Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Ef 1:4
Nas : Ef 1:4
Lihat art. PEMILIHAN DAN PREDESTINASI.
Jerusalem -> Ef 1:4
Jerusalem: Ef 1:4 - supaya kita kudus Inilah berkat pertama: orang pilihan dipanggil untuk hidup yang membahagiakan; hidup itu sudah dimulai secara terselubung berkat persatuan orang berim...
Inilah berkat pertama: orang pilihan dipanggil untuk hidup yang membahagiakan; hidup itu sudah dimulai secara terselubung berkat persatuan orang beriman dengan Kristus yang dimuliakan.
Ende: Ef 1:1-23 - -- Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang
dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan
...
Fasal ini berbentuk dan berisi madah pudjian penuh sjukur kepada Allah, jang dalam tjintaNja dari kekal telah menetapkan rentjana untuk menjelamatkan segenap umat manusia dalam Kristus.
Seluruh fasal ini dalam naskah asli berbentuk satu kalimat pandjang, tetapi untuk memudahkan pembatjaan dan pengertiannja kami uraikan bentuk itu, tetapi sedapat-dapatnja menurut bentuk aslinja.
mempunjai bagian dalam kekudusan (kebenaran) Allah sebagai anak-anakNja.
Ende: Ef 1:4 - Dalam tjinta Dapat dihubungkan dengan baris jang mendahuluiNja. Kalau
demikian tjinta itu berarti tjinta kita kepada Allah. Ada pula jang
menghubungkan kedua kata ...
Dapat dihubungkan dengan baris jang mendahuluiNja. Kalau demikian tjinta itu berarti tjinta kita kepada Allah. Ada pula jang menghubungkan kedua kata itu dengan kalimat jang berikut. Kalau demikian dengan "tjinta" dimaksudkan tjinta Allah.
Ref. Silang FULL -> Ef 1:4
Ref. Silang FULL: Ef 1:4 - memilih kita // sebelum dunia // tak bercacat · memilih kita: 2Tes 2:13
· sebelum dunia: Mat 25:34; Mat 25:34
· tak bercacat: Im 11:44; 20:7; 2Sam 22:24; Mazm 15:2; Ef 5:27; K...
· memilih kita: 2Tes 2:13
· sebelum dunia: Mat 25:34; [Lihat FULL. Mat 25:34]
· tak bercacat: Im 11:44; 20:7; 2Sam 22:24; Mazm 15:2; Ef 5:27; Kol 1:22
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 1:3-14
Matthew Henry: Ef 1:3-14 - Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah (1:3-14)
Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, disertai dengan ungkapan perasaan yang...
Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah (1:3-14)
- Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, disertai dengan ungkapan perasaan yang mengalir deras dan berlimpah atas segala keuntungan besar dan berharga yang kita nikmati melalui Yesus Kristus. Memang tepatlah bila hak-hak istimewa dari iman kepercayaan kita itu diperkatakan dan diungkapkan banyak-banyak di dalam puji-pujian kita kepada Allah.
- I. Secara umum Rasul Paulus memuji Allah untuk segala berkat rohani (ay. 3), di mana ia menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab, sebagai Pengantara, Sang Bapa adalah Allah-Nya. Sedangkan sebagai Allah dan Pribadi Kedua di dalam Trinitas Allah yang mulia, Allah adalah Bapa-Nya. Hal itu memperlihatkan persekutuan rohani antara Kristus dan orang-orang percaya, bahwa di dalam dan melalui Dia, Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus kita adalah Allah dan Bapa mereka juga. Segala berkat datang dari Allah yang adalah Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dari Allah yang adil dan kudus bagi makhluk-makhluk yang penuh dosa, selain melalui pengantaraan Yesus Kristus. Ia telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani. Perhatikanlah, berkat-berkat rohani merupakan berkat-berkat terbaik yang dengannya Allah memberkati kita, dan untuk itu kita harus memuji Dia. Ia memberkati kita dengan melimpahkan berkat-berkat seperti itu ke atas kita untuk membuat kita sungguh-sungguh diberkati. Karena itu, janganlah memuji Allah begitu-begitu saja, tetapi harus dengan memuji-muji dan mengagungkan Dia atas semuanya itu. Orang-orang yang dikarunia Allah beberapa berkat, akan diberkati-Nya lagi dengan segala berkat rohani. Kepada mereka Ia mengaruniakan Kristus, dan sesudah itu Ia mengaruniakan lagi segala berkat ini dengan cuma-cuma kepada mereka. Tidak demikian halnya dengan berkat-berkat jasmani yang bersifat sementara. Sebagian orang diberkati dengan kesehatan, dan tidak dengan kekayaan. Ada juga sebagian yang diberkati dengan kekayaan, tetapi tidak dengan kesehatan, dan begitu seterusnya. Tetapi, ketika Allah mengaruniakan segala berkat rohani, Ia memberkati dengan segalanya. Berkat-berkat itu adalah segala berkat rohani di dalam sorga. Beberapa orang mengartikannya sebagai berkat-berkat di dalam jemaat, dibedakan dari dunia, dan dipanggil keluar darinya. Atau dapat juga diartikan sebagai berkat-berkat di dalam perkara-perkara sorgawi, seperti berkat-berkat yang datang dari sorga, dan yang dirancang untuk menyiapkan manusia untuk masuk ke dalamnya, dan menjamin mereka untuk diterima masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, kita harus peduli dengan perkara-perkara rohani dan sorgawi sebagai hal-hal yang utama. Oleh perkara-perkara ini kita tidak akan sengsara, dan pasti akan sengsara bila tidak memilikinya. Janganlah memikirkan perkara-perkara yang di bumi, tetapi pikirkanlah perkara-perkara yang di atas. Dengan berkat-berkat inilah kita diberkati di dalam Kristus, sebab, sebagaimana pelayanan-pelayanan kita naik ke atas kepada Allah melalui Kristus, begitu jugalah segala berkat kita disampaikan dengan cara yang sama kepada kita, yaitu melalui Kristus, Sang Pengantara antara Allah dan kita.
- II. Berkat-berkat rohaniah khusus yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus, dan untuk itu kita harus memuji Allah, banyak dari antaranya disebutkan dan diuraikan di sini.
- 1. Pemilihan dan predestinasi (penentuan dari semula), yang merupakan sumber misteri, dari mana berkat-berkat lain mengalir (ay. 4-5, 11). Pemilihan atau pilihan menunjuk kepada sebagian orang yang dipilih dari sejumlah atau sekumpulan besar umat manusia. Dari situ mereka dipisahkan dan dikhususkan. Predestinasi menunjuk kepada berkat-berkat yang dirancang, khususnya pengangkatan menjadi anak-anak-Nya, yang menjadi tujuan Allah agar pada waktu yang telah ditetapkan, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dengan demikian memiliki hak atas semua keistimewaan dan warisan sebagai anak. Di sini kita membaca tentang waktu kapan tindakan kasih ini dilakukan, yaitu pada saat sebelum dunia dijadikan. Tidak saja sebelum umat Allah diciptakan, tetapi sebelum permulaan dunia ini. Karena mereka dipilih dalam kebijaksanaan Allah dari sejak kekekalan. Hal ini meninggikan derajat kebesaran berkat-berkat ini sebagai hasil kebijaksanaan yang kekal. Sedekah-sedekah yang Anda berikan kepada para pengemis di muka pintu rumah Anda berasal dari keputusan yang datang tiba-tiba, namun persiapan bagi masa depan yang dibuat oleh para orang tua bagi anak-anaknya merupakan hasil pemikiran yang panjang, serta dituangkan secara tertulis di dalam bentuk pesan terakhir dan surat wasiat yang dibuat dengan penuh rasa khidmat. Karena itu, pengangkatan menjadi anak ini sungguh mengagungkan kasih ilahi, dan juga menjamin tersedianya berkat-berkat bagi orang-orang pilihan Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan. Allah melakukannya sesuai dengan tujuan kekal-Nya dalam mengaruniakan segala berkat rohani atas umat-Nya. Ia telah memberkati kita – sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita, di dalam Kristus, Kepala yang agung dari pemilihan itu, yang dengan penuh perasaan kasih menyebut kita sebagai orang-orang pilihan Allah, sebagai orang-orang pilihan-Nya. Di dalam Sang Juruselamat yang terpilih itu ada pandangan kebaikan yang ditujukan kepada kita. Amati di sini satu tujuan dan rancangan yang agung dari pemilihan ini, yaitu dipilih – supaya kita kudus. Mereka harus menjadi kudus bukan karena Ia telah mengetahuinya di dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena Ia telah memutuskan untuk membuat mereka seperti itu. Semua orang yang dipilih supaya berbahagia pada akhirnya, dipilih supaya menjadi kudus sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan itu. Pengudusan dan juga keselamatan mereka merupakan hasil dari kebijaksanaan kasih ilahi. – Dan tak bercacat di hadapan-Nya – supaya kekudusan mereka tidak sekadar bersifat lahiriah dan berpenampilan luar belaka, tetapi sungguh-sungguh nyata dan datang dari dalam batin, untuk mencegah celaan orang. Dan Allah sendiri, yang melihat hati, akan memandang kekudusan seperti itu sebagai kekudusan yang berasal dari hati yang mengasihi Allah dan sesama makhluk ciptaan. Kasih ini menjadi dasar pijakan dari semua kekudusan yang sejati. Kata aslinya berarti kemurniaan tiada tara sehingga tidak ada orang yang sanggup mencelanya. Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang mengartikannya sebagai kekudusan sempurna yang akan dicapai oleh para orang kudus di dalam kehidupan yang akan datang. Kekudusan yang menjadi teramat sangat sempurna di hadapan Allah, dan mereka akan berada di dalam hadirat Allah sampai selama-lamanya. Di sini juga diberikan aturan dan sumber penyebab pilihan Allah, yaitu sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya (ay. 5). Bukan demi apa saja yang telah diketahui-Nya dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena hal itu merupakan kehendak-Nya yang berdaulat, dan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan hati-Nya. Hal itu sesuai dengan maksud Allah, kehendak yang sudah tetap dan tidak dapat diubah lagi, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (ay. 11), yang dengan penuh kuasa menyempurnakan apa saja yang berkenaan dengan umat pilihan-Nya, sebagaimana Ia dengan bijaksana dan bebas menentukan dan menetapkan dari semula tujuan dan rancangan terakhir dan agung dari semua yang adalah kemuliaan-Nya sendiri, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia (ay. 6), supaya kami boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (ay. 12), yaitu, supaya kita sendiri hidup dan berperilaku seperti itu sehingga kasih karunia-Nya yang melimpah akan diagungkan dan tampak mulia, serta layak memperoleh pujian tertinggi. Semua berasal dari Allah, dari Dia, dan melalui Dia, dan itulah sebabnya semua harus ditujukan kepada-Nya, dan berpusat di dalam pujian kepada-Nya. Perhatikanlah, kemuliaan Allah merupakan tujuan-Nya sendiri, dan tujuan itu haruslah menjadi tujuan kita juga di dalam semua yang kita lakukan. Bagian ini dipahami oleh sebagian orang dengan cara yang sangat berbeda dan secara khusus merujuk kepada pertobatan orang-orang Efesus menjadi orang-orang Kristen. Orang-orang yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal itu dapat membaca tulisan Locke (filsuf Inggris abad ketujuh belas – pen.) serta penulis-penulis ternama lainnya.
- 2. Berkat rohaniah berikut yang diperhatikan oleh Rasul Paulus adalah penerimaan Allah melalui Yesus Kristus: Di dalam Dia, atau oleh kasih karunia-Nya ini, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (ay. 6), Ia telah membuat kita diterima oleh Allah. Yesus Kristus adalah Pribadi yang dikasihi oleh Bapa-Nya (Mat. 3:17), seperti juga para malaikat dan orang-orang kudus. Sungguh sangat istimewa apabila kita diterima oleh Allah, karena ini menyiratkan kasih-Nya kepada kita dan bagaimana kita dibawa masuk ke dalam pemeliharaan-Nya dan keluarga-Nya. Dengan demikian, kita tidak mungkin dapat diterima oleh Allah, selain di dalam dan melalui Yesus Kristus. Allah mengasihi umat-Nya demi Kristus yang dikasihi-Nya itu.
- 3. Pengampunan dosa dan penebusan melalui darah Yesus (ay. 7). Tidak ada pengampunan tanpa penebusan. Karena alasan dosalah kita menjadi orang tahanan, dan kita tidak dapat dilepaskan dari tahanan selain oleh pengampunan atas dosa-dosa kita. Penebusan ini kita peroleh di dalam Kristus, dan pengampunan diperoleh melalui darah-Nya. Kesalahan dan noda dosa hanya dapat dihapus oleh darah Yesus. Semua berkat rohani kita mengalir kepada kita di dalam curahan darah itu. Keuntungan besar yang kita peroleh dengan cuma-cuma ini telah dibeli dan dibayar dengan pengorbanan yang besar oleh Tuhan kita yang mahamulia. Dan itu semua terjadi sesuai dengan kekayaan kasih karunia Allah. Penebusan Kristus dan kelimpahan kasih karunia Allah sangat sesuai dengan perkara besar penebusan umat manusia. Allah dipuaskan oleh Kristus sebagai pengganti dan penjamin kita. Walaupun demikian, kasih karunia yang melimpah itulah yang memungkinkan penerimaan jaminan itu, yaitu ketika Allah tidak menjalankan pelaksanaan kerasnya hukum Taurat atas diri si pelanggar. Juga, kasih karunia-Nya yang melimpah itulah yang menjadikan Anak-Nya sendiri sebagai jaminan, serta menyerahkan Dia dengan cuma-cuma, ketika tidak ada lagi jaminan lain yang dapat kita pikirkan, dan yang dapat ditemukan untuk menggantikan kita. Di dalam hal ini, Ia tidak saja menunjukkan kekayaan kasih karunia itu, tetapi juga dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8), yaitu hikmat di dalam memahami penyelenggaraan-Nya itu, dan pengertian di dalam melaksanakan rencana kehendak-Nya, sebagaimana telah Ia lakukan. Betapa mulianya hikmat dan pengertian ilahi menyatakan diri, dengan pantas dan layak menyesuaikan masalah antara keadilan dan belas kasihan Allah di dalam urusan yang agung ini, di dalam menjamin kehormatan Allah dan hukum-Nya pada saat yang sama, sehingga pemulihan orang-orang berdosa dan keselamatan mereka dapat ditegaskan dan dipastikan!
- 4. Hak istimewa lain yang membuat Rasul Paulus di sini memuji Allah adalah wahyu ilahi – bahwa Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita (ay. 9). Yakni, betapa besarnya perkenan Allah kepada manusia, yang telah disimpan-Nya dalam waktu yang lama, dan tetap tinggal tersembunyi bagi sebagian besar dunia ini, dan untuk ini kita sekarang berutang kepada Kristus, yang setelah sejak kekekalan berada di pangkuan Bapa, kini telah datang untuk menyatakan kehendak-Nya kepada anak-anak manusia. Sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, kebijaksanaan rahasia-Nya mengenai penebusan manusia, yang telah Ia tetapkan, atau tentukan, hanya ada di dalam Dia serta berasal dari Dia sendiri, dan tidak di dalam anak-anak manusia itu. Di dalam pewahyuan ini, dan di dalam menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, hikmat dan pengertian Allah akan bercahaya dengan terang. Hal itu digambarkan sebagai firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan kita (ay. 13). Setiap firman dari Injil itu benar adanya. Firman itu mengandung dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang paling berbobot dan penting kepada kita. Firman itu ditegaskan dan dimeteraikan oleh sumpah Allah sendiri, yang darinya kita harus belajar untuk pergi sendiri mencari kebenaran ilahi itu. Itu adalah Injil keselamatan kita, karena ia menyatakan kabar baik tentang keselamatan dan mengandung tawaran bagi keselamatan itu. Injil itu menunjukkan jalan menuju kepada keselamatan itu, dan Roh yang mulia itu memberikan pengertian dan pertolongan yang dapat mendatangkan hasil baik bagi keselamatan jiwa-jiwa. Oh, betapa kita harus menjunjung tinggi Injil yang mulia ini dan memuji Allah untuk itu! Inilah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap, yang untuknya kita beroleh alasan untuk bersyukur, dan untuknya kita harus memberikan perhatian.
- 5. Persekutuan di dalam dan dengan Kristus merupakan sebuah hak istimewa, sebuah berkat rohaniah, dan dasar dari banyak berkat lainnya. Ia mempersatukan di dalam Kristus segala sesuatu (ay. 10). Segala macam wahyu ilahi bersatu di dalam Kristus, semua agama berpusat di dalam Dia. orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain dipersatukan satu sama lain oleh penyatuan mereka kepada Kristus. Baik yang di sorga maupun yang di bumi dikumpulkan bersama-sama di dalam Dia. Terjadi perdamaian, keselarasan dibangun antara sorga dan bumi melalui Dia. Kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya menjadi satu dengan jemaat melalui Kristus, dan semua ini sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus. Sudah menjadi ketetapan-Nya di dalam masa penyelenggaraan itu, yang digenapi dengan dikirimkan-Nya Kristus setelah genap waktunya, pada waktu yang tepat sebagaimana telah ditetapkan dan diputuskan-Nya sejak semula.
- 6. Warisan atau bagian kekal itu merupakan berkat besar yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus: Di dalam Dia-lah kami mendapat bagian yang dijanjikan (ay. 11). Sorga itulah warisan atau bagian kekal itu, kebahagiaan yang diperoleh darinya merupakan bagian yang cukup bagi jiwa. Bagian yang dijanjikan ini disampaikan melalui pewarisan, sebagai suatu pemberian dari Bapa kepada anak-anak-Nya. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris. Segala berkat yang telah kita terima menjadi kecil jika dibandingkan dengan harta pusaka ini. Apa yang disediakan bagi seorang ahli waris ketika ia masih belum dewasa tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang disimpan baginya ketika ia telah dewasa. Dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan menerima harta pusaka ini, karena mereka memiliki hak untuk itu pada saat sekarang ini, dan bahkan menjadi pemilik yang sebenarnya, di dalam Kristus yang menjadi kepala dan wakil mereka.
- 7. Meterai dan jaminan Roh merupakan bagian dari berkat-berkat ini. Dikatakan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (ay. 13). Roh yang mulia itu adalah kudus, dan ia membuat kita menjadi kudus. Ia disebut sebagai Roh perjanjian, sebab Ia adalah Roh yang dijanjikan itu. Oleh-Nya orang-orang percaya dimeteraikan, artinya dipisahkan dan disisihkan bagi Allah, dikhususkan dan ditandai sebagai milik-Nya. Roh itu adalah jaminan bagian kita (ay. 14). Jaminan itu merupakan bagian dari pembayaran dan menjamin jumlah pembayaran sepenuhnya. Begitu jugalah karunia Roh Kudus itu, semua pengaruh dan pekerjaan-Nya, baik yang menguduskan dan yang menghibur. Semuanya dimulai dari dalam sorga, dan menjadi mulia di dalam Sang Benih dan Tunas. Pencerahan Roh merupakan jaminan dari cahaya yang kekal, sedangkan pengudusan merupakan jaminan dari kekudusan yang sempurna, dan segala penghiburan-Nya merupakan jaminan dari sukacita yang tak berkesudahan. Dikatakan bahwa Dia menjadi jaminan, sampai penebusan yang menjadikan kita milik Allah. Di sini jaminan itu bisa juga disebut kepemilikan, sebab jaminan ini memastikan para ahli waris seakan-akan mereka memang sudah memiliki warisan atau bagian kekal itu, dan bagian tersebut dibeli bagi mereka oleh darah Kristus. Penebusan warisan itu disebutkan di sini karena ia telah digadaikan dan diambil oleh dosa, dan Kristus mengembalikannya lagi kepada kita. Karena itulah dikatakan sebagai menebus warisan itu, dengan menggunakan kiasan hukum penebusan. Dari semua ini amatilah, betapa indahnya janji yang menjamin karunia Roh Kudus kepada mereka yang meminta-Nya. Rasul Paulus menyebutkan tujuan dan rancangan agung Allah dalam melimpahkan semua hak istimewa rohaniah ini, supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya – kepada kamilah pertama kali Injil diberitakan dan kamilah yang pertama kali bertobat dan percaya kepada iman kepada Kristus, serta menaruh harapan dan kepercayaan kami di dalam Dia. Perhatikanlah, orang yang lebih dahulu ada di dalam kasih karunia, mereka itu lebih diutamakan: yang menjadi Kristen sebelum aku, kata Rasul Paulus (Rm. 16:7). Orang-orang yang sudah lebih lama mengalami kasih karunia Kristus memiliki kewajiban yang lebih khusus untuk memuliakan Allah. Mereka harus menjadi kuat di dalam iman, lebih unggul dalam memuliakan Dia. Walaupun demikian, hal ini harus menjadi tujuan umum dari semua orang percaya. Untuk inilah kita diciptakan, dan untuk inilah kita ditebus. Inilah rancangan agung Kekristenan kita, serta juga dari Allah yang telah melakukan semuanya bagi kita, yaitu untuk memuji kemuliaan-Nya (ay. 14). Dengan cara ini Ia bermaksud supaya kasih karunia, kuasa, dan semua kesempurnaan lainnya menjadi menarik serta mulia, dan semua anak manusia mengagungkan Dia.
SH: Ef 1:3-10 - Mengapa memuji? (Jumat, 4 Oktober 2002) Mengapa memuji?
Ayat-ayat berikut ini membawa kita bermuara kepada suatu pujian kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sungguh suatu pujian ...
Mengapa memuji?
Ayat-ayat berikut ini membawa kita bermuara kepada suatu pujian kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Sungguh suatu pujian yang luar biasa dan menakjubkan.
Pertama, pujian kepada Bapa. Allah yang dikenal sebagai Bapa adalah sumber segala berkat (ayat 3). Bapalah yang telah memilih kita (ayat 4). Tujuan Bapa memilih kita adalah supaya kita kudus dan tak bercacat. Bapalah yang menentukan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Bapalah yang menganugerahkan kepada kita anugerah-Nya yang mulia (ayat 6). Bapa menyatakan kepada kita rahasia kehendak-Nya (ayat 9). Bapalah yang mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus (ayat 10). Bapa jugalah yang mengerjakan sesuatu menurut kehendak-Nya (ayat 11). Apakah puji-pujian kita menghayati kebenaran-kebenaran indah ini tentang Allah Bapa sumber dan tujuan hidup kita?
Kedua, pujian kepada Yesus. Allah Bapa memberkati kita karena Yesus Kristus. Tanpa relasi pribadi dengan Kristus, berkat-berkat yang diberikan Bapa tidak dapat kita nikmati dan alami. Di dalam Kristus, Bapa memberkati kita (ayat 3). Di dalam Yesus, Bapa memilih kita (ayat 4). Di dalam kita memperoleh penebusan (ayat 7). Di dalam Kristus, Allah Bapa mempersatukan segala sesuatu (ayat 10). Di dalam Yesus, etnis Yahudi (ayat 11,12) dan etnis nonYahudi bersatu menjadi umat Allah (ayat 13). Di dalam Yesus dua etnis yang berbeda dipersatukan. Yesuslah yang memungkinkan kita hidup penuh pujian sebab mengalami berkat-berkat Allah melalui Dia.
Ketiga, pujian kepada Roh Kudus. Allah memberkati umat-Nya dengan berkat rohani (ayat 3). Artinya, semua berkat-berkat Roh Kudus diberikan Bapa karena kita adalah umat-Nya. Roh Kudus merupakan meterai dari semua berkat yang diberikan Bapa (ayat 3). Roh Kudus adalah jeminan warisan kita (ayat 14). Karya penyelamatan Yesus Kristus boleh kita cicipi kini dan seterusnya karena Roh Kudus memungkinkan kita masuk di dalam pengalaman rohani tersebut.
Renungkan: Paulus mengungkapkan banyak alasan mengapa orang Kristen memuji Allah. Adakah alasan hari ini bagi Anda untuk memuji Allah? Hal apa yang membuat Anda tidak dapat memuji Allah?
SH: Ef 1:1-6 - Keselamatan ajaib (Jumat, 31 Oktober 2003) Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita
membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat...
Keselamatan ajaib
Ajaibnya keselamatan dari Tuhan, akan kita sadari apabila kita membandingkan keadaan kita di luar Kristus dengan berkat-berkat rohani yang kita dapat dalam keselamatan (ayat 3). Juga apabila kita merenungkan bahwa untuk mewujudkan keselamatan itu, Allah Bapa (ayat 3-6), Putra (ayat 7-12), Roh Kudus (ayat 13-14) mengerjakan karya-karya yang indah, serasi dalam kerjasama demi kita ciptaan-Nya yang telah berontak berdosa terhadap-Nya.
Kota Efesus, lazimnya kota besar, pastilah dipenuhi dengan berbagai gaya hidup yang salah. Namun, di kota itu kini keselamatan telah mewujud. Orang percaya yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam kehidupan mereka mengalami keselamatan ajaib. Mereka bukan lagi orang yang hidup sia-sia dalam kecemaran dosa. Mereka diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus (ayat 1). Sejak itu, berkat rohani seperti kasih karunia dan damai sejahtera (ayat 2), serta seluruh kepenuhan arti keselamatan (ayat 3) menjadi pengalaman riil mereka. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan dari waktu ke waktu, termasuk yang kini Anda terima dan alami.
Bagian ini berbicara tentang sumber keselamatan dan maksud keselamatan. Bapa telah memilih kita (ayat 4), menetapkan kita menjadi anak-anak-Nya (ayat 5). Rencana itu terwujud karena Putra-Nya, Yesus Kristus melakukan karya penyelamatan bagi kita. Itu akan kita renungkan besok. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah Bapa ini membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi atau pengalaman kita. Maksud keselamatan adalah agar kita hidup memuliakan Allah. Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita menaikkan pujian syukur dan menjadikan kehidupan kita suatu kepujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya itu.
Renungkan: Keajaiban rencana keselamatan Allah dan kurban penyelamatan yang ditanggung-Nya bagi kita, menolong kita agar dapat menghayati keselamatan, mensyukurinya, dan hidup kudus.
SH: Ef 1:1-14 - Dipilih sebelum dijadikan (Senin, 31 Oktober 2011) Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai or...
Dipilih sebelum dijadikan
Bagaimana Anda memandang sesama orang percaya? Saudara seiman atau teman segereja? Paulus menyebut jemaat Efesus sebagai orang kudus dan orang percaya dalam Kristus Yesus (1).
Ketika orang menerima keselamatan, berkat rohani seperti kasih karunia, damai sejahtera, dan seluruh kepenuhan arti keselamatan menjadi pengalaman riil. Itulah keajaiban keselamatan yang Tuhan kerjakan.
Bapalah sumber keselamatan. Ia memilih dan menetapkan orang percaya sebelum menciptakan alam semesta. Pilihan ini lahir semata-mata dari kasih karunia-Nya dan terwujud karena Anak-Nya melakukan karya penyelamatan bagi manusia. Ajaran tentang rencana keselamatan dan pilihan kekal Allah membuat keselamatan bertumpu pada sesuatu yang pasti dan bukan pada kondisi manusia. Dia memilih dan menganugerahkan keselamatan untuk suatu tujuan yaitu agar umat kudus dan tanpa cacat cela (4), yaitu tidak lagi hidup sia-sia dalam kecemaran dosa karena telah diubah Tuhan menjadi orang-orang kudus. Maka hidup orang pilihan seharusnya mencerminkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memilikinya penuh.
Diangkatnya kita menjadi anak-anak Allah (5) merupakan dampak dari keputusan Allah memilih kita. Sebagai anak, ada hak yang harus kita terima dan ada kewajiban yang harus kita jalankan. Pernyataan Paulus ini, merupakan adaptasi hukum Romawi saat itu yang menetapkan bahwa anak yang diadopsi juga harus memiliki dan menikmati hak yang sama dengan anak kandung.
Kita adalah anak-anak pilihan Allah masa kini, yang sudah mengalami penebusan dosa oleh pengurbanan Kristus. Dalam hal ini kita bertanggung jawab untuk meninggalkan perilaku cemar dan memasuki proses penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus.Menerima anugerah Allah yang ajaib ini pasti mendorong kita bersyukur dan menjadikan hidup kita suatu pujian yang serasi dengan kemuliaan dan anugerah-Nya. Maka pancarkan kemuliaan Tuhan yang telah memilih dan memiliki kita hingga dunia dapat melihat bahwa kita adalah sah milik Allah.
SH: Ef 1:1-14 - Menghargai Anugerah-Nya (Kamis, 12 Desember 2019) Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya d...
Menghargai Anugerah-Nya
Dipilih menjadi kudus sebagai anak-anak Allah adalah berkat rohani yang tak ternilai harganya. Ada yang sungguh meresapinya dan menghargainya, ada pula yang sebaliknya.
Pada bagian ini, Paulus menekankan betapa luar biasanya pemilihan Allah itu. Melalui Yesus Kristus, Allah menebus kita dengan darah-Nya dan menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita diselamatkan dan menjadi milik kepunyaan Allah. Pemilihan Allah ini bukan karena kita layak. Pemilihan itu berdasarkan keputusan Allah yang berdaulat.
Dalam penghayatan akan kebenaran ini, Rasul Paulus sangat bersyukur dan mengajak kita untuk memuji Allah di dalam Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat rohani kepada orang percaya. Pemilihan Allah ini menjadikan kita kudus sebagai anak Allah yang dimeteraikan oleh Roh Kudus (13) dan Roh Kudus adalah jaminan penebusan yang menjadikan kita milik Allah (14).
Betapa bahagianya kita yang mendapat berkat rohani yang tak ternilai ini. Sudah sepatutnya kita hidup secara bertanggung jawab sebagai orang pilihan Allah, yaitu dengan hidup kudus dan menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Allah.
Hidup kudus berarti kita harus berbeda dengan orang-orang yang hidup di luar Tuhan. Menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya berarti hidup ini harus bermakna, yaitu menjadi berkat dan memuliakan nama Tuhan. Hal yang sia-sia, yang tidak sesuai kehendak-Nya, yang menyakiti hati Allah, dan menjadi batu sandungan bagi sesama haruslah dibenci oleh orang kudus. Dalam kasih karunia-Nya, Ia menguatkan dan memampukan kita hidup sebagai orang pilihan-Nya di tengah dunia yang bobrok.
Hiduplah sebagai orang-orang pilihan Allah, karena Allah setia adanya (Ibr. 13:5b). Hidup sesuai kehendak Allah bukanlah pilihan, melainkan ungkapan syukur, iman, dan ketaatan kita yang seharusnya kepada Allah sebagai orang-orang yang telah menerima berkat rohani yang tak ternilai harganya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami hidup sebagai orang yang diperkenan di hadapan-Mu melalui ketaatan kami. [GS]
Utley -> Ef 1:3-14
Utley: Ef 1:3-14 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:3-143 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat ...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 1:3-14
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi- Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 11 Aku katakan "di dalam Kristus," karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya — 12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Ef 1:3 Ayat Ef 1:3-14 adalah satu kalimat Yunani yang panjang, yang begitu khas dari buku ini (lih. Ef 1:3-14,15-23; 2:1-10,14-18,19-22; 3:1-12,14-19; 4:11-16; 6:13-20)
□ "Terpujilah Allah" Istilah Yunani "madah" (eulogō) selalu digunakan untuk memuji Allah. Ini adalah istilah yang berbeda dari "berbahagialah" (makarios) dari Khotbah di bukit (lih. Mat 5:1-9,10-11). Bapa mengutus Anak dan Roh untuk membawa orang percaya ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan bersekutu satu dengan yang lain.
- Paulus biasanya membuka surat-suratnya dengan doa syukur bagi penerimanya (lih. Ef 1:15-23), tetapi di sini dalam sebuah surat edaran, secara unik, ia menuliskan sebuah pujian yang pnjang lebar bagi Allah Tritunggal
□ "yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat" Allah yang terpuji tersebut memberkati orang percaya! Orang-orang percaya menerima segala sesuatu melalui Kristus. Ayat Ef 1:3-14 adalah satu kalimat dalam bahasa Yunani, yang menunjukkan karya Trinitas, sebelum waktu, dalam waktu, dan di luar waktu. Namun demikian, anjuran Bapa ini diperbesar dalam seluruh tiga bagian (lih. ay. Ef 1:3-6,7-12,13-14).
- NASB, NKJV, NRSV "di dalam sorga"
- TEV "di dunia surgawi"
- NJB "berkat rohani dari surga"
Bentuk LOCATIVE (untuk ruang) NEUTER PLURAL ADJECTIVE "di dalam sorga" (epouranious) ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaan nya, kata ini pasti berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga.
Ef 1:4 "Allah telah memilih kita" Ini merupakan AORIST MIDDLE INDICATIVE yang menekankan pilihan menentukan dari subyeknya. Hal ini berfokus pada pilihan Bapa sebelum waktunya. Pilihan Allah tidak harus dipahami dalam pemahaman determinisme Islam atau dalam pemahaman "Allah memilih beberapa vs Allah tidak memilih yang lain," Calvinis tetapi dalam pengertian perjanjian. Tuhan berjanji untuk menebus manusia yang jatuh (lih. Kej 3:15). Allah memanggil dan memilih Abraham untuk memilih semua manusia (lih. Kej 12:3; Kel 19:5-6). Allah sendiri memilih semua orang yang akan menjalankan iman dalam Kristus. Allah selalu mengambil inisiatif dalam keselamatan (lih. Yoh 6:44,65). Naskah ini dan Rom 8:28-30; 9:1-33 adalah naskah-naskah PB utama bagi doktrin predestinasi yang ditekankan oleh Agustinus dan Calvin.
Allah memilih orang percaya tidak hanya untuk keselamatan (pembenaran) tetapi juga untuk pengudusan (lih. Kol 1:12)! Hal ini dapat berhubungan dengan
- 1. posisi kita dalam Kristus (lih. 2Kor 5:21)
- 2. Allah berkeinginan untuk mereproduksi karakter-Nya pada anak-anak-Nya (lih. Ef 2:10; Rom 8:28-29; Gal 4:19; 1Tes 4:3)
Kehendak Allah bagi anak-anak-Nya adalah baik surga satu hari dan keserupaan dengan Kristus sekarang! KATA GANTI dalam bagian ini bersifat rancu. Sebagian besar merujuk pada Allah Bapa. Seluruh bagian ini berbicara tentang kasih, tujuan, dan rencana-Nya untuk menebus manusia yang jatuh. Namun demikian, dalam konteks ini jelas bahwa KATA GANTI dalam ay. 7,9,13 & 14 merujuk kepada Yesus.
□ "di dalam Dia" Ini adalah konsep kunci. Berkat, rahmat dan keselamatan Bapa mengalir hanya melalui Kristus (lih. Yoh 10:7-18; 14:6). Perhatikan pengulangan dari bentuk ketatabahasaan ini ( LOCATIVE OF SPHERE) dalam ay. Ef 1:3, "dalam Kristus"; ayat Ef 1:4, "di dalam Dia"; ayat Ef 1:7, "di dalam Dia"; ayat Ef 1:9, "di dalam Dia"; v 10, "di dalam Kristus," "di dalam Dia."; ay. Ef 1:12, "dalam Kristus"; dan ayat Ef 1:13, "di dalam Dia" (dua kali). Ini adalah sejajar dengan "dalam dia yang dikasihi" dari ay. Ef 1:6. Yesus adalah jawaban "ya" Allah untuk manusia yang jatuh (Karl Barth). Yesus adalah manusia terpilih dan semua berpotensi terpilih di dalam Dia (lih. Yoh 3:16). Semua dari berkat Allah Bapa mengalir melalui Kristus.
□ "sebelum dunia dijadikan" Frasa ini juga digunakan dalam Mat 25:34, Yoh 17:24, 1Pet 1:19-20 dan Wahy 13:8. Ini menunjukkan aktivitas penebusan Allah Tritunggal bahkan sebelum Kej 1:1. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan kosmos di Kol 1:6. Manusia dibatasi oleh perasaan waktu; segalanya untuk kita adalah masa lalu, sekarang, atau masa depan, tetapi tidak demikian bagi Allah.
□ "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" Sasaran dari predestinasi adalah kekudusan, bukannya hak istimewa. Panggilan Allah bukanlah untuk beberapa anak-anak Adam yang dipilih, tetapi bagi semua! Ini adalah panggilan agar manusia bisa menjadi sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, yaitu seperti Dia (lih. 1Tes 4:7; 5:23; 2Tes 2:13; Tit 2:14); dalam gambar-Nya (lih. Kej 1:26-27). Membelokkan predestinasi menjadi prinsip teologis, dan bukan hidup kudus adalah sebuah tragedi. Seringkali apriori teologia sistematis kita berbicara lebih keras daripada naskah-naskah alkitabiah!
Istilah "tidak bercela" (amōmos) atau "bebas dari noda" adalah digunakan untuk
- 1. Yesus, (lih. Ibr 9:14; 1Pet 1:19)
- 2. Zakaria dan Elizabeth, (lih. Luk 1:6)
- 3. Paulus (Fili 3:6)
- 4. semua orang Kristen sejati (lih. Fili 2:15; 1Tes 3:13; 5:23) Lihat Topik Khusus pada Kol 1:22.
Kehendak Allah yang tak bisa diubah bagi setiap orang percaya tidak hanya surga nanti, namun keserupaan dengan Kristus sekarang (lih. Rom 8:29-30; 2Kor 3:18; Gal 4:19; 1Tes 3:13; 4:3; 1Pet 1:15). Orang-orang percaya harus mencerminkan karakteristik Allah ke dunia yang hilang untuk tujuan penginjilan.
□ "dalam kasih" Secara ketatabahasaan, kalimat ini bisa bersamadengan baik ayat Ef 1:4 atau ayat Ef 1:5. Namun demikian, ketika frasa ini digunakan di tempat-tempat lain di Efesus selalu mengacu pada kasih manusia bagi Allah (lih. Ef 3:17; 4:2,15,16).
- NASB "Dia menentukan kita dari semula"
- NKJV "menentukan kita dari semula"
- NRSV "Ia menakdirkan kita"
- TEV "Allah telah memilih kita"
- NJB "menandai kita untuk dirinya sendiri terlebih dahulu"
Ini merupakan AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Istilah Yunani ini merupakan gabungan dari "sebelum" (pro) dan "menandai" (horizō). Hal ini menunjuk pada rencana penebusan Allah yang telah ditentukan (lih. Luk 22:22, Kis 2:23; 4:28; 13:29; 17:31; Rom 8:29-30). Perhatikan rencana Allah adalah dalam kebersamaan (lih. Kis 13:48). Individualisme Amerika telah merubah penekanan pencakupan dan kebersamaan ini menjadi eksklusif, pribadi, fokus pada individu. Allah memilih orang-orang yang akan memilih Dia. Predestinasi adalah salah satu dari beberapa kebenaran yang berkaitan dengan keselamatan manusia. Ini adalah bagian dari pola teologis atau serangkaian kebenaran yang terkait. Konsep ini tidak pernah dimaksudkan untuk menekankan isolasi! Kebenaran Alkitab telah diberikan dalam serangkaian pasangan berparadoks yang penuh ketegangan,. Denominasionalisme cenderung untuk menghapus ketegangan alkitabiah dengan menekankan hanya pada salah satu kebenaran dialektis nya (Contoh: predestinasi vs kehendak bebas manusia, keamanan orang percaya vs ketekunan; dosa asal vs dosa kehendak; ketidakberdosaan vs mengurangi berbuat dosa; pengudusan yang dinyatakan seketika vs pengudusan progresif; iman vs bekerja; kebebasan Kristen vs tanggung jawab Kristen ; transendensi vs imanensi).
Lihat topik khusus P RADESTINASI (K ALIVINISME) V ERSUS K EHENDAK B EBAS M ANUSIA (A RMINIANISME)
□ "untuk menjadi anak-anak-Nya" Ini adalah metafora keluarga Paulus (lih. Rom 8:15,23; 9:4; Gal 4:5). Ini adalah salah satu dari beberapa metafora yang digunakan Paulus untuk menjelaskan keselamatan dengan penekanan pada keamanan. Sulitlah dan mahal untuk mengadopsi anak dalam sistem hukum Romawi, tetapi sekali hal itu dilakukan, itu sangat mengikat. Seorang ayah Romawi memiliki hak hukum untuk mencabut hak waris atau bahkan membunuh anak-anak alamiahnya, tetapi tidak untuk anak-anak yang diadopsi. Hal ini mencerminkan keamanan orang percaya dalam Kristus (lih. Ef 2:5,9, Yoh 6:37,39; 10:28).
- NASB "sesuai dengan niat baik dari kehendak-Nya"
- NKJV, NRSV "sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya"
- TEV "ini adalah kesukaan dan maksud-Nya"
- NJB "Demikianlah tujuan dan kerelaan-Nya"
Pilihan Allah tidak didasarkan atas prapengetahuan akan kinerja manusia, tetapi pada sifat kemurahan-Nya (lih. ay. Ef 1:9 & 11). Dia berharap bahwa semua (bukan hanya beberapa orang khusus seperti kaum Gnostik atau ultra- Calvinis modern) akan diselamatkan (lih. Yeh 18:21-23,32; Yoh 3:16-17; 1Tim 2:4; 4:10; Tit 2:11; 2Pet 3:9). Kasih karunia Allah (karakter Allah) adalah kunci teologis untuk bagian ini (lih. ay. 6a, 7c, 9b), sebagai kasih Allah juga adalah kunci untuk bagian lain tentang predestinasi, Rom 9; 10; 11.
Satu-satunya pengharapan manusia yang jatuh adalah anugerah dan rahmat Allah (lih. Kis 15:11; Rom 3:24; 5:15; Ef 2:5-8) dan sifat-Nya yang tak berubah (lih. Mazm 102:27; Mal 3:6; Yak 1:17; 1Yoh 1:5).
□ "Melalui Yesus Kristus sendiri" Frasa ini menggambarkan kasih Bapa, seperti halnya Yoh 3:16 (lih. 2Kor 13:14). Yesus adalah rencana Allah Bapa untuk memulihkan segala sesuatu (lih. Ef 1:10; 1Kor 15:25-28; Kol 1:15-23). Hanya ada satu jalan dan jalan itu adalah seseorang (lih. Yoh 14:6, Kis 4:12, 1Tim 2:5). Tema Efesus adalah kesatuan dari segala sesuatu di dalam Kristus.
Ef 1:6 "supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia" Kasih yang dimulai Allah dalam Kristus mengungkapkan hakikat-Nya sendiri (lih. Yoh 1:14,18). Frasa ini diulang tiga kali (lih. ay. Ef 1:6,12,14) dan menekankan pekerjaan tiga pribadi Trinitas.
- 1. Allah Bapa sebelum waktu, ay. 3-6
- 2. Allah Anak dalam waktu, ay. 7-12
- 3. Allah Roh melalui waktu, ay. 13-14
Namun demikian, dalam kalimat Yunani dari ay. 3-14, Allah Bapa lah yang berulang kali dipuji.
□ "mulia" Dalam PL kata Ibrani yang paling umum untuk "kemuliaan" (kabod) pada awalnya merupakan istilah komersial (yang terkait dengan sepasang timbangan), yang berarti "berbobot." Apa yang berat/berbobot berharga atau memiliki nilai intrinsik. Konsep kecemerlangan ditambahkan ke kata ini untuk mengekspresikan keagungan Allah (yaitu, awan kemuliaan Shekinah). Ia sendirilah yang layak dan terhormat. Ia terlalu cemerlang untuk bisa dilihat oleh manusia yang jatuh (lih. Kej 16:13; 32:30; Kel 20:19; 33:20; Hak 6:22-23; 13:22). Allah hanya bisa benar-benar dikenal melalui Kristus (lih. Yoh 1:1-14; Kol 1:15; Ibr 1:3).
Istilah "kemuliaan" ini agak rancu.
- 1. Mungkin sejajar dengan "kebenaran Allah."
- 2. Mungkin menunjuk pada "kesucian" atau "kesempurnaan" Allah.
- 3. Bisa menunjuk pada gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan (lih. Kej 1:26-27; 5:1; 9:6), tetapi yang kemudian rusak akibat hasrat memberontak untuk kemerdekaan (lih. Kej 3:1-22).
- NASB "yang dikaruniakan-Nya kepada kita"
- NKJV "yang dengannya Ia telah membuat kita diterima"
- NRSV "yang Dia anugerahkan dengan bebas pada kita"
- TEV "untuk hadiah gratis yang di memberi kami"
- NJB "hadiah gratis untuk kita"
Istilah Yunaninya adalah "disukai" (charitoō) dan memiliki akar yang sama sebagai "kasih karunia" (charis). Kasih karunia, rahmat, dan kasih Bapa mengalir (lih. Ef 1:8) melalui Mesias yang menderita untuk kemanusiaan jatuh (lih. Kej 3:15; Yes 53). Kasih Allah mengalir ke manusia yang jatuh karena siapa Dia, bukan siapa kita! Kuncinya adalah karakter Allah, bukan kinerja manusia!
□ "yang dikasihi-Nya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Yesus dari dulu, sekarang dan seterusnya adalah Putra terkasih. Sebutan ini digunakan dalam Septuaginta (LXX) bagi Mesias. Kata ini menggantikan "Yeshurun" (Yerusalem) dalam Ul 32:15; 33:5,26; dan Yes 44:2. Bapa menggunakan sebutan deskriptif bagi Yesus dalam Mat 3:17 (di baptisan Yesus); Mat 12:18 (kutipan PL), Mat 17:5 (pada transfigurasi Yesus). Paulus menggunakan istilah yang sama untuk Yesus dalam Kol 1:13.
Ef 1:7 "kami (telah)" Ini adalah KATA KERJA dalam PRESENT TENSE, sedangkan KATA KERJA di sekitarnya semuanya AORIST TENSE. Saat ini kita memiliki manfaat dari semua yang telah dicapai Allah dalam Kristus. Namun demikian, perhatikan dalam kalimat Yunani yang sama (ay. 14) bahwa penebusan adalah masa depan. Keselamatan dimulai dengan panggilan Allah, dorongan Roh (lih. Yoh 6:44,65). Ini menerbitkan keputusan bertobat / iman yang diikuti oleh kehidupan kepercayaan, ketaatan, dan ketekunan yang akan suatu hari nanti akan disempurnakan dalam keserupaan dengan Kristus yang lengkap (lih. 1Yoh 3:2). Keselamatan adalah hubungan serta pengumuman, seseorang serta suatu berita.
□ "Penebusan" Ini harfiahnya adalah "dibebaskan dari" (lih. Rom 3:24; Kol 1:14). Ini adalah sinonim dari istilah PL (gaal) yang maknanya "membeli kembali" kadang-kadang dilakukan oleh kerabat dekat (go'el). Istilah ini digunakan dalam PL untuk merujuk pada pembelian kembali budak dan tahanan militer. Paulus menggunakan padanan bahasa Yunani ini empat kali dalam Efesus dan Kolose (lih. Ef 1:7,14; 4:30; Kol 1:14). Ini mencerminkan pribadi pelaku yang dipakai Allah untuk membawa keselamatan. Ini tidak berfokus pada siapa atau jumlah pembayarannya. Mr 10:45 menyatakan dengan jelas bahwa Yesus datang untuk membayar uang tebusan bagi manusia yang jatuh (lih. 1Pet 1:18-19). Manusia dulunya adalah hamba dosa (lih. Yes 53:6; Beberapa kutipan PL dalam Rom 3:9-18; 1Pet 2:24-25). Lihat Topik Khusus: Tebusan / Menebus di Kol 1:14.
□ "oleh darah-Nya" Darah adalah sebuah metafora untuk kematian (lih. Kej 9:4; Im 17:11,14). Hal ini menunjuk pada kematian pengorbanan, perwakilan, penggantian dari Yesus. Ia mati menggantikan kita untuk dosa kita (lih. Kej 3:15; Yes 53; Rom 3:25; 5:9; 2Kor 5:21; Ef 2:13; Kol 1:20; Ibr 9:22).
Karena keberadaan guru-guru palsu Yunani (yaitu, kaum Gnostik) yang menyangkal kemanusiaan Yesus, ini mungkin telah menjadi cara untuk menyebut Yesus sebagai benar-benar manusia (darah, tubuh, dll).
□ "Pengampunan" Ini secara harfiah "pengusiran." Pada Hari Raya Pendamaian ada dua kambing hitam yang terlibat dalam ritual tahunan Im 16.
- 1. yang satu diusir, secara simbolis membawa dosa-dosa Israel (yaitu, ketika Allah mengampuni, Allah melupakan, lih Maz103:12; Yes 1:18; 38:17; 44:22, dan Mi 7:18)
- 2. yang lain dikorbankan, melambangkan kenyataan bahwa dosa menuntut upah sebuah kehidupan
Yesus menghapuskan dosa manusia yang jatuh dengan mati di tempat mereka (lih. 2Kor 5:21; Kol 1:14) sehingga dengan demikian menggabungkan ke dua makna tersebut.
□ "dosa" Istilah Yunani untuk dosa ini adalah, (paraptōma), yang secara harfiah adalah "jatuh ke satu sisi." Hal ini terkait dengan kata-kata PL untuk dosa yang berarti penyimpangan dari standar. Istilah "buluh" adalah istilah konstruksi yang digunakan secara metafora bagi karakter Tuhan. Allah adalah satu-satunya standar yang berdasarkan standar ini semua manusia adalah bengkok dan sesat (lih. Yes 53:6; Rom 3:9-23; 11:32; Gal 3:22).
□ "menurut kekayaan kasih karunia-Nya" Pengampunan kita dalam Kristus tidak dapat kita upayakan (lih. Ef 2:8-9; 2Tim 1:9; Tit 3:5). Istilah "kekayaan" sering digunakan dalam surat-surat penjara Paulus: "kekayaan kasih karunia-Nya," Ef 1:7; 2:7; "kekayaan kemuliaan-Nya," Ef 1:18; 3:16; "kaya dengan rahmat," Ef 2:4; "kekayaan dalam Kristus," Ef 3:8. Di dalam Kristus umat tebusan telah diberikan kekayaan dari karakter Tuhan!
Ef 1:8 "dilimpahkan" Paulus menggunakan istilah ini (perisseuō) berulang kali (lih. Rom 5:15; 15:13; 1Kor 15:58; 2Kor 1:5; 8:2,7; 9:8; Ef 1:8; Fili 1:9; 4:12,18; Kol 2:7; 1Tes 4:1). Ini mengungkapkan perasaan Paulus akan ukuran sepenuh dan bahkan jauh lebih lagi dari kasih karunia Allah dan pengadaan-pengadaan di dalam Kristus. Kasih Allah dalam Kristus adalah seperti air mancur atau suatu sumur bor yang meluap-luap!
□ "dalam segala hikmat dan pengertian" Ini menunjuk pada karunia pemahaman dari Allah (bukan pengetahuan rahasia dari guru-guru palsu Gnostik), yang Ia berikan sehingga manusia yang jatuh dapat memahami implikasi dari Injil (lih. ay. Ef 1:3,4,5,6,7,9,10,18-23, Luk 1:17; Kol 1:9). Para guru palsu menekankan hikmat rahasia. Hikmat Tuhan adalah Kristus. Ia tersedia bagi semua!
Ef 1:9 "rahasia" Paulus sering menggunakan istilah ini (lih. Rom 11:25; 16:25; 1Kor 2:7; 4:1; Ef 1:9; 3:3,4,9; 6:19; Kol 1:26; 2:2; 4:3; 2Tim 1:9-10). Kata ini memiliki konotasi yang berbeda untuk aspek yang berbeda dari rencana penebusan Allah. Di Ef 2:11-3:13, ini menunjuk pada menyatukan semua orang, orang Yahudi dan bukan Yahudi, di dalam Kristus, kepada Allah. Ini telah selalu menjadi rencana Allah (lih. Kej 3:15; 12:1-3; Kel 19:4-6; Ef 2:11-3:13). Ini telah selalu menjadi implikasi dari monoteisme (satu dan hanya satu Tuhan). Kebenaran ini telah tersembunyi di masa lalu, tapi sekarang telah sepenuhnya terungkap di dalam Kristus. Lihat Topik Khusus pada Ef 3:3.
□ "kehendak-Nya" Lihat Topik Khusus berikut: Kehendak Allah
Lihat topik khusus KEHENDAK (THELēMA) ALLAH
- NASB "persiapan"
- NKJV "dispensasi"
- NRSV "suatu rencana"
- TEV "rencana ini"
- NJB "baginya untuk bertindak atas"
Ini secara harfiah adalah "pengurusan rumah tangga" (oikonomia). Paulus menggunakan istilah ini dalam beberapa pengertian yang berbeda.
- 1. amanat Kerasulan untuk mewartakan Injil (lih. 1Kor 9:17; Ef 3:2; Kol 1:25)
- 2. rencana kekal penebusan, "rahasia" (lih. Ef 1:9-10; 3:9, 1Kor 4:1)
- 3. pelatihan dalam rencana penebusan dan gaya hidup yang menyertainya (lih. 1Tim 1:4)
Ayat ini adalah bayangan dari tema sentral buku ini (kesatuan dari segala sesuatu di dalam Kristus), yang sepenuhnya dikembangkan di Ef 4:1-6.
□ "kegenapan waktu" Frasa ini menekankan (seperti halnya nubuatan prediksi) bahwa Allah mengendalikan sejarah. Pada saat yang tepat, Allah mengutus Kristus, dan pada saat yang tepat, Ia akan datang lagi.
□ "untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu," Dalam bahasa Yunani Koine (bahasa perdagangan di dunia Mediterania dari 200 SM sampai 200 M, merupakan bahasa orang biasa) istilah majemuk ini secara harfiah adalah "penyatuan beberapa hal di bawah satu kepala." Ini adalah rujukan kepada signifikansi kosmik dari karya Kristus (seperti yang terlihat begitu jelas dalam 1Kor 15:24-28 dan Kol 1:17-22). Ini adalah tema sentral dari Kolose. Kristus adalah "kepala" bukan hanya atas tubuh-Nya, yaitu gereja, tetapi atas ciptaan (kosmos).
- NASB NKJV, NRSV "kami mendapat bagian yang dijanjikan"
- TEV "Allah memilih kita untuk menjadi umat-Nya sendiri"
- NJB "kami telah menerima warisan kita"
Ini harfiahnya adalah "kita dipilih sebagai suatu warisan," sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE. Awalnya dalam PL ini hanya menunjuk pada orang Lewi (suku Lewi menjadi imam, pelayan Bait Allah, dan guru Taurat lokal), yang tidak mewarisi tanah di Tanah Perjanjian (lih. Bil 18:20; Ul 10:9; 12:12; 14:27,29). Kata ini digunakan untuk merujuk pada kebenaran bahwa Allah sendiri adalah warisan dari semua orang percaya dan mereka adalah milik- Nya (lih. Mazm 16:5; 73:26; 119:57; Rat 3:24). Ini juga digunakan untuk menjadi metafora bagi umat Allah (lih. Ul 4:20; 7:6; 9:26,29; 14:2; 2Sam 21:3; 1Raj 8:51,53; 2Raj 21:14; Mazm 28:9; 33:12; 68:9; 78:62,71; 94:14; 106:5,40, Yes 19:25; 47:6; 63:17; Yer 10:16; 51:19). PB menggantikan janji-janji akan tanah dengan janji menjadi bagian dari keluarga Allah. Penulis PB meng-universalisasi-kan perbedaan Yahudi-bukan Yahudi ke dalam model orang percaya-tidak percaya. Hal yang sama berlaku juga bagi kota Yerusalem yang menjadi Yerusalem Baru (lih. Wahy 3:12; 21:2,10), yang merupakan metafora dari surga, bukan sebuah lokasi geografis.
□ "yang dari semula ditentukan… sesuai dengan maksud Allah," Bentuk AORIST PASSIVE PARTICIPLE ini menyatakan kebenaran bahwa pemilihan dilakukan menurut kasih karunia Tuhan dan bukan atas dasar usaha manusia (lih. Ef 2:8-9, yang memiliki tiga penyangkalan: "itu bukan hasil usahamu;" "tetapi pemberian Allah," dan "itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri "). Istilah yang sama ini ditemukan dalam Rom 8:28-29. Sasarannya di sana adalah keserupaan dengan Kristus. Lihat catatan yang lebih lengkap tentang predestinasi di Wawasan Kontekstual untuk Ef 1:1-23, !!#C Rom 1:4; 1:5.
Ef 1:12 "kami" Ini menunjuk pada orang Yahudi yang percaya (lih. Rom 1:16).
□ "kemuliaan" Lihat catatan pada Ef 1:6
Ef 1:13 "kamu" ini menunjuk pada bangsa-bangsa lain yang percaya (lih. Ef 2:12).
□ "karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya" kedua kata ini adalah AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Keselamatan mencakup baik suatu berita untuk dipercaya dan seseorang untuk dipercayai. Keselamatan melibatkan baik suatu penerimaan mental akan kebenaran Alkitab (pandangan dunia) dan suatu penyambutan secara pribadi akan Yesus! Injil harus diterima secara pribadi (lih. Yoh 1:12; 3:16,18,36; 6:40; 11:25-26; Rom 10:9-13). Hakikat dari Injil dapat diringkas sebagai
- 1. seseorang untuk disambut / diterima (hubungan pribadi)
- 2. kebenaran tentang orang tersebut untuk dipercaya (pandangan dunia)
- 3. kehidupan seperti orang tersebut untuk dijalani (keserupaan dengan Kristus)
□ "di dalam Dia kamu juga… dimeteraikan" Dalam budaya Yunani-Romawi pemeteraian adalah suatu tanda keamanan, keaslian, dan kepemilikan (lih. Ef 4:30; 2Kor 1:22; 5:5; Wahy 7:1-4) . Pemeteraian ini ( AORIST PASSIVE INDICATIVE) secara teologis sejajar dengan Roh yang membaptiskan orang percaya yang baru dalam Kristus (lih. 1Kor 12:13; kemungkinan Ef 4:4-5).
□ "dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu" Kedatangan Roh adalah tanda dari Zaman Baru (lih. Yoel 2:28; Yoh 14:26 dst). Ia adalah janji Bapa (lih. Yoh 14:16,26; 15:26; Kis 1:4-5; 2:33). Roh yang berdiam dalam orang percaya adalah jaminan kepastian dari kebangkitan mereka (lih. Rom 8:9-11).
Ef 1:14 "adalah jaminan bagian kita" Konsep dari suatu janji jaminan memiliki sebuah preseden PL.
- 1. suatu janji untuk membayar hutang (lih. Kej 38:17,18,20; Ul 24:10-13)
- 2. suatu janji memberikan rezeki (lih. 1Sam 17:18)
- 3. suatu janji pribadi (lih. 2Raj 18:23; Yes 36:8).
Istilah Yunani ini menunjuk pada suatu "uang muka" atau uang jaminan (lih. 2Kor 1:22; 5:5). Dalam bahasa Yunani modern, kata ini digunakan untuk sebuah cincin pertunangan, yang merupakan janji pernikahan yang akan datang. Roh adalah janji yang telah digenapi akan suatu zaman baru kebenaran. Ini adalah bagian dari ketegangan yang "sudah" dan yang "belum" dari PB, yang merupakan ketumpang-tindihan dari dua jaman Yahudi karena dua kedatangan dari Kristus (lihat diskusi yang sangat baik dalam Bagaimana Membaca Alkitab untuk Memperoleh Semua Manfaatnya oleh Fee dan Stuart, hal. 129-134). Roh adalah janji jaminan yang diberikan sekarang untuk penyempurnaan di masa depan
□ "penebusan" Lihat catatan pada Ef 1:7 dan Topik Khusus di Kol 1:14.
□ "milik Allah" Ini mungkin merupakan singgungan kepada Kel 19:5; Ul 7:6; 14:2. Orang-orang Yahudi adalah harta khusus Allah untuk maksud menjangkau dunia (lih. Kej 12:3; Kel 19:6), sekarang perwakilan-Nya adalah gereja, yaitu tubuh Kristus.
□ "untuk memuji kemuliaan-Nya" Lihat catatan pada Ef 1:6.
Topik Teologia -> Ef 1:4
Topik Teologia: Ef 1:4 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Aktif dalam Kehidupan Yesus
Mat 1:23 Mat 3:17 Yoh 3:16-17 Yoh 4:34 Yoh 5:19-23,30 Yoh 6:27 Yoh 8:42...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Aktif dalam Kehidupan Yesus
- Mat 1:23 Mat 3:17 Yoh 3:16-17 Yoh 4:34 Yoh 5:19-23,30 Yoh 6:27 Yoh 8:42 Yoh 10:17-18 Yoh 13:3 Yoh 16:27 Yoh 17:11 Kis 2:22-24,36 Kis 10:36-40,42 Kis 17:31 Rom 3:25-26 1Ko 15:15 2Ko 5:19,21 Gal 4:4 Efe 1:4-5,9-10 Efe 3:11 Fili 2:9-11 Ibr 1:8-9
- Allah itu Kekal
- Kej 21:33 Ula 32:40 Ula 33:27 1Ta 16:36 Neh 9:5 Ayu 36:26 Maz 29:10 Maz 33:11 Maz 41:14 Maz 45:7 Maz 48:15 Maz 90:1-2,4 Maz 93:2 Maz 102:26-28 Yes 26:4 Yes 40:28 Yes 41:4 Yes 44:6 Yes 57:15 Rat 5:19 Dan 4:34 Hab 1:12 Hab 3:6 Rom 1:20 Rom 16:26 1Ko 2:7 Efe 1:4 1Ti 1:17 1Ti 6:15-16 Ibr 1:10-12 2Pe 3:8 Wah 1:8 Wah 4:8-9
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kita Dipilih Allah di dalam Kekekalan
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Kesempurnaan Moral Secara Total
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Eskatologi
- Surga
- Manfaat Surga bagi Orang Percaya
- Ketidakberdosaan
TFTWMS: Ef 1:4-6 - Sudah Ditetapkan SUDAH DITETAPKAN (Efesus 1:4c-6)
4c Dalam kasih 5 Ia sudah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sen...
SUDAH DITETAPKAN (Efesus 1:4c-6)
4c Dalam kasih 5 Ia sudah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sendiri, sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya, 6untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya, yang Ia karuniakan dengan cuma-cuma kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya (NASB).
Ayat 4c. Para sarjana tidak yakin apakah ungkapan dalam kasih harus dilekatkan pada "di hadapan Dia" dalam ayat 4 atau "Ia sudah menetapkan kita" dalam ayat 5. Jika ungkapan itu melekat pada yang pertama, maka "tindakan pemilihan dan obyek yang ada di dalam pikiran, yaitu kekudusan dan ketanpacelaan di pihak kita, dikarenakan oleh kasih Allah dan ada penjelasan di dalamnya."19Namun begitu, juga benar bahwa tindakan Allah dalam menetapkan kita sebelumnya didorong oleh kasih ilahi.
R. C. H. Lenski berpendapat bahwa "dalam kasih" milik ayat 4, digunakan dalam mengacukan kasih kita sehingga "kudus dan tak bercacat" mengacu kepada karakter orang-orang kudus yang dimotivasi oleh kasih.20Namun begitu, "kudus dan tak bercacat" lebih mungkin berkaitan dengan posisi kita di dalam Kristus dan bagaimana Allah memandang kita di dalam Kristus. "Dalam kasih," oleh karena itu, bukan acuan kepada karakter Kristen, tetapi kepada kasih Allah yang membolehkan kita untuk berada di dalam Kristus dari awal. Kita harus memahami "dalam kasih" dalam ayat 4c adalah menjelaskan alasan Allah telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya.
Ayat 5a. Kata Yunani untuk sudah menetapkan adalah proori÷zw (proorizō). Sebelum dunia ada, Allah sudah menetapkan sesuatu yang akan terjadi dalam sejarah. Ia mengambil inisiatif dan sudah menetapkan kita (orang-orang kudus dan setia di dalam Kristus) untuk diangkat menjadi anak-anak. Kata kerja proorizō muncul lima kali dalam pelbagai tulisan Paulus (Roma 8:29, 30; 1 Korintus 2:7; Efesus 1:5, 11), dan "kata itu selalu digunakan tentang Allah yang menetapkan dari kekekalan… atau, seperti di sini, menetapkan sebelumnya seseorang kepada sesuatu."21"Pengangkatan" adalah hak istimewa yang untuknya Allah telah terlebih dahulu menetapkan kita. Meski fakta orang-orang percaya adalah anak-anak (atau anak-anak laki-laki) Allah yang sering diungkapkan di dalam Alkitab, hanya Paulus yang menggunakan gagasan pengangkatan. Kata Yunani untuk pengangkatan, ui˚oqesi÷a (huiothesia), ditemukan lima kali di dalam Perjanjian Baru—sekali berkaitan dengan hubungan khusus Israel dengan Allah (Roma 9:4); tiga kali mengacu kepada kondisi orang-orang percaya saat ini (Roma 8:15; Galatia 4:5; Efesus 1:5); dan sekali mengacu kepada kebangkitan di masa depan pada waktu kedatangan Kristus, ketika manifestasi penuh keanakan akan diwujudkan (Roma 8:23).22
Contoh-contoh Perjanjian Lama tentang pengangkatan anak jarang terjadi, dengan hanya tiga kasus yang disebutkan. Semua ini terjadi di luar Palestina—Musa, (Keluaran 2:10), Genubat (1 Raja 11:20), dan Ester (Ester 2:7, 15).23S. D. F. Salmond mengulas, "Pengangkatan anak dalam pengertian pemindahan legal seorang anak kepada satu keluarga yang tidak melahirkan anak itu tidak punya tempat di dalam hukum Yahudi."24
Namun begitu, di antara orang-orang Yunani dan Romawi, pengangkatan anak dikenal baik.
Dalam hukum Romawi … ketentuan dibuat untuk transaksi yang dikenal sebagai adoptio, pengambilan seorang anak [oleh orang] yang tidak melahirkan anak itu untuk menjadi anaknya, dan arrogatio, pemindahan seorang anak yatim, seperti karena kematian ayah kandungnya, kepada seorang ayah lain melalui tindakan terbuka secara resmi di masyarakat itu. Jadi di antara orang-orang Romawi seorang warga negara bisa menerima seorang anak yang tidak ia lahirkan sendiri ke dalam keluarganya dan memberi anak itu namanya, tapi ia bisa melakukan itu hanya melalui tindakan resmi, dibuktikan oleh saksi-saksi, dan anak yang diangkat seperti itu sepenuhnya memiliki kedudukan sebagai seorang anak kandung, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengan itu.25
Ketika orang diangkat menjadi anak sesuai dengan praktik orang Yunani dan hukum Romawi, ia menjadi milik ayah itu, seperti seorang budak. Ia dipandang sebagai anak yang lahir di dalam keluarga itu, dan ia sudah mati terhadap keluarganya yang lama.26Kita menduga bahwa Paulus mengenal baik kebiasaan dunianya dan dengan begitu, karena dibimbing oleh Roh Kudus, menggunakan konsep pengangkatan anak itu untuk memberitahukan hubungan jemaat Efesus dengan Allah.
Paulus berkata bahwa Allah sudah menentukan kita "untuk diangkat sebagai anak-anak." Kata depan "untuk" adalah ei˙ß (eis) dan berarti "dengan maksud,"27manandakan maksud yang untuknya Allah sudah menentukan kita. Dengan cara ini, "orang-orang kudus … dan setia di dalam Kristus Yesus" menjadi "orang-orang pilihan" dan orang-orang yang sudah ditentukan menjadi "anak-anak melalui Yesus Kristus." Kenneth S. Wuest mengulas bahwa kata benda Yunani huiothesia berasal dari tithēmi ("menempatkan") dan huios ("anak laki-laki dewasa"), sehingga maksud Allah adalah untuk memiliki anak-anak laki-laki dewasa, memberi mereka kedudukan anak-anak yang sah (menyediakan kebutuhan sehari-hari) dan hak-hak sipil anak-anak laki-laki dewasa (memberikan warisan).28
Nas lain yang membahas pengangkatan anak memberikan pengertian tambahan mengenai maksud Allah bagi anak-anak-Nya. (1) Dalam Galatia 4:4-7, Paulus menyebut pengangkatan anak dalam mengacukan orang-orang yang menjadi hamba Taurat (oleh karena ketidakmampuan mereka untuk menjalankannya). Dalam konteks itu, ia menyamakan pengangkatan anak dengan keadaan sedang ditebus dari perbudakan.
"Ditebus" adalah e˙xagora¿zw (exagorazō), yang berarti "membeli dari pasar budak."29
Nas ini menjelaskan bahwa pengangkatan mungkin terjadi karena kematian Kristus sudah membayar harga pembebasan mereka yang dalam dosa dari belenggu dosa (lihat Yohanes 8:34; Roma 6:17, 18. 1 Petrus 1:18, 19). (2) Roma 8:15 menunjukkan bahwa anak-anak angkat Allah telah dibebaskan dari perbudakan kepada alam manusia. Mereka yang telah dibebaskan adalah ahli waris Allah dan ahli waris bersama Kristus. Suatu hari nanti, para ahli waris bersama ini akan dimuliakan bersama Dia. (3) Dalam Roma 8:23, pengangkatan anak itu mengacu kepada harapan yang orang Kristen miliki yaitu dibangkitkan dari antara orang mati. Predestinasi yang Paulus bicarakan itu ada kaitannya dengan kita menerima segala berkat rohani sebagai anak-anak Allah. Mereka yang telah diangkat anak ke dalam keluarga Allah dipanggil kepada tujuan yang tinggi itu untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya (Roma 8:29).
Jadi, gagasan pengangkatan anak mengingatkan kita bahwa kita dulunya adalah hamba dosa tetapi sudah dibeli dari pasar budak oleh darah Kristus. Kita menjadi mati terhadap tuan atau orang tua kita sebelumnya (lihat Roma 6:1-4) dan sekarang menjadi hamba kebenaran (Roma 6:17, 18). Kita memiliki hak dan keistimewaan Anak Tunggal Allah, Yesus, sebagai "ahli waris Allah dan sesama ahli waris bersama Kristus " (NASB; Roma 8:17a).
Tindakan Allah dalam membuat orang-orang di dalam Kristus menjadi anak-anak-Nya yang dewasa dicapai melalui Yesus Kristus. Preposisi "melalui" (dia, dia) bicara tentang "agen pengantara."30Karya Kristus di kayu salib adalah agen yang melalui mana maksud Allah untuk mengangkat anak berdosa ke dalam keluarga-Nya terpenuhi (lihat Galatia 4: 4-7).
Perkataan kepada diri-Nya sendiri mengacu kepada Allah, yang sudah menetapkan orang-orang di dalam Kristus untuk menjadi milik-Nya sendiri.
Ia sebelumnya sudah menandai kita dengan maksud untuk menempatkan kita sebagai anak-anak dewasa bagi diri-Nya sendiri, untuk kepuasan-Nya sendiri, sehingga Ia bisa mengasihi kita secara berlimpah sebagai anak-anak-Nya, supaya Ia bisa memberi kita hak istimewa keanakan yang mulia kepada dan persekutuan dengan Dia, supaya Ia dimuliakan dalam menyelamatkan kita dan menjadi penerima ibadah dan pelayanan kita.31
Kata "untuk" (eis) dapat menyatakan bahwa Allah sendiri adalah tujuan dari semua yang Ia telah lakukan.32
Ayat 5b. Ayat ini berlanjut, Sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya. Beberapa cetakan Alkitab NASB memiliki catatan pinggir yang menerjemahkan "maksud baik" sebagai "kesukaan baik" (lihat NKJV). Alkitab NEB menulis "yang seperti itu adalah kehendak dan kesukaan-Nya," sedangkan Alkitab NIV menulis "sesuai dengan kesukaan dan kehendak-Nya." Alkitab LB menerjemahkan ungkapan itu "karena Ia ingin." Kata benda yang diterjemahkan "maksud" (eujdoki÷a, eudokia) ditemukan tiga kali di dalam kitab-kitab Injil (Matius 11:26; Lukas 2:14; 10:21), enam kali di dalam pelbagai tulisan Paulus (Roma 10:1; Efesus 1: 5, 9; Filipi 1:15; 2:13; 2 Tesalonika 1:11), dan tidak terdapat di tempat lain.33Marvin R. Vincent berkomentar bahwa kata itu digunakan di sini "tidak secara ketat mengandung pengertian ramah, atau perasaan bersahabat [seperti dalam Lukas 2:14 dan Filipis 1:15], tapi karena itu menyukakan Dia [lihat Matius 11:26 dan Lukas 10:21]. Namun begitu, pengertian lainnya tercakup dan tersirat, dan dinyatakan oleh dalam kasih."34(Untuk kajian lebih lanjut tentang "sesuai dengan," lihat komentar 1:7c, 9c).
Ayat 6. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya. Ungkapan ini mirip dengan apa yang Paulus katakan belakangan dalam doksologinya (1:12, 14), tapi di sini penekanannya adalah pada kasih karunia Allah. Kata "untuk" (eis) harus dipahami sebagai memperkenalkan hasil dari apa yang Allah telah lakukan bagi umat manusia "di dalam Kristus." Kasih karunia Allah mencakup karakter-Nya serta pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, kasih karunia-Nya yang mulia, kemegahan pribadi-Nya, dan kecerahan rencana-Nya meminta ibadah dan pujian dari umat-Nya. Maksud abadi Allah mendorong pujian Allah.
Paulus melanjutkan pembahasan tentang kasih karunia Allah dengan kata-kata yang Ia karuniakan dengan cuma-cuma kepada kita. Ia "dengan cuma-cuma mengaruniakan" kasih karunia ini ke atas kita. Beberapa terjemahan terbaca, "Yang dengannya Ia membuat kita diterima" (NKJV). Allah adalah kasih karunia. Ia mengejar kita oleh karena kasih karunia, merangkul kita dalam kasih karunia-Nya, dan memberkati kita dengan kasih karunia-Nya, sampai akhir sehingga kita boleh memuji Dia selama-lamanya.
Di dalam Dia yang dikasihi-Nya mengacu kepada Kristus dan melanjutkan pokok pikiran yang dinyatakan dalam ayat 3 sampai 5. Yesus digambarkan sebagai "Anak Allah yang kekasih" (Matius 3:17; 17:5; Kolose 1:13). Andrew T. Lincoln mengartikannya bahwa Yesus adalah "Anak kekasih yang par excellence."35Semua yang Allah telah lakukan untuk orang berdosa di dalam dan melalui Kristus semata-mata bukan sikap-Nya yang pura-pura tidak memperhatikan dosa. Meski Allah itu penuh kasih karunia, rahmat, dan kasih, Ia juga adalah Allah kekudusan dan keadilan. Oleh karena itu, dosa harus dihakimi, dan Ia sudah melakukan itu di kayu salib. Semua orang yang berada "di dalam Kristus" telah menemukan tempat di dalam mana kekudusan dan keadilan Allah dapat digenapi selagi Ia memiliki rahmat kepada orang-orang berdosa (lihat Roma 3:23-26). Kasih karunia yang "dikaruniakan" ke atas orang-orang yang berada di dalam Kristus, yang dinyatakan dalam bentuk aorist indicative dalam bahasa Yunani,36sudah dilakukan sekali di masa lalu untuk orang-orang berdosa oleh persembahan Kristus yang satu kali, memadai untuk dosa (Ibrani 10:12).
TFTWMS: Ef 1:3-4 - Dipilih Di Dalam Kristus DIPILIH DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:3-4b)
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberkati kita dengan segala berkat rohani...
DIPILIH DI DALAM KRISTUS (Efesus 1:3-4b)
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah memberkati kita dengan segala berkat rohani di alam sorgawi di dalam Kristus, 4a, bseperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan, supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia (NASB).
Ayat 3a. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Kata-kata ini membuka doksologi Paulus, yang berlanjut sampai ayat 14. "Berbahagialah" adalah terjemahan dari eujloghto/ß (eulogēetos) dan diterapkan secara khusus kepada Allah— tidak pernah kepada manusia.1Kata itu tidak bisa ditujukan kepada manusia dengan cara ini. Kata itu tepatnya berarti "dibicarakan dengan baik."2Oleh karena maksud mulia Allah bagi manusia, yang Paulus mulai singgung di dalam ayat ini, maka Ia layak menerima pujian kita.3
Allah disebut "Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus," yang entah bagaimana agak tidak biasa. Yesus sering mengacukan Allah sebagai "Bapa-Ku," tapi Ia jarang berkata tentang Dia sebagai "Allah-Ku" (lihat Matius 27:46;. Yohanes 20:17). Di sini Paulus menggunakan kedua sebutan itu: "Allah … Tuhan kita Yesus Kristus" da "Bapa Tuhan kita Yesus Kristus." Yesus tidak pernah bicara tentang" Allah kita" atau "Bapa kita," yang mencakup diri-Nya dan murid-murid-Nya, karena hubungan-Nya dengan Allah adalah unik. Doa contoh tampaknya menjadi pengecualian, karena itu adalah doa yang para murid harus panjatkan dan bukan doa Yesus (Matius 6:9).
Prolog Injil Yohanes (1:1-18) berkata bahwa pada awalnya Firman yang menjadi manusia itu sudah ada. Lebih lanjut, Firman itu ada bersama Allah, ada dalam hadirat Allah. (Ia "berhadapan muka dengan Allah"4dan memiliki persekutuan yang aktif dengan Dia.) Firman itu adalah Allah. (Ia bukan sesosok allah atau Allah itu, tetapi Allah, yang memiliki semua sifat Ilah.5) Dalam Filipi 2, Paulus bicara tentang sifat Kristus ketika ia menggambarkan Kristus sebagai Pribadi yang "sudah ada dalam bentuk Allah" (ay. 6). Kata "bentuk" adalah terjemahan dari morfh (morphē), yang berarti "segala hal tentang Allah"—"mengenai wujud-Nya yang paling dalam, mengenai apa Dia dalam diri-Nya."6"Ada" adalah terjemahan dari uJpa¿rcw (huparchō) dan mengungkapkan bahwa Yesus berada terus dalam sifat yang sama yang Ia miliki sebelum inkarnasi-Nya.7Karena menjadi hakikat Ilah, Kristus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang Ia harus pertahankan. Pribadi ini yang setara dengan Allah mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan sorga dan, untuk sejenak, hidup dalam daging dan menjadi kombinasi sempurna Ilahi dan insani.
Karena Yesus adalah Allah, dalam arti apakah Allah itu adalah Allah-Nya? "Menurut sifat insani Kristus, Allah adalah Allah-Nya."8Melalui karya Kristus, Ia adalah Allah kita juga. Dari kekekalan, Allah telah menjadi "Bapa" bagi Pribadi yang "menjadi manusia, dan diam di antara kita" (Yohanes 1:14). Karena Yesus adalah "Tuhan kita," Allah adalah Bapa kita juga, ketika kita menjadi anak-anak-Nya melalui adopsi (lihat Efesus 1:5). Perlu dicatat bahwa ada hubungan yang unik antara Yesus dan Allah sebagai Bapa.
Tuhan kita Yesus Kristus disebut Anak oleh karena kehamilan mujizatiah dan karena kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Lukas 1:35; Roma 1:3-4). Hubungan-Nya dengan Bapa adalah unik, karena Ia adalah Anak Tunggal Bapa (Yohanes 1:14, 18). Penulis kitab Ibrani mengutip Mazmur [2: 7], "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini," dan mengaitkannya, sangat mungkin, kepada kelahiran Yesus Tuhan kita (Ibrani 1:5). Paulus menggunakan kutipan yang sama dalam khotbahnya kepada orang-orang Yahudi di Antiokhia dan mengaitkannya dengan kebangkitan Yesus (Kisah 13:33). Jadi, kitab Ibrani mengaitkan ke-Anakan [Yesus] dengan fakta kehamilan mujizatiah-Nya; kitab Kisah, membuktikan hal itu.9
Yesus adalah "Anak Tunggal" Allah (1 Yohanes 4:9) dalam pengertian bahwa Ia adalah satu-satunya Pribadi yang ada bersama Bapa dari kekekalan dan kemudian dilahirkan, seperti adanya Dia, dari seorang perawan. Yesus menyinggung keberadaan unik ini ketika Ia berkata kepada Maria, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, … Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yohanes 20:17; Penekanan ditambahkan). Keinsanian Kristus berseru dari kayu salib, (Matius 27:46) "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"; tetapi bagian ilahi-Nya berkata, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46).
Ayat 3b. Allah memberkati semua orang dengan berkat jasmani ketika Ia "memberikan roti kepada segala makhluk" (Mazmur 136:25) dan yang "menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Matius 5:45). Namun begitu, [segala] berkat rohani adalah bagi mereka yang berada di dalam Kristus. Segala berkat rohani ini adalah untuk orang-orang rohaniah yang hidup di alam rohani; adopsi memungkinkan orang Kristen untuk hidup "di dalam Kristus." (Lihat bagan di bawah tentang "Berkat dan Manfaat Dari Berada 'Di Dalam Kristus.'")
Kata untuk alam sorgawi di mana segala berkat ini akan dinikmati adalah e˙pourani÷oiß (epouraniois) dan secara harfiah "sorga" (dengan kata "alam" diberikan oleh para penerjemah).10Kata ini ditemukan lima kali di dalam Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12) dan hanya digunakan oleh Paulus, yang mengatakan bahwa "alam sorgawi" adalah tempat di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah sebagai kepala gereja (1: 20-22). "Alam sorgawi" adalah tempat di mana orang-orang di dalam Kristus duduk bersama Dia (2:6), di mana gereja memberitahukan hikmat Allah (3:10), dan di mana kita berjuang melawan pelbagai kekuatan jahat rohaniah (6:12). Kata itu lebih mengacu kepada keseluruhan alam rohani ketimbang kepada tempat tinggal Allah. Di dalam "alam sorgawi" inilah Allah dengan murah hati memberikan segala berkat rohani kepada orang-orang yang berada di dalam Kristus.
BERKAT DAN MANFAAT DARI BERADA "DI DALAM KRISTUS"
"Di luar Kristus" Efe. 2:12, 13
"DI DALAM KRISTUS"
- 1. Ciptaan baru 2 Kor. 5:17
- 2. Pengampunan dosa Kol. 1:14
- 3. Keselamatan 2 Tim. 2:10
- 4. Hidup kekal 1 Yoh. 5:11
- 5. Segala berkat rohani Efe 1:3
Bagaimanakah saya masuk "ke dalam Kristus"?
"KE DALAM KRISTUS"
• Gal. 3:27— Dibaptis "ke dalam Kristus"
• Rom. 6:3, 4— Dibaptis "ke dalam Kristus"
Bagan ini disadur dari Owen D. Olbricht, Teacher's Guide for Successful Personal Work (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1993), 22. Digunakan dengan izin.
Ayat 4a. Berkat rohani yang pertama disebut adalah Ia sudah memilih kita di dalam Dia. Kata "memilih" berasal dari e˙kle÷gomai (eklegomai), artinya "mengambil, memilih." Di dalam Perjanjian Baru, kata ini selalu digunakan dalam bentuk middle voice, yang artinya "memilih seseorang/ sesuatu untuk diri sendiri."11Dalam nas ini, Allah adalah Pribadi yang memilih; Ia memilih untuk diri-Nya sendiri, atau memiliki kecondongan, untuk maksud ilahi. Sebagaimana Allah memilih Israel untuk maksud ilahi (Kisah 13:17) dan Kristus memilih para rasul untuk maksud ilahi (Lukas 6:13; Yohanes 15:16-19), begitu juga Allah memilih kita (yaitu, Paulus dan semua orang-orang kudus yang setia "di dalam Kristus"; 1:1) untuk maksud ilahi. Apakah pilihan Allah ini bersifat sewenang-wenang terhadap sebagian orang kepada hidup yang kekal dan sebagian orang lagi kepada kematian yang kekal? Tentu saja, Allah dapat, dalam kedaulatan-Nya, memilih individu tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu bagi Dia. Ia memilih Abraham bukan orang lain untuk menjadi bapak bangsa Israel, Ia memilih Yakub ketimbang Esau untuk berada dalam garis keturunan Mesias, dan Ia memilih Israel atas bangsa-bangsa lain untuk memunculkan Mesias. Memilih orang-orang tertentu untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu tidak berarti Allah tidak peduli terhadap orang lain.
Demikian pula, Allah telah memberi manusia bakat atau kemampuan yang berbeda. Siapakah yang meragukan hak kedaulatan Allah untuk melakukan hal itu? Namun begitu, dalam hal keselamatan kekal, Allah tidak dengan sewenang-wenang memutuskan bahwa individu tertentu akan diselamatkan dan individu lainnya akan disesatkan tanpa memandang apa yang mereka lakukan atau yang mereka hindari untuk dilakukan. Allah mengulurkan keselamatan kepada setiap orang (Titus 2:11); semua orang diundang untuk datang kepada Allah dan menerima kasih karunia-Nya (lihat Matius 11:28; Wahyu 22:17). Memilih untuk menjadi bagian orang-orang pilihan di dalam Kristus atau tidak adalah pilihan masing-masing orang semata. Allah telah menetapkan bahwa setiap orang di dalam Kristus akan diselamatkan, tetapi Ia membolehkan kita untuk memutuskan apakah kita mau atau tidak, sebagai orang percaya yang sangat menyesal, yang lalu dibaptis ke dalam Kristus (Roma 6:3). Orang yang mentaati injil adalah di dalam Kristus dan merupakan salah seorang yang dipilih. Petrus bicara tentang orang-orang "…yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. . ."(1 Petrus 1:1, 2).
Orang-orang yang dipilih itu memilih untuk mentaati Kristus. Ketika orang memilih untuk mentaati Kristus, ia kemudian menjadi bagian dari orang-orang pilihan. Kita tidak dapat menyangkal bahwa Allah punya kemampuan untuk mengetahui, jika Ia memutuskan untuk mengetahui, setiap individu yang akan diselamatkan dan setiap individu yang akan sesat; tetapi konsep kesewenang-wenangan Allah dalam menetapkan siapa yang akan berada di sorga dan siapa yang akan dilemparkan ke dalam neraka adalah tidak Alkitabiah. Kitab Suci menekankan pilihan bebas manusia. D. L. Moody berkata, "siapa saja yang mau adalah orang pilihan, dan siapa saja yang tidak mau adalah bukan orang pilihan."12
Allah sudah memilih bahwa semua orang yang berada di dalam Kristus akan ditebus, dan pemilihan oleh Allah ini terjadi sebelum [pondasi] dunia dijadikan. Kata "pondasi" adalah katabolh/ (katabolē), dari kata ("bawah") dan ballō ("melempar"), yang berarti "melempar atau meletakkan ke bawah."13Kata itu mengacu kepada perkataan Allah yang mewujudkan dunia yang sebelumnya belum terwujud. Kata untuk "dunia" adalah ko/smoß (kosmos), menunjukkan "suatu pengaturan atau konstitusi yang benar dan harmonis, ketertiban."14Karena itu, ketika Paulus berkata "sebelum dunia dijadikan," yang ia maksudkan adalah sebelum dunia yang teratur diciptakan oleh tindakan Allah. Ungkapan ini setidaknya muncul sepuluh kali dalam Perjanjian Baru Yunani, dan itu menjadi jelas dalam pelbagai kejadian ini bahwa "sebelum dunia dijadikan" berarti sebelum awal dunia dan sejarah manusia.
Dalam alam ini sebelum adanya waktu, Anak dikasihi oleh Bapa (Yohanes 17:24) dan sudah ditetapkan sebelumnya untuk menumpahkan darah-Nya yang berharga bagi kita (1 Petrus 1:18-20; lihat KJV). Ia adalah Anak Domba yang disembelih (Wahyu 13:8) "sebelum dunia dijadikan" (lihat Matius 13:35; 25:34; Lukas 11:50; Ibrani 4:3; 9:26; Wahyu 17:8). Rencana Allah di dalam Kristus sudah ada di dalam pikiran-Nya sejak dunia belum ada.
Rencana ini adalah abadi, tidak berubah, dan menyeluruh. Pernyataan Paulus di sini pasti sudah dirancang untuk menghibur dan mendorong para pembacanya dengan pemberitahuan bahwa mereka sudah ada di dalam pikiran Allah sejak dari kekekalan. Paulus menyatakan fakta ini dalam konteks ucapan syukur dan pujian kepada sang Pencipta, yang merupakan sumber dari segala berkat rohani.
Ayat 4b. Allah telah memberkati kita dan menjadikan kita milik-Nya sendiri supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia. Dalam ayat 1, Paulus menyapa para pembacanya sebagai "orang-orang kudus" (hagiois, dari a'gioß, hagios), dan di sini ia menunjukkan bahwa orang Kristen harus "kudus," yang merupakan kata yang sama dalam bahasa Yunani. Yang pertama mengacu kepada status orang-orang "di dalam Kristus" di hadapan Allah, dan yang kedua menunjukkan "kondisi moral yang dimiliki oleh status seperti itu."15Allah berkata, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Petrus 1:16). "Tak bercacat" adalah terjemahan dari a‡mwmoß (amōmos) dan artinya "tanpa cela," atau "bebas dari kesalahan, seperti binatang korban tanpa cela atau cacat (Imamat 22:21)."16
Dalam satu pengertian, manusia tidak bisa kudus seperti Allah adalah kudus atau tanpa kesalahan, tidak punya cela (1 Yohanes 1:8). Kristus adalah pola sempurna kita, dan orang Kristen harus berusaha keras mengikuti pola itu (1 Petrus 2:21); tetapi semua orang gagal untuk menjadi seperti Kristus. Tentu saja, ketidaksempurnaan orang Kristen sama sekali tidak membatalkan fakta bahwa kita harus mencoba untuk menjalani kehidupan yang kudus dan tak bercacat. Ketika kita berusaha untuk hidup dalam Terang Allah, darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa (1 Yohanes 1: 7-9).
Dalam pengertian penting lainnya, orang Kristen adalah kudus dan tanpa cela karena ia berada "di dalam Kristus." Allah sudah memilih kita "di dalam Dia" sebelum dunia dijadikan sehingga "kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia." "Sehingga kita akan" (ei•nai hJma◊ß, einai hēmas) mengungkapkan "gagasan tentang maksud atau rancangan."17Ini berarti Allah memilih kita di dalam Dia agar Ia bisa melihat kita sebagai kudus dan tanpa cacat karena kita berada di dalam Kristus. Dalam dosa kita, kita tidak kudus, tidak benar, dan sesat. Kita tidak punya apa-apa untuk memuji diri kita di hadapan Allah. Mereka yang hidup dalam dosa tidak punya kebenaran (Roma 6:20). Dalam Ucapan Bahagia, Yesus mengucapkan berkat ke atas mereka yang "miskin di hadapan Allah," orang-orang yang mengenali kemiskinan rohani mereka (Matius 5:3).
"Di dalam Kristus," segalanya berubah. Meski kita tidak memiliki kebenaran kita sendiri, Kristus adalah kebenaran kita (1 Korintus 1:30). Ketika kita mentaati injil, kita menjadi "hamba kebenaran" (Roma 6:17, 18). Mempelai Kristus, gereja, berpakaian kebenaran karena pakaiannya sudah dicuci dalam darah Kristus (Wahyu 7:14; lihat 19:8). Ketika kita dibaptis dalam Kristus, kita "mengenakan Kristus" sebagai sebuah pakaian; kita sekarang mengenakan kebenaran-Nya (Galatia 3:27). Ketika kita masuk ke dalam Kristus, Allah yang pengasih mengaitkan kebenaran, kesucian, dan ketanpacelaan kepada kita.
Dalam bahasa Yunani ungkapan "di hadapan Dia" adalah katenw¿pion aujtouv (katenōpion autou), yang berarti "melihat ke bawah dalam."18Ketika kita berdiri di hadapan Allah, Ia melihat ke dalam jiwa kita, melalui semua ketidaksempurnaan insani kita, dan dipuaskan dengan kekudusan dan ketanpacelaan yang kita nikmati karena kita berada "di dalam Kristus."
TFTWMS: Ef 1:3-4 - Orang Pilihan ORANG PILIHAN (Efesus 1:3, 4)
Beberapa waktu yang lalu seorang perempuan tua meninggal dunia di West Palm Beach, Florida, pada usia 71 tahun. Laporan...
ORANG PILIHAN (Efesus 1:3, 4)
Beberapa waktu yang lalu seorang perempuan tua meninggal dunia di West Palm Beach, Florida, pada usia 71 tahun. Laporan dari pegawai pemeriksa kematian menyantumkan kekurangan gizi sebagai penyebab kematiannya. Berat badan perempuan itu hanya 25 kilogram pada saat ia mati.
Kelihatannya ia menjalani kehidupan yang sangat susah. Pihak berwenang mendapatkan rumahnya betul-betul sangat kotor. Para tetangga mengatakan bahwa perempuan tua itu sering mengetuk pintu belakang rumah mereka untuk minta makanan. Pakaiannya merupakan pemberian dari sebuah organisasi amal. Perempuan tua yang tampaknya tidak punya uang itu akhirnya tiba di akhir perjalanan hidupnya yang penuh kesusahan.
Ketika polisi memeriksa seluruh barang rongsokan di dalam rumah itu, mereka akhirnya menemukan dua buah kunci. Kedua kunci itu membawa mereka ke sebuah kotak penyimpanan barang di dua bank setempat. Ketika yang berwenang membuka salah satu kotak itu, mereka menemukan lebih dari 700 surat berharga dan tumpukan serfikat, bersama dengan sekitar $200.000 uang kontan (sekitar Rp. 1,8 milyar). Kotak yang kedua hanya berisi uang kontan—senilai $600.000 (sekiar Rp. 5,4 milyar). Perempuan itu meminta-minta makanan, mengenakan pakaian bekas, dan mati kekurangan gizi, meskipun harta miliknya bernilai lebih dari $1,000,000! (sekitar Rp. 9 milyar lebih!).1
Paulus menulis surat Efesus untuk orang Kristen yang enggan menggunakan sumber rohani mereka yang sangat besar seperti yang dilakukan oleh perempuan tua di Florida terhadap sumber hartanya—gagal menggunakan sumber harta itu untuk kebaikan. Orang Kristen di zaman kini bisa melakukan kesalahan yang sama. Kita memiliki harta yang sangat besar di dalam Kristus, dan tidak boleh ada orang Kristen yang harus pernah kekurangan gizi atau disia-siakan secara rohani. Kita semata-mata perlu mempergunakannya dengan baik apa yang Allah sudah sediakan.
Kitab Efesus meneguhkan ketidakterbatasan simpanan sorgawi Allah. Surat kiriman ini menunjukkan bahwa orang Kristen tidak perlu melarat secara rohani. Sebagai anak-anak Allah, kita punya sumber yang bisa kita jangkau yang bisa membuat kita sangat kaya dalam Allah. Paulus menggambarkan mereka sebagai "menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita" (1:7b, 8).
Efesus 1:3-14 mendorong orang Kristen untuk menginventarisasi kekayaan Allah. Dalam bahasa asli Yunani, ayat 3 sampai 14 membentuk satu kalimat yang panjang. Kalimat itu membuat sorak pujian penuh kemenangan kepada Allah, yang mencakup masa lalu (ay. 3-6a), masa kini (ay. 6b-11), dan masa depan (ay. 12-14).
Marilah kita berfokus pada dua ayat dari sorak pujian Paulus yang penuh sukacita itu:
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.…(1:3, 4).
Teks tersebut mengetengahkan kebenaran di sepanjang zaman: Allah memberi segala berkat rohani yang memungkinkan kepada mereka yang berada dalam Kristus. Apakah yang Anda miliki dalam Kristus? Anda memiliki segala hal yang Allah perlu berikan!
ALLAH MEMBERKATI KITA BERDASARKAN PILIHAN-NYA SENDIRI
Perkataan Paulus itu meminta orang Kristen untuk memuji Allah: "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih2kita sebelum dunia dijadikan, …." (ay. 3, 4a; huruf miring oleh saya). Sebelum dunia dijadikan, Allah sudah punya keinginan untuk berbagi dengan orang Kristen kasih-Nya dan kekayaan-Nya di situ, secara harfiah "di dalam sorga." Sifat Allah mendorong Dia untuk mengungkapkan kasih-Nya kepada orang lain dan untuk berbagi kekayaan-Nya bersama mereka.
Berdasarkan pilihan bebas-Nya sendiri Allah memutuskan untuk menciptakan anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan menurut gambar dan rupa-Nya. Ia memberi mereka kemampuan untuk menikmati kebersamaan bersama Dia, mengasihi Dia, berbagi rumah-Nya, dan memuji nama-Nya. Gambaran W. Phillip Keller membantu kita untuk membayangkan reaksi ketika Allah pertama kali membiarkan alam sorgawi mengetahui rencana-Nya itu:
Sejauh yang manusia bisa ketahui, rencana itu kemungkinan besar merupakan salah satu gagasan yang paling berani yang pernah diutarakan di dalam ruang pertemuan Allah. Dan kita bisa sangat yakin bahwa ketika rencana itu diumumkan gelombang sukacita melanda seluruh alam kekekalan. Tidak satu malaikat pun atau roh-roh yang melayani pernah memimpikan suatu proyek yang menggugah hati seperti itu. Allah memutuskan untuk memperanakkan diri-Nya sendiri. Ia akan mewujudkan dan menganakkan yang lainnya seperti diri-Nya sendiri. Ia berniat untuk memenuhi rumah sorgawi-Nya dengan makhluk-makhluk yang punya kehendak bebas yang diciptakan menurut karakter-Nya sendiri. Mereka akan menjadi ahli waris dan rekan pewaris bersama Kristus, Anak-Nya, dan berhak menikmati kekekalan dalam kesukacitaan. Pemikiran itu pastilah sudah menjadi kegairahan yang amat luar biasa bagi Anak Allah. Sekarang Ia akan memiliki saudara dan saudari untuk berbagi sukacita kekekalan bersama Dia. Ia tidak akan lagi menjadi satu-satunya anak. Itu merupakan upaya keras yang menantang. Ke atas Dia akan dibebankan tanggung jawab untuk melaksanakan rencana itu sampai selesai.3
Allah dengan bebas memilih untuk menjadikan kita anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan. Apakah yang harus kita lakukan dengan gagasan bahwa Allah memilih kita untuk menjadi anak-anak-Nya dalam Kristus?
Kita mungkin merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya. Kita bisa mengabaikan gagasan bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya. Pada kenyataannya, sebagian besar orang bersikap seperti itu. Penulis C. S. Lewis pernah bersikap begitu. Selama bertahun-tahun Lewis mengenalkan dirinya sebagai orang Atheis. Profesor Inggris itu tidak punya tempat bagi Allah di dalam hidupnya. Belakangan dalam kehidupannya, ia berubah. Ia menjadi orang percaya yang bisa menulis dari sudut pandang orang yang pernah merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada seharusnya:
Kita ini makhluk yang lemah, membuang-buang waktu dengan minuman keras dan seksual dan ambisi ketika sukacita yang tidak terhingga ditawarkan kepada kita, seperti seorang anak bodoh yang ingin terus-menerus membuat penganan dari lumpur di tempat yang kumuh sebab ia tidak bisa membayangkan apa makna tawaran berlibur di tepi pantai. Kita ini sangat terlalu mudah terpuaskan.4
Allah mencari anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan yang untuknya Ia bisa membuka kubah sorga. Kita diberikan plilihan; kita boleh merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya. Banyak orang berbuat begitu.
Pada sisi lainnya, kita bisa menerima yang terbaik dari Allah. Tujuan Allah adalah untuk mengadopsi kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya, untuk menjadikan kita ahli waris kekayaan-Nya, untuk memperlihatkan gambar-rupa-Nya di dalam diri kita, dan untuk berbagi sorga dengan kita selama-lamanya.
Renungkanlah sejenak. Dimanakah Anda dalam semua ini? Apakah Anda sedang merasa puas dengan keadaan yang kurang daripada semestinya ? Apakah pilihan Allah untuk menjadikan Anda anak-Nya dan untuk memberikan kekayayaan sorgawi kepada Anda merupakan sesuatu yang membuat Anda sangat takjub? Tidakkah Anda ingin membiarkan hal itu terjadi di dalam hidup Anda?
ALLAH MEMBERKATI KITA BERDASARKAN CARA-NYA SENDIRI
Allah memberi kita segala berkat rohani "dalam Kristus." Di dalam Kitab Efesus, ungkapan "dalam Kristus"5atau padanannya terjadi lebih dari dua puluh kali. Paulus sering sekali memakai ungkapan itu dalam ayat-ayat pembuka ini:
Orang yang setia ada dalam Kristus (ay. 1) Segala berkat rohani ada dalam Kristus (ay. 3) Kita kudus dan tak bercacat dalam Kristus (ay. 4) Kasih karunia diberikan dengan cuma-cuma dalam Kristus (ay. 6) Penebusan dan pengampunan dosa ada dalam Kristus (ay. 7) Yang telah ditetapkan/dipilih ada dalam Kristus (ay. 9). Kita ditandai, atau dimeteraikan, dalam Roh Kudus untuk menjamin warisan kita dalam Kristus (ay. 13)
Pelbagai penegasan tersebut menunjukkan pentingnya manusia berada dalam Kristus.
Kita mungkin akan lebih menghargai keberadaan dalam Kristus jika kita harus membandingkan hal itu dengan sesuatu yang kita ketahui. Marilah kita ganti kata "dalam Kristus" dengan "dalam keluarga." Ketika Anda menjadi bagian sebuah keluarga, baik lewat kelahiran atau perkawinan atau adopsi, apakah artinya hal itu?
Jika Anda berada "dalam keluarga," maka Anda memiliki hak-hak istimewa tertentu. Sewaktu saya berjalan memasuki pintu rumah saya, tidak seorang pun bertanya, "Siapakah yang mengizinkan engkau masuk?" Isteri saya, Sallye, tidak bersikap seakan-akan saya ini seorang penyusup. Anak laki-laki saya tidak berusaha untuk menyergap saya dan mendorong saya ke luar pintu. Anak perempuan saya tidak akan menelepon polisi. Mereka semua tahu bahwa saya termasuk dalam rumah tangga mereka sebab saya berada dalam keluarga itu. Pelbagai hak istimewa, tanggung jawab, dan harapan, semuanya itu merupakan bagian dari keberadaan saya dalam keluarga itu.
Berada "dalam Kristus" artinya Anda dan saya menjadi kepunyaan Dia. Anda sudah disatukan dengan Dia. Semua hak istimewa, tanggung jawab, dan harapan karena berada dalam Kristus menjadi milik Anda. Ketika Allah memberi Anda sebuah tempat di dalam kerajaan-Nya, hal itu tidak menimbulkan goncangan di sepanjang koridor sorga. Pemberian itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Para malaikat tidak pingsan ketika Allah mengirim Roh-Nya untuk tinggal di dalam diri Anda. Pengiriman itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Tidak seorang pun yang keberatan Allah mengampuni dosa-dosa Anda. Pengampunan itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus.
Setelah hidup Anda di dunia ini berakhir, tidak ada makhluk sorgawi yang akan bertanya-tanya mengapa Anda memiliki tempat di dalam rumah kekal Allah. Kepemilikan itu sejalan dengan keberadaan Anda dalam Kristus. Di dalam Kristus Anda akan memiliki pengampunan dosa, pengadopsian sebagai anak Allah, karunia Roh Kudus, harapan akan hidup kekal, kekudusan, kebenaran, kebaikan, kemuliaan, kekuatan, keteguhan, kedamaian, kekuasaan, dan semua kekayaan Allah yang lainnya. Hak-hak istimewa itu kedengarannya sangat menakjubkan, bukankah memang begitu? Segala hal yang seseorang akan miliki dalam Kristus sungguh tidak bisa digambarkan!
Jika saya memiliki semua itu dalam Kristus, mengapakah saya kadang-kadang masih bergumul dengan perasaan bersalah? Mengapakah saya tidak merasa suci, benar, atau baik? Mengapakah saya begitu lemah di dalam bidang tertentu? Mengapakah saya masih berbuat dosa? Kitab Suci mengatakan bahwa saya adalah anak Allah, namun jelas sekali bahwa saya tidak bersikap seperti anak Allah di sepanjang waktu. Saya sering mendahulukan kepentingan "sendiri." Saya membiarkan diri saya dan orang lain jatuh.
Baru-baru ini, saya berbagi sesuatu dengan beberapa kaum pria dalam sebuah kelompok kajian Alkitab. Kami semua mengungkapkan semua pertanyaan tersebut dan merasa prihatin terhadap diri kami sendiri. Diskusi kami mengarah kepada kesimpulan bahwa terlalu banyak orang Kristen yang bergumul dengan pemikiran ini: "Pasti ada sesuatu yang salah dengan diriku. Aku melihat ajaran Kristen berjalan baik bagi orang lain, namun kelihatannya aku tidak bisa mengembangkan konsistensi dalam bentuk apa saja dalam hidupku bersama Tuhan."
Sebagian besar orang Kristen menanyakan pelbagai pertanyaan seperti itu kepada diri mereka sendiri, termasuk para penatua, orang tua, dan mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen. Dua saran berikut ini bisa menolong kita ketika saya mulai berpikir seperti iitu.
Kembali ke dasar. Saya harus menegaskan kembali identitas saya: Saya adalah anak Allah. Allah sudah menjadikan saya anak-Nya melalui Yesus. Itulah apa yang Ia inginkan untuk saya jalani. Selanjutnya, saya harus menegaskan untuk diri saya sendiri bahwa saya berada "dalam Kristus." Galatia 3:26, 27 berkata, "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." Itulah dasarnya. Jika saya bertindak berdasarkan iman kepada Kristus dan sudah dibaptis ke dalam Kristus, maka saya berada dalam Kristus. Dalam Kristus, segala berkat rohani menjadi milik saya!
Gunakan dasarnya. Ketika saya putus asa terhadap diri saya sendiri, saya sering bisa melacak keputusasaan itu disebabkan oleh pengabaian hal-hal yang mendasar. Seperti perempuan tua "miskin" di Florida itu, selama ini saya tidak menggunakan harta milik saya. Sikap itu mendatangkan kelaparan rohani. Hal-hal yang mendasar mencakup (1) Firman Allah—pelajarilah, hafalkanlah, renungkanlah; (2) doa—berkomunikasi secara tetap dengan Allah; (3) pelayanan—secara pribadi ambil bagian dalam pekerjaan kerajaan; dan (4) persekutuan—berbagi kehidupan dengan sesama orang Kristen.
Ya, Anda dan saya dari waktu ke waktu perlu mengingatkan diri kita tentang siapa kita sebenarnya. Ketika kita berputus asa, kita bisa memakai Efesus 1:13-14 untuk meneguhkan diri kita tentang siapakah kita ini sebenarnya. Maukah Anda melakukannya sekarang ini? Ingatkanlah diri Anda sendiri tentang siapa Anda sebenarnya. Beritahukanlah diri Anda, "Aku dipilih oleh Allah. Aku kudus dan tidak bercacat di hadapan Dia. Aku diampuni. Aku ditebus oleh darah Kristus. Selama ini Roh Kudus sudah diberikan kepadaku. Selama ini aku sudah diberi jaminan warisan kekal, sebab aku berada dalam Kristus!"
KESIMPULAN
Hetty Green disebut sebagai orang Amerika yang paling terkenal pelitnya. Waktu perempuan ini meninggal dunia pada 1916, ia meninggalkan harta benda senilai $100 juta (sekitar Rp. 900 milyar); namun demikian Hetty tidak menggunakan sumber dananya itu. Ia bahkan bertahan makan bubur gandum dingin untuk sarapannya supaya bisa menghemat sisa uang sarapannya itu untuk bahan bakar pemanas air. Sewaktu anaknya sendiri laki-laki menderita luka parah pada kakinya, Hetty tidak langsung mengobati dia sampai ia menemukan sebuah klinik gratis. Anak laki-laki itu akhirnya kehilangan kakinya. Hetty menjalani hidupnya dengan bodoh. Cara hidupnya itu secara mengenaskan mencegah dia untuk mempergunakan harta miliknya bagi kebaikan.6
Betapa bodohnya melihat apa yang Allah tawarkan dalam Kristus tetapi menolaknya atau gagal memanfaatkannya! Allah ingin memberi Anda segala berkat rohani. Janganlah menjauhi tawaran-Nya itu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITA SUDAH DIPILIH! (1:4-6)
Allah telah memilih kita untuk menjadi umat-Nya, anak-anak-Nya, tubuh-Nya, gereja-Nya. Dengan satu kata, pemilihan ini ad...
KITA SUDAH DIPILIH! (1:4-6)
Allah telah memilih kita untuk menjadi umat-Nya, anak-anak-Nya, tubuh-Nya, gereja-Nya. Dengan satu kata, pemilihan ini adalah "seleksi" (lihat 1 Tesalonika 1:4; KJV). Dalam Efesus 1:4-6, Paulus menjelaskan tujuh fitur doktrin agung Alkitab ini.
Prosedur. "Seperti Ia sudah memilih kita …"(1:4; huruf miring ditambahkan). Bagaimanakah Allah membentuk tubuh ini? Bagaimanakah para anggotanya dimasukkan? Itu tidak terjadi secara kebetulan. Kita diberi hak istimewa untuk menjadi bagian dari tubuh itu, gereja itu, oleh karena tindakan berdaulat dari kehendak Allah.
Kita dipilih untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus bukan oleh karena kita cukup baik atau karena kita sudah cukup melakukan perbuatan baik. Kita dimasukkan ke dalam tubuh itu bukan untuk menghadiri kebaktian setiap hari Minggu atau untuk mengambil bagian Perjamuan Tuhan setiap hari pertama dalam minggu itu. Meski pelbagai perbuatan itu memang penting, namun kebenarannya adalah ini: Kita bisa berada di dalam tubuh itu hanya karena Allah dalam kekekalan masa lalu ingin kita menjadi bagian dari tubuh itu. Jika Allah dalam kedaulatan-Nya tidak memilih kita untuk menjadi bagian dari tubuh ini, maka semua praktik agama di dunia tidak bisa membuat kita menjadi bagian dari tubuh itu.
Doktrin tentang takdir (atau predestinasi) telah membingungkan orang selama berabad-abad. Beberapa teolog hebat selama berabad-abad—dari Agustinus hingga Wesley87—sudah mencoba untuk mengatasi masalah ini:
Bagaimana bisa Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya memilih kita, tetapi pada saat yang sama menegaskan tanggung jawab manusia dengan mengatakan bahwa "barangsiapa mau hendaklah ia datang"?
Bisakah Allah yang pengasih memilih beberapa orang untuk menjadi baik dan beberapa orang untuk menjadi jahat? Jawaban untuk dilema kuno ini terdapat di dalam teks kita. Sebelum kita melihatnya, kita harus mencatat bahwa setiap orang Kristen adalah bagian dari tubuh itu dan terikat di sorga untuk satu alasan dan satu alasan saja: Allah sudah memilih kita.
Tindakan Allah memilih kita seharusnya memberi kita rasa harga diri yang luar biasa. Mengapa harus malu menjadi orang Kristen? Kita telah dihormati oleh Raja alam semesta. Ia telah memilih kita!
Obyeknya. "… Ia sudah memilih kita …" (1: 4; huruf miring ditambahkan). Apakah Paulus bermaksud mengatakan bahwa Allah sudah memilih kita, sebagai lawan bagi orang-orang yang menyembah Dia dalam perhimpunan tertentu lainnya? Tidak, itu bukan bahwa Ia memilih kita untuk diselamatkan dan yang lainnya untuk disesatkan. Lalu apakah tepatnya yang Paulus maksudkan dengan mengatakan bahwa Allah sudah memilih kita?
Ibrani 2:16 membantu kita untuk memahami makna Paulus: "Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani." Allah tidak punya rencana untuk menebus para malaikat yang durhaka. Mereka tidak dipilih untuk menjadi bagian dari satu tubuh yang ditebus ini. Allah telah memilih manusia untuk membentuk tubuh yang mulia ini. Ia sudah memilih kita.
Periksalah dengan cermat teks itu. Inilah adalah kunci bagi dilema kuno tentang doktrin dipilih sebelumnya: "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia …"(1:4; huruf miring ditambahkan).
Dalam kehendak-Nya yang berdaulat, Allah menetapkan lebih dulu mereka yang ada di dalam Kristus Yesus untuk hidup yang kekal. Keputusan itu tak bisa diubah. Itu berdiri sekokoh Allah itu sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa diselamatkan. Kehidupan kekal adalah milik mereka yang berada di dalam Allah Yesus.
Siapakah yang bisa berada di dalam Yesus? Siapakah yang bisa menjadi bagian dari satu tubuh ini yang menuju kemuliaan? Siapa saja yang mau merespon dengan patuh kepada injil! Barangsiapa mau hendaklah ia datang! Siapa saja yang ingin melakukannya dapat menjadi obyek pemilihan oleh Allah.
Waktunya. "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan …" (1:4). Kapankah Allah memutuskan bahwa mereka yang berada di dalam Kristus akan menerima hidup yang kekal dan segala berkat rohani? Sebelum Ia mulai menciptakan alam semesta, Allah merinci seluruh rencana-Nya. Pemberontakan manusia di Taman Eden tidak mengejutkan Dia. Ia sudah menyusun rencana-Nya untuk menyelamatkan kita dari kebodohan kita sendiri. Wahyu 13:8 menyinggung nama-nama yang ditulis "sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih" (lihat 2 Tesalonika 2:13; 2 Timotius 1:9).
Dapatkah Anda percaya bahwa Allah mengasihi Anda sebegitu besar? Bahkan sebelum Anda dilahirkan, ketika alam semesta hanya baru rencana, Allah tahu bahwa Anda akan berdosa dan menghancurkan hati-Nya. Ia mengasihi Anda dan tetap memilih Anda.
Rancangannya. "Seperti Ia sudah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan, supaya kita akan menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan Dia" (1:4). Mengapakah Allah melakukan ini? Apakah semua rancangan-Nya ada di dalamnya? Allah menginginkan persekutuan kita. Ia ingin sekali lagi hidup dan bicara dengan manusia, seperti yang Ia pernah lakukan sebelum Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden. Namun, kita tidak bisa mendekati hadirat Allah tanpa dua sifat penting: kekudusan dan tanpa cacat.
Jika ada apa saja yang tidak kita miliki, itu adalah sifat kekudusan dan tanpa cacat. Semua orang telah berbuat dosa. Setiap orang tidak bisa memenuhi standar Allah bagi persekutuan. Jika diserahkan pada usaha kita sendiri, kita tidak akan pernah lagi melihat wajah Allah, namun begitu karya Yesus di Kalvari memampukan kita untuk masuk ke dalam hadirat Allah. Kita baca, . . . Kristus juga mengasihi gereja dan menyerahkan diri-Nya bagi dia, supaya Ia bisa menyucikan dia, setelah menyucikan dia dengan pembasuhan air dengan firman, supaya Ia bisa untuk diri-Nya menghadirkan gereja itu dalam segala kemuliaan dirinya, tidak memiliki cacat atau kerut atau hal serupa itu; melainkan ia akan menjadi kudus dan tak bercela (5:25-27; NASB).
Motifnya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita …" (1:4c, 5). Hal apakah yang sudah mendorong Allah untuk menjalani semua kesulitan ini? Kebaikan kita? Keinginan kita? Kepribadian kita yang menakjubkan? Tidak. Ia melakukan itu semata-mata karena Ia mengasihi kita (Yoh. 3:16).
Apakah ada dosa rahasia dalam hidup Anda? Sudahkah hidup Anda mencerminkan kurangnya kasih dan perhatian untuk Allah? Itu tidak masalah. Allah tetap mengasihi Anda. Kasih itu telah menyebabkan Ia menggerakkan sorga dan bumi untuk memungkinkan Anda kembali kepada Dia dalam persekutuan yang murni.
Oleh karena kasih Allah, tujuan kekal kita terjamin. Tidak ada celah. Tidak ada satu orang pun yang di dalam Yesus akan sengaja diabaikan. Jika Anda di dalam Yesus, rencana penebusan Allah dijamin. Kasih-Nya yang besar telah menggerakkan Allah untuk menyediakan jalan bagi semua orang untuk kembali kepada Dia dengan percaya diri.
Hasilnya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus …"(1: 4c, 5). Kita harus menghargai pesan nas ini. Kita bukan budak, pembantu, teman, tetangga, atau rekanan. Kita adalah anak-anak! Anak pemboros di dalam Lukas 15 kembali ke rumah dan diterima, yang mengejutkan dia, dalam persekutuan penuh dengan bapaknya. Dengan cara yang sama, kita dibolehkan, oleh kasih karunia Allah, untuk kembali kepada keluarga Allah dengan hak istimewa yang penuh.
Sebagai anak-anak, kita diberitahu bahwa segala sesuatu yang Allah miliki adalah milik kita (lihat Lukas 15:22). Kita diadopsi ke dalam keluarga itu dan menerima semua berkat yang menyertainya.
Tujuannya. "Dalam kasih Ia telah menetapkan kita untuk diangkat menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus kepada diri-Nya sendiri, sesuai dengan maksud baik kehendak-Nya, untuk memuji kemuliaan kasih karunia-Nya, …"(1:4c-6). Mengapakah Allah melakukan semua yang Ia telah lakukan? Kita perlu memahami tujuan-Nya dalam memilih kita dan memanggil kita untuk menjadi kudus dan tak bercacat.
Allah menyelamatkan orang berdosa bukan karena Ia iba kepada mereka atau terutama karena Ia ingin menyelamatkan mereka dari neraka kekal. Di atas semua pelbagai alasan lainnya, Allah telah bekerja dalam sejarah manusia untuk menyelamatkan semua manusia supaya Ia dapat menerima pujian yang kekal. Penebusan yang tidak layak diterima oleh manusia yang durhaka mengungkapkan keagungan hikmat Allah yang tak tertandingi dan menyebabkan semua penghuni sorga memuliakan nama-Nya yang tak ada duanya.
Kesimpulan. Memulihkan kita kepada kekudusan dan tanpa cacat supaya kita sekali lagi dapat mengenal persekutuan-Nya—meski kita tidak layak untuk menerimanya—mendatangkan sukacita bagi hati Allah. Itu menyukakan Dia. Itulah mengapa sangat tragis ketika kita menganggap remeh seruan kekudusan yang ditujukan kepada kita: Kita mengalahkan sukacita yang Allah rindukan untuk Ia alami melalui mereka yang telah dipilih oleh kasih karunia-Nya. Marilah kita hidup sebagai orang yang telah dipilih oleh Allah Israel yang kudus untuk menjadi anak-anakNya.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) MENGHITUNG BERKAT ROHANI (1:4-14)
Paul menyantumkan tujuh berkat rohani di dalam 1:4-14. Karena "tujuh" adalah angka kelengkapan, atau kese...
MENGHITUNG BERKAT ROHANI (1:4-14)
Paul menyantumkan tujuh berkat rohani di dalam 1:4-14. Karena "tujuh" adalah angka kelengkapan, atau kesempurnaan, maka kita bisa memandang tujuh berkat ini sebagai ringkasan dari semua berkat yang ditemukan di dalam Kristus. (1) Kita dipilih di dalam Kristus (1:4). Allah sudah memilih kita sejak kekekalan untuk menjadi kudus dan tak bercacat. (2) Kita sudah ditetapkan sebelumnya di dalam Kristus (1:5, 6). Allah sudah menetapkan kita sebelumnya untuk menjadi anak angkat oleh karena kasih dan karunia-Nya, yang Ia berikan kepada kita di dalam "Dia yang dikasihi-Nya." Allah melakukan ini untuk pujian bagi kemuliaan-Nya. (3) Kita ditebus di dalam Kristus dengan darah-Nya (1:7). (4) Kita telah diampuni dari dosa-dosa kita karena Ia mencurahkan kasih karunia-Nya ke atas kita (1:7, 8). (5) Kita dicerahkan di dalam Kristus ketika Allah memberitahu kita misteri-Nya, untuk mendamaikan sorga dan bumi (1:9, 10). (6) Kita telah memperoleh warisan di dalam Kristus untuk pujian bagi kemuliaan Allah (1:11, 12). (7) Kita dimeteraikan dengan Roh ketika kita memasuki Kristus.
Karunia Roh adalah jaminan bagi warisan kita dengan memandang kepada penebusan terakhir kita, pembebasan kita, dan untuk pujian bagi kemuliaan Allah (1:13, 14).
DITEBUS UNTUK MENJADI UMAT BARU (1:6B-10)
Seorang laki-laki pernah diminta menceritakan kisah hidupnya sebagai orang Kristen. Ia berpikir sejenak dan kemudian berkata, "Saya bukan orang yang sebagaimana seharusnya; saya bukan orang yang sebagaimana diinginkan ; tapi, terima kasih kepada Allah, saya bukan orang yang sebagaimana biasanya dahulu!"
Tidak bisakah kita semua membuat pernyataan seperti itu? Hidup kita harus berbeda secara radikal karena kita telah bertemu Yesus Kristus. Agama Kristen tidak melulu tentang masalah akhirat. Itu memiliki banyak manfaat nyata bagi kita sekarang ini sambil kita berpartisipasi dalam misteri yang Allah ungkapkan yaitu tubuh-Nya, gereja.
Dalam Efesus 1:6b-10, Paulus mengungkapkan lima unsur dalam proses penebusan yang membebaskan kita untuk menjadi manusia baru. Proses ini memampukan kita untuk menjadi peserta dalam misteri Kristus, tubuh yang dipilih untuk hidup kekal sebelum dunia dijadikan.
Penebusnya. Paulus mengatakan bahwa kita memiliki penebusan "di dalam Dia" (1:7). Di dalam siapa? Menurut ayat 6b, itu adalah Pribadi yang Allah Bapa kasihi. Itu, tentu saja, adalah Allah Yesus Kristus (lihat Matius 3:17; 17:5).
Dalam menyurati jemaat Kolose, Paulus berkata, "Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa" (Kolose 1:13, 14).
Yesus adalah Pribadi yang dikasihi oleh Allah, dan Ia adalah Penebus kita. Kita diterima di dalam Dia. Hanya ada satu tempat penebusan: di dalam Kristus. Ketika Allah menebus kita dan menghapus masalah dosa kita—yaitu, ketika Ia membeli kita kembali dari kendali dosa—kita kemudian diterima di dalam Pribadi yang Ia kasihi.
Itu sungguh menarik! Berada di dalam Yesus adalah diterima oleh Allah. Kita tidak perlu terjaga di malam hari, mencemaskan nasib kekal kita. Mereka yang benar-benar berada di dalam Kristus tidak akan ditolak, karena Yesus tidak dapat ditolak oleh Bapa-Nya.
Kristus adalah Penebus yang sempurna. Pertama, Ia adalah kerabat kita karena Ia hidup dalam daging dan darah. Ia menjadi salah satu dari kita, dibuat seperti kita dalam segala hal (lihat Ibrani 2:17). Tidak ada malaikat yang bisa membayar harga penebusan, karena tidak ada malaikat yang menjadi kerabat manusia. Yesus pernah hidup sebagai salah satu dari kita; oleh karena itu, Ia memenuhi syarat untuk menjadi penebus kerabat kita.
Kedua, Ia mampu membayar harganya; Ia memiliki komoditas untuk membeli kita kembali dari dosa. Komoditas apa itu? Darahnya. Prinsipnya sudah ditetapkan di dalam Imamat dan disajikan kembali dalam Ibrani 9:22: "Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan dosa." Karena Ia sendiri tidak punya utang dosa untuk dibayar, maka Kristus bisa menggunakan darah-Nya untuk membayar utang kita.
Ketiga, Ia rela membayar harga untuk kita. Kita baca, "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri"(Yohanes 10:17, 18a).
Yesus adalah salah satu dari kita, Ia punya harga yang harus dibayar untuk penebusan kita, dan Ia bersedia membayar. Betapa Penebus yang agung!
Yang Ditebus. Ayat 7 mengatakan, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita.…" Siapakah "kita" itu? Ini adalah "kita di dalam Dia" dari ayat 4. Orang-orang yang Allah pilih dalam kekekalan di masa lalu, Ia sekarang menebus di masa kini. Siapakah yang Ia pilih untuk ditebus dan menjadi bagian tubuh-Nya? Semua dari orang-orang yang mau berada di dalam Kristus. Jika Anda berada di dalam Yesus Kristus, Anda dapat mengetahui bahwa Anda telah ditebus dari kuasa dan hukuman dosa. Harganya telah dibayar penuh untuk pembebasan Anda dari hukuman dan kendali dosa. Anda terikat di sorga Nilainya. Penebusan tidak pernah murah. Nilai tukar harus selalu sama dengan nilai barang yang ditebus. Ayat 7 melanjutkan, "Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya.…" Biaya kebebasan kita dari dosa adalah darah Yesus Kristus yang dicurahkan. Tanpa membayar harga ini, pengampunan dosa-dosa kita tidak akan sudah terwujud. Kurang daripada itu tidak akan berhasil.
Di bawah perjanjian lama, darah binatang adalah simbol penyucian. Untuk membebaskan manusia sekali untuk selamanya, namun begitu, hanya darah manusia yang akan berlaku.
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia—artinya yang tidak termasuk ciptaan ini—dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal (Ibrani 9:11, 12).
Hukum Allah yang adil dan suci menetapkan bahwa upah dosa adalah maut. Saya tidak bisa mati untuk Anda karena saya harus membayar hukuman saya sendiri; Anda tidak bisa mati bagi saya karena Anda harus membayar hukuman Anda sendiri. Yesus, Penebus kita yang sempurna, sudah mencurahkan darahNya sekali di kayu salib sebagai pembayaran bagi keadilan Allah sehingga dosa melepaskan korbannya. Ketika kita mengadakan Perjamuan Tuhan setiap hari Minggu, itu merupakan pengingat yang sangat jelas bagi kita tentang harga tinggi yang harus dibayar untuk penebusan kita.
Hasilnya. Apakah yang terjadi ketika kita ditebus? "Di dalam Dia kita memiliki penebusan melalui darah-Nya, pengampunan dosa kita …" (1:7). Hasil langsung penebusan adalah pengampunan. Pahamilah kebenaran ini dalam kedalaman jiwa Anda, maka Anda akan penuh dengan sukacita!
Kisah Kalvari menyerukan bahwa Allah ingin sekali mengampuni kita. Pengampunan dosa kita adalah hasil yang diinginkan yang Allah upayakan untuk dicapai dalam kehidupan kita melalui kematian Penebus kita di kayu salib. Yesus sendiri menyatakan pada Perjamuan Terakhir, "… inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa"(Matius 26:28).
Bani Israel memahami konsep ini. Upacara pada Hari Pendamaian melibatkan dua kambing (Imamat 16:8). Satu kambing disembelih, dan darahnya dipercikkan di atas tutup pendamaian dalam kemah suci. Darah ini melambangkan pembayaran hukuman dosa. Selanjutnya, dengan tangannya di atas kepala kambing lainnya, imam besar mengakui dosa-dosa umat itu. Itu seolah-olah dosa mereka sedang dipindahkan kepada binatang ini. Lalu mereka melepaskan kambing itu ke padang gurun, dan kambing itu tidak pernah kembali (lihat Imamat 16:21).
Alasannya. Mengapakah Allah melakukan semua ini untuk kita? Alasan apakah di balik tindakan-Nya itu?
Ia mengungkapkan kepada kita misteri kehendaknya, menurut maksud baik-Nya yang Ia maksudkan di dalam Dia dengan melihat kepada pengaturan yang sesuai dengan kegenapan waktu, yaitu, peringkasan segala sesuatu di dalam Kristus, segala sesuatu yang di langit dan segala sesuatu yang di bumi … (1:9, 10; NASB).
Alasannya adalah kesatuan. Allah ingin membawa kembali ciptaan-Nya ke dalam harmoni dan persekutuan dengan Dia. Hubungan itu rusak ketika Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden; melalui Kalvari, Yesus meruntuhkan penghalang dosa antara Allah dan manusia. Sekali lagi, Pencipta dan ciptaan-Nya dapat menikmati hubungan yang indah.
Kesimpulan. Hidup kita pernah dirusak oleh dosa. Kita dijauhkan dari Allah, tetapi oleh kasih karunia-Nya masalah dosa kita telah ditaklukkan. Sebagai orang Kristen, kita bebas untuk menikmati kepenuhan hidup dan persekutuan Allah. Karena terikat di sorga, kita bisa menikmati sedikit sorga hari ini.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di d...
POTRET GEREJA KRISTUS YANG MULIA
Efesus:
Kata Pengantar
Surat kiriman kepada jemaat di Efesus telah disebut "kitab yang paling mendalam di dalam seluruh Alkitab."1Para siswa kitab-kitab lain dalam Alkitab, seperti kitab Roma, mungkin menolak penilaian yang hebat atas surat ini. Faktanya tidak berubah bahwa kitab Efesus membahas tidak kurang dari maksud kekal Allah dan layak mendapat pujian.
PENULISNYA
Bukti Internal
Penulis Efesus menyebut dirinya sebagai "Paulus, rasul Kristus Yesus" (1:1a) dan "Paulus, tawanan Kristus Yesus""(3:1). Salam dan penyebutan namanya dalam isi surat itu merupakan ciri khas surat-surat Paulus lainnya.2Surat Efesus penuh dengan pernyataan dalam bentuk orang pertama, memberikan pembaca potret diri penulis itu:
Ia sudah secara pribadi mendengar tentang iman para pembaca itu dan tentang kasih mereka kepada orang-orang Kristen lainnya [1:15]; ia mengungkapkan ucapan syukur pribadinya kepada Allah bagi mereka [1:16]; menggambarkan dirinya sebagai "tahanan Yesus Kristus" [3:1; 4:1]; menunjukkan bahwa ia sedang menulis tentang misteri yang secara pribadi dinyatakan kepada dia [3:3-6]; memberitahukan penetapannya kepada pelayanan itu oleh ilahi [3:7]; menasihati para pembaca untuk jangan berkecil hati atas penderitaan yang ia sedang alami [3:13]; mengambil sikap mediasi yang rendah hati untuk mereka [3:14-19]; menegaskan kebutuhan pembaca saat ini mengenai cara hidup dan berpikir yang baru yang berlawanan dengan latar belakang kebodohan dan kebobrokan moral orang non-Yahudi [4:17-19]; memberikan penafsirannya sendiri tentang "misteri" [5:32]; meminta doa bagi dirinya sendiri sebagai duta yang terbelenggu supaya ia boleh memiliki keberanian untuk bicara [6:19]; dan mengakhiri dengan salam pribadi [6:21, 22]. Dari saksi-saksi yang gigih ini terhadap hubungan penulis-pembaca, kepribadian Paulus bisa terlihat secara memadai. Sesungguhnya itu sepertinya sesuai dengan apa yang terlihat tentang dirinya dari surat-suratnya yang lain.3
Kitab Efesus mengikuti pola Paulus dalam surat-suratnya yang lain, dimulai dengan ucapan syukur, dilanjutkan dengan bagian doktrin, dan diakhiri dengan penerapan praktis, dorongan, dan hal-hal yang bersifat pribadi. Bahasanya juga khas Paulus. "Hampir setiap kalimat memiliki gema lisan dari apa yang Paulus katakan di tempat lain."4Sebagai contoh, 78 dari 155 ayat dalam kitab Efesus ditemukan di dalam kitab Kolose dalam tingkat identitas yang beragam.5Kebanyakan sarjana sepakat bahwa Kolose adalah surat asli Paulus, dan kemiripan dua surat itu memberikan bobot kepada fakta bahwa Paulus menulis keduanya.
Bukti Eksternal
Charles Smith Lewis menulis, "Tidak satu pun dari surat-surat yang dikaitkan kepada "Paulus memiliki rantai bukti yang lebih kuat mengenai penggunaan mula-mula dan keberlanjutan surat-surat itu selain daripada apa yang kita kenal sebagai Surat Kiriman kepada jemaat Efesus."6Surat itu tampaknya telah beredar secara luas pada pertengahan abad kedua di antara mereka yang dianggap sebagai Kristen ortodoks dan bidah.
[Surat] itu termasuk dalam Kanon resmi paling awal, yaitu oleh Marcion (sekitar 140 M.), meski di bawah judul "Laodikia". Oleh sebab itu keaslian Paulus [sebagai penulisnya] pada waktu ini tak terbantahkan, karena Marcion hanya mengakui rasul Paulus sebagai kuasanya. Dalam Kanon Muratori (sekitar 180 M.) [surat] itu dimasukkan di bawah Surat-surat Kiriman dari Paulus. [Surat] itu membentuk bagian dari Surat-surat Kiriman Paulus dalam bukti paling awal untuk versi Latin dan Siria."Ada banyak kesamaan bahasanya di dalam tulisan-tulisan Clement dari Roma, Ignatius, Polikarpus, Hermas, dan mungkin Didache.7
Pelbagai Keberatan
Kepengarangan Paulus atas surat kepada jemaat Efesus tidak pernah diragukan sampai munculnya kritik skeptis yang lebih tinggi pada abad kesembilan belas.8
Pelbagai keberatan terhadap kepengarangan Paulus bisa dirangkum dalam enam kategori:9
- 1. "Surat Efesus memiliki empat puluh dua kata yang aneh, yang membuktikan ia tidak menulis surat itu." Namun begitu, Paulus menggunakan kata-kata yang khas bagi surat-suratnya yang dikenal. Jika seseorang menulis dua surat, satu surat tentang bukti keberadaan Allah dan satu lagi tentang gereja, ia akan menggunakan kosakata yang berbeda. Karena Paulus memiliki tujuan yang berbeda untuk surat-suratnya, maka kita akan mengharap dia menggunakan cara yang berbeda untuk mengungkapkan dirinya.
- 2. "Istilah 'misteri,' 'kepengurusan,' dan 'kepemilikan' digunakan dalam pengertian yang baru di dalam surat ini," Ini adalah tuduhan yang meragukan; tetapi bahkan jika tuduhan itu benar, Paulus tidak diwajibkan untuk selalu menggunakan suatu istilah dengan cara yang sama.
- 3. "Acuan kepada 'rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya yang kudus dalam 3:5 (bandingkan 2:20; 4:11) menunjukkan bahwa penulis itu berasal dari generasi kedua umat Kristen, yang sudah datang untuk menghormati para rasul itu." Namun begitu, Paulus juga memasukkan dirinya sendiri dan orang-orang Kristen di Efesus di antara "segala orang kudus"(3:8), atau "orang-orang kudus "
- 4. "Kitab Efesus tidak punya salam pribadi di akhir surat itu." Ini hanya menunjukkan bahwa surat itu dimaksudkan untuk diedarkan di tengah-tengah gereja-gereja.
- 5. "Ada pelbagai acuan kepada 'gereja itu' (lihat 5:23-32), dibandingkan kepada jemaat atau jemaat-jemaat lokal tertentu." Ini tidak biasa bagi Paulus tetapi selaras dengan tujuan surat itu.
- 6. "Terdapat pelbagai kemiripan terhadap surat-surat non-Paulus." Ini bukan sangkalan bahwa Paulus menulis kitab Efesus, karena beberapa penulis yang berbeda bisa saja menggunakan bahasa yang sama ketika mereka menulis tentang tema-tema yang sama.
Singkatnya, meski Paulus kadang-kadang mungkin menggunakan juru tulis untuk mencatat pesan-pesannya,10namun tidak ada bukti yang kuat bahwa orang lain mengarang kitab-kitab Perjanjian Baru yang dikaitkan dengan dirinya. Banyak dokumen yang ditulis pada tahun-tahun awal agama Kristen adalah tulisan palsu,11tetapi kesaksian diri surat kepada jemaat Efesus itu mendukung pandangan tentang penerimaan universal bahwa surat kiriman itu ditulis oleh Paulus.
ASAL DAN TAGGALNYA
Para sarjana umumnya sepakat bahwa Paulus dipenjarakan di Roma pada dua kesempatan. Kitab Kisah Para Rasul berakhir sekitar tahun 62 dengan Paulus berada di bawah tahanan rumah di Roma, di mana ia dipenjarakan selama dua tahun (Kisah 28:16-31). Dari kitab Kisah ini terbukti bahwa Paulus memiliki kebebasan yang cukup besar dan melanjutkan usaha misinya serta tulisannya.
Selama pemenjaraannya yang pertama di Roma, Paulus menulis apa yang bisa disebut "Surat-Surat Penawanan," atau "Surat-Surat Penjara"-Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon.12Donald Guthrie, setelah meneliti pelbagai sikap pro dan kontra tentang kemungkinan Paulus dipenjarakan di Efesus dan menulis surat-surat ini selama pengurungannya itu, menetapkan bahwa bukti-buktinya meragukan. Karena itu, ia berpegang pada pandangan tradisional bahwa "Surat-Surat Penawanan" itu ditulis oleh Paulus pada waktu pemenjaraannya yang pertama di Roma.13
Ketika sebuah bidah muncul dalam gereja di Kolose, Epafras tampaknya melakukan perjalanan ke Roma untuk mencari nasihat Paulus tentang bagaimana bidah itu harus dihadapi (lihat Kolose 1:7; 4:12, 13). Selain itu, Paulus telah berjumpa dengan Onesimus, budak yang melarikan diri, telah mengkristenkan dia, dan percaya bahwa ia perlu mengirim dia kembali kepada tuannya di Kolose.14Filemon, pemilik budak itu, mungkin sudah dikristenkan juga oleh Paulus (Filemon 19), mungkin pada waktu pelayanan Paulus selama tiga tahun di Efesus.15Paulus ngin menangani bidah Kolose dan melindungi budak yang melarikan diri itu ketika ia mengirim dia pulang. Oleh karena itu, ia menyurati jemaat Kolose dan Filemon, mengatur agar surat itu dibawa oleh Tikhikus (Kolose 4:7) dan mungkin Onesimus (Filemon 10-13). Karena Tikhikus dan Onesimus akan pergi ke Asia, Paulus memanfaatkan kesempatan itu untuk mengirim surat kepada jemaat Efesus (Efesus 6:21, 22). Surat ini memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang maksud Allah dibandingkan yang sudah diketahui oleh saudara-saudara di kota itu. Surat itu, bersama dengan Kolose dan Filemon, diberi tanggal selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma, sekitar tahun 60-61.16
TUJUANNYA Kota Efesus
Efesus adalah kota yang sangat terkenal dalam dunia abad pertama. Pertama, ia memiliki nilai penting perdagangan karena terletak di mulut Lembah Sungai Cayster dan memiliki pelabuhan yang sangat baik. Kota itu meraup pelbagai manfaat perdagangan yang dimungkinkan oleh keberadaan sungai dan laut itu. Selain itu, tiga jalan raya utama bertemu di Efesus, membawa hasil perdagangan dari Efrat, Asia Kecil, dan Lembah Meander.
Kedua, Efesus adalah penting secara politik karena menikmati hak pemerintahan otonom dalam batas-batas yang diizinkan oleh Roma. Kota ini tidak dipaksa untuk menampung tentara Romawi, dan penduduknya memilih para pejabat pemerintahan mereka sendiri. Pada saat yang sama, Efesus berfungsi sebagai pusat pelaksanaan keadilan Romawi; Gubernur bersidang di sana pada waktu-waktu tertentu selama tahun itu. Selanjutnya, Pertandingan Panionian, seperingkat dengan Pertandingan Olimpiade, diadakan di Efesus setiap bulan Mei (Maius), dan seluruh penduduk Ionia berbondong-bondong ke kota itu untuk menghadiri acara tersebut.
Ketiga, Efesus adalah penting secara keagamaan. Kemuliaannya adalah Kuil Diana, atau Artemis (lihat Kisah 19:35), yang telah ada di sana lebih lama dari siapa pun yang bisa mengingatnya. Kuil itu masuk ke dalam salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Panjangnya sekitar 142 meter, lebarnya 73 meter lebar, dan tingginya 20 meter. Kuil itu terdiri dari tiang-tiang dengan 127 pilar marmer, 36 di antaranya dilapisi dengan emas, batu permata, dan ukiran yang rumit. Di dalam kuil itu terdapat altar besar, dan di belakang altar itu ada tirai beludru. Di luar tirai itu ada patung Artemis. Tidak ada yang tahu asal-usul patung itu, tetapi beberapa orang percaya bahwa patung itu jatuh dari langit. Material patung itu mungkin dari kayu cemara, kayu aras, kayu hitam, atau batu. William Barclay memberikan gambaran berikut ini:
"sosok patung itu adalah hitam, pendek, menjijikkan. Patung itu ditutupi dengan banyak payudara, yang merupakan simbol kesuburan, dan tangan yang satu memegang pentungan sedangkan tangan yang lainnya memegang trisula. Sosok patung itu aneh, tidak indah, kasar; dan pada bagian bawahnya terdapat tanda-tanda aneh yang tak seorang pun tahu artinya.17
Ibadah di Kuil Diana sifatnya histeris dan penuh emosi yang hiruk-pikuk. Ibadah itu disertai perbuatan yang paling memalukan dan nista yang bisa dibayangkan. Kuil itu menyediakan tempat penyimpanan barang-barang berharga milik umat dan, karena itu, berfungsi sebagai bank. Kuil itu juga adalah tempat suaka bagi para penjahat yang paling buruk, membuat Efesus terkenal karena kejahatan dan kenajisan. Namun demikian, rasul Paulus menghabiskan lebih banyak waktu di kota ini daripada di tempat lain mana saja di mana ia berkhotbah.18
Gereja Di Efesus
Menurut Kisah 13-20, Paulus melakukan tiga kali perjalanan misi, masing-masing berawal di Antiokhia di Siria. Frank J. Goodwin19dan Donald Guthrie20memberi tanggal ketiga perjalanan tersebut antara tahun 45 dan 58. Cerita tentang pekerjaan Paulus di Efesus ditemukan dalam Kisah 18-20, yang mengatakan bahwa ia tiba di kota itu pada waktu perjalanan misinya yang kedua. Ia tinggal hanya dalam waktu yang singkat, tapi saat berangkat ia berjanji untuk kembali lagi (Kisah 18:19-21).
Pada perjalanannya yang ketiga, di pertengahan tahun 50-an Masehi, ia memang datang kembali. Di sana Paulus menemukan ada murid-murid tertentu yang dengan mantab merespon khotbah Apolos. Apolos bekerja di Efesus, ia hanya mempraktikkan baptisan Yohanes sampai Akwila dan Priskila mengajarkan Firman secara lebih akurat kepada dia (Kisah 18:24-26).
Sebelum pelayanan Kristus dimulai, Yohanes sudah berkhotbah dan membaptis banyak orang untuk pengampunan dosa. Di seluruh padang gurun Yudea, Yohanes sempat memberitakan "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa" (Markus 1:4). Baptisan ini untuk mempersiapkan manusia bagi kedatangan Kristus (lihat Yohanes 1:19-51). Namun, setelah kematian dan kebangkitan Kristus dan permulaan gereja dalam Kisah 2, baptisan Yohanes tidak bisa lagi dilakukan. Karena Apolos telah mengajarkan hanya baptisan Yohanes di Efesus, maka orang-orang yang menjadi Kristen dalam Kisah 19 itu telah menerima baptisan yang tidak lagi berlaku.
Untuk memperjelas hubungan mereka dengan Kristus, Paulus menanya orang-orang percaya di Efesus, "Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kisah 19:2a). Ketika mereka menjawab, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus" (Kisah 19:2b), Paulus tahu bahwa mereka tidak dibaptis dengan benar. Baptisan yang diperintahkan oleh Yesus dan yang telah dipraktikkan dari hari Pentakosta hingga seterusnya, "dalam nama Yesus Kristus," memiliki janji "pengampunan dosa" dan "karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38). Oleh karena itu, Paulus memerintahkan mereka untuk dibaptis "dalam nama Tuhan Yesus" (Kisah 19:5). Ini adalah contoh yang baik tentang orang-orang yang, setelah dibaptis, akhirnya tahu bahwa mereka tidak mengerti tujuan baptisan itu dan dengan demikian diselamkan untuk kedua kalinya untuk alasan yang benar. Dengan cara ini, gereja di Efesus didirikan.
Paulus melanjutkan pekerjaannya di Efesus dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani selama sekitar tiga tahun (Kisah 19:8-10; 20:31), sehingga "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (Kisah 19:20). Setelah pecah kerusuhan untuk membela dewi Artemis, Paulus meninggalkan Efesus menuju Makedonia (Kisah 20:1); namun gereja telah didirikan dengan kokoh selama periode tiga tahun itu. Dalam perjalanannya ke Yerusalem, Paulus bertemu dengan para penatua gereja Efesus di Miletus dan menyampaikan pidato perpisahan yang mengharukan yang dicatat dalam Kisah 20:17-38.
"Di Efesus" (1:1)
Apakah surat itu dikirimkan ke Efesus? Semua naskah, dengan pengecualian tiga naskah, memuat kata-kata yang artinya "di Efesus" di awal kalimat itu (1:1). Juga, semua versi kuno memasukkan ungkapan ini dalam pelbagai terjemahan. Kanon Muratori, Irenaeus, Tertullian, Clement dari Alexandria, dan Origen bicara tentang surat ini sebagai "Surat kepada Jemaat di Efesus."21Beberapa penulis mula-mula menganggap surat itu ditulis untuk jemaat di Efesus, terlepas apakah kata-kata "di Efesus" terdapat di dalam teks aslinya atau tidak.22Ini tampaknya menjadi alasan yang kuat untuk menerima jemaat Efesus sebagai penerima mula-mula surat itu, tetapi ada banyak hal lagi untuk dipertimbangkan.
Apakah surat edaran ini dikirimkan kepada beberapa gereja di provinsi Asia? Tiga naskah Yunani yang tidak memuat "di Efesus" adalah Sinaitikus, Vatikanus, dan P46.23Dua yang pertama adalah bagian dari tiga naskah tertua dan terbaik yang ada, dan yang terakhir adalah minuscule yang baik, atau naskah yang ditulis dengan huruf kecil. Beberapa ekspositor mengutip 1:15 sebagai bukti bahwa Paulus mengetahui perubahan hidup penerima surat itu hanya melalui laporan. Ini tampaknya aneh, sebab Paulus telah menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun di Efesus. Namun begitu, Paulus bisa saja sedang mengacukan pertumbuhan mereka dalam iman dan kasih sejak ia meninggalkan Efesus. Selain itu, beberapa orang mengacu kepada 3:2 sebagai bukti bahwa jemaat Efesus mengenal Paulus hanya lewat nama baiknya. Namun begitu, mereka bisa saja telah mendengar pekerjaan Paulus dari rasul itu sendiri. Selanjutnya, 3:2-4 ditafsirkan untuk berarti bahwa jemaat Efesus akan harus menilai melalui tulisan-tulisan Paulus apakah Allah sudah memberi dia Wahyu atau tidak. Ini mungkin sekedar mengacu kepada surat itu sendiri.
Bukti lebih lanjut bahwa surat Efesus merupakan surat edaran adalah fakta bahwa Paulus tidak mengirimkan salam pribadi, sesuai kebiasaan-Nya, kepada gereja yang ia kenal dengan baik. Juga, doa dalam 6:23, 24 dinyatakan secara umum dalam bentuk orang ketiga, ketimbang dalam gaya orang kedua yang khusus yang Paulus gunakan dalam surat-surat kiriman Paulus lainnya.
Setelah mempertimbangkan bukti itu, bagaimanakah kita menjelaskan keberadaan kata-kata "di Efesus" di dalam begitu banyak dokumen mula-mula dan pendapat umat Kristen mula-mula bahwa surat ini secara khusus ditujukan kepada gereja di Efesus? Henry Clarence Thiessen,24Donald Guthrie,25dan yang lain-lainnya telah mengetengahkan pelbagai kemungkinan sebagai berikut:
- 1. "Paulus menulis surat ini sebagai surat edaran kepada Provinsi Asia, dengan memberikan ruang kosong setelah perkataan 'yang berada di' (1:1), untuk diisi dengan nama gereja yang kepada siapa surat itu disampaikan atau supaya sebuah nama bisa disisipkan di dalam salinan yang dibuat dari aslinya." Menurut teori ini, hampir semua salinan yang masih ada dibuat dari naskah yang dimiliki oleh gereja di Efesus. Mungkin surat itu kemudian dikenal sebagai surat kepada jemaat Efesus karena surat itu didistribusikan dari Efesus. Karena kata-kata "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah Sinaitikus dan Vatikanus (mewakili teks yang lebih awal), kata-kata itu mungkin ditambahkan ke dalam pelbagai versi yang belakangan.
- 2. "Surat itu dikirim kepada jemaat Laodikia." Teori ini didasarkan pada acuan Paulus kepada surat kepada jemaat Laodikia dalam Kolose 4:16. Kita tidak tahu lebih banyak lagi tentang surat seperti itu. Marcion bicara tentang surat Efesus itu sebagai "Surat kiriman kepada jemaat Laodikia."26Namun begitu, tidak ada bukti naskah yang tersedia untuk mengganti kata "Efesus" dengan "Laodikia."
- 3. "Surat itu ditujukan untuk gereja di mana-mana." Secara umum, hal ini bisa dikatakan tentang semua surat Perjanjian Baru, karena mereka itu ditujukan untuk gereja bahkan sekarang ini.
Keyakinan Marcion bahwa surat itu ditujukan untuk jemaat Laodikia dan tidak adanya kata-kata "di Efesus" dari naskah Sinaitikus dan Vatikanus tidak meniadakan bukti untuk memasukkan perkataan "di Efesus" di dalam naskah-naskah lain dan versi-versi kuno. Para penulis mula-mula menunjukkan bahwa surat itu dikenal sebagai surat kepada gereja di Efesus. Kita menyimpulkan bahwa surat itu dikirim kepada gereja di Efesus dan pesannya ditujukan bagi gereja di mana-mana dan untuk sepanjang zaman.
TUJUANNYA
Tujuan Paulus dalam menyurati jemaat Efesus adalah untuk menetapkan maksud abadi Allah di dalam Kristus dan gereja. Ayat-ayat kunci di dalam teks itu mencakup 1:9, 10. Paulus mengumumkan bahwa, sesuai dengan maksud-Nya, Allah telah mengungkapkan misteri kehendak-Nya, yaitu menyatukan langit dan bumi melalui Kristus. Paulus menunjukkan pelbagai berkat rohani yang kita miliki di dalam Kristus (1:3-14) dan berdoa untuk pengertian yang lebih luas atas hak istimewa ini (1:15-23). Selanjutnya, ia memuji hubungan baru yang orang Yahudi dan non-Yahudi miliki dengan satu sama lain dan dengan Allah dalam Kristus oleh karena tindakan Allah melalui Kristus (2:1-22). Paulus memuji perwahyuan dan pemberitaan injil dalam membawa orang Yahudi dan orang non-Yahudi ke dalam tubuh Kristus (3:1-9). Ia bicara tentang gereja sebagai alat Allah dalam mengungkapkan rencana-Nya (3:10-13) dan berdoa semoga gereja bisa memenuhi misinya (3:14-21).
Dalam penggelan kedua surat itu-penerapan praktis atas apa yang ia telah katakan dalam penggelan pertama-Paulus mendesak para pembacanya untuk memenuhi maksud Allah di dalam Kristus dan gereja dengan tetap bersatu dan dengan hidup benar di dalam doktrin (4:1-6). Ia menunjukkan bagaimana Kristus melengkapi gereja untuk pekerjaannya (4:7-16) dan menekankan perlunya meninggalkan cara hidup yang lama dan menjalani hidup yang baru (4:17-5:21). Ia menerapkan prinsip-prinsip yang ia ketengahkan kepada suami dan istri, orang tua dan anak-anak, dan pelayan dan tuan (5:22-6:9). Kemudian ia menunjukkan perlunya mengenakan perlengkapan senjata Allah dan melawan Iblis dalam kekuatan Kristus (6:10-20). Akhirnya, ia menjelaskan pekerjaan Tikhikus (6:21, 22) dan memberikan berkatnya (6:23, 24).
Oleh karena itu, Paulus mengetengahkan niatnya dalam menulis: mengumumkan maksud Allah dalam dunia ini melalui Kristus dan gereja dan untuk mendorong orang-orang Kristen di Efesus untuk memenuhi maksud Allah dalam hidup mereka.
TEMANYA
Siswa yang mempelajari surat kepada jemaat Efesus, sebelum mulai mempelajari teks itu, akan memperoleh keuntungan dari mencatat berbagai tema yang rasul itu kembangkan di dalam surat itu:
"Di Sorga." Kata yang diterjemahkan "di sorga "ditemukan lima kali di dalam surat Efesus (1:3, 20; 2:6; 3:10; 6:12). Kata itu menerjemahkan satu kata Yunani (e˙pourani÷oiß, epouraniois), yang secara harfiah adalah "alam sorgawi"27"Alam sorgawi" adalah tempat segala berkat rohani ditemukan di dalam Kristus (1:3), tempat Kristus telah ditinggikan di sebelah kanan Allah dan dijadikan kepala gereja (1:20, 21), tempat orang-orang di dalam Kristus telah dibangkitkan untuk duduk bersama Kristus (2:6), tempat gereja harus memberitahukan maksud Allah (3:10), dan tempat gereja melawan musuh-musuhnya (6:12). Oleh karena itu, gereja terwujud antara kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua-yaitu, antara apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi. Gereja berada di dunia dan dipengaruhi oleh dunia, tetapi aktif di alam rohani dari "alam sorgawi." Meski gereja menyajikan injil ke seluruh dunia dan berusaha mengubah dunia, namun ia juga berada di atas dunia. Gereja bukan dari dunia tetapi akan hidup lebih lama daripada dunia.
"Kristus." Kristus adalah alam di mana orang Kristen hidup. Ungkapan "di dalam Kristus," atau padanannya, ditemukan sekitar dua puluh tiga kali di dalam surat Efesus. Paulus menunjukkan bahwa di dalam Kristuslah orang yang setia hidup dan diberkati dengan segala berkat rohani. Segala berkat ini termasuk keadaan dipilih, diterima, ditebus, diampuni, dan disatukan dengan Allah. Berada di dalam Kristus menjadikan kita ahli waris Allah, dimeteraikan oleh Roh Kudus. Mereka yang berada di dalam Kristus adalah dekat dengan Allah, sedang duduk bersama Kristus di alam sorgawi, ciptaan baru Allah, didamaikan dengan orang Kristen lainnya, bangunan Allah, punya keberanian di hadapan Allah, dan diberi kuasa oleh Allah. Selain itu, Kristus diketengahkan sebagai kepala gereja dan Juruselamat tubuh-Nya. Ia adalah batu penjuru bangunan Allah, gereja, dan inti maksud Allah. Ia adalah Tuhan yang disalibkan, dibangkitkan, dan dimuliakan yang melengkapi gereja untuk melakukan pekerjaan-Nya. Ia adalah suami dari mempelai-Nya, gereja, dan Pribadi yang melalui siapa kita memuliakan Allah. Surat Paulus ditutup dengan menunjukkan bahwa Kristus adalah obyek benar bagi kasih kita.
"Gereja." Surat Efesus menyajikan gereja sebagai "tubuh-Nya," dengan Kristus sebagai kepala, dan sebagai "kepenuhan-Nya" (1:22, 23). Gereja adalah keluarga Allah, "rumah tangga Allah" (2:19), "kediaman" Roh Kudus (2:20-22), dan mempelai perempuan Kristus (5:23-33). (Lihat juga 3:10, 21.) Implikasi pelbagai istilah itu memiliki jangkauan yang jauh. Istilah-istilah itu akan kita eksplorasi seraya pelajaran ini berlangsung.
"Keselamatan." Keselamatan manusia dari dosa disajikan sebagai penebusan melalui darah Kristus dan pengampunan dosa (1:7). Selanjutnya, keselamatan adalah penyelamatan yang dimungkinkan oleh rahmat, karunia, dan kasih Allah (2:1-7). Itu diterima sebagai pemberian dari Allah melalui iman seseorang (2:8-10). Keselamatan dicapai melalui kematian Kristus, yang memungkinkan adanya perdamaian antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan Allah. Jadi, keselamatan adalah rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terpisah, menghasilkan "satu manusia baru" (2:15), tubuh Kristus. Keselamatan ini adalah misteri yang kini diungkapkan dan diberitakan oleh gereja, yang diberi kuasa oleh Allah untuk menyelesaikan tugasnya (3:1-21). "Jalan" Paulus menunjukkan bahwa gereja-tubuh orang-orang yang sudah didamaikan dengan satu sama lain dan dengan Allah-harus jalan atau hidup dalam kesatuan (4:1-16). Para anggotanya tidak lagi hidup seperti orang-orang yang tak percaya hidup (4:17-32), tetapi harus hidup dalam kasih (5:1-6), sebagai "anak-anak Terang" (5:7-14), dan dalam hikmat (5:15-6:20). Cara hidup orang Kristen, yang digambarkan dalam pasal 4 sampai 6, adalah penerapan praktis dari apa yang Paulus katakan tentang gereja di pasal 1 sampai 3. Itu menekankan bagaimana gereja harus berperilaku, membawa terang Allah kepada dunia gelap yang diselimuti oleh tipu daya Iblis.
GARIS BESARNYA
I. SALAM: SURAT UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2) II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3: 21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- B. Doa Paulus Untuk Penerima Suratnya Agar Memiliki Pengertian Yang Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- D. Maksud Abadi Allah Tentang Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
II. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara" (4:1-3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6) F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
PENERAPAN
MISTERI ALLAH
Sebelum dunia dijadikan, Allah mempertimbangkan gagasan untuk menciptakan manusia. Dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, Ia tahu manusia akan memberontak dan kehilangan tempatnya yang sebenarnya di Taman Eden. Oleh karena itu, Ia juga menyusun rencana untuk menebus manusia dari akibat pemberontakannya itu.
Pengetahuan tentang kejatuhan manusia dan rencana penebusan berikutnya oleh Allah dirahasiakan dari kumpulan malaikat. Mereka hanya bisa menonton dengan rasa takjub seraya rencana Allah diungkapkan.
Setelah beberapa waktu Allah lalu membuat perjanjian dengan bangsa Israel, tetapi arti sebenarnya dari tindakan Allah itu disembunyikan dari mata mereka. Bahkan di zaman Kristus, para pemimpin agama yang paling terpelajar di zaman itu masih tidak tahu apa yang Allah sedang upayakan untuk dicapai melalui Israel.
Suatu hari murid-murid Yesus menanya Dia, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak" (Matius 13:10, 11). Kata Yunani yang digunakan untuk "misteri" adalah dari musth/rion (mustērion), yang mengacu kepada sesuatu yang pernah disembunyikan tapi sekarang diungkapkan.
Jadi, "misteri" adalah sesuatu yang dulunya rahasia tetapi sekarang sudah menjadi pengetahuan umum. Kita baca, Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu-menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Roma 16:25-27).
Apakah misteri ini, "rahasia sakral" ini," yang dulunya disembunyikan tapi sekarang diungkapkan?
1. Misteri Ketidakpercayaan Israel.
Karena aku tidak ingin kamu, saudara-saudara, tidak mengetahui misteri ini- sehingga kamu tidak bijaksana dalam penilaianmu-bahwa pengerasan sebagian Israel telah terjadi sampai bangsa-bangsa non-Yahudi telah masuk sepenuhnya (NASB; Roma 11:25; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi tidak pernah membayangkan mereka akan menolak Mesias mereka. Mereka merindukan kedatangan-Nya. Setiap ibu Yahudi berharap anaknya akan menjadi Kristus. Allah tahu bahwa ketika akhirnya Ia mengirim Mesias, orang-orang Yahudi akan menyangkal Dia. Ini adalah salah satu dari rahasia sakral Allah.
2. Misteri Allah Yang Menjelma.
Sehingga hati mereka mungkin terdorong, setelah dirajut bersama dalam kasih, dan memperoleh semua kekayaan yang berasal dari jaminan pengertian yang penuh, yang menghasilkan pengetahuan sejati tentang misteri Allah, yaitu, Kristus sendiri (NASB; Kolose 2:2; huruf miring ditambahkan; lihat Efesus 1:9)
Orang-orang Yahudi mencari seorang pemimpin militer yang hebat, Juruselamat politik untuk menyelamatkan kaum itu dari penindasan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka tidak pernah bermimpi bahwa Mesias mereka akan berupa Allah dalam daging manusia! Sebelum dunia dijadikan, Allah telah merencanakan semua itu; tapi rencana itu disembunyikan sampai kebangkitan Yesus. Sekarang rahasia itu dapat dinyatakan secara terbuka: Mesias itu tidak lain adalah Allah dalam tubuh manusia.
3. Misteri Kristus Yang Menetap
Yaitu, misteri yang telah disembunyikan dari zaman dan generasi masa lalu, tapi yang sekarang telah diwujudkan kepada orang-orang kudus-Nya, yang kepada siapa Allah sudah berkehendak untuk memberitahukan apa itu kekayaan kemuliaan dari misteri di antara bangsa-bangsa non-Yahudi, yang adalah Kristus dalam dirimu, pengharapan kemuliaan (NASB; Kolose 1:26, 27; huruf miring ditambahkan).
Orang-orang Yahudi juga mencari Mesias untuk duduk di takhta lahiriah Daud di Yerusalem, tetapi Allah selalu menghendaki Mesias-Nya duduk di singgasana hati umat-Nya sambil Ia hidup di dalam diri mereka. Tidak ada nabi yang pernah melihat sebelumnya kebenaran ini. Ini adalah satu lagi rahasia sakral Allah, yang dulunya disembunyikan di hati Allah tapi sekarang diungkapkan.
4. Misteri Keabadian.
Lihatlah, aku memberitahu kamu suatu misteri; kita tidak akan tidur semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sesaat, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi sangkakala terakhir; sebab sangkakala akan berbunyi, dan orang mati akan dibangkitkan tanpa dapat binasa, dan kita akan diubah. Karena apa yang dapat binasa ini harus mengenakan apa yang tidak dapat binasa, dan yang fana ini harus mengenakan keabadian (NASB; 1 Korintus 15:51-53; huruf miring ditambahkan).
Orang Yunani percaya bahwa tubuh adalah jahat dan kematian membebaskan jiwa manusia dari penjara tubuh. Paulus mengoreksi gagasan itu, dengan alasan bahwa suatu hari nanti Allah akan memberikan setiap orang satu tubuh yang tidak dapat binasa, abadi. Melalui kebangkitan fisik Yesus Kristus, Allah mengungkapkan rahasia keabadian manusia.
5. Misteri Tubuh Kristus.
Karena tidak seorang pun pernah membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuh dan merawatnya, sebagaimana juga Kristus terhadap gereja, karena kita adalah anggota tubuh-Nya."Misteri ini adalah mulia; tapi aku sedang bicara dengan mengacu kepada Kristus dan gereja (NASB; Efesus 5:29-32; huruf miring ditambahkan).
Seraya kita menghayati apa yang kita pelajari, kita memberitahukan kepada masyarakat kita salah satu rahasia terbesar Allah, misteri bahwa kita membentuk tubuh Kristus dan bekerja sama untuk mencapai tujuan-Nya di dunia.
Chris Bullard
GARIS BESAR YANG DIKEMBANGKAN
I. SALAM: SURAT KEPADA ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA (1:1, 2)
- A. Hamba: "Paulus, seorang Rasul" (1:1a)
- B. "Orang-Orang Kudus": Jemaat Efesus (1:1b, c)
- C. Ruang Lingkup: "Dalam Kristus Yesus" (1:1d)
- D. Salam: "Kasih Karunia" Dan "Damai Sejahtera" (1: 2)
II. MAKSUD GEREJA YANG MULIA (1:3-3:21)
- A. Segala Berkat Rohani Dan Maksud Gereja (1:3-14)
- 1. Dipilih Dalam Kristus (1:3-4b)
- a. Puji Allah! (1:3a)
- b. Berkat Allah bagi kita (1:3b)
- c. Allah memilih kita untuk maksud ilahi (1:4a)
- d. Allah memandang kita sebagai kudus dan tanpa salah (1:4b)
- 2. Sudah Ditentukan (1:4c-6)
- a. Dalam kasih (1:4c)
- b. Untuk diadopsi (1:5a)
- c. Untuk memuji kemuliaan kasih karunia Allah (1:5b, 6)
- 3. Ditebus (1:7a)
- 4. Diampuni (1:7b-8a)
- 5. Dicerahkan (1:8b-10c)
- a. Hikmat dan pengertian Allah (1:8b, 9a)
- b. Misteri kehendak Allah (1: 9b)
- c. Tujuan Allah di dalam Kristus (1: 9c-10c)
- 6. Diberi warisan (1:10d-12)
- a. Bagian yang sudah ditentukan (1:10d, 11a)
- b. Maksud yang sudah ditetapkan (1:11b)
- c. Harapan dalam Kristus hingga pujian kemuliaan-Nya (1:12)
- 7. Dimeteraikan dalam Kristus (1:13, 14)
- B. Paulus Mendoakan Penerima Suratnya Agar Berpengertian Lebih Dalam Tentang Maksud Gereja (1:15-23)
- 1. Kata Pengantar (1:15-18a)
- a. Ucapan syukurnya untuk mereka (1:15, 16a)
- b. Ingatannya tentang mereka (1:16b, 17)
- c. Permohonannya untuk mereka (1:18a)
- 2. Keagungan panggilan Allah, warisan-Nya, dan kuasa-Nya (1:18b-19)
- a. Untuk mengetahui harapan tentang panggilan Allah (1:18b)
- b. Untuk mengetahui kekayaan tentang kemuliaan warisan Allah (1:18c)
- c. Untuk mengetahui keagungan kuasa Allah (1:19)
- 3. Kuasa Allah diperlihatkan (1:20-23)
- C. Gambaran Tentang Mereka Yang Hidup Di luar Maksud Gereja (2:1-3)
- 1. Mati dalam dosa (2:1)
- 2. Hidup menuruti dunia (2:2)
- 3. Hidup dalam hawa nafsu (2:3a)
- 4. Ditandai sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b)
- D. Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (2:4-10)
- E. Didamaikan Melalui Darah Kristus (2:11-13)
- F. Kedamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (2:14-22)
- 1. Kedamaian di antara semua orang dalam satu tubuh itu (2:14, 15)
- 2. Damai dengan Allah dalam satu tubuh (2:16-22)
- G. Pelayanan Pribadi Paulus Kepada Bangsa-Bangsa Non-Yahudi (3:1-7)
- 1. Tawanan Kristus demi orang-orang non-Yahudi (3:1)
- 2. Pelayan kasih karunia Allah kepada orang-orang non-Yahudi (3:2)
- 3. Penerima misteri yang diungkapkan (3:3-6)
- 4. Pelayan injil (3:7)
- H. Hikmat Allah Diberitahukan (3:8-13)
- 1. Kasih karunia untuk memberitakan injil kepada orang non-Yahudi (3:8)
- 2. Kasih karunia untuk menerangi misteri Allah (3:9)
- 3. Maksud pemberitahuan hikmat Allah (3:10)
- 4. Penggenapan maksud abadi Allah (3:11, 12)
- 5. Dorongan untuk jangan berkecil hati (3:13)
- I. Doa Untuk Kuasa, Pemahaman, Dan Kepenuhan (3:14-21)
III. PRAKTIK GEREJA YANG MULIA (4:1-6:20)
- A. "Hidup Berpadanan Dengan Panggilanmu Dengan Memelihara Kesatuan" (4:1-3)
- 1. Hidup dengan cara yang sepadan dengan panggilan (4:1)
- 2. Sikap yang tepat terhadap diri sendiri (4:2a)
- 3. Sikap yang tepat terhadap orang lain (4:2b)
- 4. Memelihara kesatuan (4:3)
- B. Memiliki Kesatuan Lipat Tujuh (4:4-6)
- 1. Satu tubuh (4:4a)
- 2. Satu Roh (4:4b)
- 3. Satu pengharapan (4:4c)
- 4. Satu Tuhan (4:5a)
- 5. Satu iman (4:5b)
- 6. Satu baptisan (4:5c)
- 7. Satu Allah (4:6)
- C. Memahami Karunia Kristus Untuk Gereja (4:7-16)
- 1. Karunia yang diberikan oleh Kristus yang menang (4:7-10)
- 2. Karunia yang Kristus berikan (4:11)
- a. Rasul-rasul (4:11a)
- b. Nabi-nabi (4:11b)
- c. Penginjil-penginjil (4:11c)
- d. Gembala-gembala (4:11d)
- e. Guru-guru (4:11d)
- 3. Tujuan karunia yang Kristus berikan (4:12)
- 4. Sasaran karunia yang Kristus berikan (4:13-16)
- D. Diperbaharui Dalam Roh Pikiran (4:17-32)
- 1. "Berpaling dari kegelapan kepada terang" (4:17-19)
- 2. "Berpaling dari manusia lama kepada manusia baru" (4:20-24)
- a. "Menanggalkan manusia lama" (4:20-22)
- b. "Diperbaharui" (4:23)
- c. "Mengenakan manusia baru" (4:24)
- 3. "Berpaling dari kebohongan kepada kebenaran" (4:25)
- 4. "Berpaling dari kemarahan kepada pengendalian diri" (4:26, 27)
- 5. "Berpaling dari mencuri kepada bekerja" (04:28)
- 6. "Berpaling dari pembicaraan yang tidak sehat kepada yang membangun" (4:29)
- 7. "Berpaling dari mendukakan Roh kepada yang membuat Ia sukacita" (4:30)
- 8. "Berpaling dari kepahitan kepada hati yang lembut" (4:31, 32)
- E. "Hidup Dalam Kasih Dengan Mengikuti Teladan Kristus" (5:1-6)
- F. "Hidup Sebagai Anak-Anak Terang" (5: 7-14)
- 1. Menghasilkan buah Terang (5:7-10)
- 2. Menolak dan menelanjangi perbuatan kegelapan (5:11-13)
- 3. Berjaga-jaga (5:14)
- G. "Hidup Dalam Hikmat" (5:15-6:20)
- 1. Hidup secara hati-hati dengan berfokus pada Allah dan orang lain (5:15-21)
- a. "Manfaatkan waktumu" (5:15, 16)
- b. "Memahami kehendak Allah" (5:17)
- c. "Dipenuhi dengan Roh" (5:18-21)
- 2. Menghormati hubungan sebagai suami dan istri (5:22-33)
- 3. Menghormati hubungan sebagai orang tua dan anak-anak (6:1-4)
- 4. Menghormati hubungan sebagai tuan dan hamba (6:5-9)
- 5. Tetap kuat di dalam Tuhan (6:10-20)
IV. UCAPAN SYUKUR: BERKAT DAMAI SEJAHTERA DAN PENGHIBURAN (6:21-24)
Catatan Akhir:
- 1 John Banister, "Messages of the Books of the New Testament," in Fort Worth Christian College Lectures (1962): 152.
- 2 Bandingkanlah salam dalam kitab Roma melalui Filemon. Paulus kadang-kadang mengacukan dirinya sendiri di dalam isi sebuah surat: Lihat 2 Kor. 10: 1; Gal. 5: 2; Kol 1:23; 1 Tes. 2:18; Filemon 9. Juga, bandingkanlah surat-surat yang di dalamnya nama Paulus muncul pada bagian akhir: 1 Kor. 16:21; Kol 4:18; 2 Tes. 3:17; Filemon 19.
- 3 Donald Guthrie, New Testament Introduction (N.p.: Tyndale Press, 1970; reprint, Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1974), 479-80.
- 4 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 240.
- 5 Charles Smith Lewis, "Epistle to the Ephesians," in The International Standard Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 2:959.
- 6 Ibid., 956.
- 7 Guthrie, 480; Harold W. Hoehner, Ephesians: An Exegetical Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2002), 2-6; and Peter T. O'Brien, The Letter to the Ephesians, The Pillar New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1999), 4.
- 8 Untuk informasi lebih lanjut, lihat bagan Hoehner yang membandingkan para sarjana yang mendukung dan menentang kepenulisan Paulus 1519 sampai 2001 (Hoehner, 9-18).
- 9 Thiessen, 240-41.
- 10 Paulus mengatakan bahwa ia menulis salam di dalam 1 Korintus 16:21 dan Kolose 4:18 dengan "tanganku sendiri," yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengimlakan sisa dua surat tersebut.
- 11 Pseudepigraphics, artinya "tulisan-tulisan palsu," mengacu kepada dokumen-dokumen tertulis yang menggunakan nama-nama terkenal, yang dipalsukan.
- 12 Pelbagai pemenjaraan lain yang memungkinkan untuk penulisan Surat-Surat Penjara itu pernah diusulkan. Dua pemenjaraan lainnya bisa saja sewaktu Paulus berada di Efesus (55 M.; Kisah 20:17, 31) atau di Kaisarea (58 M.; Kisah 24:27). Untuk kajian diskusi lebih lanjut yang mendukung pemenjaraan di Roma lihat Peter T. O'Brien, Colossians, Philemon, Word Biblical Commentary, vol. 44 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), xlix-liv; and Owen D. Olbricht and Bruce McLarty, Colossians and Philemon, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2005), 8-9, 494.
- 13 Guthrie, 472-78.
- 14 Sebagian besar ekspositor percaya bahwa Filemon tinggal di Kolose, tapi ada argumentasi yang telah dibuat bagi Laodikia sebagai kampung halamannya. Dalam hal ini, surat kepada Filemon bisa menjadi surat kepada Laodikia yang Paulus sebut di Kolose 4:16. (Thiessen, 236-37.)
- 15 Ibid., 235.
- 16 Ibid., 233.
- 17 William Barclay, Letters to the Seven Churches (Nashville, Abingdon Press, 1957), 15.
- 18 Untuk kajian lebih lanjut tentang pemujaan Artemis di Efesus, lihat Richard Oster, "The Ephesian Artemis as an Opponent of Early Christianity," Jahrbuch für Antike und Christentum 19 (1976): 24-44; dan tentang pentingnya pemujaan patung itu, lihat Oster, 28.
- 19 Frank J. Goodwin, A Harmony of the Life of St. Paul (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951; reprint, Ann Arbor, Mich.: Cushing-Malloy, 1973), 35, 87.
- 20 Guthrie, 65-66.
- 21 Thiessen, 242.
- 22 Guthrie, 509.
- 23 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 1.
- 24 Thiessen, 243-44.
- 25 Guthrie, 510-12.
- 26 Thiessen, 244; Guthrie, 480.
- 27 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 365; lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah kr...
KITAB EFESUS
KATA PENGANTAR
Kitab Efesus patut dibaca dengan hati-hati oleh gereja zaman kini. Kita mendapatkan diri kita berada di tengah-tengah krisis identitas, khususnya mengenai masalah memahami dan menghargai sifat gereja dan keunikan pemanggilan kita dalam Kristus. Rata-rata anggota gereja di zaman kini tidak menghargai gereja secara tinggi. Statistik menunjukkan bahwa 81 persen orang Amerika percaya bahwa mereka bisa tiba pada pandangan agama mereka sendiri tanpa berhubungan dengan gereja jenis apa saja.1Dalam hidup mereka, gereja bukanlah faktor penentu, dan mereka tidak melihat adanya masalah dengan pandangan itu. Sikap itu perlahan-lahan menginfiltrasi pikiran banyak orang Kristen sehingga gereja Tuhan banyak kehilangan sinarnya oleh karena pandangan itu.
Alasan lain mengapa Kitab Efesus patut mendapat perhatian kita adalah bahwa banyak jemaat dari gereja Tuhan sudah menjadi sekular. Pandangan Allah tentang gereja sudah tidak ada lagi. Daripada menyelidiki isi Alkitab untuk melihat seperti apakah gereja yang Allah inginkan, beberapa orang malah berniat membentuk gereja dalam citra yang mereka pilih sendiri. Gereja sudah diubah menjadi suatu lembaga dengan tujuan dan misi yang dijabarkan semakin longgar berdasarkan "pelbagai kebutuhan" dan "pelbagai kepedulian" yang bermacam-macam dari suatu masyarakat sekular. Ironisnya, meskipun beberapa jemaat melakukan analisa pasar, penyelidikan kebutuhan, dan pengembangan program untuk menarik orang Kristen, namun orang masih tidak menempatkan gereja pada kedudukan yang sangat tinggi di dalam daftar prioritas mereka itu.
Tentu saja, tidak semua orang Kristen sudah kehilangan penghargaan dan kasih mereka terhadap gereja. Tidak semua jemaat dari gereja Tuhan sudah menyatu dengan cara berpikir sekular. Tidak semua gereja sudah kehilangan keunikan mereka, namun semua orang Kristen dan jemaat Tuhan menghadapi ancaman kehilangan apa yang benar-benar ada di dalam pikiran Allah untuk gereja-Nya dan umat-Nya. Kitab Efesus mengingatkan kita bahwa gereja adalah kumpulan orang-kumpulan orang tertebus. Gereja merupakan kemanusiaan baru Allah. Kitab Efesus meneguhkan kemuliaan hal itu. Di dalamnya termasuk gambaran Paulus tentang sifat gereja sebagai manusia baru yang menakjubkan. Paulus mengingatkan orang Kristen untuk hidup sebagai manusia baru yang Allah sudah nyatakan melalui Kristus.
Kapan saja kita tiba pada sebuah surat Perjanjian Baru, ada lima pertanyaan yang perlu dijawab: (1) Siapakah yang menulis surat itu? (2) Kepada siapakah surat itu ditulis? (3) Kapankah surat itu ditulis? (4) Mengapakah surat itu ditulis? dan (5) Apakah pesan utama surat itu? Sebelum kita memulai pelajaran kita tentang Kitab Efesus dan apakah yang Kitab itu harus katakan tentang manusia baru milik Allah, kita perlu meluangkan waktu untuk membahas lima pertanyaan tersebut.
PENULISNYA
Ayat pertama dalam Kitab Efesus memperkenalkan penulisnya: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu" (1:1, 2). Pada abad pertama merupakan hal biasa bagi para penulis untuk memulai surat mereka dengan memperkenalkan diri mereka sendiri. Paulus mengikuti pola tersebut.
Paulus juga memakai gelar yang Yesus berikan kepada Kedua belas murid (Lukas 6:12, 13). Ia adalah seorang "rasul" (Yun.: apostolos) , orang yang dipilih secara khusus dan diutus untuk menyampaikan pesan penuh kuasa. Apa yang Paulus tulis memiliki otoritas di baliknya. Tulisan itu lebih daripada sekedar pendapat, gagasan, atau usulannya sendiri. Isi beritanya itu tidak bersumber dari dirinya sendiri; berita Paulus itu diberikan kepada dia oleh Yesus Kristus. Semua tulisannya itu harus diterima sebagai perkataan dan perintah Tuhan Yesus Kristus.
Paulus membiarkan para pembacanya mengetahui bahwa kerasulannya bukanlah kesukarelaan. Ia tidak melamar jabatan itu. Tidak ada gereja yang mengangkat dia ke posisi itu. Sebaliknya, ia menjadi seorang rasul berdasarkan otoritas yang setinggi mungkin: penugasan dari Yesus Kristus berdasarkan kehendak Allah, Bapa.
Bila kita baca Kitab Efesus, kita perlu melihat diri kita sendiri sedang berdiri di atas tanah yang suci. Kata-kata yang kita baca bukanlah kata-kata seorang manusia fana belaka. Kata-kata itu adalah firman Allah. Allah bicara kepada kita melalui apa yang Paulus, rasul itu, tulis.
PENERIMANYA
Kitab ini dialamatkan "kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus." Simaklah apa yang Paulus harus katakan tentang para pembacanya itu.
Pertama, mereka adalah "orang-orang kudus" (Yun.: hagios). Kata ini tidak mengacu kepada kelas khusus orang Kristen yang posisinya di atas yang lainnya. Orang-orang kudus bukanlah sekelompok kecil orang Kristen yang istimewa yang kesuciannya melebihi standar. "Orang kudus" merupakan julukan yang dipergunakan bagi setiap orang Kristen. Setiap anak Allah adalah orang kudus dalam pengertian ia sudah dipilih untuk menjadi kepunyaan Allah. Istilah itu pertama-tama dipakai untuk menggambarkan bangsa Israel. Israel adalah "bangsa yang kudus." Sekarang istilah itu mencakup semua orang yang sudah datang untuk menjadi milik Allah melalui Kristus. Manusia baru milik Allah di dalam Kristus sekarang ini adalah Israel milik Allah (Galatia 6:16).
Kedua, mereka adalah "orang-orang percaya" (Yun.: pistos). Dengan kata lain, Paulus menganggap para pembacanya sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka itu orang-orang yang percaya kepada Kristus, kebalikan dari orang-orang yang tidak percaya.
Ketiga, mereka itu "dalam Kristus Yesus." Istilah kunci ini dalam Kitab Efesus muncul dalam ayat 1. Manusia baru milik Allah memiliki keberadaannya dan mengalami kehidupannya "dalam Kristus." Berada "dalam Kristus" sama artinya dengan disatukan bersama Dia, sebagaimana ranting-ranting pada pokok anggur atau anggota-anggota pada sebuah tubuh. Orang Kristen menempatkan kepercayaan mereka kepada Kristus dan berusaha menjalani kehidupan yang menunjukkan kepercayaannya kepada Dia.
Akhirnya, penerimanya berada "di Efesus." Efesus merupakan ibu kota provinsi Roma di Asia dan merupakan pelabuhan perdagangan yang sangat luas, dan sangat sibuk. Efesus juga merupakan pusat penyembahan berhala dewi Artemis. Kuil yang dibangun di situ untuk menghormati dewi itu masih dianggap sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Kunjungan singkat Paulus ke Efesus yang pertama kalinya terjadi pada waktu perjalanan misionarinya yang kedua (Kisah 18:18-21). Belakangan ia kembali lagi dan menetap lebih dari dua tahun di situ pada waktu perjalanan misionarinya yang ketiga. Setelah mengajar di sinagoga selama tiga bulan, ia dipaksa pergi ke tempat lain dan mulai mengajar di ruang kelas Tiranus (Kisah 19:8, 9). Paulus membiayai hidupnya sendiri sebagai pembuat tenda. Berita tentang pemberitaannya menyebar ke seluruh wilayah itu (Kisah 19:10). Pelbagai mujizat terjadi. Sapu tangan dan kain yang pernah menyentuh Paulus dipakai untuk menyembuhkan penyakit (Kisah 19:11, 12). Roh-roh jahat diusir dalam nama Yesus, bahkan oleh beberapa tukang jampi Yahudi (Kisah 19:13-16). Orang-orang penyembah berhala yang menjadi orang Kristen berpaling dari perbuatan jahat mereka dan membakar kitab-kitab sihir mereka (Kisah 19:18-20). Akhirnya, kerusuhan pecah ketika Demetrius, seorang tukang perak, menuduh bahwa kesuksesan Paulus mengandung ancaman bagi perekonomian kota itu. Pemberitaan Paulus merugikan orang-orang yang membuat dan menjual patung-patung perak dewi Artemis (Kisah 19:23-41). Huru-hara itu akhirnya menyebabkan kepergian Paulus, tetapi itu terjadi setelah gereja di situ berdiri dengan kokoh.
Setelah itu Paulus tidak pernah mengunjungi Efesus lagi, namun ia pernah bertemu dengan para penatua Efesus di pelabuhan Miletus yang dekat Efesus pada perjalanan pulangnya ke Yerusalem. Ia memberi mereka ucapan perpisahan yang sangat menyentuh hati (Kisah 20:13-38).
Haruslah diingat bahwa julukan "di Efesus" tidak terdapat di dalam naskah yang paling awal. Beberapa orang ada yang berpendapat bahwa surat itu sepatutnya dianggap sebagai surat edaran yang ditujukan untuk semua gereja di Asia Kecil, bukan untuk Efesus saja.
Yang juga tidak ada di dalam Kitab Efesus adalah salam khas untuk beberapa individu khusus yang tentunya sudah pernah Paulus jumpai selama masa tinggalnya yang lama di Efesus. Kitab ini tidak menyinggung tentang pelbagai kejadian umum. Surat ini kelihatannya tidak memiliki pelbagai jenis acuan pribadi yang kita temukan di dalam beberapa surat Paulus lainnya. Ini mungkin memberi beberapa dukungan bagi gagasan bahwa Kitab Efesus merupakan surat edaran. Namun begitu, nama geografis yang sebenarnya bagi para penerima surat itu tidak merubah pesan utamanya. Surat itu berisi pesan bagi gereja di mana saja dan di sepanjang zaman.
TANGGALNYA
Dalam surat ini Paulus tiga kali menyebutkan bahwa ia menulis surat ini sebagai orang yang sedang dipenjara (3:1; 4:1; 6:20). Surat ini sudah lama dianggap sebagai salah satu dari empat Surat Penjara (Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon). Kita punya alasan yang baik untuk percaya bahwa tempat pemenjaraan khusus ini adalah di Roma (60-62 M.). Paulus pernah mendekam dua tahun dalam penjara di Roma (Kisah 28:16-31). Selain itu, tradisi- dari gereja mula-mula sampai abad ke delapan belas- selalu menganggap Roma sebagai tempat awal bagi keempat Epistle Penjara itu.
Epafras datang mengunjungi Paulus dan memberitahu rasul itu tentang beberapa berita yang mengganggu gereja di Kolose. Kelihatannya, ajaran palsu sedang menghancurkan gereja itu, oleh sebab itu Paulus menyurati jemaat Kolose. Ia juga menulis sebuah surat pribadi kepada seorang anggota dari jemaat itu yang bernama Filemon. Surat itu menyoal seorang budak milik Filemon yang bernama Onesimus yang sudah mentaati injil dan dikirim pulang kepada tuannya. Surat Efesus ditulis juga pada waktu ini, terlepas apakah ditujukan kepada gereja di Efesus atau kepada gereja-gereja tetangganya di dalam provinsi Roma di Asia. Kesemua tiga surat itu disampaikan oleh Tikhikus, "yang merupakan saudara kita [Paulus] yang kekasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan" (6:21). Surat Filipi jelas sekali ditulis pada kesempatan yang berbeda namun pada waktu pemenjaraan yang sama oleh bangsa Romawi.
TUJUANNYA
Seraya kita membaca seluruh surat Efesus, kita bisa merasakan adanya dua tujuan utama. Pertama, Paulus ingin menjelaskan sifat gereja, manusia baru milik Allah, dengan memperlihatkan asal-usulnya, komposisinya yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi yang diselamatkan, dan maksud kekalnya (pasal 1-3). Kedua, Paulus berusaha mengingatkan manusia baru milik Allah untuk berprilaku baik (pasal 4-6). Prilaku yang baik melibatkan penempatan kesatuan tubuh Kristus pada prioritas yang paling tinggi (4:1-16), dengan sungguh-sungguh mengejar kesalehan dalam kehidupan sehari-hari (4:17-6:9), dan dengan waspada berjaga-jaga atas perlawanan Iblis di sepanjang jalan (6:10-20). (Garis besar lengkap Kitab Efesus terdapat di halaman 12.)
BERITANYA
Tema pokok Kitab Efesus terkandung di dalam ayat-ayat ini:
…untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.... supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (2:15b, 16; 3:10, 11).
Berita utamanya berpusat pada tindakan penyelamatan oleh Allah melalui Yesus Kristus untuk menciptakan manusia baru milik Allah di tengah-tengah manusia lama. Surat ini menggabungkan "Doktrin Kristen dan tugas Kristen, iman Kristen dan kehidupan Kristen, apa yang Allah sudah lakukan melalui Kristus dan apa yang harus kita jalani dan lakukan sebagai akibatnya."2
KESIMPULAN
Renungkanlah betapa pentingnya pelajaran Kitab Efesus ini bagi setiap orang Kristen dan bagi semua jemaat dari gereja Tuhan. Kitab Efesus tetap menjadi kitab terbaik yang menjelaskan sifat dan pentingnya gereja-manusia baru milik Allah. Orang bisa melakukan pendekatan terhadap kajian Kitab Efesus dalam tiga cara:
Beberapa orang membaca Kitab Efesus sebagai sebuah surat yang ditulis kepada orang-orang yang hidup di zaman dulu dan oleh sebab itu, kehilangan isi pesannya bagi orang Kristen zaman kini. Cara ini membuat kajian terhadap Kitab Efesus tidak lebih daripada sekedar mempelajari dokumen kuno yang tidak memiliki hubungannya di zaman kini. Jika cara pendekatan kita seperti itu, kemungkinan besar kita tidak akan bisa mengambil pesannya dengan serius dan bahkan mungkin menjadi bosan dengan pesannya itu.
Yang lainnya membaca Kitab Efesus sebagai sebuah kursus pelajaran doktrin dan oleh sebab itu kehilangan separuh isinya bagi orang Kristen zaman kini. Kitab Efesus memang berisi banyak sekali masalah doktrin. Kitab ini mengetengahkan beberapa teologi mendasar tentang gereja dan rencana keselamatan Allah untuk manusia. Jika kita menganggap Kitab Efesus hanya sebagai buku pelajaran tentang doktrin dan mengabaikan pelbagai penerapan praktisnya yang juga ikut ditawarkan, maka kita hanya akan mendapatkan separuh isinya saja. Pendekatan ini akan menyebabkan kita kehilangan satu tujuan utama kitab ini-mengubah hidup kita sebagai orang yang sudah datang untuk berbagi di dalam manusia baru milik Allah.
Marilah kita baca Kitab Efesus sebagai sebuah berita dari Allah untuk kita. Itulah cara kita mendekati Kitab Efesus yang Allah inginkan. Kitab itu merupakan Firman Allah. Jika kita mendekatinya dengan sikap seperti itu, maka kita akan menjadi orang yang sudah berubah. Itulah yang Allah inginkan. Saya berdoa semoga itu jugalah yang akan terjadi terhadap Anda. Semoga Allah memberkati Anda seraya Anda memulai perjalanan menelusuri kitab yang menakjubkan ini!
Catatan Akhir:
- 1 Robert Bellah, Habits of the Heart (New York: Harper and Row, 1985), 221.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Ephesians: God's New Society, The Bible Speaks Today, gen. ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1979), 25.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Segala Berkat Rohani & Maksud Gereja (Efesus 1:3-14)
Seraya Paulus memulai surat itu kepada saudara-saudaranya, ia mencurahkan ucapan syukur kepa...
Segala Berkat Rohani & Maksud Gereja (Efesus 1:3-14)
Seraya Paulus memulai surat itu kepada saudara-saudaranya, ia mencurahkan ucapan syukur kepada Allah atas segala berkat yang tak terbatas "di dalam Kristus" (1:3-14). Dalam satu kalimat dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, Paulus memuji Allah karena memberikan segala berkat rohani untuk orang-orang kudus dan kemudian menghitung tidak kurang dari tujuh berkat ini (angka tujuh melambangkan kesempurnaan). Masing-masing dirancang untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah (lihat 1:6, 12, 14). Paulus memasukkan semua ke-Allahan dalam pujian untuk keseluruhan karya penyelamatan manusia. Doksologinya berpusat pada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus; karena ketiganya terlibat dalam maksud Allah.
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons...
Catatan Akhir:
- 1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 104.
- 2 Marvin R. Vincent, Word Studies in the New Testament, vol. 3, The Epistles of Paul (N.p.: Charles Scribner's Sons, 1890; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1946), 364.
- 3 Albert Barnes, Notes on the New Testament: Ephesians, Philippians and Colossians, ed. Robert Frew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 16.
- 4 Paul T. Butler, The Gospel of John, vol. 1, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 21.
- 5 Homer Hailey, That You May Believe: Studies in the Gospel of John (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 20.
- 6 Disadur dari Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, vol. 43 (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 84.
- 7 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 937, 963.
- 8 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 392.
- 9 T. R. Applebury, Studies in Second Corinthians, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1971), 19.
- 10 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 388.
- 11 Ibid., 305.
- 12 D. L. Moody; quoted in Ruth Paxson, The Wealth, Walk and Warfare of the Christian (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1939), 31.
- 13 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 31; see also Bauer, 515.
- 14 Wuest, 31; lihat juga Bauer, 561.
- 15 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 24.
- 16 Wuest, 33.
- 17 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:249.
- 18 Wuest, 33-34.
- 19 Salmond, 250.
- 20 Lenski, 360.
- 21 Salmond, 251.
- 22 Robert Young, Young's Analytical Concordance to the Bible, 22d American ed., rev. Wm. B. Stevenson (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 14.
- 23 T. S. Rees, "Adoption," in The International Bible Encyclopedia, ed. James Orr (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1960), 1:58.
- 24 Salmond, 251.
- 25 Ibid., 250-51.
- 26 Emmet Russell, "Adoption," in The Zondervan Pictorial Bible Dictionary, ed. Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1963), 15.
- 27 Wuest, 36.
- 28 Ibid., 36-37.
- 29 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 115.
- 30 Wuest, Ephesians and Colossians, 37.
- 31 Ibid.
- 32 Salmond, 252.
- 33 George V. Wigram, The Englishman's Greek Concordance of the New Testament, 9th ed. (London: Samuel Bagster and Sons, 1903), 322.
- 34 Vincent, 365.
- 35 Lincoln, 27.
- 36 Zodhiates, 631, 863. Aorist tense digunakan untuk membicarakan perbuatan yang sudah lewat.
- 37 Ibid., 631, 869.
- 38 Bauer, 117.
- 39 Lenski, 366; see also Bauer, 156.
- 40 Bauer, 770; Salmond, 255; Lenski, 367.
- 41 Salmond, 255.
- 42 Wuest, Ephesians and Colossians, 41.
- 43 Ibid.
- 44 Salmond, 256.
- 45 Bauer, 805.
- 46 Salmond, 257.
- 47 G. W. Barker, "Mystery," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1986), 3:451-52.
- 48 Wuest, Ephesians and Colossians, 44; see also Bauer, 447.
- 49 Bauer, 511.
- 50 Ibid., 404.
- 51 Wuest, Ephesians and Colossians, 44.
- 52 Ibid.; lihat juga Bauer, 697.
- 53 Lincoln, 31.
- 54 Bauer, 830, 497.
- 55 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 673.
- 56 John McClintock and James Strong, eds., "Fulness," in Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1970), 3:692.
- 57 Salmond, 260.
- 58 Bauer, 65.
- 59 Zodhiates, 886.
- 60 Salmond, 261.
- 61 Henry Alford, The Greek Testament, vol. 3, Galatians-Philemon, 4th ed. (Cambridge: Deighton, Bell, and Co., 1865), 76.
- 62 Lincoln, 33.
- 63 Zodhiates, 928; lihat juga Bauer, 548.
- 64 Salmond, 263.
- 65 Lincoln, 35-36.
- 66 Septuaginta adalah terjemahan dari Perjanjian Baru Ibrani, dibuat di Mesir sekitar abad kedua S. M.
- 67 Bauer, 869.
- 68 Lihat John McClintock and James Strong, eds., "Purpose of God," in Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1970), 8:815.
- 69 Zodhiates, 897.
- 70 Wigram, 361-62.
- 71 Zodhiates, 897.
- 72 Wuest, Ephesians and Colossians, 48.
- 73 Salmond, 265-66; Wuest, Ephesians and Colossians, 48; Vincent, 368-69.26
- 74 Lenski, 380; Lincoln, 37.
- 75 Lenski, 382.
- 76 Thayer, 26.
- 77 Bullinger, 339.
- 78 Lenski, 383.
- 79 "Sealed," in The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, ed. Samuel Macauley Jackson (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1951), 1:248.
- 80 Kirsopp Lake, trans., The Apostolic Fathers, The Loeb Classical Library, ed. T. E. Page, et al. (Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1913), 1:141, 2:263.
- 81 Zodhiates, 893.
- 82 Lincoln, 41.
- 83 Ibid., 42.
- 84 William D. Mounce, Pastoral Epistles, Word Biblical Commentary, vol. 46 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 2000), 529.
- 85 Ibid.
- 86 Terjemahan harfiah dari teks Yunani adalah "di dalam siapa" dalam ayat 7, 11, dan 13 (dua kali).
- 87 Para teolog terhormat dari pelbagai zaman dan tempat yang telah memperdebatkan pertanyaan predestinasi mencakup Agustinus dari Hippo di Afrika Utara dalam abad keempat dan Pelagius seangkatannya dari Celtic; Anselmus dari Canterbury pada abad kesebelas; Thomas Aquinas, seorang imam Italia abad ketiga belas; John Calvin, seorang Reformer Perancis dari abad keenam belas; Jacobus Arminius, seorang pendeta Belanda dari abad keenam belas; dan John Wesley, seorang pendeta Anglikan Inggris di abad kedelapan belas.Perdebatan predestinasi vs kehendak bebas berlanjut di antara pelbagai denominasi hingga sekarang ini.
- 88 Zodhiates, 869.
- 89 J. Gresham Machen, New Testament Greek for Beginners (New York: Macmillan Co., 1957), 21-22.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Charles R. Swindoll, Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living (Waco, Tex.: Word Books, 1981), 49-50.
2 Kata Yunani unt...
Catatan Akhir:
- 1 Charles R. Swindoll, Improving Your Serve: The Art of Unselfish Living (Waco, Tex.: Word Books, 1981), 49-50.
- 2 Kata Yunani untuk "memilih" adalah eklego. Artinya "memilih dari, menyeleksi." Bentuk kata kerja medial menunjukkan sesuatu yang Allah perbuat untuk diri-Nya sendiri.
- 3 W. Phillip Keller, Rabboni . . . Which Is to Say Master (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1977), 17-18.
- 4 C. S. Lewis, quoted in Max Anders, The Good Life: Living With Meaning in a "Never-Enough" World (Dallas: Word Publishing, 1993), 17.
- 5 Lihat Eddie Cloer, Appendix 3: "The 'In Christ' Phrase," God's Design for "the Church" (Searcy, Ark.: Resource Publications, 1993), 211-32.
- 6 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), vii.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi