Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Rm 8:5-14 - HIDUP MENURUT DAGING ... MENURUT ROH.
Nas : Rom 8:5-14
Paulus menguraikan dua golongan orang: mereka yang hidup menurut
daging (tabiat berdosa) dan mereka yang hidup menurut Roh.
1...
Nas : Rom 8:5-14
Paulus menguraikan dua golongan orang: mereka yang hidup menurut daging (tabiat berdosa) dan mereka yang hidup menurut Roh.
- 1) Hidup "menurut daging" berarti mengingini, menyenangi,
memperhatikan, dan memuaskan keinginan tabiat manusia berdosa. Ini
meliputi bukan saja kedursilaan seksual, perzinaan, kebencian,
kepentingan diri sendiri, kemarahan, dan sebagainya (lih.
Gal 5:19-21), tetapi juga percabulan, pornografi, obat bius,
kesenangan mental dan emosional dari adegan seksual dalam sandiwara,
buku, TV atau bioskop, dan sejenisnya
(lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).
- 2) Hidup "menurut Roh" ialah mencari dan tunduk kepada pimpinan dan
kemampuan Roh Kudus dan memusatkan pikiran pada hal-hal dari Allah
(lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).
- 3) Mustahil untuk mengikuti hukum daging dan pimpinan Roh pada saat yang bersamaan (ayat Rom 8:7-8; Gal 5:17-18). Jikalau seorang gagal melawan keinginan dosa dengan pertolongan Roh dan sebaliknya hidup menurut hukum daging (ayat Rom 8:13), dia menjadi seteru Allah (ayat Rom 8:7; Yak 4:4) dan dapat menantikan kematian rohani yang kekal (ayat Rom 8:13). Mereka yang terutama mengasihi dan memperhatikan hal-hal dari Allah dalam hidup ini dapat mengharapkan hidup kekal dan hubungan dengan Allah (ayat Rom 8:10-11,15-16).
Full Life: Rm 8:13-14 - SEMUA ORANG ... ADALAH ANAK ALLAH.
Nas : Rom 8:13,14
Di sini Paulus memberikan dasar bagi kepastian keselamatan. Jikalau
seorang terus-menerus mematikan perbuatan-perbuatan buruk tub...
Nas : Rom 8:13,14
Di sini Paulus memberikan dasar bagi kepastian keselamatan. Jikalau seorang terus-menerus mematikan perbuatan-perbuatan buruk tubuh, maka dia sedang dipimpin oleh Roh. Mereka yang dipimpin oleh Roh adalah anak-anak Allah.
Full Life: Rm 8:14 - DIPIMPIN ROH ALLAH.
Nas : Rom 8:14
Roh Kudus berdiam di dalam anak Allah supaya memimpinnya agar
berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan Firman Allah.
1)...
Nas : Rom 8:14
Roh Kudus berdiam di dalam anak Allah supaya memimpinnya agar berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan Firman Allah.
- 1) Dia memimpin terutama dengan dorongan-dorongan yang
- (a) merupakan dorongan batiniah untuk melakukan kehendak Allah dan mematikan perbuatan buruk tubuh (ayat Rom 8:13; Fili 2:13; Tit 2:11-12);
- (b) senantiasa selaras dengan Alkitab (1Kor 2:12-13; bd. 2Pet 1:20-21);
- (c) dimaksudkan memberi pengarahan dalam hidup ini (Luk 4:1; Kis 10:19-20; 16:6-7);
- (d) bertentangan dengan keinginan-keinginan berdosa (Gal 5:17-18; 1Pet 2:11);
- (e) memperhatikan kesalahan dosa, standar kebenaran Kristus dan hukuman Allah terhadap kejahatan (Yoh 16:8-11);
- (f) mendorong orang percaya agar bertekun dalam iman dan mengingatkan mereka mengenai kemurtadan dari iman pribadi dalam Kristus (ayat Rom 8:13; Ibr 3:7-14);
- (g) menjadi lebih lemah makin lama orang percaya melawan untuk menaati dorongan Roh Kudus (Rom 1:28; Ef 4:17-19,30-31; 1Tes 5:19);
- (h) mengakibatkan kematian rohani apabila ditolak (ayat Rom 8:6,13);
- (i) menghasilkan kehidupan rohani dan damai apabila ditaati (ayat Rom 8:6,10-11,13; Gal 5:22-23).
- 2) Dorongan Roh Kudus datang oleh
- (a) membaca Firman Allah (Yoh 14:26; 15:7,26; 16:13; 2Tim 3:16-17);
- (b) berdoa dengan sungguh-sungguh (ayat Rom 8:26; Kis 13:2-3);
- (c) mendengarkan khotbah dan ajaran yang saleh (2Tim 4:1-2; Ibr 13:7,17);
- (d) menjalankan penyataan-penyataan Roh (lih. 1Kor 12:7-10; 1Kor 14:6); dan
- (e) memperhatikan nasihat orang-tua dan para pemimpin Kristen yang dapat diandalkan (Ef 6:1; Kol 3:20).
Jerusalem -> Rm 5:1--11:36; Rm 8:14
Jerusalem: Rm 5:1--11:36 - -- Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk...
Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).
Ende -> Rm 8:14
Ende: Rm 8:14 - Dipimpin disini mengandung arti "mengikuti pimpinan Roh" dan "dihidupi
Roh". Pimpinan Roh Kudus itu berwudjud hidup bersenjawa dengan kita dalam segala
gerakan...
disini mengandung arti "mengikuti pimpinan Roh" dan "dihidupi Roh". Pimpinan Roh Kudus itu berwudjud hidup bersenjawa dengan kita dalam segala gerakan atas-kodrati. Roh Kudus itu memegang peranan utama. Putera Allah": Bdl. Yoh 1:13; 3:3-8 dan 2Pe 1:4.
Ref. Silang FULL -> Rm 8:14
Ref. Silang FULL: Rm 8:14 - Roh Allah // anak Allah · Roh Allah: Gal 5:18; Gal 5:18
· anak Allah: Rom 8:19; Hos 1:10; Mal 3:17; Mat 5:9; Yoh 1:12; Yoh 1:12; Gal 3:26; 4:5; Ef 1:5; Wahy 21:...
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 8:14 - -- 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak480 Allah.
Ayat ini mirip pasal 8:9, di mana dia berkata, "Tetapi kalian tidak berada dalam dag...
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak480 Allah.
Ayat ini mirip pasal 8:9, di mana dia berkata, "Tetapi kalian tidak berada dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kalian. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Kami sudah menjelaskan di atas bahwa Paulus tidak meragukan keselamatan jemaat Roma. Mereka semua didiami Roh. Menurut Cranfield,481 hal yang sama dikatakan di sini, bahwa mereka semua orang percaya. Tetapi menurut Hodges482 setiap kita yang lahir baru adalah teknon/teknon (anak, atau "child") karena kita lahir dari atas.483 Tetapi istilah 'uiov/hiuos, yang berarti "anak yang sudah diangkat secara sah", dipakai dalam ayat ini untuk menggambarkan orang percaya, anak-anak Allah, yang dipimpin Roh Allah. Jadi menurut Hodges, kita semua teknon/teknon Allah karena kita lahir dari atas, tetapi hanya orang percaya yang "hidup menurut Roh Allah" dapat disebut 'uiov/hiuos, anak Allah yang sudah dewasa dan diangkat secara sah. Kalau pengertian Hodges benar, maka pasal 8:14 sudah merupakan peralihan Paulus dari keadaan semua orang percaya kepada keadaan orang percaya yang setia pada kehendak Allah. Kalau pengertian Cranfield benar, maka peralihan tersebut baru kelihatan dalam pasal 8:17.
Hagelberg: Rm 8:14-30 - -- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
Mungkin kalau kita merenungkan pasal 8:13 di atas...
b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
Mungkin kalau kita merenungkan pasal 8:13 di atas, dua pertanyaan muncul dalam hati kita. Pertanyaan yang pertama adalah, "Apakah aku dapat melakukan apa yang diharapkan?" "Mematikan perbuatan-perbuatan tubuh", itu harus terjadi "oleh Roh". "Apakah Roh Allah diam di dalam aku?" Demikian pertanyaan atau pergumulan yang pertama. Yang ke dua adalah, "Bagaimana dengan hal itu, 'mematikan perbuatan-perbuatan tubuh'?" Rupanya ngeri, tidak enak sama sekali. "Apakah aku sungguh mau melakukannya?" "Buat apa aku menderita seperti itu?" Demikian pertanyaan yang ke dua. Jadi secara singkat, apakah aku dapat melakukannya, dan apakah akhirnya ini berguna untuk aku?
Dalam bagian ini Paulus akan memberi jawaban "Ya" yang bergema pada dua pertanyaan tersebut. "Ya", karena Roh Allah ada di dalam kita semua, dan "Ya", karena apa yang menantikan orang percaya yang taat. Kalau diamati secara teliti, kita melihat bahwa dalam nats yang panjang ini, 8:14-8:39, Paulus menjawab dua pertanyaan ini berkali-kali, secara bergantian.
Hagelberg: Rm 8:14 - -- 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak480 Allah.
Ayat ini mirip pasal 8:9, di mana dia berkata, "Tetapi kalian tidak berada dalam dag...
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak480 Allah.
Ayat ini mirip pasal 8:9, di mana dia berkata, "Tetapi kalian tidak berada dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kalian. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Kami sudah menjelaskan di atas bahwa Paulus tidak meragukan keselamatan jemaat Roma. Mereka semua didiami Roh. Menurut Cranfield,481 hal yang sama dikatakan di sini, bahwa mereka semua orang percaya. Tetapi menurut Hodges482 setiap kita yang lahir baru adalah teknon/teknon (anak, atau "child") karena kita lahir dari atas.483 Tetapi istilah 'uiov/hiuos, yang berarti "anak yang sudah diangkat secara sah", dipakai dalam ayat ini untuk menggambarkan orang percaya, anak-anak Allah, yang dipimpin Roh Allah. Jadi menurut Hodges, kita semua teknon/teknon Allah karena kita lahir dari atas, tetapi hanya orang percaya yang "hidup menurut Roh Allah" dapat disebut 'uiov/hiuos, anak Allah yang sudah dewasa dan diangkat secara sah. Kalau pengertian Hodges benar, maka pasal 8:14 sudah merupakan peralihan Paulus dari keadaan semua orang percaya kepada keadaan orang percaya yang setia pada kehendak Allah. Kalau pengertian Cranfield benar, maka peralihan tersebut baru kelihatan dalam pasal 8:17.
Hagelberg: Rm 8:1-39 - -- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
Maut tidak harus menakutkan kita lagi, karena kalau Roh Allah menghidupkan kita, mala Maut serta segala p...
4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
Maut tidak harus menakutkan kita lagi, karena kalau Roh Allah menghidupkan kita, mala Maut serta segala penderitaan dapat dimengerti sebagai alat Allah untuk menjadikan kita serupa dengan Raja kira yang akan datang.
Dalam pasal 8 Paulus mencapai puncak bagian ini, di mana dia menyatakan bahwa orang yang telah dibenarkan karena iman dapat sungguh hidup. Dia dapat sungguh hidup bebas dari Murka, bebas dari Dosa, bebas dari Hukum Taurat, dan akhirnya bebas dari Maut. Sebenarnya masalah Maut ada di latar belakang pasal 5-7. Nygren441 mengamati bahwa dalam pasal 5 diskusi mengenai pembebasan dari Murka melebar menjadi penjelasan mengenai aiwn/aion Maut dan aiwn/aion Hidup. Demikian juga dalam pasal 6 Paulus berkata bahwa "dosa memimpin kamu kepada kematian" (6:16).442 Sebagai puncak bagi pasal 7 Paulus berseru, "Siapa akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Memang maut melatarbelakangi diskusi Paulus mengenai pembebasan kita untuk sungguh hidup. Apa yang ada di latar belakang dalam pasal 5-7 muncul sebagai pokok diskusi dalam pasal 8. Nygren443 mengingatkan kita bahwa bagi Rasul Paulus Maut bukan merupakan peristiwa yang mengakhiri hidup kita, tetapi maut merupakan suatu kuasa yang menguasai aiwn/aion lama secara mutlak, sejak Kejadian 2:17 ("...pada hari engkau memakannya, pasti engkau mati") digenapi di Taman Eden.
Sama seperti Murka, Dosa, Hukum Taurat, dan Maut telah menjadi sekutu dalam aiwn/aion lama, demikian juga ada empat aspek dari pertolongan yang disediakan bagi kita dalam aiwn/aion baru.444
Kita bebas dari Murka berkat kasih Allah (5:1-11).
Kita bebas dari Dosa " baptisan Roh (6:1-14).
Kita bebas dari Hukum Taurat " kematian Kristus (7:1-6).
Kita bebas dari Maut " Roh Allah (8:1-11).
Ke empat hal yang disebut di atas, yaitu kasih Allah, baptisan Roh, kematian Kristus, dan Roh Allah, sangat berkaitan erat, dan sulit dipisahkan dalam praktek kehidupan kita.
Dalam Roma 1:18-32 Paulus menguraikan wujud murka Allah yang melawan dosa manusia. Dalam nats itu dia tidak menjelaskan apakah murka tersebut melawan orang yang tidak percaya saja, atau juga orang percaya yang berdosa. Tetapi pasal 7 membicarakan pengalaman Paulus sendiri dalam murka Allah pada waktu dulu sebelum dia hidup menurut Roh Allah. Orang percaya yang berdosa juga dapat kena murka Allah dalam hidup ini, dan Paulus menceriterakan frustrasi yang dia sendiri alami. Murka tersebut merupakan semacan hukuman atas dosa yang dialami pada zaman ini.445 Dosa yang dimaksudkan adalah dosa orang yang tidak percaya dan juga dosa orang percaya. Orang percaya akan tetap menggumuli hukuman tersebut selama mereka hanya melawan dosa dengan akal budi mereka, seperti apa yang dikatakan Paulus sebagai ringkasan pasal 7 dalam 7:25b, "Maka aku sendiri, dari segi akal budiku, aku melayani hukum Allah, tetapi dari segi daging, aku melayani hukum dosa."
Kemenangan yang disyukuri dalam 7:25a adalah suatu kemenangan yang tidak dapat diperoleh hanya dengan akal budi orang percaya. Kemenangan tersebut disediakan bagi kita melalui Roh Allah. Kemenangan itu diceriterakan dalam Roma 8. Ternyata istilah "roh" atau "Roh" hanya dipakai sekali dalam pasal 7446, sedangkan dalam pasal 8 istilah itu dipakai sembilan kali. Pengamatan ini menguatkan pengertian ini, bahwa pasal 7 membicarakan pergumulan orang percaya melawan dosa mereka, tanpa pertolongan dari Roh Kudus, sedangkan pasal 8 menceriterakan kemenangan atas dosa dengan pertolongan Roh Kudus.
Hagelberg: Rm 5:1--8:39 - -- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat dipe...
B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
Dari 3:21 sampai 4:25 Paulus bersikap tegas untuk membuktikan bahwa pembenaran hanya dapat diperoleh melalaui iman, tetapi dalam bagian ini dia bersemangat untuk menjelaskan hasil dari pembenaran karena iman.
Hasil pembenaran tersebut dapat dibagi empat, menurut Nygren.248 Dalam pasal 5 dijelaskan bahwa orang yang dibenarkan hidup bebas dari murka, dalam pasal 6 dia hidup bebas dari kuasa dosa, dalam pasal 7 bebas dari kuasa hukum Taurat, dan dalam pasal 8 bebas dari kuasa maut.
Kesatuan pasal 5-8 didukung dengan pengulangan satu anak kalimat dalam 5:1 dan ayat terakhir dalam pasal 5, pasal 6, pasal 7, dan pasal 8. Anak kalimat yang diulangi adalah "melalui (atau dalam) Tuhan kita Yesus Kristus." Urutan kata dalam anak kalimat ini tidak kaku, tidak persis sama, tetapi pengulangan kata-kata khidmat ini mengikat keempat pasal menjadi satu bagian, dan juga menyatakan bahwa setiap keempat pasal memiliki kesatuan sendiri.249
Pada tempat ini Paulus beralih dari hal pembenaran pada hal pendewasaan orang percaya. Tuhan Allah telah memperoleh pembenaran bagi kita, dengan satu persyaratan saja, yaitu iman. Lalu berdasarkan kebenaran itu kehidupan kita harus berubah. Kita harus, misalnya, "bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Tetapi sebaiknya maksud dari istilah "harus" ini dijelaskan lebih lanjut, karena ada penafsir yang berkata, "Ya, harus, dan kalau tidak, maka pembenaran orang hilang!" Ada juga teolog yang berkata, "Pembenaran itu tidak hilang, tetapi kalau kehidupan orang tidak berubah, maka kita tahu bahwa sebenarnya dia tidak pernah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat." Tetapi itu bukan yang diuraikan oleh Rasul Paulus. Memang di balik istilah "harus" ada sanksi. "Kamu harus melakukan ini dan itu, atau aku akan...." Pasti ada sanksi terhadap ketidaktaatan, tetapi Paulus tidak memakai hukuman kekal sebagai sanksi kepada orang percaya.
Sebenarnya Paulus tidak suka memakai istilah "harus". Kalau kita mengamati pasal-pasal ini kita melihat bahwa dia hanya berkata "kita bermegah dalam harapan pada kemuliaan Allah." Inilah pola Rasul Paulus dalam Surat Roma. Dia mengemukakan apa yang wajar bagi kita dengan berkata, "Ya, inilah yang kita lakukan." Kalimat Paulus dibentuk seolah-olah kita semua melakukan apa yang wajar bagi orang percaya, walaupun dia mengerti bahwa kita sering berdosa, dan tidak melakukan apa yang pantas bagi orang percaya. Paulus tidak mau mengemukakan apa yang sudah terlalu nyata, yaitu bahwa memang orang yang sudah dibenarkan dapat berdosa. Mungkin dia tidak mau mengemukakan hal ini karena tidak ada gunanya. Kita sudah tahu bahwa kita dapat berdosa, dan kalau disebut dalam surat ini, maka orang akan berkata, "Ya, lihat, boleh saja kita berdosa! Paulus memperbolehkan dosa!"
Roma 5-8 menjelaskan bagaimana "melalui Tuhan kita Yesus Kristus" kita dapat hidup bebas dari kuasa-kuasa aiwn/aion lama, sehingga kita bertumbuh secara rohani dan mengenal Yesus Kristus.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 8:10-16
Matthew Henry: Rm 8:10-16 - Hak-hak Istimewa Orang Percaya Hak-hak Istimewa Orang Percaya (Roma 8:10-16)
Dalam perikop di atas Rasul Paulus memperlihatkan dua lagi keuntungan yang baik, yang menjadi milik ...
Hak-hak Istimewa Orang Percaya (Roma 8:10-16)
- Dalam perikop di atas Rasul Paulus memperlihatkan dua lagi keuntungan yang baik, yang menjadi milik orang percaya yang sungguh-sungguh.
- I. Kehidupan. Kebahagiaan di sini bukanlah cuma kebahagiaan dalam arti dijauhkan dari sesuatu yang buruk, yaitu tidak dihukum. Tetapi kebahagiaan di sini berarti mendapatkan sesuatu yang baik. Kebahagiaan itu berarti kita melangkah maju menapaki kehidupan yang akan membawa kebahagiaan yang tak terucapkan bagi seorang manusia (ay. 10-11): Jika Kristus ada di dalam kamu. Perhatikanlah, jika Roh ada di dalam kita, maka Kristus ada di dalam kita. Ia berdiam di dalam hati oleh iman (Ef. 3:17). Sekarang di sini kita diberi tahu apa yang terjadi dengan tubuh dan jiwa orang-orang yang didiami Kristus.
- 1. Tidak ada yang bisa kita katakan selain bahwa tubuh memang mati. Tubuh ini rapuh, fana, sekarat, dan akan segera mati. Tubuh ini adalah rumah tanah liat, yang asalnya dari debu. Kehidupan yang diperoleh dan dijanjikan itu tidak membuat tubuh kekal dalam keadaannya yang sekarang. Tubuh ini mati, maksudnya, ditentukan untuk mati, ada di bawah hukuman mati: sebagaimana kita berkata “matilah dia” untuk orang yang dihukum. Di tengah-tengah kehidupan ini, kita ada dalam kematian: sekalipun tubuh kita begitu kuat, sehat, dan bugar, ia sudah mati pucuk (Ibr. 11:12), dan ini karena dosa. Dosalah yang membunuh tubuh. Inilah akibat dari kutuk pertama itu (Kej. 3:19): Engkau debu. Menurut saya, seandainya tidak ada alasan lain, maka cinta kepada tubuh seharusnya membuat kita membenci dosa, sebab dosa adalah musuh yang begitu besar bagi tubuh kita. Bahkan kematian tubuh orang-orang kudus merupakan pertanda yang tersisa akan murka Allah terhadap dosa.
- 2. Tetapi roh, jiwa yang berharga, itulah hidup. Sekarang jiwa hidup secara rohani, bahkan terlebih lagi, ia adalah hidup itu sendiri. Anugerah di dalam jiwa adalah kodratnya yang baru. Hidup orang kudus ada pada jiwanya, sedangkan hidup pendosa hanyalah sebatas tubuhnya. Setelah tubuh mati, dan kembali menjadi debu, roh adalah kehidupan, yang tidak saja hidup dan kekal, tetapi juga tertelan di dalam hidup itu sendiri. Kematian bagi orang-orang kudus hanyalah berarti dibebaskannya roh yang terlahir di sorga dari perangkap dan beban tubuh ini, supaya ia pantas ambil bagian dalam kehidupan kekal. Ketika Abraham sudah mati, Allah tetaplah Allah Abraham, sebab bahkan setelah mati, roh Abraham adalah kehidupan (Mat. 22:31-32). Lihat Mazmur 49:16. Dan ini oleh karena kebenaran. Kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka membuat jiwa aman dari kematian, dan jiwa adalah bagian yang lebih baik dari diri kita. Kebenaran Kristus yang berdiam di dalam diri mereka, dan gambaran Allah yang diperbaharui di dalam jiwa, menjaga jiwa, dan, dengan ketetapan Allah, mengangkatnya pada saat kematian, mengembangkannya, dan membuatnya layak ikut ambil bagian dalam warisan orang-orang kudus di dalam terang. Kehidupan jiwa yang kekal dijalani dengan memandang dan menikmati Allah, dan keduanya dipertemukan. Dan untuk itulah jiwa dibuat memenuhi syarat oleh pengudusan yang membenarkan. Saya merujuk pembaca pada Mazmur 17:15, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu.
- 3. Ada kehidupan yang disediakan juga untuk tubuh yang malang ini pada akhirnya: Ia akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana (ay. 11). Tuhan itu untuk tubuh, dan meskipun pada saat kematian tubuh dicampakkan sebagai bejana yang hina dan rusak, bejana yang tidak disukai, namun Allah akan rindu pada buatan tangan-Nya (Ayb. 14:15). Dia akan mengingat perjanjian-Nya dengan debu, dan tidak akan kehilangan sebutir pun dari debu-debu itu. Sebaliknya, tubuh akan dipersatukan kembali dengan jiwa, dan berpakaian kemuliaan yang pantas untuknya. Tubuh yang hina akan diubah menjadi baru (Flp. 3:21; 1Kor. 15:42). Dua hal besar yang menjamin kepastian kebangkitan tubuh disebutkan di sini:
- (1) Kebangkitan Kristus: Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga. Kristus bangkit sebagai Kepala, Yang sulung, dan Pelopor semua orang kudus yang telah meninggal (1Kor. 15:20). Tubuh Kristus terbaring di makam, di bawah dosa semua umat pilihan yang diperhitungkan kepada-Nya. Tetapi kemudian Ia menerobos keluar dari makam itu. Maka hai maut, di manakah kemenanganmu? Oleh karena kebangkitan Kristuslah kita akan bangkit.
- (2) Berdiamnya Roh. Roh yang sama yang membangkitkan jiwa sekarang akan segera membangkitkan tubuh: oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Tubuh orang kudus adalah bait Roh Kudus (1Kor. 3:16; 6:19). Nah, walaupun bait ini dibiarkan terbaring sementara dalam kehancuran, namun ia akan dibangun kembali. Kemah Daud, yang sudah roboh, akan diperbaiki, sekalipun gunung-gunung tinggi menghadang. Roh, yang mengembuskan nafas hidup pada tulang-tulang mati dan kering, akan membuat mereka hidup, dan orang-orang kudus akan melihat Allah bahkan di dalam tubuh mereka. Maka dari itulah Rasul Paulus, dengan mengingat akan hal ini, menyimpulkan betapa sudah menjadi kewajiban kita untuk tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh (ay. 12-13). Janganlah hidup kita menuruti kehendak dan kemauan daging. Dua alasan disebutkan Paulus di sini:
- [1] Kita tidak berutang pada daging, entah dalam hal hubungan, rasa terima kasih, atau dalam hal ikatan dan kewajiban apa pun. Kita tidak harus memenuhi atau melayani keinginan-keinginan daging. Kita memang wajib memberi pakaian, memberi makan, dan mengurus tubuh, seperti hamba bagi jiwa dalam pelayanannya terhadap Allah, tetapi tidak lebih jauh dari itu. Kita tidak berutang pada daging. Daging tidak pernah berbuat kebaikan yang begitu besar kepada kita sehingga kita wajib melayaninya. Tersirat di sini bahwa kita berutang kepada Kristus dan kepada Roh: kepada Dialah kita berutang segala-galanya, segala yang kita miliki dan segala yang bisa kita lakukan, dalam seribu satu ikatan dan kewajiban. Karena sudah dibebaskan dari kematian yang sedemikian besar oleh tebusan yang sedemikian besar, maka kita amat berutang kepada Pembebas kita. Lihat 1 Korintus 6:19-20.
- [2] Pertimbangkanlah akibat-akibatnya, apa yang akan menanti di ujung jalan. Di sini hidup dan mati, berkat dan kutuk, diperhadapkan kepada kita. Jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati, maksudnya, mati kekal. Menyenangkan, melayani, dan memuaskan daging, itulah yang akan membawa kehancuran jiwa, yaitu, kematian kedua. Kematian yang sebenarnya adalah kematian jiwa. Kematian orang-orang kudus hanyalah tidur. Tetapi, pada sisi lain, kamu akan hidup, hidup dan bahagia sampai selama-lamanya, itulah hidup yang sesungguhnya: Jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, menaklukkan dan menundukkan semua hawa nafsu dan keinginan, menyangkal diri dengan tidak menyenangkan dan memuaskan tubuh, dan ini dilakukan oleh Roh. Kita tidak dapat melakukannya tanpa Roh yang mengerjakannya di dalam diri kita, dan Roh tidak akan mengerjakannya tanpa kita berusaha sendiri. Sehingga dalam satu arti, kita diperhadapkan pada buah si malakama, entah tidak menyenangkan tubuh atau menghancurkan jiwa.
- II. Roh yang menjadikan kita anak Allah adalah hak istimewa lain yang menjadi milik mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (ay. 14-16).
- 1. Semua orang yang menjadi milik Kristus dibawa ke dalam hubungan dengan Allah sebagai anak-anak-Nya (ay. 14). Perhatikanlah,
- (1) Ciri-ciri mereka: Mereka dipimpin Roh Allah, seperti seorang murid yang belajar dipimpin oleh gurunya, seperti seorang pelancong yang sedang bepergian dipimpin oleh pemandunya, seperti seorang prajurit yang menunaikan tugasnya dipimpin oleh panglimanya. Mereka tidak didorong-dorong seperti binatang, tetapi dipimpin sebagaimana layaknya makhluk yang berakal, ditarik dengan tali kesetiaan dan ikatan kasih. Ciri-ciri yang tidak diragukan dari semua orang percaya yang sungguh-sungguh adalah, bahwa mereka dipimpin oleh Roh Allah. Setelah dengan iman mereka menyerahkan diri kepada bimbingan-Nya, kemudian di dalam ketaatan, mereka mengikuti bimbingan itu, dan dengan manis dipimpin ke dalam semua kebenaran dan semua kewajiban.
- (2) Hak istimewa mereka: Mereka anak-anak Allah, yang diterima ke dalam bilangan orang-orang yang diangkat sebagai anak-anak Allah, diakui dan dikasihi oleh Dia sebagai anak-anak-Nya.
- 2. Dan mereka yang adalah anak-anak Allah memiliki Roh,
- (1) Untuk mengerjakan dalam diri mereka watak sebagai anak.
- [1] Kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi (ay. 15). Kita bisa memahaminya, pertama, dengan roh perbudakan yang membayangi jemaat Perjanjian Lama. Ini dinamakan roh perbudakan karena gelap dan ngerinya masa perjanjian itu. Selubung melambangkan perbudakan (2Kor. 3:15). Bandingkan dengan ayat 17. Roh yang mengangkat kita menjadi anak tidak dicurahkan secara berkelimpahan pada waktu itu seperti halnya sekarang, sebab hukum Taurat membuka luka, tetapi sedikit memberikan obat. Sekarang kamu tidak ada dalam masa perjanjian itu, kamu tidak menerima roh itu. Kedua, kita bisa memahaminya dengan roh perbudakan yang membayangi banyak orang kudus sendiri pada saat mereka bertobat, ketika mereka diinsafkan akan keberdosaan mereka dan murka Allah, yang oleh Roh dibuat mengendap di dalam jiwa mereka. Seperti orang banyak dalam Kisah Para Rasul 2:37, sipir penjara (Kis. 16:30), dan Paulus (Kis. 9:6). Pada saat itu, Roh sendiri bagi orang-orang kudus adalah roh perbudakan: “Tetapi,” ujar Rasul Paulus, “dengan kamu ini sudah selesai.” “Allah sebagai Hakim,” menurut Dr. Manton, “dengan roh perbudakan, mengirim kita kepada Kristus sebagai Pengantara, dan Kristus sebagai Pengantara, dengan roh yang mengangkat kita sebagai anak, mengirim kita kepada Allah sebagai Bapa.” Walaupun anak Allah mungkin saja dilanda ketakutan akan perbudakan lagi, dan mungkin mempertanyakan kedudukannya sebagai anak, namun Roh yang terpuji itu tidak akan lagi menjadi roh perbudakan, sebab seandainya demikian Ia bersaksi dusta.
- [2] Tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Manusia bisa saja memberikan akta pengangkatan anak, tetapi hak istimewa Allah-lah, ketika mengangkat anak, untuk memberikan Roh yang menjadikan kita anak, yaitu kodrat sebagai anak. Roh yang mengangkat kita sebagai anak mengerjakan dalam diri anak-anak Allah kasih kekeluargaan terhadap Allah sebagai Bapa, membuat kita bersuka di dalam Dia, dan bergantung pada-Nya, sebagai Bapa. Jiwa yang dikuduskan menampakkan gambar Allah, sebagaimana seorang anak menampakkan gambar bapanya. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!" Berdoa di sini disebut berseru (KJV: menangis), yang tidak hanya merupakan pertanda, tetapi juga ungkapan alamiah bahwa kita menginginkan sesuatu. Anak-anak yang belum bisa bicara melampiaskan keinginan mereka dengan menangis. Sekarang, Roh mengajar kita di dalam doa untuk datang kepada Allah sebagai Bapa, dengan keyakinan yang penuh kekudusan dan kerendahan hati, dan memberanikan jiwa dalam melakukan kewajiban itu. Ya Abba, ya Bapa. Abba adalah bahasa Aram yang berarti bapa atau bapaku. Dalam bahasa Yunani patēr. Dan mengapa disebutkan dua kali, Ya Abba, Ya Bapa? Sebab Kristus mengatakan demikian dalam doa-Nya (Mrk.14:36), Ya Abba, ya Bapa. Dan kita sudah menerima Roh Anak. Kata Abba menandakan kegigihan hati yang dilandasi rasa sayang, dan menekankan hubungan yang didasari rasa percaya. Anak kecil, yang ingin meminta sesuatu pada bapanya, cuma bisa berkata Bapa, Bapa, dan itu sudah menyampaikan maksud mereka. Juga, mengangkat anak merupakan hal yang biasa terjadi baik bagi orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang Yahudi memanggil bapa dengan sebutan Abba dalam bahasa mereka, dan orang-orang Yunani bisa memanggil Patēr. Sebab di dalam Kristus Yesus tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi.
- (2) Untuk memberikan kesaksian tentang hubungan mereka dengan Allah sebagai anak-anak (ay. 16). Mengerjakan dalam diri orang percaya watak sebagai anak merupakan pekerjaan Roh sebagai Roh yang menguduskan, sedangkan memberikan kesaksian tentang hubungan mereka sebagai anak-anak merupakan pekerjaan Roh sebagai Penghibur. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita. Banyak orang memiliki kesaksian hanya dari rohnya sendiri bahwa keadaan mereka baik-baik saja, tetapi mereka tidak memiliki kesaksian yang sependapat dari Roh. Banyak orang mengatakan damai kepada diri mereka sendiri, padahal Allah dari sorga tidak mengatakannya kepada mereka. Tetapi orang-orang yang dikuduskan memiliki Roh Allah yang bersaksi bersama-sama dengan roh mereka, yang harus dipahami bukan sebagai wahyu langsung dan luar biasa, melainkan sebagai pekerjaan Roh yang biasa, di dalam penghiburan dan melalui sarana penghiburan, untuk mengatakan damai kepada jiwa. Kesaksian ini selalu sesuai dengan firman tertulis, dan oleh sebab itu selalu berdasar pada pengudusan, sebab Roh di dalam hati tidak bisa bertentangan dengan Roh di dalam firman. Roh tidak bersaksi kepada siapa-siapa tentang hak-hak istimewa sebagai anak jika mereka tidak mempunyai sifat dan watak sebagai anak.
SH: Rm 8:9-17 - Hidup Kristen yang sejati (Minggu, 31 Mei 1998) Hidup Kristen yang sejati
Seseorang sungguh Kristen, pengikut Kristus sejati bila Roh Kudus diam di dalamnya (ayat 9). Menerima Roh dan didiami Roh a...
Hidup Kristen yang sejati
Seseorang sungguh Kristen, pengikut Kristus sejati bila Roh Kudus diam di dalamnya (ayat 9). Menerima Roh dan didiami Roh adalah hak semua orang Kristen. Kristen menerima hak itu tatkala menyerahkan diri kepada Kristus dan mempersilakan Kristus menyelamatkan kita. Tentu saja pengalaman dipenuhi Roh berulang terus sepanjang hidup sebab kita memang harus terus dipimpin oleh-Nya. Namun hak itu bukan hak segelintir Kristen yang telah mengalami hal istimewa tertentu, tetapi hak semua orang beriman. Apabila kita tidak memiliki Roh Kudus, sama dengan mengatakan kita belum di dalam Kristus (ayat 9b).
Hidup rohani. Hidup dalam Roh itu pasti membawa dampak yang harus kita perhitungkan dan jalani. Pertama, kita menyadari bahwa akibat dosa, hidup di dalam tubuh itu menjadi sesuatu yang fana (ayat 10). Begitu kita dilahirkan ke dalam dunia ini, kita ditempatkan ke dalam perjalanan hidup menuju kematian. Nafas yang pertama kita hirup tatkala dilahirkan akan berakhir dalam nafas yang kita hembuskan saat kematian. Namun oleh Roh kini kita memiliki hidup rohani. Hidup rohani itu membuat kita dikuatkan dari ke hari dengan harapan bahwa kelak tubuh fana kita ini akan diganti oleh tubuh kebangkitan. Kita akan mengalami itu kelak sebab kini Roh yang telah membangkitkan Yesus hidup di dalam kita (ayat 11).
Hidup merdeka. Bila sungguh Roh Allah telah memerdekakan kita kita akan aktif melawan dosa (ayat 13). Menyalibkan sifat dosa adalah suatu tindakan aktif. Persis seperti ucapan Tuhan tentang mencungkil mata, mengerat tangan bila hal-hal itu membuat kita menuju neraka. Tentu saja kita tidak dapat melawan dosa dengan kekuatan sendiri. Kita butuh Roh Allah. Tetapi kita sendiri harus aktif dan tegas menolak dosa dan menyerahkan semua kelemahan yang bisa menjerat kita berdosa kepada Tuhan. Kristen berhutang untuk hidup kudus kepada Roh Kudus (ayat 12)
Renungkan: Adakah ciri Kristen dalam diri Anda? Di dalam Roh: 1) hidup dalam kesucian, 2) bebas dari ketakutan akan hukuman, 3) bebas berdoa kepada Bapa, 4) adalah pewaris Kerajaan Allah.
SH: Rm 8:9-17 - Status dan kondisi (Kamis, 27 Juli 2006) Status dan kondisi
Seperti halnya hanya ada dua status, demikian pula hanya ada dua
kemungkinan keadaan hidup seseorang. Entah orang berstatus mil...
Status dan kondisi
Seperti halnya hanya ada dua status, demikian pula hanya ada dua kemungkinan keadaan hidup seseorang. Entah orang berstatus milik Kristus dan itu pasti tercermin dalam keadaan nyata kehidupannya, atau orang yang keadaan hidupnya tetap tidak beres yang menyatakan bahwa statusnya belum diperbarui oleh Kristus. Roh yang kudus dan daging yang bersifat dosa tidak mungkin berdamai. Jadi, kondisi hidup kita adalah tanda bagaimana status rohani kita sesungguhnya.
Orang yang memiliki Roh Kristus dalam hatinya bukan saja berstatus dibenarkan, tapi juga berstatus baru diangkat menjadi anak Allah (13- 15). Dengan status anak Allah ini, orang percaya dimungkinkan menyeru Allah sebagai Bapa. Roh Allah sendiri menyaksikan dalam hati orang percaya kesungguhan fakta pengangkatannya menjadi anak Allah (16). Paulus di sini menggunakan kata "menyeru" bukan sekadar memanggil. Ia menunjuk kepada pengalaman atau saat orang berteriak dengan penuh keyakinan dari kebutuhan jiwa terdalam kepada Allah. Ini bisa merupakan pengalaman dramatis ketika kita pertama kali beriman dan bertobat, yang disusul oleh penghayatan seterusnya hubungan yang dalam dan hangat orang percaya dengan Bapanya di surga.
Status menjadi anak angkat Allah ini pun akan tercermin di dalam keadaan nyata. Bukan saja orang percaya akan diberikan keberanian iman untuk meyakini Allah sebagai Bapa dan Kristus sebagai Anak. Orang percaya juga akan mengalami keadaan rohani yang akrab dengan Allah. Keakraban ini akan terpantul nyata dalam kehidupan doanya, dalam sikapnya merenungkan firman Tuhan, dalam ibadahnya mengasihi Allah, dalam ketekunannya mencari kehendak-Nya, menjauhi dosa, serta menikmati pengharapan surgawi, dsb.
Respons: Bersyukur atas kasih karunia yang menjadikan kita anak Allah. Mintalah tuntunan Roh Allah yang berkenan tinggal di dalam hidup kita.
SH: Rm 8:12-17 - Menjadi anak-anak Allah (Sabtu, 18 April 2009) Menjadi anak-anak Allah
Orang yang percaya kepada Allah dan menerima karya Kristus di salib
telah mengalami pengampunan dosa dan diberi kuasa me...
Menjadi anak-anak Allah
Orang yang percaya kepada Allah dan menerima karya Kristus di salib telah mengalami pengampunan dosa dan diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Kita menjadi anak-anak Allah berdasarkan pengangkatan dari Allah sendiri oleh karena karya Anak sulung Allah, yaitu Kristus (Rm. 8:23)
Apa yang menjadi bukti bahwa kita adalah anak-anak Allah? Roh Kudus akan memberi kesaksian di dalam hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (ayat 16). Roh Allah menolong kita untuk mampu dan berani menyapa Allah sebagai Bapa kita (ayat 15). Kita tidak takut lagi karena dosa-dosa kita sudah diampuni. Bukti lain bahwa kita adalah anak-anak Allah yaitu kita mampu untuk hidup tanpa dikendalikan lagi oleh keinginan daging (ayat 13). Sebaliknya Roh Allah menjadi pemimpin hidup kita (ayat 14) untuk menghasilkan buah-buah kebenaran (Gal. 5:22-23).
Sebagai anak-anak Allah, kita mengetahui bahwa kita adalah ahli waris Allah, yaitu orang-orang yang berhak menerima segala janji Allah (ayat 17). Janji apa sajakah itu? Yaitu suatu hari kelak kita akan menikmati kemuliaan bersama dengan Kristus di surga, walaupun saat di dunia yang fana ini kita masih mengalami berbagai penderitaan (ayat 19-24).
Kita dikuatkan dan dimam-pukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh karena keyakinan kita pada janji Allah bahwa suatu hari kelak kita akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjara tubuh kita. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh Kudus akan menolong kita mengung-kapkan keluhan yang tak terucapkan di dalam doa (ayat 26).
Semua ini merupakan bukti bahwa Allah telah memilih dan menetapkan kita sebagai anak-anak-Nya. Tidak ada hal apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, yang luput kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan menikmati karya Allah serta mencicipi kemuliaan-Nya. Cicipan kemuliaan itu semakin terasa saat kita bersekutu dengan sesama anak Allah. Di dalam persekutuan itu iman kita semakin diteguhkan, pengharapan kita semakin fokus ke depan, dan kasih kita makin mewujud dalam keseharian kita.
SH: Rm 8:12-17 - Hidup sebagai Orang Berhutang (Sabtu, 29 Oktober 2016) Hidup sebagai Orang Berhutang
Ada seorang bapak berutang cukup banyak kepada tuan A. Karena tuan A seorang yang kejam, ia menuntut bapak itu membayar...
Hidup sebagai Orang Berhutang
Ada seorang bapak berutang cukup banyak kepada tuan A. Karena tuan A seorang yang kejam, ia menuntut bapak itu membayar utangnya. Jika tidak, tuan A akan memenjarakannya.
Berita ini terdengar oleh tuan B. Karena belas kasihannya, tuan B bersedia membayar semua hutang bapak tersebut.
Tentu saja hal ini sangat menggembirakan hati Sang Bapak. Meski ia sadar dirinya masih terlilit utang, namun kini ia berutang bukan kepada tuan yang jahat melainkan kepada tuan yang baik dan penuh belas kasihan. Sebab itu, bapak itu bersedia melakukan apa saja yang bisa dilakukannya demi tuan barunya.
Gambaran inilah yang Paulus ajarkan pada bacaan hari ini. Paulus memberikan aplikasi praktis dari pengajarannya di bagian sebelumnya, yang ia simpulkan di ayat 12. Menariknya, Paulus menyebut kita sebagai "orang-orang berutang" (Ingg. Under obligation).
Paulus ingin menegaskan bahwa sebagai orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus dan telah menerima Roh Kudus, kita harus hidup menurut Roh, bukan menuruti keinginan daging atau dosa (12).
Hidup menurut Roh berarti hidup dipimpin oleh Roh dan mematikan segala perbuatan dosa (13-14). Tidak hidup lagi dalam ketakutan, melainkan menyandarkan diri kepada pimpinan Roh Allah (14-15). Hasilnya adalah kita disebut anak-anak Allah (14, 16) dan ahli waris-Nya (17) yang akan menerima janji dan keselamatan serta kemuliaan bersama Allah (17). Indah bukan karya Allah di dalam hidup kita?
Pertanyaannya, siapakah yang lebih kita taati selama ini? Keinginan daging kita atau kehendak Tuhan? Marilah kita bersungguh-sungguh menjalani hidup dalam Roh. Hidup seturut kehendak dan firman-Nya. Hidup dipimpin oleh Roh-Nya.
Sesungguhnya, kita adalah orang-orang yang berutang kepada Kristus, Sang Pemilik hidup kita. [MFS]
Baca Gali Alkitab 9
Kematian Kristus bukan saja menyelesaikan kebinasaan kekal, tetapi juga memberikan kekuatan pada orang-orang percaya untuk membuat pilihan, apakah hidup dalam kedagingan atau hidup oleh Roh. Jika kita memilih hidup dalam kedagingan, maka kita akan diperbudak oleh dosa. Seandainya memilih hidup oleh Roh, maka kita adalah anak-anak Allah yang mewarisi hidup kekal.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dimaksud oleh Paulus dengan hidup menurut daging dan hidup oleh Roh (12-13?
2. Apa ciri khas orang yang hidup oleh Roh dan apa alasannya (14-15)?
3. Sebutan apa yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup oleh Roh (16)?
4. Apa saja yang diterima seseorang saat ia hidup menurut kehendak Allah (17)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa perbedaan manusia yang hidup menurut daging dan yang hidup oleh Roh Allah?
2. Mengapa hidup menurut Roh Allah menjadi penekanan utama oleh Paulus?
Apa respons Anda?
1. Allah berjanji bahwa setiap orang percaya yang mengalami penderitaan bersama Kristus akan dipermuliakan. Bagaimana cara Anda mengucap syukur atas janji-Nya ini?
2. Mengikut Kristus bukan perkara mudah karena setiap orang percaya harus siap sedia menderita bagi-Nya. Apa tekad Anda dalam menghadapi penderitaan demi Kristus?
Pokok Doa:
Memohon kepada Allah untuk memberi kekuatan di kala menghadapi penderitaan karena Kristus.
SH: Rm 8:1-17 - Hidup sebagai anak Tuhan (Rabu, 7 April 2010) Hidup sebagai anak Tuhan
Tidak ada hukuman!" Bayangkan bila ketiga kata itu diucapkan oleh
seorang hakim kepada terdakwa yang diancam hukuman ma...
Hidup sebagai anak Tuhan
Tidak ada hukuman!" Bayangkan bila ketiga kata itu diucapkan oleh seorang hakim kepada terdakwa yang diancam hukuman mati. Tentu dia akan kegirangan karena punya kesempatan menghirup udara lebih lama lagi.
Seperti si terdakwa itulah posisi manusia ketika berdosa. Karena berdosa, tak ada satu hal pun yang mampu dilakukan manusia untuk menyenangkan Allah. Seluruh kecenderungannya tertuju pada dosa (ayat 5). Memang ada orang yang baik, tetapi kebaikan manusia berselubung dosa dan akan berujung maut (ayat 6). Orang Israel sendiri berusaha keras untuk hidup benar berdasarkan Hukum Taurat. Namun hukum bersifat menuntut maka ketika tuntutan tidak dipenuhi, manusia akan berdosa. Ketidakmampuan orang memenuhi tuntutan Taurat membuat Allah bertindak. Ia mengirimkan Putra-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dominasi dosa. Dengan demikian, manusia dibebaskan dari hukuman dosa (ayat 1-4). Bukankah kebenaran ini menggembirakan?
Namun tidak berhenti sampai di situ. Pembenaran merupakan dasar dan titik awal pengudusan. Dan setelah menerima anugerah keselamatan orang harus bertumbuh dalam kasih karunia menuju keserupaan dengan Kristus. Maka sebuah perubahan radikal dituntut dari orang yang percaya Yesus, yaitu perubahan pola pikir, motivasi, dan cara hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Untuk itu Allah mengaruniakan Roh Kudus kepada orang yang telah diselamatkan. Roh ber-diam dalam diri orang itu dan memimpin dia untuk melakukan kehendak Allah (ayat 14). Maka tak ada alasan bagi orang percaya untuk berjalan menurut daging karena orang percaya telah "diadopsi" menjadi anak Allah (ayat 16). Anak yang diadopsi telah sepenuhnya menjadi hak orang tua yang mengadopsi dia dan hidup sepenuhnya mengikuti hidup orangtua itu, dan akan diperhitungkan sebagai ahli waris.
Begitu jugalah ketika orang menjadi Kristen. Ia beroleh hak istimewa serta tanggung jawab sebagai anak dalam keluarga Allah. Maka marilah hidup sebagai anak-anak Allah.
SH: Rm 8:1-17 - Hidup dipimpin Roh Allah (Jumat, 27 April 2012) Hidup dipimpin Roh Allah
Yesus pernah mengkritik tajam beberapa pemuka agama Yahudi karena tidak memercayai Dia, padahal Alkitab menyaksikan Dia. Yes...
Hidup dipimpin Roh Allah
Yesus pernah mengkritik tajam beberapa pemuka agama Yahudi karena tidak memercayai Dia, padahal Alkitab menyaksikan Dia. Yesus berkata, kamu adalah anak-anak pembunuh dan pendusta karena bapamu, Iblis adalah pembunuh manusia dan pendusta (Yoh. 8:44-47). Ngeri sekali dituding seperti itu. Akan tetapi, memang benar. Saat kita hidup di dalam dosa, kita dikuasai oleh roh-roh jahat. Perbuatan-perbuatan kita dikendalikan oleh Iblis sebagai majikan jahat kita. Hanya ketika kita dibebaskan oleh kuasa Roh Allah, kita tidak lagi dikendalikan oleh Iblis. Kita sekarang bisa disebut anak-anak Allah.
Kita yang percaya kepada Yesus disebut anak-anak Allah. Roh Kudus memerdekakan kita dari belenggu dosa dan kematian (2). Roh Kudus memimpin hidup kita (14). Dia bekerja di dalam hati dan pikiran kita. Dialah yang memampukan kita tidak lagi hidup menurut keinginan daging (9), melainkan menurut keinginan Roh yang menghasilkan damai sejahtera sejati (6). Roh Kuduslah yang menolong kita untuk yakin bahwa kita memang anak-anak Allah (16) dan memberanikan diri kita untuk memanggil Allah sebagai Bapa (15). Sebagai anak-anak Allah kita memiliki warisan surgawi yang disediakan untuk kita kelak di surga. Di dunia ini kita dapat mencicipinya, sementara masih mengalami berbagai penderitaan demi Kristus. Akan tetapi kelak di surga, kita menikmatinya secara penuh bersama Kristus (17).
Apa tanggung jawab kita? Hidup sesuai dengan kuasa kehidupan yang Roh Kudus telah berikan dalam hidup kita. Kita sudah dimerdekakan dari dosa, maka hidup kita tidak boleh menyerah terhadap godaan dosa. Mari kita menjaga kesucian hidup kita. Kita memiliki akses langsung kepada Allah Bapa, maka kita harus memelihara persekutuan intim dengan-Nya, memanggil-Nya dengan mesra, ya Abba, ya Bapa! Bersekutulah dengan Alllah lewat merenungkan firman-Nya dan berdoa.Kita telah memiliki kepastian keselamatan, maka apa pun masalah yang kita hadapi dalam hidup ini, kita tidak boleh bimbang bahwa kitalah pewaris segala janji Allah. Hiduplah sebagai anak-anak Allah.
SH: Rm 8:1-17 - Hidup Menurut Daging atau Roh? (Minggu, 3 Juli 2022) Hidup Menurut Daging atau Roh?
Alkitab berulang kali menegaskan hanya ada dua jalan kehidupan di dunia, hidup menurut daging atau menurut Roh. Tidak ...
Hidup Menurut Daging atau Roh?
Alkitab berulang kali menegaskan hanya ada dua jalan kehidupan di dunia, hidup menurut daging atau menurut Roh. Tidak ada pilihan ketiga, tidak ada zona netral.
Rasul Paulus memaparkan perbedaan di antara keduanya. Orang yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging. Cara hidup seperti itu bertentangan dengan hukum Allah dan menghasilkan maut (5-7). Sebaliknya, orang yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal rohani yang menghasilkan damai sejahtera dan hidup kekal (5-6). Bila Roh Allah ada dalam diri seseorang, orang itu diangkat menjadi anak Allah yang layak menerima penggenapan janji-janji Allah (16-17).
Lebih cermat lagi, orang yang hidup menurut daging bukanlah orang percaya yang sesekali jatuh ke dalam dosa. Hidup menurut daging adalah ciri orang yang sama sekali belum mengalami kelahiran baru. Kita tidak bisa menilai apakah seseorang hidup menurut daging, kecuali dari kebiasaannya, seperti suka ke tempat pelacuran, menyembah berhala, atau mempraktikkan ilmu hitam (lih. Gal. 5:19-21).
Lebih lanjut lagi, orang yang hidup menurut Roh bukanlah orang percaya yang secara sempurna tidak pernah jatuh ke dalam dosa. Namun, dalam kuasa Roh Kudus, ia terus berjuang untuk mematikan keinginan-keinginan daging. Pikirannya tertuju kepada hidup yang kekal. Takut akan Allah ada padanya.
Maka, ada perintah bagi kita yang beriman kepada Kristus. Teruslah berjuang sampai kita tidak lagi melakukan dosa! Roh Allah memampukan kita.
Bagi kita ada pula janji. Jika kita setia menuruti Roh Kudus, maka pada akhir zaman, Allah akan memberi kita tubuh yang baru. Tubuh itu sama sekali tidak tunduk kepada dosa.
Oleh karena itu, berdoalah setiap pagi agar Allah memberi kita kekuatan untuk menghindari godaan-godaan dosa di sepanjang hari itu. Mintalah pimpinan Roh Kudus dalam kita melangkah.
Kekuatan kita bukan terletak pada tekad atau strategi untuk menjauhi atau menghindari dosa, melainkan pada Dia yang telah mengalahkan maut. Semua dari-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. [PHM]
Utley -> Rm 8:12-17
Utley: Rm 8:12-17 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 8:12-1712 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 13 S...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 8:12-17
12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Rom 8:12 "Jadi" Paulus berlanjut memanjangkan implikasi dari presentasinya tentang ay. Rom 8:1-11
□ "kita adalah orang berhutuang" Ini adalah sisi lain dari kemerdekaan Kristen (lih. Rom 14:1-15:13). Ini adaalah kesimpulan yang ditarik dari diskusi mengenai pengkudusan dalam ay. Rom 8:1-11, yang mencakup baik posisional (INDICATIVE) maupun progresif (IMPERATIVE). Jelas pula ditunjukkan bahwa orang percaya harus masih berjuang melawan sifat-sifat kejatuhan yang lama (lih. Rom 7). Ada pilihan yang harus dibuat (iman mula-mula) dan kelanjutan pilihan yang harus dibuat (iman gaya hidup)!
Rom 8:13 "jika" Ada serentetan KALIMAT CONDITIONAL dalam ay. Rom 8:9,10,11,13 (dua kali), dan 17 (dua kali). Kesemuanya adalah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar dari sudut pandang penulisnya atau untuk tujuan penulisannya. Paulus menganggap bahwa pembacanya di gereja Roma adalah Orang Kristen yang hidup oleh Roh.
□ "kamu hidup menurut daging, kamu akan mati" kedua KATA KERJA dai ay. Rom 8:13 berbentuk PRESENT TENSE, yang berbicara mengenai tindakan yang berkelanjutan. Alkitab mengungkapkan tiga tahapan kematian (1) kematian rohani (lih. Kej 2:17; 3:1-7; Ef 2:1); (2) kematian jasmani (lih. Kej 5); dan (3) kematian kekal (lih. Wahy 2:11; 20:6,14; 21:8). Kematian yang dibicarakan dalam bagian ini adalah kematian rohani dari Adam (lih. Kej 3:14-19) yang menghasilkan kematian jasmani dari umat manusia (lih. Kej 5). Dosa Adam membawa kematian pada pengalaman manusia (lih. Rom 5:12-21). Setiap kita atas dasar kehendak kita sendiri telah memilih untuk mengambil bagian dalam dosa. Jika kita memilih untuk tinggal di dalamnya, dosa akan membinasakan kita "secara kekal" (lih. Wahy 20:6,14, "kematian kedua"). Sebagai orang Kristen kita harus mati bagi dosa dan diri kita sendiri dan hidup bagi Allah (lih. Rom 6)
□ "jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup" Jaminan keselamatan orang percaya disahkan atau didemonstrasikan oleh gaya hidup keKristenan mereka (lih. Kitab PB Yakobus dan I Yohanes). Orang percaya tidak hidup dalah kehidupan barunya dengan usaha mereka sendiri, namun oleh pimpinan dari Roh (lih. ay14). Namun demikian, sehari-hari, mereka harus menyerahkan diri mereka pada pengendalianNya (lih. Ef 5:17-18).
Dalam konteks ini "perbuatan tubuh" dipandang sebagai kehidupan dalam jaman lama yang menuh dosa. Ini bukanlah penolakan terhadap kekekalan terhadan keberadaan jasmaniah (lih. Rom 8:23) namun merupakan kontras antara Roh yang berdiam dalam kita (jaman baru) dan pergumulan dengan dosa (jaman lama).
Rom 8:14 "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE, yang menyatakan panduan yang berkelanjutan dari Roh. Ro menarik kita kepada Kristus dan kemudian membentuk Kristus dalam kita (lih. ay. Rom 8:29). KeKristenan lebih daripada sebuah keputusan. Melainkan adalah suatu pemuridan yang terus berlangsung, yang diawali dengan sebuah keputusan. Ini tidak menunjuk pada peristiwa, waktu, atau pelayanan yang khusus, namun kegiatan harian.
□ "anak-anak Allah" Frasa JAMAK ini digunakan dalam PL untuk malaikat dan jarang untuk manusia. Bentuk kata TUNGGAL digunakan untuk Adam, Israel, Rajanya, dan Mesias. Di sini kata ini menunjuk pada orang-orag percaya. Dalam ay. Rom 8:14 kata Yunani huioi (anak-anak laki-laki) digunakan, dalam ayat Rom 8:16, tekna (anak-anak). Kedua kata tersebut sinonim dalam konteks ini.
Rom 8:15 "roh" Ayat ini, seperti ay. Rom 8:10, bersifat mendua. Yaitu dapat menunjuk pada roh yang baru dalam Kristus dari manusia yang telah ditebus atau Roh Kudus. Keduanya ditemukan di ayat Rom 8:16.
Ada beberapa tempat dalam tulisan Paulus yang menggunakan pengembangan ketata-bahasaan ini untuk menjelaskan apa yang dihasilkan Roh Kudus dalam orang percaya secara pribadi.
- 1. di sini "bukan suatu oh perbudakan," "suatu roh pengangkatan anak," ay. Rom 8:15
- 2. "suatu roh kelemah-lembutan," 1Kor 4:21
- 3. "suatu roh iman (kesetiaan), 2Kor 4:13
- 4. "suatu roh hikmat dan tentang perwahyuan," Ef 1:17
Ada beberapa tempat, khususnya di I Korintus, di mana Paulus menggunakan pneuma untuk menunjuk pada dirinya sendiri (lih. 1Kor 2:11; 5:3; 7:34; 16:8; dan Kol 2:5). Dalam konteks ini secara meyakinkan ay. Rom 8:10,15 sangat cocok dengan kategori ini.
□ "(dari) perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi" Ciri-ciri dari sifat lama adalah rasa takut. Ciri-ciri dari sifat baru dijelaskan di ay. Rom 8:14-17.
□ "menjadikan… anak" Mengangkat anak sangatlah sulit menurut Hukum Roma, namun sekali berhasil, sifatnya permanen. (lih. Gal 4:4-6). Penggambaran ini mendukung kebenaran teologis tentang jaminan bagi orang percaya. Seorang anak lahiriah dapat dicabut hak warisnya, anak angkat tidak. Ini adalah penggambaran kekeluargaan favorit dari Paulus untuk menjelaskan tentang keselamatan (lih. ay. Rom 8:15,23). Yohanes dan Petrus menggunakan penggambaran kekeluargaan yang berhubungan, yaitu "lahir baru" (lih. Yoh 3:3; 1Pet 1:3,23).
□ "Abba" Istilah bahasa Aram ini adalah panggilan seorang ayah oleh anaknya di rumah. ("bapa" or "ayah"). Yesus dan murid-murid berbicara dalam bahasa Aram. Orang percaya sekarang dapat datang kepada Allah yang Maha Kudus dengan menggunakan darah Kristus, melalui Roh yang diam dalam kita dengan iman yang teguh dan keyakinan keluarga (lih. Mr 14:36; Gal 4:6). Apakah tidak mengagumkan bahwa manusia yang jatuh dapat memanggil Allah, Bapa, dan bahwa Roh Kudus yang abadi akan menghendaki hal ini! Lihat Topik Khusus: Bapa pada Rom 1:7.
Rom 8:16 "Roh itu (sendiri)" kata bahasa Yunani dari Roh ialah NEUTER, oleh karena itu, KJV menterjemahkannya sebagai "Roh, sendiri," namun Roh adalah suatu pribadi; Ia dapat berduka (cf. Ef 4:30; I Thess. Rom 5:19), so "Himself" is a better translation.
"bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Sebagaimana dicatat dalam ay. Rom 8:13, satu aspek dari jaminan iman adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan dan terus berubah. (lih. kitab PB Yakobus dan I Yohanes). Aspek lain dari jaminan adalah bahwa Roh yang berdiam dalam kita telah menggantikan rasa takut pada Allah dengan kasih kekeluargaan. Catat terjemahan dan pungtuasi dari RSV dan NRSV, "ketika kita berseru, ya Abba! Ya Bapa! Roh Kudus sendirilah yang menjadi saksi bersama roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah" (lih. Gal 4:6). Ini menyatakan bahwa jaminan ini datang ketika orang percaya dapat memanggil Allah Bapa, oleh Roh Kudus.
Roh yang menjadi saksi di dalam memang tak dapat didengar, namun nyata kerjaNya.
- 1. rasa bersalah akibat dosa
- 2. kerinduan untuk menjadi seperti Kristus
- 3. kerinduan untuk bersama dengan keluarga Allah
- 4. lapar akan firman Allah
- 5. rasa perlu untuk melakukan penginjilan
- 6. rasa perlu untuk memberikan pengorbanan Kristen
Ini adalah jenis kerinduan dari dalam yang menyediakan suatu bukti iman dari pertobatan. Jaminan keselamatan telah dibelokkan menjadi hal-hal yang bersifat denominasional:
- 1. Teologia Katholik Romawi menolak kemungkinan jaminan dalam kehidupan ini namun mendasarkan keyakinan dalam keanggotaan seseorang pada suatu gereja yang "benar".
- 2. John Calvin (tradisi Reformasi) mendasarkan jaminan pada pemilihan (pradestinasi), namun tak seorangpun dapat mengetahuinya dengan yakin sampai setelah masa kehidupan ini, yaitu pada Hari Penghakiman.
- 3. John Wesley (tradisi Methodist) medasarkan jaminan pada suatu kasih yang sempurna (hidup di atas dosa yang diketahui)
- 4. sebagian besar Baptist telah cenderung mendasarkan jaminan pada janji-janji Alkitabiah tentang anugerah yang cuma-cuma (namun mengabaikan semua peringatan dan teguran).
Ada dua bahaya yang berkaitan dengan penyajian PB yang bersifat paradoks mengenai jaminan orang Kristen:
- 1. penekanan yang berlebihan pada "sekali selamat, selalu selamat"
- 2. penekanan yang berlebihan pada prestasi manusia dalam pemeliharaan keselamatan.
Ibrani 6 dengan jelas mengajarkan "sekali keluar, selalu di luar," Usaha manusia (pekerjaan yang baik) tidak memelihara keselamatan orang percaya (lih. Gal 3:1-14). Namun pekerjaan yang baik adalah tujuan dari kehidupan keKristenan (lih. Ef 2:10). Ini adalah hasil alamiah dari pertemuan dengan Allah dan memiliki Roh yang berdiam di dalam. Itu semua adalah bukti dari kesungguhan pertobatan seseorang.
Jaminan tidak dimaksudkan sebagai pelembutan dari seruan Alkitab akan kekudusan! Secara teologis, jaminan didasarkan pada sifat dan tindakan dari Allah Tritunggal:
- 1. Kasih dan kemurahan Bapa
- 2. Karya pengorbanan paripurna dari Anak
- 3. Penarikan kepada Kristus oleh Roh yang kemudian membentuk Kristus dalam orang percaya yang bertobat.
Bukti dari keselamatan ini adalah pandangan terhadap dunia yang diubahkan, hati yang diubahkan, gaya hidup yang diubahkan, dan pengharapan yang diubahkan! Baukti ini tidak dapat didasarkan atas keputusan emosional di masa lalu yang tanpa disertai oleh bukti gaya hidup (yaitu, buah-buah, lih. Mat 7:15-23; 13:20-22; Yoh 15). Jamina, seperti keselamatan, seperti kehidupan keKristenan dimulai dengan suatu tanggapan terhadap kemurahan Allah dan melanjutkan tanggapan tersebut disepanjang kehidupan ini. Suatu kehidupan iman yang diubahkan dan terus berubah!
□ "bersaksi" Ini adalah satu lagi kata majemuk syn . Roh menjadi saksi bersama dengan roh orang percaya. Paulus menggunakan istilah kata majemuk ini dalam Rom 2:15; 8:16; 9:1.
Rom 8:17 "jika" Ada serentetan KALIMAT CONDITIONAL dalam ay. Rom 8:9,10,11,13 (dua kali), Yoh 17 (dua kali). Kesemuanya adalah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar dari sudut pandang penulisnya atau untuk tujuan penulisannya. Paulus menganggap bahwa pembacanya di gereja Roma adalah Orang Kristen.
□ Dalam ayat ini ada tiga kata majemuk yang menggunakan syn , yang artinya "berpartisipasi secara bersama dengan". Orang-orang percaya berbagi hak waris bersama Kristus; orang percaya berbagi penderitaan bersama Kristus; dan orang percaya akan berbagi kemuliaan bersama Kristus. Ada lagi kata majemuk syn dalam ay. Rom 8:22 (dua kali), 26 & 28. Ef 2:5-6 juga memiliki tiga kata majemuk syn yang menjelaskan kehidupan orang percaya dalam Kristus.
□ "ahli waris" Ini adalah satu lagi penggambaran kekeluargaan untuk menjelaskan mengenai orang percaya (lih. Rom 4:13-14; 9:8; Gal 3:29). Lihat Topik Khusus beriut ini.
- NASB, NKJV "jika kita menerita bersama-sama dengan Dia"
- NRSV "jika, dalam kenyataannya, kita menderita bersama Dia"
- TEV "karena jika kita berbagi penderitaan-penderitaan Kristus" JB "berbagi penderitaan-penderitaanNya"
Penderitaan adalah norma bagi orang ercaya di dalam suatu dunia yang jatuh (lih. Mat 5:10-12; Yoh 15:18-21; 16:1-2; 17:14; Kis 14:22; Rom 5:3-4; 8:17; 2Kor 4:16-18; Fili 1:29; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12; Yak 1:2-4; 1Pet 4:12-19). Yesus telah menetapkan polanya (lih. Ibr 5:8). Bagian selanjutnya dari pasal ini mengembangkan tema ini.
"dipermuliakan bersama-sama dengan Dia " Dalam tulisan-tulisan Yohanes kapanpun Yesus membicarakan tentang kematianNya, Ia menyebutnya "dipermuliakan". Yesus dipermuliakan oleh penderitaanNya. Orang-orang percaya, secara posisional dan seringkali pengalaman, berbagi peristiwa kehidupan (lih. Rom 6). Lihat Topik Khusus: Memerintah dalam Kerajaan Allah pada Rom 5:17-18.
Topik Teologia -> Rm 8:14
Topik Teologia: Rm 8:14 - -- Roh Kudus
Roh yang Memimpin
Mat 4:1 Kis 8:29 Kis 16:6-7 Rom 8:14
Roh Allah
Kej 1:2 Kel 31:3 Bil 24...
- Roh Kudus
- Roh yang Memimpin
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Pengalaman Orang Kristen
- Keselamatan
- Adopsi
- Pengudusan
- Roh Kudus Memberi Hidup kepada Orang Percaya
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Menaklukkan Kedagingan
- Orang Kristen Disebut Anak-anak Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Bersedia untuk Dipimpin oleh Roh Allah
- Gereja
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Kiasan dan Nama dalam Perjanjian Baru
- Anak-anak Allah
TFTWMS -> Rm 8:14-17
TFTWMS: Rm 8:14-17 - Anak-anak Allah "ANAK-ANAK ALLAH" (Roma 8:14-17)
14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan ya...
"ANAK-ANAK ALLAH" (Roma 8:14-17)
14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Ayat 14. Selanjutnya, Paulus menulis, [Karena] Semua orang, yang dipimpin [a¡gw, agō] Roh Allah, adalah anak Allah. "Karena" (ga÷r, gar) mengaitkan ayat 14 dengan ayat sebelumnya. Paulus telah bicara tentang hidup "menurut Roh" (8:4), mengarahkan pikiran kepada "hal-hal yang dari Roh" (8:5), dan "mematikan perbuatan-perbuatan tubuh" oleh Roh (8:13). Sekarang, ia menunjukkan bahwa mereka yang hidup dengan cara seperti itu adalah anak Allah.
Ayat 14 sering dipahami di luar konteksnya, dengan penekanan yang besar pada pimpinan Roh. Itu bukan penekanan Paulus. Paulus sedang berfokus pada perlunya kita membolehkan diri kita dipimpin oleh Roh. Alkitab NCV mengatakan, "Anak-anak Allah sejati adalah mereka yang membiarkan Roh Allah memimpin mereka." Ayat 14 adalah lebih tentang "keikutan" daripada kepemimpinan Roh. Moo menulis bahwa "'dipimpin oleh Roh' berarti 'orientasi utama hidup Anda ditentukan oleh Roh.'"58
Namun demikian, para penyelidik sering bersikeras meminta kita menjawab pertanyaan "Bagaimanakah kita dipimpin oleh Roh Kudus?" Kepemimpinan Ilahi bukan konsep baru yang diperkenalkan oleh Paulus. Pertimbangkanlah kata-kata familiar dari Mazmur 23:3: "Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya" (KJV). Kita menyanyikan lagu-lagu seperti ini:
Tuhan menuntun hidupku Betapa sukacitaku! Kemana saja jalanku, Tangan Tuhan menuntunku.59
Namun begitu, untuk alasan tertentu, ada orang-orang yang memberikan arti yang berbeda kepada perkataan dipimpin oleh Roh Kudus. Mereka bicara tentang bisikan misterius, pernyataan mimpi, penglihatan yang mengejutkan pikiran, dorongan hati yang tak bisa dilawan, dan perasaan yang menguasai diri. Jika kita harus bergantung pada perasaan kita untuk memahami pimpinan Roh, kita semua akan gagal, sebab tidak ada yang lebih berfluktuasi atau lebih dapat diandalkan daripada perasaan. J. D. Thomas bercerita tentang seorang wanita yang menerima kabar bahwa anaknya, yang berada menjadi tentara, gugur dalam pertempuran.60Ia sangat terpukul. Lalu ia menerima kabar bahwa pesan yang pertama itu merupakan kesalahan, bahwa anaknya masih hidup. Sukacitanya tak terkatakan. Terakhir, ia diberitahu bahwa pesan kedua yang dikirim itu merupakan kesalahan dan yang benar adalah pesan yang pertama— dan ia tenggelam lagi ke dalam keputusasaan. Jika kita mendasarkan apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan pada perasaan kita, kita sedang membangun hidup kita di atas pasir yang bergerak.
Bagaimanakah orang dapat mengetahui apakah perasaannya yang dipimpin oleh Roh sedang digerakkan oleh Roh, berasal dari proses mentalnya sendiri, atau mungkin bahkan berasal dari si jahat? Kadang-kadang jawaban ini diberikan: "Roh Kudus tidak akan memimpin orang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab." Penalaran itu hanya menangani sebagian masalah. Tentu saja, jika "pimpinan" itu bertentangan dengan Firman Allah, itu bukan "pimpinan" dari Roh—tapi bagaimana jika yang disebut "pimpinan" itu berkaitan dengan masalah pendapat, bukan iman? Saya telah cukup membaca buku-buku karismatik untuk mengetahui bahwa para anggota dari kelompok-kelompok karismatik tidak secara otomatis percaya bahwa seorang anggota "dipimpin oleh Roh" hanya karena anggota itu mengatakan bahwa ia telah "dipimpin oleh Roh." Seorang pengkhotbah karismatik menulis tentang seorang anggota perempuan yang memberitahu dia bahwa perempuan itu telah "dipimpin oleh Roh" untuk memberitahu dia bahwa ia perlu membeli buku tertentu. Pengkhotbah itu mengatakan bahwa, karena ia sudah memiliki buku itu di perpustakaan, ia meragukan bahwa perempuan itu "dipimpin oleh Roh" untuk menyampaikan pesan itu kepada dia.
Jelas terlihat bahwa perasaan bukan penuntun yang dapat diandalkan. Jika kita harus bergantung pada perasaan kita untuk dipimpin oleh Roh, kita tidak pernah bisa yakin apa yang Ia inginkan untuk kita lakukan.
Bagaimanakah kita bisa yakin? Dengan datang kepada Firman, Firman tertulis yang Ia ilhamkan. Satu-satunya cara obyektif kita dapat mengetahui bagaimana Roh Kudus ingin kita hidup adalah dengan membaca dan mempelajari Alkitab. Semakin sering kita mempelajari Alkitab dan menjadikan ajarannya bagian pemikiran kita, semakin dekat kita dengan hati Allah. Semakin kita berusaha melakukan apa yang Firman ajarkan, semakin yakin kita jadinya bahwa kita sedang dipimpin oleh Roh Allah.
Dapatkah Roh memimpin dalam cara yang kurang jelas? Paulus sering bicara tentang "pintu terbuka" atau "pintu-pintu" kesempatan yang Allah telah "buka" (1 Kor. 16:9; 2 Kor. 2:12; Kol. 4:3). Dalam hidup saya, saya telah mencoba untuk menyadari "pintu-pintu yang terbuka"—pelbagai kesempatan yang bisa menunjukkan apa yang Allah inginkan untuk saya lakukan dengan waktu dan talenta saya. Selanjutnya, ketika kita merenungkan pelbagai cara Roh dapat mempengaruhi hidup kita, kita mungkin harus juga menyertakan nasihat dari teman-teman yang saleh (lihat Ams. 1:5; 12:15; 13:10), teman-teman yang memiliki pengertian tentang kehendak Allah secara lebih luas dan lebih dalam daripada kita sendiri.
Mungkin beberapa pengaruh ilahi lain bisa dicantumkan, tetapi pahamilah bahwa "pimpinan" apa saja selain pimpinan Firman adalah subjektif.
Pengalaman hidup kita tunduk terhadap penafsiran dan diwarnai oleh dorongan dan keinginan diri kita sendiri. Saya dengan keras mengingatkan Anda mengenai dua cara. Pertama, "ujilah segala sesuatu [dengan hati-hati]" (1 Tes. 5:21) dalam terang Firman Allah. Kedua, jangan tergesa-gesa mengaku dapat bantuan atau bimbingan ilahi dalam apapun yang Anda katakan atau lakukan. Ada keberanian bernada sombong dalam menyatakan bahwa Allah "memberitahu saya" untuk melakukan sesuatu atau Allah "menempatkannya di hati saya" untuk melakukan hal tertentu. Saya tidak sedang mengatakan bahwa Allah tidak sedang bekerja dalam hidup Anda; Saya sedang mengatakan bahwa hanya waktu yang bisa memberikan perspektif yang diperlukan untuk melihat bahkan dengan samar-samar apa yang Allah telah lakukan. Dua puluh atau tiga puluh tahun dari sekarang, Anda mungkin dapat melihat ke belakang dan melihat tangan Allah dalam peristiwa tertentu yang terjadi atas diri Anda. Untuk saat ini, lakukanlah yang terbaik untuk mengikuti pimpinan Roh-Nya dalam Firman. Jika Anda mau melakukannya, Anda dapat yakin bahwa Allah menyebabkan "segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan" bagi Anda (8:28).
Namun begitu, saya ulangi bahwa fokus utama Paulus dalam Roma 8:14 adalah tentang kita mengikut Roh, bukan tentang pimpinan Roh. Paulus meyakinkan kita bahwa kita memang "anak-anak Allah" jika kita mengikut Roh! Beberapa orang akan merasa bergairah menjadi anak dari tokoh terkenal. Banyak orang yang senang menjadi anak orang kaya. Jauh lebih menggairahkan menjadi anak Allah!
Kata Yunani untuk "anak-anak" (jamak dari uiJo÷ß, huios) digunakan secara umum dalam ayat 14, mengacu kepada pria dan wanita. Dalam ayat 16, ketimbang "anak-anak Allah," frasa yang digunakan adalah "anak-anak kecil [jamak dari te÷knon, teknon] Allah." Istilah "anak-anak Allah" mencakup baik anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Bapa. Paulus mungkin memiliki satu dari beberapa alasan untuk menggunakan kata "anak-anak [laki-laki]" di sini. Mungkin itu karena, pada zamannya, anak laki-laki lebih mungkin menjadi ahli waris daripada anak perempuan. Mungkin Paulus menggunakan istilah itu untuk menolong kita memiliki ikatan dengan sang Putra, Yesus Kristus (lihat 8:17).
Ayat 15. Paulus melanjutkan untuk menekankan betapa istimewanya menjadi anak Allah: Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Kata "lagi" menunjukkan bahwa, di masa lalu, mereka telah menjadi budak yang ketakutan karena dosa dan karena mereka tidak melaksanakan hukum Allah dengan sempurna. Roh tidak sedang membawa mereka kembali kepada sistem hukum/perbuatan di mana rasa takut berkuasa; sebaliknya, mereka akan terus berada di bawah sistem kasih karunia/iman.
Mengenai ayat 15, ada pertanyaan biasa tentang "Roh/roh." Banyak terjemahan menulis "R" besar pada penggunaan kedua kata tersebut dalam ayat itu (lihat KJV; NIV), dan beberapa menulis "R" besar di kedua kesempatan kata itu digunakan (lihat NEB; REB) . Jika "R" besar digunakan dua kali, artinya adalah "Roh yang kamu terima tidak menjadikan kamu hamba, melainkan menjadikan kamu anak." Jika "r" kecil digunakan di kedua kesempatan itu (seperti dalam NASB), maka kata "roh" (pneuvma, pneuma) digunakan dalam arti yang kedua untuk mengacu kepada "watak, suasana hati atau keadaan,"61seperti dalam "semangat kerjasama" (lihat 2 Tim. 1:7). Apakah yang digunakan "R" besar atau "r" kecil, pesannya adalah sama: Ketika kita diselamatkan, Allah tidak menjadikan kita hamba, tapi anak-anak!62Paulus menyatakannya seperti ini dalam Galatia 4:7: "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."
Pembaca mula-mula Paulus mengerti lebih baik daripada kita tentang perbedaan antara perbudakan dan keanakan. Itu adalah perbedaan antara perbudakan dan keberanian, antara ciut hati dan percaya diri, antara memandang Allah sebagai Penghukum dan memandang Dia sebagai Orang Tua.63Jika ada satu hal yang mendefinisikan hubungan hamba dengan tuannya, satu hal itu adalah ketakutan; tetapi Paulus mengatakan bahwa kita "tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut," melainkan kita "telah menerima Roh yang menjadikan [kita] anak Allah." Kita bukan hamba yang gemetar saat mendekati Tuan kita!; kita adalah anak yang merasa terhibur oleh kehadiran Bapa kita!
Karena kita telah diberkati dengan cara ini, "kita berseru, 'ya Abba, ya Bapa!'" "Bapa" diterjemahkan dari path÷r (pater), kata Yunani umum untuk seorang ayah.
"Abba" adalah kata Aram yang berarti "ayah," tetapi itu lebih daripada ayah. Ini adalah kata seorang anak untuk "ayah," mirip dengan "papa" atau "bapak." Kebanyakan orang Yahudi tidak menggunakan kata intim ini dalam menyapa Allah, tapi Yesus menggunakannya. Di taman Getsemani, Ia berseru, "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki" (Mrk. 14:36).
Chris Bullard berkisah tentang berjalan melalui pasar yang ramai di Yerusalem Lama dan mendengar anak-anak dengan tangan menggapai ke atas, berseru kepada ayah mereka, "Abba! Abba!"64Begitu banyak hal yang dapat dimasukkan dalam seruan seperti itu: "Aku lelah, Bapak; pegang aku!"; "Aku takut terhadap kerumunan orang yang berisik; pegang aku, Bapak!"; "Tolong aku, Bapak, tolong aku!" Kata "Abba" adalah ungkapan yang indah dari hubungan Bapak/anak yang kita miliki dengan Allah.
Dengan sarana apakah kita menjadi anak-anak Allah? Paulus mengatakan bahwa kita "telah menerima Roh yang menjadikan [adopsi]65kamu anak Allah." Di tempat lain, Alkitab mengajarkan bahwa kita menjadi anak Allah melalui kelahiran rohani (Yoh. 3:3, 5; 1 Pet. 1:22, 23; lihat 1 Yoh. 2:29; 3:9; 4:7; 5:1, 4, 18), tetapi Paulus lebih menyukai analogi adopsi (Gal. 4:5; Efe. 1:5). Kedua analogi itu merupakan cara yang sedikit berbeda untuk melihat hal yang sama: proses menjadi anak Allah. Masing-masing menekankan aspek yang berbeda dari proses itu.
"Adopsi" adalah dari uiJoqesi÷a (huiothesia), kata majemuk yang menggabungkan uiJo÷ß (huios, "anak") dengan qesiß (tesis, "penempatan"). Itu mengacu kepada orang yang diberi tempat, posisi, dan hak istimewa sebagai anak laki-laki (anak kecil) meski anak itu bukan milik orang tuanya melalui kelahiran.66Sejauh yang kita tahu, adopsi tidak banyak dipraktikkan di antara orang-orang Yahudi,67tapi hal itu sudah umum di masyarakat lain. Bruce menulis bahwa "dalam dunia Romawi abad pertama Masehi seorang anak angkat adalah anak yang dengan sengaja dipilih oleh ayah angkatnya untuk mengekalkan namanya dan mewarisi hartanya."68Telah dikatakan bahwa Allah hanya memiliki satu Anak "alami," dan bahwa kita semua adalah anak melalui adopsi/ pengangkatan.69Adopsi kita harus mempengaruhi cara kita hidup dan bertindak. Jadi Alkitab NLT menulis "Kamu harus berperilaku … seperti anak-anak milik Allah, yang diadopsi ke dalam keluarga-Nya "(huruf miring ditambahkan).
Ayat 16. Ini menarik untuk direnungkan, tapi bagaimana kita bisa benar-benar tahu bahwa kita adalah anak Allah? Paulus melanjutkan untuk memberikan bukti, dengan kembali kepada bahasa ruang sidang yang sering digunakan dalam kitab Roma: Roh itu [sendiri]70bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Ada beberapa diskusi di kalangan pakar, mengenai apakah ini harus diterjemahkan "dengan roh kita" atau "kepada roh kita," tetapi "dengan roh kita" adalah cara paling alami untuk membaca teks itu. "Bersaksi bersama-sama" adalah dari summar-ture÷w (summartureō), yang menggabungkan marture÷w (martureō), kata untuk "bersaksi,"dengan su÷n (sun), preposisi yang artinya "dengan."
Alkitab mengajarkan bahwa suatu fakta dapat ditegakkan "oleh kesaksian dua atau tiga orang saksi" (Mat. 18:16; lihat Ula. 17:6; 19:15; Yoh. 8:17). Paulus berkata, pada dasarnya, ada dua saksi yang dapat menegaskan bahwa Anda benar-benar anak Allah: Roh Kudus dan roh Anda. Alkitab NCV menulis "Roh itu sendiri bergabung dengan roh kita untuk mengatakan kita adalah anak Allah." Alkitab JB mengatakan, "Roh itu sendiri dan roh kita bersatu dalam bersaksi bahwa kita adalah anak Allah."
Beberapa penulis, ketika mereka mengomentari kesaksian Roh, bicara tentang "perasaan pasti yang Roh Kudus bawa ke hati Anda." Penafsiran seperti itu setidaknya memiliki empat kelemahan. Pertama, itu akan menjadi kesaksian kepada roh kita, bukan dengan roh kita. Kedua, karena (seperti yang telah dicatat) perasaan berfluktuasi dan sifatnya tidak bisa dipercaya, maka itu akan membuat kesaksian Roh kurang bisa diandalkan. Ketiga, bahkan orang-orang yang percaya kepada "kesaksian perasaan" akan mengklaim bahwa setiap anak Allah yang setia memiliki "perasaan" semacam ini. Namun begitu, kesaksian Roh adalah untuk setiap anak Allah. Dengan demikian, apapun kesaksian itu, itu harus tidak menjadi sekedar perasaan batin. Keempat, tidak ada indikasi dalam teks atau konteks itu bahwa Paulus memiliki penafsiran semacam itu dalam pikirannya. Pendekatan kepada kesaksian Roh ini lebih merupakan refleksi doktrin bias para komentator daripada penafsiran yang hati-hati atas teks itu.
Ayat 16 harus jangan diisolasi dari ayat-ayat yang mendahuluinya. Paulus baru saja mengatakan bahwa kita telah menerima "roh" (Roh Kudus?) "yang dengannya kita berseru, 'ya Abba!, ya Bapa!'"(8:15). Ikatan yang erat antara ayat 15 dan 16 ditekankan dalam Alkitab NEB, yang mengatakan bahwa "Roh … menjadikan kita anak-anak, yang memampukan kita untuk berseru 'Abba! Bapa!' Dalam seruan itu Roh Allah bergabung dengan roh kita dalam bersaksi bahwa kita adalah anak Allah" (8:15, 16; huruf miring ditambahkan, lihat RSV). Acuan silang untuk Roma 8:15, 16 adalah Galatia 4:6: "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'" Perhatikanlah bahwa Galatia 4:6 menulis Roh Kudus berseru "ya Abba, ya Bapa!" Sementara di Roma 8:15 roh kitalah yang berseru, "ya Abba, ya Bapa!" Ini merupakan saksi ganda. Roh kita bersaksi, "Allah adalah Abba kita, Bapa kita!" dan Roh, tampaknya ikut bersaksi, "Ya, itu benar! Allah memang Bapa mereka!"
Kapankah Roh Kudus bersaksi terhadap kebenaran ini? Ketika Ia mengilhami Firman itu. Dalam menyurati jemaat Korintus, Paulus menegaskan bahwa kata-kata yang ia ucapkan adalah kata-kata yang "diajarkan oleh Roh" (1 Kor. 2:13). Roh bersaksi di dalam Perjanjian Baru bahwa kita menjadi bagian dari keluarga Allah ketika kita memanfaatkan kasih karunia Allah melalui iman yang taat. Dengarkanlah dengan cermat kesaksian Roh itu: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus"(Gal. 3:26, 27; huruf miring ditambahkan).
Seseorang mungkin bertanya, "Apakah Anda yakin bahwa Kitab Suci dapat disebut 'kesaksian' Roh?" Mari kita mempertimbangkan Ibrani 10:15a, di mana penulis itu mengatakan bahwa "Roh Kudus … memberi kesaksian kepada kita" (huruf miring ditambahkan). Bagaimanakah Roh melaksanakan hal itu? Penulis itu melanjutkan, Sebab setelah Ia berfirman:
"Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka Sesudah waktu itu,"
Ia [Roh Kudus] berfirman pula:
"Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka Dan menuliskannya dalam akal budi mereka, Dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa Dan kesalahan mereka" (Ibr. 10:16-17; huruf miring ditambahkan).
Kutipan itu dari Yeremia 31:33, 34, yang diilhami oleh Roh Kudus (lihat 2 Pet. 1:21). Jim McGuiggan menulis, Penting bagi manusia untuk mendasarkan jaminan mereka pada Kitab Suci yang menjadikan pengalaman masuk akal. Ketika kita menjadikan pengalaman sebagai basis dan dasar keselamatan [maka] kita menempatkan kuda di belakang gerobak.
… Roh telah memberikan kesaksian di dalam Alkitab, mari kita utamakan hal itu. Mari kita tafsirkan pengalaman kita dengan Alkitab dan bukan Alkitab dengan pengalaman kita.71
Ketika para pengkhotbah perintis mengajarkan Roma 8:16, mereka sering menggambarkan adegan di ruang sidang. Dalam ilustrasi mereka itu, mereka pertama-tama akan memanggil Roh Kudus sebagai saksi dan membayangkan Roh itu berkata, "Jika kamu percaya kepada Yesus dan melakukan kehendak-Nya, kamu adalah anak Allah." Mereka akan mengutip ayat-ayat dari Perjanjian Baru untuk menetapkan hal itu. Lalu, dalam ilustrasi mereka itu, mereka membayangkan memanggil orang Kristen untuk berdiri dan bersaksi: "Aku telah melakukan apa yang Roh katakan, jadi aku adalah anak Allah!" Beberapa orang mungkin menyebut pendekatan ini sederhana, tapi itu menggambarkan bagaimana Roh Kudus dapat bersaksi dengan roh manusia.
Dapatkah kita mengetahui bahwa kita adalah anak Allah? Tidak, dalam pengertian kita mengetahui api adalah panas dan es adalah dingin.72Paulus mengatakan bahwa kita "hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Kor. 5:7)—dan kita bisa menambahkan, "bukan dengan mencicipi, membaui, atau merasakan." Namun demikian, ada pengertian di mana kita dapat mengetahui bahwa kita adalah kekasih Allah. Yohanes mengatakan, "Semuanya itu kutuliskan …, supaya kamu … tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal" (1 Yoh. 5:13; huruf miring ditambahkan). Thomas mengatakan, "Bukankah itu indah bahwa kita memilikinya dalam tulisan bahwa kita adalah anak Allah?"73
Ayat 17. Setelah menunjukkan bukti bahwa kita memang anak Allah, Paulus berkata, Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris [Allah]. "Ahli waris Allah"? Pemikiran itu menggoncang imajinasi. Petrus mengacukan warisan yang menanti anak-anak Allah yang setia. Ia menyebutnya "suatu bagian [warisan] yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu" (1 Pet. 1:4). R. C. Bell mengulas bahwa para malaikat tidak pernah disebut "ahli waris Allah," bahwa hanya manusia yang disebut demikian. Ia bertanya-tanya, "Mengapa kita gairah sangat sedikit mengenai warisan kita?"74
Kata "ahli waris" menekankan sekali lagi bahwa kita tidak mengupayakan keselamatan kita, tetapi diselamatkan oleh kasih karunia.75Jika Anda bekerja untuk seseorang, Anda tidak menyebut gaji Anda "warisan." Uang yang diperoleh dengan bekerja atau berdagang atau memberikan jasa tidak disebut warisan. Warisan adalah sesuatu yang diperoleh oleh upaya lain dan kemudian diberikan kepada ahli waris. Begitu juga halnya, warisan kekal kita "diperoleh" oleh Yesus dan akan "diberikan" kepada kita! Kasih karunia yang menakajubkan!
Paulus belum selesai dengan hal-hal menakjubkan yang ia katakan tentang berkat-berkat dari keanakan. Ia menambahkan, Dan sesama ahli waris dengan Kristus (NASB). Dalam 8:29, Kristus disebut "yang sulung di antara banyak saudara." Dalam mengacukan keluarga Allah, kita bisa menganggap Kristus sebagai "Saudara Tua"76rohani kita. Dalam ayat 17, Paulus mengatakan bahwa kita adalah "sesama ahli waris" dengan Saudara Tua kita! "Sesama ahli waris" diterjemahkan dari sugklhro- no÷moß (sunklēronomos), yang menggabungkan klhrono÷moß (klēronomos), kata untuk "ahli waris," dengan su÷n (suni), preposisi yang artinya "dengan."
Mari kita ingat bahwa Yesus menerima warisan-Nya berdasarkan hak, sementara kita akan menerima warisan kita berdasarkan kasih karunia. Ia layak untuk menerimanya; namun kita tidak layak. Saya telah melihat anak-anak dewasa bertikai memperebutkan warisan, masing-masing berusaha untuk mendapatkan bagiannya … dan lebih lagi. Ini adalah tontonan yang memalukan. Yesus tidak seperti itu. Ia adalah satu-satunya Pribadi yang benar-benar memiliki hak terhadap warisan, tapi Ia dengan senang hati akan berbagi dengan saudara-saudari-Nya! Meski kita tidak secara persis mengerti apa yang dimaksudkan dengan menjadi "sesama ahli waris dengan Kristus," namun kita dapat menerima dengan iman bahwa ini akan benar terjadi—dan syukur kepada Allah untuk hak istimewa yang menakjubkan ini!
Namun begitu, ada ketentuan bagi hak istimewa, suatu syarat yang harus dipenuhi. Paulus menyimpulkan ayat 17, jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Jika kita mau menjadi sesama ahli waris dengan Kristus, kita juga harus mau menjadi sesama penderita dengan Dia. Bruce menulis bahwa "'penderitaan sekarang, kemuliaan belakangan' adalah tema Perjanjian Baru yang terus berulang"77(lihat Yoh. 15:20; 2 Tim. 2:12). Telah dikatakan bahwa kita harus rela memikul salib demi untuk mengenakan mahkota (lihat Mat. 16:24, 25; Why. 2:10).
Mereka yang menderita dengan Kristus akan "juga dipermuliakan bersama Dia." Thomas menulis, "Ayat ini membawa kita kepada hubungan tertinggi kita dengan Tuhan."78Untuk sesaat, cobalah bayangkan kemuliaan dan kehormatan yang Kristus terima saat ia kembali kepada Bapa-Nya. Tidak, kita tidak bisa memahaminya—tetapi cobalah. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa "sukacita yang disediakan bagi Dia" memampukan Yesus untuk menanggung salib (Ibr. 12:2). Paulus mengatakan bahwa Kristus "diangkat dalam kemuliaan" (1 Tim. 3:16). Jika kita setia kepada Kristus, kita akan mendapat bagian dalam kemuliaan itu! Pada akhir Roma 8:17, Paulus bicara tentang diri kita yang "dipermuliakan bersama-sama dengan Dia." Dalam ayat 18, ia mengacu kepada "kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Dalam ayat 30 (NASB), dengan memandang ke masa depan, ia mengatakan bahwa Allah juga "memuliakan" mereka yang Ia benarkan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Kasih Allah Yang Menakjukan (Roma 8:14-17)
Keagungan kasih Allah dalam memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dapat dilihat di 8:14-17. Sesungguh...
Kasih Allah Yang Menakjukan (Roma 8:14-17)
Keagungan kasih Allah dalam memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya dapat dilihat di 8:14-17. Sesungguhnya, suatu berkat yang luar biasa untuk disebut putra dan putri Allah! Stott menulis, Apa yang segera patut diperhatikan tentang paragraph ini adalah bahwa di dalam masing-masing dari empat ayatnya itu umat Allah dijuluki sebagai anak-anak atau anak-anak laki-laki (yang tentu saja mencakup 'anak-anak perempuan'), dan bahwa dalam setiap status istimewa ini terkait dengan pekerjaan Roh Kudus.180
Dalam 1 Yohanes 3:1, Yohanes menulis, "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak [bentuk jamak dari te÷knon (teknon)] Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah." Nas ini berisi hal yang mengerankan, bahkan menakjubkan. Pencipta alam semesta—Tuhan atas segala sesuatu—adalah Bapa kita, dan kita adalah anak-anak-Nya. "Betapa besarnya" diterjemahkan dari bentuk potapo÷ß (potapos ), yang aslinya berarti "dari negeri apa."181
J. W . Roberts mengatakan bahwa "kasih Allah, yang membolehkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya, begitu besar dan indah sehingga tidak bisa dibandingkan dengan apa pun di dunia ini."182Seorang penulis mengacukan kasih Allah sebagai "jenis kasih yang bukan dari dunia ini."183
Menderita Untuk Kristus (Roma 8:14-17)
Dalam 8:14-17, Paulus bicara tentang kita yang menjadi anak-anak Allah. Ia memuncakkan pokok pikirannya seperti ini: "Kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris [bersama Kristus]" (8:16b, 17a). Menjadi ahli waris Allah adalah prospek yang menggairahkan—tapi kita dibawa kembali ke masa kini oleh kata-kata Paulus selanjutnya: "Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia" (8:17b; huruf miring ditambahkan ).
Beberapa kelompok keagamaan menyangkal adanya penderitaan, sementara yang lain bersikeras bahwa orang Kristen tidak perlu menderita. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan telah menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan sejak Adam dan Hawa memakan buah terlarang. Orang Kristen tidak luput dari semua masalah yang mengganggu umat manusia, ditambah segala masalah yang ia tanggung karena nama Yesus (1 Pet. 4:16). Kristus memberitahu murid-muridNya, "Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu" (Yoh. 15:20). Bagi beberapa orang, menderita bersama Kristus akan berarti kematian. Bagi banyak orang, itu akan berarti kesalahpahaman dan penggambaran yang keliru. Bagi semua orang, itu harus mencakup beban dunia yang sesat dalam dosa (lihat Luk. 19:10). Cepat atau lambat, penderitaan adalah bagian tak terelakkan dari mencoba untuk hidup bagi Yesus (2 Tim. 3:12).
Ketika kita menderita, hal apakah yang akan membuat kita tetap melangkah? Salah satu faktor penting adalah pengharapan. Setelah Paulus berkata, "Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia," ia menambahkan "kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia" (8:17b; huruf miring ditambahkan).
Bersikap Sebagai Anak (Roma 8:14-17)
Di SLTA, ayah saya adalah guru mata pelajaran pertanian dan penasihat FFA.184
Setiap musim gugur, ia akan membawa murid-muridnya ke pekan raya negara bagian Oklahoma City untuk mempertunjukkan binatang mereka dalam berbagai kompetisi. Ia akan membawa kami pada minggu pertama, lalu meninggalkan kami di sana untuk merawat binatang kami, dan kemudian ia datang lagi pada minggu itu, ketika tiba saatnya untuk kompetisi. Kali pertama ia meninggalkan saya di lapangan pekan raya itu, ia menunjuk ke nama saya di jaket FFA saya dan berkata, "Ingat, itu adalah nama ayahmu juga."185Saya mengerti apa yang ia maksudkan. Selagi ia pergi, saya harus bersikap baik. Jika saya melakukan sesuatu yang salah, itu akan berakibat buruk pada dirinya, serta pada diri saya.
Sebagai orang Kristen, kita adalah putra dan putri Allah. Ketika kita tidak hidup sebagaimana seharusnya, hal itu tidak menghormati Bapa kita. Pernahkah Anda tidak menghormati Allah dengan gagal untuk hidup dan bicara sebagaimana seharusnya anak Allah? Maka saya mendorong Anda untuk menyelesaikan semua masalah dari masa lalu (Kisah 8:22; Yak. 5:16; 1 Yoh. 1:9) sehingga Anda bisa sekali lagi menikmati pelbagai berkat keanakan.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Anak-anak Allah (Roma 8:14)
Suatu kali seorang putri kecil dari seorang perempuan terkenal ditanya anak manakah yang lebih disayang oleh ibunya. Gadi...
Anak-anak Allah (Roma 8:14)
Suatu kali seorang putri kecil dari seorang perempuan terkenal ditanya anak manakah yang lebih disayang oleh ibunya. Gadis itu menjawab, "Ibu sangat menyayangi Daniel karena ia anak sulung. Dan ibu sangat menyayangi John karena ia anak bungsu. Dan ibu sangat menyayangi saya karena saya satu-satunya anak perempuan."186Apakah Anda seorang putra atau putri Allah? Maka Anda dapat mengetahui bahwa Allah "sangat mengasihi Anda"! Ia membuktikan itu dengan mengirim Yesus Anak-Nya untuk mati atas nama Anda!
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 8
DIMULIAKAN BERSAMA KRISTUS
Roma 8 adalah "salah satu pasal yang hebat di dalam Alkitab,"1 "salah satu pasal yang paling dik...
PASAL 8
DIMULIAKAN BERSAMA KRISTUS
Roma 8 adalah "salah satu pasal yang hebat di dalam Alkitab,"1 "salah satu pasal yang paling dikenal, paling dicintai"2 dalam Firman. Keluar dari pasal 7 dan masuk ke dalam pasal 8 adalah seperti keluar dari kegelapan menuju terang, seperti bepergian dari badai musim hujan yang berangin kencang ke dalam hari musim panas yang indah. Kitab Roma telah disamakan dengan sebuah cincin yang indah, dengan pasal 8 sebagai berlian pada cincin itu dan ayat 28 sebagai kilauan dalam berlian itu.3
Di tengah-‐‑tengah keindahan ini muncul satu topik baru: "ʺPemuliaan."ʺ Kata "ʺmulia"ʺ dan "ʺdimuliakan"ʺ ditemukan empat kali dalam pasal itu:
… jika kita menderita bersama-‐‑sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-‐‑sama dengan Dia (8:17; huruf miring ditambahkan).
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (8:18; huruf miring ditambahkan).
… makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-‐‑anak Allah (8:21; huruf miring ditambahkan).
… mereka yang dipanggil-‐‑Nya, mereka itu juga dibenarkan-‐‑Nya. Dan mereka yang dibenarkan-‐‑Nya, mereka itu juga dimuliakan-‐‑Nya (8:30; huruf miring ditambahkan).
Kita harus ingat, bagaimanapun, bahwa Paulus tidak dengan tiba-‐‑tiba menyele-‐‑ saikan satu topik dan kemudian memulai topik lain lagi. Awal pasal 8 melanjutkan alur pemikiran sebelumnya. Kita bisa menganggap subjek pengudusan merentang melalui ayat 4, ayat 13, atau bahkan ayat 17. Paulus gigih dalam mendorong orang Kristen untuk menjalani kehidupan yang kudus (suci). Pada saat yang sama, dimulai dengan ayat 1, rasul itu memperkenalkan beberapa berkat mulia yang sekarang kita nikmati sebagai orang Kristen, bersama dengan pelbagai berkat yang nanti akan kita terima dalam kekekalan. Jadi istilah "pemuliaan" dapat secara akurat diterapkan kepada seluruh pasal itu.
"TIDAK ADA PENGHUKUMAN DI DALAM KRISTUS" (Roma 8:1-4)
1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-‐‑Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Nas ini menuntaskan pembahasan tentang "hukum" yang dimulai di 7:1. Nas itu juga menjadi puncak pokok pikiran yang dimulai di 6:1 (atau mungkin bahkan 4:1) dan memperkenalkan beberapa tema penting yang dikembangkan dalam pasal 8. Roma 7:14-25 menggambarkan pergumulan orang yang berusaha untuk hidup dengan sem-‐‑ purna di bawah sistem hukum/perbuatan. Paulus menyatakan kesia-‐‑siaan usaha itu di 7:24: "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"
Dalam 7:25, Paulus menjawab pertanyaannya sendiri: "Syukur kepada Allah! [aku bisa dibebaskan] oleh Yesus Kristus, Tuhan kita." Pasal 8 dimulai dengan "Oleh karena itu" (NASB), menunjukkan bahwa Paulus melanjutkan pokok pikirannya.
Ayat 1. Paulus mengatakan, Oleh karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (NASB). Janji yang menakjubkan ini dikemas dengan kata-‐‑kata dan frasa-‐‑frasa yang penting. Pertama, mari kita lihat kata kunci "penghukuman." Kata ini diterjemahkan dari kata kata÷krima (katakrima), bentuk kri÷ma (krima, "penghakiman") yang diperkuat. Leon Morris melihat ini sebagai "istilah forensik [persidangan] yang di sini mencakup baik hukuman maupun eksekusi hukuman itu."4 dalam ayat ini, "penghukuman" mengacu kepada penghukuman rohani.
Bentuk kata kerja bahasa Inggris ("is") yang muncul di sini adalah present tense, bukan future tense—suatu berkat sekarang ini, bukan janji di masa depan. Penghakiman (krima) di masa depan menanti orang fasik (lihat Luk. 20:47), tetapi ada satu pengertian di mana orang-‐‑orang yang menolak Yesus sudah diadili. (Lihat Yoh. 3:18, di mana kata kerja kri÷nw [krinō, "hakim"] digunakan.) Paulus sedang memberitahu umat Kristen tentang kabar baik bahwa, bagi mereka, penghakiman telah dicabut! Coy Roper meng-‐‑ ungkapkannya dengan sebuah analogi:
Hukuman itu sudah dicabut! … Orang lain sudah membayar hukuman itu! Kita telah mendengar kata-‐‑kata: "Bersalah seperti dituduhkan." Kita sedang duduk dalam antrian hukuman mati, hanya menunggu hari naas ketika hukuman akan dilaksanakan. Lalu datang berita baik: "Anda bebas!" Kita tidak lagi berada di bawah penghukuman karena dosa-‐‑dosa kita.5
Selanjutnya, salah satu ungkapan kesukaan Paulus, "di dalam Kristus Yesus," muncul. Ini membawa kita kembali ke Roma 6:3, di mana Paulus mengatakan bahwa kita "telah dibaptis dalam Kristus Yesus." F. F. Bruce menulis, "Di dalam Kristus Yesus" (atau "di dalam Kristus") adalah gambaran Paulus tentang tatanan baru yang diperkenalkan kepada semua orang ketika mereka percaya kepada Kristus. Baptisan Kristen adalah baptisan "ke dalam Kristus Yesus" (6:3); umat-‐‑Nya telah dianggap mati bersama Dia, dikuburkan bersama Dia dan dibangkitkan bersama Dia oleh menyatunya iman dengan Dia.6
Akhirnya, teks itu berisi kata "sekarang": "Oleh karena itu sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." Dalam 7:14-25, Paulus bicara tentang "waktu itu"—waktu di masa lalu ketika ia sedang berusaha untuk melaksanakan hukum Taurat dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Waktu itu, ia terhukum karena ia tidak bisa melaksanakan hukum Taurat dengan sempurna—tapi itu telah berubah: Paulus telah percaya kepada Kristus dan telah dibaptis; ia telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Sekarang, ia tidak lagi terhukum.
Ketika kata-‐‑kata dan frasa-‐‑frasa itu semuanya disatukan, ini adalah jaminan yang diberikan kepada setiap anak Allah yang setia. Ini adalah jaminan yang tidak satu orangpun dari kita layak untuk menerimanya, tetapi kita semua membutuhkannya!
Sayangnya, ayat 1—bersama dengan nas-‐‑nas lain dalam Roma 8—telah disalah-‐‑ gunakan untuk mengajarkan bahwa anak Allah mustahil sesat. Ketika penulis Calvinis mengomentari Roma 8:1, biasanya mereka mengatakan bahwa "tidak ada batasan bagi pernyataan ini" atau "tidak ada persyaratan yang diberikan." Mengartikan sebuah ayat di luar konteksnya selalu suatu kesalahan. Pernah terjadi, orang yang menganut pan-‐‑ dangan bahwa orang Kristen tidak bisa sesat menantang penginjil Glen Pace, dengan mengatakan, "Seseorang memberitahu saya bahwa Anda percaya ada penghukuman di dalam Kristus!" Mengetahui bahwa orang itu sedang mengacu kepada Roma 8:1, Glen Pace memberitahu dia, "Anda belum membaca cukup banyak. Teruslah membaca!"7
Dalam Alkitab KJV, janji di 8:1 segera diikuti oleh batasan ini: "Yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" Kata-‐‑kata ini tidak ditemukan dalam ayat 1 pada naskah tertua, tetapi muncul dalam ayat 4. Faktanya adalah bahwa Roma 8 memiliki batasan/kualifikasi. Kata "jika," yang dijuluki "kata kecil namun paling penting dalam bahasa Inggris,"8 muncul beberapa kali di dalam pasal ini.9 Misalnya, kata itu muncul di ayat 13: "… jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup" (huruf miring ditambahkan).
Keseimbangan diperlukan jika 8:1 harus dipahami dengan benar. Orang harus jangan mencoba untuk membuat ayat itu mengatakan lebih daripada yang ia katakan.
Tujuan Paulus bukan untuk mengajarkan bahwa orang Kristen tidak pernah bisa dihukum, terlepas dari bagaimana cara hidupnya mungkin. Pada saat yang sama, kita jangan berani membuat nas itu mengatakan kurang daripada yang ia katakan. Itu merupakan nas yang menakjubkan tentang keamanan orang Kristen. Itu merupakan keamanan bersyarat; Namun demikian, itu adalah keamanan.
Mengenai masalah keamanan orang Kristen, setidaknya ada tiga pandangan yang dianut oleh berbagai individu.10 Pertama, saya sebut "keamanan tanpa syarat." Ini adalah doktrin populer dari "ketidakmungkinan murtad." Doktrin itu mengajarkan bahwa anak Allah tidak dapat murtad. Douglas J. Moo mengatakan bahwa "keamanan tanpa tanggung jawab melahirkan sikap pasif." Ia bercerita tentang memberi konseling kepada seorang pemimpin gereja yang melakukan hubungan seksual di luar pernikahannya. Pria itu tidak menunjukkan kekhawatiran atas tindakannya itu; ia menganggap dirinya "selamanya aman di dalam Kristus."11 Firman Allah tidak meng-‐‑ ajarkan "keamanan tanpa syarat." Firman Allah memperingatkan tentang kemurtadan (1 Kor. 10:12), memberitahukan cara agar tidak murtad (2 Pet. 1:5-11), dan menjelaskan apa yang harus dilakukan jika seseorang murtad (Kisah 8:22, 23).
Pandangan kedua, saya sebut "ketidakamanan bersyarat." Ini bisa disebut doktrin "kemungkinan murtad." Mereka yang menganut pandangan ini yakin bahwa seorang anak Allah bisa murtad dan mungkin akan murtad. Saya tidak mengenal orang yang benar-‐‑benar mengajarkan pandangan itu, tapi saya mengenal beberapa anggota gereja yang tampaknya percaya akan hal itu. Mereka tampaknya menganggap Allah sebagai polisi kosmik yang perhatian utama-‐‑Nya adalah menangkap mereka yang melanggar hukum ilahi. Mereka menemukan sedikit kesenangan dalam kehidupan Kristen. Mere-‐‑ ka mati-‐‑matian memegang teguh harapan yang mungkin, yang mungkin saja, mereka akan diizinkan untuk masuk sorga.
Dengan caranya sendiri, "ketidakamanan bersyarat" sama salahnya dengan "keamanan tanpa syarat." Pandangan Kristen ini mengambil sukacita dari agama Kristen dan merusak pekerjaan yang dilakukan untuk Tuhan. Pandangan itu bahkan bisa berkontribusi atas kemurtadan seseorang: Adalah mungkin bagi seseorang untuk tumbuh dengan sangat berkecil hati sehingga ia berhenti berusaha untuk hidup sebagai orang Kristen. Setelah Moo mengatakan bahwa "keamanan tanpa tanggung jawab melahirkan sikap pasif," ia menambahkan, "tapi tanggung jawab tanpa keamanan menimbulkan kecemasan."12 Paulus menulis tentang seorang saudara yang telah ber-‐‑ dosa dan berada di ambang "kesedihan yang terlampau berat" (2 Kor. 2:7).
Pandangan ketiga, pandangan yang saya percaya Alkitabiah, saya sebut "keamanan bersyarat." Pandangan itu mengajarkan "kemungkinan murtad" tapi menga-‐‑ takan bahwa anak Allah tidak akan murtad—jika. Orang Kristen adalah aman jika ia tidak "hidup menurut daging, tetapi menurut Roh" (8:4), "jika oleh Roh [ia] mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuh[nya]" (8:13; huruf miring ditambahkan).
Apakah Anda pikir Allah mencari-‐‑cari alasan untuk menghukum Anda? Dengan melihat ke depan ke ayat 31: "Jika [karena] Allah [untuk] kita, siapakah yang akan melawan kita?" Allah adalah "untuk" Anda! Ia ada di sisi Anda. Ia cenderung mendu-‐‑ kung Anda. Ia tidak mencari-‐‑cari cara untuk menghukum Anda; Ia telah menyediakan jalan sehingga Anda tidak harus dihukum.
Dapatkah orang Kristen menolak jalan Allah? Ya. Menjadi orang Kristen tidak berarti orang itu tidak lagi memiliki kehendak bebas. Jika orang dapat datang kepada Yesus dan diselamatkan, ia juga bisa berpaling dari Dia dan tersesat. Saya tidak bisa membayangkan mengapa ada orang yang ingin melakukan itu—tapi kemudian saya tidak mengerti mengapa orang-‐‑orang melakukan banyak hal seperti yang mereka lakukan. Orang-‐‑orang melakukan tindakan bodoh setiap hari, termasuk menolak Dia yang mengasihi mereka. Namun begitu, kebutuhan ini tidak perlu terjadi dalam hidup Anda. Selama hati Anda tertuju kepada Allah (lihat 8:6), Anda dapat merasa aman. Kata dorongan ini ditulis untuk kebaikan Anda: "[Oleh karena itu] sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus"!
Ayat 2. Atas dasar apakah Paulus dapat mengatakan bahwa "sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus"? Kata penghubung bagi (ga÷r, gar)menunjukkan bahwa pernyataan yang mengikuti adalah alasannya: Hukum Roh kehidupan dalam Kristus Yesus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan hukum maut (NASB). Alih-‐‑alih menggunakan kata ganti tunggal "kamu" (se, se), banyak naskah kuno menulis "aku" (me, me). Oleh sebab itu, Alkitab KJV, NIV, RSV, dan beberapa terjemahan lainnya menulis "aku" ketimbang "kamu." Ini akan membuat ayat itu terkait secara langsung dengan 7:14-25.
Paulus melanjutkan penggunaan kata "hukum" (no÷moß, nomos) dalam pengertian yang kedua, yang berarti "prinsip" atau "kecenderungan yang sudah mapan." Pasal 7 berakhir dengan gagasan bahwa, selama ia hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, Paulus ditakdirkan untuk melayani "hukum dosa" (7:25). Tarikan ke bawah yang tak tertahankan oleh daging menimbulkan "kematian" rohani (lihat 7:6, 24; 8:13), tapi Paulus mengatakan bahwa ia (dan yang lainnya) telah dibebaskan dari "hukum dosa dan hukum maut" itu.13
Apakah yang membebaskan Paulus? "Hukum Roh kehidupan." "Roh kehidupan" adalah acuan kepada Roh Kudus: Roh Allah yang membawa kehidupan.
Pada awalnya, Roh Kudus terlibat dalam mewujudkan kehidupan fisik (lihat Kej. 1:1, 2, 26; 2:7; AB).
Roh Kudus mengilhami "firman kehidupan" (Flp. 2:16; lihat 2 Pet. 1:21).
Roh Kudus adalah kekuatan yang sangat penting pada hari Pentakosta dalam membawa kehidupan rohani bagi manusia (lihat Kisah 2:1-4, 33, 37, 38, 41).
Roh Kudus tetap terus menjadi faktor utama dalam kehidupan baru orang Kristen di dalam Kristus (lihat Kisah 2:38; 5:32; Rom. 8:6). Jadi Paulus memperkenalkan para pembacanya kepada Roh Kudus, yang memain-‐‑ kan peran penting dalam Roma 8.
Apakah yang dimaksud dengan "hukum [nomos] Roh kehidupan" yang membe-‐‑ baskan kita? Beberapa orang percaya bahwa nomos ( "hukum") digunakan di sini dalam pengertian utama dan mengacu kepada injil (atau Perjanjian Baru) yang diungkapkan oleh Roh.14 Dalam konteks ini, mungkin lebih baik untuk tetap terus menafsirkan nomos dalam pengertian yang kedua. Jika demikian, maka nas itu, pada dasarnya, mengatakan bahwa tarikan ke atas oleh Roh membebaskan kita dari tarikan ke bawah yang tak tertahankan oleh daging.
Hukum gravitasi adalah ilustrasi untuk prinsip ini. Kita mengenal baik hukum gravitasi—tarikan universal ke bawah yang tetap membuat kita berpijak di bumi dan mencegah kita melayang ke ruang angkasa. Namun begitu, ada juga "hukum aerodina-‐‑ mika." Hukum itu ada hubungannya dengan aliran udara di bawah sayap dan meng-‐‑ hasilkan daya dorong ke atas saat pesawat didorong ke depan oleh mesinnya. Saya tidak memahami segala sesuatu tentang hukum ini, tapi saya tahu bahwa menerapkan hukum itu telah memungkinkan manusia untuk mendesain pesawat terbang yang bisa terangkat dari bumi dan membumbung tinggi di langit. Dalam satu pengertian, hukum aerodinamika telah membebaskan manusia dari hukum gravitasi. baik menganggap hal itu sebagai "hukum Taurat" yang bekerja di dalam diri Paulus selama ia berada di bawah sistem hukum/perbuatan.
Pada bagian terakhir Roma 7, Paulus menggambarkan tarikan ke bawah oleh daging sebagai sesuatu yang tidak mampu ia atasi sendiri. Di sini, ia meyakinkan kita bahwa tarikan ke bawah oleh daging dapat diimbangi oleh tarikan ke atas oleh Roh, yang telah diberikan kepada kita ketika kita dibaptis (Kisah 2:38; 5:32).
Apakah ini berarti bahwa "hukum dosa dan hukum maut" sudah tidak lagi ada ketika kita "dibebaskan" oleh "hukum Roh kehidupan"? Pikirkanlah kembali ilustrasi tentang pesawat terbang. Apakah hukum gravitasi tidak ada lagi ketika hukum aerodi-‐‑ namika membebaskan sebuah pesawat dari hukum itu? Jika seorang pilot mematikan mesinnya, ia akan segera tahu bahwa hukum gravitasi masih ada! Demikian pula, dibebaskan dari hukum dosa dan hukum maut tidak berarti tarikan ke bawah tidak ada lagi. Sebaliknya, itu berarti, bagi orang Kristen, tarikan itu tidak lagi merupakan tarikan yang tidak dapat dilawan. Dosa tidak lagi memiliki kekuatan untuk menguasai kita dengan melawan kehendak kita. Dengan bantuan Roh Allah, kita dapat "mematikan perbuatan-‐‑perbuatan tubuh [daging]" (8:13; lihat 8:26).
Ayat 3. Ayat ini dimulai dengan, Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Alkitab NASB memberi huruf besar pada kata "Hukum" dalam ayat 3 dan 4, yang menun-‐‑ jukkan bahwa fokusnya sekarang pada hukum Musa. Pernyataan Paulus di sini terkait secara langsung dengan pembahasannya tentang hukum Taurat dalam pasal 7.
Hukum Taurat tidak bisa membebaskan Paulus dari hukum dosa dan hukum maut.15 Mengapa? Karena hukum itu "tak berdaya oleh daging." Paulus tidak sedang mengatakan bahwa hukum Taurat itu sendiri adalah lemah, sebab hukum itu diberikan oleh Allah. Sebaliknya, bahan yang dengannya hukum itu harus kerjakan—daging— adalah lemah. Kedagingan manusia—yaitu, manusia yang bergantung pada sumber daya mereka sendiri— tidak bisa melaksanakan hukum Taurat secara sempurna. Oleh karena kelemahan ini, hukum Taurat tidak mampu membebaskan manusia. Prinsip ini dapat diilustrasikan dalam beberapa cara:
Seorang pelatih berpengalaman mencoba untuk mengubah sekelompok anak yang tidak berminat dan sulit berkonsentrasi menjadi juara sepak bola. Seorang musisi berbakat diberi tugas membentuk sebuah band beranggota-‐‑ kan anak-‐‑anak muda yang tidak memiliki bakat musik dan tidak tertarik kepada musik.
Seorang ahli pengrajin diminta membuat sepotong furnitur yang indah dari potongan-‐‑potongan kayu yang busuk.
Dalam pelbagai ilustrasi itu, kesalahan tidak terletak pada pelatih, musisi, atau pengrajin; sebaliknya, mereka masing-‐‑masing berusaha untuk bekerja dengan sumber daya yang cacat. Demikian juga, hukum Taurat ini dibatasi oleh "daging." Apakah ini berarti ada sesuatu yang salah dengan hukum Taurat? Tidak. Dave Miller bertanya, "Apakah Anda akan ke luar dari mobil dan menendang mobil Anda karena ia tidak bisa terbang? Tentu saja tidak. Mobil tidak dirancang untuk terbang. Hukum Musa tidak pernah dirancang untuk menghapus dosa. Hukum itu dirancang untuk mengung-‐‑ kapkan dosa, bukan untuk menghapus dosa."16
Apa yang hukum Taurat tidak bisa lakukan, Allah lakukan. Hukum Taurat tidak bisa membebaskan manusia oleh karena daging; Allah membebaskan manusia dengan menggunakan daging. Ia melakukan ini dengan jalan mengutus Anak-‐‑Nya sendiri dalam keserupaan daging yang berdosa dan sebagai korban penghapus dosa, Ia menghukum dosa di dalam daging (NASB). Allah "meraih kemenangan atas dosa di kandang dosa itu sendiri di mana [dosa] tampaknya berkuasa tanpa lawan: dalam 'daging.'"17
Beberapa doktrin utama Perjanjian Baru tertanam dalam ayat 3. Misalnya, ada acuan kepada inkarnasi Kristus: Allah mengutus "Anak-‐‑Nya sendiri." Morris menulis, "Yang Allah utus bukan utusan asing, tetapi Anak yang memiliki hubungan yang unik dengan Dia."18 Yesus datang "dalam keserupaan daging yang berdosa."
Kata yang diterjemahkan "keserupaan" (oJmoi÷wma, homoiōma) adalah dari kata "seperti" atau "sama" (oJmo÷ß, homos). Dalam teks Yunani, "daging yang berdosa" secara harfiah adalah "daging dosa." Di bawah bimbingan Roh, masing-‐‑masing istilah ini dipilih dengan hati-‐‑hati. Bruce menulis, "Dalam keserupaan daging" dengan sendirinya akan menjadi dosetis19; itu meru-‐‑ pakan esensi injil bahwa Anak Allah datang "dalam daging" dan bukan sekedar "dalam keserupaan daging". Paulus mungkin hanya mengatakan "dalam daging", tapi ia ingin menekankan bahwa daging manusia adalah alam di mana dosa mem-‐‑ peroleh pijakan dan merebut kekuasaan sampai kasih karunia Allah datang men-‐‑ dekat. Oleh karena itu ia tidak hanya mengatakan "daging" tetapi "daging dosa" atau "daging yang berdosa". Tetapi mengatakan bahwa Anak Allah datang "dalam daging yang berdosa" mungkin menyiratkan bahwa ada dosa di dalam diri-‐‑Nya, sedangkan (seperti yang Paulus katakan di tempat lain) Ia "tidak mengenal dosa" (2 Kor. 5:21). Oleh karena itu [Kristus] digambarkan sebagai diutus "dalam keserupa-‐‑ an daging yang berdosa".20
Jika kita diberi kesempatan untuk memeriksa daging Yesus, kita akan sudah menemukan daging itu persis seperti daging yang kita huni21—daging dengan tarikan ke bawahnya. Tidak seperti kita (terima kasih Allah!), Yesus tidak menyerah kepada apa yang menarik Dia ke bawah!
Allah tidak hanya mengutus Anak-‐‑Nya ke dalam dunia; Ia mengutus Dia "sebagai korban penghapus dosa." "Sebagai korban persembahan" diberi huruf miring di Alki-‐‑ tab NASB, menunjukkan bahwa kata-‐‑kata itu ditambahkan oleh para penerjemah. Teks aslinya hanya berbunyi peri« aJmarti÷aß (peri hamartias, "mengenai dosa"). Namun begitu, terminologi itu digunakan dalam Perjanjian Lama Yunani (Septuaginta, atau LXX) untuk mengacukan korban-‐‑korban penghapus dosa (lihat Maz. 40:6).
Ungkapan "korban penghapus dosa" mengingatkan kepada hewan-‐‑hewan yang disembelih sebagai korban penghapus dosa di masa Perjanjian Lama. Menggunakan kata-‐‑kata Bryan Chapell, Kematian hewan korban melambangkan keseriusan dosa sebagaimana hal itu menunjukkan kesediaan Allah untuk menanggungkan hukuman mati atas pelang-‐‑ garan hukum-‐‑Nya kepada pihak lain.… Apa yang Allah lambangkan dengan hewan yang tidak bersalah Ia genapi dengan darah Anak-‐‑Nya yang tak berdosa.22 "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa" (Ibr. 10:4); namun apa yang tidak bisa dilakukan oleh darah binatang, digenapi oleh korban Kristus yang sekali untuk selamanya (Ibr. 10:10).
Akibatnya, Allah "menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging." Charles Spurgeon berseru, "Allah menemukan cara untuk menghukum dosa tanpa meng-‐‑ hukum aku!"23 Paulus mengatakan bahwa Allah menghukum dosa "dalam daging," tapi ada pertanyaan mengenai apakah "daging itu" mengacu kepada daging Yesus atau daging kita. Jika yang ia maksudkan adalah daging kita,maka ia sedang menunjukkan bahwa kemampuan Yesus untuk melawan tarikan ke bawah oleh daging menghukum kita semua karena kita telah menyerah kepada tarikan itu. Yang lebih mungkin, "da-‐‑ ging itu" berarti daging Yesus. Jika demikian, kata itu mungkin mengacu kepada hukuman (penghakiman) bagi dosa yang ditimpakan ke atas Yesus ketika tubuh jasmani-‐‑Nya tergantung di kayu salib (1 Kor. 15:3; 2 Kor. 5:21). Kristus yang menjadi daging/manusia adalah bagian tak terpisahkan dari rencana Allah bagi penebusan kita. Untuk memberikan diri-‐‑Nya sendiri "sebagai tebusan" bagi umat manusia (1 Tim. 2:6), Kristus harus menjadi manusia. Untuk menghukum dosa di dalam daging, Yesus harus menjadi daging.
Ini adalah penyediaan ilahi dari Allah. Betapa indahnya bahwa Allah "tidak me-‐‑ nyayangkan Anak-‐‑Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-‐‑Nya bagi kita semua" (8:32)!
Ayat 4. Tujuan penyediaan yang luar biasa ini pastinya untuk menyelamatkan
kita dari dosa, tapi itu lebih daripada itu. Pesan Paulus mengenai penyediaan itu harus mempengaruhi kehidupan kita. Ingatlah bahwa kita sedang membahas pengudusan: perlunya hidup dengan cara tertentu setelah kita dibenarkan. Dalam ayat 4, Paulus mengungkapkan alasan utama mengapa Allah mengutus Anak-‐‑Nya: Supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita. "Tuntutan" diterjemahkan dari dikai÷wma
(dikaiōma), salah satu kata dalam keluarga "kebenaran" yang sangat banyak terdapat di kitab Roma. Arti utama dikaiōma adalah "ungkapan konkret kebenaran."24
Ketika Paulus bicara tentang "tuntutan hukum Taurat" yang "digenapi di dalam kita," apakah yang ia maksudkan? Ia tidak bermaksud agar kita menaati semua perin-‐‑ tah hukum Musa; sebelumnya ia sudah mengatakan bahwa kita telah mati bagi hukum Taurat dan karenanya telah dibebaskan dari hukum itu (7:4, 6). Mungkin, ia sedang mengacu kepada fakta bahwa, ketika kita percaya, Allah memperlakukan kita seolah-‐‑ olah tuntutan hukum telah dipenuhi di dalam kita. Namun begitu, Paulus mungkin punya sesuatu yang lain di dalam pikirannya.
Dua fakta tentang teks itu harus dipertimbangkan. Pertama, bentuk kata "tuntut-‐‑ an" adalah tunggal, tidak jamak. (Beberapa terjemahan menulis "tuntutan-‐‑tuntutan," tapi kata Yunaninya adalah tunggal—seperti yang Alkitab NASB tunjukkan.) Kedua, Paulus tidak bicara tentang tuntutan yang sedang digenapi oleh kita, tetapi "di dalam" (ejn, en) kita. Kemungkinan besar Paulus sedang mengatakan bahwa penyediaan Allah yang penuh kasih karunia itu memungkinkan terjadinya penggenapan tujuan yang untuknya hukum Taurat telah diberikan dahulu.25 J. D. Thomas berpendapat bahwa yang Paulus maksudkan adalah "tujuan atau sasaran ke arah mana hukum Musa membimbing, tapi tujuan atau sasaran itu tidak akan pernah bisa dicapai di bawah jenis program itu saja."26
Apakah "tuntutan hukum Taurat" itu; hal apakah yang hukum itu ingin capai? Jika kita menggunakan bahasa pengudusan, kita bisa mengatakan bahwa hukum itu ingin membuat "kudus" manusia (lihat Ima. 11:44, 45). Dengan menggunakan terminologi Paulus dalam Roma 8, kita bisa mengatakan bahwa hukum itu ingin "menyukakan Allah" (8:8) dengan hidup menurut bimbingan Roh-‐‑Nya.
Bagaimana bisa "tuntutan hukum Taurat" digenapi? Paulus mengatakan bahwa hal itu dapat digenapi di dalam kita, yang tidak berjalan menurut daging tetapi menurut Roh (NASB). "Berjalan" mengacu kepada cara hidup seseorang (6:4; 2 Kor. 5:7). Sebuah istilah yang mengungkapkan gagasan yang sama adalah "gaya hidup." Dalam 7:14-25, Paulus tidak ingin "berjalan/hidup menurut daging," tapi itulah yang ia lakukan. Namun begitu, itu telah berubah: Ia sekarang bisa hidup "menurut Roh."
Di sepanjang pasal 8, ada ketidakpastian yang sudah biasa terjadi tentang kapan huruf "r" pada kata "roh" harus diberi huruf besar. Kapankah itu mengacu kepada Roh Kudus ("R" besar), dan kapankah itu mengacu kepada roh manusia ("r" kecil)? Para penerjemah dan para komentator bervariasi dalam penggunaan "R" besar dan "r" kecil dalam pasal ini. Dalam ayat 4, "r" kecil dapat digunakan pada kata "roh." Dalam hal ini, ayat itu akan mengacu kepada kehidupan di tingkatan rohani bukan di tingkatan kedagingan. Dalam terang penekanan dalam pasal itu tentang karya Roh Kudus, mung-‐‑ kin yang terbaik adalah menggunakan "R" besar di sini—seperti yang Alkitab NASB lakukan.
Hidup "menurut Roh [Kudus]" mengacu kepada melakukan apa yang Roh Kudus inginkan untuk kita lakukan. Beberapa orang mengklaim"percakapan menurut Roh," tapi tantangan Paulus adalah "hidup menurut Roh" (lihat komentar tentang 8:14). Satu-‐‑ satunya cara obyektif kita dapat mengetahui apa yang Roh inginkan untuk kita lakukan adalah dengan membaca dan mempelajari Kitab yang Ia ilhamkan—Alkitab.
Allah mengharapkan kita untuk berperilaku dengan cara tertentu. Dalam kehi-‐‑ dupan Kristen kita, kita harus tunduk kepada arahan Roh Kudus. Di bawah sistem hukum Taurat/perbuatan, perilaku seperti itu tidak mungkin terjadi (7:14-‐‑25); tetapi di bawah sistem kasih karunia/iman, itu bisa terjadi. Dengan bantuan Roh Allah, kita dapat menjalani kehidupan yang kudus. Paulus, pada dasarnya, menegaskan bahwa apa yang bisa kita lakukan, kita harus lakukan (8:12, 13).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Memperkenalkan Roh (Roma 8)
Kata "Roh" (pneuvma, pneuma)—kadang-kadang dengan "r" kecil tetapi biasanya dengan "R" be...
Memperkenalkan Roh (Roma 8)
Kata "Roh" (pneuvma, pneuma)—kadang-kadang dengan "r" kecil tetapi biasanya dengan "R" besar—muncul lebih daripada dua puluh kali dalam Roma 8. Ketika dieja dengan "R" besar, kata itu mengacu kepada Roh Kudus. Karena Roh dan pekerjaan-Nya sangat menonjol di Roma 8, maka diperlukan pelajaran pengantar.
Banyak orang tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa Roh Kudus dan apa yang Ia lakukan. Alkitab KJV menggunakan istilah "Holy Ghost [Roh Suci]" (5:5; 9:1; 14:17; 15:13, 16). "Ghost" adalah dari kata Inggris lama yang artinya "roh," tapi sekarang ini kata "ghost" menimbulkan gambaran yang menakutkan, misterius. Beberapa orang mungkin tidak menganggap kata "Roh"sebagai suatu perbaikan karena "hantu (roh) tidak ada daging dan tulangnya" (Luk. 24:39). Namun begitu, kita harus ingat bahwa "Allah itu Roh" (Yoh. 4:24). Jika kita mentransfer konsep mental kita tentang Allah kepada Roh Kudus, mungkin kita akan membuat lompatan besar dalam pema-haman kita.
Masalah kita adalah bahwa Roh Kudus tidak memiliki nama pribadi yang khas di dalam Kitab Suci. Allah (Bapa) dikenal dengan berbagai sebutan di dalam Perjanjian Lama; Yesus (Anak) disebut Yesus Kristus, dan Firman (antara lain); tetapi Roh Kudus diacukan dengan sebutan deskriptif. Bahkan istilah "Roh Kudus" hanya berarti "Roh yang kudus [a¢gioß, hagios]." Tidak ada yang khas tentang istilah itu karena Allah juga adalah Roh yang kudus, seperti halnya Yesus sebelum Ia datang ke bumi. Di dalam Roma 8, Roh Kudus disebut Roh Allah dan Roh Kristus, tapi sekali lagi ini hanya istilah deskriptif. Alkitab tidak menjelaskan mengapa Roh Kudus tidak diberi apa yang kita sebut "nama." Mungkin karena tujuan-Nya adalah bukan untuk menyatakan diri-Nya. Di dalam Perjanjian Lama, Ia mengungkapkan Bapa; di dalam Perjanjian Baru, Ia mengungkapkan Anak. Dalam satu pengertian, Ia selalu bekerja di balik layar.
Kita tidak bisa mengetahui segala hal tentang Roh, tapi kita dapat mengetahui beberapa hal—dan ini adalah hal-hal yang perlu kita ketahui. Dalam pelajaran singkat ini, kita akan memperkenalkan Roh dengan melihat beberapa sifat-Nya.
Ia punya kepribadian. Di Yohanes 16:13, 14 Alkitab NASB, Roh Kudus disebut sembilan kali dengan kataganti pribadi "Ia" dan "Nya." Dalam teks Yunani untuk dua ayat ini, kataganti yang mengacu kepada Roh juga berkelamin maskulin dan tunggal jumlahnya. Seseorang telah mengatakan, Roh Kudus diungkapkan di dalam Alkitab sebagai "Ia" yang ilahi, tetapi tidak pernah sebagai "Itu" yang mulia. Ia disebut sebagai individu yang hidup, aktif, ketimbang hanya pengaruh saja. Ia memiliki pengaruh yang besar, ketimbang menjadi pengaruh saja. Ia memiliki kekuatan besar, tetapi bukan kekuatan semata.
Roh adalah pribadi yang mampu melakukan kegiatan-kegiatan di bawah ini yang juga dapat dilakukan oleh manusia:
Menghibur (Yoh. 14:26; KJV). Mengajar (Yoh. 14:26). Bersaksi (Yoh. 15:26; KJV). Menegur (Yoh. 16:8; KJV). Memimpin (Yoh. 16:13). Melarang (Kisah 16:6, 7). Bersaksi (Rom. 8:16). Bersyafaat (Rom. 8:27). Menyelidik (1 Kor. 2:10). Bicara (1 Tim. 4:1).
Dalam beberapa hal, Roh Kudus adalah pribadi seperti kita. Kita dibuat dalam gambar dan rupa Allah, yang mencakup dibuat dalam gambar dan rupa Roh Kudus.167Seperti kita, Roh Kudus memiliki hal-hal berikut ini:
Pikiran (Rom. 8:27). Pengetahuan (1 Kor. 2:11). Kehendak (1 Kor. 12:11).
Emosi, seperti kasih (Rom. 15:30).
Perasaan. Ia bisa ditolak (Kisah 7:51), didustai (Kisah 5:3), dan dihina (Ibr. 10:29). Ia bisa dihujat (Mat. 12:31). Ia bisa dibuat berduka (Efe. 4:30).
Kita mungkin ingin mengetahui "seperti apakah" Roh Kudus itu, tapi itu bukan faktor paling penting untuk berkenalan dengan individu lain. Mengenal hati seseorang memberitahu kita lebih banyak tentang orang itu daripada mengenal wajahnya.
Ia adalah pribadi yang ilahiyat. Roh adalah seperti Bapa dan Anak. Ia adalah bagian dari apa yang Alkitab KJV sebut "ke-Allahan" (Kisah 17:29; Rom. 1:20; Kol. 2:9). Apapun yang dianggap berasal dari Allah dan Yesus dianggap juga berasal dari Roh Kudus: Ia adalah kehidupan (Ayub 33:4; Yoh. 3:5, 6); Ia adalah terang (atau iluminasi; 1 Kor. 2:9-11); dan Ia adalah kasih (Rom. 5:3-5; 15:30). Mari kita perhatikan beberapa sifat ilahi-Nya. Ia digambarkan sebagai …
Kekal (Ibr. 9:14).
Mahatahu (1 Kor. 2:10, 11).
Mahakuasa (kuasa dan Roh Kudus sering berkaitan; Mik. 3:8; Kisah 1:8). Mahaberada (Maz. 139:7, 8).
Baik (Neh. 9:20).
Bersama dengan Bapa dan Anak, Roh Kudus membuat kita dan memberkati kita. Seharusnya tidak sulit untuk memahami siapa Roh Kudus itu dibandingkan memahami siapa Allah dan Yesus.
Ia adalah pribadi yang ilahiyat: Salah satu dari "Trinitas." "Trinitas" bukan kata dari Alkitab, tetapi kata itu menyampaikan gagasan Alkitab. "Trinitas" berasal dari "tri [tiga]" plus "unity [satu]." Itu berarti "Tiga dalam Satu."
Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda (Mat. 3:16, 17; 28:19; Yoh. 14:16, 17; Rom. 15:30; 2 Kor. 13:14). Pada saat yang sama, "TUHAN itu esa!" (Ula. 6:4).168Tidak ada kesamaan duniawi, tetapi berbagai ilustrasi telah digunakan mengenai bagaimana sesuatu dapat menjadi satu dan, pada saat yang sama, lebih dari satu. Satu ilustrasi yang digunakan adalah segitiga: segitiga memiliki tiga sisi tetapi memiliki satu bentuk. Ilustrasi lain yang kadang-kadang digunakan adalah pernikahan. Dalam pernikahan, dua menjadi satu (Kej. 2:24; Mat. 19:5, 6; Efe. 5:31). Suami dan istri adalah satu, tetapi mereka tetap dua orang.
Tiga anggota ke-Allahan adalah satu dalam esensi dan maksud, namun masing-masing memungkinkan untuk memiliki lingkup aktivitas-Nya tersendiri. Seorang penulis berpendapat bahwa Bapa adalah perencana, Anak pelaksana, dan Roh Kudus pengatur. Yang lainnya mengacukan Bapa sebagai arsitek, Anak sebagai pembangun, dan Roh sebagai perampung. Misalnya, dalam penciptaan fisik, Bapa pasti merencanakan; tapi Ibrani 1:2 dan Yohanes 1:3 mengajarkan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Anak, dan Kejadian 1:2 dapat menunjukkan bahwa Roh membereskan kekacauan menjadi tertib (lihat Maz. 104:30).
Mengenai "penciptaan rohani"—pembentukan kerajaan/gereja dan pemberitaan injil—Allah merencanakan itu (Efe. 3:10, 11) dan Yesus melaksanakan rencana itu (Yoh. 4:34; 5:19; 8:28; 12:49), tapi kita bisa mengatakan bahwa yang melakukan "pengaturan" adalah Roh Kudus. Ia aktif dalam kelahiran oleh anak dara, dalam pernyataan terilham Simeon dan Hana, pekerjaan Yohanes Pembaptis, pengidentifikasian Yesus pada saat baptisan-Nya, memandu Yesus ke padang gurun, dan pelayanan yang menakjubkan oleh Tuhan. Ia dijanjikan oleh Yesus kepada para rasul-Nya dan Ia turun pada hari Pentakosta untuk mendatangkan kerajaan/gereja. Ia lalu mengilhami para rasul untuk memberitakan injil, dan para penulis Perjanjian Baru untuk mencatat pesan injil, supaya manusia bisa diselamatkan. Sejauh menyangkut keselamatan kita, telah dikatakan bahwa Allah memikirkannya, Yesus melaksanakannya, dan Roh Kudus mengajarkannya.
Kesimpulan. Ada banyak hal yang kita tidak akan pernah tahu tentang Roh Kudus sampai kita bermandi cahaya di hadapan Tri Kudus di sorga. Namun begitu, apa yang bisa kita pahami sekarang, perlu kita pahami. Roma 8 adalah sumber yang berharga dalam membantu kita untuk mempelajari lebih banyak lagi tentang Roh dan aktivitas-Nya sekarang ini.
Apa Yang Roh Kudus Dapat Lakukan Untuk Kita (Pasal 8)
Ketika kita dibaptis, Allah memberi kita Roh Kudus sebagai karunia (Kisah 2:38; 5:32; lihat Gal. 4:6). Tujuan karunia ini, bahkan di gereja mula-mula, bukan untuk membuat orang Kristen dapat mengadakan mujizat. (Semua orang Kristen memiliki karunia ini, namun tidak semua dapat mengadakan mujizat.) Apakah tujuan karunia ini? Apakah yang Roh Kudus lakukan untuk kita sekarang ini sebagai orang Kristen?
Orang Kristen memiliki sesuatu yang pendosa non-Kristen tidak miliki. Roh Kudus tidak melakukan segala sesuatu bagi orang Kristen, tetapi Ia melakukan sesuatu. Dalam Filipi 1:19, Paulus mengacukan "penyediaan Roh" (NASB). Kata yang diterjemahkan "penyediaan" (ejpicorhgi÷a, epichorēgia) mengacu kepada "penyediaan yang melimpah." Allah telah secara melimpah menyediakan bagi kita melalui Roh-Nya.
Satu nas penting tentang pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan anak-anak Allah adalah Roma 8. Mari kita tinjau pasal ini untuk mempelajari apa yang Roh Kudus perbuat untuk orang Kristen.
Ia memberi kita kemenangan atas kehidupan (8:1-10). "Oleh karena itu" ayat 1 (NASB) mengacu kepada pasal 7, yang bicara tentang kekalahan roh manusia (lihat 7:15, 18, 19, 24). Sekarang, bagaimanapun, unsur baru telah ditambahkan: Roh Kudus dari Allah (8:1, 2, 4, 5, 9). Melalui Roh itu, kita dapat memiliki kemenangan ketimbang kekalahan.
Ia memberi kita kemenangan atas kematian (8:11). Kristus telah dibangkitkan dari kematian oleh kuasa Allah. Begitu juga halnya, melalui Roh yang menetap di dalam kita, kita akan dibangkitkan. Karena semua orang akan dibangkitkan, yang baik atau yang jahat (Yoh. 5:28, 29), maka Roma 8:11 haruslah mengacu kepada dibangkitkan untuk hidup yang kekal.
Ia memberi kita kemenangan atas pencobaan (8:13). Di 7:24, Paulus bertanya, "Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" Di 8:13, ia mengatakan bahwa, oleh Roh, kita dapat mematikan perbuatan-perbuatan tubuh. Di tempat lain, Paulus mengatakan bahwa manusia batiniah kita dikuatkan oleh Roh (Efe. 3:16; lihat 3:20). Beberapa orang telah mengatakan, "Begitu saya dapat menjalani kehidupan Kristen, saya akan menjadi orang Kristen; saya akan dibaptis." Namun begitu, orang tidak bisa menjalani kehidupan Kristen tanpa menjadi orang Kristen—anak Allah yang memiliki bantuan Roh Allah.
Ia memberi kita kemenangan atas kebimbangan (8:14a). Sepanjang Alkitab, Allah dikatakan "memimpin" umat-Nya. Roma 8:14 mengacu kepada Roh Kudus yang memimpin orang Kristen. Dua posisi ekstrim harus dihindari. Yang pertama dianut oleh orang-orang yang mengklaim Roh Kudus bertanggung jawab atas setiap keputusan yang mereka buat. Kedua yang dianut oleh orang-orang Kristen yang menyangkal Roh Kudus mempengaruhi mereka dengan cara apapun. Ada sejumlah cara di mana Roh Kudus mungkin memimpin kita. Cara yang paling pasti (dan yang paling berbeda) adalah melalui Firman yang Ia telah ilhamkan (Efe. 6:17). Kemungkinan lain termasuk pemeliharaan ilahi (Rom. 8:28), seperti halnya pada "banyak kesempatan" (lihat 1 Kor. 16:9). Ia juga dapat membimbing kita melalui hati nurani kita atau melalui nasihat dari teman-teman saleh kita. Kita tidak bisa bersikap dogmatis tentang "bagaimana." Yang penting bagi kita adalah memahami bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup kita (lihat Maz. 37:23).
Ia memberi kita kemenangan atas ketidakpastian (8:14b-17, 23). Fakta bahwa Allah memberi kita Roh-Nya ketika kita dibaptiskan adalah bukti kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah dan memiliki semua berkat ahli waris-Nya. Ayat 23 mengatakan bahwa kita memiliki "karunia sulung Roh." "Karunia sulung" dari hasil panen merupakan jaminan panen selanjutnya. Arti "karunia sulung" pada dasarnya sama dengan "jaminan" di Efesus 1:13, 14 dan 2 Korintus 1:21, 22; 5:5. Roh Kudus adalah "jaminan" kita dari sorga. Roma 8:16 mengatakan, "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." Ketika kita melihat apa yang Allah lakukan bagi kita melalui Roh-Nya, kita yakin bahwa Ia mengasihi kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Ini harus memberi kita keyakinan!
Ia memberi kita kemenangan atas kelemahan (8:26, 27). Kita semua kadang-kadang merasa lemah. Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita. "Membantu" adalah dari kata majemuk yang berarti "mengambil bersama" di sisi yang "berlawanan." Kata itu dapat diilustrasikan dengan orang yang mencoba untuk mengangkat benda besar yang terlalu berat bagi dirinya—ia baru lega ketika seseorang berada di ujung yang berlawanan dan mengangkat benda itu bersama dia. Mengenai tantangan kita dalam kehidupan, Seseorang itu adalah Roh Kudus, yang membantu kita untuk melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan sendiri. Ayat 26 memberikan ilustrasi spesifik tentang Roh Kudus yang membantu kita: Ia membantu kita ketika kita berdoa.
Kesimpulan. Apakah kita harus memahami segala sesuatu tentang Roh Kudus sebelum Ia dapat bekerja dalam hidup kita? Tidak. Hal penting bagi pekerjaan Roh dalam hidup kita adalah kita harus "hidup menurut Roh" (8:4). Kita perlu mematuhi petunjuk dari Roh seperti yang ditemukan di dalam Perjanjian Baru yang Ia telah berikan kepada kita. Apakah Roh Kudus menetap di dalam diri Anda? Jika tidak, Anda bukan milik Yesus (8:9): Anda perlu dibaptis dan menerima karunia yang luar biasa ini!
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 299.
2 John R. W. Stott, Th...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 299.
- 2 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-‐‑Varsity Press, 1994), 216.
- 3 R. C. Bell; dikutip dalam J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 68.
- 4 Morris, 300.
- 5 Coy Roper, "More Than Conquerors," Truth for Today 9, no. 3 (August 1988): 12.
- 6 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 151.
- 7 Glen Pace, pelajaran yang dikhotbahkan di Judsonia church of Christ, Judsonia, Arkansas, 30 March 2003.
- 8 Disadur dari Halford E. Luccock, Preaching Values in the Epistles of Paul, vol. 1, Romans and First Corinthians (New York: Harper & Brothers, 1959), 51.
- 9 Dalam beberapa penggunaannya dalam Roma 8, "jika" berarti "karena/sejak"; tetapi sebagian besarnya, kata "jika" hanya mengungkapkan satu syarat yang harus dipenuhi.
- 10 10 Untuk pembahasan yang panjang tentang tiga posisi ini, lihat David Roper, Jesus Christ and Him Crucified (Arvada, Colo.: Christian Communications, 1976), 89-96.
- 11 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 258.
- 12 Ibid.
- 13 Beberapa penulis mengungkapkan "hukum dosa dan hukum maut" seperti ini: "Jika Anda berdosa, Anda mati!" Sejumlah pakar terkemuka percaya bahwa "hukum dosa dan hukum maut" adalah hukum Musa. Tampaknya lebih
- 14 Stott, 218; Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 231. Penafsiran ini sering dikaitkan dengan pengidentifikasian "hukum dosa dan maut" sebagai hukum Musa.
- 15 Jika "hukum dosa dan maut" adalah hukum Musa, maka Paulus sedang mengatakan bahwa hukum Musa tidak bisa membebaskan dia dari hukum Musa-‐‑yang tampaknya tidak mungkin.
- 16 Dave Miller, pelajaran yang disampaikan pada Truth in Love television program, Fort Worth, Texas, 2 February 2002.
- 17 Moo, 249.
- 18 Morris, 302.
- 19 "Dosetis" adalah dari kata Yunani doke÷w ( dokeo, "tampak"). Dosetisme adalah keyakinan salah Gnostik bahwa Yesus tidak memiliki tubuh manusia yang sebenarnya, tetapi hanya tampaknya saja sebagai daging.
- 20 Bruce, Romans, 152.
- 21 McGuiggan, 233.
- 22 Bryan Chapell, In the Grip of Grace (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1992), 23.
- 23 Charles Spurgeon, Spurgeon's Commentary on Great Chapters of the Bible, comp. Tom Carter (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1998), 258.
- 24 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 339.
- 25 Penafsiran lain yang mungkin adalah bahwa ayat tersebut mengacu kepada kematian Kristus sebagai penggenapan wasiat lama (Perjanjian Lama) agar wasiat itu bisa dihapuskan. Namun begitu, dalam terang akhir Roma 8:4, penafsiran yang diberikan di atas tampaknya yang paling cocok.
- 26 Thomas, Roma, 56.
- 27 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1065.
- 28 Moo, 250.
- 29 Leslie C. Allen, "Romans," in New International Bible Commentary, ed. F. F. Bruce (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1979), 1331.
- 30 Untuk ilustrasi Alkitab bagi pola pikir semacam ini, lihat teguran Yesus terhadap Petrus di Matius 16:23.
- 31 Spurgeon, 259.
- 32 "Roh" bisa ditulis dengan "r," kecil yang akan membuat ini "hal-hal rohani" (McCord), yang berbeda dengan "hal-hal kedagingan." Karena "hal-hal yang dari Roh" adalah "hal-hal rohani" (dan sebaliknya), maka tidak banyak bedanya apakah yang digunakan "S" besar atau "s" kecil.
- 33 McGuiggan, 237.
- 34 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 265.
- 35 Morris, 306.
- 36 Beberapa orang menganggap Roma 8:7 sebagai kesimpulan diskusi Paulus tentang hukum Taurat yang dimulai di 7:1.
- 37 Ada penekanan ganda pada kata "kamu" dalam teks Yunani. Pertama, kata Yunani untuk "kamu" ditambahkan kepada kata kerja yang berarti "kamu adalah" (uJmeivß … ejste , humeis … este). Kedua, kata untuk "kamu" ditempatkan di awal kalimat untuk penekanan.
- 38 F. F. Bruce, The Book of the Acts, rev. ed., The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 71. The promise of the Spirit is discussed in David L. Roper, Acts 1-
- 14 , Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 87-88.
- 39 Morris, 308.
- 40 Handley C. G. Moule, The Epistle of St. Paul to the Romans, 10th ed., The Expositor's Bible (London: Hodder and Stoughton, 1894), 206.
- 41 Bruce Barton, David Veerman, and Neil Wilson, Romans, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1992), xxvi. Untuk acuan tambahan dan diskusi tentang definisi kata "Kristen," lihat David L. Roper, Acts 1-14, 429-30.
- 42 Thomas, Romans, 57.
- 43 Teks Yunani itu secara harfiah tertulis "roh itu [adalah] hidup." Jadi beberapa terjemahan menulis "Roh itu adalah kehidupan" (lihat KJV). Sekali lagi, apakah yang digunakan kecil "S" besar "s" kecil, ajaran itu pada dasarnya adalah sama: Roh yang memberi hidup memberi hidup kepada roh kita.
- 44 Penafsiran lain yang memungkinkan adalah bahwa "tubuh" adalah cara lain untuk mengatakan "daging": "Daging itu adalah kematian [rohani]" Namun, ayat 10 tampaknay berkaitan erat dengan ayat 11, yang akan mendukung penafsiran "tubuh" sebagai tubuh fana yang dihuni oleh setiap individu.
- 45 Kata Yunani dikaiosunh (dikaiosune), diterjemahkan "kebenaran" dalam ayat ini, dapat juga diterjemahkan "pembenaran."
- 46 Stott, 227.
- 47 Diadaptasi dari McGuiggan, 240.
- 48 Dalam bahasa Yunani, kasus akusatif menunjukkan objek langsung, sedangkan kasus genitive mengungkapkan beragam hubungan lainnya.
- 49 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 360.
- 50 "Tidak jelas apakah Paulus sedang mengatakan bahwa Roh itu akan menjadi perantara dalam membangkitkan kita atau menjadi jaminan bahwa kita akan dibangkitkan. Keduanya adalah benar …"(Morris, 311).
- 51 Bauer, 742.
- 52 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 122.
- 53 Morris, 312.
- 54 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistle to the Romans (N.p.: Lutheran Book Concern, 1936; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 517.
- 55 Bauer, 443.
- 56 Stott, 228.
- 57 Alkitab mengajarkan bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan tidak boleh disalahgunakan (1 Kor. 6:19; Efe. 5:28, 29).
- 58 Moo, 260.
- 59 J. H. Gilmore, "He Leadeth Me," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 60 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 61 61 Morris, 314.
- 62 Dalam pasal 6, Paulus mengatakan bahwa kita adalah "hamba kebenaran" (6:18), tetapi kita tidak memiliki "roh" (watak) budak. Penampilan kita adalan penampilan anak-anak.
- 63 Disadur dari Jim Townsend, Romans: Let Justice Roll Down (Elgin, Ill.: David C. Cook Publishing Co., 1988), 67.
- 64 Chris R. Bullard, "No Condemnation, No Separation," pelajaran yang dikhotbahkan di Overland Park church of Christ, Overland Park, Kansas, 16 September 1990, kaset.
- 65 Untuk beberapa alasan, Alkitab NIV menerjemahkan kata Yunani di ayat 15 sebagai "keanakan" tetapi menerjemahkan kata yang sama di ayat 23 "diangkat sebagai anak."
- 66 Vine, 13-14.
- 67 Perjanjian Lama tidak banyak bicara tentang pengadopsian Yahudi (lihat Ester 2:7, 15), tapi itu dilakukan oleh sekte Eseni di zaman Paulus. (Josephus Wars 2.8.2.)
- 68 Bruce, Romans, 157.
- 69 Di 8:23, Paulus menunjukkan bahwa, meski sekarang ini kita menikmati hak istimewa keanakan, namun "proses adopsi" tidak akan komplit sampai Kristus datang kembali.
- 70 Alkitab KJV menulis "itu sendiri" ketimbang "Dia sendiri." "Itu sendiri" bukan kesalahan penerjemahan karena sifat kata Yunani untuk Roh (pneuma) adalah netral. Namun, kata "itu sendiri" bisa meninggalkan kesan bahwa Roh Kudus adalah suatu benda ketimbang suatu pribadi, sehingga "Dia sendiri" (seperti dalam NKJV) lebih disukai.
- 71 McGuiggan, 244-45.
- 72 Itu disebut "bukti empiris," apa yang bisa dialami oleh pancaindera.
- 73 Thomas, Class Notes, Romans.
- 74 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 89.
- 75 McGuiggan, 246.
- 76 Saya sering mendengar ungkapan "Saudara Tua" seraya saya tumbuh dewasa. Ketika saya mulai berkhotbah, saya tidak bisa menemukan ungkapan persis seperti itu di dalam Perjanjian Baru. Ungkapan itu mungkin didasarkan pada Roma 8:29.
- 77 Bruce, Romans, 150.
- 78 Thomas, Romans, 61.
- 79 Charles Spurgeon, Spurgeon's Commentary on Great Chapters of the Bible, comp. Tom Carter (Grand Rapids, Mich.: Kregel Publications, 1998), 263.
- 80 Barclay M. Newman and Eugene A. Nida, A Translator's Handbook on Paul's Letter to the Romans, Helps for Translators, vol. 14 (Stuttgart: United Bible Societies, 1973), 157.
- 81 Vine, 217-18.
- 82 F. Godet, Commentary on the Epistle to the Romans, trans. A. Cusin, rev. and ed. Talbot W. Chambers (N.p.: Funk and Wagnall, 1883; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1969), 313.
- 83 Diadaptasi dari Guy N. Woods, How to Read the Greek New Testament (Memphis: By the author, 1970), 21.
- 84 Ekdechomai adalah kata majemuk, yang menggabungkan ejk (ek , "dari") dan de÷comai (dechomai , "menerima").
- 85 Vine, 218, 663.
- 86 Alkitab KJV menulis "makhluk" di ayat 19, 20, dan 21, tetapi menulis "ciptaan" di ayat 22. Kata Yunani mendasar yang sama, ktisis, ditemukan di semua empat ayat itu.
- 87 Vine, 137.
- 88 Lihat pembahasan tentang pertanyaan ini di Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 273-74.
- 89 Thomas, Romans, 63.
- 90 McGarvey and Pendleton, 362.
- 91 Moo, 266.
- 92 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 222.
- 93 Alkitab KJV menulis "ditaklukkan kepada kesombongan." "Kesombongan" adalah dari kata Latin yang berarti "kosong," tapi sekarang ini kata itu digunakan sebagai kata yang sama dengan "kesombongan." Alkitab NKJV menulis "kesia-siaan."
- 94 Vine, 657, 198.
- 95 Alkitab NASB menulis "Dia" (dengan "D" besar) untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Pribadi yang menaklukkannya. Beberapa penulis menganggap "dia" mengacu kepada Adam, Iblis, atau keduanya-tapi pernyataan itu terkait dengan "pengharapan." Adam dan Iblis terlibat dalam dosa yang mengakibatkan masalah bumi, tetapi Allahlah yang menyisipkan catatan tentang pengharapan .
- 96 Ada hubungan antara benih yang ditanam dan tanaman yang dihasilkan. Tanaman tidak terlihat seperti benihnya, tapi apa yang terlihat tergantung pada jenis benih yang ditanam.
- 97 Berbagai bahasa kiasan digunakan di dalam Alkitab untuk menggambarkan sorga. Dalam Wahyu 21 dan 22, kiasan suatu kota digunakan. Karena pikiran manusiawi kita yang terikat dengan dunia tidak dapat memahami realitas rohani, maka kaisan seperti "langit dan bumi yang baru" dan kota sorgawi digunakan untuk memberikan gagasan terntenu tentang seperti apakah sorga itu.
- 98 Kata Yunani untuk "mengeluh" dan "merasa sakit bersalin" mencakup preposisi sun ( "dengan" atau "bersama-sama"). Tidak pasti dengan siapakah ciptaan itu mengeluh dan menderita.Mungkin dengan kita, atau mungkin yang Paulus maksudkan hanyalah beragam bagian penciptaan mengeluh bersama-sama.
- 99 G. Bertram, "ōdín," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 1353.
- 100 Komentar ini telah dikaitkan dengan John Calvin. (Morris, 323.)
- 101 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 172.
- 102 Townsend, 69.
- 103 "Karunia sulung Roh" pada dasarnya memiliki arti yang sama dengan "Roh Kudus, … adalah jaminan bagian kita" (Efe. 1:13, 14; lihat komentar tentang 8:9, 11).
- 104 Lihat komentar tentang 3:24b.
- 105 William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 110.
- 106 Disadur dari dapted from E. C. McKenzie, 14,000 Quips & Quotes (New York: Wings Books, 1980), 242.
- 107 Moo, 268.
- 108 Satu-satunya tempat lain kata ini ditemukan di dalam Perjanjian Baru adalah Lukas 10:40, di mana Marta meminta Maria untuk membantunya.
- 109 A. T. Robertson, A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research (Nashville: Broadman Press, 1934), 573.
- 110 Bauer, 1006-7.
- 111 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 14.
- 112 Saya membayangkan beberapa kesempatan ketika saya melayat ke rumah orang-orang yang ditinggal mati secara tragis oleh orang-orang yang mereka cintai. Tidak ada kata-kata yang memadai untuk kesempatan seperti itu. Yang bisa saya lakukan adalah duduk dengan para pelayat dan, pada dasarnya, "mengeluh" bersama mereka dalam penderitaan mereka.
- 113 Di dalam Perjanjian Baru, "lidah" mengacu kepada bahasa yang diucaokan oleh manusia (lihat Kisah 2:4-6), tidak suara yang kacau.
- 114 Informasi lebih lanjut diberikan dalam Owen D. Olbricht, "Miracles & the Holy Spirit," Truth for Today 19, no. 8 (January 1999): 31-36.
- 115 Glossolalia berarti "bahasa roh" dan digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk mengacu kepada karunia mujizatiah berbicara dalam bahasa roh.
- 116 Stott, 245.
- 117 Secara harfiah, teks Yunaninya hanya mengatakan "sesuai dengan Allah." Memang dipahami bahwa yang Paulus maksudkan adalah "sesuai dengan kehendak atau tujuan Allah."
- 118 Stott, 246.
- 119 Moo, 277.
- 120 Stott, 247.
- 121 Moo, 269.
- 122 Stott, 246.
- 123 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 82.
- 124 Lard, 279.
- 125 Ibid.
- 126 Teolog Perancis John Calvin (1509-1564) adalah tokoh kunci dalam Reformasi Protestan. Pelbagai tulisannya menjadi pengaruh besar dalam membentuk Reformasi.
- 127 Barclay, 114.
- 128 Allen, 82.
- 129 Vine, 346 (huruf miring ditambahkan).
- 130 Vine, 165.
- 131 "Saudara-saudara" digunakan dalam pengertian umum yang mengacu kepada saudara dan saudari dalam Kristus.
- 132 Misalnya, ia menerima dua bagian dari warisan (Ula. 21:17).
- 133 Bruce, Romans, 168.
- 134 Moo, 271.
- 135 Stott, 246.
- 136 Moo, 281.
- 137 Beberapa komentator berpendapat bahwa sampai titik ini yang ada di dalam pikiran Paulus adalah seluruh surat itu; beberapanya, pasal 5 sampai titik ini; dan beberapa lagi, pasal 8 sampai titik ini. Kita tidak harus tahu persis apa yang ada di dalam pikiran Paulus di sini.
- 138 Sepanjang teks ini, kata "kita" mengacu kepada orang Kristen yang setia.
- 139 Dalam satu pengertian, Kristus mati untuk semua orang; tetapi dalam pengertian lain, Ia hanya mati bagi mereka yang menerima manfaat kematian-Nya. Yang dimaksudkan di sini adalah arti yang terakhir.
- 140 Dalam Roma 8:32, "[kata] sendiri menunjuk kepada suatu hubungan khusus," hubungan yang "membedakan keanakan Kristus dari keanakan kita" (Morris, 335, n. 149).
- 141 Octavius Winslow, No Condemnation in Christ Jesus (London: John Farquhar Shaw, 1853), 361.
- 142 Allah tidak memberkati kita tanpa Yesus Anak-Nya. Semua berkat datang dari Allah dan Yesus.
- 143 Vine, 196.
- 144 Bauer, 273. Lukas menggunakan enkaleō beberapa kali dalam Kisah Para Rasul untuk mengacu kepada pelbagai tuduhan yang dituduhkan kepada Paulus (Kisah 19:38; 23:28, 29; 26:2, 7).
- 145 Ibid., 519.
- 146 Moo, 282.
- 147 McGuiggan, 266. McGuiggan menulis bahwa ini adalah maksud utama yang dibuat oleh Paulus dalam Roma 14.
- 148 Stott, 246.
- 149 Vine, 17.
- 150 Ibid., 27.
- 151 William Hendriksen, Exposition of Paul's Epistle to the Romans, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1981), 290.
- 152 Vine, 468.
- 153 Deason, 240.
- 154 Lihat tradisi-tradisi tak terilham yang dilestarikan dalam Ecclesiastical History 2,25 oleh Eusebius.
- 155 Alasan utama Allah mengizinkan bangsa Israel diangkut ke dalam pembuangan di Babel adalah dosa mereka yang terus-menerus ditambah dengan ketidakmenyesalan mereka. Namun demikian, secara langsung atau tidak langsung, pembuangan itu terkait dengan keadaan mereka sebagai umat khusus Allah.
- 156 Istilah Yunani ini tercermin dalam awalan bahasa Inggris "hyper."
- 157 Nikaō terkait dengan kata benda ni÷kh (nikē), yang berarti "kemenangan." Bangsa Yunani menyembah dewi kemenangan bernama Nike. Sekarang ini, Nike adalah merek pakaian atletik yang populer, yang telah menjadi terkenal dengan sepatunya.
- 158 Mengapa Paulus menggunakan bentuk kata kerja lampau di sini? Mungkin yang terutama ia maksudkan adalah ungkapan kasih Kristus di kayu salib. Ia hanya ingin menekankan bahwa kasih Tuhan adalah tetap dan tidak dapat diubah.
- 159 McGarvey and Pendleton, 371.
- 160 Beberapa orang berpendapat bahwa Paulus sedang mengacu kepada utusan manusia, seperti guru-guru palsu (seperti yang disebutkan di Mat. 24:11, 12). Yang lainnya akan mengidentifikasi "utusan" ini sebagai teman palsu yang mencoba untuk mencegah kita hidup bagi Kristus.
- 161 Moo, 287.
- 162 Everett F. Harrison, "Romans," in The Expositor's Bible Commentary, vol. 10, Romans-Galatians, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1976), 100.
- 163 Moo, 284.
- 164 John Locke; dikutip dalam James Burton Coffman, Commentary on Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973), 324.
- 165 Coy Roper, "More Than Conquerors (Romans 8)," 14.
- 166 McGarvey and Pendleton, 371 (huruf miring ditambahkan).
- 167 Kata "Kita" dalam Kejadian 1:26 ("Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, …") bisa mengacu kepada ke-Allahan (atau Trinitas).
- 168 Sangat menarik bahwa "nama" berbentuk tunggal ketika muncul sebelum formula Trinitas di Matius 28:19.
- 169 Yesus berkata "Penolong lain" karena Pribadi itu telah menjadi Penolong para rasul sewaktu Ia bersama mereka di bumi.
- 170 Vine, 190.
- 171 Bauer, 134.
- 172 J. Behm, "arrabṓn," in Theological Dictionary of the New Testament, 80.
- 173 Lihat McGarvey dan Pendleton, 359.
- 174 H. Leo Boles, The Holy Spirit: His Personality, Nature, Works (Nashville: Gospel Advocate Co., 1942), 51-53.
- 175 Pertama Tesalonika 5:19 berada dalam konteks yang mengacu kepada aktivitas mujizatiah dan nonmujizatiah. Pada abad pertama, nasihat untuk jangan "memadamkan Roh" berlaku pada apakah seseorang memiliki "karunia luar biasa dari Roh" atau "karunia biasa."
- 176 McGarvey dan Pendleton, 360.
- 177 "Seorang anak Allah" disebut di sini karena memang orang yang tidak percaya bisa juga memiliki beberapa sifat yang disebutkan dalam Galatia 5:22, 23. Namun, tidak mungkin bagi anak Allah untuk "dipenuhi dengan Roh" tanpa setidaknya berada dalam proses mengembangkan sifat-sifat ini.
- 178 George Bailey, ceramah yang disajikan di Central Christian College, Bartlesville, Oklahoma (sekarang Oklahoma Christian University, terletak di Edmond, Oklahoma).
- 179 George Tipps, "Ask for the Ancient Paths," pelajaran yang dikhotbahkan di Judsonia church of Christ, Judsonia, Arkansas, 8 July 2003.
- 180 Stott, 230.
- 181 Wilke and Grimm, 532-33.
- 182 J. W. Roberts, The Letters of John, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 76.
- 183 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 504.
- 184 Future Farmers of America (FFA) adalah organisasi yang mengajar anak-anak muda tentang pertanian dan peternakan.
- 185 Ayah saya dan saya memiliki nama "David."
- 186 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 131.
- 187 Buku itu dicetak dan dijilid untuk dia oleh MyPublisher.com 2004.
- 188 Lihat Efe. 1:4; Kol. 3:12; 2 Tes. 2:13; 2 Tim. 2:10; Tit. 1:1; 1 Pet. 1:1.
- 189 Di adaptasi dari Luccock, 55.
- 190 Diadaptasi dari Harold T. Bryson, "Hope," in Illustrating Paul's Letter to the Romans, comp. James F. Hightower (Nashville: Broadman Press, 1984), 61.
- 191 Spurgeon, 257.
- 192 Diadaptasi dari C. A. Fox; dikutip dalam Morris, 299.
- 193 McGuiggan, 258.
- 194 Diadaptasi dari Chapell, 57-58.
- 195 Thomas, Class Notes, Romans.
- 196 Bullard, "No Condemnation, No Separation."
- 197 Diadaptasi dari Frank L. Cox, "My Easy Chair," 20th Century Christian (May 1958): 17.
- 198 Clay Bryant adalah salah satu pengkhotbah di Eastside church of Christ in Midwest City, Oklahoma. Bidang khusus pelayanannya adalah bekerja dengan anak-anak remaja.
- 199 J. W. McGarvey, McGarvey's Sermons (Lexington, Ky.: N.p., 1893; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., 1975), 215-46.
- 200 Ada banyak ayat-ayat tentang kepedulian Allah bagi milik-Nya sendiri. Berikut adalah beberapa contohnya: Maz. 3:3-6; 4:8; 5:11, 12; 17:7, 8; 23:1-4; 27:1; 28:7; 34:4, 7, 17, 19; 46:1; Yes. 40:28-31; 41:10; Mat. 10:29-31; 28:20; Ibr. 13:5, 6.
- 201 Batsell Barrett Baxter, "Providence of God,"transkrip khotbah yang dikhotbahkan di gereja Kristus Hillsboro, Nashville, Tennessee, 18 Oktober 1959 (huruf miring ditambahkan).
- 202 Namun begitu, Kitab Suci tidak memberikan contoh di mana Allah bahkan menggunakan dosa masa lalu untuk mendatangkan kebaikan-setelah orang berdosa bertobat (lihat Luk. 22:32).
- 203 Berdasarkan McGarvey, 245-46.
- 204 Diadaptasi dari Batsell Barrett Baxter, Great Preachers of Today: Sermons of Batsell Barrett Baxter (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1960), 154.
- 205 James Bentley, pendapat setelah kelas Alkitab, 5 Desember 2003.
- 206 Moule, 242-43.
- 207 "Anthropomorfisme" berkaitan dengan membicarakan Allah seolah-olah Ia memiliki seifat-sifat manusia. Alkitab sering menggunakan jenis bahasa akomodatif ini, bicara tentang "wajah," "mata," dan "tangan" Allah.
- 208 G. C. Brewer, Christ Crucified: A Book of Sermons (N.p., 1928; reprint, Nashville: B. C. Goodpasture, 1959), 53.
- 209 Fritz Ridenour, ed., How to Be a Christian Without Being Religious (Glendale, Calif.: Regal Books, G/LPublications, 1967), 74.
- 210 Ilustrasi ini digunakan oleh Mel Stinnett di kelas Alkitab yang diajarkan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 26 December 2004.
- 211 C. E. Macartney, dikutip dalam Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7,700 Illustrations (Rockville, Md.: Assurance Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Publishers, 1979), 520.
- 212 Harold Hazelip, Discipleship, The 20th Century Sermons Series (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1977), 160.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi