Teks -- Yakobus 1:17 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Sejumlah naskah tidak memuat kata-kata ini
Jerusalem: Yak 1:17 - Bapa segala terang Ialah Allah, yang menciptakan perbintangan di langit, Kej 1:14-18, dan merupakan sumber segala cahaya rohani, Yoh 1:4+; Yoh 8:12+; bdk 1Pe 2:9; 1Yo 1:...
Ialah Allah, yang menciptakan perbintangan di langit, Kej 1:14-18, dan merupakan sumber segala cahaya rohani, Yoh 1:4+; Yoh 8:12+; bdk 1Pe 2:9; 1Yo 1:5
Jerusalem: Yak 1:17 - padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran Var: padaNya tidak ada perubahan disebabkan pertukaran bayangan.
Var: padaNya tidak ada perubahan disebabkan pertukaran bayangan.
Ref. Silang FULL -> Yak 1:17
Ref. Silang FULL: Yak 1:17 - dari atas // segala terang // ada perubahan · dari atas: Mazm 85:13; Yoh 3:27; Yak 3:15,17
· segala terang: Kej 1:16; Mazm 136:7; Dan 2:22; 1Yoh 1:5
· ada perubahan: Bil 23:...
· dari atas: Mazm 85:13; Yoh 3:27; Yak 3:15,17
· segala terang: Kej 1:16; Mazm 136:7; Dan 2:22; 1Yoh 1:5
· ada perubahan: Bil 23:19; Mazm 102:28; Mal 3:6
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 1:13-18
Matthew Henry: Yak 1:13-18 - Cara Kerja Dosa dan Akibat-akibatnya Cara Kerja Dosa dan Akibat-akibatnya (1:13-18)
I. Di sini kita diajar bahwa Allah bukanlah penyebab dosa siapa saja. Siapa pun yang melancarka...
Cara Kerja Dosa dan Akibat-akibatnya (1:13-18)
- I. Di sini kita diajar bahwa Allah bukanlah penyebab dosa siapa saja. Siapa pun yang melancarkan penganiayaan terhadap manusia, dan apa pun ketidakadilan dan dosa yang atasnya mereka bersalah dalam perbuatan itu, Allah tidak boleh dipersalahkan untuk itu. Dan, apa pun dosa yang mungkin menggoda orang-orang baik itu sendiri melalui ujian dan penderitaan mereka, Allah bukanlah penyebabnya. Tampaknya di sini dianggap bahwa sebagian orang yang mengaku beriman bisa saja jatuh pada saat pencobaan, bahwa tongkat yang memukul mereka bisa jadi menggiring sebagian orang ke jalan-jalan yang jahat, dan membuat mereka mengulurkan tangan pada kejahatan. Akan tetapi, meskipun ini bisa terjadi, dan walaupun penjahat-penjahat seperti itu akan berusaha mempersalahkan Allah untuk itu, mereka sendirilah yang harus sepenuhnya dipersalahkan atas pelanggaran mereka. Sebab,
- 1. Pada sifat Allah, tidak ada suatu apa pun yang dapat mereka persalahkan: Apabila seorang dicobai untuk berjalan di jalan kejahatan, atau melakukan apa saja yang jahat, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat. Semua kejahatan moral terjadi akibat adanya suatu kekacauan dalam makhluk yang bersalah atas kejahatan itu, akibat tidak adanya hikmat, atau kekuatan, atau kepatutan dan kemurnian dalam kehendak. Tetapi siapa yang bisa mendakwa Allah yang kudus bahwa Ia tidak mempunyai kesemuanya ini, yang justru merupakan hakikatNya? Tidak ada urusan darurat apa pun yang dapat mencobai Allah untuk merendahkan atau menyangkal diri-Nya, dan karena itu Ia tidak dapat dicobai oleh yang jahat.
- 2. Dalam pemeliharaan-pemeliharaan Allah, tidak ada suatu apa pun yang dapat dipersalahkan atas dosa siapa saja (ay. 13): Dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Seperti halnya Allah sendiri tidak dapat dicobai oleh yang jahat, demikian pula Ia tidak mungkin mencobai orang lain. Tidak mungkin Ia mendukung apa yang menjijikkan bagi kodrat-Nya. Pikiran yang bersifat kedagingan ingin mempersalahkan Allah atas dosa-dosanya. Dalam hal ini ada faktor keturunan yang berperan. Adam, orangtua kita yang pertama, berkata kepada Allah, perempuan yang Kautempatkan di sisiku menggodaku, dan dengan demikian, pada dasarnya, ia mempersalahkan Allah karena sudah memberinya si penggoda. Janganlah orang berkata demikian. Berbuat dosa itu sangat buruk, tetapi jauh lebih buruk apabila kita, setelah berbuat salah, mempersalahkan Allah untuk itu, dan berkata bahwa itu terjadi karena Dia. Orang yang mempersalahkan kedudukan atau keadaan mereka di dunia ini atas dosa-dosa mereka, atau yang mengaku bahwa sudah menjadi takdir mereka untuk berbuat dosa, berarti mempersalahkan Allah, seolah-olah Dialah yang menyebabkan dosa. Penderitaan, yang dikirimkan Allah, dimaksudkan untuk mengerjakan anugerah-anugerah kita, bukan kebobrokan-kebobrokan kita.
- II. Kita diajar di mana sebenarnya penyebab kejahatan, dan siapa yang harus dipersalahkan (ay. 14): Tiap-tiap orang dicobai (dalam arti yang buruk) oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dalam bacaan-bacaan lain dalam Kitab Suci, Iblis disebut sebagai si pencoba, dan hal-hal lain adakalanya ikut bekerja untuk mencobai kita. Tetapi bukan Iblis bukan pula orang atau hal lain yang harus dipersalahkan supaya kita bisa berdalih. Sebab kejahatan dan godaan sebenarnya berasal dari dalam hati kita sendiri. Bahan yang mudah terbakar itu ada dalam diri kita, meskipun apinya bisa saja disulut oleh penyebab-penyebab luar. Oleh karena itu, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya (Ams. 9:12). Amatilah di sini,
- 1. Cara kerja dosa. Pertama-tama dosa menyeret, kemudian memikat. Seperti halnya kekudusan terdiri atas dua hal, yaitu meninggalkan yang buruk dan melekat pada yang baik, demikian pula jika kedua hal ini dibalik, maka itu merupakan dua bagian dari dosa. Hati diseret dari apa yang baik, dan dipikat untuk melekat pada apa yang buruk. Ini terjadi pertama-tama melalui kecenderungan hati yang bobrok, atau karena bernafsu dan mengingini suatu kepuasan ragawi atau duniawi, yang terasing dari hidup di dalam Allah, dan kemudian secara perlahan-lahan hati pun menetap di jalan dosa.
- 2. Dari sini kita dapat mengamati kuasa dan cara-cara dosa. Kata yang di sini diartikan diseret berarti ditarik atau didesak secara paksa. Kata yang diterjemahkan terpikat berarti terpancing dan teperdaya oleh daya pikat dan gambaran-gambaran yang menipu tentang segala sesuatu, exelkomenos kai deleazomenos. Ada banyak kekerasan yang dilakukan terhadap hati nurani dan pikiran oleh kuasa dari kebobrokan. Dan ada banyak kelicikan, tipu daya, dan sanjungan dalam dosa untuk memenangkan kita pada kepentingan-kepentingannya. Kekuatan dan kuasa dosa tidak akan pernah bisa menang, kalau bukan karena kelicikan dan tipu dayanya. Para pendosa yang binasa terpancing dan tersanjung, sehingga itu membawa kebinasaan bagi diri mereka sendiri. Dan ini akan membenarkan Allah untuk selama-lamanya dalam menghukum mereka, sebab mereka sudah menghancurkan diri mereka sendiri. Dosa mereka ada di depan pintu mereka sendiri, dan karena itu darah mereka akan menimpa kepala mereka sendiri.
- 3. Berhasilnya kebobrokan di dalam hati (ay. 15): Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa. Yaitu, karena dosa dibiarkan merangsang keinginan-keinginan dalam diri kita, maka ia akan segera mematangkan keinginan-keinginan itu menjadi persetujuan, lalu dikatakan bahwa keinginan itu telah dibuahi. Dosa sudah benar-benar ada, meskipun baru berupa janin. Dan, apabila sudah bertumbuh penuh di dalam pikiran, dosa akan melahirkan perbuatan nyata. Oleh sebab itu, hentikanlah mulainya dosa, sebab kalau tidak, semua kejahatan yang dihasilkannya akan sepenuhnya ditanggungkan kepada kita.
- 4. Akhir dari dosa, dan bagaimana kesudahannya: Apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Setelah dosa melahirkan perbuatan-perbuatan nyata, kesudahannya (seperti yang diamati Dr. Manton) adalah bahwa dosa diperkuat oleh perbuatan-perbuatan yang sering dilakukan, yang kemudian menetap menjadi kebiasaan. Dan, apabila pelanggaran-pelanggaran manusia sudah penuh seperti itu, maka lahirlah maut. Ada maut atas jiwa, dan maut pun mendatangi tubuh jasmani. Dan, selain kematian rohani dan jasmani, upah dosa adalah kematian kekal juga. Oleh sebab itu, hendaklah kita bertobat dan meninggalkan dosa, sebelum dosa menjadi matang. Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? (Yeh. 33:11). Allah tidak bersuka dalam kematianmu, seperti halnya Ia tidak mempunyai andil dalam dosamu. Sebaliknya, baik dosa maupun kesengsaraan terjadi karena dirimu sendiri. Keinginan dan kebobrokan hatimu sendirilah yang menggoda kamu. Dan apabila sedikit demi sedikit keinginan dan kebobrokan hatimu itu menjauhkanmu dari Allah, dan mematangkan kekuatan dan kuasa dosa dalam dirimu, maka itu akan menghancurkan kamu.
- III. Kita diajar lebih jauh bahwa, sementara kita sendirilah yang menyebabkan dan mendatangkan semua dosa dan kesengsaraan bagi diri kita, Allah adalah Bapa dan sumber dari semua kebaikan (ay. 16-17). Kita harus sangat berhati-hati supaya tidak salah dalam pemikiran-pemikiran kita tentang Allah: “Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat, mē lanasthe – jangan menyimpang, yaitu dari firman Allah, dan gambaran-gambaran tentang Dia yang engkau dapati di dalam firman-Nya itu. Jangan menyimpang ke dalam pendapat-pendapat yang salah, dan keluar dari patokan kebenaran, yaitu hal-hal yang telah engkau terima dari Tuhan Yesus dan oleh pimpinan Roh-Nya.” Ada kemungkinan Rasul Yakobus di sini terutama memperingatkan jemaat terhadap ajaran-ajaran yang bebas dari Simon dan para pengikut Nikolaus (yang dari mereka kemudian muncul kaum Gnostik, sekelompok orang yang paling cemar dan bobrok). Kalau mau melihat masalah ini lebih jauh lagi, Anda bisa membaca buku pertama dari theolog Yunani Irenaeus yang berjudul “Melawan Bidah.” Biar saja orang-orang bobrok mengarang gagasan apa saja yang mereka mau, tetapi kebenaran, yang nyata di dalam Yesus, tetap berdiri: Bahwa Allah bukanlah, dan tidak mungkin, menjadi penyebab dan pelindung apa saja yang jahat. Sebaliknya, Ia harus diakui sebagai penyebab dan sumber dari segala hal yang baik: Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang (ay. 17). Di sini amatilah,
- 1. Allah adalah Bapa segala terang. Terang yang tampak dari matahari dan benda-benda langit berasal dari Dia. Ia berfirman, “Jadilah terang” lalu terang itu jadi. Demikianlah Allah digambarkan sekaligus sebagai Pencipta matahari dan dibandingkan dengannya dalam beberapa hal. “Seperti halnya matahari sama dalam hal sifat dan dampak-dampaknya, walaupun bumi dan awan, yang sering kali menghalang-halangi, membuatnya tampak berubah-ubah bagi kita, dengan terbit dan terbenam, dan dengan terlihat berbeda-beda, atau undur de ngan sepenuhnya, namun perubahan tidak ada di dalam dirinya. Demikian pula Allah tidak berubah, dan perubahan serta bayangan kita bukanlah karena perubahan atau pertukaran bayangan apa pun pada-Nya, melainkan dari diri kita sendiri.” Demikian menurut Baxter. Bapa segala terang, yang pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Seperti kehebatan matahari dengan kodratnya, demikian pula Allah dalam anugerah, pemeliharaan, dan kemuliaan. Bahkan, dalam hal yang jauh lebih banyak dan tak terhingga. Sebab,
- 2. Setiap pemberian yang baik datang dari Dia. Sebagai Bapa segala terang, Ia memberikan terang akal budi. Nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi pengertian (Ayb. 32:8). Ia juga memberikan terang pembelajaran. Hikmat Salomo dalam pengetahuan alam, dalam tata pemerintahan, dan dalam segala kemajuan yang dibuatnya, berasal dari Allah. Terang wahyu ilahi datangnya lebih langsung dari atas. Terang iman, kemurnian, dan segala macam penghiburan berasal dari Dia. Sehingga apa saja yang baik pada kita pasti itu kita terima dari Allah, sama seperti apa saja kejahatan atau dosa yang ada pada diri kita, atau yang kita lakukan, itu pasti karena perbuatan kita sendiri. Kita harus mengakui Allah sebagai pencipta semua kekuatan dan kesempurnaan yang ada pada makhluk, dan yang memberikan semua kebaikan yang kita miliki di dalam dan melalui semua kekuatan dan kesempurnaan itu. Tetapi kegelapan, ketidaksempurnaan, atau perbuatan-perbuatan jahat mereka sama sekali tidak bisa ditanggungkan kepada Bapa segala terang. Dari Dialah lahir setiap pemberian yang baik dan sempurna, baik yang berkaitan dengan hidup ini maupun hidup yang akan datang.
- 3. Seperti halnya setiap pemberian yang baik datang dari Allah, maka khususnya pembaharuan kodrat kita, kelahiran baru kita, dan semua dampak kudus yang membahagiakan darinya pastilah berasal dari Dia (ay. 18): Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran. Di sini marilah kita perhatikan,
- (1) Orang Kristen yang sungguh-sungguh adalah makhluk ciptaan baru. Ia menjadi orang yang berbeda dari siapa dia sebelum anugerah ilahi bekerja memperbaharuinya, seolah-olah ia diciptakan baru, dan lahir kembali.
- (2) Sumber dari pekerjaan baik ini dinyatakan di sini. Pekerjaan itu datang dari kehendak Allah sendiri, bukan oleh kemampuan atau kuasa kita. Bukan pula dari kebaikan apa saja yang diperkirakan ada dalam diri kita, atau yang kita lakukan, melainkan murni dari kehendak baik dan anugerah Allah.
- (3) Sarana yang melaluinya pekerjaan baik ini terjadi ditunjukkan: firman kebenaran, yaitu Injil, seperti yang diungkapkan Rasul Paulus secara lebih jelas (1Kor. 4:15), akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil. Injil ini memang merupakan firman kebenaran, sebab kalau tidak, ia tidak akan pernah bisa menghasilkan dampak-dampak yang sedemikian nyata, bertahan lama, agung, dan mulia seperti itu. Kita dapat mengandalkannya, dan mempertaruhkan jiwa kekal kita padanya. Dan kita akan mendapatinya sebagai sarana pengudusan bagi kita karena ia merupakan firman kebenaran (Yoh. 17:17).
- (4) Maksud dan tujuan Allah dalam memberikan anugerah yang memperbarui dipaparkan di sini: Supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Supaya kita menjadi bagian dan harta Allah, dan milik yang lebih khusus bagi-Nya, seperti halnya anak sulung. Dan supaya kita menjadi kudus bagi Tuhan, seperti halnya anak sulung ditahbiskan bagi Dia. Kristus adalah Anak Sulung dari orang-orang Kristen, dan orang-orang Kristen adalah anak sulung dari segala makhluk ciptaan.
SH: Yak 1:16-18 - Allah, kebaikan murni (Senin, 30 Juli 2007) Allah, kebaikan murni
Jika Allah memakai pencobaan untuk menguji iman, tidakkah itu berarti
Allah sendiri sumber pencobaan? Jika di balik pencob...
Allah, kebaikan murni
Jika Allah memakai pencobaan untuk menguji iman, tidakkah itu berarti Allah sendiri sumber pencobaan? Jika di balik pencobaan ada maksud Allah yang baik bagi orang beriman, tidakkah Allah menggunakan yang jahat untuk menghasilkan yang baik?
Yakobus menolak pemikiran berbahaya itu. Kesimpulan seperti itu adalah jalan berpikir yang sesat sebab tidak sama dengan pernyataan Alkitab tentang sifat Allah yang kudus, benar dan baik adanya. Seperti sudah disinggung dalam bagian sebelum ini, pencobaan bukan datang dari Allah, tetapi dari si jahat. Juga karena adanya kecenderungan dalam diri manusia sendiri ketika merespons pencobaan. Maka jangan pernah meragukan kebaikan Allah meski sedang mengalami pencobaan yang berat sekali pun. Karena yang datang dari atas adalah pemberian yang baik dan anugerah yang sempurna belaka (17). Orang Kristen harus berpegang pada keyakinan tersebut sebab Allah terang adanya. Tidak akan pernah terjadi, dari terang lahir atau keluar kegelapan (17a). Allah bukan hanya terang adanya, Ia pun tidak berubah, bukan seperti ciptaan yang dapat berubah (17b).
Sifat Allah yang terang dan kekal itu menyebabkan kehendak-Nya selalu bertujuan baik. Hal itu nyata dalam firman-Nya. Bahkan firman kebenaran dari Allah juga merupakan prinsip, melalui mana Allah berkarya dan bertindak. Bahwa orang Kristen mengalami kelahiran baru dan menjadi anak sulung, sebagai hasil karya pembaruan Allah, menjadi bukti bahwa Allah itu baik, benar dan terang adanya! Karena hidup baru di dalam Kristuslah yang merupakan anugerah terbesar Allah bagi orang percaya.
Bagaimana respons kita saat jatuh ke dalam pencobaan? Milikilah harapan pada Allah tentang hal-hal baik yang akan terjadi dalam hidup kita, karena Dia senantiasa mengerjakan hal terbaik dalam hidup umat-Nya. Berharap pada-Nya akan mengarahkan hati kita untuk tidak terfokus pada masalah, tetapi pada pekerjaan-Nya yang penuh kuasa dan ajaib!
SH: Yak 1:12-18 - Jadikan pencobaan yang Anda alami, pasangan kelemahlembutan Anda (Minggu, 3 Juni 2001) Jadikan pencobaan yang Anda alami, pasangan kelemahlembutan Anda
Kecenderungan manusia mencari kambing hitam atas
pergumulan hidup yang dialaminya m...
Jadikan pencobaan yang Anda alami, pasangan kelemahlembutan Anda
Kecenderungan manusia mencari kambing hitam atas pergumulan hidup yang dialaminya memang tidak pernah berubah dari zaman ke zaman. Sejak manusia jatuh dalam dosa, kecenderungan ini menjadi tidak asing lagi. Tetapi manusia tidak cukup puas mengkambinghitamkan ciptaan lain atau sesamanya, ini yang menyebabkan manusia seringkali menyalahkan Tuhan, Sang Pencipta. Yakobus menegaskan bahwa sikap ini tidak benar.
Kristen seharusnya kembali kepada kebenaran bahwa pencobaan tidak pernah datang dari Allah karena Ia senantiasa memikirkan, memberikan, dan menganugerahkan yang terbaik bagi kita (13, 17). Mana mungkin pencobaan yang bertujuan menjatuhkan datang dari Allah? Kita sudah tahu darimana asal pencobaan (14-15), oleh karena itu tidak ada gunanya lagi mengkambinghitamkan pihak lain, karena sikap ini akan memberi peluang bagi pencobaan itu untuk menguasai dan mengalahkan kita.
Pencobaan dapat dipakai Allah berpasangan dengan kelemahlembutan kita untuk membongkar dan mengikis karakter, keinginan, pola hidup, dan dosa-dosa yang menghambat pertumbuhan rohani kita. Inilah alasan bagi kita untuk berbahagia (12). Allah adalah sumber segala yang baik dan Pencipta segala hasil dan akibat yang sempurna. Keterbukaan kepada pembentukan Allah yang mengizinkan pencobaan demi pencobaan menguji iman kita, akan memberikan hasil pertumbuhan yang nyata dan rohani yang dewasa.
Renungkan: Pencobaan dan pengujian bisa datang bersamaan di dalam kehidupan Kristen, walaupun sumber keduanya saling bertentangan. Keduanya pun dapat berfungsi positif dalam hidup Kristen yang lemahlembut, karena Allah yang sanggup mengubah fungsinya.
Bacaan untuk Hari Pentakosta
Lagu: Kidung Jemaat 443
SH: Yak 1:12-18 - Godaan Kekayaan Membinasakan (Jumat, 13 Agustus 2021) Godaan Kekayaan Membinasakan
Di tengah keadaan hidup yang sulit, banyak orang mudah sekali tergoda melakukan apa saja untuk menjadi kaya. Tanpa sadar...
Godaan Kekayaan Membinasakan
Di tengah keadaan hidup yang sulit, banyak orang mudah sekali tergoda melakukan apa saja untuk menjadi kaya. Tanpa sadar manusia diperbudak oleh hasrat menjadi kaya.
Satu abad sebelum surat Yakobus ditulis, di Yudea banyak orang jatuh miskin. Penjajahan Romawi membuat banyak petani kehilangan tanah. Pajak dari Herodes memperburuk situasi. Ketika surat Yakobus ditulis, banyak orang tak memiliki tanah dan harus bekerja pada tuan tanah. Di Yerusalem orang-orang kaya tinggal di bagian atas kota. Orang-orang miskin tinggal di bawah, dekat selokan. Jurang antara kaya dan miskin begitu besar.
Yakobus melihat godaan menjadi kaya ini sesuatu yang nyata dan berbahaya. Godaan ini bukan datang dari Allah, melainkan dari keinginan diri seseorang. Dalam Yudaisme, ini dikenal dengan istilah yetzer hara, yang artinya keinginan jahat. Rabi Jonah Gerona-sepupu Maimonides-mengatakan, "Orang yang melakukan pelanggaran telah ditawan oleh nafsu dan kecenderungannya oleh yetzer hara".
Keinginan jahat melahirkan dosa dan maut (12-15). Yakobus mengajar jemaat supaya tidak sesat (16) dan memercayakan hidup mereka kepada Bapa segala terang (17). Banyak orang pada masa itu percaya nasibnya diatur oleh bintang-bintang. Namun, jemaat diajak memercayai rancangan dan pemeliharaan Bapa yang baik dan penuh kasih.
Secara manusiawi kita juga ingin hidup lebih baik, memiliki lebih banyak barang berharga, dan mungkin sedang mengejar kekayaan. Yakobus mengingatkan jangan sampai kita diperbudak, dikuasai, dan dibinasakan karena tergoda menjadi kaya. Firman Tuhan menghendaki kita memiliki kesadaran, kepekaan, dan kewaspadaan akan godaan itu.
Sejatinya, apa yang kita cari ketika bekerja? Apakah kita telah diperbudak oleh hasrat menjadi kaya? Kita semestinya jujur dan memohon kepada Tuhan agar senantiasa diberi kesadaran dan kepekaan ketika godaan menjadi kaya mulai mengusik kehidupan kita.
Mari kita memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari hasrat menjadi kaya. [JHN]
Galilah -> Yak 1:13-18
Galilah: Yak 1:13-18 - Allah Tidak Menggodai! Yakobus 1:13-18 Sub Tema: Allah Tidak Menggodai!
Jangan ada orang yang tergoda,mengatakan “saya digodai Allah” karena Allah tidak dapat digodai ...
Yakobus 1:13-18 Sub Tema: Allah Tidak Menggodai!
Jangan ada orang yang tergoda,mengatakan “saya digodai Allah” karena Allah tidak dapat digodai oleh kejahatan, dan Dia sendiri tidak menggodai siapapun! Setiap orang digodai oleh nafsunya sendiri, karena dia ditarik dan dipikat olehnya, lalu nafsu itu, setelah menghamili, melahirkan dosa, dan dosa itu, setelah menjadi dewasa, menghasilkan kematian. Jangan disesatkan saudara-saudaraku yang kekasih! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, adalah dari Atas, diturunkan oleh Bapa segala terang; Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan yang berubah karena perputaran. Atas kehendak-Nya Dia melahirkan kita melalui Firman kebenaran, supaya kita menjadi semacam buah pertama dari ciptaan-Nya.
ay. 13 Tergoda…digodai– Kata peirazo boleh berarti mencobai atau menggodai tergantung pada konteksnya. Di ayat-ayat tadi pencobaan-pencobaan berasal dari luar dan membuat orang tertindas. Dalam pencobaan itu orang percaya harus bertekun di dalamnya, karena Allah sedang mengikis mereka. Di ayat ini godaan berasal dari hati orang dan bisa membuat dia tersandung. Kalau digodai, orang percaya harus melarikan diri dari padanya (18, 1 Tim 6:11, 2 Tim 2:22) dan jelas bahwa Allah tidak berkenan dengannya. Jadi kata ini perlu diterjemahkan tergoda, digodai,danmenggodai di ay. 13, di mana itu dipakai 4 kali. Setiap kali dipakai, kata ini bersifat terus-menerus.
Mengatakan – Perintah ini bersifat terus menerus,49 yaitu menganjurkan supaya orang tidak ada kebiasaan menuduh Allah.
Tidak dapat digodai – Frase ini terdiri dari satu kata sifat, apeirastos, di teks asli, beserta kata kerja adalah (eimi) yang bersifat terus menerus,50 yaitu Tuhan adalah Allah yang senantiasa mempunyai sifat tidak dapat digodai. Kejahatan – Tidak ada kata yang di teks asli, jadi ayat ini bicara mengenai kejahatan secara umum, bukan Iblis.
ay. 14 Setiap orang…oleh nafsunya sendiri – Ayat ini menegaskan bahwa alasan mengapa orang digodai adalah hatinya sendiri.
Nafsunya – Kata epithymia berarti keinginan yang kuat,51 dan hampir selalu negatif, jadi lebih baik diterjemahkan nafsu.52
Dicobai…ditarik…dipikat – Semua kata ini bersifat terus menerus,53 menyatakan kebiasaan. Dalam bahasa Yunani, kata-kata ini digunakan untuk menggambarkan cara seekor ikan tertarik kepada umpan, lalu ditangkap.54
ay. 15 Lalu – Kata eita menunjukkan langkah berikut, jadi lalu lebih akurat daripada dan (TB). Menghamili-melahirkan–menjadi–dewasa-menghasilkan – Gambaran ini menggunakan istilah-istilah kelahiran dan pengasuhan. Keinginan yang menghamili, kemudian dilahirkan adalah dosa dan setelah dosa itu diasuh menjadi dewasa, menghasilkan (boleh juga diterjemahkan melahirkan, tetapi kata lain daripada yang tadi) kematian. Ada satu ahli yang membandingkan fungsinya dosa di ayat ini, dengan fungsi dari parasit.55 Parasit lahir di dalam tubuh orang/binatang, lalu menjadi besar dengan cara menghancurkan tubuh itu, dan sering kali kalau menjadi besar, kehadirannya membunuh makhluk yang menjadi tempat tinggalnya.
Kematian – Biasanya kalau kematian menjadi hasil dari dosa, di dalam Perjanjian Baru, yang dimaksudkan adalah orang yang belum percaya dan juga untuk menggambarkan kematian rohani (Rom 6:21, 23), selain itu, juga menggambarkan suatu kesadaran akan kematian rohani (Rom 7:8-10). Kalau bagi orang yang sudah percaya, kematian tersebut tidak menyangkut kematian rohani, (Yoh 5:24 dan 10:27-30) melainkan kematian fisik, yang bisa juga disebabkan oleh dosa orang tersebut (Kis 5:1-11, I Kor 11:30).
ay. 16 Jangan disesatkan – Larangan ini bersifat terus menerus dan juga pasif,56 yaitu mereka diperintahkan untuk jangan lagi membiarkan diri disesatkan. Dalam bahasa Yunani, larangan yang bersifat terus menerus, boleh berarti jangan terus… atau juga jangan lagi…. Jadi kemungkinan besar, boleh disimpulkan bahwa situasi ini adalah nyata.
Menarik bahwa ada orang di ay. 6-8 (kalau bicara kenyataan) yang disesatkan sehingga dia percaya bahwa Allah tidak mau memberi. Sifat yang hampir sama dilihat di ayat ini, karena orang berpikir seolah-olah Allah mau menghancurkan orang percaya. Itu sebabnya Yakobus cukup tegas di ay. 16 ini. Orang yang sudah percaya (Yakobus menyebut mereka sebagai saudara yang kekasih) bisa disesatkan sehingga apa yang mereka percaya mengenai Allah menjadi sangat tidak akurat atau alkitabiah.
ay. 17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna – Walaupun kata akar dari pemberian dan anugerah adalah sama, bentuknya memberi sedikit perbedaan. Pemberian menggambarkan proses pemberian, sedangkan anugerah menyangkut barangnya.57
Adalah dari atas – Kata adalah bersifat terus menerus,58 menunjukkan bahwa hal ini selalu benar.
Diturunkan – Membawa arti diturunkan terus menerus.59 Allah memberi terus!
Segala terang – Tidak ada kata segala di teks asli, tetapi kata fos (terang) bersifat jamak dan bicara mengenai bintang-bintang, matahari dan bulan; semua pelita surgawi.60 Kiasan ini menggambarkan Allah Pencipta sebagai Pemberi yang paling hebat.
Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan yang berubah karena perputaran– Secara literal berbunyi bayangan dari perputaran. Klausa ini adalah kiasan berkaitan dengan terangtadi. Berarti Dia tidak berubah seperti bayangan yang selalu berubah bentuk dan posisi tergantung pada posisi matahari (perputaran dunia), bulan atau terang lain.61
Boleh dikatakan bahwa Allah menciptakan terang-terang surgawi, tetapi Dia tidak seperti ciptaan-Nya. Fokus kiasan ini tentu bukan ciptaan-Nya, melainkan karakter-Nya. Maksudnya, Allah tidak mengatakan satu hari Dia mengasihi kita, lalu besoknya berubah dan menghancurkan anak-anak-Nya. Tidak mungkin!!
ay. 18 Kehendak-Nya – Kata boulomai mengandung arti kehendak dan juga keputusan.62 Kata ini adalah kata kerja, dan menunjukkan keputusan yang diambil di masa lampau.63 Tidak ada kata sendiri di teks asli. Allah tidak terpaksa menyelamatkan kita – Dia menyelamatkan karena kasih dan kebaikannya (Coba perhatikan sikap dan kerelaan Dia kepada kita di Efe 1:3-14).
Melahirkan – Kata apokyeo berati melahirkan atau menghasilkan.64 Maksudnya kelahiran rohani. (Lihat juga di 1Pet 1:3)
Melalui – Kata logos (firman) berkasus datif65 dan boleh diterjemahkan oleh firman, dari firman atau melalui firman. Lebih tepat melalui firman di sini, karena Firman Kebenaran adalah sarana untuk kita menjadi percaya dan mengalami kelahiran baru. (Rom 10:17)
Semacam – Kata tis berarti beberapa, tetapi kalau bersifat kata sifat benda, seperti di ayat ini, berarti semacam/sejenis.
Buah Pertama – Kata aparkhe berarti buah pertama, bukan anak sulung. Konsep ini sangat penting di Perjanjian Lama, dan juga dipakai secara figuratif di Perjanjian Baru untuk menggambarkan hasil pertama rohani, yaitu orang yang pertama percaya (Roma 16:5).
Ciptaan-Nya – Kata ktisma berarti makhluk-makhluk yang diciptakannya, bukan barang lain. Tidak berarti binatang akan selamat seperti manusia, tetapi keselamatan pada manusia menjadi tanda bagi makhluk-makhluk lain, yang sedang menantikan pemulihan dunia. (Roma 8:19-21)
- Ingat Kejadian 3, di mana Adam mempersalahkan Allah, Hawa mempersalahkan Iblis – Dua-duanya salah! Secara kasar, mereka berdosa karena mereka mau.
- Apakah ada yang bertekun dalam dosa dan banyak berdalih?
- Apakah ada yang sangat berani berbuat dosa, seolah-olah tidak ada akibat?
- Apakah ada yang hidup dalam ketakutan bahwa mungkin Allah mau menghancurkan mereka?
- Apakah jemaat mengerti betapa besarnya kasih dan anugerah Allah kepada mereka, sehingga Dia melahirkan mereka kembali melalui Firman-Nya? Dia tidak mungkin membuang!!
Topik Teologia -> Yak 1:17
Topik Teologia: Yak 1:17 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Atribut-Atribut Allah
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Kehendak-Nya adalah Tidak Berubah
...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Atribut-Atribut Allah
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Kehendak-Nya adalah Tidak Berubah
- Pemeliharaan-Nya Tersedia Bagi Orang-orang Percaya
- Keselamatan
- Kelahiran Baru
- Natur Kelahiran Baru
- Kelahiran Baru Terjadi oleh Firman Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.