Teks -- Kisah Para Rasul 24:2 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> Kis 24:2
Ende: Kis 24:2 - -- Pudjian ini terhadap Feliks djauh dari djudjur. Feliks sangat dibentji oleh
orang Jahudi, sebab Kelaliman, kekedjaman dan lobanja. Pemerintahan jang b...
Pudjian ini terhadap Feliks djauh dari djudjur. Feliks sangat dibentji oleh orang Jahudi, sebab Kelaliman, kekedjaman dan lobanja. Pemerintahan jang buruk tidak sedikit memupuk pemberontakan orang Jahudi terhadap orang Romawi, jang dalam tahun 66 petjah sebagai "perang Jahudi". Ia seorang budak belian jang dibebaskan kemudian oleh Kaisar Klaudius, lalu diangkat mendjadi walinegeri Palestina, tetapi dalam tahun 60 dipetjatkan.
Ref. Silang FULL -> Kis 24:2
· yang mulia: Luk 1:3; Kis 23:26; 26:25
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 24:1-9
Matthew Henry: Kis 24:1-9 - Pidato Tertulus
Dalam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus sebagai tahanan di Kaisarea, di ruang pengadilan Herodes. Dia berharap agar perkaranya cepat-cepa...
- Dalam pasal sebelumnya kita meninggalkan Paulus sebagai tahanan di Kaisarea, di ruang pengadilan Herodes. Dia berharap agar perkaranya cepat-cepat selesai. Sebab pada saat pertama dia ditahan, perkaranya berlangsung sangat cepat, tetapi setelah itu sangat lamban. Dalam pasal ini, kita mendapati Paulus disidang di hadapan Feliks, wali negeri Kaisarea. Inilah,
- I. Tampilnya para pendakwa melawan dia, dan dihadapkannya si tahanan ke hadapan sidang (ay. Kis 24:1-2).
- II. Dibukanya dakwaan melawan Paulus oleh Tertulus, seorang pengacara yang membela para pendakwa, dan diperberatnya dakwaan itu, dengan pujian yang muluk-muluk kepada sang hakim, dan kebencian terhadap si tahanan (ay. Kis 24:2-8).
- III. Disokongnya dakwaan itu oleh kesaksian para saksi, atau lebih tepatnya oleh para pendakwa itu sendiri (ay. Kis 24:9).
- IV. Pembelaan si tahanan, yang di dalamnya, dengan segala hormat kepada sang wali negeri (ay. Kis 24:10), ia menyangkal dakwaan itu, dan menantang mereka untuk membuktikannya (ay. Kis 24:11- 13). Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, dan mengakui imannya secara terang-terangan, yang dia nyatakan sebagai alasan mengapa mereka membenci dia (ay. Kis 24:14-16). Lalu ia memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang apa yang sudah terjadi sejak pertama kali mereka menangkap dia, dengan menantang mereka untuk menyebutkan kejahatan apa saja yang mereka dapati di dalam dia. (ay. Kis 24:17-21)
- V. Ditangguhkannya perkara itu, dan tetap dipenjaranya si tahanan (ay. Kis 24:22-23).
- VI. Percakapan pribadi antara si tahanan dan sang hakim, yang melaluinya si tahanan berharap untuk berbuat baik kepada sang hakim, dan sang hakim menyangka akan mendapat uang dari si tahanan, tetapi keduanya sia-sia (ay. Kis 24:24-26).
- VII. Diperpanjangnya masa tahanan Paulus selama dua tahun, sampai datang wali negeri lain menggantikan Feliks (ay. Kis 24:27). Selama itu, Paulus tampak sangat diabaikan, padahal sebelumnya sangat banyak keributan yang dibuat orang terhadap dia.
Pidato Tertulus ( Kis 24:1-9)
- Tepat bila kita menduga bahwa kepala pasukan Lisias, setelah mengirimkan Paulus ke Kaisarea, memberi tahu imam-imam kepala, dan orang lain yang sudah tampil melawan Paulus, bahwa jika mereka ingin menuduhkan sesuatu kepada Paulus, mereka harus mengikuti dia ke Kaisarea. Di sana mereka akan mendapati Paulus, dan mungkin mendapati hakim yang siap mendengar mereka. Mungkin juga kepala pasukan berpikir bahwa mereka tidak akan mau repot-repot melakukan apa yang diusulkannya itu. Tetapi kalau orang sudah benci, apa yang tidak akan dilakukannya?
- I. Di sini kita mendapati kelanjutan dari perkara yang diajukan melawan Paulus, dan perkara itu dilanjutkan dengan sengit.
- 1. Terlihat bahwa mereka tidak mau membuang-buang waktu sedikit pun, sebab mereka siap mengikuti persidangan lima hari kemudian. Semua urusan lain dikesampingkan dengan segera, untuk mendakwa Paulus. Betapa gigihnya orang-orang jahat dalam melakukan kejahatan! Sebagian orang menghitung lima hari ini dari saat Paulus pertama kali ditangkap. Kemungkinan besar itu benar, sebab di sini ia berkata (ay. Kis 24:11) bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu ia datang ke Yerusalem, sementara ia sudah menghabiskan tujuh hari untuk pentahiran di Bait Allah, sehingga kelima hari ini harus dihitung mulai dari hari terakhir pentahirannya itu.
- 2. Orang-orang yang dulu duduk sebagai hakimnya, sekarang tampil sebagai pendakwanya. Ananias sendiri, sang imam besar, yang sebelumnya duduk menghakimi dia, sekarang berdiri untuk menentang dia. Orang akan bertanya-tanya,
- (1) Bagaimana bisa Ananias merendahkan dirinya sendiri seperti itu, dan melupakan martabat jabatannya. Bagaimana mungkin imam besar berubah menjadi saksi perkara, dan meninggalkan segala urusannya di Bait Allah di Yerusalem, untuk dipanggil sebagai pendakwa di pengadilan Herodes? Wajar saja jika Allah membuat para imam hina dan rendah, sebab mereka membuat diri mereka sendiri demikian (Mal. 2:9).
- (2) Bagaimana bisa ia mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya dan menyatakan permusuhannya terhadap Paulus! Apabila para pembesar membenci seseorang, mereka biasanya mempekerjakan orang lain untuk melawan orang itu, dan berusaha untuk tidak terlihat di muka umum bahwa mereka membencinya, karena bisa-bisa orang banyak berbalik membenci mereka. Tetapi Ananias tidak malu mengakui dirinya sebagai musuh bebuyutan Paulus. Para penatua menyertai dia, untuk menandakan persetujuan mereka terhadapnya, dan untuk menghidupkan dakwaan melawan Paulus. Sebab mereka tidak dapat menemukan satu pun pengacara atau penghasut yang mau menindaklanjuti perkara Paulus dengan banyak kekerasan sebanyak yang mereka inginkan. Susah payah orang-orang jahat dalam melakukan kejahatan, rancangan-rancangan yang mereka susun, kerelaan mereka untuk dipandang rendah, dan ketekunan mereka yang tanpa mengenal lelah, haruslah mempermalukan kita akan sikap dingin dan ketertinggalan kita, dan ketidakacuhan kita terhadap apa yang baik.
- II. Di sini kita mendapati perkara yang diajukan melawan Paulus. Para pendakwa datang bersama-sama dengan seorang pengacara bernama Tertulus, seorang Romawi, yang ahli dalam hukum dan bahasa Romawi, dan karena itu paling tepat menangani perkara di hadapan wali negeri Romawi, dan kemungkinan besar bisa mengambil hatinya. Imam besar dan para penatua, meskipun hati mereka cukup penuh dengan kebencian, namun menganggap lidah mereka tidak cukup tajam. Karena itu, mereka menyewa Tertulus, yang mungkin terkenal pandai bersilat lidah, untuk menjadi pengacara mereka. Dan, tidak diragukan lagi, mereka membayar dia mahal, mungkin dari uang perbendaharaan Bait Allah, yang ada dalam kekuasaan mereka, karena perkara itu menyangkut jemaat dan oleh karena itu tidak boleh segan-segan dipakai. Paulus disidang di hadapan Feliks, sang wali negeri: ia dipanggil menghadap (ay. Kis 24:2). Pekerjaan Tertulus adalah, atas nama para pendakwa, membuka dakwaan melawan Paulus, dan Tertulus adalah orang yang mau mengatakan apa saja demi uang. Yang berlidah tamak pasti akan melakukannya. Betapapun tidak adilnya suatu perkara, pasti ada saja pengacara yang mau membelanya. Namun, kita berharap supaya banyak pengacara bertindak demikian adil sehingga tidak dengan sengaja mendukung perkara yang tidak adil. Tetapi Tertulus bukanlah pengacara seperti itu. Pidatonya (atau paling tidak ringkasannya, sebab, dari pidato Tully, tampak bahwa para pengacara Romawi, pada kesempatan-kesempatan seperti itu, biasa membuat pidato yang panjang-panjang) disampaikan di sini. Di dalamnya terdapat sanjungan dan kebohongan. Yang buruk dikatakan baik, yang baik dikatakan buruk.
- 1. Salah seorang yang terburuk di sini dipuji sebagai salah seorang yang terbaik, hanya karena ia seorang hakim. Feliks digambarkan oleh ahli-ahli sejarah dari bangsanya sendiri, dan juga oleh Yosefus ahli sejarah bangsa Yahudi, sebagai orang yang sangat jahat. Untuk menyokong kepentingannya di istana, ia tidak segan-segan berbuat segala macam kejahatan yang bisa diperbuatnya. Ia seorang penindas besar, sangat kejam dan tamak. Ia memelihara dan melindungi para pembunuh (Yosefus. Antiq. 20. 162-165.) Walaupun begitu, Tertulus di sini, atas nama imam besar dan para penatua, dan mungkin dengan petunjuk-petunjuk khusus dari mereka dan menurut pedoman-pedoman kerjanya sendiri, memuji dia, menyanjung-nyanjungnya setinggi langit, seolah-olah ia hakim yang begitu baik yang belum pernah ada. Dan lebih parah lagi, sanjungan ini datang dari imam besar dan para penatua, padahal Feliks baru saja menunjukkan permusuhannya terhadap golongan mereka. Sebab Yonatan sang imam besar, atau salah seorang imam kepala, setelah menyinggung Feliks dengan sindiran yang terlalu pedas melawan pemerintahannya yang lalim, dibunuh oleh beberapa penjahat yang disewanya. Dan setelah itu, ia melakukan hal serupa terhadap orang-orang lain, juga dengan menyewa orang suruhan: Cujus facinoris quia nemo ultor extitit, invitati hac licentia sicarii multos confodiebant, alios propter privatas inimicitias, alios conducti pecunia, etiam in ipso templo – Karena tak seorang pun bersedia menghukum kefasikan yang begitu besar, maka para pembunuh, geram melihat pengabaian ini, mulai menikam beberapa orang. Sebagian orang menikam karena kebencian pribadi, dan sebagian yang lain karena disewa, dan itu terjadi bahkan di dalam Bait Allah. Namun, untuk melibatkan Feliks agar memuaskan kebencian orang-orang Yahudi terhadap Paulus, dan agar membalas kebaikan mereka yang sudah mengabaikan kefasikannya yang besar ini, mereka meninggi-ninggikan dia sebagai berkat terbesar bagi jemaat dan bangsa mereka, yang pernah diberikan di antara mereka.
- (1) Mereka sangat siap mengakui sanjungan ini (ay. Kis 24:2): “Oleh usahamu kami, dari jemaat Yahudi, menikmati kesejahteraan, dan kami memandangmu sebagai pemelihara dan pelindung kami, dan banyak sekali perbuatan baik yang telah terlaksana, dari waktu ke waktu, untuk bangsa Yahudi oleh kebijaksanaanmu – oleh hikmat, perhatian, dan kewaspadaanmu.” Memang pantas untuk menghargai dia, karena ia memang sangat berperan dalam menekan pemberontakan orang Mesir yang pernah dibicarakan oleh si kepala pasukan (21:38). Tetapi adilkah bila pujian itu meluputkannya dari celaan atas kelaliman dan penindasan yang dilakukannya setelah itu? Lihatlah di sini,
- [1] Betapa tidak bahagianya hidup para pembesar, dan sungguh besar ketidakbahagiaan mereka itu, sebab pelayanan yang mereka berikan terlampau dibesar-besarkan, dan mereka tidak pernah diberi tahu dengan benar apa kesalahan-kesalahan mereka. Dan karena itu, hati mereka mengeras dan terdorong dalam berbuat kejahatan.
- [2] Cara yang dipakai orang jahat, dengan menyanjung-nyanjung para pembesar dalam kesalahan yang mereka perbuat untuk mendorong mereka agar berbuat lebih jahat. Suatu waktu tertentu ada juga para petinggi gereja, karena merasa diri diperkuat oleh kuasa gerejawi yang terlalu berlebihan diberikan kepada mereka, lalu dibantu dalam menganiaya hamba-hamba Kristus. Mereka menyanjung-nyanjung dan memuji para perebut kekuasaan dan penguasa lalim, dan dengan demikian menjadikan diri sebagai alat bagi kebencian mereka, seperti yang dirancang imam besar di sini, dengan pujian-pujiannya terhadap Feliks.
- (2) Mereka berjanji untuk senantiasa berterima kasih atas perbuatannya itu (ay. Kis 24:3): “Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut. Di mana-mana dan di sepanjang waktu kami mengingatnya, kami mengaguminya, Feliks yang mulia, dengan sangat berterima kasih. Kami akan siap, dalam kesempatan apa saja, untuk bersaksi bagimu, bahwa engkau adalah penguasa yang bijak dan baik, dan sangat berguna bagi negeri ini.” Jika memang benar bahwa ia adalah penguasa seperti itu, maka wajar bila mereka menyambut pekerjaan-pekerjaannya yang baik dengan penuh syukur seperti ini. Kepuasan-kepuasan yang kita dapatkan dari pekerjaan pemerintah, terutama dari pelayanan para penguasa yang baik dan bijak, haruslah kita syukuri, baik kepada Allah maupun manusia. Ini merupakan bagian dari kehormatan yang harus diberikan kepada para hakim, yaitu mengakui pekerjaan mereka dalam membuat kita menikmati ketenteraman di bawah perlindungan mereka, dan perbuatan-perbuatan baik yang terlaksana melalui kebijaksanaan mereka.
- (3) Oleh sebab itu, mereka mengharapkan perkenanannya dalam perkara ini (ay. Kis 24:4). Mereka berpura-pura sangat enggan mengganggu waktunya: Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu. Tetapi juga mereka sangat yakin bahwa ia akan bersabar: aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. Semua pernyataan ini hanyalah ad captandam benefolentiam – untuk membuat dia berpihak pada perkara mereka. Dan mereka sungguh sadar bahwa akan segera terlihat bahwa perkara itu lebih banyak mengandung kebencian daripada inti perkara yang sebenarnya, sehingga mereka menganggap penting untuk secara licin membuat diri mereka mendapat perkenanannya. Setiap orang tahu bahwa imam besar dan para penatua adalah musuh-musuh pemerintahan Romawi, dan tidak tenang hidup di bawah segala tanda kuk perbudakan itu. Oleh sebab itu, mereka membenci Feliks di dalam hati. Namun, untuk memenuhi maksud-maksud mereka melawan Paulus, mereka, melalui pengacara mereka, menunjukkan kepada Feliks segala penghormatan ini, seperti yang mereka tunjukkan kepada Pilatus dan Kaisar ketika mereka menghukum Juru Selamat kita. Para penguasa tidak selalu bisa menghakimi apa sebenarnya perasaan rakyat melalui pujian-pujian yang mereka berikan. Menyanjung dan berlaku setia itu dua hal yang berbeda.
- 2. Salah seorang yang terbaik di sini dituduh sebagai salah seorang penjahat yang terburuk, hanya karena ia seorang tahanan. Setelah hujan sanjungan, yang di dalamnya kita tidak bisa melihat inti masalah oleh karena muluknya kata-kata, ia menyampaikan maksud dan keperluannya, yaitu memberitahukan kepada yang mulia tentang si tahanan yang sedang disidang. Perkataan Tertulus di sini memuakkan karena cemoohnya, sama seperti perkataannya sebelumnya memuakkan karena sanjungannya. Kasihan orang ini. Saya percaya bahwa ia tidak membenci Paulus, tidak pula ia percaya pada apa yang dikatakannya dalam memfitnah dia, sama seperti dalam menjilat Feliks. Akan tetapi, sama seperti saya hanya bisa kasihan melihat orang yang cerdas dan pandai mau menjual lidah seperti itu (seperti yang dikatakan orang), begitu pula saya hanya bisa marah terhadap orang-orang bermartabat yang hatinya begitu penuh kebencian sehingga memasukkan kata-kata ini ke dalam mulutnya. Dua hal yang di sini dikeluhkan Tertulus kepada Feliks, atas nama imam besar dan para penatua:
- (1) Bahwa kedamaian bangsa mereka terusik oleh Paulus. Mereka tidak akan bisa menjadikan murid-murid Kristus sebagai umpan seandainya mereka tidak terlebih dahulu mengenakan pakaian binatang buas kepada mereka. Tidak pula mereka akan memperlakukan murid-murid Kristus secara teramat keji seperti itu seandainya mereka tidak terlebih dahulu menggambarkan murid-murid sebagai orang yang paling keji, meskipun gambaran mereka tentang murid-murid Kristus itu betul-betul keliru dan tidak berdasar sama sekali. Ketidakbersalahan, sama seperti sikap terpuji dan perbuatan yang berguna, tidak bisa memagari kita dari fitnah, bahkan dari kesan-kesan yang ditanamkan fitnah itu ke dalam pikiran para hakim maupun orang banyak, yang akan menyulut amarah dan iri hati mereka. Sebab, sekalipun yang dikatakan sedemikian tidak adil, namun apabila itu diperkuat, seperti yang terjadi di sini, dengan khidmat dan kekudusan palsu, dan dengan keyakinan serta keributan, maka pasti akan ada yang melekat. Pada masa lalu, tuduhan terhadap nabi-nabi Allah adalah bahwa mereka mengacaukan negeri, dan melawan Yerusalem kepunyaan Allah. Bahwa mereka menyebutnya sebagai kota pemberontak, merugikan para raja dan negeri-negeri (Ezr. 4:15, 19). Demikian pula tuduhan melawan Yesus Tuhan kita, bahwa Ia menyesatkan bangsa, dan melarang memberikan upeti kepada Kaisar. Sekarang tuduhan yang sama juga dilancarkan terhadap Paulus di sini. Dan, meskipun betul-betul salah, tuduhan itu ditegaskan dengan begitu penuh keyakinan. Mereka tidak berkata, “Kami mencurigai dia sebagai orang yang berbahaya, dan karena kecurigaan itu membawa dia kemari.” Sebaliknya, seolah-olah perkara itu tidak disangsikan lagi, telah nyata kepada kami bahwa orang ini demikian. Sudah sering kali dan sudah lama kami mendapatinya demikian, seolah-olah ia sudah terbukti sebagai pengkhianat dan pemberontak. Namun, bagaimanapun juga, tidak ada kebenaran sedikit pun dalam perkataan mereka ini. Sebaliknya, jika perilaku Paulus yang benar diselidiki, maka akan segera ditemukan kebalikan dari apa yang mereka katakan ini.
- [1] Paulus adalah orang yang berguna, dan membawa berkat besar bagi bangsanya, orang yang patut diteladani dalam kejujuran dan kebaikannya, berkat bagi semua, dan tidak berniat membuat marah siapa saja. Namun, di sini ia disebut penyakit sampar (ay. Kis 24:5): “Telah nyata kepada kami, bahwa dia adalah loimon – pestem – tulah bangsa, penyakit sampar berjalan, yang artinya ia adalah orang yang suka menimbulkan kegemparan, penuh kebencian, condong berbuat jahat, dan akan membuat kekacauan di mana saja dia datang.” Mereka ingin agar orang berpikir bahwa ia sudah berbuat kejahatan yang lebih besar pada masanya daripada yang bisa ditimbulkan oleh sebuah tulah. Bahwa kejahatan yang dilakukannya itu menyebar dan menular, dan bahwa ia membuat orang lain jahat seperti dirinya. Bahwa perbuatannya itu akan mematikan sama seperti tulah, membunuh dan menghancurkan, dan memorak-porandakan semuanya. Bahwa perbuatannya harus sangat ditakuti dan diwaspadai seperti tulah. Banyak khotbah baik yang sudah disampaikannya, dan banyak perbuatan baik yang sudah dilakukannya. Namun, untuk semuanya ini ia disebut penyakit sampar.
- [2] Paulus adalah seorang pembawa damai, pekabar Injil, Injil yang berkuasa langsung melenyapkan segala perseteruan, dan menetapkan damai yang sejati dan kekal. Ia sendiri hidup dengan damai dan tenang, dan mengajar orang lain untuk berbuat demikian juga. Namun, di sini ia digambarkan sebagai seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab. Orang-orang Yahudi tidak suka dengan pemerintahan Romawi. Yang paling tidak suka dari antara mereka adalah yang paling fanatik. Hal ini diketahui Feliks, dan oleh sebab itu ia mewaspadai mereka. Nah, mereka akan senang untuk membuat dia percaya bahwa Paulus inilah orang yang membuat mereka diperlakukan seperti itu, padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menebarkan benih perpecahan dan pemberontakan di antara mereka, dan mereka tahu itu. Dan alasan mereka membenci Kristus dan agama-Nya adalah karena Ia tidak berbuat sesuatu untuk memimpin perlawanan terhadap bangsa Romawi. Di mana-mana orang-orang Yahudi siap melawan Paulus, dan menggerakkan orang banyak untuk berteriak menentangnya. Mereka membawa-bawa pemberontakan di mana saja ia berada, lalu secara tidak adil mempersalahkan dia seolah-olah dialah yang menimbulkannya. Seperti Nero, yang tidak lama setelah membakar kota Roma, berkata bahwa orang-orang Kristenlah yang melakukannya.
- [3] Paulus adalah seorang yang penuh kasih terhadap semua orang, tidak mau menjadi istimewa, tetapi menjadikan dirinya sebagai hamba bagi semua demi kebaikan mereka. Namun, di sini dia dituduh sebagai seorang tokoh dari sekte orang Nasrani, seorang pengusung sekte itu, demikianlah arti dari kata itu. Ketika Siprianus dihukum mati karena menjadi orang Kristen, tuduhan ini termasuk dalam hukumannya, bahwa ia auctor iniqui nominis et signifer – pengusung dan pemimpin sebuah perkara kejahatan. Nah, benar bahwa Paulus adalah seorang pemimpin yang giat memberitakan Kekristenan. Akan tetapi, pertama, betul-betul keliru kalau Kekristenan disebut sekte. Ia tidak menarik orang untuk mengikuti suatu golongan atau pendapat pribadi, tidak pula ia menjadikan pendapat-pendapatnya sendiri sebagai pedoman hidup mereka. Kekristenan yang benar menegakkan apa yang merupakan kepedulian bersama seluruh umat manusia, memberitakan kehendak baik kepada manusia, dan menunjukkan kepada kita Allah di dalam Kristus yang mendamaikan dunia dengan diriNya. Oleh karena itu, Kekristenan tidak bisa dianggap berasal dari pendapat-pendapat sempit dan kepentingan-kepentingan pribadi sebagaimana demikian halnya dengan asal-usul sekte. Kekristenan yang sejati berkuasa langsung mempersatukan anak-anak manusia, dan menyatu-padukan mereka bersama-sama. Dan, bila ia mendapat tempat dalam pikiran manusia, kuasa dan pengaruhnya akan membuat mereka lemah lembut dan tenang, cinta damai dan mengasihi, tidak merepotkan, menerima, dan membantu satu sama lain. Oleh sebab itu, Kekristenan sama sekali bukan sekte. Sekte biasa dianggap mengarah pada perpecahan dan menebarkan perselisihan. Kekristenan yang sejati tidak mencari keuntungan atau manfaat duniawi, dan oleh sebab itu sama sekali tidak bisa disebut sekte. Orang-orang yang memajukan sekte didorong oleh kepentingan duniawi, mereka ingin meraih kekayaan dan kehormatan. Tetapi orang-orang yang mengakui Kekristenan sama sekali tidak berpikiran begitu. Justru sebaliknya, dengan beriman Kristen mereka terancam akan kehilangan segala sesuatu yang mereka sayangi di dunia ini. Kedua, dengan rasa benci Kekristenan disebut sekte orang Nasrani, yang menggambarkan Kristus sebagai orang dari Nazaret, di mana tidak ada satu kebaikan yang bisa diharapkan. Sedangkan sebenarnya Ia dari Betlehem, di mana Mesias akan dilahirkan. Namun, Ia memang senang menyebut diri-Nya Yesus, orang Nazaret (22:8). Dan Kitab Suci memberikan kehormatan kepada nama itu (Mat. 2:23). Oleh sebab itu, meskipun dimaksudkan sebagai cela, orang-orang Kristen tidak melihat alasan untuk malu berbagi dengan Tuannya dalam hal tersebut. Ketiga, tidak benar bahwa Paulus adalah pencipta dan pengusung sekte ini. Sebab ia tidak menarik orang kepada dirinya sendiri, melainkan kepada Kristus. Ia tidak memberitakan dirinya sendiri, melainkan Kristus Yesus.
- [4] Paulus menghormati Bait Allah, sebab itu adalah tempat yang telah dipilih Allah untuk menempatkan nama-Nya, dan ia sendiri baru saja beribadah di sana dengan khusyuk belum lama ini. Namun, di sini dia dituduh berusaha melanggar kekudusan Bait Allah, dengan sengaja menghinanya, dan melanggar hukum-hukumnya (ay. Kis 24:6). Tuduhan itu tidak terbukti, sebab apa yang mereka ajukan sebagai kenyataan betul-betul dusta, dan mereka tahu itu (21:29).
- (2) Bahwa jalan keadilan untuk melawan Paulus terhalang oleh si kepala pasukan.
- [1] Mereka berseru bahwa mereka sudah menangkapnya, dan akan menghukum dia menurut hukum mereka. Tetapi ini tidak benar. Mereka tidak berusaha menghukum dia menurut hukum mereka. Sebaliknya, bertentangan dengan semua hukum dan keadilan, mereka berusaha memukulnya sampai mati atau menghajarnya habishabisan, tanpa mau mendengar apa yang ingin dikatakannya untuk membela diri. Mereka berusaha, dengan berpura-pura membawa dia ke pengadilan mereka, melemparkan dia ke tangan para bajingan yang sedang menunggu untuk menghabisinya. Apakah ini yang dinamakan menghukum menurut hukum mereka? Mudah bagi orang, setelah tahu apa yang seharusnya mereka lakukan, untuk berkata, bahwa mereka akan melakukan ini dan itu, padahal yang mereka maksudkan sama sekali bukan itu.
- [2] Mereka mencela kepala pasukan karena dianggap telah merugikan mereka dengan menyelamatkan Paulus dari tangan mereka, padahal dengan begitu, kepala pasukan tidak saja berbuat adil kepadanya, melainkan juga melakukan kebaikan terbesar yang bisa diperbuat terhadap mereka, dengan mencegah kesalahan yang akan mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri: Kepala pasukan Lisias datang mencegahnya, dan dengan kekerasan (tetapi sebenarnya kekerasan yang seperlunya saja, tidak lebih) merebut dia dari tangan kami (ay. Kis 24:7). Lihatlah bagaimana para penganiaya geram karena dikecewakan, padahal mereka seharusnya bersyukur untuk itu. Ketika Daud dalam panas amarahnya hendak melakukan perbuatan berdarah, ia berterima kasih kepada Abigail karena menghentikannya, dan bersyukur kepada Allah karena mengirimkan dia untuk mencegahnya. Begitu cepat dia memperbaiki diri dan bertobat. Tetapi orang-orang kejam ini membenarkan diri mereka sendiri, dan memusuhi orang yang mencegah mereka (seperti yang dikatakan Daud di sana) untuk tidak menumpahkan darah dengan tangan mereka sendiri.
- [3] Mereka menyerahkan masalah itu kepada Feliks dan penghakimannya, namun tampak merasa tidak nyaman karena harus melakukannya, sebab kepala pasukan sudah membuat mereka terpaksa melakukannya (ay. Kis 24:8): “Dialah yang memaksa kami untuk mengusik yang mulia, dan diri kami sendiri juga, dengan masalah ini. Sebab, dalam masalah ini,”
- Pertama, “ia menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau, supaya engkau bisa mendengar tuduhannya, padahal itu bisa saja diselesaikan di pengadilan yang lebih rendah.”
- Kedua, “ia menyerahkan kepadamu untuk memeriksa Paulus, dan berusaha semampumu untuk mendapat informasi dari dia, dan melihat apakah engkau, melalui pengakuannya, tahu akan hal-hal yang kami ajukan untuk mendakwanya.”
- III. Persetujuan orang Yahudi mengenai kebenaran dakwaan yang dibeberkan oleh Tertulus (ay. Kis 24:9): Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian.
- 1. Sebagian orang berpikir bahwa sokongan ini menunjuk pada bukti dari tuduhan mereka oleh saksi-saksi yang disumpah, yang diperiksa untuk mengetahui duduk perkaranya secara rinci, dan menegaskannya. Tidak heran jika, setelah menemukan pengacara yang mau mengatakannya, mereka juga menemukan saksi-saksi yang mau bersumpah untuk itu, demi uang.
- 2. Tetapi, sokongan itu lebih tepatnya menunjuk pada persetujuan yang diberikan oleh imam besar dan para penatua terhadap apa yang dikatakan Tertulus. Feliks bertanya kepada mereka, “Inikah pemahaman kalian akan masalah ini, dan itu sajakah yang ingin kalian sampaikan?” Dan mereka menjawab, “Ya, itu saja.” Dengan demikian, mereka membuat diri mereka bersalah atas segala kepalsuan yang ada dalam perkataan Tertulus. Orang yang tidak mempunyai keahlian dan tidak ambil bagian dalam kejahatan-kejahatan yang diperbuat orang lain, yang tidak bisa berbicara di depan umum dan berdebat melawan agama, mereka ini tetap bisa menjadikan diri mereka sendiri bersalah atas kejahatan-kejahatan yang diperbuat orang lain, bila mereka menyetujui apa yang diperbuat orang-orang lain itu dengan berkata bahwa perkara yang diperbuat orang lain itu sungguh benar adanya. Mereka mengulangi dan membela apa yang dikatakan, untuk membelokkan Jalan Tuhan yang lurus. Ada banyak orang yang tidak cukup pandai untuk memohon kepada Baal, tetapi cukup jahat untuk berpihak kepadanya.
SH: Kis 24:1-9 - Segala kekuatan disatukan untuk melawan Injil (Sabtu, 12 Agustus 2000) Segala kekuatan disatukan untuk melawan Injil
Pihak Mahkamah Agama Yahudi mengerahkan segala daya upaya untuk
melenyapkan Paulus. Mereka menghad...
Segala kekuatan disatukan untuk melawan Injil
Pihak Mahkamah Agama Yahudi mengerahkan segala daya upaya untuk melenyapkan Paulus. Mereka menghadap wali negri untuk menyampaikan dakwaan mereka dan mendatangkan Imam Besar Ananias. Mereka pun membawa seorang pengacara dari Yerusalem bernama Tertulus, yang bertugas mengemas sebuah dakwaan untuk meyakinkan Feliks bahwa Paulus layak dihukum mati tanpa bukti-bukti valid yang dibutuhkan.
Tertulus melakukan pekerjaannya secara mengagumkan. Ia menyapa Feliks dengan tambahan yang mulia untuk membangun hubungan yang baik. Kemudian sebelum menyampaikan dakwaannya, ia menyanjung Feliks atas usahanya yang mendatangkan kesejahteraan dan perbaikan bagi bangsa Yahudi. Sanjungan ini nampaknya tidak relevan sebab tidak berhubungan dengan kasus Paulus. Namun inilah kepiawaian Tertulus yang mampu menggunakan segala materi untuk mendukung tugasnya. Ia sengaja menggunakan sanjungan untuk membuat Paulus yang ia sebut sebagai 'penyakit sampar', pembuat kekacauan di seluruh dunia yang beradab, dan kepala sebuah sekte, begitu berlawanan dengan pribadi Feliks. Justru dakwaan sesungguhnya tentang penajisan Bait Allah ia ungkapkan di bagian akhir, agar tidak dipandang Feliks sebagai persoalan intern Yahudi melainkan perkara yang bermuatan politik. Ia juga memutarbalikkan fakta sehingga seolah-olah pihak Yahudi yang menderita karena perlakuan pemerintah setempat (7). Terakhir, agar dakwaannya lebih berbobot, ia menghadirkan banyak saksi untuk membenarkan perkataannya (9).
Renungkan: Peristiwa di atas menggambarkan betapa licik dan berbahayanya manusia yang dikuasai oleh kebencian dan nafsu untuk membungkam Injil. Dan itu belum menjadi sejarah, karena masih dapat kita lihat di dalam masyarakat kita. Opini publik dibentuk melalui komentar orang-orang yang `ditokohkan', `head-lines' media massa yang begitu memprovokasi, insiden kecil dipolitisir dan diekspos hingga menjadi isu politik nasional, pemutarbalikkan fakta dan kronologis peristiwa. Akibatnya Kristen tiba-tiba mendapati dirinya sudah terpojok dan menjadi terdakwa yang layak ditekan hingga habis. Berdoalah agar Allah memberikan kita kewaspadaan dan hikmat untuk meresponi itu semua. Marilah Kristen bersatupadu menyusun kekuatan mempertahankan Injil.
SH: Kis 24:1-21 - Nyatakan dengan tegas (Selasa, 11 September 2007) Nyatakan dengan tegas
Rencana para pemimpin agama Yahudi untuk membunuh Paulus telah gagal
(Kis. 23:12-15). Namun keinginan mereka untuk menghab...
Nyatakan dengan tegas
Rencana para pemimpin agama Yahudi untuk membunuh Paulus telah gagal (Kis. 23:12-15). Namun keinginan mereka untuk menghabisi nyawa Paulus belumlah pudar. Maka tak putus mereka berupaya untuk menggiring Paulus ke penghukuman.
Digelarlah sidang pengadilan di Kaisarea. Bertindak sebagai pendakwa ialah Imam Besar Ananias dan beberapa orang tua-tua Yahudi, yang diwakili oleh seorang pengacara bernama Tertulus (1). Paulus duduk di tempat terdakwa, tanpa pengacara! Pemimpin persidangan adalah Feliks, wali negeri Kaisarea.
Para pemimpin agama Yahudi, melalui Tertulus, mengajukan tiga dakwaan terhadap Paulus: pembuat keonaran (5), pemimpin sekte (5), dan melanggar kekudusan Bait Allah (6). Tuduhan pertama dan kedua bisa membahayakan Paulus. Pemerintah memang tidak akan pernah kompromi terhadap pembuat kekacauan. Lalu, meski pemerintah Roma cukup toleran terhadap agama Yahudi, tetapi sekte Nasrani (5) belumlah dikenal. Maka bukan tidak mungkin bila dakwaan para pemimpin agama Yahudi akan cukup kuat untuk menggiring Paulus ke penghukuman. Namun Paulus, yang diberi hak jawab oleh Feliks, mengungkapkan bahwa tuduhan tersebut tidak terbukti kebenarannya (10-20). Apa yang dia lakukan di Yerusalem bukanlah membuat kekacauan, ia justru melayani orang-orang Yerusalem. Lagi pula tidak ada saksi yang memperkuat semua tuduhan itu. Inilah kekuatan posisi Paulus di dalam pembelaannya. Para pendakwanya hanya bisa mengajukan dakwaan tanpa menunjukkan saksi-saksi yang memperkuat tuduhan mereka.
Berani karena benar, itulah yang ditunjukkan Paulus di dalam pembelaannya. Sebagai orang Kristen, kita pun tidak perlu takut-takut atau malu untuk menunjukkan kebenaran kita. Tentu saja tanpa perlu sombong dalam mengatakannya. Jika kita disalahmengerti dan digugat karena iman kita, jangan hanya berdiam diri! Nyatakanlah kebenaran!
SH: Kis 24:1-27 - Membela atau menyatakan kebenaran (Sabtu, 9 Agustus 2014) Membela atau menyatakan kebenaran
Setelah dipindahkan ke Kaisarea, Paulus kembali harus berhadapan dengan Mahkamah Agama yang dibela oleh seorang pen...
Membela atau menyatakan kebenaran
Setelah dipindahkan ke Kaisarea, Paulus kembali harus berhadapan dengan Mahkamah Agama yang dibela oleh seorang pengacara. Pengacara bayaran itu memuji-muji Feliks sebagai seorang yang bijak, baik, dan murah hati. Pujian itu bertujuan agar Feliks merasa tersanjung dan akhirnya mengambil keputusan yang menguntungkan mereka. Tujuan itu pun tercapai karena sang pengacara melancarkan tiga tuduhan palsu bahwa Paulus telah membahayakan banyak orang melalui ajaran-Nya, menimbulkan kekacauan di mana-mana, dan melanggar kekudusan Bait Suci.
Tiga tuduhan tersebut dibantah satu per satu oleh Paulus (11-20). Kedatangannya ke Yerusalem dengan maksud untuk beribadah, tidak dapat dibuktikan sebagai upaya mengacaukan umat Yahudi, ataupun Bait Suci. Apa yang Paulus lakukan senantiasa sesuai dengan pengajaran Kitab Suci. Bila ada yang dapat disebut kesalahan dalam diri Paulus, ialah bahwa ia mengikuti Jalan Tuhan yang mereka anggap sesat. Padahal hal itu bersumber pada Kitab Suci yang memang mengajarkan adanya pengharapan akan adanya kebangkitan orang mati, sama seperti para pendakwanya (14-15, 21). Menyangkut karakter, Paulus selalu berusaha hidup jujur dan benar di hadapan Allah dan manusia, dan mengasihi kaum sebangsanya dengan datang ke Yerusalem membawa persembahan diakonia. Ketika mereka menangkapnya, ia sedang beribadah di Bait Suci.
Walaupun Paulus tidak terbukti bersalah, sayangnya, Feliks yang mengetahui Jalan Tuhan, tidak berani mengambil keputusan. Bahkan ia dan isterinya mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil dari Paulus, tetapi tetap menutup hatinya terhadap Injil yang membongkar dosa dan kebobrokan hidupnya karena memiliki banyak isteri (Drusila adalah isteri ketiganya) dan suka menerima suap (26).Feliks terus menundanya sampai akhirnya dia digantikan oleh Perkius Festus (27).
Kita perlu memiliki sikap seperti Paulus, selalu menggunakan kesempatan untuk memberitahkan Injil kebenaran dan menegur dosa mereka yang bersalah.
SH: Kis 24:1-27 - Kesempatan dalam Kesempitan (Selasa, 5 Maret 2019) Kesempatan dalam Kesempitan
Pada 1985 Warkop DKI pernah membuat film dengan judul "Kesempatan dalam Kesempitan". Tentu saja, tulisan ini tidak akan m...
Kesempatan dalam Kesempitan
Pada 1985 Warkop DKI pernah membuat film dengan judul "Kesempatan dalam Kesempitan". Tentu saja, tulisan ini tidak akan membahas tentang film itu. Tetapi, judul film itulah yang menarik. Kesempatan dalam kesempitan seolah menggambarkan sebuah optimisme kala berhadapan dengan kesulitan. Frasa itu mengajak daya kreativitas bekerja walau di tengah situasi sulit.
Dalam konteks nas saat ini, Paulus akan menghadapi persidangan. Komplotan Imam Besar Ananias sangat serius menghadapi kasus ini. Mereka bersama seorang pengacara bernama Tertulus menghadap wali negeri, Feliks (1). Tertulus mulai melancarkan dakwaan. Ia menyamakan Paulus dengan penyakit sampar karena menimbulkan kekacauan di antara orang Yahudi (5). Bahkan, tuduhan paling serius adalah Paulus dituding mencoba melanggar kekudusan Bait Allah (6).
Wali negeri memberi kesempatan kepada Paulus untuk menyanggah (10). Paulus membantah semua tuduhan Tertulus. Ia mengaku sebagai orang yang percaya pada hukum Taurat dan hidup seturut Jalan Tuhan (14-16). Dia malah menantang siapa saja yang bisa membuktikan kejahatannya (20-21).
Oleh karena tidak didapati kejahatan serius, Paulus hanya dikenai hukuman ringan (23). Ia tetap dipenjara, tetapi sahabat-sahabatnya boleh melayaninya.
Walau tidak bebas, Paulus menggunakan kesempatan itu dengan baik. Momen itu dipakainya untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada Feliks dan istrinya (24-25).
Orang yang bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan hanyalah mereka yang fokus pada tujuan. Paulus sadar betul akan panggilannya. Ia di sana untuk Kristus. Kreativitasnya terus bekerja untuk menggenapi tugas panggilannya dalam situasi sulit sekalipun. Jadi tidak mengherankan, dalam situasi terjepit, Paulus tetap menyebarkan Injil Yesus Kristus.
Doa: Tuhan, tolong kami tetap fokus pada visi-Mu.Berikan kami hikmat untuk memanfaatkan setiap kesempatan bagi kemuliaan nama-Mu. [PUR]
Utley -> Kis 24:1-2; Kis 24:2
Utley: Kis 24:1-2 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 24:1-2a1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara b...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 24:1-2a
1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus.2 Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: "Feliks yang mulia,
Kis 24:1 "Imam Besar Ananias" Lihat catatan lengkap di Kis 23:2.
□ "datanglah" Untuk orang-orang Yahudi, Yerusalem selalu "naik" dan semua lokasi geografis lain adalah "turun."
□ "tua-tua" Dalam Perjanjian Lama istilah ini mengacu pada para pemimpin suku yang lebih tua. Pada saat pasca-pembuangan mulai digunakan pada orang-orang kaya dan yang berpengaruh dari Yerusalem. Sering kali dalam Perjanjian Sanhedrin digambarkan sebagai "Imam Besar, ahli-ahli Taurat dan tua-tua". Mungkin anggota Sanhedrin yang mendukung orang-orang Saduki. Kepemimpinan dalam bait Allah telah melihat potensi masalah ketika orang-orang Farisi hadir (lih. Kis 23:6-10).
□ "Tertulus" Ini adalah pengacara yang disewa (advokat) atau orator (lih. NKJV). Ini adalah bentuk dari kata Yunani rma atau "kata yang diucapkan". Rupanya ia mengajukan kasus Sanhedrin dalam bentuk hukum Romawi yang dapat diterima, mungkin dalam bahasa Latin.
Utley: Kis 24:2 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 24:2b-92b oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang te...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 24:2b-9
2b oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. 3 Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. 4 Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. 5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. 6 Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. 7 Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, 8 lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya." 9 Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian.
Kis 24:2b-4 Pengenalan ini tidak hanya sebuah upaya menyanjung (mungkin seperti yang diharapkan), namun sebenarnya tidak berdasar. Feliks adalah orang yang kejam (lih. Tacitus, Histories Kis 5:9 dan Annals Kis 12:2). Feliks hanya bisa berada di posisinya karena saudaranya, Pallas, yang bersama dengan Felix, membebaskan Antonia (putri Marc Antony), Claudius, ibu Kaisar. Dia kemudian dihapus oleh Nero atas permintaan rakyat (lih. Josephus, Wars 2.12.8-13.7 dan antiq. 20.7.7-8.9.
Kis 24:2b "terus-menerus menikmati kesejahteraan" Beberapa orang berpikir ini mengacu pada upaya untuk menghentikan aktivitas ekstremis Yahudi yang disebut sicarii (pria belati). Lihat Josephus Wars 2.13.2.
Kis 24:5 "Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini" Ini adalah tujuan Lukas melalui Kisah Para Rasul untuk menunjukkan kepada dunia Romawi bahwa tuduhan terhadap kekristenan adalah palsu. Inilah sebabnya mengapa Lukas mencatat begitu banyak penampilan di hadapan pengadilan Romawi dan pejabatnya. Paulus dituduh atas tiga hal: (1) membuat onar; (2) menjadi pemimpin dari sebuah sekte baru, dan (3) menodai bait Allah
- NASB "penyakit sampar"
- NKJV "sebuah wabah"
- NRSV "rekan yang mengganggu"
- TEV "Gangguan yang berbahaya"
- NJB "penyakit sampar"
Ini berasal dari sebuah kata yang berarti wabah (lih. Luk 21:11). Dalam Perjanjian Lama (LXX) juga memiliki makna wabah, tetapi dapat digunakan metafora bagi seseorang (Pro lih. Kis 19:25)..
□ "di seluruh dunia" Ini jelas suatu pernyataan tujuan yang berlebihan dan efektivitas pelayanan Paulus di diaspora patut mendapatkan pujian
□ "tokoh" Ini adalah gabungan istilah Yunani dari "pertama" dan "berdiri". Digunakan dalam Septuaginta Ayub 15:24, "seorang kapten dari peringkat pertama". Ini hanya ditemukan di PB dan tidak ada sama sekali dalam Koine papirus yang ditemukan di Mesir.
□ "sekte" Istilah hairesis aslinya berarti "pembagian" atau "golongan" (secara harfiah, "untuk membuat pilihan"). Kata ini memiliki konotasi negatif, seperti dapat dilihat dalam bahasa Inggris istilah "heresy", yang berasal dari istilah Yunani. Orang-orang Saduki yang dimaksudkan oleh istilah ini dalam Kis 5:17 dan orang-orang Farisi di Kis 15:5. Dalam konteks ini di Kisah Para Rasul, Paulus menganggap kekristenan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari iman dan harapan sejarah Yahudi (lih. ay. Kis 24:14).
□ "orang Nasrani" Istilah ini mengacu pada para pengikut Yesus dari Nazaret. Beberapa orang menyatakan bahwa istilah ini berasal dari kota Nazaret, tetapi orang lain mengaitkannya dengan nezer atau "tunas", sebutan bagi Mesias (lih. Yes 11:1; 53:2). Lihat Topik Khusus di Kis 2:22.
Kis 24:7 Ayat Kis 24:7 dan bagian dari 6 Yes 8 (ditandai dengan tanda kurung di NASB , naskah yang diperbaharui) tidak ditemukan dalam manuskrip Yunani kuno P74, A, atau B. Ada beberapa varian yang berbeda yang muncul di naskah Yunani kemudian. Itu bukan bagian dari naskah asli Luke. Komite UBS3 memberikan rating "D" (sangat tinggi keraguannya).
TFTWMS: Kis 9:3--26:15 - Konfrontasi Yang Tak Terduga KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik...
KONFRONTASI YANG TAK TERDUGA (Kis 9:3-5; 22:6-8; 26:13-15)
Saat itu menjelang tengah hari pada hari terakhir perjalanan tersebut. Tembok kota Damsyik sudah kelihatan. Di siang hari para pejalan biasanya berhenti untuk istirahat untuk menghindari sengatan sinar surya tengah hari yang membakar; namun Saulus, yang ingin sekali memulai penggeledahannya yang kejam, mendesak rombongannya untuk maju terus. Lalu, tiba-tiba, dunianya terbalik.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu [kira-kira tengah hari40], tiba-tiba cahaya [yang amat terang41] memancar dari langit [lebih terang dari matahari42] mengelilingi dia [dan mereka yang pergi bersama (dia)43]. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya [dalam bahasa Ibrani44]: "Saulus, Saulus,45mengapakah engkau menganiaya Aku? [Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.46]" (9:3, 4).
Cahaya yang menyilaukan mata itu tidak memberikan ruang keragu-raguan: Ini merupakan sebuah penglihatan dari sorga! Saulus dapat melihat sesosok Manusia, 47namun sosok itu bukanlah orang yang dapat ia kenali dengan segera. Siapakah Dia, dan mengapa Ia berkata sedang dianiaya? Dengan ketakutan Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuhan?" Jawaban datang: "Akulah Yesus [dari Nazaret48] yang kauaniaya itu" (9:5)! Beberapa orang yang menyangkal pelbagai mujizat Alkitab menyatakan bahwa Saulus tidak melihat Tuhan, melainkan terkena serangan penyakit epilepsi atau ayan49pada waktu terjadi badai elektris! (Jika benar begitu, kita harus berdoa supaya semua orang terkena serangan epilepsi pada waktu terjadi badai elektris—jika pengalaman seperti itu akan membuat mereka menjadi pekerja yang penuh semangat bagi Yesus!) Betapa bodohnya pendapat ini! Siapa saja yang membaca surat-surat Paulus pasti akan terkesan dengan fakta bahwa ia adalah orang pandai yang tidak suka berkhayal. Ia dapat mengenali perbedaan antara penderitaan jasmani dengan lawatan sorgawi! Selain itu, semua orang yang berpergian bersama dia ikut rebah juga ke tanah. Apakah mereka semua terserang epilepsi secara serempak? Lebih dari itu, Dr. Lukas, yang kenal baik dengan gejala-gejala epilepsi, telah mengatakan yang sebenarnya: Tuhan yang bangkit telah menampakkan diri kepada Saulus dan berkata, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu"!50
Bayangkanlah pelbagai pemikiran yang membanjiri benak Saulus pada saat pengumuman yang mengejutkan itu: Para pengikut Yesus mengumumkan bahwa Yesus tidak mati melainkan hidup—dan mereka memang benar! Mereka menegaskan bahwa Yesus adalah ilahi—dan Ia memang ilahi! Mereka bersikeras bahwa Yesus adalah Kristus—dan Ia jelas Kristus! Mereka memang benar, dan ia salah— benar-benar salah! Yang ia lakukan selama ini bukanlah berjuang untuk Allah yang ia kasihi, tetapi menentang Allah itu! Meskipun penganiayaan Saulus ditujukan kepada para pengikut Yesus, namun tamu sorgawi itu mengungkapkan bahwa ketika Saulus menganiaya murid-murid Kristus, dalam kenyataannya ia telah menganiaya Dia!51Ketika ia menangkapi umat Kristen, ia menangkap juga Yesus! Ketika ia menyiksa umat Kristen, ia menyiksa juga Kristus! Ketika ia membunuhi umat Kristen, ia membunuh juga Anak Allah!52
Ia pernah menyombongkan diri sebagai orang yang "tanpa cacat" "tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat" (Filipi 3:6); sekarang ia menganggap dirinya sebagai "kepala" segala orang berdosa (1Timotius 1:15; KJV)! Dengan gemetar ia bertanya, "Apakah yang harus kuperbuat?" (22:10). Apakah masih ada harapan?
TFTWMS: Kis 9:6--26:18 - Tantangan Yang Luar Biasa TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untu...
TANTANGAN YANG LUAR BIASA (Kis 9:6-9; 22:9-11; 26:16-18)
Jawaban Tuhan sama mengejutkannya seperti penampakan diri-Nya. Yesus memberitahu Saulus untuk berhenti gemetar ketakutan di tanah:
Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi53tentang segala sesuatu yang telah kaulihat54dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu55nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.56Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (26:16-18).57
Tidak ada tantangan yang lebih besar daripada ini pernah diberikan! Para pakar berdebat tentang mengapa Yesus menampakkan diri kepada Saulus, namun Tuhan sendiri telah memberikan alasan-Nya: "[Untuk tujuan ini," NASB] kata Dia kepada Saulus, "Aku menampakkan diri kepadamu" (ay. 16; huruf miring oleh saya). Tujuan itu dapat dibagi ke dalam tiga bagian.58
Pertama, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai seorang saksi — "untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi" (ay. 16). Salah satu kualifikasi seorang rasul adalah harus menjadi saksi Kebangkitan (1:21, 22). Belakangan ketika Paulus membuat daftar pelbagai penampakan Kristus, ia berkata, "Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul" (1Korintus 15:8, 9). "Bukankah aku rasul?" tulis dia kepada jemaat yang sama. "Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?" (1Korintus 9:1).
Kedua, Yesus menampakan diri kepada Saulus untuk mengkualifikasikan dia sebagai seorang saksi bagi bangsa-bangsa lain—Yesus berbicara tentang "bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau" (26:17). Paulus telah dijuluki sebagai "rasul untuk dunia," namun pelayanan khusus dia adalah untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Hal ini untuk pertama kalinya dinyatakan secara gamblang bahwa bangsa non-Yahudi disertakan dalam rencana induk Tuhan. Anda dan saya tahu bahwa bangsa non-Yahudi ikut disertakan dalam tantangan Yesus untuk menjadi "saksi ... sampai ke ujung bumi" (1:8). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam pernyataan Petrus bahwa "janji itu ... bagi orang yang masih jauh" (2:39). Bangsa non-Yahudi dimasukkan juga dalam janji yang diberikan kepada Abraham, yang dikutip oleh Petrus dalam 3:25: "Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati." Bagaimanapun, bangsa non-Yahudi baru secara khusus disebut setelah Tuhan menampakkan diri kepada Saulus. Bagi kita yang non-Yahudi, peristiwa itu merupakan saat yang patut dirayakan! Ketiga, Yesus menampakkan diri kepada Saulus untuk mengualifikasikan dia sebagai saksi bagi bangsa non-Yahudi "untuk membuka mata mereka" (26:18). Ayat 18 merupakan pernyataan yang paling agung di dalam Kitab Suci berkenaan dengan tugas memenangkan jiwa. Sebagai pemenang jiwa, tugas kita ada lima buah: [1] membuka mata [orang berdosa] [2] supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang [3] dan dari kekuasaan Iblis kepada Allah [4] supaya mereka boleh memperoleh pengampunan dosa [5] dan mendapat bagian di antara mereka yang telah dikuduskan dengan iman kepada [Yesus] (26:18).
Tujuan Yesus menampakkan diri kepada Saulus adalah untuk mengualifikasikan dia sebagai rasul bagi bangsa non-Yahudi! Benar, penampakan Yesus memang membuahkan iman di dalam hati Saulus dan memelopori proses perubahan hidup, 59namun Yesus mengatakan bahwa tujuan khusus penampakan-Nya kepada Saulus bukanlah untuk menyelamatkan dia, melainkan untuk mengirim dia sebagai seorang saksi kepada bangsa non-Yahudi. Saulus (Paulus) belakangan menulis dalam Roma 11:13, "Aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi" (TB; huruf miring oleh saya; lihat juga Galatia 2:6-9).
Apakah Saulus memahami semuanya itu ketika Yesus menampakkan diri? Saya meragukannya. Yang paling penting di dalam pikirannya sudah tentu terdapat fakta bahwa Yesus benar-benar Mesias—dan ia telah melawan Anak Allah! "Apakah yang harus kuperbuat?" adalah pertanyaan yang sangat penting bagi dia. Yesus menyimpulkan, "Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus60 kauperbuat" (9:6).
Ketika semua itu sedang berlangsung, "Termangu-mangulah teman-temannya [Saulus] seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun"61(9:7). Mereka "melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar" (22:9). 62Orang-orang itu adalah saksi-saksi berharga bahwa sesuatu yang luar biasa di jalan memang benar-benar telah terjadi.
Lalu "Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa [karena silaunya cahaya63]; mereka [teman-teman seperjalanannya] harus menuntun dia masuk ke Damsyik" (9:8). Saulus berharap untuk menyapu isi Damsyik dengan pamer kekuatan sebagai agen penuntut balas Allah; sebaliknya ia malahan dituntun masuk ke dalam kota itu sebagai pendosa yang berdukacita, selemah pengemis buta.
Dengan terseok-seok Saulus dituntun menuju salah satu jalan utama di Damsyik yang bernama jalan Lurus,64hingga rombongan itu tiba di sebuah rumah milik orang bernama Yudas. 65Ia dibimbing ke ruang tamu dan ditinggal sendirian. Air mata membasahi pipinya,66ia berlutut dan mulai berdoa.67"Tiga hari68lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum"69(9:9).
Suasananya adalah suasana seorang pria yang dikuasai oleh rasa penyesalan yang amat dalam. Saulus sekarang percaya kepada Kristus, ia sangat menyesal, dan bahkan mengakui Yesus sebagai "Tuhan,"70namun kesalahan akan dosa tetap menggerogoti jiwanya. Ia telah memperoleh suatu penglihatan, namun ia masih memerlukan suatu kunjungan—seseorang yang akan memberitahu dia71apa yang ia "harus perbuat" (9:6; huruf miring oleh saya).
TFTWMS: Kis 9:18--26:19 - Mualaf Yang Tidak Ragu-ragu MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa se...
MUALAF YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 9:18, 19; 26:19)
Bagi Saulus keputusan itu memang berat. Memang selalu berat bagi siapa saja untuk mengakui bahwa selama ini ia salah.32Bahkan lebih berat lagi melakukan apa yang Ananias perintahkan. Baptisan itu sendiri tidaklah berat. Saulus sudah kenal baik dengan upacara penyucian dan pembenaman dalam air. Bagian yang sulit adalah "menyeru nama" Yesus. "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Artinya Saulus mengakui Yesus sebagai Tuhan, bahwa ia dibaptis oleh otoritas-Nya, dan ia menyerahkan sisa hidupnya kepada Dia ! Artinya Saulus menjauhi segala hal yang dekat dengannya dan yang ia sayangi: keluarga, teman-teman, ketenaran, dan keberuntungan.
Meskipun keputusan itu berat, ketika Ananias memberitahu Saulus apa yang ia "harus perbuat," ia tidak ragu-ragu. Belakangan ia memberitahu raja Agripa, "Kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat" (26:19). Seketika itu juga, "Ia bangun lalu dibaptis" (9:18). Tempat Saulus dibaptis tidak disebutkan, namun ada sungai Abana yang melintasi kota itu, dan sungai Parpar juga tidak jauh dari situ.33
Perbuatan sudah dilaksanakan; tidak ada jalan mundur bagi Saulus. Belakangan ia menulis, Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7, 8).
Ketika Saulus dibaptis, dosa-dosanya disucikan dalam darah Kristus. Ia menerima karunia Roh Kudus (2:38), menggenapi perkataan Ananias bahwa ia akan "dipenuhi oleh Roh Kudus."34Ia juga ditambahkan oleh Tuhan ke dalam gereja yang sudah ia upayakan untuk dihancurkan (2:41, 47). Saulus memiliki hidup baru dalam Kristus! Belakangan ia mengatakan bahwa ia telah menguburkan masa lalunya dalam kuburan air baptisan:
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru ... Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, .... (Roma 6:3-6; huruf miring oleh saya). Dengan hati yang bersukacita, untuk pertama kalinya dalam hari-hari itu Saulus "makan, [dan] pulihlah kekuatannya" (9:19a).
Kita mungkin ingin bertanya, "Mengapa Saulus?" Dari seluruh manusia di dunia, mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang pembunuh masal, untuk menjadi rasul bagi bangsa non-Yahudi? Ia tentunya bisa memilih dari banyak orang Kristen yang hebat, seperti Barnabas. Jika Tuhan ingin memanggil seorang non-Kristen, ada banyak orang Yahudi yang takut akan Allah yang tidak punya kesalahan seperti kekejaman Saulus itu. Mengapa Saulus?
Karena kita tidak memiliki pikiran Tuhan (Yesaya 55:8, 9), kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu dengan pasti —namun kita dapat membuat pelbagai dugaan yang cerdas. Salah satu faktor tentunya adalah keunikan kualitas Saulus—intelektualnya, semangatnya, tenaganya. Jika semuanya itu dialirkan ke arah yang benar, betapa hebat perbuatannya itu! Ia juga kemungkinan dipilih karena, setelah menghabiskan awal hidupnya di Tarsus, ia akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara berpikir bangsa non-Yahudi dibandingkan dengan siapa saja yang dibesarkan di Palestina. Ia adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut.
Adalah mungkin bahwa faktor-faktor lainnya ikut terlibat juga dalam pemilihan Tuhan itu. Sebagai contoh, Saulus punya keyakinan bahwa tidak ada kompromi antara Yudaisme dan agama Kristen, keyakinan yang telah mendorong dia untuk berusaha menghancurkan agama Kristen.35Ketika ia menjadi orang Kristen, ia mempertahankan keyakinan tersebut. Surat-suratnya dipenuhi dengan kebenaran bahwa agama Kristen tidak dapat dikompromikan! Satu faktor lain yang memungkinkan bisa juga disebutkan di sini, satu faktor yang disiratkan oleh Yesus dalam kata-kata ini: "Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih" (Lukas 7:47). (Ini menyiratkan, "Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih.") Ketika Kristus menampakkan diri kepada Saulus di jalan itu, tiba-tiba Saulus sadar akan besarnya dosa dia. Ia sudah bersalah karena menghujat dan tidak layak menerima apa-apa selain kematian! Kesediaan Tuhan untuk mengampuni dia telah memenuhi dirinya dengan rasa kagum selama hidupnya. Ia menulis tentang "Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20; huruf miring oleh saya). Ia berkata, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku— aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, ... Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:12, 13, 15)! Orang yang banyak diampuni, banyak juga ia berbuat kasih dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menyebarkan iman yang pernah ia coba hancurkan!
TFTWMS: Kis 9:20--26:20 - Belajar Bicara BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. ...
BELAJAR BICARA (Kis 9:20-22, 27-29; 26:20)
Anak bayi harus belajar bicara. Beberapa dapat belajar dengan cepat; beberapa lagi perlu waktu agak lama. Betapa senangnya kita saat mereka mengucapkan kata-kata pertama mereka! Ketika saya melihat betapa cepatnya Saulus mulai "bicara," saya teringat kepada anak sulung kami, Cynthia. Saat masih kecil sekali, Cindy akan berusaha meniru kata apa saja yang kami ucapkan ("hippopotamus," "rhinoceros," apa saja). Ia gemar bicara banyak sehingga kadang-kadang kami pikir kami perlu "menjelaskan" kepada para kenalan baru kami. "Ulahnya itu tidak dibuat-buat," kata kami. "Lagi pula, ayahnya seorang pengkhotbah, dan ibunya memang perempuan." Ketika Saulus "dilahirkan kembali," ketika itu juga ia mulai bicara—dalam kalimat lengkap—tentang Yesus.
Kita tidak tahu pada hari apa dalam minggu itu ia dibaptis, namun pada hari Sabat berikutnya ia telah hadir dalam sinagoga: "Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (9:20). Ketika Saulus muncul dalam sinagoga, orang-orang yang hadir pasti bergairah tetapi tidak terkejut.20Adalah suatu kehormatan dikunjungi oleh seorang sarjana Yahudi yang terkenal dan fanatik. Ketika tiba waktu untuk pelajaran, pengurus sinagoga itu mungkin berpaling kepada Saulus dan berkata, "Saudara, jikalau saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Lihat 13:15.) Para pendengar itu tentunya mengharapkan ceramah yang berapi-api tentang bagaimana orang Kristen sedang menghancurkan kemurnian agama Yahudi. Kenyataannya, mereka diceramahi tentang Yesus sebagai Anak Allah! Untuk pertama kalinya Yesus diberitakan sebagai "Anak Allah" dalam kitab Kisah.21Yesus telah menampakkan diri sebagai Anak Allah kepada Saulus di jalan menuju Damsyik,22dan Saulus ingin semua orang mengetahui kebenaran agung itu. Istilah "Anak Allah" menjadi tema pokok dalam tulisan rasul Paulus.23
Orang-orang yang hadir itu terkejut dengan isi berita itu, namun mereka lebih terkejut lagi dengan si pemberita-nya. Kita baca, "Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ‘Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?’" (9:21).
Sejalan dengan berlalunya waktu, Saulus tetap dengan "keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus" (9:27). "Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias" (9:22). Kata "membuktikan" diterjemahkan dari kata gabungan Yunani yang secara harfiah berarti "membawa bersama-sama, menyatukan, menjahit bersama-sama." Paulus mengutip beberapa acuan Perjanjian Lama tentang Mesias dan kemudian meletakkannya di sebelah pelbagai fakta kehidupan Yesus.24
Kedua sumber yang "dijahit bersama-sama" itu memberikan bukti yang sangat kuat bahwa Yesus adalah Mesias! Yang Saulus lakukan bukan hanya menyatakan Yesus adalah Mesias. Ia memberitahu sesamanya orang Yahudi bahwa mereka, sebagaimana dirinya, perlu merubah kesetiaan mereka! Ia menyatakan "kepada orang-orang Yahudi di Damsyik ... bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan" (26:20; huruf miring oleh saya).
Masa awal Saulus di Damsyik membentuk pola pelayanannya. Ketika ia pergi ke Yerusalem, ia bicara "dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani [di dalam sinagoga mereka25]" (9:28, 29). Kemana saja rasul itu meneruskan perjalanan, kebiasaan dia adalah selalu pergi dulu ke sinagoga26—dan beritanya adalah selalu "Yesus ... adalah Anak Allah" (9:20; lihat 1Korintus 2:2; Galatia 6:14).
Teladan Saulus ini patut ditiru oleh setiap orang Kristen baru. Pertama, kita melihat bahwa ia mulai bicara seketika itu juga. Faktanya, mereka tidak dapat membungkam dia! Kedua, ia mulai bicara dimana saja ia berada. Sering kali yang paling sulit adalah berbicara kepada orang-orang yang telah mengenal kita sebelum kita menjadi orang Kristen, tetapi Saulus justru memulainya dari orang-orang yang telah mengenal dia dengan sangat baik. Ketiga, ia mengatakan apa yang ia ketahui. Mungkin ia diilhami ketika mulai memberitakan; mungkin juga tidak.27Apakah benar atau tidak, ia tetap memiliki kisah untuk diberitakan! Keempat, pokok dari cerita Saulus adalah selalu Yesus Kristus dan apa yang Yesus telah perbuat bagi dia!
Marilah kita membuat pelbagai penerapan sebagai berikut: (1) Setiap orang Kristen baru perlu mulai segera memberitahu orang lain tentang Yesus. "Murid pendiam tidak cocok dengan istilah murid."28(2) Setiap orang Kristen baru, "dimana saja berada" perlu mulai memberitahu orang lain tentang Yesus. Orang-orang yang mengenal dia dengan baik mungkin akan sama terkejutnya seperti orang-orang Yahudi ketika Saulus mulai memberitakan Yesus! (Band. 1Petrus 4:4.) (3) Setiap orang Kristen baru perlu memberitahukan apa yang ia ketahui. Ia mungkin tidak tahu banyak, tetapi ia tahu apa yang ia percayai dan apa yang ia lakukan untuk menjadi orang Kristen. Awalnya, ia dapat memberitahukan hal itu—lalu belakangan ia dapat belajar lebih banyak lagi. (4) Setiap orang Kristen baru perlu tetap menempatkan Yesus pada pokok pemberitaannya.
Kita sering berharap terlalu sedikit dari orang-orang Kristen baru—namun kita lalu terkejut ketika hidup mereka sesuai dengan apa yang kita harapan. Tidakkah kita berharap terlalu banyak dari anak-anak yang masih bayi itu? Kita mengharapkan mereka bertumbuh, belajar jalan dan bicara—dan kita berusaha semampu kita untuk mendorong mereka berkembang. Marilah kita juga mendorong orang-orang Kristen baru, dengan cara apa saja semampu kita, untuk segera mulai mengungkapkan hidup baru mereka dalam Yesus.
TFTWMS: Kis 9:1--26:12 - Keyakinan Yang Kokoh KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang h...
KEYAKINAN YANG KOKOH (Kis 9:1, 2; 22:4, 5; 26:9-12)
Untuk menghargai perubahan yang terjadi atas diri Saulus, kita perlu mengetahui sesuatu tentang hidupnya sebelum hidupnya itu berubah. Ketika kita menyatupadukan pelbagai acuan pribadi dari pelbagai tulisan dan khotbahnya, maka gambaran yang muncul adalah seorang anak muda yang terobsesi yang punya keyakinan kokoh bahwa semua orang Kristen7harus dihancurkan dan nama Yesus dienyahkan dari muka bumi.
Saulus dilahirkan dari orang tua Yahudi di Tarsus, sebuah koloni Romawi di Kilikia dan merupakan "kota terkenal."8Keluarganya berasal dari suku kecil Benyamin (Filipi 3:5); orang tuanya memberi dia nama yang paling terkenal yang mewakili suku tersebut: Raja Saul.9Dari keluarganya itu, Saulus dari Tarsus mewarisi kekayaan, kewarganegaraan Romawi, dan kecintaan yang berkobar-kobar terhadap agama Yahudi.10Ia dibesarkan sebagai seorang Farisi (23:6), dalam "mahzab yang paling keras" dalam agama Yahudi itu.11
Saulus menghabiskan masa kecilnya di Tarsus, mempelajari Firman Allah12dan belajar berniaga.13Ketika masih remaja, ia dikirim ke Yerusalem14untuk belajar di bawah bimbingan Gamaliel,15seorang guru Yahudi yang amat terkenal. Diberkahi dengan pikiran yang kritis, semangat yang berapi-api, dan energi yang tidak pernah kendur,16ia membuat kemajuan yang pesat dalam komunitas Yahudi (Galatia 1:14). Ada kemungkinan ia pernah menjadi anggota Sanhedrin. 17Apakah hal itu benar atau tidak, yang jelas ia merupakan "salah seorang pemuda Farisi yang paling menjanjikan di Yerusalem, berada tepat di jalurnya untuk menjadi seorang pemimpin besar agama Yahudi."18
Ketika berusia tiga puluhan,19ia melihat Yudaisme yang ia cintai terancam oleh penyimpangan.20Ribuan rekannya sesama orang Yahudi berpaling dari beriman kepada Taurat Musa menjadi beriman kepada seorang tukang kayu yang tak terkenal dari Galilea yang bernama Yesus. Para imam pun banyak yang terjerat dalam ajaran bidah ini (6:7). Ia tidak dapat mengerti mengapa orang mau menjadi pengikut seorang penjahat yang dihukum dan disalibkan. Bukankah Taurat sendiri mengatakan, "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib"? (Lihat Galatia 3:13; Ulangan 21:22, 23.)
Penasihatnya, Gamaliel, mengutuk penggunaan kekerasan dalam menundukkan gerakan yang baru muncul serta mendorong kehati-hatian,21namun bagi Saulus sudah jelas bahwa Yudaisme dan agama Kristen tidak dapat hidup bersama. Jika Yudaisme mau tumbuh subur, maka agama Kristen harus dihancurkan! Didukung oleh struktur kekuatan politik di Yerusalem, ia menyusun suatu kampanye besar-besaran untuk membasmi tumor berbahaya yang menggerogoti jantung Yudaisme. 22
Belakangan ia menulis obsesi yang menguasai dirinya itu: Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara (22:4). Dan ketika darah Stefanus ... ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu .... (22:20). Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati (26:10). ... aku ... berusaha membinasakannya [jemaat Allah] (Galatia 1:13). Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak orang Kristen yang telah mati martir karena perbuatan Saulus itu.23
Ketika para pengikut Yesus melarikan diri dari Yerusalem (8:1), Saulus pasti mengira kemurtadan itu sudah dapat dibungkam. Kemudian datang berita bahwa kemana saja murid-murid Yesus itu pergi, mereka menyebarluaskan iman mereka (8:4). Orang yang kurang termotivasi mungkin sudah mengaku kalah—tetapi Saulus tidak. Ia memutuskan untuk mengejar orang-orang Kristen itu! Ini kali mereka tidak akan lolos dari dia! Strategi Saulus bergantung pada beberapa prinsip hukum:24(1) menurut kitab undang-undang Yahudi, semua orang Yahudi di seluruh dunia harus tunduk terhadap Imam Besar (oleh sebab itu, sepucuk surat dari Imam Besar akan memiliki pengaruh yang besar sekali). (2) Di bawah hukum Romawi, umat Kristen secara hukum adalah orang Yahudi— Yahudi yang murtad, namun tetap orang Yahudi25(Bangsa Romawi tidak akan terlalu peduli jika penguasa Yahudi mendisiplinkan orang-orang Yahudi yang Kristen itu).
Dengan bersenjatakan pelbagai surat dari Imam Besar (9:2; 22:5), Majelis Tua-Tua (22:5), dan para penguasa Yahudi lainnya (26:10, 12), Saulus memimpin kelompok bersenjatanya menuju "ke kota-kota asing." 26Dengan bantuan para pengurus sinagoga setempat, ia mengumpulkan para pengikut Yesus dan menyeret mereka kembali ke Yerusalem untuk dihukum. Dalam pembukaan pasal 9, Saulus sedang menyiapkan perjalanannya paling ambisius sejauh ini—perjalanan ke kota kuno, Damsyik.
Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh27murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,28[dan semua Majelis Tua-Tua29] dan meminta surat kuasa dari padanya30untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,31supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan32yang mengikuti Jalan Tuhan,33ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem [sebagai tawanan untuk dihukum34] (9:1, 2).
Damsyik adalah salah satu pusat populasi manusia terbesar dalam jarak perjalanan yang pantas, sekitar 225 kilometer arah utara timur laut Yerusalem.35Perlu waktu hampir satu minggu untuk sampai ke kota itu dengan berjalan kaki.36
Para penafsir sudah dengan leluasanya membayangkan pergolakan yang berkecamuk di dalam hati Paulus saat perjalanan itu sedang berlangsung,37tetapi kita harus berhati-hati. Anak muda yang penuh semangat ini punya banyak hal untuk dipikirkan dalam perjalanan itu: 38khotbah Stefanus yang penuh kuasa dan cara dia mati, fakta dimana para pengikut Yesus tetap mempertahankan iman mereka meskipun dianiaya, dan bahkan argumentasi Gamaliel bahwa agama Kristen akan mati secara alami jika tidak berasal dari Allah. (Agama Kristen tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sekarat!) Pada waktu yang sama, kita harus menghormati pernyataan rasul itu sendiri mengenai keadaan pikirannya sebelum hidupnya berubah:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah" (23:1). ... Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku, ... (2 Timotius 1:3). Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret (26:9).
Galatia 1:15a menyiratkan bahwa Paulus belakangan memutuskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah membawa dia kepada detik-detik perubahan hidupnya, namun untuk menggambarkan dia sebagai orang yang terpukul batinnya sebelum Kristus menampakkan diri adalah suatu penekanan kasus yang sangat berlebihan.39 Saulus adalah orang yang penuh dengan keyakinan yang tak tergoyahkan baik di awal maupun di akhir perjalanannya. Perubahan hidupnya bukanlah akibat dari kata hatinya yang menuduh, melainkan karena belas kasihan Kristus!
TFTWMS: Kis 24:1-9 - Tuduhan Palsu TUDUHAN PALSU (Kis 24:1-9)
Setelah Paulus aman karena jauh dari Yerusalem, kepala pasukan itu lalu memberitahu Sanhedrin bahwa tawanan telah dibawa k...
TUDUHAN PALSU (Kis 24:1-9)
Setelah Paulus aman karena jauh dari Yerusalem, kepala pasukan itu lalu memberitahu Sanhedrin bahwa tawanan telah dibawa ke Kaisarea. Dengan kelegaan besar pejabat itu mungkin memberitahu Sanhedrin bahwa jika mereka mau mengejar persoalan itu, mereka harus pergi ke Kaisarea dan mengajukan tuntutan mereka ke hadapan gubernur Feliks.4Para pemimpin Yahudi itu sudah tentu marah besar mengetahui Paulus lolos lagi dari cengkeraman mereka, namun mereka pantang menyerah. Dalam beberapa hari mereka bersiap kembali untuk mencoba melenyapkan Paulus.
"Lima hari5kemudian datanglah6Imam Besar Ananias7[ke Kaisarea] bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua 8dan seorang pengacara9bernama Tertulus.10 Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus" (ay. 1) Imam Ananias yang sudah tua itu mungkin merasa tidak nyaman berpergian sejauh 96 kilometer lebih ke Kaisarea, namun ia rela menanggung ketidaknyamanan apa saja demi melenyapkan Paulus. Ia dan para pemimpin lainnya itu mengamankan usaha mereka dengan membawa seorang pengacara terlatih yang bernama Tertulus untuk menyampaikan dakwaan mereka. Mereka mungkin melakukan hal itu karena (1) Tertulus akan jauh lebih mengenal hukum Romawi daripada mereka, dan (2) mereka tentunya tidak mau berbasa-basi dengan sanjungan kosong dalam situasi seperti itu.
Setelah tiba di Kaisarea, mereka dibimbing ke hadapan Antonius Feliks, 11gubernur (wali negeri) Romawi di Yudea.12Setelah Paulus dibawa masuk (24:2a), Tertulus mulai membuka dengan menyapa Feliks dengan "sanjungan yang memuakkan":13 oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu [yaitu wawasan ke depan] banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih (ay. 2b, 3).
Sebenarnya, Feliks sudah pernah berhasil memadamkan beberapa pemberontakan;14namun ia melakukannya dengan kekejaman yang membuat marah bahkan orang-orang Yahudi yang moderat. Kebanyakan penduduk Yudea akan mengatakan bahwa kedamaian apapun yang tercipta adalah terlepas dari dia, dan bukan karena dia. Namun demikian, Feliks menjabat sebagai hakim maupun juri—dan Tertulus bersedia mengucapkan apa saja untuk dapat memenangkan dia ke pihak mereka. Lidah tak bertulang pengacara itu berlanjut:
"Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu [seakan-akan pujian itu akan melelahkan gubernur itu!], aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu" (ay. 4). Tertulus menyampaikan tiga dakwaan terhadap Paulus—dakwaan dan pujian itu sama-sama palsunya: Pertama adalah dakwaan pribadi: "Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, ...." (ay. 5a)—secara harfiah "sebuah wabah, sebuah penyakit mematikan"! Dengan kata lain, "Paulus adalah pembuat keonaran nomor satu, tidak ada orang yang berpikiran sehat akan mengizinkan dia hidup!"
Selanjutnya muncul dakwaan politis: "seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani" (ay. 5b). Ini akan menjadi dakwaan yang sangat menarik Feliks, sebab ia ditugasi oleh pemerintah Romawi untuk menjaga perdamaian. Di dalam dakwaan ini terdapat satu unsur kebenaran, sebab di banyak tempat dimana Paulus pernah menetap, di situ timbul kekacauan. 15Namun begitu, untuk menyiratkan bahwa Paulus telah menghasut kekacauan itu adalah tidak benar.
Simaklah ungkapan "seorang tokoh dari sekte16orang Nasrani." Ini merupakan satu-satunya tempat dalam Kitab Suci dimana istilah "orang Nasrani" dipakai untuk mengacukan umat Kristen. Istilah itu merupakan julukan yang dipakai oleh orang-orang Yahudi untuk memaknakan "pengikut Yesus dari Nazaret."17Istilah itu merupakan suatu ejekan: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46b).18Karena Tertulus menyebut kelompok yang disia-siakan ini sebagai "sekte," maka ia mungkin menyatakan bahwa agama Kristen adalah agama yang tidak sah 19dan harus dilenyapkan oleh Roma.
Akhirnya, pengacara itu membuat satu dakwaan kesalehan (yaitu keagamaan): "Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah" (Kisah 24:6a). Awalnya, orang-orang Yahudi dari Asia sudah berteriak bahwa Paulus telah menajiskan Bait Allah (21:28); kini dakwaan itu telah diperlunak menjadi "ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah"—suatu dakwaan yang lebih samar-samar dan karenanya lebih sulit dibuktikan atau disangkal. Seperti telah dicatat sebelumnya, bangsa Romawi telah memberi para penguasa Bait Allah hak untuk menghukum mati siapa saja yang menajiskan Bait Allah.20
Tertulus menambahkan: Oleh karena itu kami menangkap dia ... [Dan kami hendak menghakimi dia menurut hukum Taurat kami. Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau] (ay. 6b, 7, 8a).
Suasana gerombolan orang di pasal 22 sangat sulit untuk diacukan sebagai persiapan penangkapan resmi untuk sebuah pengadilan yang adil! Warren Wiersbe berkata, "Bila Anda membandingkan cerita Lukas tentang penangkapan Paulus (Kisah 21:27-40) dengan cerita Kapten atau kepala pasukan (Kisah 23:25-30) dan juga cerita pengacara itu (Kisah 24:6-8), Anda bisa memahami dengan baik mengapa para hakim dan juri itu menjadi bingung."21Pengacara itu sudah tentu tidak mengetahui bahwa Feliks sudah memiliki pernyataan dari Lisias bahwa ia harus menyelamatkan Paulus dari orang-orang Yahudi saat mereka sedang berusaha untuk membunuh dia (23:27).
Simaklah tanda kurung besar sebelum kalimat "Dan kami hendak" dalam 24:6 dan tanda kurung besar setelah kalimat "datang menghadap engkau" dalam ayat 8. Akhir ayat 6, seluruh ayat 7, dan awal ayat 8 tidak terdapat di dalam banyak naskah. Karena bukti tekstual untuk keaslian bacaan ini tidak memadai, maka sebagian besar terjemahan tidak mencantumkan bacaan itu tetapi menempatkannya di dalam tanda kurung besar, catatan kaki, dll. 22Mengenai terjemahannya sendiri di dalam tafsirnya atas Kitab Kisah, Simon Kistemaker menjelaskan, "Bacaan naskah Roma memiliki lingkaran keaslian. Oleh sebab itu, saya tidak ingin menghalangi penempatan-nya namun secara bijaksana menempatkannya di dalam tanda kurung besar."23F.F. Bruce setuju: "Nada penambahan oleh naskah Roma dalam kaitannya dengan sisa perkataan Tertulus itu adalah begitu menyeluruhnya sehingga orang cenderung menerimanya sebagai asli."24
Setelah melakukan yang terbaik agar gubernur itu memiliki prasangka yang menentang Paulus, Tertulus lalu menyimpulkan: "Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya" (ay. 8b). Jika nas dalam kurung besar itu dibuang, maka acuan Tertulus adalah untuk memeriksa Paulus;25jika nas itu diikutkan, maka acuannya adalah untuk memeriksa kepala pasukan Romawi itu.26Yang manapun maksudnya, pengacara itu telah mengungkapkan rasa percaya dirinya bahwa bila Feliks telah mengetahui seluruh faktanya, maka Feliks akan mendukung mereka.
Pada saat itu, imam besar dan para tua-tua ikut menambahkan pendapat mereka, "Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian" (ay. 9).
PEMBELAAN YANG TIDAK RAGU-RAGU (Kis 24:10-21)
Jika orang-orang Yahudi itu berniat agar gubernur itu menginterogasi Paulus, mereka pasti kecewa. Sebab gubernur itu semata-mata hanya "memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara," dan Paulus memulai responnya (ay. 10a).
Ketimbang membukanya dengan sanjungan (simak 1Tesalonika 2:5a), Paulus semata-mata hanya mengacu kepada pengalaman Feliks dalam berhubungan dengan orang-orang Yahudi: "Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu" (ay. 10b).27Dengan pertolongan Tuhan, rasul itu tetap bersikap tenang, menguasai keadaan. Yesus telah berjanji:
... kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi ... Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu (Lukas 21:12-15).
Kini, ketika Paulus berdiri di hadapan gubernur, ia memegang erat-erat janji itu. Pertama-tama ia menjawab dakwaan bahwa ia seorang penghasut: "Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu 28aku datang ke Yerusalem untuk beribadah"29—bukan untuk menimbulkan persoalan (ay. 11). Pentingnya dua belas hari itu adalah bahwa Paulus tidak cukup punya waktu untuk merancang pemberontakan, dan selanjutnya, karena peristiwa itu terjadinya belum lama berselang, maka Feliks dapat dengan mudah menemukan para saksi mata yang bisa memberitahu dia tentang apa yang sesungguhnya terjadi.
Paulus menambahkan, "Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota" (ay. 12). Tidak seperti biasanya, selama di Yerusalem itu Paulus sudah bersikap pendiam, mungkin dalam usahanya untuk menenteramkan para penatua Yerusalem yang merasa prihatin bahwa kehadirannya bisa menimbul-kan kekacaun (21:22).30
Rasul itu kemudian menyinggung para pendakwanya itu: "Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku" (ay. 13). Mahkamah itu tidak memiliki informasi dari tangan pertama tentang pelbagai dakwaan mereka; yang mereka singgung hanya kabar angin. Mereka tidak membawa saksi, hanya lidah tak bertulang yang pandai bicara. Tuduhan itu tidak terbukti.
Namun begitu, Paulus mengakui kebenaran dari satu dakwaan itu: Ia mengakui bahwa ia memang benar orang Kristen. "Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte"31(ay. 14a). Simaklah istilah "Allah nenek moyang kami." Ia masih mengaitkan dirinya dengan orang-orang Yahudi, bahkan dengan para penuduhnya. Ia berkata, "Aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami ... Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi" (ay. 14b). Ia tidak menolak Kitab Suci orang Yahudi; faktanya ia percaya bahwa Kitab Suci itu meramalkan kedatangan Mesias dan kerajaan-Nya. "Paulus dan umat Kristen mula-mula tidak melihat diri mereka sebagai 'bekas orang Yahudi' tetapi sebagai 'orang Yahudi yang tergenapi,'" 32keturunan sejati Abraham (Galatia 3:29).
Ia menambahkan tentang apa yang telah "tertulis dalam kitab nabi-nabi," "Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar"33(ay. 15). Nabi-nabi Perjanjian Lama telah berbicara tentang kebangkitan orang mati (lihat Daniel 12:2, 3). Karena kelompok Saduki tidak percaya kepada kebangkitan Kristus, maka beberapa tua-tua yang datang itu kelihatannya dari kelompok Farisi yang percaya. Demikianlah Paulus bisa bicara tentang "pengharapan ... sama seperti mereka juga.34(Huruf miring oleh saya.)
Konsep kebangkitan orang mati mengisyaratkan adanya hari perhitungan, hari ketika semua orang akan berdiri di hadapan Allah dan memberi pertanggungan jawab. Demikianlah Paulus berkata, "Sebab itu aku senantiasa berusaha35untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia"36(ay. 16). Dengan kata lain, "Tuan Feliks, saya berdiri di hadapan Tuan sebagai orang yang tak bersalah!" Satu dakwaan tetap tidak terjawab, dakwaan khusus tentang upaya untuk menajiskan Bait Allah. Paulus mulai menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi: "Dan setelah beberapa tahun lamanya37aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian38bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan" (ay. 17). Pemberian yang Paulus bawa adalah untuk orang-orang Yahudi tertentu (orang-orang Yahudi Kristen di Yerusalem)—namun begitu untuk bangsa Yahudi juga—sehingga pernyataannya bahwa ia membawa per-sembahan-persembahan itu bagi "bangsanya" adalah tepat. Feliks tentunya menggarisbawahi istilah "pemberian dan persembahan-persembahan."39Kelihatannya, orang Yahudi ini [Paulus] adalah orang yang bersungguh-sungguh dan/atau berpengaruh; mungkin ia dapat mengumpulkan lebih banyak lagi dana (simak ay. 26)!
Paulus meneruskan: "Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku [simak 21:26], tanpa orang banyak dan tanpa keributan" (ay. 18a). Fakta-fakta itu bisa dibuktikan dari catatan-catatan Bait Allah. "Beberapa orang Yahudi dari Asia40—merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku" (ay. 18b, 19). Orang-orang Yahudi dari Asia adalah orang-orang yang mula-mula mendakwa Paulus telah menajiskan Bait Allah (21:27, 28); jika pelbagai dakwaan itu benar, mereka seharusnya hadir di situ sebagai saksi bagi penuntutan itu. 41Lagi, Paulus menunjukkan bahwa para tua-tua Yahudi itu tidak bisa membuktikan pelbagai dakwaan yang mereka ajukan melawan dia (ay. 13).
Dengan tantangan langsung kepada para anggota Sanhedrin, Paulus menyimpulkan:
Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama. Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu"42(ay. 20, 21).
Saya bisa melihat raut wajah imam besar dan tua-tua itu memerah dengan rasa malu dan marah. Ketika Paulus berdiri di hadapan Mahkamah, mereka tidak mendakwa dia melanggar hukum apa saja.43Sebaliknya, kumpulan orang itu meledak menjadi kekacauan setelah Paulus berseru, "Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu" (lihat 23:6-10). Mereka tidak punya jawaban untuk Paulus, paling tidak mereka tak punya apa-apa untuk disuarakan di hadapan Felks.
Paulus berdiri di hadapan para pendakwanya dengan kemenangan, sambil menunggu keputusan gubernur. Seharusnya ia sudah bisa dibebaskan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling t...
DI JALAN MENUJU PEMURIDAN (Kis 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Dalam pelajaran ini dan berikutnya kita akan mempelajari "kisah perubahan hidup paling terkenal dalam sejarah"1dan "salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah manusia"2—perubahan hidup Saulus3Orang Jahat dari Tarsus. Tiga pasal dalam kitab Kisah menceritakan perubahan hidup Saulus:4pasal 9 ketika peristiwa itu terjadi, pasal 22 dan 26 ketika rasul itu memberitahu orang lain tentang peristiwa tersebut.5Untuk memperoleh cerita yang lengkap, kita akan memadukan ketiga cerita tersebut.6
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendenga...
KESIMPULAN (KIS 9:1-9; 22:4-11; 26:9-19)
Kita harus menunggu sampai pelajaran berikutnya untuk melihat terlaksananya kunjungan itu dan untuk mendengar pelbagai perintah yang diberikan. Dalam pelajaran ini, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada dia di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang dia untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Selanjutnya, kita akan melihat (4) seorang Kristen yang tidak bersemangat (Ananias, yang enggan menjumpai Saulus) berbeda dengan (5) seorang mualaf yang tidak ragu-ragu (Saulus, yang langsung mentaati ketika diberitahu apa yang harus ia perbuat). Kita juga akan menyinggung sedikit tentang (6) komitmen yang tidak ada akhirnya dari mualaf itu (untuk kepentingan Kristus).
Sebagai penutup, pertimbangkanlah kenyataan ini bahwa rohani Anda sendiri kemungkinan berada dalam "jalan ke Damsyik." Tuhan tidak akan menampakkan diri kepada Anda dalam cahanya yang membutakan, namun cahaya dari Firman Allah cukup untuk menghasilkan iman di dalam hati siapa saja yang jujur (Yohanes 20:30, 31). Jika selama ini Anda melawan panggilan injil Allah, tentunya "sukar bagimu menendang ke galah rangsang." Kemungkinan sulit bagi Anda untuk mengakui bahwa selama ini Anda sudah salah; mungkin Anda harus banyak berkorban, seperti yang Saulus telah lakukan. Saya menghimbau agar Anda jangan lagi melawan, melainkan menyerah seperti yang Saulus telah lakukan! "Jalan ke Damsyik" Anda dapat menjadi "jalan menuju pemuridan" Anda !
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Gospel Services memiliki satu pelajaran dalam bentuk slide yang berjudul "Perubahan Hidup Kepala Segala Orang Berdosa." Hubungi Gospel Service untuk keterangan lebih lanjut: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Sewaktu saya masih penginjil muda, saya membuat satu pelajaran tentang "Saulus si Pendosa, menjadi Paulus si Penginjil." Sebelum berkhotbah, saya akan meletakkan bagan di bawah ini pada papan tulis. Pada waktu penyajiannya, saya bergerak dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas. Sederhana tetapi efektif.
CATATAN KHOTBAH
Suatu pelajaran tentang perubahan hidup Saulus yang berjudul "Satu Kesempatan Seumur Hidup," telah dikhotbahkan oleh Rick Atchley. Ia mengamati ada tiga tahapan dalam perubahan hidup Saulus: (1) Kesadaran akan Dosa, (2) Pengakuan atas Yesus, (3) Keputusan untuk Mentaati. Judul alternatifnya dapat berupa "Di Jalan menuju Pemuridan."
Pelajaran berjudul "Apa yang Paulus Lihat Sewaktu Ia Buta" menyoroti perubahan hidup Saulus dengan cara yang berbeda. Pelajaran ini muncul dalam The Preacher’s Periodical (sekarang Truth for Today), July 1983.
Banyak pengkhotbah telah berkhotbah tentang empat pertanyaan yang terdapat dalam kisah perubahan hidup Saulus (9:4, 5; 22:10, 16). Paul Rogers mengkhotbahkan sebuah pelajaran tentang empat pertanyaan itu dengan judul "Pertanyaan Terakbar Sepanjang Zaman—Semuanya dalam Satu Halaman" (The Preacher’s Periodical, May 1985).
Sebuah pelajaran tambahan tentang kehidupan Paulus dapat juga dikhotbahkan, pertama diambil dari pelajaran ini tentang informasi riwayat hidup rasul itu dan kemudian tambahkan dengan ringkasan tentang pelayanan dia. Saya menggunakan pelajaran seperti itu yang berjudul "Lebih Dari Pada Orang Yang Menang" (Roma 8:37), dengan empat poin utama: (1) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Dalam Perubahan Hidupnya, (2) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Orang Kristen, (3) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Penginjil, (4) Lebih Dari Pada Orang Yang Menang Sebagai Tawanan. Pada setiap bagiannya, saya tuliskan bahwa melalui Kristus, Paulus "lebih daripada menang atas" pelbagai rintangan yang ia hadapi —pelbagai rintangan yang juga kita hadapi—yang terkait dengan zaman ia hidup. Kisah 26:18 dapat digunakan sebagai pelajaran tekstual berisi lima poin mengenai apa yang harus kita capai sebagai pemenang jiwa dan mengenai apa yang akan terjadi ke atas diri seseorang yang dirubah untuk Kristus.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 70.
- 2 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 66.
- 3 Belakangan Saulus dikenal juga sebagai Paulus (Kisah 13:9 dan seterusnya). Pelajaran ini dan tiga berikutnya memakai nama "Saulus" dan "Paulus" dalam mengacukan rasul itu.
- 4 Tiga kali penceritaan ini membuktikan pentingnya peristiwa ini.
- 5 Kebiasaan Lukas adalah tidak menggandakan karya tulisnya. Karena isi khotbah Paulus rencananya akan ia berikan belakangan, maka dalam pasal 9 Lukas tidak mencantumkan hal-hal terperinci yang akan ia berikan belakangan. Harus diingat bahwa ketiga kisah itu sedikit bervariasi dikarenakan adanya penekanan beberapa fakta kepada beberapa pendengar yang berbeda. Ketiga kisah itu tidaklah bertentangan, melainkan saling melengkapi.
- 6 Pada dasarnya saya akan menggunakan kisah dalam pasal 9 dan memberikan informasi tambahan dari pasal 22 dan 26 dengan menggunakan tanda kurung ditambah acuan catatan akhir untuk menunjukkan sumber-sumbernya. Dalam teks Kitab Suci yang dikutip, bila muncul kata-kata dalam tanda kurung atau tanda kurung besar tanpa acuan catatan akhir, maka kata-kata itu adalah kata-kata yang saya tambahkan. Dalam banyak kasus, pelbagai perubahan itu memang diperlukan untuk merubah pendekatan orang pertama dalam pasal 22 dan 26 kepada pendekatan orang ketiga dalam pasal 9.
- 7 Para pengikut Yesus tidak disebut "Kristen" sampai Kisah 11:26, namum untuk antisipasi, dalam pelajaran ini saya kadang-kadang akan menggunakan istilah Kristen untuk memberikan keberagaman cara saya dalam mengacukan murid-murid Tuhan itu.
- 8 Kisah 21:39; 22:3. Tarsus adalah pusat perdagangan dan juga pusat pengetahuan. Lihat peta.
- 9 Arti nama Saulus adalah "dipanggil Allah."
- 10 Kekayaan itu tersirat dalam banyak fakta, termasuk ini: (1) Paulus tahu "apa itu kelimpahan" (Filipi 4:12). Karena ia tidak hidup dalam kelimpahan setelah menjadi orang Kristen, maka hal ini kemungkinan mengacu kepada kehidupan dia sebelumnya. (2) Orang tuanya mampu menyekolahkan dia ke Yerusalem. (Lihat 16:37; 22:25-29.) Kita tidak tahu bagaimana cara keluarga Paulus memperoleh status warga negara Romawi. Mungkin seorang leluhurnya telah melakukan jasa khusus bagi pemerintah Romawi. 11Kisah 26:5. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 12 Pelbagai tulisan dan khotbah Paulus mencakup lebih dari dua ratus acuan Kitab Suci, berasal hampir dari setiap kitab dalam Perjanjian Lama.
- 13 Terlepas dari status ekonominya, setiap anak laki-laki Yahudi diajar ilmu niaga. Orang Yahudi percaya bahwa kegagalan dalam mengajar seorang anak laki-laki Yahudi untuk bekerja adalah sama dengan mengajar anak itu mencuri. Saulus dididik sebagai pembuat tenda (18:3).
- 14 Ia berkata bahwa "sejak masa muda[nya]," ia hidup di Yerusalem (26:4), dan ia telah "dibesarkan" di kota itu (22:3). Kemungkinan ia dikirim ke Yerusalem sekitar usia tiga belas tahun, ketika ia telah dianggap sebagai "anak firman" (bar mitzvah). Kisah 23:16 dianggap oleh beberapa orang sebagai petunjuk bahwa Paulus memiliki seorang saudara perempuan, yang dengannya kemungkinan ia menumpang hidup ketika menjadi siswa, namun 21:15, 16 kemungkinan menunjukkan bahwa saudara perempuannya itu tidak tinggal di Yerusalem.
- 15 Kisah 22:3. Mengenai Gamaliel, lihat catatan tentang 5:34.
- 16 Kisah 22:3 bicara tentang kualitas kedua (lihat juga Filipi 3:6). Yang pertama dan ketiga disimpulkan dari kehidupannya dan surat-suratnya.
- 17 Kita tidak tahu apakah ia anggota Sanhedrin atau bukan, namun ini akan menjadi penjelasan yang paling wajar bagi perkataan "tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati" (Kisah 26:10). Beberapa orang keberatan, alasannya para anggota Sanhedrin haruslah orang yang sudah menikah, sedangkan Paulus tidak menikah (1Korintus 7:8). Bagaimanapun, isteri Paulus mungkin sudah meninggal dunia (Filipi 3:8; 1Korintus 7:10, 11). Beberapa keberatan lain telah pula dilontarkan, termasuk umur Saulus yang masih muda. Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin tidak pernah terjawab.
- 18 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 439.
- 19 Lihat catatan tentang 7:58 di halaman 51.
- 20 Karena Paulus kemungkinan tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus selama hidup-Nya di dunia, maka kemungkinan besar Paulus berada di luar kota (kemungkinan di Tarsus) selama masa tiga setengah tahun pelayanan pribadi Yesus, dan kemudian ia kembali ke Yerusalem ketika agama Kristen mulai tumbuh subur (bahkan ada kemungkinan ia dipanggil pulang oleh Sidang).
- 21 Lihat catatan tentang 5:34-40.
- 22 Lihat catatan tentang 8:1-4 untuk ringkasan penganiayaan ini.
- 23 Karena pada dasarnya hukum Romawi melarang Sanhedrin melaksanakan hukuman mati (lihat catatan tentang Stefanus, beberapa orang mengira bahwa Paulus melebih-lebihkan ucapannya dan hanya Stefanus yang benar-benar telah dihukum mati oleh para pemimpin Yahudi. Bagaimanapun, Sidang yang dapat membunuh satu orang Kristen meskipun berlawanan dengan hukum Romawi dapat pula membunuh ratusan orang Kristen. Jika perkataan Paulus diartikan secara apa adanya, maka ia benar-benar "seorang pembunuh masal."
- 24 Pendapat-pendapat legal lainnya mungkin ikut dilibatkan. Sebagai contoh, hukum Romawi mengizinkan Sanhedrin membawa pulang para buronan ke Yerusalem.
- 25 Lihat catatan tentang 18:15 dan 25:19 dalam pelajaran yang akan datang.
- 26 Kisah 26:11. Lukas tidak mencatat kota-kota mana saja yang Saulus telah singgahi sebelum ia pergi ke Damsyik, namun di utara, timur, dan selatan Yudea terdapat banyak "kota asing."
- 27 Kata "pembunuh" menguatkan fakta bahwa Saulus tidak berhenti hanya sampai pada kematian Stefanus. Seorang dengan "dengus membunuh" tidak akan menempuh perjalanan sejauh 225 kilometer hanya untuk "menampar lengan" orang lain.
- 28 Kayafas.
- 29 Kisah 22:5.
- 30 Kisah 22:5.
- 31 Menurut Josephus, kota Damsyik memiliki populasi besar orang Yahudi dan banyak sinagoga.
- 32 Beberapa orang berspekulasi bahwa di bawah hukum Romawi, Saulus hanya diizinkan untuk membawa pulang orang Kristen yang telah melarikan diri dari Yerusalem, namun kata-kata yang digunakan di sini menunjukkan bahwa ia berencana untuk membawa pulang "siapa saja" dan "semua" (ay. 14) orang Kristen yang dapat ia temui. Bahkan Ananias, orang yang tidak melarikan diri dari Yerusalem, merasa enggan mendekati dia.
- 33 Inilah kali pertama kita melihat istilah ini digunakan oleh Lukas untuk mengacukan agama Kristen. Ia suka sekali dengan istilah ini (19:9, 23; 22:4; 24:22). Istilah ini mengacukan agama Kristen sebagai "Jalan Keselamatan" (16:17) dan "Jalan Tuhan/Allah" (18:25, 26), dan istilah ini mengingatkan kita akan perkataan Yesus dalam Yohanes 14:6.
- 34 Kisah 22:5.
- 35 Lihat peta dalam pelajaran ini.
- 36 Belakangan teks itu mengatakan bahwa teman-temannya menuntun dia masuk ke kota Damsyik (9:8). Perkataan itu lebih dapat dicocokkan kepada perjalanan mereka dengan kaki daripada dengan naik kuda atau naik kereta kuda.
- 37 Karena Paulus adalah orang Farisi, bisa jadi ia telah mengasingkan dirinya dari teman-teman seperjalanannya yang manahal itu dapat memberi dia lebih banyak waktu untuk mawas diri. Lihat "Farisi" dalam Daftar Kata.
- 38 Salah satu rute perjalanan dari Yerusalem ke Damsyik ada yang melalui Galilea. Jika Saulus mengambil rute ini. Ia kemungkinan telah melihat (dan mendengar) banyak bukti tentang perbuatan hebat Yesus di situ.
- 39 Banyak orang yang mendukung adanya pergolakan batin dalam diri Saulus berbuat itu untuk mempromosikan penjelasan yang wajar bagi perubahan hidup Saulus. Mereka menggambarkan Saulus sebagai orang yang sangat dipenuhi penyesalan sehingga ia siap menerima apa saja (bahkan sebuah badai elektris)sebagai sebuah tanda ilahi!
- 40 Kisah 22:6. 41Kisah 22:6
- 42 Kisah 26:13
- 43 Kisah 26:13
- 44 Kisah 26:14. "Bahasa Ibrani" di sini mengacu kepada bahasa Aram. Dalam teks Yunani, ejaan bahasa Aram untuk "Saulus" didasarkan pada perkataan Yesus, bukan pada bahasa Yunani. Di tempat-tempat lainnya, dalam riwayat perubahan hidup Saulus, ejaan yang digunakan untuk "Saulus" adalah ejaan Yunani.
- 45 Dalam tulisan Lukas, kapan saja Tuhan memanggil nama orang sebanyak dua kali, orang itu pasti dalam masalah! Lihat Lukas 10:41; 13:34; 22:31.
- 46 Kisah 26:14. Galah itu panjang, tongkat penunjuk (kadang-kadang ujungnya diberi besi) yang dipakai untuk mendorong binatang. Karena merasa tidak nyaman, binatang-binatang yang keras kepala akan menendang ke belakang ketika didorong dengan galah itu. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saulus merupakan perbuatan Tuhan yang "mendorong" dia untuk menjadi orang Kristen, namun sampai titik itu, Saulus tetap melawan-sehingga merugikan dia sendiri. Terus-terusan melawan akan dapat menimbulkan kerusakan kekal.
- 47 Teks berikutnya hanya menyebutkan bahwa Saulus mendengar Yesus, namun nas-nas selanjutnya mengatakan bahwa Saulus juga melihat Tuhan (9:17, 27; 1Korintus 9:1; dll.).
- 48 Kisah 22:8.
- 49 Beberapa orang percaya bahwa "duri dalam daging" Paulus (2Korintus 12:7-10) adalah penyakit epilepsi. Kita tidak tahu persis apakah bentuk penderitaannya itu.
- 50 Perubahan dramatis yang terjadi dalam diri Saulus adalah bukti bahwa ia memang telah melihat Tuhan yang telah bangkit.
- 51 Untuk melihat implikasi teologis selanjutnya tentang perkataan Yesus, lihat poin utama dalam bagian pertama pelajaran ketiga "Nasihat Orang Dewasa Untuk Bayi Dalam Kristus."
- 52 Aplikasi pribadi dapat diterapkan ke atas para anggota gereja. Ketika kita menganiaya saudara dan saudari kita dalam Kristus, kita menganiaya Kristus!
- 53 Ini merupakan tantangan yang sama yang diberikan kepada para rasul dalam 1:8.
- 54 Ini merupakan satu acuan kepada penampakkan Yesus kepada Saulus di jalan.
- 55 Yesus beberapa kali menampakkan diri kembali kepada Saulus (18:9, 10; 22:17-21; 23:11; lihat juga 2Korintus 12:1-4, 7).
- 56 Janji perlindungan ilahi ini sudah tentu punya peranan terhadap keberanian Saulus yang menakjubkan itu ketika ia menyebarkan injil.
- 57 Beberapa orang percaya bahwa 26:16-18 adalah ringkasan tentang semua hal yang Yesus katakan kepada Saulus, secara pribadi maupun melalui Ananias. Bagaimanapun, karena isi pidato Paulus kepada Agripa sepertinya menunjukkan bahwa Yesus mengatakan semuanya itu ketika Ia menampakkan diri kepada Saulus di jalan, maka saya memasukkannya ke dalam pelajaran ini pada poin ini.
- 58 Dalam teks NASB, setiap tujuan itu didahului dengan kata "to."
- 59 Tampaknya tidak mungkin ada orang Kristen mana saja yang akan sudah mendekati Saulus untuk menginjili dia (lihat reaksi Ananias belakangan).
- 60 "Harus" adalah kata yang tegas. Apa yang akan diberitahukan kepada Saulus tidak akan bersifat pilihan.
- 61 Penglihatan tentang Yesus yang telah bangkit adalah untuk mata Saulus saja (1 Korintus 15:8).
- 62 Para pengecam sudah berusaha menemukan pelbagai kontradiksi mengenai orang-orang yang berjalan bersama Saulus: "Mereka jatuh, namun mereka berdiri; mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar." Mengenai yang pertama, kemungkinan mereka jatuh lalu berdiri lagi, atau "berdiri membisu" adalah sebuah gaya bahasa (seperti halnya "Saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi"). Mengenai yang kedua, NASB mungkin memiliki gagasan yang tepat: Mereka mendengar bunyi suatu suara, tetapi mereka tidak dapat memahami suara yang terucapkan itu (untuk kejadian serupa, lihatlah Yohanes 12:29). Adalah mungkin juga bahwa "suara" yang didengar oleh orang-orang itu adalah suara Saulus (9:7), sedangkan suara Yesus tidak kedengaran oleh mereka (22:9).
- 63 Kisah 22:11.
- 64 Sampai kini jalan itu masih ada di Damsyik. Panjangnya sekitar 1,6 kilometer dan hanya memiliki lima kelokan tumpul (berbeda dengan banyak jalan yang berkelok-kelok di kota kuno).
- 65 Ini kemungkinan adalah rumah yang Saulus rencanakan untuk dijadikan markas ketika ia mencari-cari orang Kristen.
- 66 Air mata tersirat di sini.
- 67 Kisah 9:11. Isi doanya mungkin mirip dengan pemungut cukai itu: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!" (Lukas 18:13).
- 68 Jika yang dipakai adalah perhitungan waktu orang Yahudi, hari pertama adalah hari Tuhan menampakkan diri kepada Saulus, hari kedua adalah hari setelah penampakan itu, dan hari ketiga adalah hari berikutnya-hari dimana Ananias menemui Saulus.
- 69 Beberapa orang mengatakan bahwa Saulus tidak makan dan minum sebab ia ditinggal sendirian dan tidak seorang pun membawa makanan dan minuman untuk dia. Ini kelihatannya tidak mungkin. Ia kemungkinan berpuasa sebagai tanda penyesalan yang mendalam (band. Yunus 3:7) atau karena ia begitu sedihnya sehingga tidak punya nafsu makan.
- 70 Ini adalah kali pertama Saulus memanggil Yesus sebagai "Tuhan" (9:5; 22:8), mungkin itu merupakan suatu gelar kehormatan, sebab ia tidak tahu siapa Yesus sebelumnya. Bagaimanapun, pada kali keduanya (22:10), ia memang mengetahui siapa yang telah berbicara kepada dia-dan mengakui Yesus sebagai "Tuhan."
- 71 Haruslah ditekankan bahwa rencana Allah adalah manusia memberitahu manusia apa yang harus dilakukan untuk diselamatkan (itulah sebabnya mengapa Yesus tidak mengatakan kepada Saulus apa yang harus ia lakukan). Fakta ini disinggung dalam perubahan hidup seorang sida-sida dan akan ditekankan dalam perubahan hidup Kornelius.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh ...
PEMBUNUH MASAL DIBAPTIS! (Kis 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Beberapa tahun yang lalu, vonis yang dijatuhkan ke atas Jeffrey Dahmer, seorang pembunuh berantai, menjadi berita utama. Baptisannya yang baru-baru ini dilakukan juga menjadi perhatian media masa.1
Seorang saudari dalam Kristus, Mary Mott dari Arlington, Virginia, pernah menonton suatu wawancara televisi yang menampilkan Dahmer dan ayahnya. Saudari ini berpikir, "Kedua orang ini hidupnya hampa. Mereka sedang menggapai sesuatu, namun mereka tidak tahu apa yang sedang mereka gapai."2Saudari ini lalu mengirimkan sepucuk surat, satu kursus tertulis World Bible School, dan satu Alkitab. Pada saat yang hampir bersamaan, Curtis Booth, seorang saudara dalam Kristus dari Crescent, Oklahoma, mengirimkan juga satu kursus Alkitab kepada Dahmer. Dahmer berhasil menyelesaikan kedua kursus itu dan menyurati Mott dan Booth untuk minta dibaptis.
Roy Ratcliff, seorang pengkhotbah untuk gereja Tuhan di Madison, Wisconsin, dihubungi. Setelah berbicara dengan Dahmer dan membuat pengaturan yang diperlukan, ia membaptiskan Dahmer di dalam bak mandi penjara. Selama bulan-bulan berikutnya, Ratcliff terus belajar Alkitab bersama Dahmer. Belakangan Ratcliff menulis, Hampir setiap orang mempertanyakan ketulusan hati Jeffrey. Tetapi saya berada di situ, sedangkan para penanya itu tidak ... Saya yakin bahwa ia benar-benar tulus dalam keinginannya ... Ia telah menerima kenyataan bahwa ia akan mati di dalam penjara. Dengan baptisan itu Jeffrey tidak memperoleh apapun juga dalam kehidupan ini; ia telah memperoleh segala-galanya untuk kehidupannya yang akan datang.3
Ratcliff belajar bersama Dahmer sehari sebelum hari Pengucapan Syukur tiba. Lima hari kemudian, 28 Nopember 1994, Dahmer dipukuli dan dibunuh oleh sesama tawanan.
Mary Mott pernah ditanya apakah ia menganggap Dahmer benar-benar selamat atau tidak. "Saya yakin Paulus pernah kesulitan dalam meyakinkan umat Kristen saat itu bahwa ia telah berubah," ujarnya, "namun sekarang kita tidak mempertanyakan ketulusan hatinya."4
Jeffrey Dahmer dan rasul Paulus—bisakah ada persamaaan di antara keduanya itu? Mulanya dengan tegas kita jawab, "Tidak!" Membandingkan seorang pembunuh masal yang terlibat dalam pelbagai perbuatan yang tak terkatakan dengan salah seorang paling agung yang pernah hidup kelihatannya hampir seperti penghujatan. Kemudian kita teringat bahwa Paulus sendiri menggolongkan dirinya sebagai orang " yang paling" berdosa (1Timotius 1:15; huruf miring oleh saya).
Beberapa persamaan dapat ditarik antara Dahmer dan Paulus. Keduanya bertanggung jawab atas kematian banyak korban yang tidak bersalah. Perubahan hidup mereka terjadi dengan tidak terduga, nyaris mengejutkan. Keduanya memiliki kesulitan dalam meyakinkan orang lain bahwa hidup mereka sudah berubah. Setelah mereka dibaptis, banyak orang berusaha membunuh mereka.
Bagaimanapun, yang paling berarti adalah bahwa kedua perubahan hidup itu memberikan kesaksian bahwa bagi Allah tidak ada "hal-hal yang mustahil." Jika Dahmer dan Paulus dapat diselamatkan, siapa saja dapat juga diselamatkan! Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita telah melihat (1) keyakinan yang kokoh (keyakinan Saulus bahwa ia harus menghancurkan agama Kristen), (2) konfrontasi yang tak terduga (ketika Yesus menampakkan diri kepada Saulus di jalan), dan (3) tantangan yang luar biasa (ketika Yesus menantang Saulus untuk menyebarkan injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita mengakhirinya ketika Saulus, yang dibutakan oleh cahaya terang, sedang dituntun masuk ke kota Damsyik dan dibawa ke sebuah rumah di jalan yang bernama Jalan Lurus. Marilah kita angkat kisah mengenai peristiwa ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat S...
KESIMPULAN (KIS 9:10-19; 22:10, 12-16; 26:19)
Jika tempat mengizinkan, kita dapat juga berbicara tentang "komitmen yang hidup terus" saat Saulus dengan segeranya mulai menggunakan talentanya bagi Tuhan (9:19-31), namun kita harus meninggalkan topik itu untuk pelajaran akan datang. Untuk sekarang ini kita harus sudahi di sini. Sambil kita menyudahi, marilah kita kembali kepada pembahasan pertama dalam pelajaran ini: Jika Jeffrey Dahmer dan Saulus dari Tarsus dapat diselamatkan, siapa saja dapat pula diselamatkan. Paulus sendiri menekankan kebenaran ini dalam 1Timotius 1. Setelah mengatakan, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa," ia lalu menambahkan: "Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal" (1 Timotius 1:15, 16).
Saya tidak tahu kondisi rohani Anda. Saya tidak tahu seberapa jauh Anda sudah masuk ke dalam dosa. Saya tidak tahu dosa ngeri apa yang Anda mungkin telah lakukan. Bagaimanapun, saya tahu hal ini: Dosa Anda tidaklah lebih buruk daripada dosa Paulus. Kesalahan Anda tidaklah lebih besar daripada kesalahannya. Rahmat dan kasih karunia Tuhan adalah cukup untuk menyelamatkan jiwa Anda. Oleh sebab itu, jika selama ini Anda menolak mentaati Tuhan, janganlah menunggu-nunggu lagi. "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (22:16)!
CATATAN KHOTBAH
Sebuah khotbah yang menarik tentang Ananias dapat dikhotbahkan. Satu judul yang baik mungkin berbunyi "Seorang Murid Tertentu" (9:10). Dapat pula dicatat bahwa sejauh yang tercatat, Ananias "hanya seorang anggota biasa" dari gereja di Damsyik, namun begitu ia telah memberikan dirinya untuk dipakai oleh Allah dalam cara yang menakjubkan.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
2 Melissa Prichard...
Catatan Akhir:
- 1 Pelbagai kejadian serupa yang lebih familiar bagi para pendengar boleh digunakan ketimbang kisah Dahmer ini.
- 2 Melissa Prichard Lester, "The Courage to Convert," Christian Woman 11 (March/April 1995): 64.
- 3 Roy Ratcliff, "The Baptism of Jeffrey Dahmer," Christian Woman 11 (March/April 1995): 16.
- 4 Lester, 64.
- 5 Ia buta, ia sesat, dan tidak tahu apa yang akan diperbuat. "Ditinggalkan dalam kegelapan" dapat menjadi satu bahasa kiasan yang artinya "ditinggalkan dalam ketidak-tahuan." Satu-satunya "pencerahan" yang Saulus miliki selama tiga hari itu adalah suatu penglihatan yang memberitahu dia bahwa Ananias akan datang (9:12).
- 6 Beberapa orang mengatakan bahwa tiga hari kegelapan itu bagaimanapun juga merupakan suatu hukuman, "untuk memberi waktu kepada Saulus merenungkan dosa-dosanya." Sudah tentu selama tiga hari itu Saulus menderita, namun untuk mengatakan bahwa itu merupakan tujuan utama dari penundaan itu kelihatannya tidak sejalan dengan kemurahan Allah.
- 7 Lihat catatan tentang 9:21.
- 8 Saya memakai istilah "penginjil" dalam pengertian bahwa Ananias menyampaikan berita dari Tuhan kepada Saulus. Tidak ada petunjuk bahwa Ananias adalah seorang penginjil tetap.
- 9 Nama "Ananias" artinya "Yehovah Pengasih," julukan yang tepat bagi seseorang yang bertugas menyampaikan kasih karunia Allah kepada Saulus.
- 10 Lihat ayat 15.
- 11 Ia sudah menjadi seorang Yahudi yang baik sebelum berubah ke agama Kristen dan tetap dihormati oleh orang-orang Yahudi. Mungkin ia dipilih karena penghormatan orang-orang Yahudi terhadap dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar terhadap kesaksiannya kepada masyarakat Yahudi tentang perubahan hidup Saulus.
- 12 Komentar ini disadur dari pelajaran Rick Atchley, "From Bother to Brother," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 15 September 1985.
- 13 Ini merupakan kali pertama kata "orang-orang kudus" digunakan dalam kitab Kisah untuk mengacukan umat Kristen (lihat juga Kisah 9:32, 41; 26:10). Lihat "Orang Kudus" dalam Daftar Kata.
- 14 Karena Ananias hanya "mendengar" tentang apa yang Saulus telah perbuat di Yerusalem, maka tampaknya ia bukan salah seorang yang dipencarkan dalam Kisah 8. Mungkin hidupnya dirubah oleh orang-orang yang dipencarkan itu.
- 15 Para pakar telah lama memikirkan bagaimana Ananias mengetahui hal ini. Beberapa orang berteori bahwa beberapa pelari Kristen mendahului Saulus dan rombongannya tiba di Damsyik. Ingatlah bahwa beberapa hari telah berlalu sejak Saulus masuk ke Damsyik. Setiap orang di kota itu membicarakan Saulus dan rencana misinya (simaklah ayat 21).
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "alat" artinya "wadah/bejana" (lihat KJV) dan mengacu kepada wadah yang berharga (Saulus) untuk isi yang berharga (injil). Paulus belakangan menyadur kiasan ini, menggambarkan dirinya dalam peranan yang lebih bersahaja (2Korintus 4:7).
- 17 Ini merupakan kali pertama bangsa non-Yahudi secara khusus disebut dalam teks sebagai bagian dari rencana Allah. Bagaimanapun, secara kronologis 26:17 merupakan yang pertama kali terjadi, akibatnya catatan saya tentang bangsa non-Yahudi muncul lebih awal, bersama dengan pembahasan tentang 26:17.
- 18 The Agony and the Ecstasy adalah judul sebuah novel tentang kehidupan Michelangelo yang ditulis oleh Irving Stone.
- 19 Kisah 25:11, 12. Pada saat itu Nero adalah Kaisar yang sedang bertakhta. Kitab Kisah berakhir sebelum Paulus diadili oleh Nero, namun kita tahu hal ini terjadi karena janji Tuhan kepada Paulus (27:23, 24).
- 20 Yesus tidak mengetengahkan gambaran palsu tentang apa yang Saulus bisa harapkan jika ia memutuskan untuk menerima tantangan Tuhan. Kita juga tidak boleh mengarahkan para bakal calon orang Kristen untuk percaya bahwa mereka tidak akan menemui persoalan jika mereka menerima Kristus (simaklah 14:22). Untuk melihat sebagian penggenapan perkataan Yesus mengenai penderitaan Saulus, lihatlah 2Korintus 11:23-28.
- 21 Tidak perlu berspekulasi tentang "bagaimana Ananias menerima kemampuan untuk menyembuhkan." Ini bukanlah suatu mujizat penyembuhan fisik. Kebutaan itu sendiri adalah supernatural, begitu juga dengan pemulihan penglihatannya. Dalam segala hal yang Ananias lakukan dan katakan, ia adalah wakil Tuhan. Seakan-akan Yesus sendirilah yang berbicara dan berbuat.
- 22 Istilah "saudara" tidak membuktikan Saulus sudah selamat. Bagi orang Yahudi (bahkan Yahudi Kristen) adalah hal biasa untuk memanggil sesama orang Yahudi (bahkan orang Yahudi non-Kristen) sebagai "saudara" (22:1). Bagaimanapun, istilah "saudara" yang penuh kasih sayang bisa menunjukkan suatu perubahan hati di pihak Ananias.
- 23 Ungkapan "seolah-olah selaput" "gugur" menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi itu dapat dilihat oleh orang-orang yang hadir ketika Saulus dapat melihat kembali.
- 24 Ini menganggap perkataan itu memang diucapkan oleh Yesus di jalan itu. Lihat catatan tentang 26:16-18.
- 25 "Yang Benar" merupakan acuan kepada Yesus (3:14; 7:52).
- 26 Ananias tidak secara khusus menyebut bangsa non-Yahudi, namun istilah itu tercakup dalam "semua orang."
- 27 Ungkapan "menjadi saksi ... tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar" merupakan penggambaran alkitabiah paling baik tentang makna utama dari kata "saksi".
- 28 "Menyeru nama-Nya" melibatkan penerimaan segala hal tentang Kristus. Beberapa cara dimana hal ini dinyatakan pada saat upacara baptisan adalah (1) pengakuan nama-Nya sebelum baptisan dan (2) menyeru nama-Nya pada saat baptisan. Kita harus terus "menyeru nama-Nya" setelah dibaptiskan (lihat gambaran tentang orang Kristen dalam 9:14; lihat juga Matius 10:32, 33).
- 29 Bahwa Saulus telah bertobat dari dosa-dosanya dibuktikan oleh kesedihannya yang saleh selama tiga hari.
- 30 Yang disebut dengan "doa orang berdosa," doa yang tidak dikenal dalam Kitab Suci, adalah doa meminta pengampunan dari Allah yang didasarkan pada pengakuan Yesus sebagai Juruselamat. Doa itu diciptakan oleh manusia, bukan oleh Allah.
- 31 Beberapa orang berpendapat bahwa orang dapat dibaptis dengan air yang dipercikkan atau dituang di atas kepalanya. Jika benar begitu, Saulus juga sudah dalam posisi tubuh yang sempurna untuk hal itu, namun Ananias berkata, "Bangunlah, dan beri dirimu dibaptis." Saulus harus bangkit berdiri dan pergi ke suatu tempat untuk dibaptis-sebab kata "dibaptis" artinya"dibenamkan."
- 32 Seorang sahabat saya mengatakan bahwa ia telah bekerja dengan banyak orang yang lebih baik mati daripada mengaku bersalah.
- 33 Band. 2Raja-Raja 5:12. Banyak kolam air yang cocok tersedia juga di situ.
- 34 "Dipenuhi dengan" artinya "dikendalikan oleh." Kata itu dapat digunakan dalam pengertian mujizatiah atau non-mujizatiah (Efesus 5:18). Pada poin tertentu, Saulus/ Paulus telah "dipenuhi dengan Roh" dalam pengertian mujizatiah. Kita tidak dapat mengatakan apakah Saulus menerima kemampuan mujizatiah atau tidak pada saat Ananias mendatangi dia, namun ia pasti telah menerima Roh sebagai karunia ketika ia dibaptis. Lebih aman bagi kita untuk mengatakan bahwa menetapnya Roh merupakan apa yang ada dalam pikiran Ananias saat ia berbicara mengenai Saulus yang "dipenuhi dengan Roh."
- 35 Tukang kebun membasmi rumput liar supaya bunga-bunga dapat tumbuh, dan kita berusaha menghalau kegelapan supaya timbul terang.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PAULUS DIADILI!(24:1-23)
Sebuah jemaat Tuhan sedang membutuhkan seorang penginjil. Salah seorang penatua sedang berusaha untuk mendapatkan jenis peng...
PAULUS DIADILI!(24:1-23)
Sebuah jemaat Tuhan sedang membutuhkan seorang penginjil. Salah seorang penatua sedang berusaha untuk mendapatkan jenis penginjil seperti yang gereja itu inginkan. Untuk itu, ia menulis sepucuk surat dan membacakannya di hadapan jemaat seakan-akan surat itu diterima dari seorang pelamar:
Saudara-saudara: Karena mengerti bahwa kalian sedang membutuhkan seorang penginjil, maka saya ingin mengisi lowongan itu.
Saya memiliki banyak kecakapan yang saya pikir akan kalian hargai. Saya diberkati dengan kemampuan menginjil yang berapi-api dan pernah sukses sebagai seorang penulis. Beberapa orang mengatakan bahwa saya adalah seorang pengatur yang baik. Di banyak tempat yang telah saya tinggalkan, jabatan saya adalah pemimpin.
Namun begitu, entah bagaimana beberapa orang menentang saya. Usia saya lebih dari 50 tahun. Kesehatan saya tidak sangat baik, namun saya berusaha untuk menyelesaikan hal-hal yang besar. Saya tidak pernah menginjil di suatu tempat lebih dari tiga tahun dalam satu penginjilan. Kebanyakan jemaat dimana saya pernah menginjil adalah kecil. Secara umum saya masih harus menjalankan bisnis saya untuk mengongkosi hidup saya. Saya kuatir bahwa saya tidak begitu baik dalam menyimpan pelbagai catatan (saya bahkan dikenal sebagai orang yang melupakan orang-orang yang telah saya baptis).
Selama ini saya tidak bisa bergaul terlalu baik dengan para pemuka agama di beberapa kota. Kenyataannya, beberapa dari mereka ada yang mengancam saya, menyeret saya ke pengadilan, dan bahkan menyerang saya secara fisik. Di beberapa tempat, saya harus meninggalkan kota dengan bergegas ketika pekerjaan saya menimbulkan huru-hara dan kekacauan. Saya bahkan pernah dipenjara sebanyak tiga atau empat kali, tetapi bukan karena saya melakukan kejahatan. Jika kalian bersedia memakai saya, saya akan melakukan yang terbaik untuk kalian bahkan jika saya harus bekerja sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidup saya.1
Setelah membaca surat itu, penatua itu menanyai para anggota apakah mereka tertarik terhadap pelamar itu. Mereka semua sepakat bahwa pelamar itu jangan pernah bekerja untuk jemaat di situ. Mereka tidak mau seorang penginjil yang tidak sehat, suka berdebat, pernah dituduh pembuat keonaran, dan mereka bahkan merasa terhina mendengar pembacaan lamaran penginjil itu. Namun begitu, ada seorang yang menanyakan nama penginjil itu. Penatua itu menjawab, "Rasul Paulus."
Tujuh pasal terakhir Kitab Kisah bercerita tentang Paulus sebagai "tawanan," seorang narapidana—sejenak di Yerusalem (22:24), lalu dua tahun di Kaisarea (23:33-35; 24:27), disusul dengan setidaknya dua tahun lagi di Roma (28:16-30). Paulus sudah tidak asing lagi terhadap kehidupan penjara. Selama ini ia sudah sering dipenjarakan (2Korintus 11:23). Salah satu pemenjaraan ini— ketika Paulus dan rekan sekerjanya dipukuli dan kemudian dibelenggu di Filipi (Kisah 16) pernah kita pelajari. Namun begitu, rasul itu sebelumnya tidak pernah harus merasakan kurungan dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Karena selama ini ia terbiasa dengan gaya hidup yang aktif dan penuh semangat, maka pengurungan ini pastilah telah menjadi salah satu pengadilan paling besar yang Paulus pernah alami. Namun begitu, sambil kita mempelajari pasal-pasal ini saya ingin kita melihat sikap positif dan dinamis yang Paulus pertahankan di sepanjang waktu pengadilan ini. 2
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita melihat Paulus dibawa ke Kaisarea dan diserahkan kepada Gubernur Feliks, yang lalu memenjarakan dia di istana Herodes (23:23-35). Pelajaran ini adalah tentang pengadilan pertama Paulus di Kaisarea—salah satu dari banyak pengadilan yang harus ia alami selama lima tahun atau lebih yang ia luangkan dalam penjara.3Simaklah bahwa ketika Paulus diserang dan difitnah, ia bahkan berusaha untuk tetap "bergembira" (24:10).
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 24:1-23)
Kepala pasukan di Benteng Antonia mengacukan rasul itu sebagai "Paulus orang tahanan" (23:18). Ungkapan itu mencer...
KESIMPULAN (KIS 24:1-23)
Kepala pasukan di Benteng Antonia mengacukan rasul itu sebagai "Paulus orang tahanan" (23:18). Ungkapan itu mencerminkan sosok Paulus di sepanjang tujuh pasal terakhir Kitab Kisah. Paulus menjuluki dirinya sendiri "orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus" (Efesus 3:1) dan "orang yang dipenjarakan karena Tuhan" (Efesus 4:1). Simaklah bahwa Paulus tidak menganggap dirinya tahanan Roma, tetapi "orang yang dipenjarakan karena Tuhan"! Paulus bisa memahami nasibnya sebab ia percaya ia berada dimana Tuhan mau ia berada; ia percaya Tuhan itu mahatahu dan akan membereskan segala sesuatunya!
Beberapa orang Kristen memang ada yang di dalam penjara. Banyak lagi yang merasa dipenjarakan oleh lingkungan, oleh kekuatan-kekuatan di luar kontrol mereka. Jika Anda merasa seperti itu, apakah Anda bisa memahami situasi Anda seperti halnya Paulus, atau apakah Anda merasa resah dan kuatir atas pelbagai kondisi yang Anda tidak bisa ubah? Begitu Anda sudah melakukan semampu Anda, apakah Anda bersedia menyerahkan segala persoalan itu ke dalam tangan Allah?
Dalam pekerjaan saya dengan para penghuni penjara di Venus, Texas, saya menemukan banyak orang yang hidup di balik dinding penjara itu telah dimerdekakan dalam Kristus (Roma 8:2; Galatia 5:1), baik secara rohani maupun emosi. Di luar penjara saya menemukan banyak orang dipenjarakan dalam dosa (Roma 6:17) dan oleh rasa takut mereka (Imamat 26:17). Dimerdekakan atau dipenjarakan oleh kehidupan pada dasarnya merupakan keadaan pikiran. Mereka yang percaya kepada Tuhan mendapatkan perkataan Richard Lovelace ini benar: "Yang membentuk penjara bukanlah dinding-dinding batu, bukan juga kurungan teralis besi"!50
CATATAN KHOTBAH
C. Bruce White meliput pasal 24 dalam satu pelajaran: (1) Saksi Palsu (ay. 1-9); (2) Jawaban Yang Adil (ay. 10-23); (3) Khotbah Yang Tegas (ay. 24, 25); (4) Respon Yang Ketakutan (ay. 25-27) (khotbah yang tidak dipublikasikan).
Warren W. Wiersbe membagi pasal-pasal itu menurut tokoh-tokoh utamanya: (1) Tertulus: Tuduhan Palsu (ay. 1-9); (2) Paulus: Jawaban Yang Benar (ay. 10-21); (3) Feliks: Sikap Yang Bodoh (ay. 22-27). (The Bible Exposition Commentary, vol. 1.)
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Surat ini pernah muncul dalam beragam bentuk dalam banyak publikasi. Versi saya adalah saduran dari beberapa versi itu.
2 Ia ma...
Catatan Akhir:
- 1 Surat ini pernah muncul dalam beragam bentuk dalam banyak publikasi. Versi saya adalah saduran dari beberapa versi itu.
- 2 Ia mampu bersikap seperti ini setelah Tuhan menampakkan diri kepada dia dengan pesan yang berisi jaminan (23:11). Lihat pelajaran "Harapan Dihidupkan Kembali" di halaman 103.
- 3 Bila priode singkat di Yerusalem ditambah dengan perjalanan ke Roma ditambah dengan beberapa waktu yang Paulus luangkan dalam penjara setelah 28:30 ditambah dengan dua tahun di Kaisarea dan dua tahun di Roma, maka totalnya haruslah mendekati lima tahun.
- 4 Lihat catatan tentang Kisah 23:30.
- 5 Ini mungkin lima hari setelah Paulus tiba di Kaisarea, namun bisa juga lima hari dari waktu orang-orang Yahudi itu menyadari bahwa ia telah pergi.
- 6 Lihat catatan tentang Kisah 23:2.
- 7 Yerusalem sekitar 732 meter di atas permukaan laut; Kaisarea terletak di pesisir.
- 8 "Para tua-tua" ini bisa jadi merupakan anggota lain dari Mahkamah itu.
- 9 Kata Yunani yang diterjemahkan "pengacara" secara harfiah artinya "ahli pidato" (lihat KJV); Tertulus dididik dalam kaitannya dengan hukum.
- 10 Tertulus adalah nama Latin ("Tertulus" adalah bentuk singkat dari kata Latin untuk "ketiga"); kita tidak tahu apakah ia seorang Romawi atau Yahudi Helenistik.
- 11 Ada pertanyaan tentang nama ketiga Feliks. Banyak pakar mengira namannya adalah "Markus."
- 12 Dari waktu ke waktu, Yudea diperintah oleh para wali negeri, yang adalah wakil Roma. Pilatus adalah salah satunya (Matius 27:2). Gubernur-gubernur lainnya yang disebut namanya dalam kitab Kisah adalah Feliks (simak 23:24-26) dan Festus (kita akan mengkaji tentang Festus dalam pasal 25 dan 26).
- 13 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 168. Mengenai sikap Allah terhadap sanjungan, bacalah Amsal 26:28.
- 14 Untuk contoh mengenai pemberontakan seperti itu,lihat catatan tentang Kisah 21:38.
- 15 Lihat Kisah 13:50; 14:5, 19; 17:5-9, 13; 18:12-16; 19:23-41.
- 16 Kata Yunani yang diterjemahkan "sekte" adalah hairesis, kata yang darinya kita dapatkan kata "heresy [bidah]."
- 17 Simaklah Matius 2:23; 21:11; 26:71; Markus 1:24; Lukas 4:34; 18:37; Yohanes 1:45.
- 18 Dalam nas ini tidak ada otoritas bagi para pengikut Yesus untuk mengacukan dirinya sebagai "orang Nazaret."
- 19 Lihat catatan tentang Kisah 18:13 pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian IV."
- 20 Lihat catatan tentang Kisah 21:28.
- 21 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 499.
- 22 Edisi NASB sebelumnya menempatkan nas ini dalam catatan kaki, namun edisi belakangan yang sekarang ini saya gunakan meletakkan nas itu dalam bacaan, diapit dengan tanda kurung besar. KJV (yang sangat bergantung pada naskah Roma, naskah yang tidak menyertakan perkataan ini) menuliskan nas itu tanpa tanda kurung besar.
- 23 Simon J. Kistemaker, New Testament Commentary: Exposition of the Acts of the Apostles (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1990), 883.
- 24 F.F. Bruce, The Book of Acts, rev. ed. (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 441.
- 25 McGarvey mengira ini adalah suatu isyarat bahwa Paulus harus "diperiksa dengan siksaan" (22:24) (New Commentary on Acts of Apostles, vol. 2 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 235).
- 26 Beberapa orang mengira perkataan Feliks dalam ayat 22 tentang menjemput Lisias merupakan respon kepada usulan Tertulus dalam ayat 8, jadi acuan itu adalah untuk memeriksa Lisias untuk mencari tahu apa yang benar-benar terjadi.
- 27 Bandingkan perkataan ini dengan pernyataan dalam Kisah 26:2.
- 28 Cara paling sederhana untuk memahami ini adalah bahwa ia telah pergi ke Yerusalem hanya dua belas hari sebelumnya. Karena pengadilan ini terjadi pada hari kelima setelah Paulus tiba di Kaisarea, maka ini akan memberi Paulus hanya tujuh hari di Yerusalem. Beberapa orang mengira bahwa waktu itu tidak memadai bagi segala hal yang terjadi dan percaya bahwa dua belas hari itu hanya mengacu kepada waktu ia berada di Yerusalem, termasuk hari-hari yang ia luangkan sebagai tawanan. Yang manapun juga, sebagian besar waktu dua belas hari itu diluangkan dalam penjara, menyisakan sedikit waktu untuk menimbulkan kekacauan.
- 29 Ungkapan "beribadah" bisa mengacu kepada ibadah dalam Bait Allah, bertemu dengan sesamanya orang Kristen di tempat itu, atau dua-duanya. Poin Paulus adalah bahwa ia datang ke Yerusalem untuk tujuan damai, bukan untuk mengacau.
- 30 Ada juga kemungkinan bahwa Paulus menghormati perjanjian yang dibuat dengan Yakobus, Petrus, dan Yohanes (Galatia 2:9).
- 31 Paulus berkata bahwa orang-orang Yahudi menyebut agama Kristen sebuah sekte; ia sendiri tidak begitu. Gereja belum pernah dan akan tidak pernah menjadi sebuah sekte. (di sini KJV menulis "heresy [bidah], namun dalam ayat 5 kata Yunani yang sama yang dipakai di sini diterjemahkan "sekte".)
- 32 Wiersbe, 500.
- 33 Meskipun Perjanjian Baru sering bicara tentang kebangkitan orang benar dan jahat (simak Yohanes 5:28, 29), namun ini satu-satunya kesempatan Paulus bicara tentang itu. Biasanya, ketika Paulus bicara atau menulis tentang kebangkitan orang mati, penekanannya adalah tentang kebangkitan orang benar (sebagai contoh, 1Korintus 15).
- 34 Imam besar itu, kemungkinan juga orang-orang yang bersama dia, adalah orang Saduki; namun di hadapan gubernur itu mereka enggan menantang Paulus, sebab mereka ingin menunjukkan kekompakan di hadapan Feliks.
- 35 Secara harfiah, aslinya tertulis "Aku melatih diriku sendiri" (lihat KJV). The Cotton Patch Version menulis "Secara tetap aku melatih diriku." "Latihan" rohani ini lebih penting daripada latihan fisik.
- 36 Lihat catatan tentang kata nurani dalam kaitannya dengan 23:1 dalam pelajaran tentang "Cara Meminta Maaf" di halaman 71 pada edisi ini.
- 37 Jika 18:22 mengacu kepada kunjungan ke Yerusalem ("setelah naik ...."), maka lima tahun lebih telah berlalu sejak Paulus mengunjungi Yerusalem. Jika ayat itu tidak mengacu kepada kunjungan ke Yerusalem, maka waktu itu menjadi lebih lama sejak Paulus berada di kota itu. Dengan kata lain, selama waktu itu ia tidak berada di dalam wilayah kekuasaan Feliks untuk mengobarkan kekacauan.
- 38 "Pemberian" mengacu kepada bantuan kebajikan (lihat 3:2, 3, 10; 10:2, 4).
- 39 Istilah "persembahan-persembahan" bisa mengacu kepada pelbagai persembahan dalam Bait Allah, namun tidak ada petunjuk bahwa Paulus berniat mempersembahkan persembahan apa saja sampai para penatua mengusulkannya (21:23, 24). Jika ia telah merencanakan melakukan hal itu, maka niatnya itu akan sudah lebih baik melayani tujuan mereka daripada usulan mereka. Istilah "persembahan-persembahan" mungkin hanya mengacu kepada pemberian kasih yang dibawa kepada umat Kristen Yahudi (dalam 2Korintus 9:12, kita melihat bahwa salah satu tujuan sumbangan itu adalah untuk "melimpahkan ucapan syukur kepada Allah"). Di tempat saya tinggal, kami sering mengacukan sumbangan itu sebagai sebuah "persembahan."
- 40 NASB memperlihatkan adanya pemisahan gagasan dalam teks aslinya dengan memberi tanda garis pisah. Pada poin itu Paulus mengakhiri apa yang sedang ia katakan. Di sepanjang kisah pengadilan ini, Lukas menangkap nuansa pidato normal baik di dalam dakwaan Tertulus maupun pembelaan Paulus.
- 41 Dimanakah keberadaan orang-orang Yahudi dari Asia itu? Mungkin, mereka semata-mata menghilang dari pandangan mata begitu usaha mereka untuk membunuh Paulus gagal. Bahkan jika mereka masih di sekitar Yerusalem, delegasi Yahudi ke Kaisarea itu tidak berani membawa mereka sebab mereka tidak memiliki bukti bagi dakwaan mereka.
- 42 Paulus tidak sedang mengatakan bahwa pernyataannya adalah sebuah "kelakuan tak senonoh," dan ia juga tidak sedang meminta maaf atas pernyataan itu. Maksudnya adalah sama dengan maksud saya jika saya berkata, "Satu-satunya kesalahan saya adalah melakukan tugas yang ditugaskan kepada saya"-artinya, "Saya tidak bersalah apa-apa."
- 43 Jika mempercayai kebangkitan orang mati adalah suatu kejahatan, maka semua orang Farisi dalam Mahkamah itu juga bersalah!
- 44 "Tahu benar-benar" adalah suatu istilah perbandingan. Ungkapan itu bisa bermakna mengetahui lebih tepat lagi "daripada yang mereka sadari" atau "daripada yang diketahui oleh para pemimpin Yahudi" atau "daripada yang diketahui oleh kebanyakan orang."
- 45 Ini merupakan persamaan lain antara pengadilan Yesus dan Paulus. Keduanya berkali-kali tidak terbukti bersalah, namun tidak juga dibebaskan.
- 46 Feliks sudah menerima laporan dari kepala pasukan itu dan ia tidak perlu memanggil dia.
- 47 Sejauh yang kita ketahui, tak satupun dari tulisan ini telah dilestarikan. Beberapa orang pernah menyatakan bahwa "surat penjara" (Efesus, Filipi, Kolose, dan Filemon) ditulis dari Kaisarea, namun kemungkinan besar surat-surat itu ditulis dari Roma (lihat Filipi 4:22). Pernah juga dinyatakan bahwa Paulus menulis Kitab Ibrani sewaktu dipenjarakan di Kaisarea; namun karena kita tidak tahu pasti siapa yang menulis Kitab Ibrani, maka hal ini harus tetap menjadi spekulasi.
- 48 Karena Lukas ada bersama Paulus ketika rasul itu mencapai Yerusalem (21:17), dan karena dua tahun belakangan ia bersama Paulus ketika Paulus meninggalkan Roma (27:1), maka ada dugaan bahwa ia tinggal di tempat umum selama dua tahun itu.
- 49 James Burton Coffman, Commentary on Acts (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1976), 462, 463.
- 50 Quoted in Christopher Morley, ed., The Shorter Bartlett's Familiar Quotations (New York: Permabooks, 1953), 223.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi