turut berjaga dan berdoa menjadi sangat berarti bagi Yesus saat itu. Itulah sebabnya, Dia mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk menemani-Nya (33-34).
Kita sebagai manusia biasa juga senantiasa membutuhkan teman. Ada waktu-waktu tertentu dalam hidup yang tak dapat kita jalani sendirian. Ada kalanya hidup terasa berat dan kita ingin berhenti saja. Pada saat seperti itu, kehadiran teman menjadi sangat penting. Kita memerlukan seseorang berada di dekat kita atau bersama kita, sehingga kita tidak merasa sendirian. Jangan ragu mencari teman. Jangan ragu meminta pertolongan seseorang untuk menemani. Tak perlu kita takut terlihat lemah karena mencari pertolongan. Manusia tak selamanya kuat.
Pada saat yang sama, tak perlu kita ragu untuk menjadi teman bagi sesama. Ada waktunya kehadiran kita dibutuhkan oleh orang lain. Jangan sampai kita menjadi egois dengan enggan menemani sesama. Tak perlu kita pandai menasihati, sebab sering kali yang lebih dibutuhkan adalah kehadiran dan doa kita bersamanya.
Dalam puncak pergumulan berat-Nya, Yesus tak ragu meminta murid-murid-Nya untuk menemani Dia. Betapa berharganya kehadiran seorang teman untuk bertahan di tengah masa penderitaan berat.
Jangan abaikan kebutuhan kita untuk ditemani. Juga janganlah kita menghindari permintaan sesama kita ketika orang itu membutuhkan kita untuk menemaninya. Tuhan hadir melalui seseorang yang bersedia menjadi teman bagi sesamanya. Kiranya orang itu adalah kita semua. [KRS]
Utley -> Mrk 14:32-42
Utley: Mrk 14:32-42 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:32-4232 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Ny...
NASKAH NASB (UPDATED): Mr 14:32-42
32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." 35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. 36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." 37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? 38 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." 39 Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. 40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. 41 Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 42 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Mr 14:32 "Getsemani" "Getsemani" berarti "pemeras minyak" dalam bahasa Ibrani. Ini rupanya adalah sebuah taman pribadi di luar batas kota Yerusalem di Bukit Zaitun. Memiliki taman di dalam kota merupakan hal yang tidak diperbolehkan karena pupuk kandang yang diperlukan untuk tanaman akan membuat kotamenjadi najis secara seremonial. Tampaknya Yesus cukup sering datang ke taman ini. Bahkan ada kemungkinan selama Minggu Penderitaan ia berkemah di sini dengan murid- murid-Nya. Yudas mengenal tempat itu dengan baik.
□ ""Duduklah di sini, sementara aku berdoa" Di paralelnya dalam Mat 26:41 dan Luk 22:40 Yesus meminta mereka untuk berdoa agar mereka tidak akan masuk ke dalam pencobaan.
Mr 14:33 "Dia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya" Ini adalah lingkaran dalam kepemimpinan di antara para murid. Mereka hadir dengan Yesus di beberapa acara-acara khusus ketika murid-murid lainnya tidak. Rupanya hal ini mengakibatkan adanya pelatihan khusus namun sekaligus juga kecemburuan pada bagian dari murid-murid lainnya. Persisnya mengapa Yesus memiliki lingkaran dalam tidak pasti. Daftar ke Dua Belas Murid selalu dalam empat kelompok dari tiga orang. Kelompok ini tidak pernah berubah. Ada kemungkinan bahwa kelompok ini membentuk jadwal bergantian bagi para murid untuk pulang secara berkala dan mengunjungi keluarga mereka. Lihat Topik Khusus pada Mr 3:16.
- NASB "mulai menjadi sangat tertekan dan susah"
- NKJV "dia mulai susah dan sangat tertekan"
- NRSV "mulai tertekan dan gelisah"
- TEV "Tekanan dan kegentaran meliputinya"
- NJB "sangat takut dan gentar"
Yesus berada dalam keadaan kecemasan yang dalam! Ini adalah istilah yang kuat dalam bahasa Yunani. Sebagai pembaca modern kita berada di tanah yang sangat suci di dalam taman ini sebagaimana kita melihat Anak Allah di saat yang mungkin paling rentan bagi-Nya sebagai manusia. Yesus pasti telah megnhubungkan catatan ini pada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Rupanya ini dimaksudkan untuk bisa membantu bagi mereka yang menghadapi godaan dan bagi mereka yang berusaha untuk memahami penderitaan dan harga pengalaman Kalvari Yesus.
□ "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya" Ini adalah pernyataan tegas yang mencengangkan mengenai perhatian, ketakutan, dan kesedihan pada diri Yesus. Meskipun naskah ini sendiri tidak memberikan alasannya, sepertinya apa yang ditakutkan Yesus adalah gangguan dalam persekutuan intim yang selalu diketahui-Nya dengan Bapa. Hal ini ditandai oleh kata-kata Yesus di Mr 15:34. Ini adalah salah satu saat yang paling manusiawi yang diijinkan untuk kita saksikan dalam perjuangan iman Yesus.
Ini merupakan ungkapan Perjanjian Lama (lih. Mazm 42:5) yang menyatakan intensitas luar biasa yang terlibat dalam penebusan manusia berdosa. Seluruh Mazm 42 mencerminkan pengalaman penolakan dan kematian yang dialami Yesus seperti halnya Mazm 22. Sesuatu dari perjuangan tersebut dapat dilihat di paralelnya di Luk 22:43-44 (meskipun UBS4 memberi peringkat atas pengabaian mereka "A" [pasti]), yang mencatat bahwa seorang malaikat datang untuk melayani-Nya dan Ia berkeringat tetesan besar darah. Kemenangan atas si jahat itu dimenangkan di sini, di taman ini. Ketersembunyian dari godaan setan dalam Mat 4 dan komentar Petrus yang seharusnya membantu, tetapi malah sangat merusak, di Mat 16:22, sepenuhnya terungkap dalam perikop ini.
□ "Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE IMPERATIVE yang diikuti oleh sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Mereka bertugas jaga mengawasi Yudas dan masa, namun mereka tertidur!
Mr 14:35 "merebahkan diri ke tanah dan berdoa" Ini adalah dua IMPERFECT. Biasanya ini bentuk kalimat ini berarti tindakan berkelanjutan di masa lalu, tetapi jelas ini tidak mungkin apa yang dimaksudkan di sini. Penggunaan khas yang lain dari bentuk kata kerja Yunani ini adalah awal dari suatu tindakan di masa lalu. Berdoa bersujud menunjukkan emosi yang dalam.
Mr 14:35 "sekiranya mungkin" Ini adalah sebuah FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar dari sudut pandang si penulis. Yesus tahu YHWH mampu melakukan apapun (lih. ay. Mr 14:36, "segala sesuatu mungkin bagi-Mu!").
□ "saat itu"
□ "saat itu lalu dari pada-Nya" Ini adalah sebuah AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE. Yesus menegaskan bahwa YHWH mampu melakukan apa pun dan Yesus berharap bahwa Ia mungkin dihindarkan dari salib (lih. ay. Mr 14:36). Hal ini tepatnya godaan setan di padang gurun, lih. karya James Stewart Kehidupan dan Pengajaran Yesus Kristus, hal. 39-46). Dari Mat 26:39,42,44 dan Mr 14:39,41 kita belajar bahwa Yesus mendoakan doa yang sama ini tiga kali, yang merupakan cara Yahudi untuk menunjukkan intensitas.
Mr 14:36 "Abba" Ini adalah istilah bahasa Aram untuk panggilan akrab anak-anak kepada ayah mereka di rumah, ayah, bapak, papa, papi, dll. Yesus mengenali keintiman keluarga dengan YHWH (lih. Ibr 1:2; 3:6; 5:8; 7:28). Kematian-Nya akan menyediakan keintiman ini kepada kita.
Konteks ini adalah satu-satunya waktu digunakannya kata bahasa Aram Abba (yaitu, dalam naskah Yunani) oleh Yesus. Yesus menyatakan perjuangan intens yang dihadapi-Nya dalam saat pencobaan kedagingan ini (yaitu, Dia menggambarkan emosi-Nya yang intens; Dia rebah di tanah; Dia berdoa tiga kali). Di sini Ia memainkan kartu truf-Nya, kesempatan terbaik- Nya untuk mengubah pikiran Bapa tentang Kalvari. Dia memanggil YHWH dengan istilah keluarga paling intim! Tapi tetap setiap doa diakhiri dengan "bukan kehendak-Ku saya, tapi kehendak-Mu." Allah Bapa menunjukkan kasih-Nya bagi manusia yang jatuh dengan tidak menanggapi kehendak Yesus yang dinyatakan. Perlu adanya korban yang utama bagi dosa, tapi hal itu tidak mudah atau tanpa harga yang mahal, baik secara emosional maupun fisik, bagi Yesus dan bagi Bapa!
Yesus mengenal kita karena Dia tahu semua godaan kemanusiaan (namun tanpadosa). Ketakutan dan kengerian dan kepatahan semangat dan kekecewaan bukanlah dosa! Kemenangan tersebut telah dimenangkan di Getsemani.
□ "Bapa" Injil Markus sering menggunakan kata-kata dan frasa bahasa Aram (lih. Mr 3:17; 5:41; 7:34; 14:36; 15:34). Bahasa Aram adalah bahasa lisan dari Yesus dan para murid. Markus menterjemahkan tiap-tiap kata ini, yang menunjukkan bahwa ia tidak menulis untuk para pembaca Yahudi, melainkan pembaca bukan Yahudi, mungkin Romawi karena semua istilah dan frasa Latin yang ditemukan dalam Markus. Lihat Topik Khusus: Bapa pada Mr 13:32.
□ "cawan ini" Ini adalah metafora PL untuk nasib seseorang (lih. Mazm 16:5; 23:5; Yer 51:2; Mat 20:22). Ini biasanya digunakan dalam pengertian (yaitu, negatif) penghakiman (lih. Mazm 11:6; 75:8, Yes 51:17,22; Yer 25:15-16,27-28; 49:12; Rat 4:21; Yeh 23:31-33; Hab 2:16). Ungkapan ini sering dikaitkan dengan kemabukan, yang merupakan metafora PL lain lagi untuk penghakiman (lih. Ayub 21:20; Yes 29:9; 63:6, Yer 25:15-16,27-28). Yesus ingin keluar! Ketakutan bukanlah dosa. Dia menghadapi ketakutan dengan iman, demikian pulaah seharusnya kita!
□ "tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki" KATA GANTI "Aku" dan "Engkau" berada di POSISI YANG TEGAS dalam bahasa Yunani. Ini penyerahan Yesus yang berkelanjutan pada kehendak Bapa. Dalam konteks ini kemanusiaan dan iman yang sejati dari Yesus bersinar-sinar! Meskipun sifat kemanusiaan-Nya berseru untuk kebebasan, hati-Nya terarah pada pemenuhan kehendak Bapa dalam penebusan dosa (lih. Mr 10:45; Mat 26:39).
Mr 14:37,40 "mendapati mereka sedang tidur" Murid-murid ini juga telah jatuh tertidur selama Pemuliaan Yesus (lih. Mat 26:43 dan Luk 9:32). Mereka bukannya jahat atau bahkan tak peduli, tapi hanyalah manusia biasa! Sebelum kita terlalu cepat untuk mengutuk para murid, mari kita perhatikan bahwa dalam Luk 22:45 frasa "mereka tidur dari kesedihan" menggambarkan bahwa mereka tidak dapat menanggung rasa sakit nubuat Yesus tentang kematian-Nya sendiri dan terpencarnya mereka setelah itu. Meskipun Yesus rindu sekali untuk memiliki persekutuan dan syafaat manusia di saat krisis terbesar di dalam hidup-Nya, Ia harus menghadapi saat ini sendirian, dan Ia menghadapinya bagi semua orang percaya!
Mr 14:37 "Simon" Ini adalah satu-satunya kesempatan Yesus memanggilnya "Simon" karena Dia telah mengganti namanya di Mr 3:16. Batu karang (yaitu, Petrus) sama sekali tidak stabil, tidak yakin, dan tidak dapat dipercaya. Petrus pasti mengingat penggantian nama "terbalik" dengan sangat menyakitkan. Saya yakin bahwa dia memahami artinya!
Mr 14:38 "Berjaga-jagaah dan berdoalah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dan sebuah PRESENT MIDDLE
(deponent) IMPERATIVE. Konteks berikut ini mengungkapkan si musuh.
□ "supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan" Ada beberapa teori tentang apa yang dirujuk oleh kata "pencobaan" dalam konteks ini:
- 1. nubuatan yang baru saja diberikan oleh Yesus dalam ay. Mr 14:27
- 2. para murid yang tertidur dan bukannya berdoa, ay. Mr 14:37,40
- 3. pembelotan para murid Yesus dalam ay. Mr 14:56
- 4. penyangkalan Petrus dalam ay 69-75
- 5. pengadilan-pengadilan pemerintah atau agama (lih. Mat 5:10-12; Yoh 9:22; 16:2)
Istilah "pencobaan" (peirasmos) memiliki konotasi "menggoda atau mencobai dengan tujuan kehancuran" (lih. Mat 6:13; Luk 11:4; Yak 1:13). Hal ini sering dikontraskan dengan istilah Yunani lain untuk pengujian (dokimazo) yang memiliki konotasi "mencoba atau menguji dengan pemandangan ke arah penguatan." Namun demikian, konotasi ini tidak selalu hadir dalam setiap konteks. Secara teologis dapat dikatakan bahwa Allah tidak menguji atau mencobai anak-anak-Nya untuk menghancurkan mereka, tetapi Ia memang memberikan kesempatan bagi pertumbuhan rohani melalui percobaan (lih. Kej 22:1; Kel 16:4; 20:20; Ul 8:2,16; Mat 4; Luk 4; Ibr 5:8). Bagaimanapun, Ia selalu memberikan jalan untuk melaluinya (lih. 1Kor 10:13). Lihat Topik Khusus: Istilah-istilah Yunani untuk Pengujian pada Mr 1:13.
□ roh memang penurut, tetapi daging lemah‘ Ini mungkin komentar terhadap kata-kata Petrus dan murid-murid lain dalam ay. 29,31. Yesus memahami ketegangan ini sepenuhnya (lih. ay. Mr 14:36).
Penggunaan kata "roh" dalam kaitannya dengan roh manusia manusia berbicara tentang kehidupan dan pikiran batin kita (lih. Mazm 51:10,12,17). Dalam tulisan-tulisan Paulus "roh" sering dikontraskan dengan "daging" (lih. Rom 8:1-11).
Mr 14:40 "mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya" Mereka tidak punya alasan yang bisa dijelaskan (lih. Mr 9:6) kecuali kelemahan dari daging (lih. Luk 9:32).
Mr 14:41 "Tidurlah sekarang dan istirahatlah"" Sulit untuk menafsirkan ungkapan Yunani ini. Apakah ini sebuah pertanyaan? Apakah itu suatu ironi? Apakah ini suatu pernyataan? Walaupun artinya tidak pasti, namun jelas bahwa Yesus telah menang dan Dia sekarang berdiri tegak, siap menghadapi persidangan malam, pemukulan pagi dan penyaliban.
□ "Cukuplah" Istilah ini menyebabkan beberapa perubahan oleh juru tulis dalam tradisi naskah kuno Yunani. Apakah kata ini merujuk pada tidurnya para murid? Kata ini dapat diterjemahkan (1) "cukuplah"; (2) "sudah ditetapkan", atau (3) "sudah berakhir" (lih. NJB "seluruhnya sudah selesai"). Ini digunakan dalam papirus bahasa Yunani Koine yang ditemukan di
Mesir untuk sesuatu yang dibayar penuh (lih. Moulton dan Milligan, Kosakata dari Perjanjian Baru Bahasa Yunani, hal 57- 58). Ini, kemudian, akan menjadi sesuatu yang berparalel dengan Yoh 19:30, "Sudah selesai" atau "sudah dibayar penuh." Kemungkinan ini merujuk kepada Yudas dan pengkhianatannya, yang pasti telah sangat memberatkan Yesus. Yesus telah memenangkan kemenangan rohani di Getsemani!
Mr 14:41 c-42 Pernyataan henyakan ini ditekankan dengan tanpa memiliki KATA SAMBUNG atau PENGHUBUNG (asyndeton) di antaranya. Peristiwa itu terjaditepat seperti yang telah diramalkan Yesus. Saat itu tiba.
□ "saatnya sudah tiba" Lihat Topik Khusus pada Mr 14:35.
□ "diserahkan" Istilah ini (paradidēmi) biasanya berarti "diserahkan ke tangan" (lih. Mr 9:31), tetapi hubungannya dengan Yudas dalam kebanyakan terjemahan bahasa Inggris mengintensifkan makna dari "mengkhianati." Lihat catatan lebih lengkap pada Mr 14:10 d.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Markus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Marku...
Penulis : Markus
Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba
Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
- (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat perumpamaan-Nya);
- (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
- (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
- (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Full Life: Markus (Garis Besar) Garis Besar
I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13)
A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8)...
Garis Besar
- I. Persiapan untuk Pelayanan Yesus
(Mr 1:1-13) - A. Pelayanan Yohanes Pembaptis
(Mr 1:2-8) - B. Pembaptisan Yesus
(Mr 1:9-11) - C. Pencobaan Yesus
(Mr 1:12-13) - II. Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea
(Mr 1:14-3:6) - A. Empat Murid yang Pertama
(Mr 1:14-20) - B. Hari Sabat di Kapernaum
(Mr 1:21-34) - C. Perjalanan Pelayanan yang Pertama
(Mr 1:35-45) - D. Pertentangan dengan Orang Farisi
(Mr 2:1-3:6) - III.Pelayanan yang Kemudian di Galilea
(Mr 3:7-7:23) - A. Menyingkir ke Pantai
(Mr 3:7-12) - B. Pengangkatan Dua Belas Murid
(Mr 3:13-19) - C. Sahabat dan Musuh
(Mr 3:20-35) - D. Mengajar dengan Perumpamaan
(Mr 4:1-34) - E. Mengajar Melalui Mukjizat
(Mr 4:35-5:43) - F. Yesus di Nazaret
(Mr 6:1-6) - G. Pengutusan Dua Belas Murid
(Mr 6:7-13) - H. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Mr 6:14-29) - I. Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
(Mr 6:30-56) - J. Pertentangan dengan Tradisi
(Mr 7:1-23) - IV. Pelayanan di Luar Galilea
(Mr 7:24-9:29) - A. Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
(Mr 7:24-37) - B. Mukjizat-Mukjizat Lagi
(Mr 8:1-26) - C. Episode Kaisarea Filipi
(Mr 8:27-9:1) - D. Episode Pemuliaan
(Mr 9:2-29) - V. Menuju ke Yerusalem
(Mr 9:30-10:52) - A. Melalui Galilea
(Mr 9:30-50) - B. Pelayanan di Perea
(Mr 10:1-52) - VI. Minggu Penderitaan
(Mr 11:1-15:47) - A. Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya
(Mr 11:1-11) - B. Senin:
- 1. Mengutuk Pohon Ara
(Mr 11:12-14) - 2. Menyucikan Bait Allah
(Mr 11:15-19) - C. Selasa:
- 1. Iman dan Ketakutan
(Mr 11:20-33) - 2. Perumpamaan dan Pertentangan
(Mr 12:1-44) - 3. Khotbah di Betania
(Mr 13:1-37) - 4. Pengurapan di Betania
(Mr 14:1-11) - D. Kamis: Perjamuan Akhir
(Mr 14:12-25) - E. Jumat:
- 1. Yesus di Taman Getsemani
(Mr 14:26-52) - 2. Pengadilan Yahudi
(Mr 14:53-72) - 3. Pengadilan Romawi
(Mr 15:1-20) - 4. Penyaliban dan Penguburan
(Mr 15:21-47) - VII.Kebangkitan
(Mr 16:1-20) - A. Penemuan Kebangkitan
(Mr 16:1-8) - B. Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
(Mr 16:9-18) - C. Kenaikan dan Penugasan Para Rasul
(Mr 16:19-20)
Matthew Henry: Markus (Pendahuluan Kitab) Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang...
Kita telah mendengar bukti yang diberikan oleh saksi pertama mengenai ajaran dan mujizat Yesus Tuhan kita. Sekarang di sini hadir saksi lain lagi yang perlu kita perhatikan. Makhluk yang kedua berkata, “Mari!” (Why. 6:3, KJV: “Mari dan lihatlah”). Mari kita selidiki sejenak:
- I. Tentang saksi ini. Ia bernama Markus. Markus adalah sebuah nama Romawi, dan sangat umum. Walau demikian, tidak ada alasan lagi yang bisa menyangkal bahwa ia terlahir dari keturunan Yahudi. Namun, sama seperti Saulus, ketika ia pergi ke antara berbagai bangsa dan menggunakan nama Romawi Paulus, begitu pula halnya dengan Markus, yang menurut Grotius mungkin mempunyai nama Yahudi Mardocai. Kita membaca tentang Yohanes yang memiliki nama keluarga Markus, putra saudara perempuan Barnabas, yang kurang begitu disukai Paulus (Kis. 15:37-38). Namun, belakangan Paulus bersikap sangat baik kepadanya, sehingga bukan saja ia memerintahkan gereja-gereja untuk menerimanya (Kol. 4:10), tetapi juga meminta orang menjemputnya untuk menjadi asistennya, disertai pujian yang berbunyi, “Pelayanannya penting bagiku” (2Tim. 4:11). Paulus juga memperhitungkannya sebagai rekan sekerja (Flm. 1:24). Kita membaca tentang Markus yang disapa Paulus sebagai anaknya, karena melalui pelayanannya, Markus telah bertobat (1Ptr. 5:13). Memang tidak jelas apakah kedua Markus ini orang yang sama, dan jika tidak, siapa dari antara keduanya yang menulis Injil ini. Namun, sudah menjadi tradisi yang sangat umum di kalangan penulis pada zaman dahulu, bahwa Markus menulis Injil ini di bawah petunjuk Petrus, dan diperkuat melalui wewenangnya. Demikian halnya seperti yang tertulis dalam Hieron. Catal. Script. Eccles.: Marcus discipulus et interpres Petri, juxta quod Petrum referentem audierat, legatus Roma à fratribus, breve scripsit evangelium – Markus, murid dan penerjemah Petrus, yang diutus dari Roma oleh saudara-saudara seiman, menulis sebuah Injil yang ringkas. Tertullian berkata menurut Marcion (vol. 4, bab 5) demikian: “Marcus quod edidit, Petri affirmetur, cujus interpres Marcus” – Markus, penerjemah Petrus, menyampaikan secara tertulis hal-hal yang telah dikhotbahkan Petrus. Namun kita juga perlu memperhatikan anjuran yang sangat baik dari Dr. Whitby, yaitu, “Mengapa kita harus mencari wewenang Petrus untuk mendukung keabsahan Injil ini? Mengapa kita mencari dukungan seperti yang dikatakan St. Jerome bahwa Petrus menyetujui dan merekomendasikan tulisan Markus ini melalui wewenangnya agar dibaca oleh gereja? Bukankah Markus, walaupun bukan seorang rasul, toh tidak dapat disangkal terhitung juga bersama dengan Lukas di antara ketujuh puluh murid yang senantiasa datang berkumpul dengan para rasul?” (Kis. 1:21) Ia mempunyai jabatan yang sama seperti yang dimiliki para rasul (bdk. Luk. 10:19 dengan Mrk. 16:18). Kemungkinan besar, ia juga menerima Roh Kudus pada saat yang sama dengan mereka (Kis. 1:15; 2:1-4). Oleh sebab itu, bukankah hal ini sama sekali tidak mengecilkan keabsahan atau nilai Injil ini meskipun Markus bukanlah salah seorang dari kedua belas rasul seperti halnya Matius dan Yohanes? St. Jerome berkata bahwa setelah menulis Injil ini, Markus pergi ke Mesir, dan merupakan orang pertama yang mengabarkan Injil di Aleksandria, tempat dia mendirikan gereja dan menjadi teladan besar mengenai hidup dalam kesucian. Constituit ecclesiam tantâ doctrinâ et vitæ continentiâ ut omnes sectatores Christi ad exemplum sui cogeret – Melalui pengajaran dan kehidupannya, ia begitu menghiasi gereja yang didirikannya, sehingga teladannya mempengaruhi semua pengikut Kristus.
- II. Tentang kesaksian ini. Injil Markus,
- . Singkat, jauh lebih singkat daripada Injil Matius, dan tidak begitu terperinci dalam mencatat khotbah-khotbah Kristus dibandingkan catatan Matius. Injil ini terutama menitikberatkan pada mujizat-mujizat-Nya.
- . Kesaksiannya sangat mirip dengan yang kita baca di dalam Injil Matius. Banyak kejadian luar biasa yang dibubuhkan pada kisah-kisah yang diceritakan di sana, namun tidak banyak hal yang baru.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Markus (Pendahuluan Kitab) Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencob...
Injil Karangan Markus
Rangka Mrk adalah paling tidak sistematik. Pembukaan injil merangkum pewartaan oleh Yohanes Pembaptis, baptisan Yesus dan pencobaanNya di padang gurun, Mrk 1:1-13; kemudian beberapa petunjuk tentang karya Yesus di Galilea, Mrk 1:14-7:23; menyusullah perjalanan Yesus bersama murid-muridNya ke daerah Tirus dan Sidon, ke Dekapolis, di kawasan Kaisarea Filipi, lalu Yesus kembali ke Galilea, Mrk 7:24 - 9:50. Akhirnya sebuah perjalanan lain melalui daerah Perea dan kota Yerikho menuju Yerusalem hendak menempuh sengsara dan kebangkitan, Mrk 10:1-16:8. Tanpa berkata tentang urutan kejadian-kejadian secara terperinci nampaklah rangka tersebut agak dibuat-buat. Sebab mungkin sekali, sebagaimana dibuktikan injil keempat, bahwa Yesus beberapa kali pergi ke Yerusalem sebelum Paskah-sengsara. Namun demikian garis-garis besar Mrk memperlihatkan suatu perkembangan yang perlu dipertahankan, baik karena nilai historisnya maupun karena makna teologisnya. Mula-mula Yesus disambut baik oleh rakyat yang semangatnya berkobar-kobar; lalu martabatNya sebagai Mesias yang sederhana dan rohani belaka mengecewakan harapan rakyat yang semangatnya menjadi kendor; Lalu Yesus meninggalkan daerah Galilea mencurahkan perhatian untuk mendidik sekelompok kecil murid-murid yang setia; tanpa syarat mereka akhirnya mengakui Yesus sejak pernyataan Petrus di Kaisarea Filipi; ini titik yang memutuskan; semenjak itu segala sesuatunya diarahkan ke Yerusalem; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem; akibat; akibat perlawanan yang semakin menjadi maka di Yerusalem terlaksanalah drama sengsara, yang akhirnya dimahkotai oleh tanggapan Allah yang menang, yakni kebangkitan.
Injil kedua ini terutama menaruh perhatiannya pada Yesus sebagai sebuah paradoks : oleh manusia Ia tidak diterima, bahkan ditolak, meskipun diutus oleh Allah dan oleh karena Allah, akhirnya menang juga. Mrk tidak begitu berminat terhadap pengajaran Yesus, sehingga hanya sedikit perkataan Yesus dimuatnya. Pokok utamanya ialah : pernyataan Mesias yang disalibkan. Dari satu pihak Mrk memperlihatkan Yesus sebagai Anak Alah yang diakui oleh Bapa sendiri, Mrk 1:11; 9:7, oleh setan-setan, Mrk 1:24; 3:11; 5:7, dan bahkan oleh manusia, Mrk 15:39; sebagai Mesias yang menghaki sebuah martabat ilahi, 14:62, dan melebihi malaikat, 13:32; yang menganggap diriNya berkuasa untuk mengampuni dosa, Mrk 2:10, sebagaimana dibuktikanNya dengan membuat mujizat, Mrk 1:31; 4:41 dll, mengusir roh-roh jahat, Mrk 1:27; 3:23; dll. Tetapi di lain pihak mengejek Yesus dan kesal hati terhadapNya, Mrk 5:40; 6:2 dst; permusuhan dari pihak pemimpin-pemimpin Yunani, Mrk 2:1-3:6; dll; bahkan murid-murid tidak sampai memahami Yesus, Mrk 4:13+; perlawanan yang membawa ke penghinaan salib. Justru batu sandungan itulah yang ingin dijelaskan oleh Mrk, tidak hanya dengan memperlawankannya dengan kemenangan terakhir dalam kebangkitan, tetapi juga dengan memperlihatkan bahwa haruslah terjadi demikian, menurut rencana rahasia Allah. Haruslah Kristus menderita untuk menebus manusia, Mrk 10:45; 14:24; demikianlah dinubuatkan oleh Alkitab, Mrk 9:12; 14:21, 49, dan Yesus sendiri juga menandaskan bahwa jalan perendahan dan sengsara harus ditempuh baik oleh Yesus sendiri, Mrk 8:31; 9:31; 10:33 dst, maupun oleh pengikut-pengikutNya, Mrk 8:34 dst; 9:35; 10:15, 24 dst, Mrk 39; 13:9-13. Hanya pengharapan Yahudi akan seorang Mesias pejuang dan pemenang kurang siap untuk menerima keterangan- keterangan semacam mengenai penderitaan dan penyangkalan diri. Itulah sebabnya maka Yesus untuk menghindarkan timbulnya semangat yang kurang tepat menyembunyikan mujizat-mujizatNya, Mrk 5:43; dll, dan diriNya sendiri Mrk 7:24; 9:30. Dari sebutan Mesias, Mrk 8:29 dst. yang terlalu berpautan dengan kemuliaan manusiawi. Yesus mengutamakan sebutan lebih sederhana dan lebih sama-sama, yaitu "Anak Manusia", 2:10, dll; bdk Mat 8:20+. Itulah yang disebutkan sebagai "rahasia Mesias", Mrk 1:34+. Memang benar juga "rahasia" itu dijadikan oleh Mrk sebagai pokok utama injilnya. Tetapi ini bukan buah daya khayalnya sendiri. Sebaliknya Markus telah menyelami kenyataan terdalam dalam jalan hidup Yesus yang penuh sengsara. Dan justru kenyataan itulah yang dibentangkan Mrk di hadapan kita dengan disinari cahaya iman yang secara depinitip diteguhkan oleh kemenangan Paskah.
Ende: Markus (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus,
jang d...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MARKUS
KATA PENGANTAR
Tentang Pengarang
Jang dari semula terkenal sebagai pengarang "Indjil kedua", ialah Markus, jang djuga disebut Joanes. Ia berasal dari Jerusalem dan masih muda sekali ketika Jesus, mengadjar dan bersengsara disitu. Ia agaknja kemudian murid Petrus, sebab Petrus menjebutnja "anakku" dalam suratnja I Petr. 5:19. Rumah ibunja digunakan oleh umat sebagai tempat perkumpulan mereka. Waktu Petrus ditahan dalam pendjara oleh Herodes Kis. Ras. (12:4-19), banjak orang berkumpul dalam rumah itu untuk berdoa. Dan setelah Petrus dibebaskan oleh Malaekat, ia terus pergi "kerumah Maria, ibu Joanes jang djuga dinamakan Markus" Kis. Ras. (12:12). Joanes tentu nama aslinja, dan baru kemudian oleh umat-umat Junani dan Romawi ia dinamakan Markus. Ia kemanakan Barnabas jang telah kita kenal sedikit dari Kis. Ras. 4:36, dan kemudian beberapa kali lagi kita temui sebagai pengadjar Indjil jang ulung. Markus turut serta pada perdjalanan Barnabas dan Saul (Paulus) ke pulau Siprus dan Asia-Ketjil, tetapi di Perge meninggalkan mereka dan pulang ke Jerusalem. Pada perdjalanan Paulus jang kedua, Barnabas ingin Markus ikut serta, tetapi Paulus tidak setudju, karena pengalamannja pada perdjalanan jang pertama. Hal itu mendjadi alasan bahwa Barnabas kembali ke Siprus dan Markus turut serta. Tetapi kira-kira sepuluh tahun berselang Markus ada bersama dengan Paulus kembali, jaitu di Roma waktu tahanan Paulus jang pertama disitu. Dalam suratnja kepada umat Kolose (4:10) ia menjampaikan salam Markus kepada umat itu dan minta mereka menjambut Markus dengan baik. Rupanja ia dikirim oleh Paulus untuk bertugas disitu. Dan ketika Paulus dalam tahanan kedua di Roma, ia minta Timoteus (II Tim. 4:9,11) lekas datang dan membawa serta Markus, sebab bantuannja sangat berharga untuk pekerdjaannja. Lain kabar tentang Markus tidak terdapat dalam karangan-karangan Kitab Kudus.
Dalam tradisi Markus hanja dikenal sebagai pembantu dan djurubahasa Petrus. Menurut buku-buku dari abad kedua dan ketiga, Markus menulis Indjil atas dorongan umat Roma, maka ditulisnja dengan teliti apa jang didengarnja dari Rasul Petrus dalam pengadjarannja kepada umat disitu. Dan memang sebagai djurubahasa Petrus, ia dapat mengetahui dengan teliti, baik isinja, maupun tjoraknja jang chas. Menurut pendapat jang tjukup umum dari Para sardjana, Indjil ini ditulis di Roma sebelum tahun 60.
Berita bahwa Indjil ini ditulis bagi umat Roma, dibenarkan oleh tjiri-tjiri karangan sendiri. Terang sekali bahwa ia ditudjukan kepada orang jang bukan Jahudi. Pengarang mengelakkan utjapan-utjapan dan peristiwa jang hanja penting atau berharga bagi orang-orang Jahudi, atau jang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang Jahudi, ataupun dapat menjinggung mereka. Kata-kata bahasa Jahudi diterdjemahkan atau didjelaskannja. Bahasa karangan agak bertjorak Romawi.
Karangan Markus berdasarkan Katechese Petrus
Berita-berita bahwa Markus telah "menulis dengan teliti apa jang didengarnja dari, Petrus" tjotjok dengan sifat-sifat karangan. Tjara pengungkapan agak mirip dengan tjara bitjara Petrus dalam Kis. Rasul-Rasul. Gaja bertjeritera sebagian besar hanja mungkin berasal dari seorang jang menjaksikan segalanja dengan matanja sendiri dan berminat luar biasa, lagipun sendiri mengalami dan menghajatinja sehingga berkesan dalam. Tak mungkin bahwa Markus adalah penjaksi mata, sebab ia bukan murid Jesus. Gaja bertjeritera itu sederhana tetapi hidup, seperti tjotjok dengan kepribadian Petrus jang kita kenal. Suasana seluruhnja bernafaskan kedjiwaan dan semangat Petrus. Kedjudjuran dalam menondjolkan karangan-karangan para Rasul. dan chususnja Petrus sendiri menundjuk pula kepada Petrus sebagai sumbernja. Kalau kita mengingat segala kenjataan itu, tentu tak salah kalau dikatakan, bahwa Indjil Markus sebenarnja Indjil Petrus. Hal ini hanja meninggikan mutu karangan ini lagi.
Karangan sebagai tjiptaan Markus
Sungguhpun Indjil kedua dapat disebut Indjil Petrus, namun karangannja semata-mata karangan Markus. Bentuk seluruhnja, susunan dan bahasa adalah tjiptaan Markus, bukan sekedar terdjemahan dari perkataan Petrus. Apa jang didengarnja dari Petrus berulang-ulang kali, sangat meresap dalam ingatan dan hati-sanubari Markus, sehingga bukan sadja menentukan isi, melainkan djuga sedikit banjak tjorak dan suasana karangan ini.
Karangan Markus lama dipandang sebagai serangkaian tjeritera-tjeritera sadja, jang memang sedap dibatja, tetapi hanja merupakan satu ringkasan dari karangan-karangan Indjil jang lain, tanpa suatu gagasan jang istimewa, dan sebab itu kurang diperhatikan. Hal itu berubah sedjak muntjulnja sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa karangan Markus adalah paling asli. Lukas menggunakannja sebagai sumber utama karangannja, dan karangan Mateus dalam bentuknja jang kita punjai, sangat dipengaruhi olehnja. Dan minat terhadap karangan ini bertambah besar pula, sedjak seorang ahli menemukan suatu gagasan istimewa dalam susunannja. Dalam susunan itu Markus menggambarkan bagaimana Jesus, mulai dengan samar-samar, perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, makin lama makin djelas menjatakan diri sebagai Mesias dan serentak dengan itu menundjukkan hakekat Keradjaan Allah jang dimaklumkannja. Kalau kita membatja karangan ini sambil memperhatikan djalan perkembangan itu, kita melihatnja sebagai rentjana Jesus jang sengadja dipilihnja, dan dalam pada itu kita mengerti sebabnja pula. Pokoknja ialah anggapan orang-orang Jahudi tentang Mesias jang didjandjikan dalam Kitab Sutji. Mereka tidak menangkap arti rohani kiasan-kiasan dan perbandingan-perbandingan jang digunakan para nabi untuk menggambarkan keagungan Mesias dan kemuliaan keradjaannja. Akibatnja, mereka membajangkan Mesias sebagai seorang radja turunan David, gemilang dan gagah perkasa, jang pertama-tama memerdekakan umat Israel, kaum terpilih, dari pendjadjahan kaum kafir dan memulihkan keradjaan David jang djaja dan makmur. Memang jang serentak djuga mengamalkan hukum taurat dengan sempurna. Lagipun bahwa Keradjaan Allah baru itu, dengan keradjaan Jahudi sebagai pusatnja akan menguasai segala bangsa.
Seandainja Jesus pada muntjulNja segera memaklumkan bahwa Ia adalah Mesias jang diharapkan kedatanganNja, tentu sadja orang ketjewa, sebab mereka mengenalNja hanja sebagai tukang kaju dari Nasaret. Dan bila kemudian mereka terpesona oleh mukdjizat-mukdjizat gilang-gemilang jang dikerdjakannja, maka mungkin sekali terdjadi apa jang dichawatirkan Jesus sesudah perbanjakan roti (Jo. 6:15), jaitu bahwa orang dengan ramai akan memproklamirkanNja sebagai Mesias-Radja dan membawaNja ke Jerusalem untuk dilantik dengan resmi. Dan kalau itu terdjadi, nasibNja tentu sadja sama dengan beberapa mesias-mesias palsu jang berpolitik dan telah dihukum mati sebagai pemberontak.
Perlu sekali dengan daja pikir dan intuisi mereka sendiri, orang lama- kelamaan insjaf, bahwa Jesus datang dari Allah, mengadjar dan bertindak betul- betul atas nama Allah, dan kuasa Allah sendiri bekerdja didalamnja. Kepertjajaan bahwa Ia betul-betul Mesias dan Putera Allah harus timbul dari pengertian mereka sendiri dan demikian djadi berakar pasti dalam batin mereka. Dan serentak dengan itu harus bertumbuh keinsjafan bahwa Ia sedikitpun tidak bertjita-tjita politik, melainkan kemuliaan KeradjaanNja serba rohani dan surgawi, dan tjita-tjitanja tepat bertentangan dengan tjita-tjita jang serba duniawi.
Susunan karangan
Rentjana Jesus jang tampak dalam susunan karangan dapat dibagi atas dua babak. Titik peralihan dari jang satu kepada jang lain terletak dalam pengakuan Petrus (8:29).
Babak pertama
Dalam babak pertama Jesus terutama bergerak diantara rakjat djelata, sambil diiringi oleh sekelompok murid-muridNja dan para rasul. Ia memaklumkan Keradjaan Allah dan menerangkan sifat-sifat, tuntutan-tuntutan dan tjita-tjitanja, tetapi masih setjara terselubung. la menjatakan kuasa IlahiNja dalam mukdjizat- mukdjizat jang dibuatNja melulu untuk menolong orang dalam kesusahannja. Dan demikian Ia menundjukkan keluhuran hatiNja dan tjinta IlahiNja sebagai pernjataan tjinta Allah. Tetapi dalam pada itu Ia tidak mengingatkan orang kepada nubuat-nubuat para nabi jang ditepati padaNja, pun tidak menamakan Diri dengan suatu gelaran atau sebutan jang terkenal sebagai gelaran Mesias.
Sebab hatinja jang masih murni, maka murid-murid Jesus, chususnja para rasul, tetapi djuga rakjat djelata, tjukup berintuisi untuk makin lama makin mengerti. Mereka mulai meraba-raba; mungkin Ia Joanes Pemandi jang hidup kembali, atau Elias ataupun nabi utama jang ditunggukan sebagai pelopor Mesias (8:28). Mereka sudah mulai berpikir lebih djauh lagi, seperti terkandung dalam tjetusan- tjetusan ketakdjuban dalam 1:27: Apakah itu? Sabda penuh kekuasaan. Roh djahat malahan takluk kepadanja. Bandinglah Mt. 8:27 dan Lk. 4:36, jang agak lebih terang lagi. Tetapi mereka belum sampai mengenalNja dengan agak njata sebagai Mesias atau berani menjebutnja dengan suatu gelaran jang menundjuk kepada Mesias.
Kalangan-kalangan atasan, chususnja para ahli taurat dan parisi tjukup tjerdik untuk mengerti bahwa Ia menjatakan Diri dan bertindak sebagai Mesias, tetapi mereka membungkem suara hatinuraninja, karena kesombongan dan tjita-tjita duniawinja. Mereka tetap tidak mau mengerti, dan memang sukar masuk akal baginja, bahwa mungkin seorang tukangkaju dari rakjat djelata jang tak berminat terhadap tjita-tjita politik umat Allah, dan jang tjita-tjitaNja serba rohani, adalah Mesias, jang diharapkan. Akibatnja mereka makin lama makin lebih menentang dan membentjiNja.
Rasul-rasul jang bekas murid Joanes Pemandi telah mendengar dia menjebut Jesus Anak-domba jang mengambil dosa dari dunia. Dan Andreas berkata kepada saudaranja Simon: kami telah menemukan Mesias. Dan utjapan Pilipus kepada Natanael lebih njata lagi. Batjalah Jo.1:35-51. Meski demikian mereka tentu belum mengerti hakekat utjapan-utjapan itu. Djuga bagi mereka Jesus masih tetap misteri penuh rahasia. Tentu mereka tjukup berintuisi dan menduga-duga, tetapi belum berani mengutjapkan dugaannja. Sampai pada suatu ketika tertentu.
Saat peralihan
Pada suatu hari didaerah Sesarea Pilipi Jesus bertanja kepada para rasul: Orang menjebut Aku siapa? Djawab mereka: Joanes Pemandi, lain orang Elias, jang lain pula salah seorang dari antara para nabi. Lalu Jesus bertanja: Tetapi kamu ini, kamu menjebut Aku siapa? Petrus mendjawab: Engkau Mesias. (Mk. 8:27-29). Berita ini dalam karangan Mt. lebih luas dan tegas. Baiklah batja Mt. 16:13-20. Jesus masih melarang beritahukan itu begitu djelas kepada orang banjak. Dan sedjak itu Jesus menarik Diri dari keramaian orang banjak di Galilea, untuk chususnja mengadjar dan mendidik murid-muridNja, teristimewa para rasul.
Babak jang kedua
Pada tingkatan kepertjajaan murid-murid jang pasti itu, dapatlah Jesus membentuk pengertian jang lebih tinggi dan mendalam tentang hakekat tugasNja sebagai Mesias dan tentang tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang agak sukar masuk akal bagi manusia kodrati. Dan segera Jesus "mulai mengadjar mereka" (8:31) bahwa "Putera manusia" perlu menderita banjak, dan dibuang (sebagai batu sendi) oleh mahkamah agung dan dihukum mati, diserahkan kepada orang-orang kafir untuk dibunuh, dan dalam pada itu Ia akan dihinakan, diludahi, dan didera. Tetapi djuga bahwa Ia akan bangkit pula pada hari jang ketiga. Pernjataan itu diberikan tiga kali. Kali pertama segera sesudah pengakuan Petrus (8:31). Petrus terkedjut dan membantah. Jesus menegur: "Undurlah, hai penggoda, engkau berpikir setjara manusia, bukan setjara Allah. Kedua kalinja sesudah la menampakkan Dirinja dalam kemuliaanNja diatas gunung (9:31). Murid-murid tidak mengerti dan diam sadja. Ketiga kalinja, ketika Ia naik ke Jerusalem, dan Ia berdjalan dimuka. (10:52-34). Mereka terkedjut dan semua orang jang mengikuti pada takut.
Dan berselang-selang dengan pernjataan itu Jesus menjatakan tuntutan-tuntutan dan tjita-tjita Keradjaan Allah, jang sukar masuk akal bagi manusia jang berketjenderungan djasmani dan duniawi. Siapa jang hendak masuk keradjaan Allah harus mendjual harta-bendanja dan mengikut Jesus dalam kemiskinan. Hampir tak mungkin orang-orang kaja masuk. Siapa ingin mendjadi besar didalam Keradjaan Allah harus merendahkan diri dan melajani semua orang sebagai hambanja. Siapa ingin duduk dekat pada Jesus dalam Keradjaan itu, harus sanggup minum piala sengsara jang diminum Jesus, dan dipermandikan dengan permandian seperti jang diterima Jesus, jaitu ditenggelamkan dalam sengsara. Jang hendak mengikut Jesus kedalam kemuliaanNja harus menjangkal diri, memikul salibnja tiap-tiap hari, malah bersedia menjerahkan njawanja demi Jesus dan Indjil, untuk menjelamatkan njawanja, jaitu untuk memperoleh hidup abadi. Nasib pengikut Jesus tak lain dari nasib Jesus sendiri (13:9).
Sedjak pengakuan Petrus, Jesus menamakan diri "Putera manusia", suatu gelaran bagi Mesias jang terdapat dalam nubuat Daniel (Dan. 7:15-14). Ia membiarkan orang memanggiINja "Jesus Putera David" (10:47) gelaran mana lazim bagi Mesias. la membiarkan pula orang mengelu-elukannja ke Jerusalem sebagai "Putera David jang datang atas nama Allah". la menundjukkan kewibawaanNja sebagai Mesias atas rumah Allah, (menurut Jo. 2:16 sebagai Putera Allah atas rumah BapaNja), dengan mengusir para pendjual dari kenisah. Kewibawaan jang sama ditundjukkanNja kepada para penentang dengan mempersalahkan salah paham dan salah sikap mereka. Mereka mengerti amat baik, bahwa dengan segalanja itu Ia menjatakan Diri sebagai Mesias dan Putera Allah. Banjak orang pertjaja dan semakin mereka memuliakan Jesus semakin naiklah irihati dan kebentjian para atasan. Achirnja, didepan mahkamah agung, atas pertanjaan imam agung sebagai hakim jang resmi, apakah Ia "Mesias, Putera Allah", dengan terus terang Jesus membenarkannja dan ditambahNja lagi, bahwa mereka akan melihatNja duduk disebelah kanan Allah jang Mahakuasa dan bahwa Ia akan datang kembali diatas awan-awan langit. Dan sebab Ia memberi djawab jang benar atas pertanjaan jang resmi itu Ia dihukum mati. Riwajat sengsara dan kebangkitan Jesus dalam Markus ringkas sekali. Ketenangan bahasanja agak menggambarkan ketenangan dan penjerahan para murid djuga. Dari segala pernjataan Jesus dan dari sikapNja terhadap para penentangNja, mereka sudah mengerti bahwa la menempuh djalan sengsaraNja dengan penuh kebebasan kehendakNja dan rela hati, pun dalam kesadaran akan kemenanganNja kelak, Pernjataan Jesus, bahwa Putera manusia datang untuk menjerahkan njawaNja untuk penebusan banjak orang (10:45) dan bahwa darahNja akan ditumpahkan bagi banjak orang (14:24), lagi pula bahwa la akan bangkit pada hari ketiga, tentu sadja berkesan pada mereka djuga, biarpun kabur-kabur sadja, sebab memang sukar untuk bertahan. Biarpun mereka melarikan diri sebab terkedjut, tetapi tentu untuk sementara sadja. Petrus dan Joanes menjusul sampai diistana imam agung, Joanes sampai dikaki salib. Jang lain barangkali ada diantara mereka jang berdiri memandang dari djauh (15:40). Itu tentu terkandung dalam Lk. 23:40: "Segala kenalanNja, diantaraNja wanita-wanita jang mengikutiNja dari Galilea, berdiri memandang dari djauh". Dan sesudah wafatnja Jesus, Rasul-Rasul dan murid-murid jang lain tinggal terus bersama-sama di Jerusalem, tentu sebab dalam lubuk hati mereka hidup pengharapan akan kebangkitan Jesus djuga, meskipun tidak tahu bagaimana membajangkannja. Baru sesudah kebangkitan Jesus segala-galanja mendjadi njata bagi mereka.
BIS: Markus (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik
tentang Yesus Kristus, A
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MARKUS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Markus dimulai dengan pernyataan: "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah". Dalam Kabar Baik itu Yesus ditampilkan sebagai seorang yang banyak bertindak dan yang berwibawa. Kewibawaan-Nya nyata dalam cara Ia mengajar, dalam kuasa-Nya terhadap roh-roh jahat, dan dalam mengampuni dosa. Yesus menampilkan diri-Nya sebagai Anak Manusia yang memberikan nyawa-Nya supaya manusia dibebaskan dari dosa.
Cerita tentang Yesus dalam buku ini disampaikan secara hidup dan terus terang. Perbuatan-perbuatan-Nya lebih banyak ditekankan daripada perkataan dan ajaran-Nya. Setelah kata-kata pendahuluan yang singkat mengenai Yohanes Pembaptis dan mengenai baptisan Yesus serta cobaan terhadap diri-Nya, buku Markus ini langsung menceritakan pelayanan Yesus, khususnya tentang penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan-Nya dan tentang pengajaran-Nya. Pasal-pasal terakhir memuat cerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir dalam hidup Tuhan Yesus di dunia ini, terutama tentang penyaliban diri-Nya dan kebangkitan-Nya dari kematian.
Kedua bagian akhir dari buku Markus, yang dimasukkan dalam tanda kurung besar, umumnya dianggap bukan tulisan penulis buku Markus, melainkan seorang yang lain.
Isi
- Pendahuluan
Mr 1:1-13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat di Galilea
Mr 1:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mr 10:1-52 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mr 11:1-15:47 - Kebangkitan Yesus
Mr 16:1-8 - Penampakan dan terangkatnya Yesus ke surga
Mr 16:9-20
Ajaran: Markus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi kitab Injil Markus orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Markus.
Tahun : Sekitar tahun 50 Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen dari bangsa bukan Yahudi. (Dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Injil Markus terdiri dari 16 pasal. Injil Markus menunjukkan bagaimana Yesus Kristus, sebagai hamba yang setia, sibuk dengan pelayanan-Nya. Dalam Injil ini Tuhan Yesus dilukiskan sebagai hamba yang setia.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Markus
Pasal 1-10 (Mr 1:1-10:52).
Hamba yang setia ini melaksanakan tugas pelayanannya
- Bacalah pasal Mr 1:35. Nats ini menceritakan bagaimana Hamba itu memulai pelayanan/tugas-Ny dengan berdoa. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang percay selalu memulai tugas dan pekerjaannya dengan memohon pimpinan Tuha atau berdoa. _Tanyakan_: Apakah saudara sering berdoa/sudahkah anda berdoa?
- Bacalah pasal Mr 10:45. Nats ini menyatakan bahwa Hamba itu datang bukanlah untuk dilayani tetapi untuk melayani dengan menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusa dosa manusia. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untu memberikan pelayanan kepada Allah, yaitu dengan memberitakan Injil da melayani di dalam gereja.
Pasal 11-15 (Mr 11:1-15:47).
Hamba yang setia memberikan dirinya mengalami penderitaan dan kematian dalam melaksanakan tugasnya
Nats ini menjelaskan bagaimana Hamba itu melayani dengan penuh kesetiaan, walaupun harus mengalami penderitaan bahkan sampai kematian.
Pendalaman
- Bacalah pasal Mr 14:32-41. (Khususnya ayat 36). Ayat ini menceritakan bagaimana Hamba yang setia itu berdoa dan memohonkan keinginan-Nya, tetapi akhirnya Ia mengatakan agar kehendak yang mengutus-Nya saja yang jadi. Ini mengajarkan kepada setiap orang yang percaya, agar dalam doanya selalu meminta kehendak Allah saja yang jadi. _Tanyakan_: Bagaimanakah doa saudara kepada Allah?
- Tuhan Yesus setia melayani kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib dan bangkit dari kematian. Teladan apakah yang harus ada pada kita sebagai murid-murid-Nya?
Pasal 16 (Mr 16:1-20). Hamba yang setia dipermuliakan Nats ini menceritakan tentang Hamba yang setia itu memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan-Nya dari kematian.
Pendalaman
Bacalah pasal Mr 16:1-19. Nats ini menjelaskan tentang Hamba yang setia itu membuktikan kebangkitan-Nya. Ini mengajarkan kepada orang percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya.
_Tanyakan_: Kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Markus dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Hamba Allah yang memberikan diri-Nya sebagai korban atas dosa-dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Markus?
- Apakah pokok pengajaran Injil Markus?
- Untuk apakah Yesus Kristus datang ke dunia ini?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Injil Markus?
Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis
Buku pegangan guru Kristen
SIAPAKAH YOHANES MARKUS?
1. Dia adalah kemenakan Barnabas (Kol 4:10).
2. Dia tinggal di Yerusalem bersama ibunya, Maria (Kis 12:12). Jemaat berkumpul di rumahnya.
3. Dia pergi bersama Paulus dan kemenakannya pada perjalanan misi yang pertama (Kis 13:5).
4. Markus meninggalkan teman-temannya setelah beberapa waktu berada di Siprus (tanah kelahiran Barnabas, Kis 4:36), mungkin karena ia tidak setuju atas tindakan Paulus yang mengambil alih pimpinan.
5. Dia kembali ke Yerusalem (Kis 13:13).
6. Di Yerusalem ia memperoleh banyak kesempatan untuk berbicara dengan Petrus.
7. Kemungkinan besar Petruslah yang membuat Markus percaya kepada Yesus; Petrus menyebutnya 'Markus anakku', dalam 1Petrus 5:13.
8. Secara umum diakui bahwa Markus menulis kabar baik tentang Yesus sesuai dengan apa yang didengarnya dari Petrus.
9. Ada yang berpendapat bahwa Markus adalah anak muda yang disebut-sebut dalam Markus 14:51, 52, tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
WAKTU PENULISAN.
Injil Markus mungkin merupakan Injil yang paling awal ditulis, yaitu antara tahun 65 dan 70 M, sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Tampaknya baik Matius maupun Lukas telah memakai Injil Markus untuk penulisan Injil mereka.
MISTERI INJIL MARKUS.
Markus memperlihatkan pada kita Yesus yang mempunyai rahasia. Dalam Injil Markus kita mendapatkan Yesus tanpa publisitas...
1. Roh jahat diperintahkan-Nya untuk diam (Mar 1:25, 34; 3:12).
2. Mereka yang sudah disembuhkan oleh Yesus dilarang menceritakan pengalaman mereka (Mar 1:44; 5:43; 7:36).
3. Pengikut Yesus sendiri diperintahkan untuk tidak menceritakan ke pada orang lain bahwa Ia adalah Mesias (Mar 8:30).
4. Dan Yesus memberitahukan para pengikut-Nya secara pribadi tentang 'rahasia Kerajaan Allah' (Mar 4:10-12).
Lalu, bagaimana kita menafsirkan maksud rahasia ini? Masalah yang dihadapi Yesus ialah bahwa orang Yahudi mempunyai pemahaman yang salah mengenai Mesias. Karena Yesus menentang pemahaman mereka yang salah, maka kita:
1. Tidak menerima pemahaman tersebut, karena pendapat umum tentang Mesias bersifat politis dan manusiawi, bukannya spiritual dan Ilahi.
2. Tidak menolak, karena Yesus benar-benar adalah Mesias; banyak mukjizat dilakukan-Nya (paling tidak ada 17 mukjizat yang dicatat oleh Markus) merupakan bukti kebenaran ini.
3. Tetapi, merumuskan kembali pemahaman tersebut, karena Yesus harus menunjukkan kepada mereka bahwa Ia adalah Mesias yang melayani, menyelamatkan dan menderita, yang sepenuhnya manusia tetapi juga sepenuhnya Allah.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ini adalah Injil terpendek, padat dan ringkas. Markus mengetengahkan hal-hal penting yang dapat dipakai sebagai bahan acuan langsung. Kata 'segera' ditulis lebih dari empat puluh kali dan rupanya untuk memacu kita dari satu kisah menarik ke kisah menarik berikutnya.
Pesan
1. Yesus: Anak Allah. Markus mulai dengan kata-kata: 'Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.' Mar 1:1
2. Yesus: Anak Manusia. o Markus juga menunjukkan kepada kita kemanusiaan Yesus: o Ia berdukacita. Mar 3:5 o Ia berbelas kasihan terhadap orang banyak. Mar 6:34 o Ia takut dan gentar. Mar 14:33 o Markus memakai sebutan 'Anak Manusia' empat belas kali; sebutan yang paling disukainya untuk Yesus.
3. Kata-kata yang benar-benar diucapkan Yesus. Markus mencatat bagi kita apa yang diingat
Petrus tentang beberapa kata dari bahasa Aram yang dikatakan Yesus:
o 'Talita kum!', Hai anak, bangunlah!' Mar 5:41 o 'Efata!', 'Terbukalah!' Mar 7:34 o 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani?', 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' Mar 15:34
4. Kebaikan Yesus. Markus mencatat apa yang diingat oleh Petrus mengenai kebaikan Yesus yang istimewa kepadanya dan kesadaran Petrus bahwa ia tidak layak menerima semua itu. Petrus membuat Markus tidak menulis ucapan Yesus tentang Petrus sebagai batu karang, karena Petrus ingat saat ia tidak bersikap dianggap sebagai batu karang. (Lihat Mat 16:18, 19).
Penerapan
Markus menunjukkan kepada kita:1. Pentingnya ajaran yang benar.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari roh-roh jahat, bahkan mereka harus takluk
kepada kuasa-Nya.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari mereka yang telah disembuhkan, walaupun
mereka sungguh bersyukur.
o Ajaran itu tidak dapat datang dari para rasul, sampai mereka sungguh-sungguh
diperlengkapi.
Ajaran Kristen bukan suatu pengetahuan, tetapi kebijaksanaan Ilahi.
2. Mukjizat merupakan hal yang biasa bagi Allah.
o Markus tidak pernah merasa aneh terhadap mukjizat dan tidak pernah mencoba untuk meremehkannya.
o Mukjizat Yesus menunjuk pada sifat-Nya. Singkirkan mukjizat, maka Anda akan meragukan ketuhanan-Nya.
o Mukjizat selalu dan akan selalu mengagumkan. Berkali-kali Markus mengakhiri suatu kisah tentang mukjizat dengan pengamatannya tentang orang banyak yang menjadi'kagum', 'dipenuhi dengan rasa takjub'.
o Perhatikanlah dengan saksama sejumlah mukjizat dalam pasal 5 yang menunjukkan kuasa Yesus atas
- roh-roh jahat (1-20)
- penyakit (24-34)
- kematian (35-43)
3. Tantangan sering datang dari orang yang taat beragama.
o Para ahli Taurat Mar 2:6
o Orang-orang Farisi Mar 2:24
o Orang-orang Herodian Mar 3:6
o Para imam kepala Mar 11:18
o Orang-orang Saduki Mar 12:18
Tema-tema Kunci
1. Mukjizat Yesus. Buatlah daftar mukjizat yang dicatat dalam Injil Markus. Bandingkanlah daftar ini dengan jumlah perumpamaan yang ditulis dalam Injil Markus. Mengapa Markus sangat menekankan mukjizat Yesus? Mengapa Yesus melakukan Mukjizat? Coba temukan paling sedikit tiga alasan yang jelas.
2. Tanggapan orang banyak. Carilah ayat-ayat yang merupakan komentar Markus tentang kekaguman orang banyak ketika mereka menyaksikan mukjizat Yesus (misalnya Mar 1:27; 2:12; 4:41; 5:15; 6:50 dan seterusnya). Tulislah berbagai reaksi orang banyak dan jelaskan mengapa mereka memberikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Sebutan istimewa bagi Yesus. Telitilah dalam Injil Markus dan catatlah sebutan-sebutan istimewa bagi Yesus yang dicatat oleh Markus. Berapa kali ia menggunakan sebutan Anak, Anak-Ku, Anak Allah, Anak Manusia? Siapa yang menggunakan sebutan Anak Manusia? Mengapa? (Pelajarilah Dan. Mar 7:13-28 dengan saksama).
4. Kuasa Yesus. Pelajarilah dengan saksama semua pasal yang menunjuk pada kuasa Yesus: Mar 1;22; 1:27; 2:10; 3:15; 6:7;11:27-33 dan Mar 13:34. Perhatikan secara khusus acuan terakhir ini: 'Sama seperti seorang yang bepergian: Ia meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya'. Ungkapan terakhir ini berarti 'memberikan kuasa kepada hamba-hambanya'.
Garis Besar Intisari: Markus (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-11 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus
Mar 1:12-13Pencobaan selama empat puluh hari
[2]
[1] PENDAHULUAN Mar 1:1-13
Mar 1:1-1 | 1 Yohanes dan Sungai Yordan; Yesus dan Roh Kudus |
Mar 1:12-13 | Pencobaan selama empat puluh hari |
[2] PULANG DAN PERGI KE GALILEA Mar 1:14-7:23
Mar 1:14-20 | Pengikut-pengikut Yesus yang pertama |
Mar 1:21-45 | Mukjizat-mukjizat kesembuhan |
Mar 2:1-3:6 | Lima peristiwa pertentangan |
Mar 3:7-35 | Guru dan murid-murid-Nya |
Mar 4:1-34 | Selalu dengan perumpamaan |
Mar 4:35-41 | Siapa gerangan orang ini? |
Mar 5:1-43 | Roh-roh jahat, penyakit dan kematian |
Mar 6:1-6 | Akibat ketidakpercayaan |
Mar 6:7-13 | Kuasa yang menyertai ketaatan |
Mar 6:14-29 | Herodes membunuh Yohanes Pembaptis |
Mar 6:30-44 | Lima roti, dua ikan, lima ribu orang |
Mar 6:45-56 | Berjalan di atas air: mukjizat yang mendahului banyak mukjizat lain |
Mar 7:1-23 | Yang di luar dan yang di dalam |
[3] YESUS DI DAERAH UTARA Mar 7:24-9:50
Mar 7:24-30 | Ke pantai: Tirus dan Sidon |
Mar 7:31-37 | Kesepuluh Kota |
Mar 8:1-13 | Tujuh roti, beberapa ikan dan empat ribu orang |
Mar 8:14-21 | Murid-murid yang bebal |
Mar 8:22-26 | Di Betsaida lagi |
Mar 8:27-9:1 | Lebih ke utara: Kaisarea Filipi |
Mar 9:2-13 | "Kami melihat kemuliaan-Nya": pemuliaan |
Mar 9:14-29 | Tanpa doa berarti tanpa kuasa |
Mar 9:30-50 | Yang besar dan yang kecil |
[4] PERJALANAN KE SELATAN Mar 10:1-13:37
Mar 10:1-16 | Pernikahan, perceraian, anak-anak |
Mar 10:17-31 | Bahaya kemakmuran |
Mar 10:32-45 | Apa artinya menjadi seperti Yesus |
Mar 10:46-52 | Bartimeus Buta di Yerikho |
Mar 11:1-19 | Yesus di Yerusalem: Bait Allah dipersiapkan untuk upacara kurban |
Mar 11:20-26 | Kutuk terhadap pohon yang tidak berbuah |
Mar 11:27-12:44 | Permusuhan: Imam-imam kepala, Ahli Taurat, Tua-tua, orang Farisi, orang Herodian, orang Saduki |
Mar 13:1-37 | Nubuat: sekilas tentang tujuan akhir |
[5] PUSAT SEJARAH Mar 14:1-16:8
Mar 14:1-11 | Di Betania: Domba kurban diurapi |
Mar 14:12-25 | Perjamuan Tuhan |
Mar 14:26-42 | Taman Getsemani: sekilas tentang penderitaan |
Mar 14:43-15:15 | Ditangkap dan diadili |
Mar 15:16-47 | 'Disalibkan, mati dan dikuburkan' |
Mar 16:1-8 | 'Bangkit kembali dari antara orang mati' |
[6] PENUTUP 16:9-20
Mar 16:9-20 | Misi ke seluruh dunia diamanatkan dan dimulai |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi