Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Ef 1:1
Full Life: Ef 1:1 - DALAM KRISTUS YESUS.
Nas : Ef 1:1
Setiap orang percaya "yang setia" memiliki hidup hanya "dalam
Kristus Yesus".
1) Istilah " dalam Kristus", "dalam Tuhan", "dalam ...
Nas : Ef 1:1
Setiap orang percaya "yang setia" memiliki hidup hanya "dalam Kristus Yesus".
- 1) Istilah " dalam Kristus", "dalam Tuhan", "dalam Dia", dst. muncul
160 kali dalam surat-surat Paulus (36 kali di Efesus). "Dalam Kristus"
berarti bahwa orang percaya kini hidup dan bertindak dalam lingkungan
Kristus Yesus. Persatuan dengan Kristus merupakan lingkungan baru orang
tertebus. Orang percaya "dalam Kristus" secara sadar memiliki hubungan
erat dengan Tuhan mereka, dan dalam hubungan ini kehidupan mereka
dipandang sebagai kehidupan Kristus yang hidup dalam diri mereka
(lihat cat. --> Gal 2:20).
[atau ref. Gal 2:20]
Persekutuan pribadi ini dengan Kristus adalah hal yang terpenting dalam pengalaman Kristen. Persatuan dengan Kristus diterima sebagai karunia Allah melalui iman. - 2) Alkitab membandingkan kehidupan baru kita "dalam Kristus" dengan
kehidupan lama yang belum diperbaharui "dalam Adam." Sedangkan kehidupan
lama itu bercirikan ketidaktaatan, dosa, keterkutukan, dan kematian,
kehidupan baru kita "dalam Kristus" bercirikan keselamatan, hidup di
dalam Roh, kasih karunia yang berkelimpahan, kebenaran, dan hidup kekal
(lih. Rom 5:12-21; 6:1-23; 8:1-39; 14:17-19; 1Kor 15:21-22,45-49;
Fili 2:1-5; 4:6-9;lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
BIS -> Ef 1:1
Dalam beberapa naskah kuno tidak ada: di Efesus.
Jerusalem -> Ef 1:1
Jerusalem: Ef 1:1 - di Efesus Kata Efesus kiranya berupa tambahan dan tidak terdapat dalam naskah asli semula. Menurut sementara ahli, naskah asli membiarkan kosong tempat sesudah ...
Kata Efesus kiranya berupa tambahan dan tidak terdapat dalam naskah asli semula. Menurut sementara ahli, naskah asli membiarkan kosong tempat sesudah kata "di". Maksudnya bahwa tempat jemaat-jemaat tertentu dapat diisikan saja, bilamana dibacakan dalam jemaat itu. Dengan demikian surat ini berupa surat edaran yang di kirim kepada dan beredar di antara jemaat-jemaat Kristen di Asia-Kecil.
Ende -> Ef 1:1-23
Ende: Ef 1:1-23 - -- Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang
dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan
...
Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan segenap umat manusia dalam Kristus.
Seluruh fasal ini dalam naskah asli berbentuk satu kalimat pandjang, tetapi untuk memudahkan pembatjaan dan pengertiannja kami uraikan bentuk itu, tetapi sedapat-dapatnja menurut bentuk aslinja.
Ref. Silang FULL -> Ef 1:1
Ref. Silang FULL: Ef 1:1 - Paulus, rasul // kehendak Allah // orang-orang kudus // di Efesus // orang-orang percaya · Paulus, rasul: 1Kor 1:1; 1Kor 1:1
· kehendak Allah: 2Kor 1:1; 2Kor 1:1
· orang-orang kudus: Kis 9:13; Kis 9:13
· di Efes...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 1:1-2
Matthew Henry: Ef 1:1-2 - Pengantar
Di dalam pasal ini kita membaca perihal,
I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya sama seperti pada surat-surat lainnya...
- Di dalam pasal ini kita membaca perihal,
- I. Pengantar bagi seluruh surat kerasulan ini, yang umumnya sama seperti pada surat-surat lainnya (ay. 1-2).
- II. Ucapan syukur dan pujian Rasul Paulus kepada Allah atas berkat-berkat-Nya yang tidak terhitung atas orang-orang Efesus yang telah menjadi percaya (ay. 3-14).
- III. Doa-doanya yang sungguh-sungguh kepada Allah untuk kepentingan mereka (ay. 15-23). Rasul yang agung ini sudah terbiasa berkelimpahan di dalam doa dan ucapan syukur kepada Allah yang Mahakuasa, yang pada umumnya ia atur dan ucapkan sedemikian rupa sehingga pada saat yang sama juga membawa dan mengandung ajaran-ajaran Kekristenan yang agung dan penting, diikuti dengan perintah-perintah paling mendalam bagi mereka yang membacanya dengan cermat dan sungguh-sungguh.
Pengantar (1:1-2)
- Inilah,
- 1. Gelar yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk dirinya sendiri, gelar yang digunakan sebagai miliknya sendiri, yaitu Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, dst. Ia menganggap sebagai suatu kehormatan dapat dipakai oleh Kristus sebagai salah seorang utusan untuk anak-anak manusia. Di dalam jemaat Kristen, para rasul adalah pemimpin-pemimpin utama. Mereka menjadi pelayan-pelayan luar biasa yang ditunjuk untuk satu masa saja. Mereka dilengkapi dengan karunia-karunia luar biasa oleh Tuhan mereka yang agung, dan ditambah dengan penyertaan Roh secara langsung, supaya mereka cakap dalam memberitakan dan menyebarluaskan Injil serta mampu memerintah jemaat yang masih dalam keadaan seperti bayi. Begitu jugalah dengan Paulus ketika itu. Ia dianugerahi jabatan itu bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh campur tangannya sendiri, melainkan oleh kehendak Allah, yang langsung dan jelas ditujukan kepada dia, langsung dipanggil (seperti halnya rasul-rasul lain) oleh Kristus sendiri untuk mengerjakan tugas itu. Setiap pelayan Kristus yang setia (walaupun panggilan dan jabatannya tidak sehebat seperti seorang rasul) bolehlah, bersama para rasul, berpikiran demikian, yaitu memandang suatu kehormatan dan penghiburan bagi dirinya sendiri bahwa dia dipanggil seperti sekarang ini oleh kehendak Allah.
- 2. Orang-orang yang menjadi penerima surat kerasulan ini: Kepada orang-orang kudus di Efesus, yaitu, kepada orang-orang Kristen yang menjadi anggota jemaat di Efesus, sebuah kota besar di Asia. Ia menyebut mereka orang-orang kudus, sebab seperti itulah mereka menurut pengakuan iman, demikianlah mereka semua diikat dalam kebenaran serta kenyataan, dan banyak di antara mereka yang memang seperti itu. Semua orang Kristen harus menjadi orang-orang kudus. Jika mereka tidak memiliki sifat dan ciri seperti itu di atas muka bumi, mereka tidak akan pernah menjadi orang-orang kudus di dalam kemuliaan. Ia menyebut mereka sebagai orang-orang percaya dalam Kristus Yesus, orang-orang percaya di dalam Dia, tetap teguh dalam ketaatan kepada Dia serta kepada kebenaran dan jalan-jalan-Nya. Mereka bukanlah orang-orang kudus yang tidak setia, melainkan orang-orang kudus yang percaya di dalam Kristus, sangat taat kepada-Nya, serta setia kepada pengakuan yang mereka buat kepada Tuhan mereka. Perhatikanlah, merupakan suatu kehormatan tidak saja bagi para pelayan Tuhan, tetapi juga bagi setiap orang Kristen untuk memperoleh rahmat Tuhan untuk menjadi setia. Di dalam Kristus Yesus, dari siapa mereka memperoleh semua kasih karunia dan kekuatan rohani, dan di dalam siapa mereka serta semua perbuatan mereka mendapat perkenanan-Nya.
- 3. Berkat kerasulan, Kasih karunia menyertai kamu, dan seterusnya. Inilah tanda yang digunakan di dalam setiap surat kerasulan. Berkat itu mengungkapkan kehendak baik Rasul Paulus kepada sahabat-sahabatnya, serta menunjukkan keinginan nyata atas kesejahteraan mereka. Oleh kasih karunia, kita memahami kasih dan kebaikan Allah yang cuma-cuma dan tanpa pamrih, serta semua kasih karunia Roh yang datang dari kasih karunia itu. Oleh damai sejahtera, kita juga memahami semua berkat lainnya, baik yang bersifat rohaniah maupun yang bersifat jasmaniah yang sementara, dan buah-buah serta hasil dari kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera dan juga tidak ada kasih karunia, selain yang berasal dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Kristus Yesus. Berkat-berkat yang khas ini berasal dari Allah, bukan sebagai Sang Pencipta, melainkan sebagai Sang Bapa karena pertalian khusus, dan berasal dari Tuhan Yesus Kristus yang telah membeli mereka untuk menjadi umat-Nya. Dia-lah yang memiliki hak untuk melimpahkan berkat-berkat itu ke atas mereka. Sesungguhnya, orang-orang kudus dan orang-orang yang setia di dalam Kristus Yesus, telah menerima kasih karunia dan damai sejahtera ini, namun penambahan berkat-berkat seperti ini sangat diharapkan. Orang-orang kudus yang terbaik, sangat membutuhkan kasih karunia yang baru dari Roh untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya mengapa mereka harus berdoa, masing-masing untuk dirinya sendiri, dan semua orang untuk satu sama lain, supaya berkat-berkat itu tetap melimpah ke atas mereka. Sesudah pendahuluan singkat ini, Rasul Paulus melanjutkan pada pokok persoalan dan isi dari surat kerasulan ini. Meskipun doa dan pujian seperti ini tampak aneh dicantumkan dalam sepucuk surat, namun Roh Allah memandang baik bahwa pembicaraan mengenai perkara-perkara ilahi di dalam pasal ini disampaikan dalam bentuk doa dan pujian, sebab doa dan pujian merupakan sapaan yang khidmat kepada Allah, sehingga menyampaikan perintah-perintah yang penting kepada orang lain. Doa dapat mengajarkan sesuatu, dan pujian juga dapat melakukan hal yang sama.
SH: Ef 1:1-2 - Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat? (Kamis, 3 Oktober 2002) Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?
Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaa...
Bagaimana bentuk relasi rasul-jemaat?
Paulus adalah rasul terhadap jemaat Efesus. Lebih dari itu, Paulus menjadi rarul bukan karena diutus oleh jemaat, bukan karena sukarela menawarkan diri untuk pelayanan, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Kerasulannya menjadi dasar isi surat dan sekaligus menyatakan sifat resmi surat yang ditulisnya. Hubungan Paulus dengan jemaat didasarkan pada relasi formal yakni rasul dan jemaat. Sementara itu jemaat yang menerima surat dilukiskan Paulus sebagai kudus dan percaya. Kudus karena menjadi milik Allah melalui iman pada Yesus. Jemaat Efesus juga dinyatakan sebagai percaya karena memiliki relasi dengan Yesus. Jemaat Efesus telah mendasarkan hidupnya pada Yesus. Dua ciri utama jemaat adalah kudus dan percaya.
Paulus adalah rasul, sedang jemaat adalah kudus dan percaya. Ini dua keadaan dan status yang berbeda. Bagaimana relasi keduanya? Paulus menjelaskan bahwa keduanya terkait karena memiliki dasar yang sama yakni Yesus Kristus. Yesus mempersatukan Paulus dan jemaat Efesus. Paulus dan jemaat masing-masing memiliki dasar yang sama. Paulus adalah rasul Yesus Kristus, sementara jemaat Efesus adalah jemaat Yesus Kristus. Juka Kristus menjadi dasar relasi manusia, maka setiap perbedaan merupakan berkat. Tanpa Kristus setiap perbedaan status, gender, ras, atau etnis dapat menjadi sumber konflik. Di samping itu ada factor lain penghubung Pauus dan jemaat yakni Allah yang dikenal sebagai Bapa. Allah adalah Bapa oleh karena Yesus Kristus. Bapa adalah sumber anugerah dan damai baik kepada Paulus maupun jemaat Efesus. Anugerah adalah inisiatif perbuatan Allah untuk menciptakan damai. Sementara damai adalah bentuk perbuatan Allah yakni menciptakan damai antarmanusia dan manusia dengan Allah.
Kebenaran ini tidak saja menghubungkan Paulus dengan jemaat Efesus, tetapi juga dengan kita kini. Oleh karena Yesus Kristus dan pilihan Bapa atau Paulus, maka kini kita mengakui otoritas surat ini.
Renungkan: Sebagai apakah kita ingin dikenal oleh orang lain? Bagaimana sehari-hari kita mempersepsikan diri kepada orang lain? Apakah kita sudah menjadikan Kristus sebagai dasar relasi dengan orang lain?
SH: Ef 1:1-6 - Keselamatan ajaib (Jumat, 31 Oktober 2003) Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita
membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat...
Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat rohani yang kita dapat dalam keselamatan (ayat 3). Juga apabila kita merenungkan bahwa untuk mewujudkan keselamatan itu, Allah Bapa (ayat 3-6), Putra (ayat 7-12), Roh Kudus (ayat 13-14) mengerjakan karya-karya yang indah, serasi dalam kerjasama demi kita ciptaan-Nya yang telah berontak berdosa terhadap-Nya.
Kota Efesus, lazimnya kota besar, pastilah dipenuhi dengan berbagai gaya hidup yang salah. Namun, di kota itu kini keselamatan telah mewujud. Orang percaya yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam kehidupan mereka mengalami keselamatan ajaib. Mereka bukan lagi orang yang hidup sia-sia dalam kecemaran dosa. Mereka diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus (ayat 1). Sejak itu, berkat rohani seperti kasih karunia dan damai sejahtera (ayat 2), serta seluruh kepenuhan arti keselamatan (ayat 3) menjadi pengalaman riil mereka. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan dari waktu ke waktu, termasuk yang kini Anda terima dan alami.
Bagian ini berbicara tentang sumber keselamatan dan maksud keselamatan. Bapa telah memilih kita (ayat 4), menetapkan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Rencana itu terwujud karena Putra-Nya, Yesus Kristus melakukan karya penyelamatan bagi kita. Itu akan kita renungkan besok. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah Bapa ini membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi atau pengalaman kita. Maksud keselamatan adalah agar kita hidup memuliakan Allah. Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita menaikkan pujian syukur dan menjadikan kehidupan kita suatu kepujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya itu.
Renungkan: Keajaiban rencana keselamatan Allah dan kurban penyelamatan yang ditanggung-Nya bagi kita, menolong kita agar dapat menghayati keselamatan, mensyukurinya, dan hidup kudus.
SH: Ef 1:1-14 - Dipilih sebelum dijadikan (Senin, 31 Oktober 2011) Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai or...
Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai orang kudus dan orang percaya dalam Kristus Yesus (1).
Ketika orang menerima keselamatan, berkat rohani seperti kasih karunia, damai sejahtera, dan seluruh kepenuhan arti keselamatan menjadi pengalaman riil. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan.
Bapalah sumber keselamatan. Ia memilih dan menetapkan orang percaya sebelum menciptakan alam semesta. Pilihan ini lahir semata-mata dari kasih karunia-Nya dan terwujud karena Anak-Nya melakukan karya penyelamatan bagi manusia. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi manusia. Dia memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat kudus dan tanpa cacat cela (4), yaitu tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa karena telah diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus. Maka hidup orang pilihan seharusnya mencerminkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memilikinya penuh.
Diangkatnya kita menjadi anak-anak Allah (5) merupakan dampak dari keputusan Allah memilih kita. Sebagai anak, ada hak yang harus kita terima dan ada kewajiban yang harus kita jalankan. Pernyataan Paulus ini, merupakan adaptasi hukum Romawi saat itu yang menetapkan bahwa anak yang diadopsi juga harus memiliki dan menikmati hak yang sama dengan anak kandung.
Kita adalah anak-anak pilihan Allah masa kini, yang sudah mengalami penebusan dosa oleh pengurbanan Kristus. Dalam hal ini kita bertanggung jawab untuk meninggalkan perilaku cemar dan memasuki proses penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus.Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita bersyukur dan menjadikan hidup kita suatu pujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya. Maka pancarkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memiliki kita hingga dunia dapat melihat bahwa kita adalah sah milik Allah.
SH: Ef 1:1-14 - Menghargai Anugerah-Nya (Kamis, 12 Desember 2019) Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya d...
Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya dan menghargainya, ada pula yang sebaliknya.
Pada bagian ini, Paulus menekankan betapa luar biasanya pemilihan Allah itu. Melalui Yesus Kristus, Allah menebus kita dengan darah-Nya dan menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita diselamatkan dan menjadi milik kepunyaan Allah. Pemilihan Allah ini bukan karena kita layak. Pemilihan itu berdasarkan keputusan Allah yang berdaulat.
Dalam penghayatan akan kebenaran ini, Rasul Paulus sangat bersyukur dan mengajak kita untuk memuji Allah di dalam Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat rohani kepada orang percaya. Pemilihan Allah ini menjadikan kita kudus sebagai anak Allah yang dimeteraikan oleh Roh Kudus (13) dan Roh Kudus adalah jaminan penebusan yang menjadikan kita milik Allah (14).
Betapa bahagianya kita yang mendapat berkat rohani yang tak ternilai ini. Sudah sepatutnya kita hidup secara bertanggung jawab sebagai orang pilihan Allah, yaitu dengan hidup kudus dan menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Allah.
Hidup kudus berarti kita harus berbeda dengan orang-orang yang hidup di luar Tuhan. Menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya berarti hidup ini harus bermakna, yaitu menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Hal yang sia-sia, yang tidak sesuai kehendak-Nya, yang menyakiti hati Allah, dan menjadi batu sandungan bagi sesama haruslah dibenci oleh orang kudus. Dalam kasih karunia-Nya, Ia menguatkan dan memampukan kita hidup sebagai orang pilihan-Nya di tengah dunia yang bobrok.
Hiduplah sebagai orang-orang pilihan Allah, karena Allah setia adanya (Ibr. 13:5b). Hidup sesuai kehendak Allah bukanlah pilihan, melainkan ungkapan syukur, iman, dan ketaatan kita yang seharusnya kepada Allah sebagai orang-orang yang telah menerima berkat rohani yang tak ternilai harganya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami hidup sebagai orang yang diperkenan di hadapan-Mu melalui ketaatan kami. [GS]
Utley -> Ef 1:1-2
Utley: Ef 1:1-2 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:1-21 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang- orang percaya dalam ...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:1-2
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang- orang percaya dalam Kristus Yesus. 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Ef 1:1 "Paulus" Nama Yunani "Paulus" berarti "kecil." Ada beberapa teori tentang asal-usul namanya ini.
- 1. Sebuah julukan yang menggambarkan ketinggian fisiknya, tradisi abad kedua bahwa Paulus pendek, gemuk, botak, berkaki bengkok, beralis lebat dan mata menonjol mungkin merupakan deskripsi fisik Paulus. Ini berasal dari sebuah buku non-kanonik dari Tesalonika abad kedua yang berjudul Paulus dan Thekla.
- 2. Evaluasi rohani pribadi Paulus, ayat-ayat seperti 1Kor 15:9; Ef 3:8; 1Tim 1:15, di mana ia menyebut dirinya "yang terkecil dari orang-orang kudus" (mungkin karena ia menganiaya Gereja, Kis 9:1-2). Beberapa orang telah melihat rasa "ke-kecil-an" ini sebagai asal dari sebutan pilihannya sendiri ini. Namun demikian, dalam buku seperti Galatia, di mana ia membuat penekanan kuat pada independensi dan kesetaraannya dengan Dua Belas Rasul di Yerusalem, pilihan ini tidak mungkin (lih. 1Kor 15:10; 2Kor 11:5; 12:11).
- 3. Dari orangtua, kebanyakan orang Yahudi dari diaspora (Yahudi yang tinggal di luar Palestina) diberi dua nama saat lahir. Nama Ibrani Paulus adalah Saul dan nama Yunani-nya Paulus.
□ "Rasul" Istilah "rasul" berasal dari kata kerja Yunani "mengutus" (apostellō). Lihat Topik Khusus pada Kol 1:11. Yesus memilih dua belas murid-Nya untuk bersama-Nya dalam arti khusus dan memanggil mereka "Rasul" (lih. Luk 6:13). Istilah ini sering digunakan untuk Yesus yang diutus dari Bapa (lih. Mat 10:40; 15:24, Mr 9:37, Luk 9:48, Yoh 4:34; 5:24,30,36,37,38; 7:29; 8:42; 10:36; 11:42; 17:3,8,18,21,23,25; 20:21). Dalam sumber-sumber Yahudi, kata ini digunakan untuk seseorang yang diutus sebagai perwakilan resmi dari orang lain, mirip dengan "duta besar" (lih. 2Kor 5:20).
□ "Kristus" Ini adalah padanan bahasa Yunani dari istilah Ibrani "Mesias" (lihat Topik Khusus pada Kol 1:1; lih. Dan 9:25-26; Yoh 1:41; 4:25), yang berarti "seorang yang diurapi "(lih. Mat 1:16). Ini adalah gelar langka di PL, tetapi konsep tentang penyelamat yang datang secara khusus, dipanggil dan diperlengkapi oleh YHWH, berulang. Aspek kerajaan dan imam dapat dilihat dalam Mazm 110:1,4 dan Za 4:11-14. Ini berarti "seseorang yang dipanggil dan diperlengkapi oleh Allah untuk suatu tugas tertentu." Dalam PL tiga kelompok pemimpin: imam, raja, dan nabi diurapi. Yesus memenuhi semua ketiga jabatan urapan tesebut (lih. Ibr 1:2-3).
□ "Yesus" Nama Ibrani / Aram ini berarti "YHWH menyelamatkan" atau "YHWH membawa keselamatan." Nama ini diungkapkan kepada orang tuanya oleh malaikat (lih. Mat 1:21). "Yesus" diturunkan dari kata Ibrani untuk keselamatan, hosea, yang dikombinasikan dengan singkatan awal dari nama perjanjian untuk Tuhan, "YHWH." Ini adalah sama dengan nama Ibrani Yosua. Lihat Topik Khusus: Nama untuk Tuhan di Kol 1:3.
□ "oleh kehendak Allah" Frasa pengantar yang sama ini digunakan dalam Kol 1:1; 1Kor 1:1; 2Kor 1:1; dan 2Tim 1:1. Paulus yakin bahwa Allah telah memilihnya untuk menjadi Rasul. Perasaan khusus panggilan ini dimulai di pertobatannya di jalan ke Damaskus (lih. Kis 9; 22; 26). Ini juga merupakan cara teologis untuk menegaskan otoritas kerasulannya. Lihat Topik Khusus pada Ef 1:9.
□ "kepada orang-orang kudus" "Orang Kudus" (hagioi) secara teologis terkait dengan istilah PL "kudus" (kadosh), yang berarti "dipisahkan untuk pelayanan Allah" (lih. 1Kor 1:2; 2Kor 1:1; Rom 1:7; Fil Ef 1:1; Kol 1:2). Ini berbentuk JAMAK dalam PB kecuali satu kali di Filipi (Ef 4:21), tetapi bahkan di sana, digunakan secara kebersamaan. Alkitab adalah sebuah buku kebersamaan. Diselamatkan adalah menjadi bagian dari komunitas perjanjian iman, keluarga orang percaya. Lihat Topik Khusus: Orang Suci di Kol 1:2.
Umat Allah adalah kudus karena kebenaran Yesus yang ditanamkan (lih. Rom 4; 2Kor 5:21). Adalah kehendak Allah bahwa mereka hidup kudus (lih. Ef 1:4; 2:10; 4:1; 5:27; Kol 1:22; 3:12; Mat 5:48). Orang percaya dinyatakan kudus (pengudusan posisional) dan dipanggil untuk hidup kudus (pengudusan progresif). Pembenaran dan pengudusan harus ditegaskan bersama-sama!
- NASB "yang di Efesus"
- NKJV, NRSV "yang di Efesus"
- TEV "yang tinggal di Efesus"
- NJB --- (dihilangkan) ---
Ada masalah naskah pada titik ini. Beberapa teks kuno Yunani (P46, א*, B*, serta naskah Yunani yang digunakan oleh Origen dan Tertullain) menghilangkan "di Efesus." Kelompok bidat awal Marcion menyebut Efesus sebagai "Surat kepada Laodikia." Frasa tersebut muncul dalam naskah kuno berhuhruf besar □א, A , B2, D, F, dan G. Frasa ini juga muncul dalam terjemahan Vulgata, Syria, Koptik dan Armenia.
Tata bahasa Yunani dari ay. Ef 1:1 dapat menampung nama tempat. Oleh karena itu, nama tempat itu mungkin sengaja dihilangkan karena surat itu berfungsi sebagai surat edaran, setiap gereja memasukkan namanya sendiri ketika surat ini dibacakan dalam ibadah umum. Di waktu yang sangat awal seorang penulis di Efesus (gereja terbesar di daerah tersebut) mengisi bagian yang kosong ini.
□ "orang-orang percaya" Kata-kata "iman," "kepercayaan," dan "percaya" yang digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris semua memiliki akar kata Yunani yang sama (pistis). Penekanan PL utama kata ini adalah pada keterpercayaan Allah, bukan antusiasme atau ketulusan respon manusia. Orang percaya harus merespon, menerima, dan percaya dalam karakter keterpercayaan dan janji-janji-Nya yang kekal. Kuncinya adalah obyek dari iman kita, bukan intensitasnya. Kekristenan adalah iman di dalam Kristus, bukan iman di dalam iman. Kekristenan adalah respons bertobat dan iman di awal yang diikuti oleh gaya hidup kesetiaan. Iman alkitabiah adalah serangkaian pilihan manusia -pertobatan, iman, ketaatan, dan ketekunan.
Lihat Topik Khusus: Iman, Percaya, Kepercayaan pada Kol 1:2.
Ef 1:2 "Kasih karunia dan damai sejahtera" Salam normal bahasa Yunani adalah kata sapaan (charein), "berbahagialah." Paulus secara khas merubah salam ini menjadi istilah yang terdengar sangat mirip, tetapi merupakan istilah Kristen, yaitu, charis, atau kasih karunia. Banyak orang mengasumsikan bahwa Paulus entah bagaimana menggabungkan ucapan Yunani dan Ibrani dengan istilah "damai sejahtera", istilah yang akan sama dengan istilah Ibrani shalom. Meskipun ini adalah sebuah teori yang menarik, namun mungkin ini terlalu jauh terhadap frasa pengantar khas Paulus ini (lih. Rom 1:7; 1Kor 1:3; 2Kor 1:2; Fili 1:2; dan Filem 1:3). Secara teologis, rahmat Tuhan selalu mendahului damai sejahtera manusia!
□ "Bapa" Istilah ini tidak digunakan dalam pengertian generasi seksual, atau urutan kronologis, tapi hubungan keluarga yang intim. Allah memilih istilah keluarga untuk mengungkapkan diriNya kepada manusia (Contoh: Hos 2; 3 sebagai bergairah, kekasih yang setia, Hos 11 sebagai ayah dan ibu yang penuh kasih). Lihat Topik Khusus: Bapa di Kol 1:2.
□ "Tuhan" Istilah Yunani "Tuhan" (kurios) bisa digunakan dalam pengertian umum atau dalam arti teologis yang dikembangkan. Kata ini dapat berarti "tuan," "Bapak," "penguasa," "pemilik," "suami" (misalnya, Yoh 4:11,15; 9:36) atau " Allah-manusia sepenuhnya " (misalnya, Yoh 4:19; 9:38). Penggunaan PL (bahasa Ibrani, adon) akan istilah ini berasal dari keengganan orang Yahudi untuk mengucapkan nama perjanjian untuk Tuhan, YHWH (. Lih. Kel 3:14, lihat Topik Khusus: Nama untuk Tuhan di Kol 1:3). Mereka takut melanggar Perintah yang mengatakan, "Janganlah engkau menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia" (lih. Kel 20:7; Ul 5:11). Oleh karena itu, mereka berpikir jika mereka tidak mengucapkannya, mereka tidak bisa menyia-nyiakannya. Jadi, mereka menggantikannya dengan kata Ibrani adon, yang memiliki arti yang mirip dengan kata Yunani kurios (Tuhan). Para penulis PB menggunakan istilah ini untuk menggambarkan keIllahian penuh dari Kristus. Frasa "Yesus adalah Tuhan" adalah pengakuan iman publik dan suatu formula baptisan dari gereja mula-mula (lih. Rom 10:9-13; 1Kor 12:3; Fili 2:11).
Topik Teologia -> Ef 1:1
Topik Teologia: Ef 1:1 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah adalah Satu Pribadi
Allah Membuat Rencana dan Melaksanakannya
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah adalah Satu Pribadi
- Allah Membuat Rencana dan Melaksanakannya
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
TFTWMS -> Ef 1:1
TFTWMS: Ef 1:1 - Surat Untuk Orang-orang Kudus SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS (Efesus 1:1)
1 Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus dan yang...
SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS (Efesus 1:1)
1 Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus dan yang setia di dalam Kristus Yesus (NASB).
Dengan mengikuti standar bentuk surat yang ditulis dalam dunia Romawi abad pertama, Paulus memulai suratnya dengan nama penulis, mengidentifikasi orang-orang yang ia surati, dan kemudian memasukkan salam.1Bagian yang tidak biasa dari permulaan surat Paulus itu adalah bahwa ia biasanya menyebut beberapa orang lain sebagai sesama pengirim. Dengan pengecualian surat Roma, surat-surat yang dianggap asli dari Paulus menyebutkan orang lain di dalam salamnya. Dalam Efesus ia hanya menyebutkan dirinya sebagai pengirim surat.
Ayat 1a. Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Kata-kata ini menandakan bahwa surat ini adalah komunikasi resmi dari Paulus kepada jemaat Efesus. Kata "rasul" menunjukkan "orang yang ditugaskan dan diutus oleh atasannya"2; oleh karena itu, Paulus menegaskan bahwa ia adalah wakil Kristus yang diberi kuasa. Jemaat Korintus meragukan kerasulan Paulus, sehingga dalam kedua surat Korintus itu ia menunjukkan kualifikasinya sebagai seorang rasul. Menjadi saksi mata kebangkitan Yesus (1 Korintus 15:8; 9; lihat Kisah 1:22b), keberadaan gereja Korintus itu sendiri (1 Korintus 9:2), dan pelbagai mujizat yang ia adakan (2 Korintus 12:12) memberi kesaksian bagi fakta bahwa ia benar-benar seorang rasul. Pengangkatan dan otoritas Paulus tidak berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Allah, yang telah memilih dia untuk menjadi seorang rasul.
Ayat 1b. Surat itu ditujukan kepada orang-orang kudus yang berada di Efesus. (Lihat "Kata Pengantar," halaman 8-9.) Sebutan ini berarti bahwa para pembacanya adalah bagian dari "orang-orang kudus yang Allah telah pisahkan untuk diri-Nya sendiri."3Ayat 4 menunjukkan bahwa Paulus menganggap kekudusan mereka sebagai akibat dari Allah memilih mereka untuk berada di dalam Kristus. Dalam 5:26, 27, kekudusan diketengahkan sebagai akibat dari kematian Kristus untuk gereja.
Ayat 1c. Orang-orang Kristen yang ia surati disebut setia. "Setia" (dari pisto/ß, pistos) menggambarkan orang-orang yang telah menerima injil dengan menunjukkan kepercayaan yang taat, ketimbang sekedar orang-orang yang dapat dipercaya atau handal. Dalam Galatia 6:10, Paulus menggunakan kata yang sama ini untuk membedakan dengan orang-orang yang tidak percaya. Kata itu juga digunakan untuk orang-orang percaya dalam 1 Timotius 4:10, 12; 5:16; 6:2 dan Titus 1:1, 6. Paulus menyapa mereka yang karena kasih karunia telah dipilih menjadi umat kudus Allah dan yang sudah memberikan respon percaya terhadap panggilan Allah.
Akhirnya, saudara-saudara di Efesus diidentifikasi sebagai di dalam Kristus Yesus. "Di dalam" menunjukkan lingkup atau unsur yang di dalamnya orang-orang kudus dan orang-orang setia hidup. Ungkapan "dalam Kristus Yesus" mengacu pada Juruselamat sebagai "Pribadi Yang Diurapi"4dan berdasarkan nama. ("Kristus" adalah gelar-Nya, dan "Yesus" menunjukkan pribadi-Nya.) Penyebutan ini ditemukan 164 kali dalam tulisan-tulisan Paulus.5Sebutan itu baik dalam ungkapan persisnya atau padanannya muncul 23 kali di dalam surat Efesus, 10 kali di dalam 1:2-14.
Para penerima surat ini hidup "berhubungan dengan"6Kristus Yesus. Dengan mentaati injil, mereka telah masuk ke dalam Kristus melalui baptisan (lihat Roma 6:3; Galatia 3:27). Hubungan yang baru ini dengan Kristus menggambarkan mereka sebagai umat kudus milik Allah dan sebagai umat yang beriman.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Salam: Surat Untuk Orang-Orang Kudus Yang Setia (Efesus 1:1, 2)
Salam Paulus menyertakan pelbagai ungkapan yang tinggi saat ia menyapa "orang-or...
Salam: Surat Untuk Orang-Orang Kudus Yang Setia (Efesus 1:1, 2)
Salam Paulus menyertakan pelbagai ungkapan yang tinggi saat ia menyapa "orang-orang kudus" dan menyebut berkat "kasih karunia" dan "damai sejahtera" yang melimpah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di d...
POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di dalam seluruh Alkitab."1Para siswa kitab-kitab lain dalam Alkitab, seperti kitab Roma, mungkin menolak penilaian yang hebat atas surat ini. Faktanya tidak berubah bahwa kitab Efesus membahas tidak kurang dari maksud kekal Allah dan layak mendapat pujian.
PENULISNYA
Bukti Internal
Penulis Efesus menyebut dirinya sebagai "Paulus, rasul Kristus Yesus" (1:1a) dan "Paulus, tawanan Kristus Yesus""(3:1). Salam dan penyebutan namanya dalam isi surat itu merupakan ciri khas surat-surat Paulus lainnya.2Surat Efesus penuh dengan pernyataan dalam bentuk orang pertama, memberikan pembaca potret diri penulis itu:
Ia sudah secara pribadi mendengar tentang iman para pembaca itu dan tentang kasih mereka kepada orang-orang Kristen lainnya [1:15]; ia mengungkapkan ucapan syukur pribadinya kepada Allah bagi mereka [1:16]; menggambarkan dirinya sebagai "tahanan Yesus Kristus" [3:1; 4:1]; menunjukkan bahwa ia sedang menulis tentang misteri yang secara pribadi dinyatakan kepada dia [3:3-6]; memberitahukan penetapannya kepada pelayanan itu oleh ilahi [3:7]; menasihati para pembaca untuk jangan berkecil hati atas penderitaan yang ia sedang alami [3:13]; mengambil sikap mediasi yang rendah hati untuk mereka [3:14-19]; menegaskan kebutuhan pembaca saat ini mengenai cara hidup dan berpikir yang baru yang berlawanan dengan latar belakang kebodohan dan kebobrokan moral orang non-Yahudi [4:17-19]; memberikan penafsirannya sendiri tentang "misteri" [5:32]; meminta doa bagi dirinya sendiri sebagai duta yang terbelenggu supaya ia boleh memiliki keberanian untuk bicara [6:19]; dan mengakhiri dengan salam pribadi [6:21, 22]. Dari saksi-saksi yang gigih ini terhadap hubungan penulis-pembaca, kepribadian Paulus bisa terlihat secara memadai. Sesungguhnya itu sepertinya sesuai dengan apa yang terlihat tentang dirinya dari surat-suratnya yang lain.3
Kitab Efesus mengikuti pola Paulus dalam surat-suratnya yang lain, dimulai dengan ucapan syukur, dilanjutkan dengan bagian doktrin, dan diakhiri dengan penerapan praktis, dorongan, dan hal-hal yang bersifat pribadi. Bahasanya juga khas Paulus. "Hampir setiap kalimat memiliki gema lisan dari apa yang Paulus katakan di tempat lain."4Sebagai contoh, 78 dari 155 ayat dalam kitab Efesus ditemukan di dalam kitab Kolose dalam tingkat identitas yang beragam.5Kebanyakan sarjana sepakat bahwa Kolose adalah surat asli Paulus, dan kemiripan dua surat itu memberikan bobot kepada fakta bahwa Paulus menulis keduanya.
Bukti Eksternal
Charles Smith Lewis menulis, "Tidak satu pun dari surat-surat yang dikaitkan kepada "Paulus memiliki rantai bukti yang lebih kuat mengenai penggunaan mula-mula dan keberlanjutan surat-surat itu selain daripada apa yang kita kenal sebagai Surat Kiriman kepada jemaat Efesus."6Surat itu tampaknya telah beredar secara luas pada pertengahan abad kedua di antara mereka yang dianggap sebagai Kristen ortodoks dan bidah.
[Surat] itu termasuk dalam Kanon resmi paling awal, yaitu oleh Marcion (sekitar 140 M.), meski di bawah judul "Laodikia". Oleh sebab itu keaslian Paulus [sebagai penulisnya] pada waktu ini tak terbantahkan, karena Marcion hanya mengakui rasul Paulus sebagai kuasanya. Dalam Kanon Muratori (sekitar 180 M.) [surat] itu dimasukkan di bawah Surat-surat Kiriman dari Paulus. [Surat] itu membentuk bagian dari Surat-surat Kiriman Paulus dalam bukti paling awal untuk versi Latin dan Siria."Ada banyak kesamaan bahasanya di dalam tulisan-tulisan Clement dari Roma, Ignatius, Polikarpus, Hermas, dan mungkin Didache.7
Pelbagai Keberatan
Kepengarangan Paulus atas surat kepada jemaat Efesus tidak pernah diragukan sampai munculnya kritik skeptis yang lebih tinggi pada abad kesembilan belas.8
Pelbagai keberatan terhadap kepengarangan Paulus bisa dirangkum dalam enam kategori:9
- 1. "Surat Efesus memiliki empat puluh dua kata yang aneh, yang membuktikan ia tidak menulis surat itu." Namun begitu, Paulus menggunakan kata-kata yang khas bagi surat-suratnya yang dikenal. Jika seseorang menulis dua surat, satu surat tentang bukti keberadaan Allah dan satu lagi tentang gereja, ia akan menggunakan kosakata yang berbeda. Karena Paulus memiliki tujuan yang berbeda untuk surat-suratnya, maka kita akan mengharap dia menggunakan cara yang berbeda untuk mengungkapkan dirinya.
- 2. "Istilah 'misteri,' 'kepengurusan,' dan 'kepemilikan' digunakan dalam pengertian yang baru di dalam surat ini," Ini adalah tuduhan yang meragukan; tetapi bahkan jika tuduhan itu benar, Paulus tidak diwajibkan untuk selalu menggunakan suatu istilah dengan cara yang sama.
- 3. "Acuan kepada 'rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya yang kudus dalam 3:5 (bandingkan 2:20; 4:11) menunjukkan bahwa penulis itu berasal dari generasi kedua umat Kristen, yang sudah datang untuk menghormati para rasul itu." Namun begitu, Paulus juga memasukkan dirinya sendiri dan orang-orang Kristen di Efesus di antara "segala orang kudus"(3:8), atau "orang-orang kudus "
- 4. "Kitab Efesus tidak punya salam pribadi di akhir surat itu." Ini hanya menunjukkan bahwa surat itu dimaksudkan untuk diedarkan di tengah-tengah gereja-gereja.
- 5. "Ada pelbagai acuan kepada 'gereja itu' (lihat 5:23-32), dibandingkan kepada jemaat atau jemaat-jemaat lokal tertentu." Ini tidak biasa bagi Paulus tetapi selaras dengan tujuan surat itu.
- 6. "Terdapat pelbagai kemiripan terhadap surat-surat non-Paulus." Ini bukan sangkalan bahwa Paulus menulis kitab Efesus, karena beberapa penulis yang berbeda bisa saja menggunakan bahasa yang sama ketika mereka menulis tentang tema-tema yang sama.
Singkatnya, meski Paulus kadang-kadang mungkin menggunakan juru tulis untuk mencatat pesan-pesannya,10namun tidak ada bukti yang kuat bahwa orang lain mengarang kitab-kitab Perjanjian Baru yang dikaitkan dengan dirinya. Banyak dokumen yang ditulis pada tahun-tahun awal agama Kristen adalah tulisan palsu,11tetapi kesaksian diri surat kepada jemaat Efesus itu mendukung pandangan tentang penerimaan universal bahwa surat kiriman itu ditulis oleh Paulus.
ASAL DAN TAGGALNYA
Para sarjana umumnya sepakat bahwa Paulus dipenjarakan di Roma pada dua kesempatan. Kitab Kisah Para Rasul berakhir sekitar tahun 62 dengan Paulus berada di bawah tahanan rumah di Roma, di mana ia dipenjarakan selama dua tahun (Kisah 28:16-31). Dari kitab Kisah ini terbukti bahwa Paulus memiliki kebebasan yang cukup besar dan melanjutkan usaha misinya serta tulisannya.
Selama pemenjaraannya yang pertama di Roma, Paulus menulis apa yang bisa disebut "Surat-Surat Penawanan," atau "Surat-Surat Penjara"-Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon.12Donald Guthrie, setelah meneliti pelbagai sikap pro dan kontra tentang kemungkinan Paulus dipenjarakan di Efesus dan menulis surat-surat ini selama pengurungannya itu, menetapkan bahwa bukti-buktinya meragukan. Karena itu, ia berpegang pada pandangan tradisional bahwa "Surat-Surat Penawanan" itu ditulis oleh Paulus pada waktu pemenjaraannya yang pertama di Roma.13
Ketika sebuah bidah muncul dalam gereja di Kolose, Epafras tampaknya melakukan perjalanan ke Roma untuk mencari nasihat Paulus tentang bagaimana bidah itu harus dihadapi (lihat Kolose 1:7; 4:12, 13). Selain itu, Paulus telah berjumpa dengan Onesimus, budak yang melarikan diri, telah mengkristenkan dia, dan percaya bahwa ia perlu mengirim dia kembali kepada tuannya di Kolose.14Filemon, pemilik budak itu, mungkin sudah dikristenkan juga oleh Paulus (Filemon 19), mungkin pada waktu pelayanan Paulus selama tiga tahun di Efesus.15Paulus ngin menangani bidah Kolose dan melindungi budak yang melarikan diri itu ketika ia mengirim dia pulang. Oleh karena itu, ia menyurati jemaat Kolose dan Filemon, mengatur agar surat itu dibawa oleh Tikhikus (Kolose 4:7) dan mungkin Onesimus (Filemon 10-13). Karena Tikhikus dan Onesimus akan pergi ke Asia, Paulus memanfaatkan kesempatan itu untuk mengirim surat kepada jemaat Efesus (Efesus 6:21, 22). Surat ini memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang maksud Allah dibandingkan yang sudah diketahui oleh saudara-saudara di kota itu. Surat itu, bersama dengan Kolose dan Filemon, diberi tanggal selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, sekitar tahun 60-61.16
TUJUANNYA Kota Efesus
Efesus adalah kota yang sangat terkenal dalam dunia abad pertama. Pertama, ia memiliki nilai penting perdagangan karena terletak di mulut Lembah Sungai Cayster dan memiliki pelabuhan yang sangat baik. Kota itu meraup pelbagai manfaat perdagangan yang dimungkinkan oleh keberadaan sungai dan laut itu. Selain itu, tiga jalan raya utama bertemu di Efesus, membawa hasil perdagangan dari Efrat, Asia Kecil, dan Lembah Meander.
Kedua, Efesus adalah penting secara politik karena menikmati hak pemerintahan otonom dalam batas-batas yang diizinkan oleh Roma. Kota ini tidak dipaksa untuk menampung tentara Romawi, dan penduduknya memilih para pejabat pemerintahan mereka sendiri. Pada saat yang sama, Efesus berfungsi sebagai pusat pelaksanaan keadilan Romawi; Gubernur bersidang di sana pada waktu-waktu tertentu selama tahun itu. Selanjutnya, Pertandingan Panionian, seperingkat dengan Pertandingan Olimpiade, diadakan di Efesus setiap bulan Mei (Maius), dan seluruh penduduk Ionia berbondong-bondong ke kota itu untuk menghadiri acara tersebut.
Ketiga, Efesus adalah penting secara keagamaan. Kemuliaannya adalah Kuil Diana, atau Artemis (lihat Kisah 19:35), yang telah ada di sana lebih lama dari siapa pun yang bisa mengingatnya. Kuil itu masuk ke dalam salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Panjangnya sekitar 142 meter, lebarnya 73 meter lebar, dan tingginya 20 meter. Kuil itu terdiri dari tiang-tiang dengan 127 pilar marmer, 36 di antaranya dilapisi dengan emas, batu permata, dan ukiran yang rumit. Di dalam kuil itu terdapat altar besar, dan di belakang altar itu ada tirai beludru. Di luar tirai itu ada patung Artemis. Tidak ada yang tahu asal-usul patung itu, tetapi beberapa orang percaya bahwa patung itu jatuh dari langit. Material patung itu mungkin dari kayu cemara, kayu aras, kayu hitam, atau batu. William Barclay memberikan gambaran berikut ini:
"sosok patung itu adalah hitam, pendek, menjijikkan. Patung itu ditutupi dengan banyak payudara, yang merupakan simbol kesuburan, dan tangan yang satu memegang pentungan sedangkan tangan yang lainnya memegang trisula. Sosok patung itu aneh, tidak indah, kasar; dan pada bagian bawahnya terdapat tanda-tanda aneh yang tak seorang pun tahu artinya.17
Ibadah di Kuil Diana sifatnya histeris dan penuh emosi yang hiruk-pikuk. Ibadah itu disertai perbuatan yang paling memalukan dan nista yang bisa dibayangkan. Kuil itu menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga milik umat dan, karena itu, berfungsi sebagai bank. Kuil itu juga adalah tempat suaka bagi para penjahat yang paling buruk, membuat Efesus terkenal karena kejahatan dan kenajisan. Namun demikian, rasul Paulus menghabiskan lebih banyak waktu di kota ini daripada di tempat lain mana saja di mana ia berkhotbah.18
Gereja Di Efesus
Menurut Kisah 13-20, Paulus melakukan tiga kali perjalanan misi, masing-masing berawal di Antiokhia di Siria. Frank J. Goodwin19dan Donald Guthrie20memberi tanggal ketiga perjalanan tersebut antara tahun 45 dan 58. Cerita tentang pekerjaan Paulus di Efesus ditemukan dalam Kisah 18-20, yang mengatakan bahwa ia tiba di kota itu pada waktu perjalanan misinya yang kedua. Ia tinggal hanya dalam waktu yang singkat, tapi saat berangkat ia berjanji untuk kembali lagi (Kisah 18:19-21).
Pada perjalanannya yang ketiga, di pertengahan tahun 50-an Masehi, ia memang datang kembali. Di sana Paulus menemukan ada murid-murid tertentu yang dengan mantab merespon khotbah Apolos. Apolos bekerja di Efesus, ia hanya mempraktikkan baptisan Yohanes sampai Akwila dan Priskila mengajarkan Firman secara lebih akurat kepada dia (Kisah 18:24-26).
Sebelum pelayanan Kristus dimulai, Yohanes sudah berkhotbah dan membaptis banyak orang untuk pengampunan dosa. Di seluruh padang gurun Yudea, Yohanes sempat memberitakan "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa" (Markus 1:4). Baptisan ini untuk mempersiapkan manusia bagi kedatangan Kristus (lihat Yohanes 1:19-51). Namun, setelah kematian dan kebangkitan Kristus dan permulaan gereja dalam Kisah 2, baptisan Yohanes tidak bisa lagi dilakukan. Karena Apolos telah mengajarkan hanya baptisan Yohanes di Efesus, maka orang-orang yang menjadi Kristen dalam Kisah 19 itu telah menerima baptisan yang tidak lagi berlaku.
Untuk memperjelas hubungan mereka dengan Kristus, Paulus menanya orang-orang percaya di Efesus, "Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kisah 19:2a). Ketika mereka menjawab, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus" (Kisah 19:2b), Paulus tahu bahwa mereka tidak dibaptis dengan benar. Baptisan yang diperintahkan oleh Yesus dan yang telah dipraktikkan dari hari Pentakosta hingga seterusnya, "dalam nama Yesus Kristus," memiliki janji "pengampunan dosa" dan "karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38). Oleh karena itu, Paulus memerintahkan mereka untuk dibaptis "dalam nama Tuhan Yesus" (Kisah 19:5). Ini adalah contoh yang baik tentang orang-orang yang, setelah dibaptis, akhirnya tahu bahwa mereka tidak mengerti tujuan baptisan itu dan dengan demikian diselamkan untuk kedua kalinya untuk alasan yang benar. Dengan cara ini, gereja di Efesus didirikan.
Paulus melanjutkan pekerjaannya di Efesus dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani selama sekitar tiga tahun (Kisah 19:8-10; 20:31), sehingga "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (Kisah 19:20). Setelah pecah kerusuhan untuk membela dewi Artemis, Paulus meninggalkan Efesus menuju Makedonia (Kisah 20:1); namun gereja telah didirikan dengan kokoh selama periode tiga tahun itu. Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Paulus bertemu dengan para penatua gereja Efesus di Miletus dan menyampaikan pidato perpisahan yang mengharukan yang dicatat dalam Kisah 20:17-38.
"Di Efesus" (1:1)
Apakah surat itu dikirimkan ke Efesus? Semua naskah, dengan pengecualian tiga naskah, memuat kata-kata yang artinya "di Efesus" di awal kalimat itu (1:1). Juga, semua versi kuno memasukkan ungkapan ini dalam pelbagai terjemahan. Kanon Muratori, Irenaeus, Tertullian, Clement dari Alexandria, dan Origen bicara tentang surat ini sebagai "Surat kepada Jemaat di Efesus."21Beberapa penulis mula-mula menganggap surat itu ditulis untuk jemaat di Efesus, terlepas apakah kata-kata "di Efesus" terdapat di dalam teks aslinya atau tidak.22Ini tampaknya menjadi alasan yang kuat untuk menerima jemaat Efesus sebagai penerima mula-mula surat itu, tetapi ada banyak hal lagi untuk dipertimbangkan.
Apakah surat edaran ini dikirimkan kepada beberapa gereja di provinsi Asia? Tiga naskah Yunani yang tidak memuat "di Efesus" adalah Sinaitikus, Vatikanus, dan P46.23Dua yang pertama adalah bagian dari tiga naskah tertua dan terbaik yang ada, dan yang terakhir adalah minuscule yang baik, atau naskah yang ditulis dengan huruf kecil. Beberapa ekspositor mengutip 1:15 sebagai bukti bahwa Paulus mengetahui perubahan hidup penerima surat itu hanya melalui laporan. Ini tampaknya aneh, sebab Paulus telah menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun di Efesus. Namun begitu, Paulus bisa saja sedang mengacukan pertumbuhan mereka dalam iman dan kasih sejak ia meninggalkan Efesus. Selain itu, beberapa orang mengacu kepada 3:2 sebagai bukti bahwa jemaat Efesus mengenal Paulus hanya lewat nama baiknya. Namun begitu, mereka bisa saja telah mendengar pekerjaan Paulus dari rasul itu sendiri. Selanjutnya, 3:2-4 ditafsirkan untuk berarti bahwa jemaat Efesus akan harus menilai melalui tulisan-tulisan Paulus apakah Allah sudah memberi dia Wahyu atau tidak. Ini mungkin sekedar mengacu kepada surat itu sendiri.
Bukti lebih lanjut bahwa surat Efesus merupakan surat edaran adalah fakta bahwa Paulus tidak mengirimkan salam pribadi, sesuai kebiasaan-Nya, kepada gereja yang ia kenal dengan baik. Juga, doa dalam 6:23, 24 dinyatakan secara umum dalam bentuk orang ketiga, ketimbang dalam gaya orang kedua yang khusus yang Paulus gunakan dalam surat-surat kiriman Paulus lainnya.
Setelah mempertimbangkan bukti itu, bagaimanakah kita menjelaskan keberadaan kata-kata "di Efesus" di dalam begitu banyak dokumen mula-mula dan pendapat umat Kristen mula-mula bahwa surat ini secara khusus ditujukan kepada gereja di Efesus? Henry Clarence Thiessen,24Donald Guthrie,25dan yang lain-lainnya telah mengetengahkan pelbagai kemungkinan sebagai berikut:
- 1. "Paulus menulis surat ini sebagai surat edaran kepada Provinsi Asia, dengan memberikan ruang kosong setelah perkataan 'yang berada di' (1:1), untuk diisi dengan nama gereja yang kepada siapa surat itu disampaikan atau supaya sebuah nama bisa disisipkan di dalam salinan yang dibuat dari aslinya." Menurut teori ini, hampir semua salinan yang masih ada dibuat dari naskah yang dimiliki oleh gereja di Efesus. Mungkin surat itu kemudian dikenal sebagai surat kepada jemaat Efesus karena surat itu didistribusikan dari Efesus. Karena kata-kata "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah Sinaitikus dan Vatikanus (mewakili teks yang lebih awal), kata-kata itu mungkin ditambahkan ke dalam pelbagai versi yang belakangan.
- 2. "Surat itu dikirim kepada jemaat Laodikia." Teori ini didasarkan pada acuan Paulus kepada surat kepada jemaat Laodikia dalam Kolose 4:16. Kita tidak tahu lebih banyak lagi tentang surat seperti itu. Marcion bicara tentang surat Efesus itu sebagai "Surat kiriman kepada jemaat Laodikia."26Namun begitu, tidak ada bukti naskah yang tersedia untuk mengganti kata "Efesus" dengan "Laodikia."
- 3. "Surat itu ditujukan untuk gereja di mana-mana." Secara umum, hal ini bisa dikatakan tentang semua surat Perjanjian Baru, karena mereka itu ditujukan untuk gereja bahkan sekarang ini.
Keyakinan Marcion bahwa surat itu ditujukan untuk jemaat Laodikia dan tidak adanya kata-kata "di Efesus" dari naskah Sinaitikus dan Vatikanus tidak meniadakan bukti untuk memasukkan perkataan "di Efesus" di dalam naskah-naskah lain dan versi-versi kuno. Para penulis mula-mula menunjukkan bahwa surat itu dikenal sebagai surat kepada gereja di Efesus. Kita menyimpulkan bahwa surat itu dikirim kepada gereja di Efesus dan pesannya ditujukan bagi gereja di mana-mana dan untuk sepanjang zaman.
TUJUANNYA
Tujuan Paulus dalam menyurati jemaat Efesus adalah untuk menetapkan maksud abadi Allah di dalam Kristus dan gereja. Ayat-ayat kunci di dalam teks itu mencakup 1:9, 10. Paulus mengumumkan bahwa, sesuai dengan maksud-Nya, Allah telah mengungkapkan misteri kehendak-Nya, yaitu menyatukan langit dan bumi melalui Kristus. Paulus menunjukkan pelbagai berkat rohani yang kita miliki di dalam Kristus (1:3-14) dan berdoa untuk pengertian yang lebih luas atas hak istimewa ini (1:15-23). Selanjutnya, ia memuji hubungan baru yang orang Yahudi dan non-Yahudi miliki dengan satu sama lain dan dengan Allah dalam Kristus oleh karena tindakan Allah melalui Kristus (2:1-22). Paulus memuji perwahyuan dan pemberitaan injil dalam membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi ke dalam tubuh Kristus (3:1-9). Ia bicara tentang gereja sebagai alat Allah dalam mengungkapkan rencana-Nya (3:10-13) dan berdoa semoga gereja bisa memenuhi misinya (3:14-21).
Dalam penggelan kedua surat itu-penerapan praktis atas apa yang ia telah katakan dalam penggelan pertama-Paulus mendesak para pembacanya untuk memenuhi maksud Allah di dalam Kristus dan gereja dengan tetap bersatu dan dengan hidup benar di dalam doktrin (4:1-6). Ia menunjukkan bagaimana Kristus melengkapi gereja untuk pekerjaannya (4:7-16) dan menekankan perlunya meninggalkan cara hidup yang lama dan menjalani hidup yang baru (4:17-5:21). Ia menerapkan prinsip-prinsip yang ia ketengahkan kepada suami dan istri, orang tua dan anak-anak, dan pelayan dan tuan (5:22-6:9). Kemudian ia menunjukkan perlunya mengenakan perlengkapan senjata Allah dan melawan Iblis dalam kekuatan Kristus (6:10-20). Akhirnya, ia menjelaskan pekerjaan Tikhikus (6:21, 22) dan memberikan berkatnya (6:23, 24).
Oleh karena itu, Paulus mengetengahkan niatnya dalam menulis: mengumumkan maksud Allah dalam dunia ini melalui Kristus dan gereja dan untuk mendorong orang-orang Kristen di Efesus untuk memenuhi maksud Allah dalam hidup mereka.
TEMANYA
Siswa yang mempelajari surat kepada jemaat Efesus, sebelum mulai mempelajari teks itu, akan memperoleh keuntungan dari mencatat berbagai tema yang rasul itu kembangkan di dalam surat itu:
"Di Sorga." Kata yang diterjemahkan "di sorga "ditemukan lima kali di dalam surat Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12). Kata itu menerjemahkan satu kata Yunani (e˙pourani÷oiß, epouraniois), yang secara harfiah adalah "alam sorgawi"27"Alam sorgawi" adalah tempat segala berkat rohani ditemukan di dalam Kristus (1:3), tempat Kristus telah ditinggikan di sebelah kanan Allah dan dijadikan kepala gereja (1:20, 21), tempat orang-orang di dalam Kristus telah dibangkitkan untuk duduk bersama Kristus (2:6), tempat gereja harus memberitahukan maksud Allah (3:10), dan tempat gereja melawan musuh-musuhnya (6:12). Oleh karena itu, gereja terwujud antara kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua-yaitu, antara apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi. Gereja berada di dunia dan dipengaruhi oleh dunia, tetapi aktif di alam rohani dari "alam sorgawi." Meski gereja menyajikan injil ke seluruh dunia dan berusaha mengubah dunia, namun ia juga berada di atas dunia. Gereja bukan dari dunia tetapi akan hidup lebih lama daripada dunia.
"Kristus." Kristus adalah alam di mana orang Kristen hidup. Ungkapan "di dalam Kristus," atau padanannya, ditemukan sekitar dua puluh tiga kali di dalam surat Efesus. Paulus menunjukkan bahwa di dalam Kristuslah orang yang setia hidup dan diberkati dengan segala berkat rohani. Segala berkat ini termasuk keadaan dipilih, diterima, ditebus, diampuni, dan disatukan dengan Allah. Berada di dalam Kristus menjadikan kita ahli waris Allah, dimeteraikan oleh Roh Kudus. Mereka yang berada di dalam Kristus adalah dekat dengan Allah, sedang duduk bersama Kristus di alam sorgawi, ciptaan baru Allah, didamaikan dengan orang Kristen lainnya, bangunan Allah, punya keberanian di hadapan Allah, dan diberi kuasa oleh Allah. Selain itu, Kristus diketengahkan sebagai kepala gereja dan Juruselamat tubuh-Nya. Ia adalah batu penjuru bangunan Allah, gereja, dan inti maksud Allah. Ia adalah Tuhan yang disalibkan, dibangkitkan, dan dimuliakan yang melengkapi gereja untuk melakukan pekerjaan-Nya. Ia adalah suami dari mempelai-Nya, gereja, dan Pribadi yang melalui siapa kita memuliakan Allah. Surat Paulus ditutup dengan menunjukkan bahwa Kristus adalah obyek benar bagi kasih kita.
"Gereja." Surat Efesus menyajikan gereja sebagai "tubuh-Nya," dengan Kristus sebagai kepala, dan sebagai "kepenuhan-Nya" (1:22, 23). Gereja adalah keluarga Allah, "rumah tangga Allah" (2:19), "kediaman" Roh Kudus (2:20-22), dan mempelai perempuan Kristus (5:23-33). (Lihat juga 3:10, 21.) Implikasi pelbagai istilah itu memiliki jangkauan yang jauh. Istilah-istilah itu akan kita eksplorasi seraya pelajaran ini berlangsung.
"Keselamatan." Keselamatan manusia dari dosa disajikan sebagai penebusan melalui darah Kristus dan pengampunan dosa (1:7). Selanjutnya, keselamatan adalah penyelamatan yang dimungkinkan oleh rahmat, karunia, dan kasih Allah (2:1-7). Itu diterima sebagai pemberian dari Allah melalui iman seseorang (2:8-10). Keselamatan dicapai melalui kematian Kristus, yang memungkinkan adanya perdamaian antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan Allah. Jadi, keselamatan adalah rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terpisah, menghasilkan "satu manusia baru" (2:15), tubuh Kristus. Keselamatan ini adalah misteri yang kini diungkapkan dan diberitakan oleh gereja, yang diberi kuasa oleh Allah untuk menyelesaikan tugasnya (3:1-21). "Jalan" Paulus menunjukkan bahwa gereja-tubuh orang-orang yang sudah didamaikan dengan satu sama lain dan dengan Allah-harus jalan atau hidup dalam kesatuan (4:1-16). Para anggotanya tidak lagi hidup seperti orang-orang yang tak percaya hidup (4:17-32), tetapi harus hidup dalam kasih (5:1-6), sebagai "anak-anak Terang" (5:7-14), dan dalam hikmat (5:15-6:20). Cara hidup orang Kristen, yang digambarkan dalam pasal 4 sampai 6, adalah penerapan praktis dari apa yang Paulus katakan tentang gereja di pasal 1 sampai 3. Itu menekankan bagaimana gereja harus berperilaku, membawa terang Allah kepada dunia gelap yang diselimuti oleh tipu daya Iblis.
GARIS BESARNYA
I. SALAM: SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2) II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3: 21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- B. Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- D. Maksud Abadi Allah Tentang Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
II. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara" (4:1-3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6) F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
PENERAPAN
MISTERI ALLAH
Sebelum dunia dijadikan, Allah mempertimbangkan gagasan untuk menciptakan manusia. Dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, Ia tahu manusia akan memberontak dan kehilangan tempatnya yang sebenarnya di Taman Eden. Oleh karena itu, Ia juga menyusun rencana untuk menebus manusia dari akibat pemberontakannya itu.
Pengetahuan tentang kejatuhan manusia dan rencana penebusan berikutnya oleh Allah dirahasiakan dari kumpulan malaikat. Mereka hanya bisa menonton dengan rasa takjub seraya rencana Allah diungkapkan.
Setelah beberapa waktu Allah lalu membuat perjanjian dengan bangsa Israel, tetapi arti sebenarnya dari tindakan Allah itu disembunyikan dari mata mereka. Bahkan di zaman Kristus, para pemimpin agama yang paling terpelajar di zaman itu masih tidak tahu apa yang Allah sedang upayakan untuk dicapai melalui Israel.
Suatu hari murid-murid Yesus menanya Dia, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak" (Matius 13:10, 11). Kata Yunani yang digunakan untuk "misteri" adalah dari musth/rion (mustērion), yang mengacu kepada sesuatu yang pernah disembunyikan tapi sekarang diungkapkan.
Jadi, "misteri" adalah sesuatu yang dulunya rahasia tetapi sekarang sudah menjadi pengetahuan umum. Kita baca, Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu-menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Roma 16:25-27).
Apakah misteri ini, "rahasia sakral" ini," yang dulunya disembunyikan tapi sekarang diungkapkan?
1. Misteri Ketidakpercayaan Israel.
Karena aku tidak ingin kamu, saudara-saudara, tidak mengetahui misteri ini- sehingga kamu tidak bijaksana dalam penilaianmu-bahwa pengerasan sebagian Israel telah terjadi sampai bangsa-bangsa non-Yahudi telah masuk sepenuhnya (NASB; Roma 11:25; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi tidak pernah membayangkan mereka akan menolak Mesias mereka. Mereka merindukan kedatangan-Nya. Setiap ibu Yahudi berharap anaknya akan menjadi Kristus. Allah tahu bahwa ketika akhirnya Ia mengirim Mesias, orang-orang Yahudi akan menyangkal Dia. Ini adalah salah satu dari rahasia sakral Allah.
2. Misteri Allah Yang Menjelma.
Sehingga hati mereka mungkin terdorong, setelah dirajut bersama dalam kasih, dan memperoleh semua kekayaan yang berasal dari jaminan pengertian yang penuh, yang menghasilkan pengetahuan sejati tentang misteri Allah, yaitu, Kristus sendiri (NASB; Kolose 2:2; huruf miring ditambahkan; lihat Efesus 1:9)
Orang-orang Yahudi mencari seorang pemimpin militer yang hebat, Juruselamat politik untuk menyelamatkan kaum itu dari penindasan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka tidak pernah bermimpi bahwa Mesias mereka akan berupa Allah dalam daging manusia! Sebelum dunia dijadikan, Allah telah merencanakan semua itu; tapi rencana itu disembunyikan sampai kebangkitan Yesus. Sekarang rahasia itu dapat dinyatakan secara terbuka: Mesias itu tidak lain adalah Allah dalam tubuh manusia.
3. Misteri Kristus Yang Menetap
Yaitu, misteri yang telah disembunyikan dari zaman dan generasi masa lalu, tapi yang sekarang telah diwujudkan kepada orang-orang kudus-Nya, yang kepada siapa Allah sudah berkehendak untuk memberitahukan apa itu kekayaan kemuliaan dari misteri di antara bangsa-bangsa non-Yahudi, yang adalah Kristus dalam dirimu, pengharapan kemuliaan (NASB; Kolose 1:26, 27; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi juga mencari Mesias untuk duduk di takhta lahiriah Daud di Yerusalem, tetapi Allah selalu menghendaki Mesias-Nya duduk di singgasana hati umat-Nya sambil Ia hidup di dalam diri mereka. Tidak ada nabi yang pernah melihat sebelumnya kebenaran ini. Ini adalah satu lagi rahasia sakral Allah, yang dulunya disembunyikan di hati Allah tapi sekarang diungkapkan.
4. Misteri Keabadian.
Lihatlah, aku memberitahu kamu suatu misteri; kita tidak akan tidur semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi sangkakala terakhir; sebab sangkakala akan berbunyi, dan orang mati akan dibangkitkan tanpa dapat binasa, dan kita akan diubah. Karena apa yang dapat binasa ini harus mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan yang fana ini harus mengenakan keabadian (NASB; 1 Korintus 15:51-53; huruf miring ditambahkan).
Orang Yunani percaya bahwa tubuh adalah jahat dan kematian membebaskan jiwa manusia dari penjara tubuh. Paulus mengoreksi gagasan itu, dengan alasan bahwa suatu hari nanti Allah akan memberikan setiap orang satu tubuh yang tidak dapat binasa, abadi. Melalui kebangkitan fisik Yesus Kristus, Allah mengungkapkan rahasia keabadian manusia.
5. Misteri Tubuh Kristus.
Karena tidak seorang pun pernah membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuh dan merawatnya, sebagaimana juga Kristus terhadap gereja, karena kita adalah anggota tubuh-Nya."Misteri ini adalah mulia; tapi aku sedang bicara dengan mengacu kepada Kristus dan gereja (NASB; Efesus 5:29-32; huruf miring ditambahkan).
Seraya kita menghayati apa yang kita pelajari, kita memberitahukan kepada masyarakat kita salah satu rahasia terbesar Allah, misteri bahwa kita membentuk tubuh Kristus dan bekerja sama untuk mencapai tujuan-Nya di dunia.
Chris Bullard
GARIS BESAR YANG DIKEMBANGKAN
I. SALAM: SURAT KEPADA ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2)
- A. Hamba: "Paulus, seorang Rasul" (1:1a)
- B. "Orang-Orang Kudus": Jemaat Efesus (1:1b, c)
- C. Ruang Lingkup: "Dalam Kristus Yesus" (1:1d)
- D. Salam: "Kasih Karunia" Dan "Damai Sejahtera" (1: 2)
II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3:21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- 1. Dipilih Dalam Kristus (1:3-4b)
- a. Puji Allah! (1:3a)
- b. Berkat Allah bagi kita (1:3b)
- c. Allah memilih kita untuk maksud ilahi (1:4a)
- d. Allah memandang kita sebagai kudus dan tanpa salah (1:4b)
- 2. Sudah Ditentukan (1:4c-6)
- a. Dalam kasih (1:4c)
- b. Untuk diadopsi (1:5a)
- c. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia Allah (1:5b, 6)
- 3. Ditebus (1:7a)
- 4. Diampuni (1:7b-8a)
- 5. Dicerahkan (1:8b-10c)
- a. Hikmat dan pengertian Allah (1:8b, 9a)
- b. Misteri kehendak Allah (1: 9b)
- c. Tujuan Allah di dalam Kristus (1: 9c-10c)
- 6. Diberi warisan (1:10d-12)
- a. Bagian yang sudah ditentukan (1:10d, 11a)
- b. Maksud yang sudah ditetapkan (1:11b)
- c. Harapan dalam Kristus hingga pujian kemuliaan-Nya (1:12)
- 7. Dimeteraikan dalam Kristus (1:13, 14)
- B. Paulus Mendoakan Penerima Suratnya Agar Berpengertian Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- 1. Kata Pengantar (1:15-18a)
- a. Ucapan syukurnya untuk mereka (1:15, 16a)
- b. Ingatannya tentang mereka (1:16b, 17)
- c. Permohonannya untuk mereka (1:18a)
- 2. Keagungan panggilan Allah, warisan-Nya, dan kuasa-Nya (1:18b-19)
- a. Untuk mengetahui harapan tentang panggilan Allah (1:18b)
- b. Untuk mengetahui kekayaan tentang kemuliaan warisan Allah (1:18c)
- c. Untuk mengetahui keagungan kuasa Allah (1:19)
- 3. Kuasa Allah diperlihatkan (1:20-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- 1. Mati dalam dosa (2:1)
- 2. Hidup menuruti dunia (2:2)
- 3. Hidup dalam hawa nafsu (2:3a)
- 4. Ditandai sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b)
- D. Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- 1. Kedamaian di antara semua orang dalam satu tubuh itu (2:14, 15)
- 2. Damai dengan Allah dalam satu tubuh (2:16-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- 1. Tawanan Kristus demi orang-orang non-Yahudi (3:1)
- 2. Pelayan kasih karunia Allah kepada orang-orang non-Yahudi (3:2)
- 3. Penerima misteri yang diungkapkan (3:3-6)
- 4. Pelayan injil (3:7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
- 1. Kasih karunia untuk memberitakan injil kepada orang non-Yahudi (3:8)
- 2. Kasih karunia untuk menerangi misteri Allah (3:9)
- 3. Maksud pemberitahuan hikmat Allah (3:10)
- 4. Penggenapan maksud abadi Allah (3:11, 12)
- 5. Dorongan untuk jangan berkecil hati (3:13)
- I. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara Kesatuan" (4:1-3)
- 1. Hidup dengan cara yang sepadan dengan panggilan (4:1)
- 2. Sikap yang tepat terhadap diri sendiri (4:2a)
- 3. Sikap yang tepat terhadap orang lain (4:2b)
- 4. Memelihara kesatuan (4:3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- 1. Satu tubuh (4:4a)
- 2. Satu Roh (4:4b)
- 3. Satu pengharapan (4:4c)
- 4. Satu Tuhan (4:5a)
- 5. Satu iman (4:5b)
- 6. Satu baptisan (4:5c)
- 7. Satu Allah (4:6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- 1. Karunia yang diberikan oleh Kristus yang menang (4:7-10)
- 2. Karunia yang Kristus berikan (4:11)
- a. Rasul-rasul (4:11a)
- b. Nabi-nabi (4:11b)
- c. Penginjil-penginjil (4:11c)
- d. Gembala-gembala (4:11d)
- e. Guru-guru (4:11d)
- 3. Tujuan karunia yang Kristus berikan (4:12)
- 4. Sasaran karunia yang Kristus berikan (4:13-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- 1. "Berpaling dari kegelapan kepada terang" (4:17-19)
- 2. "Berpaling dari manusia lama kepada manusia baru" (4:20-24)
- a. "Menanggalkan manusia lama" (4:20-22)
- b. "Diperbaharui" (4:23)
- c. "Mengenakan manusia baru" (4:24)
- 3. "Berpaling dari kebohongan kepada kebenaran" (4:25)
- 4. "Berpaling dari kemarahan kepada pengendalian diri" (4:26, 27)
- 5. "Berpaling dari mencuri kepada bekerja" (04:28)
- 6. "Berpaling dari pembicaraan yang tidak sehat kepada yang membangun" (4:29)
- 7. "Berpaling dari mendukakan Roh kepada yang membuat Ia sukacita" (4:30)
- 8. "Berpaling dari kepahitan kepada hati yang lembut" (4:31, 32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6)
- F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- 1. Menghasilkan buah Terang (5:7-10)
- 2. Menolak dan menelanjangi perbuatan kegelapan (5:11-13)
- 3. Berjaga-jaga (5:14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
- 1. Hidup secara hati-hati dengan berfokus pada Allah dan orang lain (5:15-21)
- a. "Manfaatkan waktumu" (5:15, 16)
- b. "Memahami kehendak Allah" (5:17)
- c. "Dipenuhi dengan Roh" (5:18-21)
- 2. Menghormati hubungan sebagai suami dan istri (5:22-33)
- 3. Menghormati hubungan sebagai orang tua dan anak-anak (6:1-4)
- 4. Menghormati hubungan sebagai tuan dan hamba (6:5-9)
- 5. Tetap kuat di dalam Tuhan (6:10-20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
Catatan Akhir:
- 1 John Banister, "Messages of the Books of the New Testament," in Fort Worth Christian College Lectures (1962): 152.
- 2 Bandingkanlah salam dalam kitab Roma melalui Filemon. Paulus kadang-kadang mengacukan dirinya sendiri di dalam isi sebuah surat: Lihat 2 Kor. 10: 1; Gal. 5: 2; Kol 1:23; 1 Tes. 2:18; Filemon 9. Juga, bandingkanlah surat-surat yang di dalamnya nama Paulus muncul pada bagian akhir: 1 Kor. 16:21; Kol 4:18; 2 Tes. 3:17; Filemon 19.
- 3 Donald Guthrie, New Testament Introduction (N.p.: Tyndale Press, 1970; reprint, Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1974), 479-80.
- 4 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 240.
- 5 Charles Smith Lewis, "Epistle to the Ephesians," in The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 2:959.
- 6 Ibid., 956.
- 7 Guthrie, 480; Harold W. Hoehner, Ephesians: An Exegetical Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2002), 2-6; and Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, The Pillar New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1999), 4.
- 8 Untuk informasi lebih lanjut, lihat bagan Hoehner yang membandingkan para sarjana yang mendukung dan menentang kepenulisan Paulus 1519 sampai 2001 (Hoehner, 9-18).
- 9 Thiessen, 240-41.
- 10 Paulus mengatakan bahwa ia menulis salam di dalam 1 Korintus 16:21 dan Kolose 4:18 dengan "tanganku sendiri," yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengimlakan sisa dua surat tersebut.
- 11 Pseudepigraphics, artinya "tulisan-tulisan palsu," mengacu kepada dokumen-dokumen tertulis yang menggunakan nama-nama terkenal, yang dipalsukan.
- 12 Pelbagai pemenjaraan lain yang memungkinkan untuk penulisan Surat-Surat Penjara itu pernah diusulkan. Dua pemenjaraan lainnya bisa saja sewaktu Paulus berada di Efesus (55 M.; Kisah 20:17, 31) atau di Kaisarea (58 M.; Kisah 24:27). Untuk kajian diskusi lebih lanjut yang mendukung pemenjaraan di Roma lihat Peter T. O'Brien, Colossians, Philemon, Word Biblical Commentary, vol. 44 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), xlix-liv; and Owen D. Olbricht and Bruce McLarty, Colossians and Philemon, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2005), 8-9, 494.
- 13 Guthrie, 472-78.
- 14 Sebagian besar ekspositor percaya bahwa Filemon tinggal di Kolose, tapi ada argumentasi yang telah dibuat bagi Laodikia sebagai kampung halamannya. Dalam hal ini, surat kepada Filemon bisa menjadi surat kepada Laodikia yang Paulus sebut di Kolose 4:16. (Thiessen, 236-37.)
- 15 Ibid., 235.
- 16 Ibid., 233.
- 17 William Barclay, Letters to the Seven Churches (Nashville, Abingdon Press, 1957), 15.
- 18 Untuk kajian lebih lanjut tentang pemujaan Artemis di Efesus, lihat Richard Oster, "The Ephesian Artemis as an Opponent of Early Christianity," Jahrbuch für Antike und Christentum 19 (1976): 24-44; dan tentang pentingnya pemujaan patung itu, lihat Oster, 28.
- 19 Frank J. Goodwin, A Harmony of the Life of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951; reprint, Ann Arbor, Mich.: Cushing-Malloy, 1973), 35, 87.
- 20 Guthrie, 65-66.
- 21 Thiessen, 242.
- 22 Guthrie, 509.
- 23 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 1.
- 24 Thiessen, 243-44.
- 25 Guthrie, 510-12.
- 26 Thiessen, 244; Guthrie, 480.
- 27 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 365; lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah kr...
KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah krisis identitas, khususnya mengenai masalah memahami dan menghargai sifat gereja dan keunikan pemanggilan kita dalam Kristus. Rata-rata anggota gereja di zaman kini tidak menghargai gereja secara tinggi. Statistik menunjukkan bahwa 81 persen orang Amerika percaya bahwa mereka bisa tiba pada pandangan agama mereka sendiri tanpa berhubungan dengan gereja jenis apa saja.1Dalam hidup mereka, gereja bukanlah faktor penentu, dan mereka tidak melihat adanya masalah dengan pandangan itu. Sikap itu perlahan-lahan menginfiltrasi pikiran banyak orang Kristen sehingga gereja Tuhan banyak kehilangan sinarnya oleh karena pandangan itu.
Alasan lain mengapa Kitab Efesus patut mendapat perhatian kita adalah bahwa banyak jemaat dari gereja Tuhan sudah menjadi sekular. Pandangan Allah tentang gereja sudah tidak ada lagi. Daripada menyelidiki isi Alkitab untuk melihat seperti apakah gereja yang Allah inginkan, beberapa orang malah berniat membentuk gereja dalam citra yang mereka pilih sendiri. Gereja sudah diubah menjadi suatu lembaga dengan tujuan dan misi yang dijabarkan semakin longgar berdasarkan "pelbagai kebutuhan" dan "pelbagai kepedulian" yang bermacam-macam dari suatu masyarakat sekular. Ironisnya, meskipun beberapa jemaat melakukan analisa pasar, penyelidikan kebutuhan, dan pengembangan program untuk menarik orang Kristen, namun orang masih tidak menempatkan gereja pada kedudukan yang sangat tinggi di dalam daftar prioritas mereka itu.
Tentu saja, tidak semua orang Kristen sudah kehilangan penghargaan dan kasih mereka terhadap gereja. Tidak semua jemaat dari gereja Tuhan sudah menyatu dengan cara berpikir sekular. Tidak semua gereja sudah kehilangan keunikan mereka, namun semua orang Kristen dan jemaat Tuhan menghadapi ancaman kehilangan apa yang benar-benar ada di dalam pikiran Allah untuk gereja-Nya dan umat-Nya. Kitab Efesus mengingatkan kita bahwa gereja adalah kumpulan orang-kumpulan orang tertebus. Gereja merupakan kemanusiaan baru Allah. Kitab Efesus meneguhkan kemuliaan hal itu. Di dalamnya termasuk gambaran Paulus tentang sifat gereja sebagai manusia baru yang menakjubkan. Paulus mengingatkan orang Kristen untuk hidup sebagai manusia baru yang Allah sudah nyatakan melalui Kristus.
Kapan saja kita tiba pada sebuah surat Perjanjian Baru, ada lima pertanyaan yang perlu dijawab: (1) Siapakah yang menulis surat itu? (2) Kepada siapakah surat itu ditulis? (3) Kapankah surat itu ditulis? (4) Mengapakah surat itu ditulis? dan (5) Apakah pesan utama surat itu? Sebelum kita memulai pelajaran kita tentang Kitab Efesus dan apakah yang Kitab itu harus katakan tentang manusia baru milik Allah, kita perlu meluangkan waktu untuk membahas lima pertanyaan tersebut.
PENULISNYA
Ayat pertama dalam Kitab Efesus memperkenalkan penulisnya: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu" (1:1, 2). Pada abad pertama merupakan hal biasa bagi para penulis untuk memulai surat mereka dengan memperkenalkan diri mereka sendiri. Paulus mengikuti pola tersebut.
Paulus juga memakai gelar yang Yesus berikan kepada Kedua belas murid (Lukas 6:12, 13). Ia adalah seorang "rasul" (Yun.: apostolos) , orang yang dipilih secara khusus dan diutus untuk menyampaikan pesan penuh kuasa. Apa yang Paulus tulis memiliki otoritas di baliknya. Tulisan itu lebih daripada sekedar pendapat, gagasan, atau usulannya sendiri. Isi beritanya itu tidak bersumber dari dirinya sendiri; berita Paulus itu diberikan kepada dia oleh Yesus Kristus. Semua tulisannya itu harus diterima sebagai perkataan dan perintah Tuhan Yesus Kristus.
Paulus membiarkan para pembacanya mengetahui bahwa kerasulannya bukanlah kesukarelaan. Ia tidak melamar jabatan itu. Tidak ada gereja yang mengangkat dia ke posisi itu. Sebaliknya, ia menjadi seorang rasul berdasarkan otoritas yang setinggi mungkin: penugasan dari Yesus Kristus berdasarkan kehendak Allah, Bapa.
Bila kita baca Kitab Efesus, kita perlu melihat diri kita sendiri sedang berdiri di atas tanah yang suci. Kata-kata yang kita baca bukanlah kata-kata seorang manusia fana belaka. Kata-kata itu adalah firman Allah. Allah bicara kepada kita melalui apa yang Paulus, rasul itu, tulis.
PENERIMANYA
Kitab ini dialamatkan "kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus." Simaklah apa yang Paulus harus katakan tentang para pembacanya itu.
Pertama, mereka adalah "orang-orang kudus" (Yun.: hagios). Kata ini tidak mengacu kepada kelas khusus orang Kristen yang posisinya di atas yang lainnya. Orang-orang kudus bukanlah sekelompok kecil orang Kristen yang istimewa yang kesuciannya melebihi standar. "Orang kudus" merupakan julukan yang dipergunakan bagi setiap orang Kristen. Setiap anak Allah adalah orang kudus dalam pengertian ia sudah dipilih untuk menjadi kepunyaan Allah. Istilah itu pertama-tama dipakai untuk menggambarkan bangsa Israel. Israel adalah "bangsa yang kudus." Sekarang istilah itu mencakup semua orang yang sudah datang untuk menjadi milik Allah melalui Kristus. Manusia baru milik Allah di dalam Kristus sekarang ini adalah Israel milik Allah (Galatia 6:16).
Kedua, mereka adalah "orang-orang percaya" (Yun.: pistos). Dengan kata lain, Paulus menganggap para pembacanya sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka itu orang-orang yang percaya kepada Kristus, kebalikan dari orang-orang yang tidak percaya.
Ketiga, mereka itu "dalam Kristus Yesus." Istilah kunci ini dalam Kitab Efesus muncul dalam ayat 1. Manusia baru milik Allah memiliki keberadaannya dan mengalami kehidupannya "dalam Kristus." Berada "dalam Kristus" sama artinya dengan disatukan bersama Dia, sebagaimana ranting-ranting pada pokok anggur atau anggota-anggota pada sebuah tubuh. Orang Kristen menempatkan kepercayaan mereka kepada Kristus dan berusaha menjalani kehidupan yang menunjukkan kepercayaannya kepada Dia.
Akhirnya, penerimanya berada "di Efesus." Efesus merupakan ibu kota provinsi Roma di Asia dan merupakan pelabuhan perdagangan yang sangat luas, dan sangat sibuk. Efesus juga merupakan pusat penyembahan berhala dewi Artemis. Kuil yang dibangun di situ untuk menghormati dewi itu masih dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Kunjungan singkat Paulus ke Efesus yang pertama kalinya terjadi pada waktu perjalanan misionarinya yang kedua (Kisah 18:18-21). Belakangan ia kembali lagi dan menetap lebih dari dua tahun di situ pada waktu perjalanan misionarinya yang ketiga. Setelah mengajar di sinagoga selama tiga bulan, ia dipaksa pergi ke tempat lain dan mulai mengajar di ruang kelas Tiranus (Kisah 19:8, 9). Paulus membiayai hidupnya sendiri sebagai pembuat tenda. Berita tentang pemberitaannya menyebar ke seluruh wilayah itu (Kisah 19:10). Pelbagai mujizat terjadi. Sapu tangan dan kain yang pernah menyentuh Paulus dipakai untuk menyembuhkan penyakit (Kisah 19:11, 12). Roh-roh jahat diusir dalam nama Yesus, bahkan oleh beberapa tukang jampi Yahudi (Kisah 19:13-16). Orang-orang penyembah berhala yang menjadi orang Kristen berpaling dari perbuatan jahat mereka dan membakar kitab-kitab sihir mereka (Kisah 19:18-20). Akhirnya, kerusuhan pecah ketika Demetrius, seorang tukang perak, menuduh bahwa kesuksesan Paulus mengandung ancaman bagi perekonomian kota itu. Pemberitaan Paulus merugikan orang-orang yang membuat dan menjual patung-patung perak dewi Artemis (Kisah 19:23-41). Huru-hara itu akhirnya menyebabkan kepergian Paulus, tetapi itu terjadi setelah gereja di situ berdiri dengan kokoh.
Setelah itu Paulus tidak pernah mengunjungi Efesus lagi, namun ia pernah bertemu dengan para penatua Efesus di pelabuhan Miletus yang dekat Efesus pada perjalanan pulangnya ke Yerusalem. Ia memberi mereka ucapan perpisahan yang sangat menyentuh hati (Kisah 20:13-38).
Haruslah diingat bahwa julukan "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah yang paling awal. Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa surat itu sepatutnya dianggap sebagai surat edaran yang ditujukan untuk semua gereja di Asia Kecil, bukan untuk Efesus saja.
Yang juga tidak ada di dalam Kitab Efesus adalah salam khas untuk beberapa individu khusus yang tentunya sudah pernah Paulus jumpai selama masa tinggalnya yang lama di Efesus. Kitab ini tidak menyinggung tentang pelbagai kejadian umum. Surat ini kelihatannya tidak memiliki pelbagai jenis acuan pribadi yang kita temukan di dalam beberapa surat Paulus lainnya. Ini mungkin memberi beberapa dukungan bagi gagasan bahwa Kitab Efesus merupakan surat edaran. Namun begitu, nama geografis yang sebenarnya bagi para penerima surat itu tidak merubah pesan utamanya. Surat itu berisi pesan bagi gereja di mana saja dan di sepanjang zaman.
TANGGALNYA
Dalam surat ini Paulus tiga kali menyebutkan bahwa ia menulis surat ini sebagai orang yang sedang dipenjara (3:1; 4:1; 6:20). Surat ini sudah lama dianggap sebagai salah satu dari empat Surat Penjara (Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon). Kita punya alasan yang baik untuk percaya bahwa tempat pemenjaraan khusus ini adalah di Roma (60-62 M.). Paulus pernah mendekam dua tahun dalam penjara di Roma (Kisah 28:16-31). Selain itu, tradisi- dari gereja mula-mula sampai abad ke delapan belas- selalu menganggap Roma sebagai tempat awal bagi keempat Epistle Penjara itu.
Epafras datang mengunjungi Paulus dan memberitahu rasul itu tentang beberapa berita yang mengganggu gereja di Kolose. Kelihatannya, ajaran palsu sedang menghancurkan gereja itu, oleh sebab itu Paulus menyurati jemaat Kolose. Ia juga menulis sebuah surat pribadi kepada seorang anggota dari jemaat itu yang bernama Filemon. Surat itu menyoal seorang budak milik Filemon yang bernama Onesimus yang sudah mentaati injil dan dikirim pulang kepada tuannya. Surat Efesus ditulis juga pada waktu ini, terlepas apakah ditujukan kepada gereja di Efesus atau kepada gereja-gereja tetangganya di dalam provinsi Roma di Asia. Kesemua tiga surat itu disampaikan oleh Tikhikus, "yang merupakan saudara kita [Paulus] yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan" (6:21). Surat Filipi jelas sekali ditulis pada kesempatan yang berbeda namun pada waktu pemenjaraan yang sama oleh bangsa Romawi.
TUJUANNYA
Seraya kita membaca seluruh surat Efesus, kita bisa merasakan adanya dua tujuan utama. Pertama, Paulus ingin menjelaskan sifat gereja, manusia baru milik Allah, dengan memperlihatkan asal-usulnya, komposisinya yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi yang diselamatkan, dan maksud kekalnya (pasal 1-3). Kedua, Paulus berusaha mengingatkan manusia baru milik Allah untuk berprilaku baik (pasal 4-6). Prilaku yang baik melibatkan penempatan kesatuan tubuh Kristus pada prioritas yang paling tinggi (4:1-16), dengan sungguh-sungguh mengejar kesalehan dalam kehidupan sehari-hari (4:17-6:9), dan dengan waspada berjaga-jaga atas perlawanan Iblis di sepanjang jalan (6:10-20). (Garis besar lengkap Kitab Efesus terdapat di halaman 12.)
BERITANYA
Tema pokok Kitab Efesus terkandung di dalam ayat-ayat ini:
…untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.... supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (2:15b, 16; 3:10, 11).
Berita utamanya berpusat pada tindakan penyelamatan oleh Allah melalui Yesus Kristus untuk menciptakan manusia baru milik Allah di tengah-tengah manusia lama. Surat ini menggabungkan "Doktrin Kristen dan tugas Kristen, iman Kristen dan kehidupan Kristen, apa yang Allah sudah lakukan melalui Kristus dan apa yang harus kita jalani dan lakukan sebagai akibatnya."2
KESIMPULAN
Renungkanlah betapa pentingnya pelajaran Kitab Efesus ini bagi setiap orang Kristen dan bagi semua jemaat dari gereja Tuhan. Kitab Efesus tetap menjadi kitab terbaik yang menjelaskan sifat dan pentingnya gereja-manusia baru milik Allah. Orang bisa melakukan pendekatan terhadap kajian Kitab Efesus dalam tiga cara:
Beberapa orang membaca Kitab Efesus sebagai sebuah surat yang ditulis kepada orang-orang yang hidup di zaman dulu dan oleh sebab itu, kehilangan isi pesannya bagi orang Kristen zaman kini. Cara ini membuat kajian terhadap Kitab Efesus tidak lebih daripada sekedar mempelajari dokumen kuno yang tidak memiliki hubungannya di zaman kini. Jika cara pendekatan kita seperti itu, kemungkinan besar kita tidak akan bisa mengambil pesannya dengan serius dan bahkan mungkin menjadi bosan dengan pesannya itu.
Yang lainnya membaca Kitab Efesus sebagai sebuah kursus pelajaran doktrin dan oleh sebab itu kehilangan separuh isinya bagi orang Kristen zaman kini. Kitab Efesus memang berisi banyak sekali masalah doktrin. Kitab ini mengetengahkan beberapa teologi mendasar tentang gereja dan rencana keselamatan Allah untuk manusia. Jika kita menganggap Kitab Efesus hanya sebagai buku pelajaran tentang doktrin dan mengabaikan pelbagai penerapan praktisnya yang juga ikut ditawarkan, maka kita hanya akan mendapatkan separuh isinya saja. Pendekatan ini akan menyebabkan kita kehilangan satu tujuan utama kitab ini-mengubah hidup kita sebagai orang yang sudah datang untuk berbagi di dalam manusia baru milik Allah.
Marilah kita baca Kitab Efesus sebagai sebuah berita dari Allah untuk kita. Itulah cara kita mendekati Kitab Efesus yang Allah inginkan. Kitab itu merupakan Firman Allah. Jika kita mendekatinya dengan sikap seperti itu, maka kita akan menjadi orang yang sudah berubah. Itulah yang Allah inginkan. Saya berdoa semoga itu jugalah yang akan terjadi terhadap Anda. Semoga Allah memberkati Anda seraya Anda memulai perjalanan menelusuri kitab yang menakjubkan ini!
Catatan Akhir:
- 1 Robert Bellah, Habits of the Heart (New York: Harper and Row, 1985), 221.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Ephesians: God's New Society, The Bible Speaks Today, gen. ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1979), 25.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 4.
2 R. C. H. Lenski, The Interpreta...
Catatan Akhir:
- 1 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 4.
- 2 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 344.
- 3 Lincoln, 5.
- 4 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 968.
- 5 Lenski, 346.
- 6 Ibid.
- 7 Rom. 1:7; 1 Kor. 1:3; 2 Kor. 1:2; Fil. 1:2; Filemon 3.
- 8 Gal. 1:3; Kol. 1:2; 1 Tes. 1:1; 2 Tes. 1:2; 1 Tim. 1:2; 2 Tim. 1:2; Tit. 1:4.
- 9 Lincoln, 6.
- 10 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 466.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi