Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ef 2:1-3
Matthew Henry: Ef 2:1-3 - Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya
Pasal ini berisi uraian mengenai,
I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini ...
- Pasal ini berisi uraian mengenai,
- I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini disampaikan sekali lagi dalam ay. 11-12.
- II. Perubahan yang indah, yang dikerjakan di dalam diri mereka oleh kasih karunia yang mengubahkan (ay. 4-10). Ini diulangi sekali lagi dalam ay. 13.
- III. Hak istimewa yang hebat dan luar biasa yang diterima dari Kristus, baik oleh orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi yang telah bertobat (ay. 14-22). Rasul Paulus berusaha supaya mereka menyikapi dengan selayaknya perubahan luar biasa yang telah dikerjakan oleh anugerah ilahi di dalam diri mereka. Sikap yang demikian memang sangat pantas ditunjukkan terhadap perubahan yang besar tersebut, yang dikerjakan oleh anugerah yang sama di dalam diri semua orang yang menerima kasih karunia. Dengan begitu, di sini terdapat sebuah gambaran yang jelas baik mengenai malangnya keadaan manusia yang belum diperbarui, maupun mengenai bahagianya keadaan jiwa-jiwa yang sudah diubahkan. Ini cukup untuk menggugah dan memperingatkan orang-orang yang masih tinggal di dalam dosa mereka, serta membuat mereka bergegas keluar dari keadaan tersebut. Ini juga dapat menghibur dan menyenangkan hati orang-orang yang telah dihidupkan oleh Allah, dengan mengingat hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada mereka.
Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya (2:1-3)
- Keadaan orang Efesus yang pada dasarnya malang itu dijelaskan sebagian di sini. Perhatikan,
- 1. Jiwa yang belum diperbarui adalah jiwa yang mati di dalam pelanggaran dan dosa. Semua orang yang tinggal di dalam dosa mereka, mati di dalam dosa. Bahkan tidak hanya itu, tetapi juga di dalam pelanggaran dan dosa, yang bisa berarti segala macam dosa, baik yang sudah biasa dilakukan maupun yang dilakukan satu kali saja, baik dosa di dalam hati maupun dosa dalam perbuatan. Dosa adalah kematian jiwa. Di mana pun hal itu terjadi, maka di situ pun segala kehidupan rohani lenyap. Orang berdosa ada dalam keadaan mati, karena tidak lagi berpegang pada hukum, dan kehilangan kuasa kehidupan rohani. Mereka terbuang dari Allah, sumber kehidupan. Mereka juga mati secara hukum, karena dikatakan bahwa seorang penjahat yang bersalah harus mati.
- 2. Keadaan berdosa adalah suatu keserupaan dengan dunia ini (ay. 2). Di ayat pertama, Paulus berbicara tentang keadaan batiniah mereka. Di sini, ia berbicara mengenai perilaku mereka secara lahiriah. Di dalamnya, yaitu di dalam pelanggaran dan dosa, dahulu kamu hidup. Kamu hidup dan berperilaku sedemikian rupa seperti yang biasa dilakukan orang dunia.
- 3. Pada dasarnya, kita adalah budak yang terikat pada dosa dan Iblis. Barangsiapa hidup dalam pelanggaran dan dosa, dan mengikuti jalan dunia ini, ia mentaati penguasa kerajaan angkasa. Demikianlah Iblis, atau penguasa setan-setan, digambarkan. Lihat Matius 12:24, 26. Pasukan malaikat yang telah jatuh adalah seperti sebuah kekuatan yang dipersatukan di bawah seorang pemimpin. Karena itu, apa yang di tempat lain disebut sebagai kuasa-kuasa gelap di sini disebut dalam bentuk tunggal. Angkasa digambarkan sebagai takhta kerajaan Iblis, dan baik orang Yahudi maupun orang kafir memang berpendapat bahwa angkasa penuh dengan roh-roh, dan di sanalah roh-roh itu bekerja. Tampaknya Iblis memiliki kekuasaan tertentu (dengan seizin Allah) di bagian angkasa yang lebih rendah. Di sana dia telah siap sedia untuk menggoda manusia, dan sebisa mungkin melakukan kejahatan sebanyak-banyaknya di dunia. Namun, sungguh merupakan penghiburan dan sukacita bagi umat Allah bahwa Dia, yang menjadi Kepala dari segala yang ada bagi jemaat, telah menaklukkan Iblis dan membelenggunya. Namun orang jahat adalah budak Iblis, karena mereka hidup mengikutinya. Mereka hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan kesenangan si perebut kekuasaan ini. Perbuatan dan tujuan mereka dilakukan seturut dengan nasihatnya, dan menuruti godaannya. Mereka tunduk kepadanya, dan menjadi tawanannya yang mengikat mereka dengan kehendaknya, sehingga ia disebut sebagai ilah dunia ini, dan roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang-orang durhaka adalah orang-orang yang memilih untuk tidak menaati Allah, dan melayani Iblis. Di dalam diri mereka Iblis bekerja dengan begitu kuat dan efektif. Sebagaimana Roh yang baik mengerjakan apa yang baik di dalam jiwa yang taat, demikian pula roh yang jahat ini mengerjakan apa yang jahat di dalam diri orang jahat. Dan sekarang ia bekerja, bukan hanya sejak sekarang ini, melainkan juga sudah sejak dunia diberkati dengan terang Injil yang mulia. Rasul Paulus menambahkan, sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka. Kata-kata ini mengacu pada orang Yahudi. Di sini Paulus menyiratkan bahwa pada dasarnya dahulu mereka berada di dalam keadaan yang malang dan menyedihkan, serta sama jahat dan kejinya dengan orang-orang bukan Yahudi yang belum diperbarui itu sendiri. Paulus menggambarkan lebih jauh keadaan mereka yang sesungguhnya di dalam perkataannya yang berikut.
- 4. Pada dasarnya kita diperbudak oleh daging dan kesenangan kita yang keji (ay. 3). Dengan menuruti kehendak daging dan pikiran, manusia ternoda oleh pencemaran jasmani dan rohani. Tetapi Rasul Paulus menyuruh orang Kristen menyucikan diri dari semuanya itu (2Kor. 7:1). Menuruti keinginan daging dan pikiran mencakup segala dosa dan kejahatan yang dilakukan di dalam dan oleh para penguasa jiwa, baik yang lebih rendah maupun yang lebih tinggi atau lebih berkuasa. Sifat bejat kita mencondongkan kita kepada segala dosa itu, dan kita hidup untuk melakukan semua dosa tersebut. Pikiran yang bersifat kedagingan menjadikan manusia sebagai budak yang sempurna terhadap nafsunya yang bejat. Memenuhi kehendak daging, begitulah kata-katanya dapat ditafsirkan, menunjukkan besarnya kekuatan nafsu-nafsu ini, dan kuasa apa yang mereka punyai atas orang-orang yang menyerahkan diri kepadanya.
- 5. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Orang Yahudi harus dimurkai, seperti halnya orang bukan Yahudi. Dan pada dasarnya kodrat orang yang satu sama saja seperti yang lain, bukan hanya karena kebiasaan dan karena meniru, melainkan juga sudah sejak kita mulai ada, dan juga dikarenakan kecenderungan dan nafsu alamiah kita. Karena pada dasarnya semua orang adalah orang-orang durhaka, maka pada dasarnya mereka juga adalah orang-orang yang harus dimurkai. Setiap hari Allah murka terhadap orang yang jahat. Tindakan dan keadaan kita begitu layak dimurkai, dan akan berakhir di dalam murka kekal, seandainya anugerah ilahi tidak turut campur tangan. Oleh sebab itu, jelas sekali mengapa orang berdosa harus menaruh perhatian terhadap anugerah yang akan mengubah mereka dari orang-orang yang harus dimurkai menjadi anak-anak Allah dan ahli waris kemuliaan! Sampai di sini, Rasul Paulus telah menjelaskan betapa malangnya keadaan manusia yang sesungguhnya di dalam ayat-ayat ini. Kita akan mendapati bahwa topik ini dibahas lagi oleh Paulus dalam beberapa ayat berikutnya.
SH: Ef 2:1-3 - Siapa manusia? (Senin, 7 Oktober 2002) Siapa manusia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat diberikan dari sudut biologis, sosiologis, dlsb. Alkitab menjawab pertanyaan ini dalam hubungan ...
Siapa manusia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat diberikan dari sudut biologis, sosiologis, dlsb. Alkitab menjawab pertanyaan ini dalam hubungan dengan Allah. Manusia diciptakan oleh Allah sehingga pertanyaan siapa manusia harus dilihat dari sisi penciptanya. Paulus dengan tepat dan kurat merumuskan siapa manusia. Tanpa Kristus semua manusia: mati, diperbudak dan dimurkai. Ketiga kata kerja ini melukiskan keadaan manusia.
Semua manusia tanpa kecuali sudah mati (ayat 1). Universalitas keadaan manusia ini diungkapkan Paulus melalui pronominal ‘kamu’ (ayat 1,2), dan ‘kita’ (ayat 3). Etnis Yahudi yang mengklaim diri sebagai umat Allah tidak ada bedanya dengan etnis-etnis nonYahudi. Inilah artinya mati. Berikutnya, manusia diperbudak (ayat 2). Apa atau siapakah yang memperbudak kita? Paulus menyebut tiga bentuk: [1]. Manusia mengikuti jalan dunia. Manusia diperbudak oleh system dan nilai-nilai duniawi yang menolak Allah. [2]. Manusia menaati penguasa kerajaan angkasa. Iblis dan pengikut-Nya memperbudak semua manusia dengan berbagai bentuk perhambaaan yang menindas. [3]. Manusia hidup di dalam hawa nafsu daging dan pikiran jahat. Perbuatan manusia mencerminkan perseteruannya dengan Allah. Berikutnya, manusia dimurkai Allah. Murka Allah tidak sama dengan emosi kemarahan manusia. Allah murka karena dosa bukan karena temperamen Allah yang tak terkendali. Murka Allah adalah respons-Nya ketika berhadapan dengan dosa.
Harus disadari bahwa gambaran ini adalah gambaran tentang keadaan manusia dalam hubungannnya dengan sesama manusia. Di hadapan sesame manusia tentu saja manusia terlihat saleh dan bermoral. Tetapi di hadapan Allah, sesaleh apa pun seseorang, tetap saja ia orang berdosa dan berada di bawah murka Allah. Kesalehan manusia seperti kain kotor di hadiran Allah.
Renungkan: Jika manusia tidak mengenal diri sendiri sulit sekali manusia menyadari betapa besar anugerah Allah. Mengenai siapa kita di hadapan Allah mengantar kita pada pengenalan akan Allah lebih dalam.
SH: Ef 2:1-10 - Kedudukan rohani di dalam Kristus (Senin, 3 November 2003) Kedudukan rohani di dalam Kristus
Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus,
Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat...
Kedudukan rohani di dalam Kristus
Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus, Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat di dalam Kristus dan apa yang Allah perbuat terhadap orang-orang Yahudi dan non Yahudi. Paulus mengungkapkan apa yang telah diperbuat Allah bagi orang berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup jemaat Efesus bahkan juga dirinya sebelum menerima Kristus (ayat 3). Paulus ingin agar jemaat makin memahami perbedaan tajam antara akibat dosa dan akibat anugerah. Jemaat yang hidup di luar Kristus memiliki kehidupan rohani yang kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan menghadapi dunia. Sebaliknya, jemaat yang hidup di dalam Kristus akan dihidupkan, diperbarui dan dibangkitkan untuk hidup dalam kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Pada bacaan esok,Paulus menjelaskan tentang status dan kondisi orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang berseteru, melalui kebangkitan-Nya didamaikan dan dibangun menjadi Bait Allah (ayat 11,22). Keajaiban anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yang dahsyat dan ditempatkan dalam ruang takhta kemuliaan-Nya. Tepat bila dikatakan bahwa orang yang hidup tanpa Kristus sebenarnya mati. Keberdosaan dan dosa perbuatan mematikan dalam arti mencemarkan hati, menggelapkan pikiran, melumpuhkan kehendak dan akhirnya menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Hidup dapat berubah radikal hanya oleh dan dalam Kristus. Hanya Dialah yang mampu mengubah seluruh hidup lama kita yang cemar oleh dosa menjadi suatu ciptaan baru berciri kemuliaan ilahi (ayat 10).
Renungkan: Allah tidak dapat bekerja di dalam kita tanpa Ia terlebih dahulu bekerja bagi kita dan tanpa kita percaya kepada Anak-Nya. Melalui firman Allah, doa dan penderitaanlah Allah bekerja dalam kita.
SH: Ef 2:1-10 - Karena anugerah (Rabu, 2 November 2011) Karena anugerah
Seorang penjahat kelas berat divonis hukuman mati. Namun sebelum hukuman mati dilaksanakan, sang penjahat mendapat grasi dari preside...
Karena anugerah
Seorang penjahat kelas berat divonis hukuman mati. Namun sebelum hukuman mati dilaksanakan, sang penjahat mendapat grasi dari presiden yang membuat dia bebas! Status ‘terhukum’ berubah menjadi ‘bebas’! Perubahan ini terjadi bukan karena si penjahat melakukan kebaikan, melainkan karena presiden ingin menganugerahkan kebebasan kepada si penjahat.
Status jemaat Efesus di dalam Tuhan telah berubah: dahulu mati disebabkan pelanggaran dan dosa-dosa (1) sekarang dihidupkan bersama-sama Kristus (5). Kondisi mati yang dimaksud Paulus adalah mengalami keterpisahan dari Allah serta tidak dapat menghargai perkara-perkara rohani karena pikiran mereka gelap. Mereka menaati Iblis dengan mendurhakai Tuhan. Akibatnya, mereka dimurkai Allah dan menuju kebinasaan. Paulus juga mengakui bahwa orang Kristen Yahudi pun dulu sama saja dengan orang Kristen asal kafir, karena mereka hidup di dalam kehendak daging dan pikiran yang jahat (3).
Namun Allah menyatakan kasih karunia dan kemurahan yang besar. Mereka diselamatkan dari perhambaan dosa, maut, dan murka Allah oleh iman kepada Kristus. Di dalam Kristus, Allah membangkitkan mereka yang sudah mati secara rohani dan memberikan tempat tinggal yang mulia dan warisan bersama Kristus di surga. Itulah yang merubah status mereka (4). Perubahan itu terjadi tanpa andil manusia sedikit pun, sebab tidak ada perbuatan baik yang dapat melayakkan manusia menerima keselamatan (8). Oleh karena itu tak seorang pun dapat membanggakan diri karena keselamatan itu merupakan pemberian Allah (9).
Keselamatan manusia memang terjadi bukan karena perbuatan baik, tetapi Allah menyediakan aneka perbuatan baik bagi orang yang telah diselamatkan. Jadi perbuatan baik itu bukan prasyarat sebuah keselamatan, melainkan ucapan syukur atas keselamatan itu. Dengan demikian kita tahu bagaimana kita harus mengisi hidup dengan melakukan perbuatan baik yang Allah telah persiapkan. Hanya dengan demikianlah hidup kita berharga dan menyenangkan hati-Nya.
SH: Ef 2:1-10 - Meneruskan Kebaikan-Nya (Sabtu, 14 Desember 2019) Meneruskan Kebaikan-Nya
Beberapa agama besar memberikan penekanan terhadap usaha manusia untuk memperoleh keselamatan. Hal ini berbeda dengan ajaran ...
Meneruskan Kebaikan-Nya
Beberapa agama besar memberikan penekanan terhadap usaha manusia untuk memperoleh keselamatan. Hal ini berbeda dengan ajaran Alkitab yang menegaskan: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" (8).
Ada dua hal penting yang dikemukakan Paulus, yakni: Pertama, kalimat "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman" menjelaskan bahwa manusia dahulu mati karena dosa-dosanya. Karena kasih karunia Allah, kita dihidupkan melalui kematian dan kebangktian Kristus sehingga beroleh keselamatan dalam iman kepada Yesus Kristus. Kedua, kalimat "Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" menjelaskan bahwa tak ada alasan apa pun bagi kita untuk menyombongkan diri. Sebab, keselamatan itu semata-mata pekerjaan dan anugerah Allah.
Menerima kasih karunia Allah tidak berarti kita dapat hidup terus-menerus dalam hawa nafsu duniawi, menurut kehendak daging, dan pikiran yang jahat. Yesus menghendaki setiap orang Kristen menyadari keberadaan-Nya sebagai orang yang telah diselamatkan untuk hidup kudus dan benar. Tidak lagi hidup dalam dosa dan dimurkai Allah. Sama seperti orang-orang di luar Kristus yang akhirnya akan menerima penghukuman kekal.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa orang-orang yang diselamatkan Allah adalah milik Kristus. Sebagai milik Kristus, Allah mempersiapkan kita untuk melakukan pekerjaan baik. Ia sudah mempersiapkan kita sebelumnya untuk pekerjaan baik tersebut (10). Itulah tujuan Allah menjadikan kita milik-Nya. Segala kebaikan yang telah diterima, akan diteruskan kepada orang lain supaya mereka mengalami kebaikan Tuhan.
Mungkin ada yang berpikir di mana kita dapat meneruskan kebaikan Tuhan kepada sesama? Di mana pun kita berada, di situlah pekerjaan baik itu dinyatakan demi kemuliaan Tuhan. Itulah hidup yang meneruskan kebaikan-Nya.
Doa: Tolong kami melakukan pekerjaan baik supaya sesama kami juga mengalami kebaikan-Mu. [GS]
Baca Gali Alkitab 7
Dasar keselamatan adalah kasih karunia Allah. Dahulu kita adalah manusia berdosa yang selayaknya binasa. Tidak ada kebaikan dalam diri manusia sehingga layak untuk diselamatkan. Paulus menyatakan hal ini berulang kali dalam surat-suratnya. Inilah keunikan yang mendasar dan prinsip ajaran kekristenan.
Paulus mengingatkan supaya orang Kristen tidak lupa siapa jati dirinya dahulu. Bukan supaya kembali lagi pada hidup yang lama, melainkan melangkah lebih jauh dalam kekudusan. Kita masih hidup dalam tubuh yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu untuk memuliakan Allah. Di sini Paulus mendorong orang Kristen untuk menyerahkan hidupnya untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Allah menghendaki orang Kristen hidup di dalamnya. Itulah rencana Allah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Paulus katakan tentang manusia lama (1-3)?
2. Apa yang akan dilakukan Allah bagi kita yang selayaknya binasa (4-7)?
3. Apakah keselamatan dalam Kristus adalah usaha, kekuatan, inisiatif manusia (8-9)?
4. Apakah yang Allah kehendaki untuk dijalankan orang percaya setelah diselamatkan (10)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda menghargai keselamatan yang telah dikaruniakan Allah?
2. Apakah Anda sudah mengisi keselamatan yang telah dikaruniakan Allah?
Apa respons Anda?
1. Apakah Anda hidup dalam cara manusia lama atau manusia baru?
2. Apakah Anda sudah hidup dalam rencana Allah?
Pokok Doa:
Berdoa supaya hati ini menghargai keselamatan dalam hidup dalam manusia baru dalam Kristus.
Utley -> Ef 2:1-10
Utley: Ef 2:1-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:1-101 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengiku...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:1-10
1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — 6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Ef 2:1 Entah ayat Ef 2:1-7 atau 1-10 membentuk satu kalimat dalam bahasa Yunani, dengan KATA KERJA utama di ay. Ef 2:5. Ini adalah salah satu argumen berkelanjutan. Presentasi Paulus mencakup
- 1. keputusasaan, ketidakberdayaan, dan ketersesatan rohani dari semua umat manusia, ay. Ef 2:1-3
- 2. kasih karunia tanpa syarat dari Allah, ay. Ef 2:4-7
- 3. respon, iman, dan kehidupan manusia yang diperlukan, ay. Ef 2:8-10
□ "Kamu" Dalam Kolose dan Efesus KATA GANTI JAMAK ini selalu menunjuk pada bangsa-bangsa lain yang percaya (lih. Ef 1:13; 2:12).
□ "sudah mati" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang berarti "menjadi mati." Ini menunjuk pada kematian rohani (lih. ay. Ef 2:5; Rom 5:12-21; Kol 2:13). Alkitab berbicara mengenai tiga tahap kematian:
- 1. kematian rohani (lih. Kej 2:17; Kej 3; Yes 59:2; Rom 7:10-11; Yak 1:15)
- 2. kematian jasmani (lih. Kej 3:4-5; 5)
- 3. kematian kekal, yang disebut "kematian kedua" (lih. Wahy 2:11; 20:6,14; 21:8)
□ "pelanggaran-pelanggaran" Istilah Yunani ini (paraptōma) berarti "jatuh ke satu sisi" (lih. Ef 1:7). Semua kata Yunani untuk "dosa" berhubungan dengan konsep Ibrani yaitu penyimpangan dari standar kebenaran Allah. Istilah "benar," "adil," dan turunannya dalam bahasa Ibrani berasal dari metafora konstruksi untuk buluh pengukur. Tuhan adalah standarnya. Semua manusia menyimpang dari yang estándar tersebut (lih. Mazm 14:1-3; 5:9; 10:7; 36:1; 53:1-4; 140:3; Yes 53:6; 59:7-8; Rom 3:9-23; 1Pet 2:25).
□ "dosa-dosa" Istilah Yunani ini (hamartia) berarti "kehilangan tanda" (lih. Ef 4:26). Dua istilah untuk dosa dalam ayat Ef 2:1 digunakan sebagai sinonim untuk menggambarkan kondisi kejatuhan, terasing dari umat manusia (lih. Rom 3:9,19,23; 11:32; Gal 3:22).
Ef 2:2 "Kamu hidup di dalamnya" "Hidup" adalah metafora alkitabiah untuk gaya hidup (lih. Ef 2:2,10; 4:1,17; 5:2,8,15).
- NASB, NKJV "menurut jalannya dunia ini"
- NRSV "mengikut jalan dunia ini"
- TEV "diikuti yang jahat di dunia"
- NJB "hidup dengan prinsip-prinsip dunia ini"
Sistem dunia sekarang yang jatuh ini (yaitu, zaman) dipersonifikasikan sebagai musuh (lih. Gal 1:4). Ini adalah manusia jatuh yang mencoba untuk memenuhi semua kebutuhan terpisah dari Allah. Dalam tulisan Yohanes hal ini disebut sebagai "dunia" (lih. 1Yoh 2:2,15-17; 3:1,13,17; 4:1-17; 5:4,5,19) atau "Babel" (lih. Wahy 14:8; 16:19; 17:5; 18:2,10,21). Dalam terminologi modern kita hal ini disebut sebagai "humanisme ateistik." Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Kosmos di Kol 1:6.
- NASB, NKJV "mentaati pangeran dari kekuatan angkasa"
- NRSV "mengikuti aturan dari kekuatan angkasa"
- TEV "kamu mematuhi penguasa dari kekuatan rohani di angkasa"
- NJB "menaati penguasa kerajaan angkasa "
Ini adalah musuh kedua manusia yang jatuh, yaitu Iblis si penuduh. Umat manusia dihadapkan dengan si pencoba kemalaikatan pribadi (lih. Kej 3, Ayub 1; 2, Za 3). Dia disebut penguasa atau ilah dunia ini (lih. Yoh 12:31; 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; 1Yoh 5:19).
Dalam PB udara/angkasa adalah alam dari iblis. Udara yang lebih rendah (aēr) dilihat oleh orang Yunani sebagai tidak murni dan karena itu merupakan domain dari roh-roh jahat. Beberapa orang melihat penggunaan "udara" ini sebagai merujuk pada sifat non material dari dunia rohani. Konsep "pengangkatan gereja" berasal dari terjemahan Latin dari 1Tes 4:17, "diangkat." Orang Kristen akan bertemu dengan Tuhan di tengah-tengah kerajaan Setan, yaitu "udara," untuk menunjukkan penggulingannya!
- NASB, NKJV "di antara orang-orang durhaka"
- NRSV "di antara mereka yang tidak taat"
- TEV "orang-orang yang tidak taat kepada Allah"
- NJB "di antara para pemberontak"
Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani untuk pemberontakan dan karakter permanen (lih. Ef 5:6).
Ef 2:3 "dahulu kami semua juga terhitung" Dalam Efesus "kami" mengacu pada orang percaya Yahudi, dalam hal ini, Paulus dan tim pelayanannya. Frasa penutup "sama seperti mereka yang lain," memungkinkan bahwa frasa ini menunjuk pada seluruh umat pilihan PL, orang Yahudi. KATA KERJA ini berbentuk sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE. PASSIVE VOICE nya menekankan bahwa manusia yang jatuh sedang dimanipulasi oleh kekuatan rohani jahat dari luar, seperti setan atau iblis, disebutkan dalam ay. Ef 2:2; 3:10; 6:12.
- NASB, NKJV "dalam keinginan daging kami"
- NRSV "dalam hawa nafsu daging… kami"
- TEV "menurut keinginan alamiah kami"
- NJB "kehidupan-kehidupan sensual"
Ini adalah musuh ketiga dari manusia yang jatuh. Meskipun tidak tercantum dalam struktur yang secara ketatabahasaan berparalel ("menurut...") dengan ke dua musuh dalam ay. Ef 2:2, hal ini secara teologis berparalel. Diri manusia yang jatuh dan egosentris (lih. Kej 3) adalah musuh yang terburuk (lih. Gal 5:19-21). Ini memutarbalikkan dan memanipulasi segala sesuatu dan setiap orang untuk kepentingan diri sendiri (lih. Rom 7:14-25).
Paulus menggunakan istilah "daging" dalam dua cara yang berbeda. Hanya konteksnya yang dapat menentukan perbedaan tersebut. Dalam Ef 2:11,15; 5:29,31; 6:5,12 berarti "pribadi manusia," bukannya "sifat berdosa dan jatuh" seperti di sini. Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Kol 1:22.
- NASB "memanjakan keinginan daging dan pikiran"
- NKJV "menuruti kehendak daging dan pikiran"
- NRSV "mengikuti keinginan daging dan indra"
- TEV "dan melakukan apapun sesuai keinginan tubuh dan pikiran kita sendiri"
- NJB "diperintah sepenuhnya oleh keinginan fisik kita sendiri dan ide kita sendiri"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang menekankan tindakan kebiasaan yang terus menerus, berkelanjutan. Tubuh dan pikiran manusia itu sendiri tidaklah jahat, tetapi merupakan medan pertempuran dari pencobaan dan dosa (lih. Ef 4:17-19, Rom 6; 7).
□ "pada dasarnya" ini menunjuk pada kecenderungan ke-Adam-an, kejatuhan dari umat manusia (lih. Kej 3; Mazm 51:5; AybMazm 14:4; Rom 5:12-21; 7:14-25). Cukuplah mengejutkan bahwa para rabi pada umumnya tidak menekankan kejatuhan manusia dalam Kej 3. Mereka malah menyatakan bahwa umat manusia memiliki dua maksud (yetzers), satu baik, satu buruk. Manusia didominasi oleh pilihan mereka. Ada pepatah rabi yang terkenal: "Setiap orang memiliki anjing hitam dan putih di dalam hatinya. Yang mana yang paling banyak ia beri makan, akan menjadi yang terbesar". Namun demikian, PB menyajikan beberapa alasan teologis dari dosa manusia (1) kejatuhan Adam, (2) kebodohan yang disengaja, dan (3) pilihan berdosa.
□ "orang-orang yang harus dimurkai" "Anak-anak…", dan juga "Putera…", merupakan frase ungkapan Ibrani bagi karakter seseorang. Allah menentang dosa dan pemberontakan dalam ciptaan-Nya. Murka Allah mencakup baik sementara (saat ini) maupun eskatologis (di akhir jaman).
- NASB "sama seperti mereka yang lain"
- NKJV "membuat kami duduk bersama"
- NRSV, TEV "sama seperti orang-orang lain"
- NJB "sama seperti seluruh dunia"
Ini menunjuk pada ketersesatan dari semua manusia, baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Rom 1:18-3:21).
Paulus sering menggunakan istilah "sisanya/yang lain" untuk merujuk pada yang terhilang (lih. 1Tes 4:13; 5:6).
Ef 2:4 "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita," Ada semacam perubahan dramatis antara keputusasaan dan ketidakberdayaan dari ay. Ef 2:1-3 dan kasih karunia dan kemurahan Allah yang luar biasa dalam ay. Ef 2:4-7.
Betapa merupakan kebenaran yang besar! Rahmat dan kasih Allah adalah kunci untuk keselamatan (lih. ay. Ef 2:7). Karakter belas kasihan-Nya lah (lih. Ef 1:7,18; 2:7; 3:8,16), bukan kinerja manusia, yang menawarkan suatu jalan kebenaran. Lihat catatan pada "kekayaan" di Ef 1:7.
Sangatlah signifikan bahwa ayat pada kasih karunia Allah ini mengandung sebuah PRESENT PARTICIPLE dan AORIST ACTIVE INDICATIVE . Allah telah mengasihi kita di masa lalu dan terus mengasihi kita (lih. 1Yoh 4:10)!
Ef 2:5 "sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita," Frasa ini berparalel dengan ay. Ef 2:1a. Paulus kembali ke gagasan aslinya setelah pemikiran sisipan-Nya (lih. ay. 1-3) tentang ketersesatan manusia. Di tengah kebutuhan kita, Allah bertindak dalam kasih (lih. Rom 5:6,8).
□ "telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus" Frase ini mencerminkan satu kata Yunani (suzōpoieō). Ini adalah KATA KERJA utama dari kalimat ( AORIST ACTIVE INDICATIVE) yang dimulai dalam ay. Ef 2:1. Ini adalah yang pertama dari tiga KATA KERJA majemuk dengan KATA DEPAN Yunani, syn, yang berarti "berpartisipasi bersama dengan." Yesus dibangkitkan dari kematian dalam Ef 1:20 dan orang percaya telah dihidupkan kepada kehidupan rohani melalui Dia (lih. Kol 2:13; 3:1). Orang percaya sekarang benar-benar hidup dengan Kristus.
Ef 2:5,8 "oleh kasih karunia kamu diselamatkan" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PERIPHRASTIC PARTICIPLE, yang diulang dalam ay. Ef 2:8 untuk penekanan. Ini berarti bahwa orang percaya telah diselamatkan di masa lalu, oleh pelaku dari luar, dengan hasil yang melekat, "mereka telah dan terus diselamatkan oleh Allah." Konstruksi yang sama ini diulangi dalam ay. Ef 2:8 untuk penekanan. Lihat Topik Khusus pada Ef 1:7.
Ini adalah salah satu bagian-bagian Alkitab yang membentuk dasar bagi doktrin keamanan orang percaya (lih. Yoh 6:37,39; 10:28; 17:2,24; 18:9; Rom 8:31-39). Seperti semua doktrin Alkitab, doktrin ini harus diseimbangkan (diselenggarakan dalam ketegangan) dengan kebenaran dan naskah-naskah lainnya.
Ef 2:6 "di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita" Ini adalah majemuk AORIST yang kedua dengan syn. Orang percaya telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Orang percaya telah dikuburkan bersama Dia dalam baptisan (lih. Kol 2:12; Rom 6:3-11) dan dibangkitkan bersama-Nya oleh Bapa (lih. Kol 2:13; Rom 6:4-5), yang telah membangkitkan Yesus (dibangkitkan oleh Roh dalam Rom 8:11). Ini adalah analogi-analogi penebusan yang khusus. Orang-orang percaya secara rohani berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa utama dari pengalaman Yesus: penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitan, dan penobatan! Orang-orang percaya berbagi kehidupan dan penderitaan-Nya, mereka juga akan berbagi kemuliaan-Nya (lih. Rom 8:17)!
- NASB, NRSV "mendudukkan kita dengan-Nya"
- NKJV "membuat kita duduk bersama"
- TEV "memerintah bersama dengan dia"
- NJB "memberikan tempat bersama-sama dengan Dia"
Ini adalah yang ketiga dari majemuk AORIST dengan syn. Posisi kita di dalam Dia adalah posisi kemenangan sekarang, dan juga masa depan (lih. Rom 8:37)! Konsep duduk dengan-Nya berarti memerintah dengan-Nya. Yesus adalah Raja atas segala Raja yang duduk di takhta Allah Bapa dan orang percaya bahkan sekarang memerintah bersama-dengan-Nya (lih. Mat 19:28; Rom 5:17; Kol 3:1; 2Tim 2:12; Wahy 22:5).
- NASB, NKJV, NRSV "di tempat-tempat sorgawi"
- TEV "di dunia sorgawi"
- NJB "di sorga"
LOCATIVE ( DARI BIDANG) NEUTER PLURAL ADJECTIVE, "di tempat-tempat surgawi" ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaannya, ini berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga.
Ef 2:7 "pada masa yang akan datang" Orang Yahudi percaya pada dua jaman, jaman kejahatan saat ini (Gal 1:4) dan zaman kebenaran yang akan datang (lihat Topik Khusus pada Ef 1:21). Zaman Baru kebenaran ini akan diresmikan oleh kedatangan Mesias dalam kuasa Roh. Dalam Ef 1:21 "zaman" berbentuk TUNGGAL, di sini berbentuk JAMAK (lih. 1Kor 2:7; Ibr 1:2; 11:3). Ini berarti bahwa (1) setidaknya ada dua zaman atau (2) bentuk JAMAK digunakan untuk menonjolkan dan memperbesar zaman yang akan datang—suatu ungkapan rabbi yang disebut "jamak dari keagungan." Penggunaan JAMAK dalam suatu pengertian simbolis ini dapat dilihat dalam ayat-ayat yang merujuk pada "zaman" masa lalu (lih. Rom 16:25; 1Kor 10:11; 2Tim 1:9; Tit 1:2).
Beberapa sarjana percaya ini hanyalah sekedar sebuah metafora untuk kekekalan karena cara ungkapan itu digunakan dalam bahasa Yunani Koine sekuler dan di beberapa tempat di PB (lih. Luk 1:33,55; Yoh 12:34; Rom 9:5; Gal 1:5; 1Tim 1:17).
□ "Ia menunjukkan" Ini merupakan AORIST MIDDLE SUBJUNCTIVE. Tuhan dengan jelas memanifestasikan karakter-Nya sendiri (lih. Ef 1:5-7). Istilah ini berarti "menampilkan didepan umum" (lih. Rom 9:17,22). Rahmat dan tujuan Allah dalam Kristus dengan jelas dinyatakan kepada para malaikat dengan perlakuan-Nya terhadap manusia yang jatuh (lih. Ef 3:10; 1Kor 4:9; 1Pet 1:12).
□ "melimpah-limpah" Huperballō. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper pada Ef 1:19.
Ef 2:8 "Sebab karena kasih karunia" Keselamatan adalah oleh "kasih karunia" Allah (lih. Ef 1:3-14). Karakter Allah dinyatakan melalui rahmat-Nya (lih. ay. 4-6). Orang percaya adalah piala kasih-Nya. Kasih karunia paling baik didefinisikan sebagai kasih Allah yang tanpa syarat dan tak berdasar kelayakan. Kasih karunia ini mengalir dari sifat Allah melalui Kristus dan terlepas dari nilai atau prestasi dari orang yang dikasihi tersebut.
□ "kamu diselamatkan" Ini adalah PERFECT PASSIVE PERIPHRASTIC PARTICIPLE yang berparalel dengan ay. Ef 2:5. Dorongannya adalah bahwa "orang percaya telah dan terus" diselamatkan oleh Allah.
Dalam PL istilah "menyelamatkan" berbicara tentang "pembebasan fisik" (lih. Yak 5:15). Dalam PB arti ini telah mengambil dimensi rohani. Tuhan membebaskan orang percaya dari akibat dosa dan memberi mereka hidup yang kekal.
Lihat Topik Khusus pada Ef 1:7.
□ "oleh iman" Iman menerima hadiah cuma-cuma Allah dalam Kristus (lih. Rom 3:22,25; 4:5; 9:30, Gal 2:16; 1Pet 1:5). Umat manusia harus menanggapi tawaran rahmat dan pengampunan Allah di dalam Kristus (lih. Yoh 1:12; 3:16-17,36; 6:40; 11:25-26; Rom 10:9-13).
Tuhan berurusan dengan manusia yang jatuh melalui suatu perjanjian. Ia selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65) dan menetapkan agenda dan batas-batasnya (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Ia mengijinkan manusia yang jatuh untuk berpartisipasi dalam keselamatan mereka sendiri dengan menanggapi penawaran perjanjian-Nya. Tanggapan yang diamanatkan ini adalah iman, pertobatan, ketaatan, pelayanan, ibadah, dan ketekunan awal dan terus-menerus.
Istilah "Iman" dalam PL adalah sebuah perluasan metafora dari sebuah kuda-kuda yang stabil. Yang digunakan untuk menunjukkan apa yang pasti, dapat dipercaya, diandalkan, dan setia. Bahkan tak satu pun dari kata-kata ini yang menjelaskan manusia yang jatuh yang ditebus. Ini bukanlah kepercayaan, atau kesetiaan, atau ketergantungan, manusia, melainkan Allah. Kita percaya pada janji-janji-Nya yang terpercaya, bukan keterpercayaan kita! Kketaatan Perjanjian mengalir dari rasa syukur! Fokusnya selalu ada pada kesetiaan-Nya, bukan iman orang percaya! Iman tidak bisa menyelamatkan siapapun. Hanya kasih karunialah yang menyelamatkan, tetapi ini diterima oleh iman. Fokusnya tidak pernah pada jumlah imannya (lih. Mat 17:20), tetapi pada obyeknya (Yesus).
Lihat topik khusus PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN, DAN KESETIAAN DALAM PERJANJIAN
□ "itu" Ini adalah KATA GANTI DEMONSTRATIF Yunani (touto), yang NETRAL dalam GENDER nya. KATA BENDA terdekatnya, "kasih karunia" dan "iman," keduanya FEMININE dalam GENDER. Oleh karena itu, ini pasti menunjuk pada seluruh proses keselamatan kita dalam karya Kristus.
Ada kemungkinan lain yang didasarkan pada suatu konstruksi ketatabahasaan yang sama dalam Fili 1:28. Jika demikian maka FRASA ADVERBIAL ini berhubungan dengan iman, yang juga merupakan anugrah Tuhan! Di sinilah rahasia dari kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia.
□ "bukan hasil usahamu" Ini adalah yang pertama dari tiga frasa yang dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan tidak didasarkan pada kinerja manusia: (1) "bukan hasil usahamu" ay. Ef 2:8; (2) "pemberian Allah" ay. Ef 2:8; dan (3) "bukan hasil pekerjaanmu" ay. Ef 2:9.
□ "pemberian Allah" Ini adalah hakikat dari anugerah—kasih tanpa pamrih (lih. Rom 3:24; 6:23). Paradoks keselamatan baik sebagai hadiah gratis dan respon perjanjian yang dimandatkan memang sulit untuk dipahami. Namun keduanya benar! Keselamatan benar-benar gratis, namun menuntut pengorbanan semuanya. Kebanyakan doktrin Alkitab disajikan sebagai pasang kebenaran yang penuh ketegangan (keamanan vs ketekunan, iman vs perbuatan, kedaulatan Allah vs kehendak bebas manusia, predestinasi vs respon manusia dan transendensi vs imanensi).
Ef 2:9 "bukan hasil pekerjaanmu" Keselamatan bukanlah oleh prestasi (lih. Rom 3:20,27-28; 9:11,16; Gal 2:16; Fili 3:9; 2Tim 1:9; Tit 3:5). Hal ini adalah kontras langsung kepada guru-guru palsu.
□ "jangan ada orang yang memegahkan diri." Keselamatan adalah oleh kasih karunia Allah, bukan usaha manusia, sehingga tidak ada ruang untuk memuliakan manusia (lih. Rom 3:27; 4:2). Jika orang percaya bermegah, biarkan mereka bermegah di dalam Kristus (lih. 1Kor 1:31, yang merupakan kutipan dari Yer 9:23-24).
Ef 2:10 "kita ini buatan Allah," Kata bahasa Inggris "poem (= puisi)" berasal dari kata Yunani ini (poiēma). Kata ini hanya digunakan dua kali dalam PB, di sini dan Rom 1:20. Ini adalah posisi orang percaya dalam kasih karunia. Mereka adalah secara paradoks produk jadi-Nya yang masih dalam proses!
□ "diciptakan dalam Kristus Yesus" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE PARTICIPLE. Roh membentuk orang percaya melalui pelayanan Kristus oleh kehendak Bapa (lih. Ef 1:3-14). Tindakan sebuah penciptaan rohani baru ini dijelaskan dalam istilah yang sama denan yang digunakan dalam penciptaan awal di Kejadian (lih. Ef 3:9; Kol 1:16).
□ "untuk melakukan pekerjaan baik" Gaya hidup orang percaya setelah mereka bertemu dengan Kristus adalah bukti dari keselamatan mereka (lih. Yak dan I Yoh). Mereka diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman sampai kepada perbuatan! Mereka diselamatkan untuk melayani! Iman tanpa perbuatan adalah mati, seperti juga perbuatan tanpa iman (lih. Mat 7:21-23 dan Yak 2:14-26). Tujuan pemilihan Bapa adalah bahwa orang percaya menjadi "kudus dan tak bercacat" (lih. Ef 1:4).
Paulus sering diserang karena Injilnya yang bebas secara radikal karena tampaknya mendorong kehidupan yang tak bertuhan. Sebuah Injil yang tampaknya tidak berhubungan dengan kinerja moral pasti menjurus kepada penyalahgunaan. Injil Paulus adalah gratis dalam anugerah Allah, tetapi juga menuntut respon yang tepat, tidak hanya dalam pertobatan awal, tetapi dalam pertobatan berkelanjutan. Kehidupan yang saleh adalah hasilnya, bukannya pelanggaran hukum. Perbuatan baik bukanlah mekanisme keselamatan, tapi hasilnya. Paradoks tentang keselamatan yang sepenuhnya gratis dan respon yang mengorbankan semuanya sulit untuk dikomunikasikan, tetapi keduanya harus dipegang dalam keseimbangan yang penuh ketegangan.
Individualisme Amerika telah mendistorsi Injil. Manusia tidak diselamatkan karena Allah sebegitu mengasihi mereka secara individu, tetapi karena Allah mengasihi manusia yang jatuh, manusia yang diciptakan dalam gambar- Nya. Dia menyelamatkan dan mengubah individu untuk menjangkau lebih banyak individu lain. Fokus utama dari cinta adalah terutama besifat kelompok (lih. Yoh 3:16), tetapi diterima secara individual (lih. Yoh 1:12; Rom 10:9-13; 1Kor 15:1).
□ "yang dipersiapkan Allah sebelumnya" Istilah yang kuat (pro + hetoimos, "mempersiapkan diri sebelum") berkaitan dengan konsep teologis predestinasi (lih. Ef 1:4-5,11) dan hanya digunakan di sini dan di Rom 9:23. Allah memilih orang-orang untuk merefleksikan karakter-Nya. Melalui Kristus, Bapa telah memulihkan gambar-Nya di manusia yang jatuh (lih. Kej 1:26-27).
Topik Teologia -> Ef 2:1
Topik Teologia: Ef 2:1 - -- Dosa
Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz...
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Makna Kebangkitan Kristus
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
TFTWMS: Ef 2:1 - Mati Dalam Dosa MATI DALAM DOSA (Efesus 2:1)
1 Dan kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu (NASB).
Ayat 1. Kata benda "pelanggaran,&quo...
MATI DALAM DOSA (Efesus 2:1)
1 Dan kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu (NASB).
Ayat 1. Kata benda "pelanggaran," "dosa," dan "kesalahan" adalah sinonim. Berbagai istilah ini digunakan secara bergantian (baik dalam bentuk tunggal dan jamak) di dalam Roma 5:12-21 dan Kolose 1:14; 2:13. "Dosa," dalam bentuk tunggal, mengacu kepada kuasa dosa yang menguasai keluarga manusia (lihat Roma 5-7); tetapi dalam nas ini bentuk jamaknya mengacu kepada tindakan dosa individu yang orang-orang lakukan.
Kata benda Yunani yang diterjemahkan dosa adalah hamartiai (dari Jamarti÷a, hamartia), yang berarti "tidak mengenai sasaran."1Dosa adalah gambaran tentang seorang pemanah yang melepaskan anak panah kepada sasaran dan meleset, apakah karena melewati target, tidak sampai pada target, atau melenceng dari target. Ia berkata, "Saya tidak mengenai sasaran." Ini adalah kata yang paling umum untuk "dosa" di dalam Perjanjian Baru, yang ditemukan sekitar 175 kali dalam teks Yunani.2
Kata benda Yunani untuk pelanggaran paraptōmasin (dari para¿ptwma, paraptōma) bentuk kata kerjanya didefinisikan sebagai "jatuh di samping seseorang atau sesuatu, terpeleset ke samping, oleh karena itu, menyimpang dari jalan yang benar, berpaling, berkeluyuran."3Paulus menyatakan bahwa jemaat Efesus telah melenceng dari target melakukan kehendak Allah dan sudah jatuh, terpeleset ke samping, dan menyimpang dari firman yang Allah ungkapkan. Roma 3:23 mengajarkan bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Tujuan hidup manusia adalah memuliakan Allah, namun dosa dan pelanggaran mencegah realisasi tujuan ini. Jemaat Efesus dahulu mati sebelum mereka menjadi orang-orang kudus yang setia di dalam Kristus (lihat 1:1). Kematian ini bukan bersifat fisik, karena mereka hidup secara fisik sebelum dan setelah memasuki Kristus. Namun begitu, mereka mati secara rohani sebelum menjadi orang Kristen.
Apakah arti dari mati secara rohani? Nabi zaman dulu mengatakan, "Yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu" (Yesaya 59:2). Kata Ibrani untuk "kejahatan," /ou ('awon),berarti "dosa, rasa bersalah … kesalahan."4Dosa memisahkan manusia dari Allah. "Kematian" adalah "pemisahan"— ketika tubuh manusia dipisahkan dari rohnya (Yakobus 2:26). Ketika seseorang dipisahkan dari Allah oleh karena dosa, ia secara rohani mati. Ia mungkin hidup secara fisik; ia mungkin seorang suami dan seorang ayah yang sehari-hari mengerjakan pekerjaannya—tapi ia mati dalam hubungannya dengan Allah jika ia hidup dalam dosa. Jika orang hidup dalam dosa dan mati dalam dosa, ia akan dipisahkan dari Allah selamanya karena "upah dosa adalah maut "(Roma 6:23), yaitu, kematian kekal.
Mereka yang mati karena pelanggaran dan dosa bisa dikuburkan dengan Kristus dalam baptisan. Lalu, karena dibangkitkan bersama Dia, mereka dihidupkan oleh karna pengampunan dosa (lihat Kolose 2:12, 13). Jemaat Efesus itu dahulu sudah mati; tetapi Paulus menyurati mereka karena mereka telah dihidupkan secara rohani, seperti yang terbukti dalam ayat-ayat lainnya dari pasal ini. Allah telah menuntaskan ini dengan kekuatan yang sama yang Ia tunjukkan dalam kebangkitan dan peninggian Kristus.
TFTWMS: Ef 2:1-7 - Mati Atau Hidup MATI ATAU HIDUP (Efesus 2:1-7)
Pada tahun 1974 pemeran pengganti yang berani mati, Evel Knievel, meyakinkan ratusan orang bahwa ia bisa berhasil melo...
MATI ATAU HIDUP (Efesus 2:1-7)
Pada tahun 1974 pemeran pengganti yang berani mati, Evel Knievel, meyakinkan ratusan orang bahwa ia bisa berhasil melompati Snake River Canyon (Jurang Sungai Ular) di Idaho, dengan mengendarai sepeda motor bertenaga roket. Hampir 20.000 orang merogoh kocek mereka untuk melihat peristiwa itu secara pribadi. Lebih dari 1.000.000 orang lainnya membeli karcis untuk menonton peristiwa itu lewat siaran televisi kabel di dalam pelbagai teater di seluruh Amerika.
Knievel gagal melompati jurang itu. Parasut pada "motor-angkasa" miliknya membuka terlalu awal hanya beberapa saat setelah loncatan dimulai. Si berani mati dan motornya itu hanya melayang ke bawah jurang.
Namun begitu, Knievel sudah melakukan perjalanan dengan jarak yang lebih jauh dengan melompati jurang itu dibandingkan dengan siapa saja dari antara kita seandainya kita berusaha untuk mengemudikan mobil kita di jalan yang landai dengan kecepatan tinggi dan terbang melompati jurang itu. Beberapa mobil mungkin bisa melompat lebih jauh daripada mobil saya, namun tidak ada mobil yang bisa melakukan lompatan dengan sukses. Mobil-mobil itu semuanya akan jatuh ke dalam jurang.
Bila tiba pada masalah menjalani kehidupan, manusia tidaklah sama. Jika kita melakukan perbandingan orang ke orang, satu orang mungkin lebih sering melakukan hal yang baik dan dalam tingkatan yang lebih besar dibandingkan orang berikutnya. Namun begitu, dibandingkan dengan Allah yang kudus, semua orang tidak ada yang baik. Tidak ada satu orang pun yang bisa melompati jurang yang memisahkan manusia berdosa dari Allah yang Kudus.
Orang yang paling mulia, paling perhatian, dan paling dermawan yang pernah hidup tetap membutuhkan kuasa penyelamatan dari Allah sebanyak yang dibutuhkan oleh Adolf Hitler atau pemimpin sekte agama Charles Manson. Bila diperbandingkan, dosa dalam kehidupan mereka memang tidak sama besarnya, namun mereka sama-sama terpisah dari Allah dan sama-sama mati dalam dosa.
Tidak ada pendosa yang secara rohani lebih baik daripada pendosa lain mana saja. Di luar kuasa keselamatan Allah, tidak seorang pun dari kita bisa lebih dekat kepada Allah daripada seorang pemabuk, penjual narkoba, atau pengusaha pornografi. Bila Anda mati dalam dosa Anda, Anda benar-benar mati dalam dosa itu.
Berita baiknya adalah bahwa kuasa Allah sanggup melakukan untuk Anda apa yang pernah dilakukan untuk Kristus. Kuasa Allah itu sanggup membangkitkan orang mati. Efesus 2:1-7 meneguhkan kebenaran ini: Allah memperlihatkan kuasa-Nya yang hebat dengan membawa orang berdosa dari kematian kepada kehidupan melalui Kristus.
ALLAH MENGGAMBARKAN KONDISI ORANG BERDOSA YANG DI LUAR KUASA ALLAH
Paulus memberitahu umat Kristen Efesus,
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain (2:1-3).
Paulus memberi gambaran buruk tentang kondisi seseorang di hadapan Kristus. Ayat-ayat itu menceritakan situasi yang sangat mengerikan yang hanya bisa diatasi oleh kuasa Allah saja. Setidaknya kita melihat ada lima penegasan.
1. Kita dahulu sudah mati (ay. 1) Pernyataan itu merupakan ringkasan bagi keadaan kita. Waktu itu kita ini bukan saja sedang sekarat, terluka parah, atau sakit parah. Waktu itu kita ini memang sudah mati terhadap Allah. Roh kita tidak memiliki kehidupan di dalamnya. Tragisnya, orang yang sesat tidak menyadari betapa ia benar-benar dalam keadaan mati. Bob teman saya tidak menjadi orang Kristen sampai ia berusia tiga puluh tahun. Ia pernah memberitahu saya, "Pada waktu itu, aku tidak merasa sedang kehilangan apapun juga. Pada waktu itu hidupku tampaknya tidak hampa sama sekali." Banyak dari kita sama seperti Bob. Hari-hari dan bulan-bulan dan tahun-tahun berlalu ketika beberapa dari kita mengira bahwa kita ini hidup, bisa berbuat sesuka hati kita, berjalan di "jalur cepat" kehidupan. Selama waktu itu kita tidak punya bayangan betapa diri kita sepenuhnya mati di tengah-tengah kehidupan kita itu.
2. Kita mengikuti jalan dunia ini (ay. 2). Kata "dunia" muncul 186 kali di dalam Perjanjian Baru Yunani, dan kata itu hampir selalu terkait dengan kejahatan. "Dunia" merupakan bagian dari penciptaan yang sepenuhnya sudah melangkah ke luar dari kehendak Allah. Adalah pandangan dunia yang menolak untuk menerima Allah dengan sungguh-sungguh. Pandangan dunia sekular inilah yang berkuasa di zaman kini. Pandangan itu meninggikan kesenangan sejenak. Bagi orang-orang dengan kerangka pandangan ini, hal paling penting dalam hidup ini adalah seks, makanan, minuman, liburan, pakaian, uang, dan kenikmatan. Pandangan dunia sekular mendominasi alur cerita buku-buku bersampul tipis yang laris terjual. Pandangan ini memperlihatkan sendiri bentuknya dalam seni moderen, dalam pelbagai pertunjukan TV, dan dalam pelbagai filem yang disukai banyak orang. Pandangan dunia sekular membuat moralitas bersifat relatif. Benar atau salah terserah pada pilihan pribadi.
3. Kekuatan jahat mengendalikan kita. Ayat 2 berkata bahwa kita ini bukan hanya mengikuti jalan dunia, tetapi juga jalan "penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." Iblis adalah "penguasa dunia ini" (Yohanes 12:31), "Kuasa penghulu setan" (Matius 9:34), dan "ilah zaman ini" yang "sudah membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya" (2Korintus 4:4; NASB). Iblis melambangkan pemberontakan melawan Allah. Sebelum Kristus datang, kita secara sadar dan tidak sadar tunduk kepada pengaruh jahat Iblis. Kita ikut ambil bagian dalam gelombang-siar maut yang sama dengan setan itu sendiri. Ia memiliki jalur langsung, bebas gangguan ke dalam pikiran kita.
4. Kita hidup di dalam hawa nafsu daging (ay. 3a). Kata "daging" merupakan terjemahan kata Yunani sarx. Kata ini mengacu kepada kemanusiaan di dalam keberdosaannya. Ini merupakan kecenderungan yang kita kembangkan untuk melakukan apa yang lebih kita sukai, tanpa penyesalan yang mendalam, meskipun menentang Allah.
5. Kita adalah orang-orang yang harus dimurkai (ay. 3b). Paulus berkata bahwa kita ini "adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain." Kekudusan Allah mensyaratkan murka kudus untuk melawan dosa. Allah membeci dosa kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja dosa itu menampakkan dirinya. Kata Yunani untuk "murka" (Yun: orge) artinya "reaksi yang kuat dan berkelanjutan dari Allah yang kudus dalam melawan kejahatan dalam setiap bentuk dan kondisinya."
Paulus memberi sebuah gambaran yang jelas sekali tentang kehidupan yang tanpa Kristus ini. Dahulu kita ini mati. Dahulu kita ini mengikuti jalan dunia. Kuasa kejahatan mengendalikan kita. Kita dimakan oleh hawa nafsu daging. Kita dihukum di hadapan Allah.
Seseorang mungkin berkata, "Tunggu sebentar. Bagaimana dengan orang-orang yang menjalani kehidupan yang santun? Mereka bukan penjahat. Mereka tetangga yang baik. Mereka tidak mengacaukan kehidupan secara umum. Bagaimana mungkin gambaran ini bisa diterapkan ke atas mereka?" Saya menyukai cara John MacArthur menjelaskan hal ini:
Bahwa semua manusia di luar Allah adalah berdosa tidak berarti setiap orang sama rusak dan jahatnya. Dua puluh mayat di medan tempur mungkin saja ada dalam tingkat kebusukan yang berbeda, namun mereka sama-sama mati. Kematian menyatakan dirinya dalam pelbagai bentuk dan tingkatan yang berbeda, namun kematian itu sendiri tidak memiliki tingkatan. Dosa menyatakan dirinya dalam pelbagai bentuk dan tingkatan yang berbeda, namun keadaan dosa itu sendiri tidak memiliki tingkatan. Tidak semua orang bisa menjadi sama jahatnya, tetapi semua orang gagal mematutkan dirinya dengan standar sempurna Allah.1
Marilah kita renungkan kebenaran ini dalam ungkapan dua gagasan praktis berikut ini.
Pertama, kesadaran terhadap kebutuhan akan keselamatan secara langsung terkait dengan pemahaman Anda tentang apa artinya menjadi sesat. Anda tidak memiliki sedikit pun harapan akan kuasa Allah, dan kuasa Allah hanya menyatakan dirinya di dalam injil Kristus. Jika Anda tidak memiliki Kristus, maka gambaran Allah tentang hidup Anda terdapat dalam Efesus 2:1-3. Anda boleh saja mengira bahwa Anda hidup, dan Anda mengira bahwa Anda tidak membutuhkan Allah sampai di dalam kehidupan nanti. Beberapa dari Anda ada yang sangat sibuk dengan karir sehingga sulit bagi Anda untuk sebentar saja memikirkan Allah. Beberapa dari Anda sudah hidup begitu lama sehingga sudah mengembangkan kebiasaan hidup tanpa Allah. Lihatlah kepada Alkitab. Lihatlah ke nas itu. Nas itu merupakan cermin. Nas itu menunjukkan bagaimana keadaan Anda tanpa Allah, sehingga Anda akan melihat betapa besarnya Anda memerlukan Dia.
Kedua, intensitas pujian kepada Allah secara langsung terkait dengan pemahaman kita tentang bagaimanakah keadaan kita dahulu tanpa Dia. Jika ibadah menjemukan Anda, maka Anda tidak memiliki pengertian tentang apa yang Allah sudah lakukan untuk Anda. Kita sepatutnya jangan pernah menguap di sepanjang lagu pujian atau kita akan kehilangan kesempatan untuk menyembah dan memuja Tuhan. Kita sepatutnya bergairah, riang, dan bersemangat untuk Tuhan. Kita tidak bisa menyanyikan "Haleluya, Puji Yehova" secara munafik jika kita mengerti keadaan kita dahulu dan betapa Allah sudah membuat perubahan di dalam hidup kita. Bagaimanakah kita bisa menyanyikan "Aku Ditebus" tanpa perasaan penuh semangat dan sukacita? Semakin banyak kita mengerti betapa buruknya keadaan kita dahulu yang tanpa Allah, semakin banyak kita akan memuji Dia atas perubahan yang sudah Ia buat di dalam hidup kita.
Kita mengetahui kondisi orang berdosa yang terpisah dari kuasa Allah dari gambaran Allah sendiri di dalam Efesus 2:2-3.
ALLAH MENGUNGKAPKAN PERUBAHAN DALAM DIRI ORANG BERDOSA SEBAGAI AKIBAT DARI KUASA ALLAH
Setelah memperlihatkan kondisi orang berdosa, Paulus lalu menjelaskan apa yang Allah sudah perbuat untuk merubah kondisi itu:
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus (2:4-7).
Injil tergantung pada perkataan "Tetapi Allah." Perkataan itu mengingatkan kita betapa mengerikan kondisi kita, kegagalan dan dosa kita, dan pemberontakan serta kesesatan kita. Perkataan itu juga memperkenalkan sebuah perbedaan makna yang mengejutkan. Untuk melawan latar belakang kegagalan rohani yang mengerikan itu mucullah Allah yang "kaya dengan rahmat" dan yang memiliki "kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita."
Simaklah apa yang Allah sudah perbuat melalui beberapa kata kerja ini dan pelbagai tindakan yang digambarkan oleh kata-kata kerja itu.
1. Ia "telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus." Orang Kristen tidak lagi terputus dari Allah. Ia tidak lagi mati. Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yohanes 14:6). Di dalam Dia ada hidup (Yohanes 1:4). Siapa saja yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa, melainkan memiliki hidup kekal (Yohanes 3:16).
2. "Di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita," Kapankah pembangkitan ini terjadi terhadap seseorang? Paulus menulis,
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya (Roma 6:3-5).
Ketika Anda mengerti bahwa Anda sesat, Anda mendengar bahwa Yesus mati untuk dosa Anda, Anda percaya kepada perkataan-Nya dan segala janji-Nya, dan Anda dibaptis untuk pengampunan dosa, lalu Anda dibangkitkan bersama Kristus. Anda tidak lagi mati di dalam dosa Anda. Anda hidup di dalam Kristus.
3. Ia "memberikan tempat bersama-sama dengan Dia." Kita ini berada di alam sorgawi bersama Kristus. Dengan kata lain, kita sudah memasuki tempat kediaman baru. Dunia yang sudah melangkah ke luar dari Allah bukan lagi rumah kita. Kita hidup dalam lingkungan yang baru. Kita hidup dalam lingkungan yang Allah ciptakan untuk kita. Yesus datang ke dunia untuk memungkinkan hal itu terjadi. Ia sering bicara tentang tempat tinggal dan lingkungan baru kita itu sebagai "kerajaan":
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; .…" (Yohanes 18:36). "… Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu"
(Lukas 12:32).
"Sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, .…" (Lukas 22:29, 30).
"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3).
Orang Kristen didudukkan dengan Kristus di tempat-tempat sorgawi.
Kata-kata kerja yang Paulus pilih itu menunjukkan apa yang Allah sudah lakukan. Allah sudah "menghidupkan kita bersama-sama dengan" Kristus, dan "memberikan tempat bersama-sama dengan" Kristus. Paulus melanjutkan dengan memberitahu kita tentang alasan Allah sudah melakukan semua itu. Mengapakah Ia menghidupkan kita sewaktu kita layak untuk dibuang selama-lamanya dari hadapan Allah?
Jawabannya melampaui keselamatan kita, melampaui kebebasan kita, melampaui keadaan kita yang dihidupkan, dan melampaui persekutuan kita dengan Allah—melampaui semua itu. Paulus berkata, "Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus" (2:7).
Cobalah memahami apa yang ayat ini tegaskan. Allah sudah membawa kita dari kematian kepada kehidupan dalam Kristus sehingga di dalam diri kita Ia bisa memperlihatkan kebesaran kasih karunia-Nya kepada seluruh ciptaan. Kasih karunia itu berawal dengan umat Kristen pertama di Yerusalem dan berlanjut dengan mereka yang di Antiokhia, Efesus, Korintus, dan Roma. Kasih karunia itu mencapai umat Kristen di abad kedua dan selepas itu, kepada semua orang yang sudah menamakan dirinya dengan nama Kristus. Di sepanjang abad-abad yang sudah berlalu, Allah sudah menawarkan pertunjukan kasih dan karunia-Nya kepada seluruh ciptaan. Jika Anda milik Kristus, maka Anda bagian dari kesaksian agung terhadap kasih karunia Allah yang mulia itu.
Ketika zaman kekekalan sudah tiba, kita akan masih merasa takjub dan memuliakan Allah atas apa yang sudah Ia perbuat dalam menghidupkan kita dalam Kristus. Sesungguhnya, seluruh kumpulan besar malaikat akan bergabung di dalam pujian kepada Allah untuk selama-lamanya.
KESIMPULAN
Marilah kita akhiri dengan tiga pertanyaan. Anda bisa menjawab sendiri pertanyaan itu. Jika Anda perlu merubah sesuatu dalam hidup Anda oleh sebab jawaban Anda itu, lakukanlah segera.
Apakah Anda secara rohani mati atau hidup? Apakah Anda menjalankan hidup Anda seperti orang yang benar-benar bersyukur kepada Allah oleh sebab sudah membawa Anda dari kematian kepada kehidupan? Bisakah orang lain memandang hidup Anda dan melihat betapa jelasnya perubahan yang Allah sudah buat di dalam hidup Anda?
Bagaimanakah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Perubahan apa sajakah yang perlu Anda buat? Allah punya kuasa untuk membuat perubahan dalam hidup Anda. Biarkanlah Ia melakukan hal itu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Gambaran Mereka Yang Hidup Di Luar Maksud Gereja (Efesus 2:1, 2)
Paulus memulai bagian surat Efesus ini dengan gambaran sedih tentang orang-orang yan...
Gambaran Mereka Yang Hidup Di Luar Maksud Gereja (Efesus 2:1, 2)
Paulus memulai bagian surat Efesus ini dengan gambaran sedih tentang orang-orang yang hidup di luar maksud keselamatan Allah bagi gereja. Dalam 2:1-3, rasul itu mengingatkan jemaat Efesus tentang kondisi di mana mereka dulu hidup sebelum akhirnya mengenal Kristus.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SALIB (Efesus 2)
Efesus pasal 2 adalah teks yang indah untuk digunakan dalam khotbah tentang salib Kristus. Salib itu, ditambah dengan kebangkitan Kr...
SALIB (Efesus 2)
Efesus pasal 2 adalah teks yang indah untuk digunakan dalam khotbah tentang salib Kristus. Salib itu, ditambah dengan kebangkitan Kristus, adalah peristiwa paling penting dalam sejarah. Dari sudut pandang manusia, salib merupakan kegagalan total. Salib itu menceritakan seorang pemuda Yahudi yang mati di kayu salib Romawi di koloni Romawi yang jauh dua ribu tahun yang lalu. Namun begitu, dari sudut pandang Allah, salib itu merupakan kemenangan yang paling besar. Salib itu adalah mezbah di mana, dalam pengorbanan Kristus, Allah membuka pintu sorga kepada umat manusia yang sesat.
Salib itu sudah ada di dalam pikiran Allah sejak kekekalan masa lalu (lihat Efesus 3:10, 11; Wahyu 13:8). Itu merupakan benang kirmizi yang merentang dari Kejadian sampai Wahyu. Pengorbanan Kristus bagi kita digambarkan dalam domba Habel (Kejadian 4:4), Abraham mempersembahkan Ishak (Kejadian 22:1-18), anak domba Paskah (Keluaran 12:3-14), ular Musa di atas tiang (Bilangan 21:5-9), nas tentang hamba yang menderita dalam Yesaya (Yesaya. 53), dan semua korban Israel.
Salib itu dimaksudkan oleh Allah, diramalkan oleh para nabi Perjanjian Lama, diantisipasi oleh Yesus, dan diberitakan oleh para rasul. Pesan salib merupakan satu-satunya harapan untuk dunia yang sesat (lihat 1 Korintus 15:1-4).
DI BAWAH SALIB—MANUSIA YANG SESAT (2:1-3)
"Mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" (2:1); "Semua orang telah berbuat dosa" (Roma 3:23.); "pemisahan antara kamu dan Allahmu" (Yesaya 59:2): Dosa memisahkan manusia dari Allah, dan pemisahan dari Allah adalah kematian rohani. Arti dasar "kematian" adalah "pemisahan" (lihat Yakobus 2:26). Mereka yang hidup dalam dosa tidak memiliki kehidupan rohani dan hanya bisa mengantisipasi kematian kekal (Roma 6:23).
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) TROFI KASIH KARUNIA-NYA (2:1-10)
Para juara atletik sering diberi hadiah trofi, pita, atau medali. Hadiah-hadiah ini mengakui pencapaian dan memberi ...
TROFI KASIH KARUNIA-NYA (2:1-10)
Para juara atletik sering diberi hadiah trofi, pita, atau medali. Hadiah-hadiah ini mengakui pencapaian dan memberi kehormatan kepada orang-orang yang memilikinya. Tradisi panjang ini berawal setidaknya pada pertandingan Olimpiade kuno, yang dikenal baik oleh para pembaca Paulus (lihat 1 Korintus 9:24; 2 Timotius 2:5). Meski mungkin mengejutkan, Allah juga punya pelbagai trofi-Nya sendiri. Kita mengetahui tentang hal itu di dalam Efesus 2:1-10.
Masa Lalu Kita. Paulus sedang memberitahukan apa yang Allah telah lakukan bagi kita dalam pemilihan, penebusan, dan pewarisan. Namun begitu, kecuali kita memahami kondisi kita di hadapan Allah Israel, kita tidak akan pernah menghargai apa yang Allah telah perbuat. Ini adalah "kabar buruk" yang mempersiapkan kita untuk "kabar baik" di dalam Kristus. Seraya Paulus membahas masa lalu kita, ia mengetengahkan empat sifat yang memang terdapat pada masing-masing diri kita.
1. Kita dahulu mati (2:1). Ia jelas sekali tidak sedang bicara tentang tubuh jasmani kita, tapi ia sedang mengacu kepada roh kita. Manusia batiniah kita mati. Ketika Adam makan buah terlarang di Taman Eden, rohnya kehilangan hubungan intim dengan Roh Allah. Seperti dia, oleh karena dosa, kita semua mati secara rohani.
Hal apakah yang lebih dibutuhkan oleh orang mati dibandingkan hal lain apa saja? Ia butuh hidup! Kristus berkata, "Setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:26a). Kematian bukan benar-benar terpisahnya roh seseorang dari tubuhnya, tetapi terpisahnya roh seseorang dari Allah. Kehidupan kekal tidak hanya hidup selamanya. Jiwa-jiwa di neraka akan hidup selamanya. Yohanes 17:3 mengatakan, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
Kehidupan sejati berasal dari mengenal Kristus dan berada dalam hubungan yang sangat penting dengan Dia. Kota kita dipenuhi dengan orang mati; mereka mati karena mereka tidak memiliki hubungan dengan Kristus, satu-satunya sumber kehidupan.
2. Kita pernah dikuasai (2:2). Siapakah penguasa kerajaan angkasa? Tentu saja, itu adalah Iblis. Ia adalah diktator masa kini atas laki-laki dan perempuan yang hidup di dalam kematian rohani di bumi.
Orang kebanyakan di jalanan akan berpendapat, "Saya tidak dikuasai. Saya bebas melakukan apa saja yang saya inginkan." Ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan; masalahnya adalah bahwa ia tidak ingin melakukan apa yang benar.
Iblis telah menguasai hati manusia dan menipu mereka untuk mengira bahwa mereka bebas, ketika nyatanya mereka itu diperbudak dosa.
3. Kita tidak taat (2:2). Roh ketidaktaatan adalah masalah asli manusia di taman Eden. Allah memberi Adam dan Hawa pilihan, dan mereka memilih melawan Allah. Sejak itu manusia hidup dalam ketidaktaatan yang memberontak.
Tuhan berkata, "Kasihilah sesamamu," tapi manusia saling membenci. Allah berkata, "Hendaklah engkau setia kepada istrimu sendiri," tapi suami-suami membohongi istri mereka. Allah berkata, "Utamakanlah Aku," tapi manusia memberi Allah sisa-sisa mereka. Catatan tentang manusia adalah catatan tentang ketidaktaatan.
4. Kita dihukum (2:3). Oleh karena cara hidup kita yang jahat, karena kita sengaja tidak mentaati apa yang kita tahu sebagai benar, maka kita berada di bawah murka Allah. Tanpa keraguan kita bersalah di hadapan Allah alam semesta yang murni dan kudus. Kita dihukum jauh dari Allah selama-lamanya untuk memenuhi tuntutan keadilan-Nya. Dengan tindakan dan keputusan kita sendiri, kita tanpa harapan dan tanpa cara untuk mencegah nasib buruk kita sendiri!
Masa Kini Kita. Itu adalah kabar buruknya—apa yang telah kita lakukan untuk diri kita sendiri melalui tindakan kita sendiri. Selanjutnya, Paulus beralih kepada kabar baik tentang apa yang Allah telah lakukan bagi kita untuk meluputkan kita dari pilihan sulit kita. Di sini tidak ada penekanan tentang apa yang kita telah lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri; itu semua adalah pekerjaan Allah.
1. Kita telah dibangkitkan (2:4, 5). Ketika orang mati dihidupkan kembali, itu terjadi melalui kasih karunia. Apakah yang bisa ia lakukan untuk dirinya sendiri? Tidak ada! Seseorang harus melakukannya bagi dia. Itulah sebabnya keselamatan adalah melalui kasih karunia. Jika Allah tidak menyediakan keselamatan bagi manusia, maka keselamatan itu tidak bisa sudah tersedia.
Bagaimanakah orang mati menerima kehidupan? Dapatkah hal itu dilakukan dengan contoh? Apakah kita berlari atau melompat di depan mayat itu dan berkata, "Ini adalah cara kita yang hidup melakukannya"? Tidak, contoh yang baik tidak memadai untuk mengatasi masalah orang mati! Hal itu juga tidak memadai untuk mengubah orang yang mati secara rohani.
Bagaimana tentang lingkungan? Kita bisa membawa dia ke bagian kota yang indah untuk berada di dekat orang-orang yang tahu bagaimana hidup dalam kemakmuran.
Namun begitu, hal itu tidak akan menghidupkan dia kembali.
Pilihan lain untuk dicoba adalah dorongan. Kita bisa bicara dengan dia. Seorang motivator terkenal bisa datang dan menantang dia: "Bangunlah! Kamu bisa! Berpikirlah positif! "
Tak satu pun dari pendekatan ini akan berhasil. Apa yang orang mati butuhkan adalah kehidupan! Tidak kurang dari kebangkitan ilahi yang dapat mengatasi masalah kita yang sebenarnya. Allah harus turun dan mendiami roh kita. Kristus berkata, "Akulah … kehidupan" (Yohanes 11:25; NASB). Orang mati sangat membutuhkan Kristus.
Agama Kristen bukanlah orang sakit yang dapat kesembuhan. Itu adalah orang mati yang mendapat kehidupan. Dengan kekayaan kasih karunia Allah, kita adalah penerima kehidupan yang baru. Kita telah dibangkitkan dari antara orang mati bersama Kristus.
2. Kita telah diberi perhentian (2:6). Di dalam Alkitab gagasan duduk melambangkan pekerjaan yang sudah selesai. Sebagai contoh, penulis Ibrani menunjukkan keunggulan pelayanan Yesus atas pelayanan para imam Lewi: "Setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi [Kristus], setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah" (Ibrani 10:11, 12; Huruf miring ditambahkan).
Pekerjaan Yesus dalam menyediakan keselamatan sudah selesai di kayu salib, sehingga Ia duduk di sebelah kanan Allah. Tak ada pekerjaan yang tersisa bagi Dia yang harus dilakukan untuk mengamankan penebusan dan warisan kita. Karya penebusan-Nya sudah dilakukan; sekarang Ia bisa beristirahat dari pekerjaan membeli kehidupan kekal kita.
Paulus menyatakan bahwa kita sekarang duduk bersama Yesus di sorga. Kita tidak perlu secara panik mencoba untuk mengamankan tempat kita di sorga. Di dalam Yesus hidup kekal sudah menjadi milik kita. Kita harus beristirahat di dalam Pribadi yang dahulu sekali pernah berseru, "Sudah selesai!" Dengan kasih karunia Allah, keselamatan kita dijamin di kayu salib.
Masa Depan Kita. Dengan terwujudnya keselamatan kita, kita menjadi trofi Allah: "Sehingga pada zaman yang akan datang ia boleh menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah dalam kebaikan kepada kita di dalam Kristus Yesus" (2:7). Di zaman kekekalan masa depan yang akan datang, orang-orang yang ditebus akan dipamerkan di hadapan penghuni sorga sebagai trofi kasih karunia Allah yang menakjubkan. Para malaikat akan melihat dan mengagumi keagungan rahmat Allah yang luar biasa. Mereka akan berdiri kagum sebab Allah kita yang kudus bisa menemukan cara untuk menyelamatkan orang berdosa seperti kita (Wahyu 7:9-12).
1. Rencana Allah (2:8, 9). Jika kita harus menjadi pajangan yang kekal untuk mendatangkan kemuliaan Allah, maka Ia harus sudah punya rencana untuk mewujudkan keselamatan kita yang tidak akan bisa membuat orang memegahkan diri. Apakah rencana-Nya itu? Paulus berkata, "Karena oleh kasih karunia kamu sudah diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, itu adalah pemberian Allah; bukan hasil perbuatan, sehingga tidak ada orang yang bisa memegahkan diri" (2:8, 9; huruf miring ditambahkan).
Apakah artinya diselamatkan oleh kasih karunia? Itu berarti Allah tidak harus menyelamatkan siapa saja. Ia bisa saja membiarkan kita mati dan masuk neraka untuk selamanya, dan Ia akan tetap suci. Karena Ia mengasihi kita, Ia dengan bebas memilih untuk melakukan bagi kita apa yang tidak wajib untuk Ia lakukan. Kasih karunia adalah hasil dari Allah yang secara bebas memutuskan untuk melakukan bagi manusia apa yang tidak bisa manusia lakukan untuk dirinya sendiri.
Satu-satunya persyaratan adalah respon berupa iman yang taat. Kita harus menerima rencana keselamatan Allah, karena percaya ketika kita merespon dengan taat rencana itu, Allah akan mengampuni kita dan memberi kita hidup yang baru.
Rencana apakah ini yang Allah minta untuk kita terima? Rencana itu sama seperti rencana pada Hari Pentakosta, ketika injil pertama kali diberitakan oleh Petrus: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38).
Rencana Allah ditempa oleh kasih karunia-Nya. Rencana itu menjadi kenyataan dalam kehidupan kita ketika kita mengikutinya dengan iman.
2. Tujuan Allah (2:10). Sementara kita menantikan waktu ketika kita akan ditampilkan sebagai trofi kasih karunia Allah, apakah yang harus kita lakukan? "Karena kita ini adalah buatan-Nya, diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang Allah sudah persiapkan sebelumnya sehingga kita akan hidup di dalamnya" (2:10).
Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan baik. Pergi ke gereja, makan Perjamuan Tuhan setiap minggu, melakukan Sepuluh Perintah Allah, menjadi tetangga yang baik, dan menjadi panutan hidup yang bermoral, terhormat tidak akan membawa kita ke dalam sorga.
Itu tidak berarti, bagaimanapun, bahwa Allah tidak ingin kita melakukan perbuatan baik. Faktanya, ayat 10 mengajarkan bahwa Allah menyelamatkan kita dengan kasih karunia agar kita melakukan perbuatan baik. Dalam Efesus 4-6, Paulus memberitahukan tentang perbuatan baik yang kita akan lakukan, yang akan membedakan kita dari orang hidup yang rohaninya mati di masyarakat kita. Tuhan tidak memberi kita hidup baru supaya kita bisa hidup sesuka hati kita. Ia memberi kita hidup baru supaya kita akan mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Itulah alasan Ia memilih kita untuk menjadi trofi kasih karunia-Nya.
Kesimpulan. Pada akhirnya, setiap orang akan menjadi trofi seseorang. Orang yang tetap gigih dalam pemberontakan melawan Allah dan mati dalam keadaan berdosa akan menghabiskan waktunya di neraka selama-lamanya, sebagai trofi tipu muslihat Iblis. Sebaliknya, orang yang dalam iman merespon Kristus akan menjadi trofi kasih karunia Allah yang menyelamatkan Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-h...
BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati bagaimana kita berjalan dan dengan siapa kita berjalan.
Kita harus jangan berjalan menurut dunia (2:2a). Mereka yang berjalan menurut dunia adalah sesat; mereka menjadi milik dunia yang sementara ini, dunia yang terasing dari Allah. Mereka adalah bagian dari kerajaan yang menentang Kerajaan Allah.
Kita harus jangan berjalan menurut Iblis (2:2b). Jiwa-jiwa yang sesat sejalan dengan Iblis, "penguasa kekuatan udara" dan "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan" Kehidupan mereka diperintah oleh pemberontakan.
Kita harus jangan berjalan menurut hawa nafsu daging (2:3a). Mereka yang sesat hidup menurut hawa nafsu mereka sendiri, ketimbang menurut cara yang Allah ingin mereka hidup dengannya.
Kita harus jangan berjalan sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b). Mereka yang sesat hidup menurut sifat Adam, "sifat manusia" yang berdosa dan menjadi sasaran murka Allah. Roma 1:18 memperingatkan, "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman."
Kita harus berjalan dengan cara yang sepadan (4:1). Paulus mendesak orang Kristen untuk hidup sesuai "dengan panggilan yang dengannya [kita] telah dipanggil." Kita telah menerima panggilan Allah yang kudus untuk hidup sesuai dengan kasih karunia dan kemuliaan-Nya (lihat 1 Tesalonika 2:12; 2 Timotius 1:9). Kita harus jangan hidup dengan pikiran yang sia-sia (4:17). Orang sesat hidup tanpa arah rohani. Kristus hidup dengan tujuan, dan kita akan diberkati jika kita mengikuti teladan-Nya (lihat 1 Petrus 2:21; 3:9).
Kita harus berjalan dalam kasih (5:2). Allah adalah kasih (1Yohanes 4), dan tujuan terbesar kita adalah mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Selain itu, kita harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri (lihat Matius 22:37-39).
Kita harus berjalan seperti anak-anak terang (5:8). Kita tidak lagi berjalan di dalam "kegelapan," sebab kita sekarang adalah "Terang di dalam Tuhan."
Kita harus berjalan seperti orang berhikmat (5:15, 16). Kita harus menghabiskan hari-hari kita dengan melayani Allah, selagi kita mampu melakukannya (lihat Yohanes 9:4).
KEHIDUPAN YANG DIPENUHI DENGAN ROH (5:18-21)
Di dalam Perjanjian Lama, Allah memiliki bait suci untuk umat-Nya; di dalam Perjanjian Baru, Allah memiliki umat untuk bait suci-Nya. Pada saat lahir barunya (baptisan), setiap orang Kristen menjadi bait suci Allah yang hidup. Pada hari Pentakosta, Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kita akan menerima karunia Roh Kudus"(Kisah 2:38). Jika kita telah dilahirkan kembali, maka kita menampung satu Pribadi—Roh Kudus Allah. Proses ilahi ini hanya dimulai saat pembaptisan; orang Kristen hidup sehari-hari dengan Roh Allah.
Paulus menasihati jemaat Efesus untuk "dipenuhi dengan Roh" (5:18). Ini bukan pilihan; itu adalah perintah. Dipenuhi dengan Roh bukan sesuatu yang kita lakukan jika kita ingin menjadi super-rohani; itu adalah tanggung jawab setiap anak Allah yang sudah dilahirkan kembali. Kita harus dipenuhi dengan Roh.
Bagaimanakah kita bisa tahu jika kita sedang melaksanakan kewajiban ilahi ini? Apakah tanda-tanda mereka yang secara progresif sedang dipenuhi dengan Roh? Ayat 18 memberi kita perintah, dan ayat-ayat selanjutnya memberi kita tiga ciri-ciri yang mengidentifikasi orang percaya yang dipenuhi dengan Roh. Di dalam teks asli Yunani mereka diperlihatkan sebagai partisip, kata-kata yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan.
Apa sajakah tiga tanda petunjuk tentang kehidupan yang dipenuhi dengan Roh?
"Berkata-kata" Seorang Kepada Yang Lain Dengan Memuja. "Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani, bernyanyi dan membuat melodi dengan hatimu kepada Tuhan"(5:19).
Nyanyian kita mencerminkan kasih kita untuk Tuhan Allah; itu adalah ungkapan pemujaan kita. Itu adalah bagian dari ibadah yang penuh sukacita. Sukacita kita akan meluap dalam pujian kepada Allah. Jiwa kita ingin berseru keras dalam pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah, Penebus kita.
Paulus mengatakan "berkata-kata" ini akan dilakukan dalam "mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani." Kita harus jangan menekan terlalu jauh perbedaan dalam istilah-istilah itu, namun pasti ada perbedaan tertentu. "Mazmur" adalah mazmur dari Perjanjian Lama, satu-satunya kitab nyanyian gereja mula-mula. Perintah Paulus adalah memuji Allah dengan kitab pujian-Nya sendiri yang terilham. Apapun suasana hati kita, apapun kesedihan atau sukacita kita, apapun masalah kita, kita dapat menemukan mazmur untuk mengungkapkan perasaan kita.
"Kidung pujian" adalah lagu pujian yang diarahkan kepada Allah. Kidung pujian adalah produksi khas Kristen, sedangkan mazmur masuk ke dalam gereja dari agama Yahudi.
"Lagu-lagu rohani" mungkin lagu-lagu yang kurang formal yang mengungkapkan kepercayaan, sukacita, dan ucapan syukur kita. Ini jauh lebih bersifat pribadi dibandingkan kidung pujian dan mazmur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita harus menyanyi dan membuat melodi dengan hati kita kepada Tuhan. Kata Yunani yang diterjemahkan "membuat melodi" sebenarnya berarti menyentuh akord hati ketika kita menyembah. Hati kita adalah sarana untuk memberikan pujian yang murni kepada Allah.
Motif kita untuk ibadah terlihat di dalam kata-kata "kepada Tuhan." Menyanyi bukan untuk meninggikan diri kita sendiri atau untuk melihat bagaimana indahnya kita dapat menyatukan bersama suara kita. Motif utama kita dalam berkata-kata dalam mazmur, kidung pujian, dan lagu-lagu rohani adalah untuk mendatangkan sikap hormat yang murni dan pujian kepada Penebus kita.
"Mengucap Syukur" Kepada Allah Dalam Penghargaan. "Selalulah mengucap syukur untuk segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah, yaitu Bapa" (5:20).
Sebagaimana menyanyi menunjukkan bagaimana kita berhubungan dengan Allah, ucapan syukur mencerminkan bagaimana kita berhubungan dengan keadaan kita. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, kita akan bersyukur dalam segala hal.
Jenis ucapan syukur apakah ini? Ini adalah ucapan terima kasih yang arahnya benar: "Mengucap syukur … kepada Allah, yaitu Bapa." Meski beberapa orang berkata, "Saya beruntung hari ini," kita harus memberi pujian kepada Allah. Kita harus bersyukur, "selalu mengucap syukur . . . ."
Paulus melanjutkan, " … untuk segala sesuatu." Kita dapat dengan mudah berterima kasih kepada Allah untuk hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana dengan kesulitan hidup? Kita mungkin tidak mengerti mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti itu, tapi kita masih bisa percaya bahwa entah bagaimana kebaikan dapat timbul dari mereka.
Tundukkanlah Dirimu Seorang Kepada Yang Lain Dalam Hormat. "Tundukkanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (5:21; NIV).
"Tunduk" melibatkan hubungan kita dengan satu sama lain. Ketika Paulus menulis, "tunduk" digunakan sebagai istilah militer. Secara harfiah itu berarti orang yang sederajat menempatkan dirinya di bawah orang lain yang sederajat. Itu tidak mengandung konotasi lebih rendah. Allah Anak tunduk kepada Allah Bapa. Ia sepenuhnya sama dengan Allah Bapa, tetapi Ia secara sukarela tunduk.
Para istri harus tunduk kepada suami mereka—tapi itu hanya tampilan luar dari prinsip itu. Mereka bukan satu-satunya yang diajarkan untuk mempraktikkan ketundukan. Ketundukan adalah untuk setiap orang Kristen. Pada tingkatan di mana kita dengan rendah hati tunduk kepada saudara-saudari kita di dalam Kristus, itu adalah tingkatan yang sama yang untuk itu kita dipenuhi dengan Roh. Beberapa saudara goyah dalam kehidupan Kristen mereka karena mereka menuntut hak-hak mereka. Selama seseorang menuntut hak-haknya sendiri, ia tidak dapat berserah kepada kendali Roh. Kita telah mati terhadap diri sendiri (lihat Galatia 2:20). Hak apakah yang orang mati miliki?
Mengapakah orang Kristen bersedia menempatkan dirinya di bawah kuasa orang Kristen lainnya? Untuk melayani dia. Beberapa orang ingin dirinya dipenuhi dengan Roh tetapi tidak ingin mengalami kesulitan dalam membantu orang lain dalam nama Yesus. Paulus berkata, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Korintus 4:5). Kita harus saling melayani satu sama lain dalam kasih.
Paulus berkata, "Tundukanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (NIV). Kita saling menundukkan diri oleh karena Yesus. Ia melayani orang lain; Ia menetapkan pola. Dipenuhi dengan Roh-Nya adalah sama dengan menjadi seperti Dia.
Kesimpulan. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, dunia melihat siapa yang yang mendominasi dan menguasai kita. Kita bisa membiarkan mereka melihat ini melalui perkataan, ucapan syukur, dan ketundukan kita.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand R...
Catatan Akhir:
- 1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 60.
- 2 George V. Wigram, The Englishman's Greek Concordance of the New Testament, 9th ed. (London: Samuel Bagster and Sons, 1903), 33-34.
- 3 Wuest, 60.
- 4 Warren Baker, ed., The Complete Word Study Old Testament (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1994), 2348.
- 5 Wuest, 60-61.
- 6 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn: AMG Publishers, 1992), 882-83.
- 7 Ibid., 929.
- 8 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 408.
- 9 Wuest, 62.
- 10 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:284.
- 11 Wuest, 63.
- 12 Ibid.
- 13 Ibid.
- 14 Ibid.
- 15 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 98.
- 16 Wuest, 64.
- 17 Ibid.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 54.
Pengarang: Rusty ...
Catatan Akhir:
- 1 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 54.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi