Teks -- 1 Tesalonika 4:18 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tes 4:14-18; 1Tes 4:18
Full Life: 1Tes 4:14-18 - KEDATANGAN TUHAN.
Nas : 1Tes 4:14-18
Peristiwa yang dijelaskan Paulus dalam ayat-ayat ini sering kali
disebut sebagai "Keangkatan Gereja". Untuk pembahasan tentang p...
Nas : 1Tes 4:14-18
Peristiwa yang dijelaskan Paulus dalam ayat-ayat ini sering kali disebut sebagai "Keangkatan Gereja". Untuk pembahasan tentang peristiwa yang akan datang ini
(lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
Full Life: 1Tes 4:18 - HIBURKANLAH SEORANG AKAN YANG LAIN.
Nas : 1Tes 4:18
Paulus membangkitkan harapan jemaat Tesalonika, bukan dengan
memberitahukan mereka untuk siap mati syahid selama periode "hari Tuha...
Nas : 1Tes 4:18
Paulus membangkitkan harapan jemaat Tesalonika, bukan dengan memberitahukan mereka untuk siap mati syahid selama periode "hari Tuhan" (1Tes 5:2-10), yaitu kesengsaraan besar (pasal Wahy 6:1-19:21), tetapi dengan menjelaskan tentang keangkatan gereja (ayat 1Tes 4:14-17; 1Kor 15:51-58;
lihat cat. --> Yoh 14:3;
[atau ref. Yoh 14:3]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
Dengan mengetahui ajaran ini, mereka dapat saling menguatkan.
Jerusalem -> 1Tes 4:13-18
Jerusalem: 1Tes 4:13-18 - -- Dengan menanggapi kegelisahan dan kebimbangan sementara orang yang baru masuk Kristen dan beranggapan bahwa orang yang meninggal kurang beruntung kare...
Dengan menanggapi kegelisahan dan kebimbangan sementara orang yang baru masuk Kristen dan beranggapan bahwa orang yang meninggal kurang beruntung karena tidak hadir waktu Tuhan datang, Paulus kembali meneguhkan ajaran fundamentil tentang kebangkitan orang mati. Maksudnya ialah menguatkan iman dan pengharapan semua orang Kristen.
Ref. Silang FULL -> 1Tes 4:18
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tes 4:13-18
Matthew Henry: 1Tes 4:13-18 - Keadaan Orang-orang Kudus yang Sudah Meninggal Keadaan Orang-orang Kudus yang Sudah Meninggal (4:13-18)
Melalui kata-kata di atas, Rasul Paulus menghibur jemaat di Tesalonika yang berduka karena...
Keadaan Orang-orang Kudus yang Sudah Meninggal (4:13-18)
- Melalui kata-kata di atas, Rasul Paulus menghibur jemaat di Tesalonika yang berduka karena kematian kerabat dan kawan-kawan mereka yang meninggal di dalam Tuhan. Tujuannya ialah untuk melepaskan mereka dari duka yang berkepanjangan, atau kepedihan yang berlebihan mengenai hal itu. Semua kesedihan karena kematian kawan-kawan memang diperbolehkan. Kita boleh menangis, setidaknya bagi diri kita sendiri, jika bukan menangis bagi mereka, yaitu menangis karena kehilangan yang kita alami, meskipun mereka bisa saja senang. Akan tetapi, kita tidak boleh berlebihan dalam dukacita kita, sebab,
- I. Hal itu akan menunjukkan seolah-olah kita tidak punya pengharapan (ay. 13). Tindakan seperti itu lebih mirip perilaku kaum kafir, yang tidak mempunyai pengharapan mengenai hidup yang lebih baik setelah ini. Padahal, sebagai orang Kristen, kita memiliki pengharapan yang teguh, pengharapan tentang kehidupan yang kekal setelah hidup ini, yang sudah dijanjikan kepada kita oleh Allah yang tidak berdusta. Hal ini seharusnya mengendalikan sukacita dan dukacita kita mengenai hal-hal duniawi. Pengharapan ini lebih dari cukup untuk menyeimbangkan kepedihan kita akibat salib apa pun yang sedang kita pikul sekarang.
- II. Hal ini adalah akibat ketidaktahuan mengenai orang-orang yang sudah meninggal (ay. 13). Ada beberapa hal yang harus kita ketahui mengenai orang-orang yang sudah berpulang, sebab tempat yang mereka tuju adalah tempat kegelapan, yang hanya kita ketahui sedikit saja dan yang tidak bisa kita hubungi. Menuju ke tempat orang mati sama dengan menuju ke tempat orang-orang yang tidak kita kenal, dan menjalankan hidup yang tidak kita ketahui. Kematian adalah suatu hal yang tidak diketahui, dan keadaan orang-orang yang sudah mati, atau keadaan setelah kematian, masih merupakan misteri bagi kita. Akan tetapi, ada beberapa hal mengenai orang-orang yang terutama meninggal di dalam Tuhan, yang kita perlu dan harus ketahui. Dan, jika hal-hal ini benar-benar dimengerti dan dipertimbangkan, maka semua itu akan cukup untuk mengurangi kesedihan kita mengenai mereka yang meninggal.
- 1. Mereka tidur di dalam Yesus. Mereka tertidur (ay. 13, KJV). Mereka sudah terlelap di dalam Kristus (1Kor. 15:18, KJV). Kematian tidaklah meniadakan mereka. Itu hanya tidur bagi mereka. Itu adalah peristirahatan mereka, istirahat yang tidak terganggu. Mereka sudah mengundurkan diri dari dunia yang penuh kesukaran ini, untuk beristirahat dari semua susah payah dan kepedihan mereka, dan mereka tidur di dalam Yesus (ay. 14). Mereka dipersatukan dengan-Nya dalam keheningan, terlelap di lengan-Nya, dan berada di bawah pemeliharaan dan perlindungan istimewa-Nya. Jiwa-jiwa mereka ada dalam hadirat-Nya, dan debu mereka ada di bawah penjagaan dan kuasa-Nya, sehingga mereka tidaklah hilang, dan bukan juga orang-orang yang kalah, melainkan menjadi pemenang melalui kematian, dan mereka berpindah dari dunia ini ke tempat yang lebih baik.
- 2. Mereka akan dibangkitkan dari dunia orang mati, dan dibangunkan dari tidur mereka, sebab mereka akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia (ay. 14). Pada saat itulah mereka berada bersama-sama dengan Allah, dan itu lebih baik daripada ketika mereka di sini. Saat Allah datang, Dia akan membawa serta mereka bersama-Nya. Pengajaran mengenai kebangkitan dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya merupakan obat penawar yang dahsyat dalam melawan ketakutan terhadap kematian dan kesedihan yang berkepanjangan karena kematian kawan-kawan Kristen kita. Pengajaran ini memiliki dan memberi jaminan penuh, sebab kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit (ay. 14). Sebagai orang-orang Kristen, kita patut mengetahui hal ini dan mempercayainya. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dasar-dasar agama Kristen, dan memberi kita pengharapan akan kebangkitan yang penuh sukacita, sebab Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal, dan karena itu orang-orang yang yang mati dalam Dia tidaklah binasa ataupun hilang (1Kor. 15:18, 20). Kebangkitan-Nya merupakan peneguhan penuh terhadap seluruh isi Injil, atau seperti yang dikatakan firman Tuhan, telah mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
- 3. Keadaan dan kondisi mereka akan penuh kemuliaan dan kebahagiaan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Rasul Paulus memberitahukan hal ini kepada jemaat di Tesalonika dengan firman Tuhan (ay. 15), melalui pewahyuan ilahi dari Tuhan Yesus. Sebab, meskipun kebangkitan orang mati dan keadaan mereka yang membahagiakan di masa depan merupakan bagian dari pernyataan keyakinan para orang kudus di Perjanjian Lama, namun hal itu disingkapkan dengan lebih jelas di dalam dan oleh Injil. Melalui firman Tuhan inilah kita tahu,
- (1) Bahwa Tuhan Yesus akan turun dari sorga dengan segenap kemegahan dan kuasa sorgawi (ay. 16): Sebab pada waktu tanda diberi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga. Setelah kebangkitan-Nya, Dia naik ke sorga, dan melewati segala langit itu masuk ke dalam sorga ketiga, yang harus menampung-Nya sampai segala sesuatunya dipulihkan. Setelah itu Dia akan datang kembali dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya. Dia akan turun dari sorga ke tempat kita berada ini (ay. 17). Penampakannya akan disertai dengan kemegahan dan kuasa, dengan sebuah tanda, yaitu seruan seorang raja, dan kuasa serta wewenang seorang raja dan penakluk yang dahsyat, dengan seruan penghulu malaikat. Sekumpulan malaikat-malaikat yang tidak terbilang banyaknya akan mengiringi Dia. Mungkin salah satunya, sebagai pemimpin pasukan Tuhan, akan memberitahukan kedatangan-Nya itu, dan penampakan yang penuh kemuliaan dari Sang Penebus dan Hakim Agung ini akan dikumandangkan dan diawali dengan sangkakala Allah. Sebab nafiri akan berbunyi, dan bunyinya akan membangunkan orang-orang yang terlelap di antara debu tanah, dan memanggil semua makhluk di dunia ini untuk muncul dan berkumpul. Sebab,
- (2) Orang-orang yang sudah mati akan dibangkitkan: mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit (ay. 16), sebelum orang-orang yang masih hidup pada saat kedatangan Kristus diubah. Jadi tampaknya orang-orang yang masih hidup sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal (ay. 15). Perhatian pertama Sang Penebus di hari itu ialah mengenai orang-orang kudus-Nya yang sudah meninggal. Dia akan membangkitkan mereka sebelum perubahan besar terjadi pada orang-orang yang masih hidup, supaya orang-orang yang belum tertidur dalam kematian pada hari itu tidak memiliki hak istimewa atau sukacita yang lebih besar daripada orang-orang yang sudah terlelap di dalam Yesus.
- (3) Orang-orang yang masih hidup pada hari itu akan diubahkan. Mereka akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa (ay. 17). Di saat, atau tepat sebelum pengangkatan ke awan-awan ini, orang-orang yang masih hidup akan mengalami suatu perubahan yang dahsyat, yang akan sama dengan keadaan ketika mereka meninggal. Perubahan ini begitu misterius sampai-sampai kita tidak bisa memahaminya. Kita hanya tahu sedikit atau tidak tahu apa-apa mengenainya (1Kor. 15:51). Hanya saja, secara umum, yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati, dan tubuh-tubuh ini akan dilayakkan untuk mewarisi kerajaan Allah, yang tidak bisa dijangkau oleh daging dan darah seperti dalam keadaannya saat hidup ini. Perubahan ini akan terjadi dalam sekejap mata (1Kor. 15:52), langsung seketika, atau tidak lama setelah kebangkitan orang-orang yang terlelap di dalam Yesus. Orang-orang yang dibangkitkan dan yang diubahkan itu akan bertemu di awan-awan, dan di sana mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, untuk memberi selamat kepada-Nya yang datang, untuk menerima mahkota kemuliaan yang akan dianugerahkan-Nya bagi mereka, dan untuk menjadi pengadil bersama dengan Dia dalam mengadili, menyetujui, dan menyambut penghakiman yang akan dijatuhkan-Nya kepada penguasa di udara dan semua orang-orang jahat, yang akan dikutuk ke dalam kebinasaan bersama Iblis dan para malaikatnya.
- (4) Inilah kebahagiaan para orang kudus di hari itu: mereka akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (ay. 17). Berkumpul bersama seluruh orang kudus dan bersama-sama dengan mereka selamanya hanyalah sebagian dari sukacita mereka, tetapi kebahagiaan utama sorga ialah ini, bersama-sama dengan Tuhan, memandang-Nya, hidup bersama-Nya, dan menikmati-Nya untuk selama-lamanya. Ini haruslah menghiburkan para orang kudus ketika kawan-kawan mereka meninggal, yaitu bahwa sekalipun kematian memisahkan, akan tetapi jiwa dan raga mereka akan dipersatukan lagi. Kita dan mereka, bersamasama dengan seluruh orang kudus, akan bertemu dengan Tuhan kita, dan berada bersama-sama dengan-Nya selamanya, tidak lagi terpisahkan dari-Nya atau dari satu sama lain, untuk selamanya. Dan Rasul Paulus juga ingin supaya kita saling menghiburkan seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini (ay. 18). Kita harus berusaha untuk saling mendukung di saat-saat yang menyedihkan, bukannya mematikan semangat satu sama lain, atau saling melemahkan tangan, melainkan harus saling menghiburkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sungguh-sungguh merenungkan dan memperbincangkan banyak pelajaran baik yang didapat dari ajaran mengenai kebangkitan orang mati, kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kemuliaan para orang kudus di hari itu.
SH: 1Tes 4:13-18 - Kepastian tentang masa depan (Minggu, 16 November 1997) Kepastian tentang masa depan
Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan, apalagi yang akan terjadi sesudah kematian. Oleh karena itu ba...
Kepastian tentang masa depan
Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di masa depan, apalagi yang akan terjadi sesudah kematian. Oleh karena itu banyak orang takut menghadapi kematian. Orang Kristen di Tesalonika malah merasa dukacita karena beberapa dari mereka telah mati. Firman Tuhan memang mengajarkan bahwa kematian adalah upah dosa dan sesudah kematian akan datang penghakiman. Jadi wajarlah bila timbul perasaan ngeri dan duka seperti itu. Namun untuk orang yang beriman dalam Kristus, sebenarnya ada kebenaran lain yang bisa memberikan kepastian dan kesukaan. Tuhan kita Yesus, telah mati dan telah bangkit (ayat 14). Orang yang mati dalam Tuhan tidak mengalami kengerian hukuman Allah, tidak juga kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan Tuhan saat Dia datang kembali. Orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu Tuhan (ayat 14, bdk. Fil. 1:23). Dan ketika Tuhan datang kedua kali, orang beriman yang sudah mati akan dibangkitkan dan beroleh tubuh kebangkitan (ayat 16, bdk.
Pengharapan mulia. Banyak orang termasuk Kristen yang takut berpikir tentang akhir zaman. Kejadian utama pada akhir zaman, yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, adalah pengharapan utama dan mulia dalam iman Kristen. Mengapa? Karena Ia akan turun dari surga (ayat 16), berarti kita tidak hanya beriman dan berharap tetapi berjumpa langsung muka dengan muka. Lebih lagi, kita akan diubah menjadi baru seutuhnya. Tubuh kita akan diubah sehingga tubuh dan roh kita akan serasi penuh dengan kemuliaan surgawi dalam langit dan bumi baru yang akan Tuhan ciptakan ulang kelak. Lalu sesudah itu kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Betapa indah pengharapan tersebut. Itulah pengharapan yang pasti yang memberikan kepastian bagi kehidupan kita kini.
Renungkan: Kita sedang menjalani momen-momen sejarah yang makin jelas menyaksikan bahwa Kristus adalah Raja.
Doa: Tuhan mampukan GerejaMu menjadi umat yang ditandai oleh pengharapan, penghiburan, kepastian
SH: 1Tes 4:13-18 - Kedatangan Tuhan (Selasa, 28 Oktober 2003) Kedatangan Tuhan
Gereja perdana memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan dan
pasti, bahwa sebentar lagi Kristus segera akan kembali. Bahkan
...
Kedatangan Tuhan
Gereja perdana memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan dan pasti, bahwa sebentar lagi Kristus segera akan kembali. Bahkan ada yang berkeyakinan sebelum mereka meninggal dunia Kristus sudah datang kembali. Pengharapan ini: [1] membuat mereka kuat dan tegar dalam masa-masa penganiayaan; [2] mewarnai semangat dan keberanian mereka dalam bersaksi dan melayani; [3] mendorong dan menyegarkan kehidupan mereka, sehingga mereka memiliki iman yang teguh di tengah badai.
Namun jemaat Tesalonika mempunyai pertanyaan mengenai nasib saudara- saudara mereka yang telah meninggal lebih dahulu. Mereka berduka karena mengira saudara-saudara mereka itu tidak akan bertemu dengan Kristus lagi (ayat 13). Paulus menjawab pertanyaan mereka dengan mengatakan bahwa baik yang sudah lebih dahulu meninggal maupun yang masih hidup ketika Kristus datang, kedua-duanya akan bertemu dengan-Nya dan tinggal bersama-Nya selama-lamanya (ayat 14-17). Tersirat dari teks ini bahwa Paulus memberikan penghiburan dan kekuatan kepada jemaat Tesalonika, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, mati atau hidup semuanya kita alami karena Kristus, dengan Kristus, melalui Kristus dan bersama-sama Kristus.
Agama Kristen adalah agama pengharapan. Itulah sebabnya Kristen penuh dengan optimisme Injil. Ia memproklamirkan nilai-nilai yang kreatif dan positif. Kekristenan menekankan anugerah bukan dosa, pengampunan bukan hukuman, kasih sayang bukan penghakiman, kemenangan bukan kekalahan, hal-hal yang abadi bukan yang temporal. Pusat dari semua pengharapan ini adalah Kristus yang bangkit. Ia hidup sekarang, memberikan inspirasi, membebaskan dan menyelamatkan.
Renungkan: Yesus Kristus sudah bangkit untuk selama-lamanya. Itulah Injil pengharapan, tentang Yesus yang hidup, yang selalu memberikan kita kekuatan.
SH: 1Tes 4:13-18 - Baca Gali Alkitab 5 (Rabu, 7 Oktober 2015) Baca Gali Alkitab 5
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Paulus ajarkan tentang kematian (13, 14)?
2. Apa yang Paulus ajarkan tentang kedatangan Tu...
Baca Gali Alkitab 5
1. Apa yang Paulus ajarkan tentang kematian (13, 14)?
2. Apa yang Paulus ajarkan tentang kedatangan Tuhan Yesus (14, 15, 16)?
3. Apa yang Paulus ajarkan tentang kita ketika kedatangan Tuhan Yesus (15, 17)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa yang anda pelajari dari perikop ini tentang Tuhan?
2. Bagaimanakah seharusnya kita bersikap menghadapi kematian dan kedatangan Tuhan Yesus?
Apa respons Anda?
1. Setelah mendapatkan pelajaran dari perikop ini mengenai kematian dan kedatangan Tuhan Yesus, apa yang dapat anda perbuat untuk menghibur orang-orang lain ketika mereka takut menghadapi kematian?
Pokok Doa:
Agar Tuhan berkenan memakai kita menjadi sarana penghiburan-Nya bagi mereka yang sakit dan lainnya.
SH: 1Tes 4:13-18 - Pengharapan Dibalik Kematian (Rabu, 7 Oktober 2015) Pengharapan Dibalik Kematian
Setiap kita pasti pernah mengalami kehilangan ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, kerabat atau teman-teman dekat. Kem...
Pengharapan Dibalik Kematian
Setiap kita pasti pernah mengalami kehilangan ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, kerabat atau teman-teman dekat. Kematian datang tanpa mengenal waktu, usia, status, dan jenis kelamin. Kita pasti berduka, tetapi kita tidak boleh dikuasai oleh kedukaan.
Inilah yang Paulus sampaikan kepada jemaat di Tesalonika agar mereka mengetahui tentang orang yang mati di dalam Kristus, sehingga tidak terus dikuasai oleh kesedihan seperti orang lain yang tidak berpengharapan di dalam Kristus (13).
Paulus ingin mereka tahu bahwa ada pengharapan di balik kematian orang percaya. Pengharapan itu begitu indah karena menyangkut masa sekarang dan masa depan (14). Menyangkut masa sekarang, Paulus berkata jikalau mereka percaya bahwa Kristus telah mati dan juga telah bangkit, maka mereka juga harus percaya bahwa mereka akan dikumpulkan bersama-sama dengan Kristus di surga yang mulia. Jadi, di mana Kristus berada, di situ juga orang percaya berada.
Lalu menyangkut masa depan, Paulus menegaskan bahwa orang yang telah mati di dalam Dia akan terlebih dahulu bangkit dengan tubuh mulia. Mereka akan bangkit karena iman mereka kepada Kristus sebagai buah sulung kebangkitan orang percaya (15). Selain itu, orang percaya yang masih hidup dan tinggal di dunia akan langsung diubahkan dengan tubuh mulia dan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah bangkit itu dalam awan menyongsong Tuhan Yesus di angkasa (16-17a). Akan terjadi reuni besar di antara kita yang masih hidup dengan mereka yang telah meninggal. Lalu mereka semua akan tinggal bersama-sama dengan Tuhan di surga selama-lamanya (17b).
Kematian bukan akhir dari segala sesuatu, tetapi merupakan awal perjalanan hidup yang baru bersama Kristus. Oleh karena itu, kita tidak boleh dikuasai oleh kesedihan atas mereka yang mati di dalam Kristus, karena ada pengharapan di balik kematian. Untuk itu, kita harus percaya kepada Kristus, agar memiliki pengharapan demikian. [CJ]
SH: 1Tes 4:13-18 - Mati tetapi Hidup (Rabu, 27 April 2022) Mati tetapi Hidup
Tangisan selalu mengiringi ibadah dan upacara pemakaman. Tangis dukacita itu bisa bermakna dua hal. Pertama, rasa kehilangan karena...
Mati tetapi Hidup
Tangisan selalu mengiringi ibadah dan upacara pemakaman. Tangis dukacita itu bisa bermakna dua hal. Pertama, rasa kehilangan karena tak lagi bisa bersama. Kenangan indah muncul kembali dan duka menyeruak karena semua tak lagi bisa dialami. Kedua, rasa khawatir mengenai orang yang sudah meninggal. Ke mana rohnya pergi?
Rasul Paulus berbicara secara khusus mengenai kematian. Paulus menegaskan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai orang yang telah meninggal (13). "... mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia" (14). Mereka tetap ada dalam persekutuan dengan Kristus, sama seperti saat mereka masih hidup di dunia ini.
Semua, baik yang telah meninggal atau yang masih hidup, akan disatukan kembali pada akhir zaman (17). Dengan demikian, sekalipun seorang pengikut Kristus telah mati, sebenarnya dia tetap hidup di dalam persekutuan kekal dalam Tuhan. Prinsip ini yang harus dipegang oleh orang percaya, dan sesama orang percaya harus saling mengingatkan akan hal ini sehingga masing-masing dihiburkan (18).
Nasihat Rasul Paulus itu menjadi jawaban bagi tangis dukacita yang tertumpah karena kematian. Sekarang memang tak lagi bisa bersama, tetapi kelak kita akan bersama lagi dalam persekutuan sempurna pada akhir zaman. Kalau ada kekhawatiran mengenai kondisi orang yang meninggal, ada jaminan bahwa orang yang meninggal dalam Yesus akan berkumpul bersama-sama dengan Yesus.
Kebenaran ini kiranya terpatri dalam hati kita sebagai orang percaya sehingga kita terhibur di tengah dukacita. Yang secara duniawi telah mati, sebenarnya tetap hidup di dalam persekutuan kekal dalam Tuhan.
Satu hal yang tak kalah penting adalah kesediaan untuk saling menghibur ketika kedukaan melanda. Persekutuan bukan sekadar ibadah atau doa. Persekutuan juga berarti kepedulian untuk memberikan penghiburan. Dengan demikian, duka yang mendalam tetap bisa ditanggung karena yang berduka tahu bahwa dia tidak sendirian. [KRS]
Utley -> 1Tes 4:13-18
Utley: 1Tes 4:13-18 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 4:13-1813 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya k...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 4:13-18
13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; 17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
1Tes 4:13-5:11 Konteks tentang Kedatangan Kedua berjalan sampai 1Tes 5:11. Ingat fokusnya adalah pastoral. Doktrin diberikan, tapi hanya apabila melayani gaya hidup yang saleh sekarang!
1Tes 4:13 "kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui" Ini adalah frasa yang umum dalam tulisan-tulisan Paulus (lih. Rom 1:13; 11:25; 1Kor 10:1; 12:1; 2Kor 1:8). Biasanya ini memperkenalkan sebuah pernyataan penting, mirip dengan Yesus menggunakan "Amin, amin." Pengetahuan tentang kebenaran Kristen (doktrin dan pandangan dunia) memberikan orang percaya stabilitas di suatu duniayang jatuh.
□ "tentang" Timotius mungkin telah mengkomunikasikan beberapa pertanyaan dari Gereja mengenai Kedatangan Kedua kepada Paulus.
- 1. Bagaimana dengan orang percaya yang sudah mati? Apakah mereka akan berpartisipasi dalam peristiwa akhir zaman?
- 2. Apakah orang percaya akan terkejut dengan Kedatangan Kedua dan dengan demikian tidak siap untuk peristiwa akhir zaman?
Paulus sering menggunakan preposisi ini "tentang" untuk memperkenalkan jawabannya bagi pertanyaan Gereja Korintus (lih. 1Kor 7:1,25; 8:1; 12:1; juga 1Tes 5:1).
- NASB "orang-orang yang tertidur"
- NKJV "orang-orang yang telah jatuh tertidur"
- NRSV, TEV,
- NJB "mereka yang meninggal"
Naskah kuno Yunaninya bervariasi di sini: (1) beberapa naskah kuno berhuruf besar memiliki sebuah PRESENT PARTICIPLE, א, A, B, dan (2) yang lain memiliki sebuah PERFECT PARTICIPLE, seperti D, F, G, K, dan L. Para juru tulis mungkin telah merubah PRESENT yang aslinya menjadi PERFECT mengikuti penggunaannyadalam Mat 27:52 dan 1Kor 15:20 (yaitu, Metzger, hal 632).
Yesus menggunakan eufemisme PL untuk kematian, "tidur" (lih. BDB 1011, yaitu, 2Sam 7:12; 1Raj 22:40; referensi dalam NT: Mat 27:52, Yoh 11:11-13; Kis 7:60; 1Kor 7:39; 11:30; 15:18; 2Pet 3:4). Istilah Bahasa Inggris "kuburan (cemetery)" berasal dari kata Yunani ini.
Ini tidak merujuk pada doktrin "jiwa tertidur," yang ditunggu orang percaya secara tidak sadar sampai Hari Kebangkitan. PB berbicara tentang persekutuan yang sadar, tetapi terbatas (lih. Luk 16:19-31; 23:43; 2Kor 5:8; Fili 1:23) sampai Hari Kebangkitan, yaitu Kedatangan Kedua.
□ "supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" KATA KERJA "berduka" ini adalah PRESENT PASSIVE SUBJUNCTIVE (lih. Ef 2:12). Orang percaya tidak boleh terus berduka dengan kematian fisik karena kita tahu kebenaran Injil.
- 1. Yesus mati bagi kita
- 2. Roh yang membangkitkan Dia akan membangkitkan kita
- 3. Dia datang kembali untuk kita
- 4. mereka yang telah meninggal sudah bersama-Nya
Dunia kafir (yaitu, "selebihnya," lih. 1Tes 5:16) ada pada kekalahan untuk kenyamanan pada saat kematian. Socrates berkata, "Oh, ada beberapa kata-kata Illahi atas mana kita bisa lebih aman dan kurang bahaya dalam berlayar, pada sebuah kapal yang lebih kuat." Lihat Topik Khusus: Harapan di Gal 5:5.
1Tes 4:14 "jikalau" Ini adalah sebuah kalimat FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya.
□ "kita percaya" Ini adalah KATA KERJA teologis yang penting (PRESENT ACTIVE INDICATIVE) untuk manusia yang menempatkan iman mereka di dalam Kristus. Ini adalah KATA KERJA Yunani pisteuō, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh "iman," "kepercayaan," atau "percaya" Lihat Topik Khusus: Percaya pada Gal 3:6. Kepercayaan pribadi ini ditandai dalam PB dengan menggunakan semua TENSES KATA KERJA Yunani yang umum:
- 1. AORIST (Tindakan sederhana masa lalu), Kis 15:11; Rom 8:24; II Tim1: 9; Tit 3:5
- 2. PRESENT (proses berkelanjutan), 1Kor 1:18; 15:2; 2Kor 2:15; 1Tes 4:14
- 3. PERFECT (tindakan masa lalu yang telah selesai dan menetap sebagai suatu status keberadaan), Ef 2:5,8
- 4. FUTURE (dalam TENSE KATA KERJA atau konteks), Rom 5:9,10; 10:9; 13:11, 1Kor 3:15; Fili 1:28; 1Tes 5:8-9; Ibr 1:14; 9:28
Ini adalah sebuah keputusan awal, yang diikuti dengan pemuridan gaya hidup yang akan suatu hari nanti akan disempurnakan dalam suatu tubuh kekal dan persekutuan tatap muka dengan Allah Tritunggal (lih. 1Yoh 3:2). Perkembangan teologis ini dapat dilihat dalam Rom 8:29-30, dari pemilihan, kepada pembenaran, kepada pengudusan, kepada pemuliaan.
□ "bahwa" Klausa hoti ini memberikan konten kedoktrinan terhadap Injil. Lihat Topik Khusus: Iman, E. # 5.
□ "Yesus telah mati dan telah bangkit" Kedua hal ini adalah AORIST ACTIVE INDICATIVES yang mencerminkan fakta sejarah. Kebenaran Injil ini adalah dasar pengharapan orang percaya: (1) penebusan perwakilan penggantian (lih. Yes 53, Mr 10:45; 2Kor 5:21) dan (2) kebangkitan tubuh, fisik, kekal (lih. 1Tes 1:10; 1Kor 15).
□ "akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia" Ini adalah sebuah frasa yang sulit karena KATA KERJA nya (agō) memiliki bidang semantik yang begitu luas (membawa, memimpin, memimpin diri, memimpin keluar, pergi, pergi jauh, dll). Apakah itu menyiratkan bahwa orang mati ada bersama Yesus di surga atau bahwa orang mati akan dibangkitkan pada waktu kedatangan Yesus?
Dalam konteks KATA GANTI nya menunjuk kepada Yesus, pada kedatangan-Nya. Orang percaya di Tesalonika tidak mengerti pemberitaan Paulus tentang Kedatangan Kedua. Mereka ingin tahu apakah orang-orang dari gereja mereka yang sudah mati akan berpartisipasi dalam peristiwa akhir zaman. Ini adalah respons positif Paulus. Tidak hanya bahwa mereka akan berpartisipasi, mereka akan lebih dahulu menerima tubuh baru mereka dan akan menemani Yesus di awan-awan di langit.
PB tidak menjelaskan tentang keadaan orang percaya di antara kematian dan Hari Kebangkitan. Bila bagian ini dibandingkan dengan 2Kor 5:6,8, pendalilan suatu periode tanpa tubuh menjadi keharusan yang logis. Orang- orang percaya ada bersama dengan Tuhan, namun belum memiliki tubuh kebangkitan mereka.
1Tes 4:15 "Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan" Paulus tidak memberikan pendapat pribadinya tetapi mengkaitkan dengan ajaran Yesus (lih. 1Tes 4:2), namun demikian, ini kata-kata Yesus ini tidak tercatat dalam Injil. Tidaklah pasti apakah ini menunjuk pada
- 1. tradisi Kristen lisan (lih. Kis 20:35)
- 2. khotbah Yesus, seperti Mat 24 atau Mr 13 atau Luk 21
- 3. jika ini adalah bagian dari wahyu pribadi Yesus kepada Paulus sementara di Arab, Gal 1:17
- 4. wahyu, langsung di kemudian hari, seperti 2Kor 12:1 ff
Frasa ini menyiratkan bahwa Paulus menyatakan sesuatu yang telah ia terima, yang berarti bahwa pandangan eskatologisnya bukanlah kekhasan-Nya, ia menyampaikan apa yang ia terima. Masalahnya adalah kita kaum modern tidak tahu sumber dari wahyu ini atau seberapa luas penyebaran ini dikenal.
- NASB, NKJV "kita yang hidup dan tetap sampai kedatangan Tuhan"
- NRSV "kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan"
- TEV "kita yang hidup pada hari Tuhan datang"
- NJB "tertinggal hidup sampai kedatangan Tuhan"
Penggunaan KATA GANTI "kita" bisa berarti (1) Paulus mengharapkan Tuhan kembali selama masa hidupnya atau (2) penggunaan kita secara editorial. Lihat Topik Khusus: Kembalinya Yesus di 1Tes 2:19; 3:13. Pengharapan dari kembalinya Tuhan "sewaktu-waktu" ini adalah hak istimewa setiap generasi orang percaya, tetapi hanya akan menjadi pengalaman dari salah-satunya. Ini tidak menyiratkan bahwa Paulus tidak akurat yang akan mempertanyakan inspirasinya.
Hal ini juga mungkin hanya sekedar teknik sastra karena dalam II Tesalonika Paulus menegaskan suatu Kedatangan Kedua yang tertunda seperti yang Yesus lakukan dalam Mat 24 (dan paralelnya) dan Petrus dalam 2Pet 3.
- NASB "tidak akan mendahului"
- NKJV, NRSV "dengan cara apapun tidak akan mendahului"
- TEV "tidak akan terus berjalan"
- NJB "tidak akan memiliki keuntungan apapun"
Ini adalah sebuah DOUBLE NEGATIVE yang kuat, "tidak pernah—tidak, tidak pernah." Orang-orang kudus yang telah meninggal tersebut akan sepenuhnya berpartisipasi dalam semua peristiwa akhir zaman seperti yang akan dialami orang percaya yang hidup pada Kedatangan Kedua. Kata-kata KJV "mencegah" adalah menyesatkan. Dalam Bahasa Inggris tahun 1611 itu berarti "mendahului." Tidak ada manusia yang dapat mencegah Kedatangan Kedua.
1Tes 4:16 "Tuhan sendiri" Naskah Yunaninya menekankan kembalinya Yesus secara pribadi—bukan pengganti (lih. Yoh 5:25-28).
□ "akan turun dari surga" Yesus akan meninggalkan hadirat Bapa untuk kedua kalinya untuk menjemput keluarga iman (lih. Yoh 14:2-3).
- NASB, NKJV "pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi,"
- NRSV "dengan teriakan komando, dengan panggilan malaikat dan dengan bunyi sangkakala Allah"
- TEV "Akan ada teriakan komando, suara malaikat, suara terompet Allah"
- NJB "pada sangkakala Allah, suara penghulu malaikat akan menyerukan perintah"
Pertanyaannya tetaplah berapa banyak orang surgawi yang terkait dengan tiga peristiwa paralel ini. Ada suatu teriakan (kata ini hanya ditemukan di sini dalam PB), sebuah suara dan riuhnya terompet. JB mengasumsikan bahwa ketiganya dilakukan oleh penghulu malaikat dan kemudian Yesus turun. Terjemahan lainnya menyiratkan bahwa "seruan," "perintah" atau "teriakan" yang pertama berasal dari Yesus dan kemudian malaikat penghulu menyerukan untuk terompet yang riuh.
Surga telah dipersiapkan untuk acara ini—Ini ada dalam kalender. Ketidakpastian tentang kapan dan bagaimana peristiwa ini akan terjadi memudar menjadi tidak penting dengan pengetahuan akan siapa yang akan datang. Yesus akan datang lagi untuk menerima milik-Nya sendiri.
□ "penghulu malaikat" Tidak ada ARTICLE yang muncul di sini, dengan demikian, ini seharusnya dibaca "seorang penghulu malaikat." Meskipun Dan 10:13 menyiratkan beberapa, Alkitab hanya menyebutkan satu: Michael (lih. Yud 1:9). Dia adalah malaikat kebangsaan Israel.
□ "sangkakala" Peniupan terompet adalah suatu cara adat untuk mengumumkan mendekatnya seorang raja di Timur (lih. Ibr 12:18-19.). Namun demikian, ini juga berfungsi dalam cara lain.
- 1. penghakiman Illahi, Wahy 8:2; 11:15-19
- 2. kebangkitan, 1Kor 15:52
- 3. pengumpulan umat pilihan oleh malaikat, Mat 24:31
Ini adalah sarana komunikasi yang sangat penting dalam PL, yang digunakan untuk acara keagamaan dan militer (lih. Kel 19:16; Yes 27:13; Yoel 2:1; Zef 1:16; Za 9:14; 1Kor 15:52).
Dua jenis terompet muncul dalam PL: (1) nafiri perak (Lih. Bil 10:2,8-10; 31:6) dan (2) tanduk kiri seekor domba jantan yang disebut shophar (lih. Kel 19:16,19; 20:18; Im 25:9; Yos 6).
Mungkin saja bahwa seluruh tiga suara ini (berteriak, suara, terompet) menunjuk pada suara malaikat karena dalam Wahy 4:1 suara malaikat itu disebut sebuah terompet (lih. Wahy 1:10).
□ "dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit" Frasa ini menyebabkan kebingungan tentang di mana orang mati pergi di masa antara kematian mereka dan hari kebangkitan. Ayat ini menyiratkan bahwa mereka akan tetap tinggal di kuburan (lih. Mat 27:52-53). Namun demikian, 2Kor 5:6,8 menyiratkan bahwa mereka ada bersama dengan Tuhan. Solusinya mungkin ada dalam pendalilan keadaan tanpa tubuh. Tubuh fisiknya tetap dalam kubur, kekuatan hidupnya berjalan bersama Tuhan. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab di sini. Alkitab tidak memberikan suatu bagian pengajaran yang jelas tentang hal ini. Lihat William Hendricksen, Alkitab Tentang Kehidupan di Akhirat.
Kebanyakan terjemahan menerjemahkannya seolah-olah orang-orang kudus ada bersama dengan Allah / Yesus dan kembali bersama dengan-Nya (lih. NASB). Pandangan lain ditemukan dalam TEV, "Mereka yang telah meninggal yang percaya dalam Kristus akan bangkit dan hidup terlebih dahulu."
1Tes 4:17 "diangkat" Konsep teologis "pengangkatan" kita berasal dari KATA KERJA ini. "Pengangkatan" adalah sebuah penggambaran bahasa Latin dari KATA KERJA Yunani di sini (harpazō– FUTURE PASSIVE INDICATIVE), yang menyiratkan "direnggut pergi" dengan kuat (lih. Yoh 6:15; 10:12,28-29). Peristiwa ini juga disebutkan dalam 1Kor 15:51-52.
Banyak orang tak bersetuju tentang peristiwa akhir zaman ini. Beberapa mengharapkan pengangkatan rahasia orang percaya (lih. Mat 24:40-42) sebelum seribu tahun pemerintahan Kristus di bumi. Seringkali periode tujuh tahun kesusahan (lih. Dan 7:25; 9:27) dikaitkan dengan ini. Beberapa teolog memiliki pengangkatan sebelum, di tengah, atau setelah periode tujuh tahun ini. Urutan dan sifat dari peristiwa akhir zaman iniamat sangat rancu. Dogmatisme sudah pasti tidak tepat di sini.
Orang-orang percaya akan bertemu dengan Tuhan di udara, karena dalam PB udara dipandang sebagai dunia setan (lih. Ef 2:2) dan orang Yunani mengira udara yang lebih rendah (atmosfer) tidak bersih dan, karenanya, menajdi wilayah dari roh-roh jahat. Orang percaya akan dipersatukan kembali dengan Tuhan mereka di tengah- tengah kerajaan Setan untuk menunjukkan suatu penggulingan yang lengkap.
□ "bersama-sama dengan mereka" Gereja ini telah salah mengerti pemberitaan Paulus tentang Kedatangan Kedua. Paulus menulis I dan II Tesalonika untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Gereja ingin tahu: (1) Apakah orang-orang Kristen yang telah meninggal berpartisipasi dalam peristiwa akhir zaman? dan (2) Kapan orang percaya yang telah mati dan masih hidup dipersatukan kembali? Topik ini diangkat dalam 2Tes 2:1.
□ "dalam awan" Awan adalah alat transportasi tradisional Illahi (lih. Dan 7:13; Mat 24:30; 26:64, Kis 1:9-11; Wahy 1:7). Gambar ini membawa pada ingatan akan awan Shekinah dari pengalaman eksodus PL (lih. Kel 13:21,22; 14:19,20,24; 16:10; 19:9,16; 24:15,16,18; 34:5; 40:34-38) yang melambangkan kehadiran Allah bersama dengan umat-Nya.
□ "menyongsong" Ini adalah kata Yunani apanēsis, yang digunakan dalam arti bertemu dengan seseorang dan kemudian mendampingi mereka (lih. Mat 25:6; Kis 28:15). Jadi orang percaya bertemu Tuhan dan kembali ke bumi yang diciptakan kembali bersama dengan-Nya!
□ "di angkasa" Angkasa adalah kekuasaan Iblis dan para pengikutnya (lih. Ef 2:2). Kita akan bertemu dengan Tuhan di sana untuk menunjukkan kemenangan yang sepenuhnya. Saya pikir bahwa orang percaya sementara dipersatukan dengan Kristus di udara, kata dalam menubuatkan pembersihan dan pembaharuan dalam 2Pet 3:10, surga digambarkan sebagai Taman Eden yang dipulihkan (lih. Kej 1; 2 dibandingkan dengan Wahy 21; 22).
□ "kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan" Tidak ada yang dapat dikatakan lagi (lih. Mazm 23:6). Kedatangan Kedua dirujuk berulang kali dalam I Tesalonika (lih. 1Tes 1:10; 2:19; 3:13; 4:13-18; 5:1-11). Perhatikan bahwa baik dalam buku ini atau II Tesalonika Paulus tidak menyebutkan (beberapa lihat 1Kor 15:25 sebagai referensi untuk sebuah pemerintahan duniawi.) pemerintahan selama seribu tahun tetapi pemerintahan yang kekal, seperti Dan 7:13-14.
Terminologi Paulus menyiratkan bahwa kerajaan kekal dimulai ketika Yesus kembali. Semua peristiwa akhir zaman lainnya tidak disebutkan sebagaimana dalam 1Kor 15:50-58. Paulus bahkan tidak menyiratkan bahwa Yesus kembali ke bumi sepenuhnya. Dalam Robert G. Clouses Arti dari Milenium, seluruh empat posisi besar milenium diartikulasikan oleh berbagai penulis. Dalam tanggapan a-milenium George E. Ladd membuat pernyataan mengejutkan ini, "Saya mengakui bahwa kesulitan terbesar untuk setiap pra-milenialisme adalah kenyataan bahwa sebagian besar Perjanjian Baru menggambarkan penyempurnaan seperti yang terjadi pada parousia Yesus " (hal. 189 -190). Ini persis dengan apa yang ditegaskan Paulus di sini tanpa penjelasan lebih lanjut.
1Tes 4:18 Ini, seperti ay. 1Tes 4:13, menunjukkan tujuan presentasi Paulus tentang peristiwa akhir zaman tersebut. Orang-orang percaya memiliki banyak kekhawatiran tentang rekan-rekan seiman mereka yang telah meninggal. Apakah mereka akan terlibat dalam peristiwa indah kedatangan Tuhan? Paulus meyakinkan mereka bahwa semua orang percaya, hidup dan mati, pada akhirnya akan terlibat dalam Kedatangan Kedua. Ingat bagian ini adalah terutama bersifat pastoral (seperti 1Kor 15:58), bukan pendidikan. Bagaimana ini cocok dengan bagian eskatologis lain tidak jelas.
□ "hiburkan" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE.
Topik Teologia -> 1Tes 4:18
Topik Teologia: 1Tes 4:18 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Menasihati
Rom 15:...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Kuasa Ilahi Kitab Suci
- Tujuan Alkitab
- Kitab Suci adalah untuk Menasihati
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Berharap kepada Allah
- Substansi dari Hal-hal yang Diharapkan
- Pengharapan Orang Percaya Terhadap Kebangkitan Atas Kematian
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberikan Nasihat yang Baik Kepada Orang Lain
- Tugas Kita untuk Memberi Nasihat Kepada Orang Lain
- Kita Harus Saling Memberikan Dorongan
- Gereja
- Orang yang Sudah Meninggal Kehilangan Harapan Kebangkitan
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
- Eskatologi
- Kematian Mengajar Kita Supaya Hidup dengan Memandang ke Surga
- Ayu 19:25-27 Maz 73:24-26 Hos 13:14 1Ko 3:21-23 2Ko 1:9 1Te 4:13-18 2Ti 4:6-8 Ibr 11:13-16 Ibr 13:14 2Pe 1:10-11
- Kemuliaan yang Terakhir
- Orang Percaya Harus Mengharap dan Saling Menguatkan
TFTWMS -> 1Tes 4:13-18
TFTWMS: 1Tes 4:13-18 - Ajaran Tentang Kedatangan Kristus Yang Kedua AJARAN TENTANG KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 4:13-18)
13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mere...
AJARAN TENTANG KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 4:13-18)
13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; 17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Ayat 13. Paulus tidak menuduh mereka bersikap "bodoh" (KJV). Tidak mengetahui adalah terjemahan yang lebih baik. Karena itu ia sedang berusaha untuk menyediakan informasi yang mereka butuhkan dalam surat ini—informasi tentang kedatangan Kristus yang kedua. Lebih khususnya, Paulus sedang berusaha membantu jemaat Tesalonika untuk memahami tentang mereka yang meninggal [tertidur; NASB]. "Tertidur" adalah penghalusan bahasa untuk meninggal.
Beberapa orang yang mereka kasihi telah meninggal. Mereka sedih tidak hanya karena kehilangan itu, tetapi juga karena ketika Paulus hadir di sana secara pribadi, mereka telah salah memahami sebagian ajarannya mengenai kedatangan Kristus yang kedua. Mereka memahami dengan benar bahwa itu akan menjadi peristiwa agung dan mulia yang menampilkan orang-orang setia diangkat untuk bersama Kristus selamanya. Namun begitu, mereka salah memahami bahwa semua ini akan terjadi segera, sebelum salah seorang dari mereka meninggal. Sebaliknya, Paulus telah meninggalkan mereka, Kristus belum datang kembali, dan sekarang beberapa orang yang mereka kasihi telah meninggal. Mereka takut orang-orang yang dikasihi ini akan ditolak hak partisipasi mereka dalam kedatangan kembali Kristus yang mulia. Oleh sebab itu, mereka mengalami kesedihan yang sangat berat atas orang-orang yang dikasihi ini, berdasarkan laporan yang Timotius bawa kepada Paulus (3:6).
Paulus memberitahu mereka untuk jangan berduka. "Berduka," adalah dari kata Yunani luphvsqe (lupēsthe), bentuk present subjunctive dari lupe÷w (lupeō), bentuk yang menunjukkan "kedukaan yang berkelanjutan." Kesedihan seperti itu hanya cocok bagi orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Orang-orang yang tidak percaya ini, atau "orang luar" (4:12), "tidak mempunyai harapan" pembebasan akhir dari dosa dan karena itu "tidak mempunyai harapan" hidup kekal (bandingkan dengan Roma 8:21; Efesus 2:12). Paulus tidak melarang semua bentuk dukacita atau kesedihan dengan pernyataan ini. Ia menunjukkan, bagaimanapun, bahwa tidak logis bagi orang percaya untuk dikuasai oleh kesedihan "yang tidak mempunyai harapan." Kesedihan seperti itu hanya logis bagi orang-orang yang tidak percaya.
Ayat 14. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit tidak menunjukkan keraguan tentang kematian atau kebangkitan Yesus, sebab "jikalau" kadang-kadang, seperti dalam kasus ini, mengandung arti "karena." Pada dasarnya, Paulus mengatakan bahwa karena kita percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus, kita juga percaya kepada kebangkitan orang Kristen yang sekarang tertidur dalam Yesus (NASB). Karena, seperti yang ia katakan di tempat lain, Kristus adalah satu-satunya "buah sulung" kebangkitan (1 Korintus 15:23). Istilah "buah sulung" menyiratkan bahwa orang lain juga akan dibangkitkan, yaitu, "mereka yang menjadi milik-Nya [Kristus]" (1 Korintus 15:23).10
Paulus mengatakan bahwa orang Kristen yang akan dibangkitkan seperti Kristus dibangkitkan akan dibangkitkan oleh Allah, yang akan menyebabkan Kristus membawa [orang-orang Kristen yang dibangkitkan ini] bersama-sama dengan Dia. Seseorang mungkin bertanya, "Akankah mereka itu 'dengan Dia' ketika Ia datang kembali ke bumi pada kedatangan-Nya yang kedua kali?" atau "Akankah mereka itu 'dengan Dia' ketika Ia kembali ke sorga?" Morris menyimpulkan bahwa orang Kristen akan bersama-sama dengan Kristus ketika Ia turun ke bumi, karena kalau tidak, ia menalar, mereka akan kehilangan parousia.11
Paulus menyinggung pertanyaan ini dalam 1 Korintus 15:22-24: "Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa.…"
Dibangkitkan dengan Dia dan kembali ke sorga "dengan Dia" akan berbagi parousia. Pandangan ini memungkinkan untuk dipahami ketika orang sadar bahwa parousia tidak lagi hanya berarti "datang" atau "kedatangan," tetapi juga mencakup kumpulan peristiwa yang akan terjadi pada "hari" yang mulia itu (lihat 5:2), seperti kebangkitan, kepulangan ke sorga, dan sebagainya. Faktanya, parousia berarti "kehadiran" dengan pelbagai efek tertentu setelahnya, seperti kebangkitan dan penghakiman.12
Paulus menulis di 1 Korintus bahwa umat Kristus yang mati akan "dihidupka … pada waktu kedatangan-Nya" (1 Korintus 15:22, 23). Tidak ada satu pun yang akan mati dan "dihidupkan" sebelum "kedatangan-Nya" untuk kembali ke bumi "bersama-sama dengan Dia." Kedatangan itu akan langsung mendahului "akhir" segala sesuatu, ketika Kristus akan menyerahkan kerajaan itu kepada Bapa. Semua ini mengatakan bahwa orang-orang kudus yang dibangkitkan akan dibawa "bersama-sama dengan" Kristus kembali ke atas menuju sorga sebagai bagian dari peristiwa mulia kedatangan yang kedua. Yang juga mendukung kesimpulan ini adalah fakta bahwa perbedaan dalam nas ini adalah bukan antara orang tidak percaya dan orang percaya yang hidup, seperti yang akan diperlukan oleh pandangan kaum "rapturis." Sebaliknya, itu adalah antara mereka yang meninggal sebagai orang percaya (mereka yang "tertidur dalam Yesus") sebelum kedatangan Kristus dan orang-orang percaya yang masih hidup di Tesalonika. (Lihat bagan "1 Tesalonika 4:14—Pertanyaan Besarnya Adalah: 'Dengan Dia' Kapan?" di bawah ini.)
Mengenai ayat ini, J. W. McGarvey dan Philip Y. Pendleton menulis:
"Bersama-sama dengan Dia" di sini tidak berarti bahwa Yesus akan membawa roh-roh tanpa tubuh dari sorga kepada kebangkitan, tetapi bahwa Allah, yang sudah membawa Yesus dari kubur, akan juga membawa dari kubur, dalam kaitannya dengan Yesus, semua orang yang masuk ke situ dengan hidup mereka yang secara rohani bersatu dengan Yesus (penekanan oleh saya).13
David J. Williams juga mengatakan, "Jadi kebangkitan orang-orang percaya adalah bukan peristiwa yang terpisah, tetapi mereka berpartisipasi dalam kebangkitan Yesus: mereka akan dibangkitkan 'bersama-sama dengan Yesus.'"14Ditafsirkan dengan cara ini, nas ini secara sempurna sejajar dengan 2 Korintus 4:14: "Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. "
Oleh karena itu, ayat 14 tidak menyiratkan rapture (pemindahan atau pengangkatan) secara diam-diam atas dari beberapa orang Kristen yang setia sebelum akhir zaman, tapi akan ada pengangkatan yang sangat terbuka dan dapat dilihat oleh semua orang Kristen di akhir zaman (lihat ay. 17).Mengenai istilah dalam Yesus (NASB), di akhir ayat itu, baik untuk diperhatikan lagi bahwa kita dibaptis "ke dalam" Yesus (Roma 6:3, 4).
Ayat 15. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan bisa mengacu kepada sesuatu yang Yesus katakan secara pribadi sewaktu Ia di bumi (bandingkan dengan 1 Korintus 7:10) atau, lebih mungkin di sini, kepada firman-Nya yang diucapkan secara tidak langsung melalui rasul-rasul-Nya yang terilham (lihat pembahasan tentang 2:13). Morris dan yang lainnya berpikir ini dapat mengacu kepada beberapa pernyataan Yesus yang tidak tercatat di dalam Injil, misalnya Kisah 20:35.15
Kedatangan [parousia] Tuhan yang dimaksud adalah, seperti yang disebutkan di atas, kedatangan-Nya yang kedua kali (ay. 16, 17; 1 Korintus 15:22-24). Paulus meyakinkan orang-orang percaya di Tesalonika yang khawatir bahwa orang-orang Kristen yang hidup dan masih tinggal sampai "kedatangan" Kristus tidak akan mendahului orang-orang percaya yang mereka kasihi dan yang "tertidur," atau meninggal. "Mendahului," yang adalah "aorist active subjunctive kedua dari [fqa¿nw] phthanō," memiliki arti "datang sebelum, mengantisipasi."16
Dalam menggunakan kata "kita," apakah Paulus bermaksud mengatakan bahwa menurutnya ia masih akan hidup pada waktu kedatangan Kristus yang kedua? Sepertinya tidak. I. Howard Marshall dengan benar berkata, "Para sarjana yang bersikeras bahwa kata-kata Paulus harus berarti bahwa ia berharap masih hidup pada waktu parousia adalah salah menafsirkan dia."17Di tempat lain Paulus memasukkan dirinya ke dalam orang-orang yang Allah "akan bangkitkan juga" (1 Korintus 6:14; lihat 2 Korintus 4:14). Bagaimanapun, dalam kedua kasus itu ia mungkin sekedar menyertakan dirinya dengan kelompok yang ia sedang bicarakan saat itu, sebab di nas lain ia tampaknya tidak tahu apakah ia akan "berjaga-jaga atau tidur" pada waktu kedatangan Kristus (1 Tesalonika 5:1 , 2, 10). Maksud utama Paulus di ayat 15 adalah bukan tentang kapan Kristus datang; melainkan, tentang kapan saja Ia datang, orang-orang Kristen yang masih hidup tidak akan punya kelebihan atas orang-orang yang telah meninggal.18
Ayat 16. Mengapakah orang-orang Kristen yang masih hidup tidak memiliki kelebihan atas mereka yang telah meninggal? Karena ketika Tuhan datang, Ia akan membuat mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. Orang Kristen yang sudah mati akan segera bangkit ketika Tuhan sendiri … turun dari sorga.
Sinyal kedatangan-Nya akan menjadi seruan (ke÷leusma, keleusma), atau "perintah keras" (NIV).19"Seruan" ini kemungkinan adalah panggilan Kristus kepada orang-orang di dalam kubur (bandingkan dengan Yohanes 5:28). Selain itu, manusia juga akan mendengar penghulu malaikat berseru. Malaikat ini mungkin bukan Gabriel, seperti yang banyak diyakini, namun Mikhael, yang merupakan satu-satunya malaikat yang Alkitab sebut "penghulu malaikat" (Yudas 9; Wahyu 12:1-9). Suara penghulu malaikat itu mungkin akan memerintahkan para malaikat lainnya "mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya" (Matius 24:31). Pada saat yang sama seperti suara penghulu malaikat, sangkakala Allah akan diperdengarkan. "Sangkakala" ini disebut "sangkakala terakhir" dalam 1 Korintus 15:52. Ini adalah sangkakala "Allah" sebab ia mengumumkan pendekatan "Allah," atau Kristus, yang ilahi. "Sangkakala" yang sama ini memanggil ke luar bangsa Israel untuk berjumpa dengan Allah mereka di Gunung Sinai (Keluaran 19:17-19.). Sangkakala ini juga sering digunakan dalam sejarah umat manusia untuk "membangunkan" manusia. Di sini, itu untuk membangunkan orang-orang percaya dari "tidur" kematian.
Dalam nas ini, Paulus hanya membahas kebangkitan orang yang taat sebab hal itu saja yang melayani tujuan-Nya. Namun begitu, jelas terlihat bahwa orang yang tidak taat akan dibangkitkan pada saat yang sama, seperti yang Paulus dan Kristus ajarkan di tempat lain di dalam Kitab Suci (Kisah 24:15; Yohanes 5:28, 29). Pelajaran utama bagi jemaat Tesalonika adalah bahwa Allah tidak akan mengabaikan orang-orang terkasih yang sudah mati. Mereka akan dibangkitkan "lebih dahulu."
Ayat 17. Tentang mereka yang taat yang masih hidup ketika Tuhan datang, Paulus mengatakan mereka akan diangkat [ , harpazō] bersama-sama dengan mereka dalam awan. Kata "mereka" dengan siapa orang-orang yang hidup akan diangkat adalah orang-orang terkasih mereka yang sudah meninggal yang, seperti yang ditunjukkan dalam diskusi tentang ayat 14, akan dibangkitkan segera pada waktu kedatangan Kristus yang kedua. (Lihat bagan di bawah ini: "'Pengangkatan' Berdasarkan Kitab Suci—1 Tes. 4:17: 'Diangkat'".) "Mereka" dan "kita" akan sama-sama diangkat untuk menyongsong Tuhan di angkasa. "Di angkasa" mungkin menekankan kemenangan penuh Yesus atas Iblis, yang Paulus sebut "penguasa kerajaan angkasa" (Efesus 2:2). Pada kedatangan Kristus yang kedua, kekuasaan-Nya akan juga mencakup "angkasa," menunjukkan kekalahan total Iblis.
Nas ini menghancurkan gagasan bahwa Yesus akan menjalankan pemerintahan seribu tahun secara lahiriah di sini di bumi ini. Tidak ada apapun di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Ia akan pernah menginjakkan kaki lagi di bumi. Sebaliknya, Ia akan "datang" ke bumi pada waktu mana Ia akan tetap berada di atmosfir bumi dan menyebabkan orang-orang yang setia "diangkat" dari bumi untuk bersama-sama dengan Dia selalu (NASB) atau "selama-lamanya" (NIV; TB) di sorga. Morris menentang adanya pengangkatan secara diam-diam di sini, dengan mengatakan, "Sangat sulit menyocokkan ini menjadi suatu pengangkatan secara diam-diam."20Di tempat lain (1 Korintus 15:48-52) Paulus memberitahu kita bahwa untuk "mewarisi Kerajaan Allah," kita akan " diubah "menjadi "tidak dapat binasa," keadaan tanpa daging dan darah.
Ayat 18. Perkataan-perkataan Paulus harus berguna bagi jemaat Tesalonika sehingga mereka bisa [meng]hibur seorang akan yang lain mengenai orang-orang terkasih mereka yang sudah mati. Orang-orang terkasih yang sudah mati, kata dia, tidak akan kehilangan peristiwa kedua kedatangan kedua yang agung. Sekali lagi, kata untuk "hiburkanlah" adalah dari parakaleō, yang berarti "mendorong, menghibur, dan menenangkan" (lihat 3:7).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus ...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
- (1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
- (2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
- (3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
- (2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
- (3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
- (4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
- (a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
- (b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Full Life: 1 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Tes 1:1)
I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13)
A....
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Tes 1:1) - I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13) - A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
(1Tes 1:2-10) - 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(1Tes 1:2-3) - 2. Pertobatan Mereka yang Sejati
(1Tes 1:4-6) - 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
(1Tes 1:7-10) - B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
(1Tes 2:1-3:8) - 1. Meninjau Kembali Pelayanannya
(1Tes 2:1-12) - 2. Mengingat Tanggapan Mereka
(1Tes 2:13-16) - 3. Memelihara Perhatiannya
(1Tes 2:17-3:8) - C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani
dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
(1Tes 3:9-13) - II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
(1Tes 4:1-5:22) - A. Mengenai Kekudusan Seksual
(1Tes 4:1-8) - B. Mengenai Kasih Persaudaraan
(1Tes 4:9-10) - C. Mengenai Kerja yang Jujur
(1Tes 4:11-12) - D. Mengenai Kedatangan Kristus
(1Tes 4:13-5:11) - 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
(1Tes 4:13-18) - 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
(1Tes 5:1-11) - E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
(1Tes 5:12-13) - F. Mengenai Kehidupan Kristen
(1Tes 5:14-18) - G. Mengenai Pengenalan Rohani
(1Tes 5:19-22) - Penutup
(1Tes 5:23-28) - A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
(1Tes 5:23-24) - B. Permohonan Terakhir dan Berkat
(1Tes 5:25-28)
Matthew Henry: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kot...
- Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kota terbaik untuk berdagang di Levant. Setelah maksudnya untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang disebut provinsi-provinsi Asia terhalang, dan diarahkan secara luar biasa untuk memberitakan Injil di Makedonia (Kis. 16:9-10), Rasul Paulus dalam kepatuhannya terhadap panggilan Allah pergi dari Troas ke Samotrake, lalu dari sana ke Neapolis, dan dari situ ke Filipi. Di Filipi pelayanannya berhasil, tetapi ia menjumpai banyak kesulitan, karena di sana ia dilempar ke penjara bersama-sama dengan Silas, kawan sekerja dan seperjalanannya. Namun, mereka dilepaskan dari penjara secara menakjubkan, dan menghibur saudara-saudara di sana, dan setelah itu berangkat lagi dari sana. Setelah melewati Amfipolis dan Apolonia, mereka sampai di Tesalonika. Di sana Rasul Paulus menanam jemaat yang terdiri atas beberapa orang Yahudi yang percaya dan banyak orang bukan Yahudi yang sudah bertobat (Kis. 17:1-4). Tetapi karena ada kekacauan di kota itu yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan para penduduk setempat yang jahat dan rendah, maka demi keselamatan, Paulus dan Silas dilarikan saat malam hari ke Berea. Setelah itu Paulus diantar ke Atena, dengan meninggalkan Silas dan Timotius, tetapi memberi perintah agar mereka lekas-lekas menyusulnya. Setelah mereka berdua sampai, Timotius dikirim ke Tesalonika, untuk mencari tahu keadaan jemaat di sana dan meneguhkan iman mereka (1Tes. 3:2). Dan, setelah kembali kepada Paulus sewaktu ia tinggal di Atena, Timotius diutus lagi, bersama-sama dengan Silas, untuk mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia. Jadi Paulus, setelah ditinggal sendirian di Atena (1Tes. 3:1), pergi dari situ ke Korintus, di mana ia terus tinggal selama satu setengah tahun. Di sela-sela waktu itulah Silas dan Timotius kembali kepadanya dari Makedonia (Kis. 18:5). Lalu Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kristus di Tesalonika, yang walaupun ditempatkan setelah surat-surat lain, dianggap merupakan surat yang pertama-tama ditulis Paulus, dan ditulis sekitar tahun 51 M. Maksud utama dari surat ini adalah untuk mengungkapkan betapa rasul ini bersyukur atas keberhasilannya memberitakan Injil di antara mereka, untuk meneguhkan iman mereka, dan mengajak mereka untuk berperilaku kudus.
Jerusalem: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk
sekedar mend...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota.
Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja.
Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus.
Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini.
Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Melihat Akhir Zaman (1 Tes 4:16-18)
Meski Paulus menyebutkan beberapa aspek tentang akhir zaman di nas ini, tapi ia tidak memberitahu kita segala hal...
Melihat Akhir Zaman (1 Tes 4:16-18)
Meski Paulus menyebutkan beberapa aspek tentang akhir zaman di nas ini, tapi ia tidak memberitahu kita segala hal yang akan terjadi ketika Kristus datang kembali. Jika kita menggabungkan nas ini dengan nas-nas lainnya yang membahas akhir zaman, kita punya gambaran yang lebih lengkap tentang akan seperti apakah hari-hari terakhir itu.
Merenungkan pasal terakhir sejarah akan menghibur orang Kristen dan menghukum orang non-Kristen.
Yesus akan datang. Ia akan datang secara tiba-tiba (2 Petrus 3:10), dalam awan-awan (Wahyu 1:7), dengan nyala api (2 Tesalonika 1:7), dan dengan bala tentara malaikat (Matius 25:31). Setiap mata akan melihat kedatangan-Nya (Wahyu 1: 7).
Dia akan turun dari sorga dengan seruan keras. Kata Yunani yang digunakan untuk "seruan" adalah istilah militer, menunjukkan deklarasi perintah. Mungkin perintah ini akan memanggil orang mati dari kubur mereka (Yohanes 5:28, 29). Penghulu malaikat akan berseru keras, tapi kita tidak tahu apa yang akan ia serukan. Mungkin ia akan mengumumkan akhir dari segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini. Lalu, sangkakala akan berbunyi. Paulus menyebutkan dalam 1 Korintus 15:52 bahwa suara ini akan menandakan kebangkitan orang mati dan perubahan seketika orang yang masih hidup. Ayat 16, ayat paling bising di dalam Alkitab, berisi semua tiga suara yang akan mengiringi kedatangan kembali Tuhan kita.
Orang mati akan dibangkitkan. Kebangkitan umum akan mencakup kebangkitan orang benar dan orang jahat (Yohanes 5:28, 29). Paulus tidak menyebutkan kebangkitan orang jahat dalam nas ini, karena ia berfokus pada apa yang akan terjadi pada orang-orang Kristen yang telah meninggal.
Penghakiman akan terjadi. Yesus mengatakan bahwa ketika Ia datang semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Kemudian orang-orang yang membentuk bangsa-bangsa itu akan dipisahkan satu sama lain sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing (Matius 25:31-34). Pada peristiwa akbar ini, setiap jiwa akan dikirim kepada upah kekalnya. Kita akan beranjak dari penghakiman ke dalam kekekalan.
Paulus tidak menyinggung penghakiman di nas ini karena ia sudah menduga penebusan yang Kristen miliki sudah diterima melalui Kristus. Dalam pikiran Paulus, kemenangan orang Kristen pada waktu penghakiman itu adalah kesudahan yang tak dapat dielakkan.
Waktu akan menyatu dengan kekekalan. Di luar penghakiman terdapat kekekalan tak terhingga. Bumi akan lenyap, dan langit yang baru dan bumi yang baru akan datang (2 Petrus 3:11-13). Waktu seperti yang kita kenal akan tidak ada lagi lebih karena tidak akan ada lagi bumi.
Kita akan pindah ke rumah kekal kita. Penghakiman mengakhiri cara Allah dan membenarkan pelbagai keputusan ilahi-Nya. Itu akan mengakhiri Hades dan waktu duniawi. Orang benar akan memiliki hidup yang kekal, dan orang jahat akan menghadapi kematian kekal (Matius 25:46).
Pelbagai kebenaran ini sungguh menggugah pikiran! Mereka terkait dengan semua orang yang pernah hidup atau yang akan hidup. Mereka menyiratkan pelbagai janji yang kita semua harus tepati suatu hari nanti. Mereka memberitahu kita tentang perjalanan kita menuju keabadian, menunjukkan kepada kita kebenaran tentang kemana kita akan pergi, memberi kita sekilas masa depan kita ketika mereka menggambarkan akhir segala sesuatu. Dengan pena pengilhaman, nas yang dibawa ke hadapan kita ini menunjukkan bagaimana semua hal yang bersifat duniawi dan materi akan lenyap dari keberadaan ini.
Semua ini adalah fakta. Para penulis terilham tidak menerka-nerka; mereka memberi kita wahyu Allah. Kita telah melihat kebenaran tentang akhir segala sesuatu yang Allah telah berikan kepada kita.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Kedatangan Kedua (1 Tes 4:13-18)
Beberapa orang telah mencoba untuk meramalkan waktu kedatangan Kristus. Pada 1994 koran Charleston Daily Mail melapo...
Kedatangan Kedua (1 Tes 4:13-18)
Beberapa orang telah mencoba untuk meramalkan waktu kedatangan Kristus. Pada 1994 koran Charleston Daily Mail melaporkan, "Pengkhotbah itu salah dalam meramalkan akhir dunia."21Artikel ini membahas pelbagai pengakuan yang telah dibuat oleh seorang pengkhotbah radio bernama Harold Camping. Ia telah mengatakan bahwa dunia akan berakhir pada hari Selasa, 6 September 1994. William Miller menetapkan tanggal bagi kedatangan kedua pada 1843 dan 1844. Para pengikutnya telah meramalkan akhir dunia setidaknya sebanyak enam kali, dan mereka selalu salah ! Kita harus mendengarkan kata-kata Yesus, "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32).
Pelajaran tentang kedatangan kedua seharusnya tidak bertanya kapan itu akan terjadi, melainkan apa yang akan terjadi kapan saja Ia datang. Rincian besar tentang hal ini diberikan di dalam 1 Tesalonika 4:13-18. Paulus ingin gereja mengetahui tentang kedatangan itu, sehingga ia menjawab dengan penjelasan ini.
Jemaat Tesalonika mengerti bahwa kedatangan kembali Kristus akan menjadi peristiwa besar, tetapi mereka salah mengerti tentang kapan itu akan terjadi. Mereka mengira kedatangan itu akan terjadi sebelum orang-orang Kristen di zaman mereka mati. Setelah beberapa orang yang mereka kasihi mati, jemaat Tesalonika itu takut bahwa mereka telah kehilangan peristiwa kedatangan Yesus yang kedua. Oleh karena itu, Paulus membahas kesalahpahaman mereka.
Pada kedatangan Kristus, ada "harapan" bagi orang Kristen yang telah meninggal (ay. 13, 14). Pertama, ia menulis tentang orang-orang yang telah "tertidur" atau meninggal (ay. 13a). Ia mendorong mereka untuk tidak "berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (ay. 13b). Orang non-Kristen tidak memiliki harapan setelah kehidupan ini. Bruce mencatat perasaan putus asa yang terlihat jelas dalam literatur dan pelbagai prasasti Helenistik.22Batu nisan umum di antara orang-orang zaman dulu terbaca, "Saya dulu tidak ada, lalu saya ada, saya kini tak ada lagi, saya tidak peduli."23Orang Kristen yang dewasa tidak akan mengalami keputusasaan seperti itu.
Orang Kristen yang sudah mati akan digerakkan oleh Allah, yang akan menyebabkan Yesus membawa mereka "bersama-sama dengan Dia" (ay. 14). Kapankah mereka akan bersama-sama dengan Yesus? Beberapa orang percaya pada saat "pengangkatan" sebelum kedatangan akhir Kristus. Mereka menyimpulkan bahwa orang-orang kudus yang dibangkitkan ini akan diangkat pergi secara diam-diam dari bumi sebelum akhir zaman, sehingga mereka bisa datang kembali ke bumi dengan Yesus pada waktu kedatangan-Nya kembali.
Penekanan Paulus adalah bahwa jemaat Tesalonika tidak perlu khawatir tentang orang-orang yang mereka kasihi yang telah meninggal. Jika mereka meninggal sebagai orang Kristen yang setia, mereka akan menunggu dengan harapan yang sama.
Orang-orang kudus yang masih hidup tidak akan mendahului orang yang sudah meninggal (ay. 15). Banyak orang telah mencoba untuk memahami hal-hal di balik kubur. Baik para filsuf maupun kaum spiritualis tidak bisa menawarkan penjelasan yang memadai tentang akhirat. Hanya "firman Tuhan" yang membawa penerangan atas hal ini (ay. 15). Jika kita ingin mengetahui tentang orang yang kita kaishi, kita butuh Firman untuk menjawab pertanyaan kita.
Paulus menulis, "Kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan …"(ay. 15). Dengan kata "kita" apakah Paulus bermaksud bahwa ia percaya masih akan hidup ketika Kristus datang kembali? Beberapa skeptis mengatakan ya, tapi ia salah. Mereka yang menjunjung tinggi tulisan Paulus sebagai terilham mempelajari masalah itu dengan lebih hati-hati. Dalam 1 Korintus 6:14, Paulus memasukkan dirinya dengan mereka yang mati pada waktu Kristus datang kembali (lihat juga 2 Korintus 4:14). Dalam 1 Tesalonika 5:10, Paulus menunjukkan bahwa ia tidak tahu apakah ia akan hidup atau mati ketika Kristus datang kembali. Paulus hanya sekedar memasukkan dirinya dengan kelompok orang yang ia surati.
Maksud Paulus bukanlah kapan Kristus akan datang. Maksudnya adalah kapan saja itu terjadi, mereka yang masih hidup tidak akan mendahului mereka yang sudah meninggal. Tidak ada orang yang akan kehilangan kedatangan yang agung itu!
"Karena Tuhan sendiri akan turun …"(ay. 16). Yang akan datang adalah Yesus, bukan malaikat atau utusan tertentu. Kedatangan Kristus yang kedua akan menjadi kedatangan paling penting dalam sejarah. Paulus menggambarkan tiga hal yang akan terjadi pada kedatangan Yesus.
Ia "akan turun dari sorga dengan seruan." Ini adalah sinyal kedatangan-Nya. Ini mungkin berupa panggilan Kristus kepada orang-orang di dalam kubur. Yesus berkata, "Saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka … akan keluar" (Yohanes 5:28, 29a). Yohanes menulis dalam kitab Wahyu, "Setiap mata akan melihat Dia, bahkan mereka yang telah menikam Dia" (Wahyu 1:7).
Ia "pada waktu penghulu malaikat berseru … akan turun." Ini mungkin Mikhael, satu-satunya penghulu malaikat yang disebut di dalam Kitab Suci (Yudas 9). Suara penghulu malaikat itu mungkin akan memerintahkan malaikat-malaikat lain untuk "mengumpul-kan orang-orang pilihan-Nya" (Matius 24:31).
Ia "pada waktu … sangkakala Allah berbunyi, … akan turun." Ketiganya akan terdengar, jelasnya, satu demi satu. Ini adalah sangkakala yang sama yang disebut "sangkakala terakhir" (1 Korintus 15:52). Itu disebut "sangkakala Allah" karena mengumumkan Kristus yang ilahi. Itu juga mengingatkan kita kepada sangkakala yang memanggil kaum Israel untuk menemui Allah mereka di Gunung Sinai (Keluaran 19:19).
Sangkakala juga digunakan untuk membangunkan orang. Di sini itu untuk membangunkan mereka yang "tertidur." Paulus hanya menggambarkan kebangkitan orang Kristen. Namun begitu, ia percaya orang fasik akan dibangkitkan juga (Kisah 24:15). Yesus menyebut kebangkitan orang benar dan orang jahat (Yohanes 5:28, 29).
Hal-hal ini akan terjadi ketika Yesus turun. Ini adalah saat di mana Kristus akan menghakimi kita semua. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing"(Matius 25:31, 32).
Lalu Kristus akan mengumpulkan semua orang-orang pilihan-Nya (ay. 17). Orang yang tidak taat akan dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:15). Orang Kristen, bagaimanapun, akan memiliki pengalaman yang berbeda. Paul menegaskan, "Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan" (ay. 17; lihat Matius 24:31).
Inilah urutan hal-hal ini yang akan terjadi. "Mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit" (ay. 16). Mereka akan dikumpulkan oleh para malaikat setelah mendengar suara Yesus (lihat Yohanes 5:28). Setelah itu, orang-orang Kristen "yang masih hidup dan tetap [di sini di bumi] akan diangkat."
Tujuan Tuhan turun adalah untuk mengumpulkan bersama umat-Nya. Kitab Suci tidak mengajarkan peristiwa pengangkatan secara diam-diam atas beberapa orang Kristen beberapa tahun sebelum akhir zaman. Orang Kristen yang masih hidup akan "diangkat bersama-sama dengan mereka"; sehingga kedua kelompok itu akan bersama-sama. Mereka akan bertemu "di awan-awan" (lihat Wahyu 1:7). Mereka akan bertemu "di angkasa," yang mungkin menunjukkan bahwa Kristus telah meraih kemenangan penuh atas Iblis yang disebut "penguasa kerajaan angkasa" (Efesus 2:2).
"Jadi kita akan selalu bersama-sama dengan Tuhan." Di manakah kita akan bersama-sama dengan Dia? Kita tidak akan bersama Dia di bumi. Ia akan datang ke bumi, tetapi hanya sampai atmosfirnya saja. Ia tidak pernah menginjakkan kaki di atasnya! Ia tetap berada di atmosfir dan menangkap orang-orang setia "di angkasa." Di sini tidak ada acuan yang dibuat bagi pemerintahan duniawi selama seribu tahun. (Terminologi dalam Wahyu 20:2 itu sifatnya kiasan.)
Dalam arti tertentu Tuhan beserta kita di bumi sekarang ini. Yesus menjanjikan murid-murid-Nya bahwa Ia akan selalu menyertai mereka (Matius 28:20). Setelah kedatangan-Nya yang kedua, kita akan bersama Dia dalam arti yang lebih besar. Paulus menganggap berada bersama Tuhan jauh lebih baik daripada berada di sini di bumi (2 Korintus 5:8; Filipi 1:23.). Ia ingin sekali tinggal bersama Kristus dalam kerajaan yang berbahagia itu, tidak lagi dengan tubuh lahiriah, tapi dengan tubuh yang tidak dapat binasa (1 Korintus 15:48-52; 2 Korintus 5 1). Oleh karena itu, "kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan."
Jika Anda tahu bahwa Kristus akan datang hari ini, akan seperti apakah reaksi Anda? Itu akan menjadi peristiwa besar, tetapi itu juga akan datang dengan tiba-tiba, "seperti pencuri di malam hari" (1 Tesalonika 5:2). Ketika Ia tiba-tiba datang, penampakan-Nya akan seperti kilat di langit, dari timur ke barat (Matius 24:27). Bagaimanakah dunia akan bereaksi?
Orang yang dibenarkan akan bersukacita. Paulus mengatakan bahwa Allah akan memberi dia "mahkota kebenaran … [pada hari itu]; bukan hanya kepada [dia], melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2 Timotius 4:8).
Orang yang tidak dibenarkan akan ketakutan. Wahyu 6:15, 16 menggambarkan "raja-raja," "pembesar-pembesar," dan "orang-orang kaya" yang, tidak taat sewaktu di bumi, akan menyembunyikan diri mereka dari penghakiman yang akan datang. Bagi mereka, kedatangan Kristus akan menjadi pengalaman yang mengerikan.
Pertanyaannya adalah: Akankah kita siap ketika Kristus datang kembali—untuk menghadap Dia dalam penghakiman dan memasuki rumah kekal kita?
Earl Edwards
Reuni Dalam Yesus (1 Tes 4:13-18)
Yesus akan datang kembali! Itu merupakan bagian paling mendasar dari kabar baik tentang Yesus. Jika saya berkata, "Hari ini Yesus datang kembali!" hal itu akan memicu respon yang lebih kuat, baik respon ketakutan, keresahan, atau pun sukacita.
Kedatangan kembali Yesus merupakan tema utama 1 Tesalonika, sebab disinggung dalam setiap pasal. Kedatangan-Nya kembali sering diajarkan sekarang ini untuk satu dari dua alasan: Banyak orang tidak percaya itu akan terjadi, atau banyak yang mempercayai hal itu tapi dari cara hidupnya seakan-akan tidak akan ada penghakiman. Tidak satu pun dari kedua hal itu merupakan alasan bagi pembahasan tentang kedatangan kembali Yesus dalam 1 Tesalonika. Umat Kristen yang kepada siapa kitab ini ditulis sudah percaya kepada kedatangan kembali Yesus. Kenyataannya, antisipasi mereka terhadap kedatangan kembali Yesus merupakan salah satu alasan mereka menjadi orang Kristen; mereka ingin bersiap diri untuk bertemu Yesus. Mereka tahu bahwa kedatangan Yesus akan menjadi kesempatan bagi reuni akbar dengan Dia dan dengan saudara-saudara seiman mereka yang berada di pelbagai tempat lain.
Namun begitu, ada satu keraguan yang memenuhi pikiran mereka dan membuat mereka sedih ketika mereka membayangkan kedatangan kembali Yesus. Bagaimanakah nasib orang-orang yang sudah mati lebih dulu? Akankah mereka kehilangan kesempatan reuni akbar ini? Dalam 4:13-18 Paulus menjawab pertanyaan yang meresahkan itu. Akibatnya, mereka dapat mengantisipasi kedatangan kembali Yesus dengan sukacita.
Apakah harapan tentang kedatangan kembali Yesus memenuhi diri kita dengan sukacita? Bagaimanakah reaksi kita seharusnya? Untuk memutuskannya, kita perlu menemukan apa yang akan terjadi ketika Yesus datang lagi dan bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap hal itu.
Kita Jangan Bersedih Seperti Orang Dunia (4:13). Jemaat Tesalonika ini menguatirkan keselamatan saudara-saudara mereka yang sudah mati. Membandingkan kematian dengan tidur pernah Yesus lakukan setelah kematian Lazarus (Yohanes 11:11-14). Pembandingan ini disebabkan oleh kesamaan dalam hal hilangnya kesadaran dan kurangnya keterlibatan dalam masalah kehidupan di dunia. Orang-orang Kristen ini peduli terhadap kebahagiaan saudara-saudara seiman yang sudah mati.
Banyak orang percaya bahwa kematian menandakan keberakhiran—berakhirnya kehidupan dan, oleh sebab itu, berakhirnya hubungan, berkat, dan keuntungan yang menyertai orang hidup. Mereka tidak punya harapan bahwa apa saja akan berlanjut terus setelah kehidupan ini. Paulus dan rekan-rekan sekerjanya tahu bahwa bagi orang Kristen kematian bukanlah akhir segala keuntungan bagi orang Kristen (4:13), melainkan awal waktu bagi kebahagiaan dan keuntungan kekal.
Umat Kristen Tesalonika sepertinya berpikiran bahwa pelbagai keuntungan dari kedatangan kembali Yesus akan tidak bisa dinikmati oleh mereka yang sudah mati ketika Yesus datang lagi, jadi bagian surat ini ditulis untuk memberitahu mereka bahwa harapan itu berlanjut terus hingga setelah kehidupan ini. Orang Kristen harus jangan bersedih seperti orang-orang dunia, yang tidak punya harapan akan adanya keuntungan di balik kematian.
Gambaran populer di antara orang-orang zaman kini adalah bahwa kematian hanya merupakan waktu berdukacita. Kita harus jangan bersikap seperti itu, karena kita punya harapan dalam Yesus!
Kita Jangan Bersedih, Sebab Setelah Kematian Ada Kehidupan (4:14). Ungkapan "tidur dalam Yesus" adalah menyenangkan. Bagi umat Kristen Tesalonika, itu berarti Allah masih tahu, peduli, dan memelihara saudara-saudara mereka yang sudah mati. Dalam bicara kepada kaum Yahudi abad pertama, Yesus telah mengatakan bahwa orang-orang yang setia berada dalam "pangkuan Abraham" (lihat Lukas 16:22) yang tentunya akan mengandung gagasan tentang ketenangan dan kesenangan bagi orang-orang Yahudi yang setia. Ketidakpastian apapun tentang nasib orang-orang Kristen yang telah mati, jemaat Tesalonika dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka ada dalam pemeliharaan Allah.
Yesus menunjukkan bahwa ketika Allah memberitahu Musa bahwa Ia adalah "Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub" (Keluaran 3:6), itu berarti orang-orang Yahudi yang setia ini masih berwujud, bahkan setelah mereka mati (Matius 22:32). Karena Allah adalah Allah orang yang hidup, ini berarti bahwa dalam satu pengertian, Abraham, Ishak, dan Yakub masih hidup, sedang dijaga oleh Allah, dan dapat datang kembali lagi pada waktu kebangkitan.
Jemaat Tesalonika sudah memiliki kunci kepada harapan kebahagiaan di balik kematian; mereka berencana bertemu Yesus pada waktu kedatangan-Nya kembali! Setelah kematian datang kehidupan (4:14)! Yesus sendiri pernah mati sekali namun kini hidup. Orang-orang Kristen ini percaya kepada kebangkitan orang mati: Mereka memiliki iman bahwa sebagaimana Allah sudah membangkitkan Yesus dari antara orang mati untuk menepati janji-janji-Nya, maka Ia juga dapat membangkitkan saudara dan saudari seiman mereka supaya mereka juga boleh menikmati pelbagai keuntungan yang sudah Ia janjikan kepada mereka!
Apakah kita menganggap kematian sebagai akhir harapan, atau mungkin bersikap seakan-akan seperti itu ketika orang Kristen mati? Apakah kita hanya memikirkan apa yang akan hilang dari diri kita ketika kita sendiri nanti mati dan, oleh sebab itu, menunggu datangnya kematian dengan perasaan sangat takut? Apakah kita takut terhadap apa yang berada di balik kematian? Paulus memberitahu jemaat Filipi, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan"; ia berkata bahwa ia "ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik" (Filipi 1:21, 23). Mengantisipasi kematian dengan perasaan percaya kepada Allah dan sukacita atas persediaan-Nya dalam kematian adalah tanda kedewasaan orang Kristen.
Pada kenyataanya, beriman kepada Allah melalui kebangkitan Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi ketakutan terhadap kematian. Kaum atheis menghadapi kemungkinan kehilangan segala hal yang mereka miliki; mereka sudah pasti tidak punya apa-apa untuk diharapkan. Kaum agnostik memiliki keragu-raguan tentang apa yang terdapat di balik kematian. Hanya mereka yang menaruh percaya mereka kepada Allah yang dapat merasa pasti akan adanya pelbagai berkat setelah kehidupan di dunia ini berakhir. Percayalah kepada Allah bahwa setelah kematian ada kehidupan!
Kita Jangan Bersedih, Sebab Orang Yang Sudah Mati Akan Datang Lagi Bersama Yesus (4:15, 16). Kenyataan bahwa beberapa orang Kristen akan masih hidup pada waktu Yesus datang lagi tidak berarti bahwa mereka yang sudah mati akan kehilangan pelbagai keuntungan dari kedatangan kembali Yesus itu. Orang-orang yang mati dalam Kristus akan dibawa ke luar kubur "bersama-sama dengan Dia" (4:15, 16).
Tiga rincian tentang kedatangan kembali Yesus diungkapkan kepada kita dalam ayat 15 dan 16. Pertama, Tuhan akan turun dari sorga. Ketika Yesus sudah naik ke sorga, hilang dari pandangan mata, murid-murid-Nya itu diberitahu, "… Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga" (Kisah 1:11). Kedatangan kembali Yesus sudah dijanjikan sebagai sepasti kepergian-Nya. Jemaat Tesalonika mempercayai hal ini; itu adalah bagian dari berita injil dan bagian dari alasan mereka menjadi orang Kristen (1:10).
Kedua, suara penghulu malaikat dan sangkakala Allah akan berbunyi. Kedatangan kembali Yesus akan diumumkan dengan suara keras; tidak ada satu orang pun— hidup dan mati—yang akan kehilangan kesempatan itu! Kuasa Allah untuk membuat dan mengendalikan seluruh alam semesta dikatakan hanya merupakan "ujung-ujung jalan-Nya; …" (Ayub 26:14)! Allah dengan mudahnya akan bisa memperoleh perhatian dunia untuk mengumumkan kedatangan Yesus.
Ketiga, orang mati akan dibangkitkan. Ini merupakan tema pemberitaan para rasul di abad pertama. Dalam Kisah 4:33 kita baca, "Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus …." Ini adalah mujizat yang memuncaki bukti keilahian Yesus. Hanya Allah yang sanggup menghidupkan kembali Yesus. Yesus "… dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita" (Roma 1:4). Oleh karena kebangkitan Yesus, orang Kristen dapat berharap untuk berbagi kehidupan selama-lamanya setelah kematiannya sebagaimana kita juga berbagi kebangkitan-Nya. Kita baca, "Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1Korintus 15:51, 52). Bagian pertama dari reuni terakhir akan berupa kebangkitan orang yang mati dalam Kristus untuk menerima tubuh yang tidak dapat binasa. Setelah itu mereka akan mulai menikmati kekekalan bersama Yesus.
Kita Jangan Bersedih, Sebab Yang Hidup Dan Yang Dibangkitkan Akan Disatukan (4:17). Setelah menangani orang-orang yang mati dalam Kristus, Allah kemudian akan menangani orang-orang yang masih hidup sehingga mereka, bersama dengan orang-orang kudus yang dibangkitkan, dapat hidup bersama Yesus selama-lamanya (4:17). Ayat ini menggambarkan bahwa reuni akbar itu terjadi "di angkasa" dan membuktikan kesalahan gagasan tentang kedatangan Yesus secara diam-diam dan menginjakkan kaki-Nya di atas bumi. Itu juga berarti bahwa gagasan kedatangan kembali Yesus untuk mendirikan kerajaan-Nya adalah tidak benar. Allah tidak merencanakan orang-orang kudus-Nya untuk menjalani kekekalan di atas bumi ini.
Kitab Suci memastikan kita bahwa "langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat" dan "unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api" (2 Petrus 3:10b, d). Kita harus ingat bahwa "kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" (Filipi 3:20). Kita berharap Allah akan menyediakan kita rumah baru, kekal ketika Yesus datang lagi. Petrus berkata, "Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran" (2 Petrus 3:13).
Kita Jangan Bersedih, Sebaliknya Hiburkanlah Saudara-Saudaramu (4:18). Umat Kristen di Tesalonika merasa kuatir tentang masa depan apakah yang dimiliki oleh saudara-saudara seiman mereka yang sudah mati. Sekarang keadaan sebenarnya sudah dijelaskan, mereka tidak akan menyesalkan keadaan saudara-saudara seiman yang sudah mati, karena dulu mereka mengira bahwa saudara-saudara itu telah kehilangan kesempatan untuk reuni dengan Yesus. Mereka akan disatukan dengan saudara-saudara ini dan dengan Yesus, dan mereka semua akan bersama-sama menikmati segala berkat Allah untuk selama-lamanya (4:18).
Hanya orang Kristen yang memiliki harapan pasti tentang kehidupan setelah kematian. Sebagai pengikut Kristus dan pengiman kebangkitan-Nya, kita bisa menghibur sesama kita orang Kristen ketika mereka memikirkan kematian, baik kematian mereka sendiri atau kematian saudara atau saudari seiman (4:18).
Kesimpulan. Pewahyuan tentang kebenaran kedatangan Yesus mendatangkan rasa aman dan penghiburan bagi mereka yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah. Kehidupan orang Kristen mengandung ketegangan dan tekanan, seperti yang orang-orang Kristen ini alami; namun ketika Yesus datang kembali, segala kesusahan akan berakhir.
Ted Paull
Mereka Yang Telah Meninggal (1 Tes 4:13-18)
Tampaknya jemaat Tesalonika salah tentang aspek-aspek tertentu dari kedatangan Kristus. Salah satu kesalahpahaman yang mereka anut adalah bahwa orang-orang yang sudah meninggal entah bagaimana akan kehilangan kedatangan Kristus yang kedua. Ketika Paulus membahas kedatangan Kristus, ia mengambil waktu untuk sepenuhnya membahas bagaimana mereka seharusnya memikirkan orang yang mereka kasihi yang telah tertidur dalam Kristus.
"Jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." Paulus tidak melarang menangisi kematian orang yang dikasihi (Yohanes 11:35), tapi ia melarang menangisi kematian orang yang dikasihi seolah-olah ia tidak punya harapan. Kematian membawa keputusasaan bagi mereka yang mati tanpa harapan; tetapi orang Kristen memiliki harapan yang mulia di dalam Kristus, dan melalui itu, ada penghiburan yang mengatasi segala hal.
"Yakinlah bahwa kita akan melihat lagi orang-orang yang kita kasihi." Persis seperti mereka percaya kepada kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus, mereka juga percaya bahwa mereka akan melihat lagi orang-orang yang mereka kasihi. Sebagai Kepala Utama gereja, Yesus sudah bangkit dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya. Ia akan memimpin semua orang yang ditebus melalui kebangkitan mereka dari antara orang mati. Ketika Ia datang, Ia akan membawa orang-orang yang kita kasihi bersama-sama dengan Dia (4:14).
"Ingatlah bahwa mereka yang hidup tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal" (ay. 15). Mereka yang hidup tidak akan mendahului orang-orang yang mati dalam Kristus. Orang-orang kudus yang sudah mati tidak akan kehilangan apa-apa tentang kedatangan Yesus. Kita akan disatukan kembali dengan mereka di angkasa ketika Yesus datang (4:17). Mereka akan memiliki tempat utama dalam kedatangan yang kedua.
"Mari kita percaya bahwa orang-orang yang hidup akan disatukan dengan orang-orang kudus yang sudah meninggal." Yesus tidak digambarkan sebagai menginjakkan kaki di bumi ini lagi. Orang-orang yang hidup akan diangkat untuk bertemu Yesus dan orang-orang kudus yang sudah meninggal di angkasa.
"Mari kita ingat bahwa setelah disatukan kembali dengan orang-orang yang kita kasihi, kita akan hidup dengan Yesus dan orang-orang yang ditebus selamanya." Kedatangan kedua akan mengakhiri waktu seperti yang kita ketahui. Kita akan ditangkap di angkasa dan dibawa pergi ke sorga untuk menikmati rumah kekal kita dengan semua orang yang diselamatkan.
Kedatangan Kristus yang kedua dibahas bukan untuk mengancam para pembaca; itu disajikan kepada mereka untuk menghibur mereka. Kata-kata ini seharusnya menghibur kita, membawa kepada kita harapan terbesar yang kita bisa antisipasi. Kata-kata ini tidak ditulis untuk menimbulkan kekhawatiran; mereka ditulis untuk menunjukkan kepada kita kemenangan yang menanti kita.
Eddie Cloer
"Jangan Menangis" (1 Tes 4:13-18)
Jemaat Tesalonika memandang kedatangan Yesus sebagai hal mulia bagi mereka yang masih hidup di bumi. Ketika orang-orang yang dikasihi dalam Kristus mati, mereka mulai bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi pada mereka sehubungan dengan kedatangan Kristus. Mereka berpikir bahwa orang-orang yang mati itu akan kehilangan banyak hal, jika tidak semua hal, dari peristiwa itu. Dengan demikian mereka berduka atas orang-orang terkasih yang telah meninggal, sebab mengira bahwa tragedi besar telah menimpa orang-orang itu.
Paulus memberitahu mereka, "Jangan bersedih atas mereka. Kamu tidak perlu bersedih. Mereka akan memiliki bagian yang mulia dalam kedatangan Kristus." Kemudian, Paulus memberikan alasan mengapa mereka harus jangan menangisi orang-orang yang sudah meninggal.
"Jangan menangisi mereka oleh karena apa yang Yesus lakukan." Kita adalah milik tubuh Kristus. Sebagai Kepala tubuh itu, Ia telah mendahului kita dalam kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Sepasti Ia sudah bangkit, kita juga akan bangkit. Kebangkitan Yesus adalah inti keyakinan kita. Kebangkitan itu meneguhkan ke-Ilahan-Nya, Firman-Nya, dan janji-Nya tentang hidup kekal.
"Jangan bersedih atas mereka oleh karena apa yang Allah akan lakukan." Yesus sudah membawa bersama Dia orang-orang yang telah meninggal di dalam Dia. Allah akan menyatukan kita kembali dengan mereka ketika Kristus datang kembali. Sebagai orang Kristen, kita tidak pernah harus mengatakan selamat tinggal. Kami akan bersama-sama lagi dengan orang yang kita kasihi di kota Allah yang kekal.
Orang-orang kudus yang masih hidup tidak akan mendahului orang-orang kudus yang sudah mati. Mereka yang telah meninggal sebelumnya tidak akan kehilangan apa-apa. Mereka tidak akan kehilangan kemuliaan dari kedatangan Kristus. Mereka akan memiliki pandangan yang lebih baik, karena mereka akan bersama Kristus di angkasa.
"Jangan bersedih atas mereka oleh karena apa yang orang-orang Kristen akan alami."
Kedatangan Kristus akan membawa kita bersama-sama untuk selamanya. Kristus akan mengakhiri Era Kristen, dan semua orang yang ditebus akan masuk ke dalam kemuliaan kekal bersama dengan Kristus.
Paulus tidak sedang membahas pertanyaan tentang apakah kita akan merindukan orang-orang yang telah meninggal sebelum kita atau tidak. Sesungguhnya, kita akan merindukan mereka. Kita bahkan akan menangisi kepergian mereka. Ia sedang membicarakan harapan yang kita miliki dalam Kristus. Ada orang-orang yang tanpa harapan, tetapi orang Kristen memiliki harapan yang didasarkan pada kebangkitan Kristus.
Eddie Cloer
BIS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di
Tesalo
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Isi
- Pendahuluan
1Tes 1:1 - Syukur dan pujian
1Tes 1:2-3:13 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
1Tes 4:1-12 - Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya
1Tes 4:13-5:11 - Nasihat-nasihat terakhir
1Tes 5:12-22 - Penutup
1Tes 5:23-28
Ajaran: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali
dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari it
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari itu.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 57 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristus di Tesalonika. (Dan juga semua jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Tesalonika terbagi atas 5 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas pengajaran tentang pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Tesalonika
Pasal 1-3 (1Tes 1:1-3:13).
Pengajaran tentang kehidupan pertobatan orang-orang Kristen di Tesalonika
Bagian ini menjelaskan pertobatan orang Kristen di Tesalonika yang membawa perluasan pemberitaan Injil, karena mereka menerima Injil dengan sukacita, beriman kepada Allah saja, menolak penyembahan kepada berhala-berhala dan hidup sesuai dengan Firman Allah. Pertobatan orang-orang Tesalonika kepada Injil, dikarenakan pemberitaan Rasul Paulus yang didasarkan atas hati yang suci, dan kehidupan yang benar (1Tes 2:4,9-10).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tes 1:6,9. _Tanyakan_: Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam mendengar Firman Allah? Apakah yang dimaksudkan dengan beriman kepada Allah?
- Bacalah pasal 1Tes 3:6-13. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Rasul Paulus mengenai kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
Pasal 4-5 (1Tes 4:1-5:28).
Pengajaran tentang kehidupan dalam menantikan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu melakukan apa yang suci dan tidak mencemarkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah suatu penghiburan terhadap orang percaya (Kristen) yang pernah kehilangan keluarga seiman, tetapi hari itu juga merupakan hari penghukuman bagi dunia dan orang yang tidak percaya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Tes 4:3-14; 5:12-22. _Tanyakan_: Apakah yang Allah kehendaki dari orang Kristen? Apakah yang diperintahkan Allah kepada orang Kristen di dalam ayat 7-8 dari pasal 5 (1Tes 5:7-8)? Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen, ketika saudaranya mengalami kematian?
II. Kesimpulan
Kitab I Tesalonika mengajarkan tentang kehidupan orang Kristen di dalam cara hidup yang benar dan penuh pengharapan dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis kitab I Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Tesalonika?
- Bagaimanakah kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
- Bagaimanakah sikap seorang Kristen apabila ada keluarga yang suda percaya meninggal? Dan mengapa demikian?
Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan al
Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.
1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan alam yang indah terletak di jalan raya Romawi ke arah timur. Akibatnya, kota itu menjadi kota yang multi-rasial dengan kebudayaan yang beraneka ragam dan terbuka untuk menerima segala macam kepercayaan agama.
2. Pendirian gereja: Kisah 17:1-10 mengisahkan bahwa Paulus dan Silas mendirikan gereja di Tesalonika pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua. Kunjungan mereka ke Tesalonika hanya berlangsung kurang dari sebulan sebelum orang Yahudi membayar segerombolan penjahat yang menyebabkan Paulus dan Silas meninggalkan kota dengan terburu-buru, dan para pendukung mereka dibelenggu untuk menjaga ketenangan.
3. Gereja yang Paulus tulisi surat: Mengingat permulaannya yang tidak menguntungkan, gereja muda ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Anggotanya kebanyakan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat dari kepercayaan kafir dan kini menghadapi lingkungan yang sangat kafir dan bermusuhan.
WAKTU DAN ALASAN PENULISAN SURAT INI.
Sejak Paulus meninggalkan Tesalonika ia sangat ingin tahu bagaimana perkembangan mereka. Timotius telah membawa kabar kepadanya (1Te 3:6) dan ia ingin mengungkapkan kepuasannya dan menguatkan mereka agar tetap bertahan dalam iman. Ia menulis surat ini tak lama sesudah ia meninggalkan mereka, yaitu ketika ia berada di Korintus, sekitar tahun 50. Karena itu, surat ini bersama dengan surat ke Galatia termasuk surat-surat Paulus terawal.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini merupakan surat tindak lanjut sederhana yang ditujukan para petobat baru. Surat ini hanya berisi sedikit doktrin yang rumit, tetapi lebih banyak untuk menguatkan mereka. Secara khusus Paulus berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali (1Te 1:10; 2:19; 3:13; 4: 16-18 dan 1Te 5:23) sebagai dorongan bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
Bahkan ketika mengoreksi kesalahan mereka, surat ini tetap ditulis dengan bahasa yang halus dan penuh kasih.
ALASAN-ALASAN LAIN PENULISAN SURAT INI.
Di samping menulis surat yang isinya secara umum bersifat menguatkan, Paulus juga mempunyai tujuan-tujuan lain. Ia ingin:
1. Membela diri atas tuduhan palsu (1Te 2:1-12)
2. Menekankan perlunya moral Kristen yang khas (1Te 4:1-12),
3. Memperbaiki kesalahmengertian tentang kedatangan Kristus yang kedua kali (1Te 4:13-18)
4. Mendisiplin ketidakdewasaan dikalangan jemaat muda tersebut (1Te 5:12-22)
Pesan
1. Allah sedang bekerja.Hal pertama yang perlu diketahui oleh Kristen baru ini bukan mengenai mekanisme
kehidupan Kristen, melainkan tentang Allah yang telah mereka percayai. Paulus
berbicara tentang:
o panggilan Allah. 1Te 1:4; 2:12; 4:7
o firman Allah. 1Te 1:6, 8; 2:13; 4:15
o pengesahan Allah. 1Te 2:4
o ujian Allah. 1Te 2:4
o murka Allah. 1Te 2:16
o kehendak Allah. 1Te 4:3; 5:18
o ajaran Allah. 1Te 4:9
o damai sejahtera Allah. 1Te 5:23
o kesetiaan Allah. 1Te 5:24
2. Kristus akan datang kembali.
Paulus menulis beberapa paragraf yang membicarakan tentang kedatangan Yesus
kedua kali untuk mengoreksi kesalahan ajaran-ajaran palsu yang ada pada saat
itu. Pula, ia menulis sejumlah catatan singkat tentang hal itu. Kedatangan Yesus
merupakan:
o suatu inspirasi bagi Kristen baru. 1Te 1:10
o suatu dorongan bagi para pekerja Kristen. 1Te 2:19
o suatu motivasi bagi kasih persaudaraan. 1Te 3:13
o suatu penghiburan bagi Kristen yang sedang berdukacita. 1Te 4:18
o suatu pembangkit untuk kehidupan yang kudus. 1Te 5:2
3. Sifat pengalaman Kristen.
Paulus banyak berbicara tentang ciri seorang Kristen supaya mereka dapat
mengerti pengalaman apa saja yang dapat mereka harapkan. Menjadi Kristen:
o Mulai dengan suatu keputusan pertobatan yang menentukan. 1Te 1:9-10
o Meliputi kemajuan dan pertumbuhan. 1Te 2:13; 4:1
o Menuntut ketahanan yang hidup. 1Te 3:8;5:5-8
o Bertujuan untuk hidup suci. 1Te 3:13-4:8
o Bergantung kepada Roh Kudus. 1Te 4:8; 5:19
o Berarti komitmen terhadap sesama Kristen. 1Te 4:9; 5:11-22
Penerapan
Jemaat Tesalonika memperlihatkan kepada kita bahwa ada:1. Teladan untuk diikuti.
o Teladan gereja tersebut
Disebabkan karena:
- iman
- kasih
- pengharapan
- kerja keras
- sukacita dalam penderitaan
- mendengarkan Allah
- berdiri teguh dalam penderitaan
o Teladan Paulus
Sebagai seorang pekerja Kristen: - berani
- lembut dan penuh kasih
- penuh kejujuran dan dapat dipercaya - seorang panutan
- selalu ingin menyukakan Allah lebih daripada manusia
2. Petunjuk-petunjuk untuk ditaati.
o Tentang moralitas Kristen yang khas dalam masyarakat kafir dewasa itu
o Tentang hubungan dan tingkah laku dalam gereja Kristen
3. Tujuan yang harus dicapai.
o Kehidupan yang berharga
o Pikiran yang terbuka untuk firman Allah
o Iman yang tahan uji
4. Doa-doa untuk didoakan.
Ada tiga petunjuk mengenai doa dalam surat ini. Mengapa tidak membuatnya menjadi
dasar kehidupan doa Anda? Anda akan menemukannya pada 1Te 1:2,3; 3:11-13 dan 1Te 5:23, 24.
Tema-tema Kunci
1. Injil.
Kabar baik yang dikhotbahkan oleh Paulus tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, tetapi Anda dapat menangkapnya dari apa yang Paulus katakan. Coba lakukan itu. Jelas bahwa ia sangat memiliki perhatian besar pada pemberitaan Injil melebihi segala sesuatu dalam hidupnya. Lihat ayat-ayat yang mengacu pada hal tersebut. 1Te 1:5; 2:2, 4, 8, 9, dan 1Te 3:2
2. Pertobatan.
1Te 1:9, 10 merupakan pernyataan yang luar biasa tentang bagaimana manusia seharusnya menanggapi Injil. Tiga aspek yang disebutkan dapat dikaitkan dengan ciri-ciri pertobatan berikut ini:
o iman
o masa lalu
o melayani
o kasih
o masa kini
o menanti
o pengharapan
o masa depan
3. Pelayanan Kristen. Paulus melukiskan beberapa gambaran mengenai hubungannya dengan jemaat di Tesalonika. Ia adalah:
o Seorang perawat yang lemah lembut 1Te 2:7o Seorang pekerja yang tekun. 1Te 2:9
o Seorang ayah yang menguatkan hati. 1Te 2:11
o Seorang pemenang yang berpengharapan. 1Te 2:19
4. Firman Allah.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan firman Allah dalam 1Te 1:6, 8; 2:13 dan 1Te 4:15 dan tulislah mengapa menurut Paulus firman Allah itu amat penting, apa yang harus dilakukan terhadap firman Allah dan tindakan apa yang seharusnya mengikuti.
5. Menyukakan hati Allah.
Secara singkat, surat ini berisi tentang bagaimana menyukakan hati Allah. Jemaat di Tesalonika telah melakukannya, tetapi didorong untuk lebih lagi melakukannya. Selidikilah surat ini kembali dan buatlah daftar Anda sendiri tentang bagaimana mereka sudah menyukakan hati Allah dan apa yang masih harus mereka lakukan untuk lebih menyukakan Dia.
Garis Besar Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3Sifat mereka
1Te 1:4, 5Pemilihan mereka
1Te 1:6, 7Tanggap
[1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3 | Sifat mereka |
1Te 1:4, 5 | Pemilihan mereka |
1Te 1:6, 7 | Tanggapan mereka |
1Te 1:8-10 | Reputasi mereka |
[3] PERILAKU PRIBADI PAULUS - DASAR PEMBELAAN 1Te 2:1-16
1Te 2:1, 2 | Keberanian yang ditunjukkannya |
1Te 2:3, 4 | Motivasi yang dimilikinya |
1Te 2:5-7 | Cara yang dipakainya |
1Te 2:8-9 | Dukungan yang diberikannya |
1Te 2:10-12 | Teladan yang diberikannya |
1Te 2:13-16 | Akibat yang diterimanya |
[4] KEPRIHATINAN PAULUS YANG BESAR - SUATU UNGKAPAN PERASAAN 1Te 2:17-3:13
1Te 2:17, 18 | Keinginan Paulus |
1Te 2:19, 20 | Motivasi Paulus |
1Te 3:1-5 | Utusan Paulus |
1Te 3:6-10 | Kelegaan Paulus |
1Te 3:11-13 | Doa Paulus |
[5] TINGKAH LAKU SOSIAL ORANG KRISTEN - SUATU PETUNJUK 1Te 4:1-12
1Te 4:1-8 | Moralitas seksual |
1Te 4:9,10 | Kasih persaudaraan |
1Te 4:11,12 | Mencari nafkah |
[6] KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI - WILAYAH YANG DIPERSOALKAN 1Te 4:13-5:11
1Te 4:13-18 | Apa yang terjadi dengan orang yang sudah mati? |
1Te 5:1-3 | Kapan itu akan terjadi? |
1Te 5:4-11 | Dengan demikian bagaimana kita harus hidup? |
[7] KEHIDUPAN GEREJA DI TESALONIKA - BIDANG YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN 1Te 5:12-22
1Te 5:12, 13 | Mengenai para pemimpin |
1Te 5:14, 15 | Mengenai orang lain |
1Te 5:16-18 | Mengenai keadaan |
1Te 5:19-22 | Mengenai ibadat |
[8] DOA PENUTUP DAN SALAM 1Te 5:23-28
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi