Teks -- 1 Yohanes 2:5 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Yoh 2:5
Jerusalem: 1Yoh 2:5 - kasih Allah Ialah kasih Allah kepada kira dan bukanlah kasih kita kepada Allah.
Ialah kasih Allah kepada kira dan bukanlah kasih kita kepada Allah.
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 2:5
Ref. Silang FULL: 1Yoh 2:5 - menuruti firman-Nya // orang itu // kita ketahui · menuruti firman-Nya: Yoh 14:15; Yoh 14:15
· orang itu: 1Yoh 4:12
· kita ketahui: 1Yoh 2:3; 1Yoh 2:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 2:3-6
Matthew Henry: 1Yoh 2:3-6 - Tugas Orang Percaya Tugas Orang Percaya (2:3-6)
Ayat-ayat ini tampaknya berkaitan dengan ayat ketujuh pasal sebelumnya, dan di antara ayat tersebut dengan ayat-ayat in...
Tugas Orang Percaya (2:3-6)
- Ayat-ayat ini tampaknya berkaitan dengan ayat ketujuh pasal sebelumnya, dan di antara ayat tersebut dengan ayat-ayat ini, terdapat suatu pokok bahasan yang muncul ketika kewajiban dan pertolongan bagi orang percaya menyangkut dosa dibicarakan. Hal ini terjadi ketika disebut-sebut soal hak istimewa orang percaya, yakni disucikan dari dosa oleh darah Sang Pengantara. Di dalam ayat itu, yakni 1 Yohanes 1:7, Rasul Yohanes menegaskan akibat menguntungkan dari hidup di dalam terang: “Maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan persaudaraan dan persekutuan ilahi yang demikian merupakan hak istimewa jemaat Kristus.” Sekarang di dalam pasal ini, yaitu dalam ayat-ayat di atas tadi, kita melihat bagaimana cobaan dan ujian atas terang serta kasih kita bisa berhasil.
- I. Ujian atas terang kita: Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya (ay. 3). Terang dan pengenalan ilahi merupakan keindahan dan peningkatan akal budi. Sungguh pantas bagi para murid Sang Pengantara bila mereka menjadi orang-orang yang memiliki hikmat dan pengertian. Orang-orang Kristen yang muda mudah membesar-besarkan terang mereka yang baru dan memuji-muji pengetahuan mereka sendiri, terutama apabila hal ini disampaikan dengan tiba-tiba atau dalam waktu singkat. Orang-orang Kristen yang tua mudah ragu, apakah pengenalan mereka sudah cukup dan penuh atau belum. Mereka mengeluh bahwa mereka sudah tidak mengenal Allah dan Kristus, serta kekayaan Injil-Nya lagi. Namun, di sini diberikan bukti tentang kekuatan pengenalan atau pengetahuan kita, yakni apabila pengenalan ini mendesak kita untuk menuruti perintah-perintah Allah. Setiap kesempurnaan hakikat-Nya menguatkan kuasa-Nya. Hikmat di dalam rencana-rencana-Nya, kekayaan kasih karunia-Nya, serta keagungan karya-Nya, mendatangkan kepujian bagi hukum serta pemerintahanNya. Ketaatan yang cermat dan berhati-hati terhadap perintah-perintah-Nya menunjukkan bahwa pemahaman serta pengenalan tentang perintah-perintah-Nya itu telah tertanam di dalam jiwa dengan sepenuhnya. Oleh sebab itu, kebalikan dari pernyataan ini adalah bahwa, barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran (ay. 4). Orang-orang yang mengaku mengenal kebenaran, sering kali malu dengan ketidaktahuan mereka, atau malu mengakui ketidaktahuan mereka itu. Mereka sering kali berlagak telah mencapai banyak dalam mengenali rahasia ilahi: Kamu bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu (menurut penilaian akalmu) mana yang baik dan mana yang tidak, dan yakin, bahwa engkau (sudah sepantasnya) adalah penuntun orang buta, dan seterusnya (Rm. 2:17, dst.). Namun, pengenalan akan Allah macam apa itu sampai tidak bisa melihat bahwa Ia adalah yang paling layak untuk mendapatkan seluruh dan segenap ketaatan sepenuh-penuhnya? Dan kalaupun kela yakan-Nya itu bisa dilihat dan diketahui, betapa sia-sia dan palsunya pengenalan ini apabila tidak berhasil menggerakkan hati kepada ketaatan! Hidup tanpa ketaatan itu menunjukkan kesalahan dan aib dari pengenalan agama yang penuh kepura-puraan. Kehidupan tanpa ketaatan demikian menampakkan dusta sikap dari orang-orang yang penuh dengan sikap bermegah dan kepura-puraan, dan menunjukkan bahwa tidak ada agama ataupun kejujuran di dalam diri mereka.
- II. Ujian kasih kita: Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (ay. 5). Menuruti firman Allah atau Kristus berarti mengikuti firman-Nya di dalam semua kelakuan dan jalan hidup dengan penuh sikap kudus. Di dalam diri orang yang berbuat demikian, kasih Allah disempurnakan. Boleh jadi ada beberapa orang yang dalam hal ini memahami kasih Allah kepada kita. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kasihNya kepada kita tidak dapat disempurnakan (atau mencapai rancangan dan buah sempurnanya) tanpa pengamalan kita sendiri akan firman-Nya dalam perbuatan kita. Kita dipilih untuk menjadi kudus dan tidak bersalah di hadapan-Nya di dalam kasih. Kita dibebaskan untuk menjadi umat kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Kita diampuni dan dibenarkan supaya ikut mengambil bagian yang lebih besar dari Roh Allah untuk memperoleh pengudusan. Kita dikuduskan supaya dapat berjalan dalam kekudusan dan ketaatan. Tidak ada perbuatan kasih ilahi yang berakhir pada diri kita dapat mencapai tujuan, akhir, dan pengaruhnya, apabila kita tidak mengamalkan firman Allah dengan kekudusan. Bagaimanapun, di sini kalimatnya lebih menandakan kasih kita kepada Allah. Jadi menurut ayat 15, maka kasih akan (kepada) Bapa tidak ada di dalam orang itu. Menurut pasal 3:17, bagaimanakah kasih (kepada) Allah dapat tetap di dalam dirinya? Nah, terang adalah untuk menyalakan kasih, sedangkan kasih harus dan akan menuruti firman Allah. Kasih mempertanyakan apakah Dia yang dikasihi telah merasa senang dan dilayani? Apakah Dia merasa demikian melalui pengamalan atas kehendak-Nya yang telah Dia nyatakan? Dengan cara itulah maka kasih itu bekerja dan menampakkan dirinya sendiri. Di situlah kasih diperlihatkan. Di situlah ia mencapai pengamalannya, penerapannya, sukacitanya yang sempurna (atau lengkap). Dan dengan cara itulah (melalui pengamalan akan kehendak Allah atau Kristus dengan saksama), kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (ay. 5), kita tahu bahwa kita adalah kepunyaan-Nya, dan bahwa kita dipersatukan dengan-Nya oleh Roh yang meninggikan serta menolong kita dalam ketaatan ini. Jika kita mengakui hubungan kita dengan-Nya dan penyatuan kita dengan-Nya, maka keharusan ini harus terus ada pada kita: Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (ay. 6). Kristus Tuhan pernah tinggal dan hidup di dunia ini. Di dunia sini Ia memberikan contoh cemerlang perihal ketaatan mutlak kepada Allah. Orang-orang yang mengaku berada di pihak-Nya dan mau terus mengikuti Dia, harus hidup bersama-Nya, hidup mengikuti pola dan teladan-Nya. Para pengikut sejumlah sekte filsuf zaman dahulu sangat menghormati perintah serta perilaku para pengajar dan guru sekte mereka masing-masing. Jadi terlebih lagi orang Kristen yang mengaku tinggal di dalam dan bersama Kristus, harus bertekad menjadi serupa dengan Guru dan Kepala mereka itu yang sempurna tanpa kesalahan apa pun, dan mengikuti jalan serta aturan-Nya: Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yoh. 15:14).
SH: 1Yoh 2:1-17 - Wajib hidup seperti Kristus hidup (Selasa, 5 Desember 2000) Wajib hidup seperti Kristus hidup
Adalah seorang pemuda yang telah mengalami banyak kepahitan hidup
karena perlakuan orang-tuanya yang tidak me...
Wajib hidup seperti Kristus hidup
Adalah seorang pemuda yang telah mengalami banyak kepahitan hidup karena perlakuan orang-tuanya yang tidak menghendaki kelahirannya. Pada suatu hari pemuda ini bertobat dan hidup dalam Kristus. Sejak itu ia menyadari bahwa ia harus belajar mengasihi kedua orang-tuanya. Tak mudah baginya untuk mengubah kebencian yang ada dalam hatinya menjadi kasih sejati. Namun kasih Kristus dalam dirinya terus menguatkan dia untuk belajar mengasihi. Delapan tahun berselang, akhirnya kedua orang-tuanya juga menerima Tuhan Yesus dalam hidupnya karena mereka mengalami betapa besar kasih putranya kepada mereka. Hanya kasih Kristus yang mampu mengubah kebencian menjadi kasih.
Kristen wajib hidup seperti Kristus hidup, yakni mencirikan kasih. Mengapa mengasihi saudara sebagai tanda seseorang telah hidup dalam Kristus (10)? Seorang yang hidup dalam Kristus berarti telah mengalami terlebih dahulu kasih Kristus yang mati di salib sebagai wujud kasih-Nya kepada manusia berdosa. Kasih yang telah dialaminya ini akan memampukannya mengasihi orang lain: keluarga, sahabat, teman, dan siapa saja. Mengasihi orang dekat - keluarga - jauh lebih sulit dibandingkan mengasihi orang lain, karena mereka dapat melihat bagaimana kualitas hidup kita sehari-hari. Oleh karena itu mengasihi tidak dapat dipisahkan dengan menaati perintah-Nya. Setiap orang yang mengasihi Allah, baik bapa-bapa, orang muda, dan anak-anak akan melakukan perintah-Nya yang intinya adalah kasih. Tetapi seorang yang tidak mengenal, menerima, dan melakukan kasih adalah seorang yang masih hidup dalam kegelapan dan ia tidak tahu kemana arah hidupnya (11).
Hidup dalam terang tidak berarti terpisah dari dunia, namun tidak mengikuti arus dunia yang akan lenyap (17). Segala yang dari dunia: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup harus ditanggalkan, semuanya ini bukan lagi merupakan tujuan hidup karena akan menghambat kasih kita kepada Bapa.
Renungkan: Hanya ada dua pilihan: mengikut dunia atau mengikut Tuhan, tidak ada pilihan lain. Tetap mengikuti dunia akan lenyap bersama dunia yang fana. Tetapi menjadi pengikut Tuhan yang setia, yang hidup seperti Kristus hidup, yang melakukan kehendak Allah, akan hidup selama-lamanya.
SH: 1Yoh 2:1-6 - Pohon dikenal dari buahnya (Sabtu, 29 November 2003) Pohon dikenal dari buahnya
Bila seseorang mengklaim bahwa dirinya mengenal Allah, tentu
tutur kata dan perilakunya harus sesuai dengan firman Al...
Pohon dikenal dari buahnya
Bila seseorang mengklaim bahwa dirinya mengenal Allah, tentu tutur kata dan perilakunya harus sesuai dengan firman Allah (ayat 3). Akan tetapi bila seseorang mengklaim hal yang sama, tetapi tutur katanya penuh kemesuman dan tipu muslihat, maka orang tersebut tidak hanya mendustai dirinya, tetapi juga mendustai Allah (ayat 4).
Penjelasan Yohanes mengenai hal ini harus disikapi dengan sangat serius baik oleh jemaat saat itu maupun kita di masa kini. Hal penting yang harus diperhatikan ialah bahwa mengenal Allah bukan soal perasaan religius atau soal meditasi pribadi. Mengenal Allah adalah soal ketaatan pada firman-Nya. Itu berarti setiap orang yang mengklaim diri mengenal Allah harus membuktikan bahwa dalam dirinya terdapat kebenaran dan kasih Allah yang sempurna (ayat 4,5). Meskipun demikian, manusia tetap manusia berdosa. Akan tetapi, sebagai orang berdosa yang telah berdamai dengan Allah, berdasarkan klaimnya, ia sekarang menghidupkan firman Allah dalam dirinya setiap hari dan di mana saja. Memiliki kasih sempurna berarti hidup sesuai dengan firman Allah dan Tuhan Yesus adalah teladan yang telah mendemonstrasikan kepada kita bahwa hidup yang taat melakukan firman Allah adalah keharusan umat percaya.
Jika kita ingin hidup sempurna, hidupkanlah firman Allah dalam hidup kita. Hiduplah seperti Tuhan Yesus hidup. Inilah yang harus dilakukan orang-orang percaya. Inilah hidup yang mewujudkan kasih sempurna. Jika kita mengklaim percaya pada Yesus tetapi tidak hidup sebagaimana Yesus menjalani kehidupan-Nya, maka kita adalah pendusta. Dusta pada Allah dan pada diri kita sendiri. Orang atau masyarakat di sekitar kita mengetahui bahwa kita mengenal Allah jika kita hidup seperti Kristus hidup. Bukan dari klaim-klaim yang kita katakan orang mengetahui kita mengenal Allah.
Renungkan: Hayatilah Tuhan Yesus melalui dan dalam perkataan dan perbuatan Anda.
SH: 1Yoh 2:1-6 - Bukan lagi di dalam dosa (Selasa, 27 November 2007) Bukan lagi di dalam dosa
Dosa adalah sebuah fakta yang terjadi juga di dalam hidup orang
Kristen (ayat 1Yoh. 1:8). Akan tetapi, selalu ada penga...
Bukan lagi di dalam dosa
Dosa adalah sebuah fakta yang terjadi juga di dalam hidup orang Kristen (ayat 1Yoh. 1:8). Akan tetapi, selalu ada pengampunan bagi dosa yang diakui (ayat 1Yoh. 1:9). Itulah pengajaran Yohanes kepada para pembaca suratnya.
Yohanes memang menginginkan pembacanya serius memperhatikan masalah dosa. Ia berharap mereka tidak berbuat dosa (ayat 1), karena dosa dapat merusak persekutuan mereka dengan Allah (ayat 1Yoh. 1:6). Pertobatan seharusnya mengubah hubungan manusia dengan dosa. Lagi pula Allah tidak pernah menginginkan manusia melakukan dosa. Kita bisa memperoleh seluruh kemenangan iman dari Tuhan Yesus Kristus. Jika manusia berdosa juga, itu terjadi karena kelemahan manusia sebab tidak bergantung pada Yesus. Namun tidak berhenti sampai di situ. Kita memiliki seorang Pembela, yaitu Yesus Kristus. Seorang pembela biasanya harus berargumentasi dengan menunjukkan bukti-bukti bahwa kliennya tidak bersalah. Tetapi Yesus setuju bahwa manusia bersalah! Kemudian Ia mengajukan pengorbanan-Nya untuk menggantikan kebersalahan kita, dan dosa seluruh dunia! Setelah itu persekutuan manusia dengan Allah diperbaiki.
Persekutuan itu akan berbuahkan pengenalan akan Allah. Buktinya? Ketaatan! Jadi pemulihan itu tidak membuat kita bisa bersikap seenaknya terhadap Allah. Justru dalam posisi telah dipulihkan, kita seharusnya tidak lagi suka melakukan dosa. Dosa bisa saja mencoba masuk, tetapi ingatlah bahwa dosa tidak lagi bisa menguasai hati kita! Yesus Kristus sudah mendirikan takhta-Nya di sana! Maka orang yang tinggal di dalam Tuhan harus hidup sebagaimana Yesus hidup, yakni berjalan tiap-tiap hari bersama dengan Allah. Selain itu berdisiplin dalam persekutuan dengan Allah, dalam kesetiaan dan dalam ketaatan kepada Allah!
Orang yang mengenal Allah akan bertumbuh dalam kebenaran karena Allah adalah benar. Bukan berarti bahwa ia akan tanpa dosa, tetapi ia akan hidup dan bergerak berdasarkan kebenaran Allah. Sudahkah kita seperti itu?
SH: 1Yoh 2:1-6 - Mengenal Allah (Senin, 26 Juli 2021) Mengenal Allah
Mengenal Allah bukan sekadar memiliki pengetahuan yang benar tentang Dia. Mengenal Allah berkaitan dengan bagaimana kita hidup di dala...
Mengenal Allah
Mengenal Allah bukan sekadar memiliki pengetahuan yang benar tentang Dia. Mengenal Allah berkaitan dengan bagaimana kita hidup di dalam Dia dan menghidupi apa yang kita ketahui di dalam Dia. Firman Tuhan hari ini menekankan bahwa pengenalan akan Allah tidak dapat dipisahkan dari bagaimana dan dengan cara apa kita hidup.
Yohanes memaparkan bahwa seseorang yang mengenal Allah tidak berarti hidupnya sama sekali bebas dari dosa. Orang yang mengenal Allah justru adalah orang yang menyadari kelemahan dan dosanya. Orang yang mengenal Allah bisa saja pernah jatuh ke dalam dosa, tetapi tidak lagi hidup dalam dosa. Ketika orang yang mengenal Allah jatuh ke dalam dosa, ia tidak perlu menyembunyikan dosa itu, tetapi dengan jujur mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah dan memohon pengampunan kepada Yesus Kristus sebagai pengantara dirinya dengan Allah.
Lalu, seperti apa karakteristik orang yang mengenal Allah? Menurut firman Tuhan hari ini ada dua karakteristiknya. Pertama, melakukan perintah Kristus. Artinya, seluruh perintah Kristus merupakan nilai tertinggi dalam kehidupan orang yang mengenal Allah. Segala tindak-tanduknya harus berdasarkan firman Allah.
Kedua, hidup sama seperti Kristus. Hidup sama seperti Kristus tidak semata-mata menjiplak apa yang pernah dilakukan oleh Yesus, seperti melakukan mukjizat atau disalib. Hidup sama seperti Kristus adalah melakukan prinsip hidup-Nya, yaitu hidup menaati dan melayani Bapa dengan cara melayani sesama.
Mari kita mengintrospeksi diri. Apakah kita sudah menjadi orang yang benar-benar mengenal Kristus? Renungkan hal yang Allah kehendaki untuk kita taati.
Jangan keraskan hati, libatkan diri dalam pelayanan gereja maupun sosial. Demikian juga, ketika kita tergerak untuk menolong sesama, lakukanlah dengan penuh ketulusan. Selain ketulusan, diperlukan juga kesungguhan sikap hidup dan hati yang terarah kepada Allah. Ambillah keputusan dan komitmen untuk melakukannya, karena itulah jalan mengenal Dia. [ABL]
Utley -> 1Yoh 2:3-6
Utley: 1Yoh 2:3-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 2:3-63 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa b...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 2:3-6
3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. 4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:3 "inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah" Secara hurufiah ini adalah "kita tahu bahwa kita telah mengenal Allah." Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE yang diikuti oleh sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang menekankan bahwa orang Kristen dari gereja-gereja yang terluka ini bisa mendapatkan jaminan penuh akan keselamatan mereka sehubungan dengan pengajaran-pengajaran palsu gnostik. Kata "mengenal" digunakan dalam pengertian Ibraninya yaitu hubungan pribadi (lih. Kej 4:1; Yer 1:5) dan pengertian Yunaninya yaitu fakta mengenai sesuatu atau seseorang. Injil adalah suatu pribadi dan suatu lembaga kebenaran. Penekanan dalam frasa ini adalah: (1) kita bisa mengenal Allah; (2) kita bisa mengenal apa yang Ia kehendaki bagi hidup kita; dan (3) kita bisa tahu apa yang kita kenal! (lih. 5:13). Satu dari jaminan hubungan kita dengan Allah dinyatakan oleh tindakan-tindakan dan motif-motif kita (lih. Mat 7; Yak, I Pet). Ini adalah tema ulangan dari I Yohanes (lih. 2:3,5; 3:24; 4:13; 5:2,13).
Tulisan-tulisan Yohanes menggunakan dua kata Yunani untuk "mengetahui" (ginōskō dan oida) cukup sering (27 kali dalam ke lima pasal dari I Yohanes) dan secara sinonim. Sepertinya tidak ada perbedaan semantik yang dapat dilihat di antara kedua kata ini dalam Bahasa Yunani Koine. Pilihannya hanya bersifat gaya saja. Menarik juga bahwa Yohanes tidak menggunakan istilah yang lebih keras epiginōskō.
Yohanes sedang menulis untuk mendorong orang-orang percaya sekaligus menyangkal ajaran sesat. Injil Yohanes dan I Yohanes menggunakan istilah "tahu" ini lebih dari buku-buku lain di PB. I Yohanes adalah buku jaminan berdasarkan atas pengenalan akan injil dan kasih dan ketaatan gaya hidup yang sesuai (lih. kitab Yakobus).
□ "jikalau" Ini adalah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti kemungkinan tindakan.
□ "kita menuruti perintah-perintah-Nya" Perhatikan elemen persyaratan/kondisinya (PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE). Perjanjian baru adalah tidak bersyarat yaitu sebagai penawaran Allah namun bersyarat yaitu tanggapan iman dan ketaatan pertobatan manusia (lih. 2:3-5; 3:22,24; 5:2,3; Yoh 8:51-52; 14:15,21,23; 15:10; Wahy 2:26; 3:8,10; 12:17; 14:12). Satu dari bukti-bukti bagi pertobatan sejati adalah ketaatan kepada Terang (baik Yesus dan Injil, lih. Luk 6:46). Bahkan dalam PL ketaatan lebih baik daripada korban bakaran (lih. 1Sam 15:22; Yer 7:22-23). Ketaatan tidak membawa atau mengamankan keselamatan, namun merupakan bukti keselamatan. Ini bukan dasarnya namun buahnya.
2:4 "Barangsiapa berkata" Inilah tanda kenaskahan bagi bentuk diatribe Yohanes.
□ "Aku mengenal Dia" Ini adalah satu dari beberapa pernyataan dari guru-guru palsu (lih. 1:6,8,10; 2:4,6,9). Ini adalah sebuah diatribe ("barangsiapa yang berkata…") mirip dengan Maleakhi, Roma, dan Yakobus. Guru- guru palsu mengklaim mengenal (PERFECT TENSE) Allah namun mencoba memisahkan keselamatan dari moralitas gaya hidup. Mereka mengklaim pengetahuan yang tinggi akan Allah, namun gaya hidup mereka menyatakan motif mereka yang sesungguhnya.
□ "tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya" Ini adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang berbicara mengenai perbuatan-perbuatan gaya hidup yang bersifat kebiasaan. Hidup kita menyatakan orientasi kerohanian kita (lih. Mat 7). Ayat Mat 7:4 menyatakan kebenaran secara negatif, sementara ayat Mat 7:5 menyatakan kebenaran yang sama secara positif.
□ "adalah seorang pendusta" Tak ada yang lebih uruk daripada penyesatan secara sengaja! Ketaatan adalah bukti dari pertobatan sejati. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka (lih. Mat 7). Yohanes menyebut beberapa orang agamawi (para guru, pengkhotbah) pendusta (lih. 1:6,10; 2:4,20; 4:20).
2:5 "Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya" Ini adalah PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE yang berbicara mengenai perbuatan gaya hidup kebiasaan. Para penulis dari Suatu Buku Pegangan untuk Surat-surat Yohanes (Haas, Jonge, dan Swellengrebel) menawarkan suatu komentar menarik pada susunan bahasa Yunani: "sebuah kata ganti hubungan dengan partikel Yunani ‘an’ atau ‘ean’ dan kata kerja berikutnya dalam bentuk SUBJUNCTIVE muncul dalam 3:17, 22; 4:15; 5:15; 3Yoh 1:5. Sepertinya ini menyatakan keadaan sekitar yang umumnya muncul" (hal. 40). Ketaatan adalah sebuah aspek sangat penting dari iman perjanjian. Ini adalah berita pokok dari I Yohanes dan Yakobus. Seorang tak dapat berkata Ia mengenal Allah namun menolak baik Firman hidup dan Firman tertulis dengan dosa gaya hidup!
□ "di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE yang berbicara mengenai tindakan yang telah selesai (lih. 4:12,17,18). Tidaklah pasti, secara ketatabahasaan, apakah unsur GENITIVEnya berbicara mengenai (1) kasih Allah bagi kita, (2) kasih kita bagi Allah, atau (3) sekedar kasih Allah pada umumnya dalam hati kita. Istilah "sempurna" (telos lih. 4:12,17,18) berarti dewasa, lengkap, atau diperlengkai secara penuh untuk tugas yang diberikan (lih. Ef 4:12), bukan tanpa dosa (lih. Ef 1:8,10).
□ "dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia" Di sini lagi ada penekanan pada kemampuan orang percaya untuk memiliki keyakinan dalam hubungan mereka dengan Allah. Konsep dari kita ada di dalam Dia (tinggal lih. ay. 6) adalah suatu tema berulang dari tulisan-tulisan Yohanes (lih. Yoh 14:20,23; 15:4-10; 17:21,23,26; 1Yoh 2:24-28; 3:6,24; 4:13,16).
2:6 "ada di dalam" Lihat Topik Khusus pada 1Yoh 2:10. PB juga menyatakan bahwa Bapa ada di dalam kita (lih. 1Yoh 5:20) dan bahwa baik Bapa maupun Anak ada di dalam kita (lih. Yoh 14:23; 17:21). Perhatikan bahwa bahkan dalam suatu anak kalimat yang menekankan jaminan ada keperluan untuk, dan isyarat peringkatan, "wajib" (lih. 2:6, PRESENT INFINITIVE, "tinggal di dalam Dia").
□ "ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup" Ini adalah satu lagi penekanan pada "iman sejati" sebagai iman gaya hidup. Iman bukan sekedar keputusan, namun hubungan pribadi yang terus menerus dengan Yesus yang secara alamiah menerbitkan kehidupan harian yang serupa dengan Kristus. Hidup kekal memiliki sifat yang dapat dilihat! Ini berparalel dengan Yoh 1:7. Sasaran keKristenan bukanlah hanya surga ketika kita mati, namun keserupaan dengan Kristus sekarang! Kita diselamatkan untuk melayani. Kita diutus dalam misi sebagaimana Ia diutus dalam misi. Sebagaimana Ia menyerahkan hidupNya bagi orang lain, demikian pula kita harus melihat diri kita sendiri sebagai seorang hamba-hamba (lih. 1Yoh 3:16). KATA GANTI nya tidak jelas apakah menunjuk pada Allah Bapa atau Allah Anak. Dalam ay. 6 konteksnya menuntut "Anak" (sebagaimana juga 1Yoh 3:2,5,7,16; 4:17). Namun demikian, bagi Yohanes, ada kemengaliran antara tindakan penebusan dan pengkudusan dari Allah Tritunggal.
Topik Teologia -> 1Yoh 2:5
Topik Teologia: 1Yoh 2:5 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mereka Menyukai Hidup Kesalehan
Maz 41:12-13 1Yo 2:3-6,29
Kasih akan...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mereka Menyukai Hidup Kesalehan
- Kasih akan Allah Menuntut Ketaatan
- Ula 11:1 Ula 30:15-16 Yos 22:5 Mar 12:33 Yoh 14:15,21,23 Yoh 15:10 Yoh 21:15-17 2Ko 5:14-15 1Yo 2:4-5 1Yo 5:3 2Yo 1:6
- Allah Berjanji untuk Menyempurnakan Kasih-Nya di dalam Orang yang Taat
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi