Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mat 1:1 - SILSILAH YESUS KRISTUS.
Nas : Mat 1:1
Injil Matius mulai dengan daftar silsilah ini, yang merunut garis
keturunan Yesus melalui garis Yusuf sebagaimana kebiasaan Yahudi ke...
Nas : Mat 1:1
Injil Matius mulai dengan daftar silsilah ini, yang merunut garis keturunan Yesus melalui garis Yusuf sebagaimana kebiasaan Yahudi ketika itu (ayat Mat 1:16). Walaupun Yusuf bukan merupakan ayah Yesus secara biologis (ayat Mat 1:20), ia tetap merupakan ayah Yesus secara hukum. Karena Allah sudah berjanji bahwa Mesias akan menjadi keturunan Abraham (Kej 12:3; 22:18; Gal 3:16) dan Daud (2Sam 7:12-19; Yer 23:5), maka Matius merunut silsilah Yesus sampai ke kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias.
Full Life: Mat 1:1 - KRISTUS.
Nas : Mat 1:1
Kata "Kristus" (Yun. _Christos_) berarti "yang diurapi"; kata ini
merupakan padanan dari kata "_Mesias_" dalam bahasa Ibrani
(Dan 9:2...
Nas : Mat 1:1
Kata "Kristus" (Yun. _Christos_) berarti "yang diurapi"; kata ini merupakan padanan dari kata "_Mesias_" dalam bahasa Ibrani (Dan 9:25-26).
- 1) Sejak semula Matius menegaskan bahwa Yesus adalah Yang Diurapi dari Allah, yaitu diurapi dengan Roh Kudus (bd. Yes 61:1; Luk 4:18; Yoh 3:34; Kis 10:38).
- 2) Ia diurapi sebagai Nabi untuk membawa pengetahuan dan kebenaran (Ul 18:15), sebagai Imam untuk mempersembahkan korban penghapus dosa (Mazm 110:4; Ibr 10:10-14) dan sebagai Raja untuk memerintah, menuntun, serta menegakkan kerajaan kebenaran (Za 9:9).
Full Life: Mat 1:1 - ANAK DAUD.
Nas : Mat 1:1
Teks :
1) Matius menetapkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud yang sah dengan
merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari...
Nas : Mat 1:1
Teks :- 1) Matius menetapkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud yang sah dengan merunut garis keturunan Yusuf yang berasal dari keluarga Daud. Walaupun Yesus dikandung oleh Roh Kudus, secara resmi Ia tetap dicatat sebagai anak Yusuf dan menurut hukum adalah anak Daud.
- 2) Silsilah yang disajikan oleh Lukas (Luk 3:23 dst.) merunut garis keturunan Yesus melalui kaum pria dalam garis keturunan Maria (yang juga dari keturunan Daud). Lukas menekankan bahwa Yesus adalah anak kandung Maria sehingga menjadi sama seperti kita (bd. Rom 1:3). Dengan demikian para penulis kitab Injil menegaskan bahwa Yesus berhak menjadi Mesias baik secara hukum maupun secara biologis.
Jerusalem -> Mat 1:1-17
Jerusalem: Mat 1:1-17 - -- Silsilah Yesus yang disajikan Matius dan menonjolkan unsur wanita-wanita asing, Mat 1:3,5,6, hanya menyebut nenek moyang Kristus yang berbangsa Israel...
Silsilah Yesus yang disajikan Matius dan menonjolkan unsur wanita-wanita asing, Mat 1:3,5,6, hanya menyebut nenek moyang Kristus yang berbangsa Israel. Dengan jalan itu Matius mau menghubungkan Yesus dengan tokoh-tokoh utama yang membawa serta janji-janji Allah mengenai Mesias, yaitu Abraham dan Daud serta keturunannya yang menjabat raja, (2Sa 7:1; Yes 7:14). Silsilah yang disajikan Lukas (Luk 3:23-28) lebih universil sehingga juga merangkum Adam, kepala seluruh umat manusia. Mulai dengan Daud sampai Yusuf kedua silsilah hanya memuat dua nama yang sama. Perbedaan itu dapat dijelaskan dengan dua cara: boleh jadi Matius mengutamakan penggantian dalam jabatan raja dari keturunan alamiah; atau boleh jadi Matius mendasarkan diri pada penetapan bahwa keturunan menurut hukum (perkawinan tukar tikar, Ula 25:5) disamakan dengan keturunan alamiah. Silsilah dibuat sistematis, sebab Matius membagi-bagikan nenek moyang Kristus menjadi tiga kali empat belas (dua kali tujuh) orang, bdk Mat 6:9, sehingga terpaksa meninggalkan tiga orang raja antara Yoram dan Uzia dan menghitung Yekhonya dua kali, Mat 1:11-12 (nama Yunani yang sama dapat menterjemahkan dua nama Ibrani yang hampir sama, ialah Yoyakim dan Yoyakhin). Kedua silsilah itu berakhir dengan Yusuf yang hanya ayah Yesus menurut hukum. Tetapi menurut pandangan orang dahulu hanya ayah menurut hukum mewariskan segala hak dan di sini hak itu ialah hak nenek moyang Mesias. Tetapi mungkin juga bahwa Maria termasuk ke dalam keluarga yang menurunkan Mesias. Tetapi kedua penginjil tidak mengatakannya.
Ende -> Mat 1:1
Ende: Mat 1:1 - Silsilah Maksud bab ini ialah membuktikan, bahwa Jesus benar-benar keturunan
David, sebab dipenuhi padaNja nubuat-nubuat para nabi, jang menjatakan, bahwa
Mesi...
Maksud bab ini ialah membuktikan, bahwa Jesus benar-benar keturunan David, sebab dipenuhi padaNja nubuat-nubuat para nabi, jang menjatakan, bahwa Mesias itu akan terbit dari bangsa David.
Ref. Silang FULL -> Mat 1:1
Ref. Silang FULL: Mat 1:1 - anak Daud // anak Abraham · anak Daud: 2Sam 7:12-16; Yes 9:5,6; 11:1; Yer 23:5,6; Mat 9:27; Mat 9:27; Luk 1:32,69; Wahy 22:16
· anak Abraham: Kej 22:18; Gal 3:16;...
· anak Daud: 2Sam 7:12-16; Yes 9:5,6; 11:1; Yer 23:5,6; Mat 9:27; [Lihat FULL. Mat 9:27]; Luk 1:32,69; Wahy 22:16
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mat 1:1-17
Matthew Henry: Mat 1:1-17 - Silsilah Yesus Kristus
Pemberita Injil ini mulai dengan catatan mengenai silsilah dan kelahiran Kristus, leluhur dari mana ia berasal, dan cara Ia datang ke dunia, agar ...
- Pemberita Injil ini mulai dengan catatan mengenai silsilah dan kelahiran Kristus, leluhur dari mana ia berasal, dan cara Ia datang ke dunia, agar jelas bahwa Ia memang Mesias yang dijanjikan itu, sebab sudah dinubuatkan sebelumnya bahwa Ia haruslah putra Daud dan lahir dari seorang anak dara; dan demikianlah yang ditunjukkan dengan jelas dalam Injil Matius ini. Sebab di sini terdapat:
- I. Silsilah-Nya mulai dari Abraham dalam empat puluh dua generasi, tiga kali empat belas generasi (ay. 1-17).
- II. Catatan seputar keadaan kelahiran-Nya, sejauh yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa Ia lahir dari seorang anak dara (ay. 18-25). Demikianlah, dengan sangat teratur dilukiskan kehidupan Juruselamat kita yang terberkati itu, sebagaimana hidup itu seharusnya dituliskan, sebagai suatu teladan yang jelas.
Silsilah Yesus Kristus (1:1-17)
- Mengenai silsilah Juruselamat kita, kita perhatikan:
- I. Judulnya. Ini adalah buku (atau catatan, seperti kata Ibrani sepher, "buku," adakalanya diartikan) mengenai garis silsilah Yesus Kristus, mengenai leluhur-Nya menurut daging; atau, kisah tentang kelahiran-Nya. Ini adalah Biblos Geneseōs -- Kitab Kejadian. Perjanjian Lama diawali dengan kitab tentang garis penciptaan dunia, dan itulah kemuliaan kitab Perjanjian Lama dengan mencantumkannya. Namun, kemuliaan di dalam kitab Perjanjian Baru jauh melampaui itu, karena diawali dengan kitab mengenai garis silsilah dari Dia yang menciptakan dunia. Sebagai Allah, permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mi. 5:1), dan tidak seorang pun dapat menyatakan kebermulaan itu; namun sebagai manusia, Ia diutus setelah genap waktunya, ... lahir melalui seorang perempuan, dan garis silsilah itulah yang dinyatakan di sini.
- II. Tujuan utamanya. Ini bukan sekadar silsilah tanpa tujuan atau tanpa guna; bukan pula untuk memperlihatkan kemuliaan yang sia-sia, sebagaimana biasa terjadi pada tokoh-tokoh besar. Stemmata, quid faciunt? -- Apa faedahnya silsilah kuno itu? Gunanya seperti silsilah yang diberikan dalam pembuktian, untuk membenarkan suatu hak, dan mengajukan tuntutan. Dalam Injil Matius, tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa Yesus Tuhan kita adalah anak Daud, dan anak Abraham, dan karena itu dari bangsa dan keluarga yang darinya Sang Mesias akan muncul. Di masa mereka, Abraham dan Daud merupakan wali utama atas janji yang berkaitan dengan Sang Mesias. Janji tentang berkat diberikan kepada Abraham dan keturunannya, tentang kekuasaan diberikan kepada Daud dan keturunannya. Karena itu, mereka yang memiliki hak dalam Kristus, anak Abraham, yang oleh-Nya semua kaum di muka bumi akan mendapatkan, harus setia dan tunduk kepada Dia sebagai Anak Daud, yang oleh-Nya seluruh kaum di muka bumi akan diperintah. Telah dijanjikan kepada Abraham bahwa Kristus akan lahir dari keturunannya (Kej. 12:3; 22:18), dan juga kepada Daud bahwa Dia akan lahir dari keturunannya (2Sam. 7:12; Mzm. 89:4 dst.; 132:11). Oleh sebab itu, kalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud, dan anak Abraham, kita tidak dapat mengakui-Nya sebagai Sang Mesias. Dalam Injil Matius, hal ini dibuktikan melalui catatan-catatan autentik dari lembaga-lembaga pencatatan silsilah. Orang Yahudi sangat saksama dalam melestarikan garis silsilah mereka, dan ada providensi di dalamnya, demi menjernihkan garis keturunan Sang Mesias dari bapak-bapak leluhur; lagi pula, sejak kedatangan-Nya, bangsa itu begitu tercerai-berai dan tercampur-baur hingga menimbulkan pertanyaan apakah ada orang di dunia ini yang dapat dengan sah membuktikan bahwa dirinya adalah keturunan Abraham. Namun, ada satu hal yang pasti, tidak seorang pun dapat membuktikan dirinya sebagai anak Harun atau anak Daud, karena itu jabatan imamat dan rajawi harus disudahi, ibarat hilang selamanya, atau diletakkan ke dalam tangan Yesus Tuhan kita. Kristus dalam Injil ini mula-mula disebut Anak Daud, sebab dengan julukan itulah Ia umumnya diperbincangkan, dan diharapkan, di antara orang Yahudi. Mereka yang mengakui-Nya sebagai Kristus menyebut-Nya Anak Daud (15:22; 20:31; 21:15). Jadi, karena itulah, penulis Injil Matius berusaha menjelaskan bahwa Ia bukan hanya seorang keturunan Daud, melainkan Sang Anak Daud itu sendiri dan lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya; Ia bukan sekadar seorang keturunan Abraham, tetapi Sang Anak Abraham yang dimaksudkan untuk menjadi bapa banyak bangsa. Dengan menyebut Kristus sebagai anak Daud, dan anak Abraham, penulis Injil Matius menunjukkan bahwa Allah setia kepada janji-Nya, dan akan menepati setiap perkataan yang telah diucapkan-Nya; dan hal ini:
- 1. Walaupun pelaksanaannya tertunda lama. Ketika Allah menjanjikan Abraham seorang putra, yang akan menjadi berkat luar biasa bagi dunia, mungkin ia mengharapkan anak itu adalah putra kandungnya; namun ternyata putra yang dimaksud itu berjarak empat puluh dua generasi, sekitar 2.000 tahun lamanya. Jadi, sejak sebegitu jauh sebelumnya Allah menubuatkan apa yang akan dilakukan, dan kadang-kadang baru sebegitu lama sesudahnya, baru Allah menggenapi apa yang telah dijanjikan. Perhatikanlah, penangguhan rahmat yang dijanjikan, meskipun melatih kesabaran kita, tidaklah melemahkan janji Allah.
- 2. Walaupun orang sudah mulai putus asa akan janji itu. Anak Daud dan anak Abraham ini, yang akan menjadi kemuliaan rumah Bapa-Nya, lahir ketika keturunan Abraham menjadi bangsa yang terhina, dan belum lama ini menjadi jajahan bangsa Romawi, dan ketika anak cucu Daud tidak lagi dikenal. Sebab memang Kristus harus menjadi tunas dari tanah kering. Perhatikanlah, waktu Allah bagi penggenapan janji-janji-Nya terjadi ketika segala sesuatu tampak sangat mustahil.
- III. Rangkaian silsilah tersebut, yang ditarik langsung dari Abraham, sesuai dengan sejarah silsilah yang dicatat dalam bagian awal kitab-kitab Tawarikh (sejauh yang ada), dan yang kita lihat penggunaannya di sini. Beberapa hal khusus yang dapat kita amati dalam silsilah Injil Matius adalah:
- 1. Di antara leluhur Kristus yang mempunyai saudara laki-laki, umumnya Kristus digambarkan turun dari saudara yang lebih muda, seperti Abraham, Yakub, Yehuda, Daud, Natan, dan Resa; untuk menunjukkan bahwa tidak seperti para raja duniawi, Kristus bukan berasal dari kesulungan para leluhur-Nya, melainkan dari kehendak Allah, yang meninggikan orang-orang yang rendah, dan yang memberikan penghormatan khusus kepada anggota-anggota yang tidak mulia, yang merupakan cara pemeliharaan-Nya.
- 2. Di antara putra-putra Yakub, di samping Yehuda, yang darinya lambang pemerintahan (Silo) berasal, perhatian diberikan kepada saudara-saudaranya: Yehuda dan saudara-saudaranya. Tidak disebut-sebut tentang Ismael, putra lain dari Abraham, atau tentang Esau, putra lain dari Ishak, sebab mereka bukan bagian dari Gereja; sedangkan semua anak Yakub dimasukkan, dan, meskipun bukan merupakan bapak-bapak leluhur Kristus, mereka adalah bapak-bapak leluhur Gereja (Kis. 7:8), dan oleh sebab itu disebut-sebut dalam silsilah, untuk memberi semangat kepada kedua belas suku di perantauan, sambil menunjukkan kepada mereka bahwa mereka mempunyai hak dalam Kristus, dan memiliki hubungan dengan Dia seperti halnya dengan Yehuda.
- 3. Peres dan Zerah, putra kembar Yehuda, keduanya-duanya juga disebut, meskipun hanya Peres yang merupakan leluhur Kristus, untuk alasan yang sama mengapa saudara-saudara Yehuda diperhatikan; ada juga yang berpendapat bahwa karena kelahiran Peres dan Zerah menggambarkan semacam kiasan. Zerah mengeluarkan tangannya terlebih dahulu, sebagai yang lahir sulung, namun, karena ia menariknya kembali, Pereslah yang memperoleh hak kesulungan. Umat Yahudi, seperti halnya Zerah, mencapai hak kesulungan terlebih dahulu, namun karena ketidakpercayaan mereka, dengan menarik tangan kembali, maka umat bukan-Yahudilah, seperti Peres, yang maju dan mendapatkan hak kesulungan itu; dan dengan demikian sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk, dan kemudian baru Zerah lahir, yakni seluruh Israel akan diselamatkan (Rm. 11:25-26).
- 4. Ada empat orang perempuan, dan hanya empat, yang disebut dalam silsilah ini; dua di antaranya tidak termasuk kewargaan Israel, yaitu Rahab seorang perempuan Kanaan, yang juga seorang sundal, dan Rut seorang perempuan Moab; sebab di dalam Kristus Yesus tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi; di dalam Kristus, baik orang asing dan pendatang disambut menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus. Dua orang perempuan lainnya adalah pezinah, yaitu Tamar dan Batsyeba. Ini merupakan suatu tanda penghinaan lainnya lagi yang ditimpakan kepada Tuhan Yesus, bahwa bukan saja Ia keturunan orang-orang semacam itu, tetapi juga apa yang memang ada pada mereka dikatakan secara khusus dalam sejarah silsilah-Nya, tanpa ditutup-tutupi. Ia menanggung keadaan dalam daging yang dikuasai dosa (Rm. 8:3), dan bahkan membawa orang-orang yang paling berdosa ke dalam hubungan paling dekat dengan-Nya ketika mereka bertobat. Perhatikanlah, tidak sepantasnya kita mencela orang dengan aib yang dilakukan leluhur mereka; sebab hal ini berada di luar pilihan mereka, dan telah menjadi nasib para tokoh terbaik, bahkan Tuhan kita sendiri. Pernyataan Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria diperhatikan dalam silsilah ini (menurut Dr. Whitby) untuk menunjukkan bahwa kejahatan Daud, yang kemudian bertobat, sama sekali tidak menghalangi penggenapan janji yang diberikan kepadanya, bahwa Allah berkenan menggenapi janji itu melalui perempuan ini.
- 5. Meskipun berbagai nama raja disebutkan dalam silsilah ini, tidak seorang pun yang dengan jelas dipanggil raja kecuali Daud (ay. 6), raja Daud; sebab dengan dirinyalah dibuat kovenan takhta kerajaan itu, dan kepadanyalah diberikan janji kerajaan Sang Mesias, yang oleh sebab itu disebut akan mewarisi takhta Daud, bapa leluhurnya (Luk. 1:32).
- 6. Dalam silsilah raja-raja Yehuda, antara Yoram dan Uzia (ay. 8), ada tiga raja yang tidak tercantum, yakni Ahazia, Yoas, dan Amazia. Oleh sebab itu, ketika dikatakan bahwa Yoram memperanakkan Uzia, yang dimaksudkan menurut penggunaan bahasa Ibrani adalah bahwa Uzia merupakan keturunan Yoram, seperti yang dikatakan kepada Hizkia bahwa putra-putra yang akan diperanakkannya akan diangkut ke Babel, padahal mereka ini terpisah beberapa generasi darinya. Bukanlah karena kekeliruan maupun kealpaan kalau ketiga nama ini dihilangkan, tetapi, kemungkinannya, mereka memang sudah dihilangkan dalam daftar-daftar silsilah yang dijadikan bahan acuan oleh penulis Injil Matius. Daftar-daftar silsilah tersebut diakui asli. Sebagian orang memberikan alasan berikut: Ini merupakan rancangan Matius, supaya mudah diingat, untuk mengecilkan jumlah leluhur Kristus menjadi tiga kelompok yang masing-masing berisi empat belas keturunan. Dan, untuk keperluan ini, dalam kelompok silsilah raja-raja Yehuda ini ada tiga raja yang harus dicoret, dan tidak ada yang lebih cocok daripada mereka yang merupakan anak cucu langsung dari raja Atalya yang dikutuk, yang memperkenalkan penyembahan berhala oleh Ahab ke dalam rumah Daud, yang karenanya aib menimpa keluarga itu dan kejahatannya sampai ke keturunan yang ketiga dan keempat. Dua dari ketiga raja ini menjadi murtad; dan demikianlah Allah biasanya menetapkan suatu tanda dalam dunia ini untuk menunjukkan perasaan tidak senang-Nya: ketiganya dikuburkan dengan keadaan bersimbah darah.
- 7. Beberapa orang mengamati adanya campuran antara yang baik dan yang jahat dalam pergantian raja-raja ini; misalnya (ay. 7-8), Rehabeam yang jahat memperanakkan Abia yang jahat; Abia yang jahat memperanakkan Asa yang baik; Asa yang baik memperanakkan Yosafat yang baik; Yosafat yang baik memperanakkan Yoram yang jahat. Anugerah tidak mengalir melalui hubungan darah, dosa yang merajalela pun tidak. Anugerah Allah adalah milik-Nya sendiri, dan Ia memberikan atau menahannya sesuai perkenanan-Nya.
- 8. Pembuangan ke Babel disebutkan sebagai suatu masa yang luar biasa dalam silsilah (ay. 11-12). Jika memperhatikan segala sesuatunya, sungguh mengherankan bahwa umat Yahudi tidak musnah selama pembuangan itu, seperti yang dialami bangsa-bangsa lain; namun ini mengisyaratkan alasan mengapa arus bangsa itu dijaga untuk tetap mengalir dalam kemurnian melalui laut mati itu, sebab merekalah yang menurunkan Mesias dalam keadaannya sebagai manusia. Janganlah musnahkan [bangsa] itu, sebab di dalamnya masih ada berkat, bahkan berkat di atas segala berkat, yaitu Kristus sendiri (Yes. 65:8-9). Dengan mata yang tertuju kepada-Nya-lah mereka dipulihkan, dan tempat kudus yang telah musnah itu disinari dengan wajah-Nya demi Tuhan sendiri (Dan. 9:17).
- 9. Dikatakan bahwa Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya (ay. 11); yang dimaksudkan dengan Yekhonya di sini adalah Yoyakim, putra sulung Yosia. Namun ketika dikatakan (ay. 12) bahwa Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Yekhonya yang ini adalah putra Yoyakim tadi yang dibawa ke Babel, dan di sana ia memperanakkan Sealtiel (sebagaimana ditunjukkan Dr. Whitby). Yekhonya juga dikatakan tercatat tidak mempunyai anak (Yer. 22:30), tetapi hal ini dijelaskan sebagai berikut: seorang pun dari keturunannya tidak akan berhasil. Sealtiel di sini dikatakan memperanakkan Zerubabel, padahal sebenarnya Sealtiel memperanakkan Pedaya, yang memperanakkan Zerubabel (1Taw. 3:19), namun, seperti sebelumnya, cucu sering disebut putra; Kemungkinannya, Pedaya mati semasa ayahnya masih hidup, sehingga dengan demikian putranya, Zerubabel, disebut anak Sealtiel.
- 10. Garis keturunan ditarik terus ke bawah, tetapi bukan ke Maria, ibu Tuhan kita, melainkan ke Yusuf suami Maria (ay. 16); sebab orang Yahudi selalu menghitung silsilah berdasarkan kaum laki-laki. Walaupun demikian, Maria masih dari suku dan keluarga yang sama dengan Yusuf, sehingga dengan demikian, baik melalui ibu maupun orang yang dianggap sebagai ayah-Nya, Yesus berasal dari rumah Daud. Namun hak-Nya akan martabat itu diperoleh melalui Yusuf, yang secara daging tidak ada hubungan dengan-Nya, untuk menunjukkan bahwa kerajaan Mesias itu bukan didirikan atas dasar keturunan alamiah dari Daud.
- 11. Pusat di mana seluruh garis keturunan itu bertemu adalah Yesus yang disebut Kristus (ay. 16). Inilah Dia yang begitu amat didambakan, begitu ditunggu-tunggu dengan tidak sabar, dan kepada-Nya-lah mata para bapa leluhur tertuju ketika mereka begitu menginginkan anak-anak, agar boleh memperoleh kehormatan masuk di dalam garis keturunan yang kudus itu. Terpujilah Allah, kita sekarang tidak berada dalam keadaan penantian yang demikian gelap dan berawan seperti yang dialami mereka ketika itu, melainkan boleh melihat dengan jelas apa yang dahulu seakan terlihat melalui cermin yang samar-samar oleh para nabi dan raja. Tambahan lagi, kita boleh, kecuali karena salah kita sendiri, menerima kehormatan yang lebih besar yang melebihi kehormatan yang begitu mereka ingini: sebab mereka yang melakukan kehendak Allah memiliki hubungan yang lebih terhormat dengan Kristus dibandingkan mereka yang memiliki hubungan dengan-Nya menurut daging (12:50). Yesus disebut Kristus, yaitu Yang Diurapi, sama dengan makna sebutan Mesias dalam bahasa Ibrani. Ia disebut Mesias Sang Raja (Dan. 9:25), dan sering kali yang diurapi Allah (Mzm. 2:2). Dengan tanda pengenal inilah Ia ditunggu-tunggu: Engkau itukah Kristus, Yang Diurapi? Daud, sang raja, diurapi (1Sam. 16:13); begitu pula Harun, sang imam (Im. 8:12), dan Elisa, sang nabi (1Raj. 19:16), serta Yesaya, sang nabi (Yes. 61:1). Kristus, yang ditunjuk dan memenuhi syarat untuk semua jabatan ini, karena itu disebut Yang Diurapi, diurapi dengan minyak tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Nya. Dan, dari nama-Nya inilah, sebagaimana minyak urapan dicurahkan, semua pengikut-Nya disebut orang Kristen, sebab mereka pun telah menerima pengurapan.
- Yang terakhir. Kita mendapati ringkasan umum dari seluruh silsilah, ayat 17, yang diringkaskan menjadi tiga kali empat belas, yang ditandai dengan periode-periode yang luar biasa. Dalam periode empat belas generasi pertama, kita melihat terbitnya keluarga Daud, yang bagaikan fajar merekah; dalam periode empat belas generasi kedua, kita melihatnya tumbuh subur dalam puncak kemasyhuran; dalam periode ketiga, kita melihatnya mengalami kemerosotan dan semakin mundur dan mundur, hingga mengecil menjadi keluarga tukang kayu yang miskin, dan setelah itu Kristus bercahaya dari situ, menjadi kemuliaan bagi umat[-Nya] Israel.
SH: Mat 1:1-17 - Mengapa silsilah begitu penting? (Selasa, 23 Desember 1997) Mengapa silsilah begitu penting?
Kita tergoda melewati daftar silsilah Yesus yang begitu panjang. Dalam 17 ayat pertama Injil Matius ada 46 tokoh yan...
Mengapa silsilah begitu penting?
Kita tergoda melewati daftar silsilah Yesus yang begitu panjang. Dalam 17 ayat pertama Injil Matius ada 46 tokoh yang hidupnya tidak kurang dari 2000 tahun. Walaupun nenek moyang Yesus, tak satu pun yang sama: kepribadian, pengalaman maupun spiritualitasnya. Beberapa adalah pahlawan iman. Sebagian kelabu hidupnya. Sebagian lagi orang-orang biasa (Hezron, Ram, Nahason, Akhim). Sebagian lagi jahat (Abia, Manasye). Karya Allah dalam sejarah tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia! Bukankah ini mendorong kita rendah hati dan berbesar harap?
Keajaiban besar. Pernahkah merenungkan Tuhan Yesus? Bahwa Ia sungguh unik tiada dua? Satu-satunya manusia ber-Bapa di surga tanpa ibu, beribu di dunia tanpa bapa! Itu sebabnya Yusuf diperkenalkan sebagai suami Maria. Mengapa silsilah-Nya di Matius dan Lukas berbeda? Matius menelusuri sampai ke Abraham karena ditujukan kepada orang Yahudi, Lukas sampai ke Adam sebab tulisannya untuk orang non-Yahudi. Yesus adalah Juruselamat orang Yahudi maupun non-Yahudi
Renungkan: Jika Anda masuk rencana-Nya, Anda tidak terlalu kecil tanpa arti bagi-Nya.
Doa: Aku rindu terlibat dalam rencana besar-Mu, ya Tuhan.
SH: Mat 1:1-17 - Silsilah Yesus (Minggu, 24 Desember 2000) Silsilah Yesus
Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus. Apa yang ingin
Matius ungkapkan sebenarnya? Di dalam Septuaginta (Perjanjian...
Silsilah Yesus
Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus. Apa yang ingin Matius ungkapkan sebenarnya? Di dalam Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) istilah 'silsilah' hanya ditemukan dalam Kej. 1 dan 5. Ini menandakan bahwa penggunaan istilah 'silsilah' dimaksudkan Matius untuk mengungkapkan asal usul Yesus. Berarti sejak ayat pertama, Injil Matius telah membawa kita ke dalam pertanyaan yang sangat penting bagi setiap manusia yaitu: Siapakah Yesus? Apa peran-Nya dalam rencana Allah dan dalam kehidupan kita?
Sebagai anak Daud, Yesus menggenapi janji Allah kepada Daud bahwa keturunannya akan tetap menduduki takhta Israel dan memerintah kerajaan di seluruh alam semesta (2Sam. 7:12-16; Yes. 9:6-7). Sebagai anak Abraham, Yesus menggenapi janji yang diberikan kepada nenek moyang bangsa Israel. Karena Dia, seluruh umat manusia akan diberkati (Kej. 12:1-3). Penggenapan tentang berkat universal kepada semua bangsa di dalam Yesus memang menjadi fokus utama Injil Matius. Karena berkat universal disebut dalam ayat pertama dan ayat terakhir Injil Matius. Sebagai anak Daud dan anak Abraham Yesus benar-benar telah lahir dan ada dalam sejarah manusia. Ini dibuktikan oleh Matius melalui silsilah Yesus Kristus (2-16).Silsilah Yesus Kristus ini berdasarkan data sejarah dalam Perjanjian Lama dan buku catatan di dalam Bait Allah di Yerusalem. Ini semakin menegaskan bahwa berkat universal itu telah tersedia bagi umat manusia.
Renungkan: 17 ayat pertama Injil Matius kembali mengingatkan kita bahwa Yesus adalah fokus utama dalam firman Tuhan. Dialah Tuhan dan Juruselamat yang Allah berikan bagi seluruh umat manusia. Marilah di malam Natal ini kita panjatkan puji syukur yang paling agung atas berkat yang telah dilimpahkan bagi kita di dalam Yesus, sekaligus mengevaluasi apakah hidup kita sudah senantiasa terfokus kepada-Nya.
Bacaan untuk Minggu Advent 4
Lagu: Kidung Jemaat 122
SH: Mat 1:1-17 - Wanita di balik rencana keselamatan Allah (Jumat, 24 Desember 2004) Wanita di balik rencana keselamatan Allah
Pada umumnya kedudukan seorang wanita dalam hak waris, hak
belajar, hak bekerja, hak berpendapat, dll....
Wanita di balik rencana keselamatan Allah
Pada umumnya kedudukan seorang wanita dalam hak waris, hak belajar, hak bekerja, hak berpendapat, dll. dalam budaya dunia dianggap remeh. Akan tetapi, pandangan Allah terhadap wanita berbeda dengan dunia. Nas inilah buktinya.
Injil Matius dibuka dengan penulisan garis keturunan Yesus yang terdiri dari empat puluh dua keturunan dari Abraham sampai Daud; keturunan Daud yang terbuang ke Babel; generasi yang lahir dari pembuangan ke Babel (ayat 17). Yang menarik dari nas ini ialah dituliskannya tiga nama wanita yang memiliki riwayat hidup yang "cacat" Mengapa? Cerita tentang mereka kurang baik dan tidak terhormat. Ketiga wanita tersebut yakni: Tamar (ayat 3); Rahab (ayat 5a); Batsyeba, istri Uria (ayat 6). Pertama, sebenarnya Tamar adalah menantu dari Yehuda (Kej. 38:6, 8-11). Janji Yehuda untuk memberikan Syela menjadi suami bagi Tamar ternyata bohong (ayat 14). Jadi, Tamar menyamar sebagai "wanita nakal" untuk menggoda Yehuda dan melahirkan Peres dan Zerah. Kedua, Rahab adalah seorang "wanita nakal" Kanaan yang melindungi pasukan pengintai Israel saat mereka hendak melarikan diri dari kota Yerikho (Yos. 2). Penyebab Rahab menolong mereka karena ia memercayai Allah Israel (ayat 9-13). Ketiga, Batsyeba adalah istri Uria yang menjadi korban keinginan nafsu Raja Daud, ketika suaminya berperang membela Israel melawan Amon. Batsyeba melahirkan seorang anak yang meninggal tidak lama setelah ia lahir. Barulah kemudian Salomo lahir (ayat 2 Sam. 11).
Allah dalam kehendak-Nya dan kedaulatan-Nya memilih Tamar, Rahab, dan Batsyeba menjadi nenek moyang Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa penggenapan keselamatan Allah melalui Yesus bagi manusia, tidak berdasarkan "bersih" tidaknya maupun terhormat tidaknya status seseorang di masyarakat. Keselamatan bagi hidup kita pun tidak didasarkan pada siapakah kita, bagaimanakah masa lalu kita, apa pekerjaan kita, dll.
Renungkan: Syarat menjadi bagian dari umat Allah bukan karena keberadaan kita melainkan hati dan iman yang tertuju kepada-Nya.
SH: Mat 1:1-17 - Dipakai Tuhan (Rabu, 23 Desember 2009) Dipakai Tuhan
Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris (ayat 1820-1903), pada suatu
kesempatan pernah mengatakan bahwa "The wise man must remembe...
Dipakai Tuhan
Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris (ayat 1820-1903), pada suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa "The wise man must remember that while he is a descendant of the past, he is a parent of the future" (orang bijak menyadari bahwa dia, bukan saja pewaris masa lalu, tetapi juga pembentuk masa depan). Mungkin pertimbangan semacam ini pula yang mendasari penilaian terhadap bibit, bebet, dan bobot seseorang.
Untuk memperlihatkan siapakah Yesus Kristus sebenarnya, Matius memulai injilnya dengan menuliskan silsilah-Nya. Silsilah ini ingin menunjukkan bukti bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan di dalam PL. Dua nama besar dalam sejarah bangsa Yahudi disebut di awal, yaitu Abraham dan Daud. Abraham adalah bapa bangsa Yahudi, yang melalui dia, semua orang di bumi akan mendapat berkat (Kej. 12:3). Daud adalah raja Israel yang sangat terkenal dan disegani.
Silsilah ini melibatkan empat puluh enam nama yang hidup dalam kurun waktu dua ribu tahun (ayat 17). Semua adalah nenek moyang Tuhan Yesus, dengan aneka pengalaman, kerohanian, dan kepribadian. Di antara nenek moyang Tuhan Yesus, ada yang menjadi pahlawan iman seperti Abraham, Is-hak, Rut, dan Daud. Namun ada pula yang mempunyai masa lalu kelam seperti Rahab dan Tamar. Sebagian yang lain berasal dari masyarakat kebanyakan: Hezron, Ram, Nahason, dan Akhim. Ada juga yang jahat seperti Manase dan Abia. Fakta tersebut mengingatkan kita bahwa karya Tuhan di dalam sejarah tidaklah dibatasi oleh kegagalan dan dosa-dosa manusia. Dia bekerja bukan hanya di dalam diri orang-orang dengan nama besar, melainkan juga orang-orang biasa.
Sebagaimana Tuhan memakai berbagai macam orang untuk menghadirkan Anak-Nya ke dalam dunia ini, Dia memakai berbagai macam orang pula untuk menggenapkan rencana agung-Nya atas dunia ini. Tuhan juga ingin memakai Anda sebagai perpanjangan tangan-Nya. Siapkan dan relakan diri Anda untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya.
SH: Mat 1:1-17 - Keselamatan untuk segala bangsa (Senin, 24 Desember 2012) Keselamatan untuk segala bangsa
Bila kita membaca Alkitab dan bertemu dengan daftar silsilah, mungkin kita pernah mengabaikannya karena amat panjang ...
Keselamatan untuk segala bangsa
Bila kita membaca Alkitab dan bertemu dengan daftar silsilah, mungkin kita pernah mengabaikannya karena amat panjang dan membosankan. Bagaimana dengan daftar silsilah yang kita baca hari ini?
Matius menggambarkan dengan rinci daftar panjang ini dengan memberikan tiga pembagian: empat belas keturunan mulai dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan mulai dari Daud sampai pembuangan di Babel dan empat belas keturunan dari pembuangan sampai Kristus (17).
Urutan nama-nama yang dibuat oleh Matius sangat unik (bdk. Luk. 3:23-38). Matius adalah keturunan Yahudi sehingga ia sangat memperhatikan tata aturan daftar ini sesuai tradisi Yahudi. Namun mengapa dicantumkan nama-nama perempuan: Tamar (3), Rahab (5), Rut (5) dan istri Uria (6), padahal ini bertolak belakang dengan keyahudian Matius sebagai penulis silsilah? Perhatikan kehidupan keempat perempuan tersebut! Adakah sesuatu yang pantas dalam kehidupan mereka sehingga mereka bisa menjadi bagian dari daftar silsilah Yesus Kristus?
Tamar, yang mengandung anak dari ayah mertuanya; Rahab si perempuan sundal di Yerikho; Rut, perempuan Moab yang dibawa Naomi ke Betlehem; dan Batsyeba istri Uria, panglima perang Daud, yang kemudian mengandung anak dari Daud sendiri. Nama-nama tersebut memperlihatkan bahwa nenek moyang Yesus bukan hanya terdiri dari orang-orang Israel saja. Dan kalau Rut bisa dikecualikan, maka nama-nama yang lain memiliki rekam jejak yang negatif. Namun mereka beroleh kasih karunia Tuhan sehingga dapat ikut ambil bagian dalam silsilah Yesus dengan nama mereka tertulis di dalamnya.
Kasih karunia itu pun hingga saat ini ditujukan bukan hanya bagi bangsa Israel saja. Keselamatan ditujukan kepada segala bangsa yang ada di kolong langit ini, yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Menyambut hari kelahiran Kristus, kita patut bersyukur karena kedatangan-Nya ke dalam dunia ini membuat kita dapat berbagian dalam keselamatan kekal itu. Bersyukurlah dan pujilah Dia.
SH: Mat 1:1-17 - Kemesiasan Yesus dalam Silsilah (Sabtu, 24 Desember 2016) Kemesiasan Yesus dalam Silsilah
Bagi sebagian pembaca, perikop ini mungkin terasa membosankan dan tidak terlalu menarik. Akan tetapi, ada alasan meng...
Kemesiasan Yesus dalam Silsilah
Bagi sebagian pembaca, perikop ini mungkin terasa membosankan dan tidak terlalu menarik. Akan tetapi, ada alasan mengapa penulis Injil Matius menulis tentang silsilah Yesus pada bagian awal dari kitabnya.
Perlu diketahui bahwa konteks pembaca Injil Matius adalah orang-orang Yahudi. Bagi mereka, silsilah seseorang sangatlah penting (bdk. Kej. 5:10; 1Taw. 1-9). Selain itu, Matius juga ingin meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus yang diwartakannya sesungguhnya adalah Mesias yang kedatangannya telah dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi. Perhatikan cara Matius menuliskannya: kemesiasan Yesus dinyatakan (1) dan dibuktikan (2-17). Pada akhir perikop ini, Matius menegaskan kembali kemesiasan Yesus dengan merangkumkan bahwa Ia berasal dari keturunan Abraham (1, 17; bdk. Kej. 22:18) dan Daud (1, 17; bdk. Yes. 11:1-2, 10).
Dalam silsilah yang menegaskan kemesiasan Yesus, ada empat nama wanita yang dicantumkan meski memiliki latar belakang yang kurang baik dari sudut pandang Yahudi. Hal ini menarik karena mencantumkan nama wanita dalam silsilah orang Yahudi saja merupakan sesuatu yang tidak lazim. Terlebih lagi, beberapa wanita tersebut dianggap memiliki latar belakang yang tidak baik. Contohnya, Tamar bersikap seperti perempuan sundal (3; bdk. Kej 38); Rahab adalah perempuan sundal (5; bdk. Yos. 2, 6); Istri Uria-Betsyeba adalah pezina (6; bdk. 2Sam. 11) dan Rut, meski baik hati namun ia berasal dari bangsa non-Yahudi (5; bdk. Rut 1:4).
Dalam keagungan silsilah kemesiasan Yesus, Allah menyatakan belas kasihan dan kemurahan-Nya dengan berkenan memakai orang-orang berdosa dan penuh kelemahan dalam silsilah Yesus. Tujuannya, sebagai alat Allah yang ikut serta berperan dalam rencana keselamatan-Nya untuk menghadirkan Kristus dalam dunia yang berdosa. Tak terkecuali para wanita tersebut yang dalam pandangan masyarakat Yahudi tidak diperhitungkan dan dianggap rendah. Sungguh besar kasih anugerah Allah bagi seluruh manusia berdosa. [MFS]
SH: Mat 1:1-17 - Silsilah Tuhan Kita, Yesus Kristus (Kamis, 24 Desember 2020) Silsilah Tuhan Kita, Yesus Kristus
Apa yang menarik dari membaca dan mempelajari silsilah? Bukankah itu hanya kumpulan nama orang-orang yang hidup pa...
Silsilah Tuhan Kita, Yesus Kristus
Apa yang menarik dari membaca dan mempelajari silsilah? Bukankah itu hanya kumpulan nama orang-orang yang hidup pada masa lalu yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan saat ini?
Namun, silsilah keluarga Yesus menyimpan fakta menarik. Pertama, Abraham, Ishak, dan Yakub adalah bapa orang percaya. Isai, Daud, Salomo, Yosafat, Hizkia, Yosia, dan Zerubabel adalah aktor-aktor penting dalam sejarah Israel. Bahkan, Daud dan Salomo dikategorikan sebagai raja besar Israel (5-7). Sementara Zadok, Eliud, Eleazar, dan Matan, merupakan kakek Yusuf, suami Maria, mereka adalah keturunan Lewi dan imam (14-15).
Fakta kedua agak berbeda dari yang pertama. Meskipun lahir dari orang beriman, tetapi silsilah Yesus juga menyimpan aib. Misalnya, perselingkuhan Yehuda dan Tamar melahirkan Peres. Perselingkuhan Daud dan Betsyeba melahirkan Salomo. Uzia pernah kena kusta karena kelancangannya. Yotam pernah mengorbankan anaknya ke dalam api. Ahaz melakukan apa yang jahat dengan menyembah berhala. Manasye menurut tradisi memutilasi Yesaya.
Dari silsilah ini, kita bisa menarik satu pelajaran penting. Terlihat jelas bahwa kualitas anggota keluarga dari silsilah Yesus tidak semuanya sempurna. Ada orang-orang baik tercantum di sana. Namun, ada juga yang mempunyai sejarah kelam.
Mengapa Matius tidak mencoba menyembunyikan fakta hitam dari silsilah Yesus? Bukankah akan lebih baik jika Matius menyembunyikannya sehingga "kekudusan" Yesus sebagai Anak Allah tetap terjaga?
Apa pun alasannya, setidaknya ini membuktikan bahwa asal-usul keluarga Yesus adalah manusia biasa, Ia tidak lahir dari makhluk supranatural. Matius juga tidak mengatakan bahwa Yesus tiba-tiba turun dari langit. Sebaliknya, ia memberi tahu kita bahwa Yesus datang dari keluarga manusia biasa. Silsilah ini membuktikan akan kesejatian dari kemanusiaan Yesus. Di sinilah terlihat betapa Tuhan begitu mencintai manusia. Demi menebus umat manusia, Dia rela menjadi manusia biasa lewat silsilah yang luar biasa. [AJT]
TFTWMS -> Mat 1:1
TFTWMS: Mat 1:1 - Pendahuluan PENDAHULUAN (Matius 1:1)
1 Catatan silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (NASB).
Ayat 1. Ayat pertama ini berfungsi sebagai pendahuluan ba...
PENDAHULUAN (Matius 1:1)
1 Catatan silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (NASB).
Ayat 1. Ayat pertama ini berfungsi sebagai pendahuluan bagi silsilah yang berikutnya. Ungkapan catatan silsilah (biblos geneseōs) berarti "kitab genesis, atau asal-usul." Meski kalimat ini bisa mengacu kepada seluruh Kitab Matius, namun kemungkinan besar hanya mengacu kepada silsilah itu, "sebagaimana anggapan sebagian besar sarjana."5Fakta bahwa kata (genesis) sering muncul di dalam pelbagai silsilah di Septuaginta mendukung kesimpulan ini (lihat Kej. 5:1; 6:9; 10:1 , 32; 11:10, 27).
Silsilah itu adalah tentang Yesus Sang Mesias. Donald A. Hagner mengulas, "Penting untuk diperhatikan bahwa silsilah-silsilah di dalam [Perjanjian Lama] dan tradisi Yahudi selalu mengambil nama mereka dari nenek moyang, nama pertama dari daftar itu. Namun begitu, di sini silsilah tersebut dibuat menurut anggota terakhir dari daftar itu."6Kekhususan ini menekankan betapa sangat pentingnya Yesus itu.
Yesus disebut "Kristus" ( , Christos) dalam bahasa Yunani, yang berarti "Orang Yang Diurapi," dan setara dengan "Mesias" (j^yv!!m*, Mashiach) dalam bahasa Ibrani. NASB menerjemahkan Christos sebagai "Mesias "hanya beberapa kali (1:1, 16, 17; 2:4; Yoh. 1:41; 4:25). Meski "Kristus" pada awalnya adalah gelar bagi Yesus, sejalan dengan waktu gelar itu digunakan sebagai nama kedua.
Ayat 1 menyoroti tokoh-tokoh kunci dalam silsilah Yesus Kristus (lihat komentar tentang 1:17). Ungkapan anak Daud secara tegas meneguhkan Yesus dalam garis keturunan Daud, yang menunjukkan bahwa Allah telah menepati janji-Nya. Di dalam 2 Samuel 7:12, Tuhan memberitahu Daud bahwa Ia akan "mengokohkan takhta kerajaan [keturunannya] selamanya" (lihat Maz. 89:29; 132:11; Luk. 1:32; Kisah 2:30-36 ). Di dalam Injil Matius, "Anak Daud" sering digunakan sebagai gelar bagi Yesus (9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31; 21:9, 15; 22:42). "Sebagai keturunan Daud Ia bukan perampas tetapi penguasa sah atas umat Allah."7
Yesus juga diacukan sebagai anak Abraham. Leon Morris berkomentar, Adalah Abraham yang dengannya Allah membuat perjanjian yang memisahkan Israel dalam arti khusus sebagai umat Allah (Kej. 12:2-3; 15:17-21; 17:1-14). Semua orang Israel merasa bangga menjadi keturunan patriark agung itu, dan orang-orang Kristen secara khusus menyukai dia sebagai contoh klasik orang percaya (Paulus secara khusus mengungkapkan hal ini di dalam kitab Roma).8
Gambaran itu tidak hanya menempatkan Yesus dalam garis keturunan Israel yang mundur hingga kepada bapak Abraham, tetapi juga menunjukkan bahwa Ia adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham. Tuhan sudah memberitahu Abraham, "dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kej. 12:3). Belakangan, Ia berkata, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat" (Kej. 22:18). Paulus menjelaskan bahwa Kristus adalah "benih" Abraham (Gal. 3:16). Melalui Dia segala bangsa memang diberkati (lihat 28:18-20).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Injil Kerajaan 1:1-17
SILSILAH YESUS KRISTUS
Di seluruh Perjanjian Lama, dari Kejadian sampai Maleakhi, tema kedatangan Raja dan Kerajaan ...
Matius: Injil Kerajaan 1:1-17
SILSILAH YESUS KRISTUS
Di seluruh Perjanjian Lama, dari Kejadian sampai Maleakhi, tema kedatangan Raja dan Kerajaan Allah diramalkan (Kej. 3:15; 49:10; 2 Sam. 7:16; Maz. 2:6-8; Mal. 3:1). Para nabi bernubuat bahwa Raja itu akan bersifat manusiawi dan ilahi (Yes. 7:14; 9:6, 7; Dan. 7:13, 14.). Menurut Zefanya, Ia akan menjadi "Raja Israel, yakni TUHAN, … di antaramu"(Zef. 3:15). Ia akan bersikap "adil dan menawarkan keselamatan," dan ketika Ia akhirnya datang, setiap keluarga di bumi akan bisa menyembah Dia (Zak. 9:9; 14:17). Petrus mengingatkan kita bahwa tidak satu pun dari orang-orang ini benar-benar mengerti apa yang mereka nubuatkan (1 Pet. 1:10, 11).
Ayat-ayat pembukaan injil Matius (1:1-17) sering dipandang sebagai ayat-ayat yang tak berguna di dalam Alkitab. Beberapa siswa akan lebih memilih untuk melewatkan saja ayat-ayat itu, menganggap mereka sebagai tidak perlu. Mengapakah Matius memasukkan ayat-ayat itu di dalam Injilnya, dan apakah fungsi ayat-ayat itu? Secara umum, silsilah di dalam Alkitab diberikan terutama untuk membuktikan garis keturunan. Douglas S. Huffman menjelaskan, "Memulai catatannya tentang kehidupan Yesus dengan silsilah adalah mirip dengan beberapa catatan [Perjanjian Lama] tentang Nuh dan Abraham, yang keduanya diawali dengan silsilah (Kejadian 5:1-32 dan 11:10-32, masing-masing).1
Karena silsilah menentukan hubungan keluarga, mereka tidak selalu lengkap secara kronologis; beberapa nama mungkin ada yang dihilangkan (lihat komentar tentang 1:8, 11). Penghilangan seperti itu merupakan praktik umum di kalangan penulis Alkitab. Mungkin beberapa generasi ditinggalkan untuk mencapai jumlah tertentu dalam catatan itu atau karena individu-individu tertentu tidak layak untuk disebutkan. Silsilah-silsilah ini tidak perlu lengkap untuk membuktikan hubungan.
Orang-orang Yahudi menggunakan silsilah untuk membuktikan pusaka keluarga mereka untuk menerima warisan mereka di tanah Kanaan (Bil. 26:52-56). Beberapa imam yang kembali ke Yerusalem setelah penawanan Babel tidak bisa menemukan bukti hubungan keluarga mereka di dalam "catatan leluhur mereka." Akibatnya, "mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam" (Ezra 2:61, 62). Silsilah mereka dalam kasus itu terbukti sangat penting sekali bagi mereka.
Herodes Yang Agung, orang Edom (bangsa Edom), adalah orang lain yang menganggap silsilah adalah penting. Ia ingin diakui sebagai "raja orang Yahudi," dan ia tidak menoleransi adanya persaingan terhadap takhtanya. Ia membunuh siapa saja yang menghalangi tujuannya, termasuk istrinya sendiri, dua saudara laki-lakinya, dan tiga anak-anaknya sendiri. Kaisar Augustus dikatakan pernah berkata tentang dia, "Lebih baik menjadi babi milik Herodes daripada menjadi anaknya."2Karena Herodes hidup sebagai orang Yahudi, dia tidak akan membunuh babi; tetapi ia jelas tidak punya hati nurani tentang membunuh anak-anaknya sendiri. Menurut Julius Africanus, Herodes menghancurkan silsilah untuk mengamankan pengakuannya,3dan ia menulis ulang sejarah yang menguntungkan dirinya. Ini adalah raja yang—setelah ditipu oleh orang majus yang datang dari timur untuk menyembah Kristus—memerintahkan pembantaian "semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu"(2:16).
Terhadap latar belakang sejarah yang dijelaskan di atas, Matius menuliskan catatan Injilnya. Sebuah pandangan yang terkenal menyatakan bahwa silsilah Matius ditelusuri melalui Yusuf, ayah duniawi Yesus, dan silsilah di Lukas 3:23-38 ditelusuri melalui keluarga Maria. Dalam kasus ini, Lukas menyantumkan keturunan duniawi Kristus melalui Maria, dan Matius memberikan keturunan kerajaan-Nya (atau legal-Nya) sebagai anak angkat Yusuf.4Adalah sangat penting sekali bagi Matius untuk membuktikan bahwa Yesus adalah "anak Daud" dan, dengan demikian, adalah pewaris sah takhta Israel (1:1). Allah telah berjanji melalui nabi Natan bahwa Ia akan mendatangkan Mesias ke dalam dunia melalui keturunan Daud (2 Sam. 7:12-16).
PERBEDAAN DALAM SILSILAH
Silsilah Dari Matius (Matius 1:1-17) |
Silsilah Dari Lukas (Luk 3:23-38) |
1. Terletak di awal kitab |
1. Terletak setelah baptisan Yesus |
2. Tiga pembagian (14 +14 +14) |
2. Tidak ada divisi |
3. Dari Abraham sampai Yesus |
3. Dari Yesus sampai Adam/Allah |
4. "Bapak dari "(turun) |
4. "Anak dari" (naik) |
5. Mencakup perempuan, saudara laki-laki |
5. Hanya mencakup leluhur |
6. Keturunan melalui Salomo, anak Daud |
6. Keturunan melalui Nathan, Anak Daud |
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: "Injil Kerajaan"
Di seluruh Perjanjian Lama, dari Kejadian sampai Maleakhi, tema kedatangan Raja dan Kerajaan Allah diramalkan (Ke...
Matius: "Injil Kerajaan"
Di seluruh Perjanjian Lama, dari Kejadian sampai Maleakhi, tema kedatangan Raja dan Kerajaan Allah diramalkan (Kej. 3:15; 49:10; 2 Sam. 7:16; Maz. 2:6-8; Mal. 3:1). Para nabi bernubuat bahwa Raja itu akan bersifat manusiawi dan ilahi (Yes. 7:14; 9:6, 7; Dan. 7:13, 14.). Menurut Zefanya, Ia akan menjadi "Raja Israel, yakni TUHAN, "di antaramu"(Zef. 3:15). Ia akan bersikap "adil dan menawarkan keselamatan," dan ketika Ia akhirnya datang, setiap keluarga di bumi akan bisa menyembah Dia (Zak. 9:9; 14:17). Petrus mengingatkan kita bahwa tidak satu pun dari orang-orang ini benar-benar mengerti apa yang mereka nubuatkan (1 Pet. 1:10, 11).
Identitas dan sifat Raja ini secara lengkap disajikan dan dijelaskan di dalam empat Injil. Matius, yang pertama dalam susunan kitab Perjanjian Baru, dianggap secara seragam oleh para pakar mula-mula sebagai Catatan Injil yang pertama ditulis.1Namun begitu banyak pakar moderen mengadopsi pandangan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis.
Fakta bahwa Matius, Markus, dan Lukas ("Injil Sinoptik") sangat mirip dalam banyak tempat telah menimbulkan pelbagai pertanyaan tentang kemandirian dan susunan tulisan mereka. Masalah ini biasa disebut "Masalah Sinoptik." Oleh karena itu, berdasarkan kajian linguistik, cabang-cabang kepakaran Perjanjian Baru bersikeras bahwa Injil Markus ditulis pertama. Pandangan itu sepenuhnya bergantung pada pembacaan tentang keterkaitan antara Markus, Matius, dan Lukas. Kita tidak tahu dengan pasti bagaimana Roh Kudus memandu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes untuk memberi kita empat Injil. Mungkin mereka memang saling bergantung satu sama lainnya; mungkin mereka menggunakan sumber yang sama. Mungkin mereka melakukan beberapa dari kedua hal itu. Sepertinya tidak mungkin kita bisa mengetahui Injil mana yang muncul lebih dulu berdasarkan kajian linguistik saja.2
Pada satu sisi, Allah tidak memberi kita empat Injil; Ia hanya memberi kita satu pesan Injil yang disajikan dari empat perspektif yang berbeda. Kata Yunani untuk "Injil," ( euangelion), pertama kali digunakan di Perjanjian Baru untuk menggambarkan kabar baik tentang kedatangan Kristus ke bumi dan bersama Dia ditawarkan juga keselamatan bagi seluruh umat manusia. Mungkin benar bahwa penggunaan kata "Injil" oleh Markus dalam kalimat pertama dalam catatannya membuat kata itu kemudian menjadi judul bagi tiga catatan lain kehidupan Kristus.
Injil Matius dapat dilihat sebagai "Injil Kerajaan" karena menyajikan Yesus dari Nazaret sebagai Raja yang telah datang. Kata "Kerajaan" ( basileia) muncul 162 kali di dalam Perjanjian Baru.3Dalam berbagai bentuknya, istilah ini digunakan lima puluh lima kali di dalam Injil Matius saja! Salah satu ungkapan unik milik Matius adalah "kerajaan sorga," yang muncul tiga puluh dua kali.4Meskipun isitlah "Kerajaan Allah" sering digunakan di dalam Catatan Injil lainnya, istilah itu digunakan hanya empat kali di dalam Matius. Di dalam Perjanjian Baru, Yesus diacukan sebagai "Raja" setidaknya tiga puluh lima kali, dan "pemerintahan"-Nya disebut setidaknya enam kali. Ia juga sering diacukan sebagai "Tuhan" ( kurios)-mungkin sebanyak tiga puluh dua kali-di dalam Injil Matius. Matius adalah satu-satunya penulis Injil yang menggunakan kata "gereja" (ekklesia) (16:18; 18:17), yang berarti "perhimpunan," "jemaat", atau "kumpulan orang yang dipanggil ke luar." Kata ini sering digunakan di dalam Kisah Para Rasul dan di dalam Epistel/surat-surat kiriman, tetapi kata "kerajaan" jarang digunakan di dalam kitab-kitab itu.
Kiasan kepada Allah sebagai Bapa sering ditemukan di dalam Matius. Dalam mengacukan Yesus, ungkapan "Anak Allah" muncul tujuh kali. R. T. France menyantumkan empat pembicara yang menggunakan julukan itu:
Umumnya, "bahasa tentang Yesus sebagai Anak Allah muncul bukan dari perkataan-Nya sendiri, tetapi dari apa yang dikatakan tentang Dia, baik oleh Allah sendiri (3:17; 17:5), oleh Iblis yang menggemakan suara Allah (4:3, 6), oleh roh-roh jahat dengan pengetahuan supranatural mereka (8:29), atau oleh murid-murid seraya pemahaman mereka tentang Yesus mulai mendalam (14:33; 16:16-17).5
"Anak Manusia" muncul tiga puluh satu kali di dalam Matius sebagai julukan diri favorit tentang Yesus. Di dalam Perjanjian Lama, istilah itu sering menekankan kemanusiaan seseorang (seperti dalam Yehezkiel), tetapi istilah itu juga muncul di dalam penglihatan bersifat nubuatan di Daniel 7:13, 14, di mana Pribadi seperti Anak Manusia datang di atas awan dan menerima kerajaan kekal dari Yang Lanjut Usianya.
PENULIS DAN JUDULNYA
Nama penulis tidak disebutkan di dalam teks catatan ini. Namun begitu, kitab ini dikenal sebagai "Injil Menurut Matius" di awal abad kedua. Donald A. Hagner percaya bahwa Matius diakui sebagai penulis awal Injil:
Sulit untuk percaya bahwa Injil itu akan sudah dikaitkan dengan Matius tanpa alasan yang baik, karena, sejauh yang kita dapat katakan dari data yang tersedia, jika bukan karena Injil itu. Matius bukanlah tokoh terkemuka di antara para rasul atau di gereja mula-mula (di luar Injil namanya hanya disebut satu kali di dalam Kisah 1:13).6
Tidak ada bukti penting bahwa kitab ini pernah punya judul lain apa saja atau pernah dikaitkan dengan penulis lain mana saja. Ada alasan untuk percaya bahwa penulis kitab itu adalah rasul Matius, "anak Alfeus" (9:9).
Matius adalah pemungut cukai ketika Yesus memanggil dia dari "rumah cukai" (Luk. 5:27). Meskipun Matius tidak disebut "Lewi" di dalam Injil yang ia tulis, namun di dalam Markus dan Lukas nama "Lewi" digunakan (Mrk. 2:14, 15; Luk. 5:27-29). Di dalam kitab-kitab yang sama ini, serta kitab Kisah Para Rasul, di dalam daftar nama para rasul, ia disebut "Matius" dan bukan "Lewi" (Mrk. 3:18, Luk. 6:15, Kis. 1:13).
Meskipun Matius juga disebut "Lewi" tidak otomatis menunjukkan bahwa ia berasal dari suku Lewi. Namanya saja tampaknya hampir sulit untuk dijadikan bukti yang cukup untuk membuat kesimpulan seperti itu. Karena orang-orang Lewi itu terkenal dan umumnya dihormati, maka "Lewi" adalah nama yang populer di kalangan orang-orang Yahudi. Meskipun di zaman Kristus banyak imam Lewi korup, namun sulit untuk percaya bahwa orang seperti Matius akan meninggalkan jabatan imamnya untuk menjadi seorang penagih pajak yang dibenci orang Yahudi.
Pekerjaan sebelumnya Matius sebagai penagih pajak ada kaitannya dengan kemampuannya untuk menuliskan Catatan Injil. Seseorang dari Kapernaum, seperti Matius, tentunya mengerti bahasa Yunani dan Aram dan akan sudah terampil dalam menggunakan dan mencatat angka-angka. Tidak diragukan lagi Ia akan sudah mampu menyusun kisah tentang ajaran dan pelayanan Yesus.7Beberapa orang berspekulasi bahwa Matius berfungsi sebagai "pencatat,"sekretaris bagi kumpulan murid Yesus.8
TEKSNYA
Injil Matius sering disebut sebagai "Injil Ibrani." Para penulis gereja mula-mula meninggalkan beberapa acuan kepada Matius bahwa aslinya ia menulis dalam bahasa Ibrani/Aram untuk orang-orang Yahudi dan belakangan diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Menurut Eusebius, Papias menyatakan bahwa "Matius menuliskan sabda Allah dalam bahasa Ibrani." Origen mengatakan bahwa Injil Matius "disiapkan untuk para mualaf Yudaisme, dan diterbitkan dalam bahasa Ibrani."9Eusebius juga mengatakan bahwa, menurut Pantaenus dari Alexandria (sekitar 170 Masehi), Bartolomeus telah melihat salinan Injil Matius berbahasa Ibrani di India.10Irenaeus menyatakan bahwa "Matius juga mengeluarkan Injil tertulis di antara orang Ibrani dalam dialek mereka sendiri, sewaktu Petrus dan Paulus sedang berkhotbah di Roma, dan sedang meletakkan dasar-dasar Gereja."11Jerome menulis bahwa Matius, selagi di Yudea, menuliskan catatannya tentang injil itu dalam bahasa Ibrani.12
Beberapa kesulitan telah ditemukan di dalam pandangan bahwa Matius pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani/Aram. Pertama, literatur awal Kristen tidak mengandung kutipan Matius dari bahasa Ibrani/Aram. Kedua, teks Matius bahasa Yunani mengutip dari Septuaginta (LXX), dan fakta ini menentang pandangan bahwa Injil Matius itu adalah terjemahan dari naskah aslinya yang berbahasa Ibrani/Aram.
Ketiga, teks Yunani memiliki beberapa permainan kata yang hanya mungkin terjadi di dalam bahasa Yunani. (6:16; 16:18; 21:41; 24:30).13Keempat, teks Yunaninya tidak terlihat sebagai sebuah terjemahan. Leon Morris mengakui fakta ini:
Sebuah teka-teki diketengahkan, pada satu sisi, berdasarkan fakta bahwa ada kesepakatan luas di zaman kuno bahwa Matius adalah tulisan awal orang Semit dan, pada sisi lainnya, berdasarkan fakta bahwa naskah asli Injil yang kita miliki harus dianggap ditulis dalam bahasa Yunani, bukan terjemahan. Ini mungkin mengapa beberapa sarjana berpendapat bahwa naskah asli injil Matius kita yang berbahasa Yunani bukanlah terjemahan dari bahasa Ibrani atau Aram tapi suatu resensi baru dari injil itu.14
Jack P. Lewis menyimpulkan, "meskipun faktanya para bapa gereja itu berbicara tentang [kitab] asli berbahasa Ibrani, mereka sendiri secara pribadi tahu dan hanya menggunakan kitab berbahasa Yunani, menyisakan pertanyaan sulit yang tidak terjawab tentang hubungan kitab Yunani ini yang biasa mereka gunakan dengan kitab Ibrani yang mereka bicarakan.15
Jika injil Matius berbahasa Ibrani ini memang ada, kita tidak memiliki bukti fisiknya selain dari pengakuan para bapa gereja. Terlepas dari bahasa aslinya, kitab itu secara jelas ditulis untuk orang-orang Yahudi dengan tujuan untuk meyakinkan mereka bahwa Kristus adalah penggenapan bagi harapan mesianik mereka. Sebuah ungkapan yang sering muncul di dalam Matius adalah "Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi" (21:4). Ia "mengutip dari atau menyinggung Perjanjian Lama sekitar 65 kali, kadang-kadang menggunakan Perjanjian Lama Ibrani dan kadang-kadang Septuaginta Yunani."16Kutipan-kutipan ini diambil dari setiap pembagian Alkitab Ibrani, termasuk "kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur"(Luk. 24:44).
Pelbagai acuan Perjanjian Lama digunakan di dalam injil Matius dalam berbagai cara. Beberapa mungkin berupa nubuatan langsung yang hanya digenapi dalam Kristus. Yang lainnya mungkin berupa pelbagai nubuatan penggenapan ganda yang memiliki penggenapan pertamanya pada zaman nabi itu, disusul dengan penggenapan keduanya yang lebih besar dalam Kristus. Selanjutnya, beberapa acuan digunakan secara tipologis. France berargumentasi bahwa, berdasarkan metode tipe/anti-tipe, orang-orang, pelbagai kejadian, dan pelbagai lembaga Perjanjian Lama yang "tidak mengandung acuan jelas kepada masa depan" diberikan korelasi langsung di dalam Perjanjian Baru.17
Injil Matius dimulai dengan pembacaan silsilah Kristus (1:1-17). Garis keluarga-Nya tidak akan begitu menarik perhatian orang non-Yahudi, tapi merupakan masalah pertimbangan yang serius bagi orang Yahudi. Sesungguhnya, silsilah itu benar-benar penting bagi penulis itu untuk membuktikan, kepada orang Yahudi, pengakuan Yesus sebagai "Anak Daud" dan, dengan demikian, menjadi pewaris sah takhta Daud.
PENGATURANNYA
Matius menampilkan kehidupan dan pekerjaan Kristus dalam cara yang diatur secara indah dan sistematis. Pada dasarnya, kitab itu dapat dibagi menjadi sebelas bagian. Enam bagian cerita, yang sebagian besar berisi pelbagai perbuatan Yesus,18diselingi dengan lima bagian pengajaran:
Cerita |
Blok Pengajaran |
Setiap bagian pengajaran diakhiri dengan pernyataan transisi, seperti "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini" (7:28, 29; 11:1; 13:53, 19:1; 26:1).
MUJIZAT-MUJIZAT
Matius mencatat dua puluh mujizat khusus yang Yesus lakukan. Tiga di antaranya adalah unik bagi catatan ini: dua orang buta yang penglihatannya dipulihkan (9:27-31), penyembuhan orang bisu yang kerasukan roh jahat (9:32, 33), dan koin uang yang Petrus temukan di dalam mulut seekor ikan (17:24-27). Pelbagai mujizat lain yang disebut di dalam catatan Matius adalah mujizat-mujizat yang mencakup penyembuhan berbagai macam penyakit: orang kusta tanpa nama (8:2-4), hamba seorang perwira (8:5-13), ibu mertua Petrus (8:14, 15 ), orang Gadara yang kerasukan roh jahat (8:28-34), orang lumpuh (9:2-8), perempuan dengan pendarahan (9:20-22), orang yang mati sebelah tangannya (12:9-13), anak perempuan dari perempuan Kanaan (15:21-28), anak laki-laki yang kerasukan roh jahat (17:14-21), dan dua orang buta di dekat Yerikho (20:29-34). Yesus juga melakukan berbagai mujizat lainnya: meredakan badai (8:23-27), membangkitkan anak perempuan Yairus dari kematian (9:18-26), memberi makan lima ribu orang (14:13-23), berjalan di atas air dan meredakan badai (14:24-33), memberi makan empat ribu orang (15:32-38), dan mengutuk pohon ara (21:19-21). Semua ini dirangkum dengan kata-kata "Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel" (15:29-31).
PENGAJARAN DAN PERUMPAMAAN
Injil Matius memberikan catatan ajaran Yesus paling komprehensif. Setidaknya 60 persen isi kitab itu berfokus pada apa yang Yesus ajarkan. Itu memberi kita enam ceramah utama Tuhan kita, yang ditempatkan di dalam lima bagian pengajaran:
- 1. Khotbah di Bukit (pasal 5-7);
- 2. Yesus menugaskan Dua Belas rasul (pasal 10);
- 3. Perumpamaan tentang kerajaan (pasal 13);
- 4. Kehidupan di dalam kerajaan (pasal 18);
- 5. Kecaman Yesus terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (pasal 23) dan ceramah nubuatiah-Nya di atas Bukit Zaitun (pasal 24; 25).19
Khotbah di Bukit adalah unik bagi Matius. Lukas memasukkan Khotbah di Dataran yang berisi beberapa poin yang sama, tetapi mungkin bukan ceramah yang sama (Luk. 6:17-49). Matius adalah satu-satunya Injil yang di dalamnya adegan penghakiman digambarkan (pasal 13; 25).
Tergantung bagaimana perumpamaan-perumpamaan itu dikelompokkan, Matius setidaknya mencatat empat belas perumpamaan, yang mana sebelasnya adalah unik bagi catatan ini. Perumpamaan yang juga dimiliki oleh Injil-Injil lainnya adalah perumpamaan tentang penabur (13:1-23), biji sesawi (13:31, 32), dan kebun anggur (21:33-41). Perumpamaan-perumpamaan yang unik bagi Matius adalah perumpamaan ilalang (13:24-30, 36-43), harta karun (13:44), mutiara yang sangat berharga (13:45, 46), pukat (13:47-50), tuan rumah (13:51, 52), hamba yang kejam (18:23-35), para pekerja di kebun anggur (20:1-16), dua anak laki-laki (21:28-32), pernikahan putra raja (22:2-14), sepuluh anak dara (25:1-13), dan talenta (25:14-30).
TANGGAL DAN TEMPATNYA
Fakta bahwa Matius sering dikutip atau disinggung di dalam dokumen-dokumen Kristen dari akhir abad pertama dan awal abad kedua memberikan bukti kuat bahwa Injil ini ditulis sekitar abad pertama.20Mekipun bukti yang cukup untuk bersikap dogmatik adalah kurang, namun adalah wajar untuk percaya bahwa Injil Matius ditulis sebelum jatuhnya Yerusalem dan bait sucinya pada tahun 70 Masehi. Ketika Matius menulis, keduanya itu tampaknya masih berdiri (24:2, 15-28). Selanjutnya, hubungan yang jelas di dalam Matius 24 dengan kehancuran Yerusalem yang mendekat mendukung pandangan ini. Tindakan Matius yang memasukkan nasihat Yesus "melarikan diri ke pegunungan" dan "berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat" (24:16, 20) sepertinya tidak penting jika kota sudah dihancurkan. Seandainya Yerusalem sudah jatuh, Matius pasti akan sudah menyinggung fakta itu.
Irenaeus menunjukkan bahwa Injil Matius ditulis sewaktu Petrus dan Paulus sedang memberitakan injil di Roma.21Pernyataannya itu, jika bernilai, butuh suatu tanggal di awal tahun 60-an. J. W. McGarvey memastikan tanggal sekitar antara tahun 42 dan 58. Ia menalar bahwa, jika Matius ditulis pertama, itu harus mendahului penulisan Lukas, yang ia beri tanggal pada pemenjaraan Paulus di Kaisarea dalam 58-60 Masehi.22
Eusebius menceritakan bahwa ketika Matius sudah bersiap meninggalkan Palestina dan menginjil di tempat lain, ia menuliskan dalam bahasa Ibrani apa yang ia telah khotbahkan.23Tradisi mengatakan bahwa Matius melayani di Palestina selama beberapa tahun setelah kenaikan Yesus ke sorga dan kemudian melakukan perjalanan misi kepada orang-orang Yahudi Diaspora yang tersebar di wilayah Kekaisaran Romawi. Tradisi juga mengaitkan tulisannya dengan Persia (Iran moderen), Etiopia, Suriah, dan Yunani.
Namun begitu, tidak ada bukti substansial bahwa Matius menulis di luar Palestina, meskipun usulan B. H. Streeter bahwa injil Matius ditulis di Antiokhia Suriah telah diterima secara luas.24William Hendriksen memberikan pernyataan yang baik tentang apa yang dapat diketahui mengenai tanggal penulisan injil Matius:
Banyak yang tidak pasti mengenai tanggal dan tempat asalnya. Pengetahuan Matius tentang bahasa Perjanjian Lama Ibrani dan aksesnya kepada gulungan kitab Ibrani itu tampaknya akan butuh tanggal ketika perpecahan dengan sinagoga, di mana gulungan-gulungan tersebut disimpan, belum terjadi sepenuhnya, dan itu butuh Palestina sebagai tempat atau wilayah umum di mana tulisan itu berasal."Saya menganggap 63-66 Masehi sebagai tanggal yang mungkin tidak jauh. Tanggal itu tidak bisa jauh lebih awal, karena 27:8 dan 28:15 menyiratkan bahwa Kalvari telah berlalu lama sekali semenjak kejadian itu.25
TUJUANNYA
Dalam menjawab pertanyaan "Apakah tujuan Injil ini" Hendriksen memberikan ringkasan ini:
1 Pemindahan dari alam kegelapan menuju terang: perubahan hidup orang-orang Yahudi yang belum mengalami perubahan mendasar rohani. Mereka ini harus diingatkan tentang hak-hak istimewa besar yang telah diberikan kepada mereka, dan juga tentang akibat mengerikan dari menolak untuk mengindahkan panggilan Allah (10:5dst.; 11:25-29; 23:37-39).
2 Transformasi: pembaruan hidup yang terus menerus pada sisi (kebanyakan) orang Yahudi yang, oleh kuasa Roh, sudah menyerahkan diri mereka kepada Kristus. Semua ini ditunjukkan untuk bagaimana mereka harus bersikap agar menjadi berkat bagi orang lain, bagi kemuliaan Bapa di sorga (4:19; 5:16, 43-48; 6:19 dst.; 7:1 dst., 24-27; dll.).
3. Pembuktian kebenaran Allah terhadap serangan musuh-musuh yang sengit (5:17dst.; 6:2dst.; pasal 12; 13:10dst., 54-58; 15:1-20; 16:1-4; pasal 23; dll.). 4 Penginjilan semua bangsa (8:5-13; 15:21-28; 28:16-20).26
PENERIMANYA
Pertanyaan mengenai siapa yang menerima Injil ini telah dijawab sebagian di bawah pembahasan judul kitab ini. Namun begitu, mari kita sekarang beralih kepada ungkapan yang lebih komprehensif terhadap pertanyaan ini.
Karena tujuan utama kitab ini untuk membuktikan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Mesias yang Perjanjian Lama telah nubuatkan, maka kitab itu pastinya telah ditulis oleh seorang Yahudi untuk utamanya para pembaca Yahudi. Matius menggunakan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama yang telah digenapi oleh Yesus untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias. Satu kalimat, atau yang lainnya yang mirip dengan itu, digunakan secara konsisten oleh penulis itu untuk menggambarkan realitas kemesiasan Yesus: "Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi" (1:22; lihat 2:15, 17 , 23; 3:3; 4:14; 8:17; 11:10, 13; 12:17; 13:14, 35; 15:7; 21:4, 42; 26:31, 56; 27:9).
Fitur lain yang mendukung pandangan bahwa injil Matius ditulis terutama untuk pendengar Yahudi adalah silsilah yang menunjukkan hubungan Kristus dengan Abraham melalui Daud (1:1-17). Silsilah sangatlah penting bagi orang Yahudi, tetapi tidak begitu menarik bagi orang non-Yahudi. Meskipun Kristus adalah Allah, namun Ia menjadi manusia melalui pengandungan mujizatiah. Dilahirkan dari perawan Maria, Ia datang dari garis panjang keturunan orang-orang mulia. Ia adalah "anak Abraham" dan karena itu Anak perjanjian. Ia juga "anak Daud," yang menjadikan Dia pewaris sah takhta Israel. "Anak Daud" digunakan kemudian sebagai gelar mesianik di dalam Injil itu (9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31; 21:9, 15; 22:42).
Fakta bahwa sebagian besar pembaca Matius adalah orang Yahudi ditunjukkan lebih lanjut oleh kata-kata Ibrani/Aram yang tidak dijelaskan. Misalnya, ia menduga bahwa mereka tahu arti nama Ibrani untuk "Yesus" (1:21). Karena Matius tidak memberikan maknanya ("Tuhan menyelamatkan"), orang non-Yahudi akan tidak memahami permainan kata-kata ("karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka"). Matius tidak perlu menjelaskan adat istiadat orang Yahudi. Misalnya, ia yakin bahwa para pembaca Yahudinya akan mengerti tradisi pembasuhan (15:2), sedangkan Markus menjelaskan secara rinci bagi para pembaca non-Yahudinya (Mrk. 7:3, 4). Matius juga menghilangkan penjelasan geografis yang akan tak berguna bagi para pembaca Yahudi yang mengenal baik tanah Palestina (lihat 24:3; Mrk. 13:3).
Bukti-bukti lain adanya karakter Yahudi di dalam Injil ini mencakup kepedulian Yesus bagi keselamatan orang Yahudi (10:5, 6; 15:24), sikap penulis terhadap Hukum Taurat (5:17-20), dan sikapnya terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Meskipun mereka diberi kekuasaan di 23:2, 3, namun di pasal yang sama mereka dicela atas kemunafikan mereka (23:13-33).
Meskipun Matius menulis untuk utamanya orang Yahudi, namun orang non-Yahudi tidak dikecualikan (2:1-12; 4:15, 16; 8:5-13; 10:18; 12:18, 21; 15:21-28; 24:14; 28:19). Meminjam perkatan Robert M. Grant, "Matius adalah seorang Kristen yang mengetahui bahwa injil itu ditujukan tidak hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk orang non-Yahudi-atau lebih tepatnya, `pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" (Rom. 1:16)."27
Hal itu selanjutnya dapat dikatakan bahwa Matius menuliskan Catatan Injilnya untuk semua orang di zaman Kristen, karena ia menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Manusia, sepenuhnya Tuhan atas kerajaan-Nya, gereja.
GARIS BESARNYA
Beragam garis besar Matius telah diusulkan, masing-masing menekankan aspek yang berbeda dari kitab itu. Garis besar berikut ini menekankan kronologi perjalanan Yesus.28
- I. PENDAHULUAN (1:01-4:11)
- II. PELAYANAN DI GALILEA (4:12-13:58)
- III. PELAYANAN DI AREA SEKITAR GALILEA (14:01-16:12) IV. PERJALANAN KE YERUSALEM (16:13-20:34)
- V. KONFRONTASI DI YERUSALEM (21:1-25:46)
- VI. PENYALIBAN DAN KEBANGKITAN (26:1-28:20)
Garis besar lainnya berkaitan dengan pola pengaturan yang sudah dibahas sebelumnya, yang memiliki sebelas bagian.29
- I. KATA PENGANTAR TENTANG YESUS (1-4)
- II. TUNTUTAN YESUS: KHOTBAH DI BUKIT (5-7)
- III. PERBUATAN YESUS UNTUK ISRAEL (8; 9)
- IV. PENUGASAN PARA RASUL OLEH YESUS (10)
- V. PENOLAKAN ISRAEL TERHADAP YESUS (11; 12)
- VI. PERUMPAMAAN KERAJAAN MENJELASKAN PENOLAKAN ISRAEL (13)
- VII. UMAT BARU ALLAH, GEREJA (14-17)
- VIII. KEHIDUPAN KERAJAAN: PENGAMPUNAN DAN DISIPLIN (18) IX. AWAL PENDERITAAN (19-22)
- X. PENGHAKIMAN YERUSALEM DAN KEDATANGAN KEDUA (23-25)
- XI. PENYALIBAN DAN KEBANGKITAN (26-28)
Garis besar yang digunakan di dalam komentari ini menekankan fase kehidupan Yesus serta perajaan-Nya:
- I. KELAHIRAN DAN KEHIDUPAN AWAL KRISTUS, SANG RAJA (1:1- 4:11)
- II. AWAL PELAYANAN SANG RAJA (4:12-10:42)
- III. REAKSI TERHADAP PELAYANAN SANG RAJA (11:1-12:50)
- IV. PELAYANAN SANG RAJA BERLANJUT (13:1-18:35)
- V. PERJALANAN SANG RAJA MENUJU SALIB (19:1-25:46)
- VI. PENANGKAPAN, PENGADILAN, DAN PENYALIBAN SANG RAJA (26:1-27:66)
- VII. KEBANGKITAN DAN AMANAT SANG RAJA (28:1-20)
GARIS BESAR YANG DIKEMBANGKAN
- I. KELAHIRAN DAN KEHIDUPAN AWAL YESUS KRISTUS, SANG RAJA (1:1- 4:11)
- A. Pasal 1: Kelahiran Yesus
- 1. Silsilah Yesus Kristus (1:1-17)
- 2. Pemberitahuan kepada Yusuf dan kelahiran dari anak dara (1:18-25)
- B. Pasal 2: Tahun Pertama Yesus
- 1. Kunjungan orang Majus (2:1-12)
- a. Kedatangan orang Majus di Yerusalem (2:1, 2)
- b. Herodes memanggil para pemimpin agama (2:3-6)
- c. Pertemuan rahasia Herodes dengan orang Majus (2:7, 8)
- d. Kedatangan orang Majus di Betlehem (2:9-12)
- 2. Pemeliharaan Yesus (2:13-23)
- C. Pasal 3: Persiapan Bagi Kedatangan Yesus Dan Baptisan-Nya
- D. Pasal 4: Pencobaan Kristus (4:1-11)
- II. AWAL PELAYANAN SANG RAJA (4:12-10:42)
- A. Pasal 4 (Lanjutan): Pengantar Kepada Pelayanan Yesus (4:12-25)
- 1. Menetap di Kapernaum (4:12-17)
- 2. Pemanggilan murid-murid pertama (4:18-22)
- 3. Awal Pelayanan Galilea (4:23-25)
- B. Pasal 5: Khotbah Di Bukit, Bagian 1
- 1. Ucapan Bahagia (5:1-12)
- 2. Garam dan terang (5:13-16)
- 3. Penggenapan Hukum Taurat (5:17-20)
- 4. Kemarahan dan pembunuhan (5:21-26)
- 5. Perzinahan (5:27-30)
- 6. Perceraian (5:31, 32)
- 7. Bersumpah (5:33-37)
- 8. Balas dendam (5:38-42)
- 9. Mengasihi musuh (5:43-48)
- C. Pasal 6: Khotbah Di Bukit, Bagian 2
- 1. Peringatan umum (6:1)
- 2. Memberi (6:2-4)
- 3. Berdoa (6:5-15)
- 4. Berpuasa (6:16-18)
- 5. Menyimpan harta (6:19-21)
- 6. Visi yang jelas (6:22, 23)
- 7. Memilih tuan (6:24)
- 8. Mengatasi kekhawatiran (6:25-34)
- D. Pasal 7: Khotbah Di Bukit, Bagian 3
- 1. Penghakiman yang benar (7:1-6)
- 2. Ketekunan dalam doa (7:7-11)
- 3. Hukum Emas (7:12)
- 4. Nasihat Terakhir (7:13-27)
- a. Dua jalan yang berbeda (7:13, 14)
- b. Dua jenis pohon dan buah nabi-nabi palsu (7:15-20)
- c. Dua jenis murid (7:21-23)
- d. Dua jenis tukang bangunan (7:24-27)
- 5. Ketakjuban para pendengar (7:28, 29)
- E. Pasal 8 Dan 9: Kredensial Mujizatiah-Nya
- 1. Set pertama mujizat (8:1-17)
- a. Penyembuhan penderita kusta (8:1-4)
- b. Penyembuhan seorang hamba perwira (8:5-13)
- c. Penyembuhan ibu mertua Petrus (8:14, 15)
- d. Ringkasan penyembuhan oleh Yesus (8:16, 17)
- 2. Resiko menjadi murid (8:18-22)
- 3. Set kedua mujizat (8:23-9:08)
- a. Menenangkan badai (8:23-27)
- b. Penyembuhan dua orang yang kerasukan roh jahat (8:28-34)
- c. Penyembuhan orang lumpuh (9:1-8)
- 4. Panggilan untuk menjadi murid (9:9-17)
- a. Pemanggilan Matius (9:9)
- b. Undangan Yesus kepada orang-orang berdosa (9:10-13)
- c. Pemuridan dan puasa (9:14-17)
- 5. Set ketiga mujizat (9:18-34)
- a. Penyembuhan perempuan yasng pendarahan dan pembangkitan anak perempuan Yairus (9:18-26)
- b. Penyembuhan dua orang buta (9:27-31)
- c. Penyembuhan orang bisu yang kerasukan roh jahat (9:32-34)
- 6. Ringkasan pekerjaan Yesus (9:35-38)
- F. Pasal 10: Para Utusan-Nya, Pesan Dan Misi Mereka
- 1. Yesus memanggil dua belas rasul (10:1-4)
- 2. Yesus memberi amanat terbatas (10:5-15)
- 3. Yesus memberi pelbagai peringatan (10:16-23)
- 4. Yesus memberi perintah lebih lanjut (10:24-42)
- III. REAKSI ATAS PELAYANAN SANG RAJA 11:1-12:50)
- A. Pasal 11: Oleh Orang-Orang Yang Melihat Perbuatan-Nya
- 1. Yohanes Pembaptis dan Yesus (11:1-19)
- 2. Kota-kota yang tidak bertobat (11:20-24)
- 3. Doa Yesus dan undangan besar-Nya (11:25-30)
- B. Pasal 12: Oleh Orang-Orang Farisi
- 1. Pertanyaan tentang Sabat (12:1-14)
- 2. Selingan: Yesus menarik diri (12:15-21)
- 3. Tantangan terhadap otoritas Yesus (12:22-37)
- 4. Tanda diminta (12:38-45)
- 5. Epilog: kekerabatan sejati Yesus (12:46-50)
- IV. LANJUTAN PELAYANAN SANG RAJA (13:1-18:35)
- A. Pasal 13: Perumpamaan Kerajaan
- 1. Perumpamaan tentang penabur (13:1-9)
- 2. Tujuan perumpamaan (13:10-17)
- 3. Penjelasan perumpamaan tentang penabur (13:18-23)
- 4. Tiga perumpamaan (13:24-33)
- 5. Tujuan perumpamaan (13:34, 35)
- 6. Penjelasan tentang ilalang (13:36-43)
- 7. Tiga perumpamaan (13:44-50)
- 8. Perumpamaan penutup: tuan rumah (13:51, 52)
- 9. Penolakan di Nazaret (13:53-58)
30 - B. Pasal 14: Reaksi Selanjutnya Terhadap Pelayanan Yesus (Bagian 1)
- 1. Kematian Yohanes Pembaptis (14:1-12)
- a. Pandangan salah Herodes terhadap Yesus (14:1, 2)
- b. Catatan penangkapan dan kematian Yohanes (14:3-12)
- 2. Memberi makan lima ribu orang (14:13-21) a. Penarikan diri Yesus (14:13, 14) b. Yesus memberi makan orang banyak (14:15-21)
- 3. Berjalan di atas air (14:22-33)
- a. Yesus berdoa sendirian (14:22, 23)
- b. Yesus berjalan di atas air (14:24-27)
- c. Petrus mendatangi Yesus di atas air (14:28-33)
- 4. Pelbagai penyembuhan lainnya (14:34-36)
- C. Pasal 15: Reaksi Selanjutnya Terhadap Pelayanan Yesus (Bagian 2)
- 1. Konflik dengan orang-orang Farisi (15:1-20)
- 2. Iman seorang perempuan Kanaan (15:21-28)
- 3. Penerimaan di antara bangsa-bangsa (15:29-39)
- D. Pasal 16: Reaksi Selanjutnya Terhadap Pelayanan Yesus (Bagian 3)
- 1. Orang banyak meminta tanda (16:1-4)
- 2. Peringatan Yesus kepada murid-murid-Nya (16:5-12)
- 3. Pengakuan yang baik dan pemberitahuan Yesus bahwa Ia akan mendirikan gereja-Nya (16:13-20)
- 4. Salib yang mendekat dan pemberitahuan pertama Yesus tentang kematian-Nya yang di depan mata (16:21-23)
- 5. Pernyataan Yesus tentang resiko menjadi murid (16:24-27)
- 6. Janji Yesus bahwa beberapa orang di sana akan melihat kerajaan datang (16:28)
- E. Pasal 17: Reaksi Selanjutnya Terhadap Pelayanan Yesus (Bagian 4)
- 1. Perubahan wujud (17:1-13)
- 2. Penyembuhan anak laki-laki yang kerasukan roh jahat (17:14-21)
- a. Yesus menyembuhkan anak laki-laki (17:14-18)
- b. Penjelasan Yesus tentang kegagalan murid-murid (17:19-21)
- 3. Pemberitahun kedua Yesus tentang kematian-Nya yang di depan mata (17:22, 23)
- 4. Pembayaran pajak (17:24-27)
- F. Pasal 18: Hubungan Di Dalam Kerajaan Itu
- 1. Kemuliaan di dalam kerajaan itu (18:1-4)
- 2. Peringatan tentang menjadi batu sandungan (18:5-9)
- 3. Perumpamaan tentang domba yang hilang (18:10-14)
- 4. Menyelesaikan konflik (18:15-20)
- 5. Perumpamaan tentang hamba yang kejam (18:21-35)
- V. PERJALANAN RAJA MENUJU SALIB (19:1-25:46)
- A. Pasal 19: Pelayanan Yesus Di Perea Dan Yudea (Bagian 1)
- 1. Ditanyai tentang masalah perceraian (19:1-12)
- a. Perjalanan Yesus ke Perea (19:1, 2)
- b. Pertanyaan orang-orang Farisi (19:3-9)
- c. Tanggapan para murid (19:10-12)
- 2. Memberkati anak-anak (19:13-15)
- 3. Pengajaran tentang kekayaan dan pemuridan (19:16-30)
- B. Pasal 20: Pelayanan Yesus Di Perea Dan Yudea (Bagian 2)
- 1. Perumpamaan tentang para pekerja di kebun anggur (20:1-16)
- 2. Pemeritahuan ketiga Yesus tentang kematian-Nya yang di depan mata (20:17-19)
- 3. Kemuliaan di dalam kerajaan (20:20-28)
- 4. Memulihkan penglihatan dua orang buta (20:29-34)
- C. Pasal 21: Yesus Di Yerusalem: Kontroversi
- 1. Masuk Yerusalem penuh kemenangan (21:1-11)
- 2. Penyucian bait suci (21:12, 13)
- 3. Mujizat-mujizat penyembuhan terakhir di Yerusalem (21:14-17)
- 4. Pengutukan pohon ara (21:18-22)
- 5. Tantangan terhadap otoritas Yesus (21:23-27)
- 6. Serangkaian perumpamaan (21:28-46)
- D. Pasal 22: Yesus Di Yerusalem: Lawan-Lawan-Nya
- E. Pasal 23: Yesus Di Yerusalem: Tujuh Celaka Tentang Para Pemimpin
- 1. Peringatan-Nya terhadap kepemimpinan (23:1-12)
- 2. Tujuh kata celaka oleh-Nya (23:13-36)
- 3. Ratapan-Nya atas Yerusalem (23:37-39)
- F. Pasal 24: Yesus Di Yerusalem: Ajarkan-Nya Tentang Kehancuran Yerusalem Dan Kedatangan-Nya Kedua.
- 1. Ramalan-Nya tentang penghancuran Yerusalem (24:1, 2)
- 2. Pertanyaan para murid (24:3)
- 3. Situasi sebelum kehancuran Yerusalem (24:4-14)
- a. "Jangan ada orang yang menyesatkan kamu" (24:4-8)
- b. "Waspadalah terhadap banyaknya pencobaan yang menimpa engkau" (24:9-14)
- 4. Kehancuran Yerusalem (24:15-35)
- a. "Larilah ketika engkau melihat pembinasa keji"(24:15-22)
- b. "Jangan percaya kepada Kristus-Kristus palsu" (24:23-28)
- c. "Tanda Anak Manusia akan muncul" (24:29-31)
- d. "Yerusalem akan dihancurkan dalam angkatan ini "(24:32-35)
- 5. Kedatangan kedua (24:36-51)
- G. Pasal 25: Yesus Di Yerusalem: Pelbagai Perumpamaan-Nya Tentang Akhir Zaman
- 1. Perumpamaan tentang sepuluh anak dara (25:1-13)
- 2. Perumpamaan tentang talenta (25:14-30)
- 3. Perumpamaan tentang gembala memisahkan domba dan kambing (25:31-46)
- VI. PENANGKAPAN, PENGADILAN, DAN PENYALIBAN SANG RAJA (26:1- 27:66)
- A. Pasal 26: Penangkapan Yesus Dan Pengadilan Yahudi
- 1. Rencana jahat untuk membunuh Yesus (26:1-5)
- 2. Pengurapan Yesus (26:6-13)
- 3. Yudas setuju untuk mengkhianati Yesus (26:14-16)
- 4. Paskah (26:17-29)
- a. Persiapan (26:17-19)
- b. Pemberitahuan tentang pengkhianat (26:20-25)
- c. Penetapan Perjamuan Tuhan (26:26-29)
- 5. Di Bukit Zaitun (26:30-46)
- a. Pemberitahuan tentang penyangkalan para rasul (26:30-35)
- b. Waktu kesesakan (26:36-38)
- c. Waktu doa (26:39-46)
- 6. Yesus ditangkap (26:47-56)
- a. Ciuman pengkhianatan Yudas (26:47-50)
- b. Teasan pedang Petrus (26:51-54)
- c. Teguran Yesus terhadap orang banyak (26:55, 56)
- 7. Sidang Yahudi (26:57-68)
- 8. Penyangkalan Petrus (26:69-75)
- B. Pasal 27: Pengadilan Dan Penyaliban Yesus Oleh Romawi
- 1. Hukuman dari mahkamah agama (27:1, 2)
- 2. Penyesalan dan kematian Yudas (27:3-10)
- 3. Pengadilan Romawi, bagian 1 (27:11-14)
- 4. Pengadilan Romawi, bagian 2 (27:15-31)
- a. Solusi yang Pilatus usulkan (27:15-18)
- b. Teriakan para penonton (27:19-23)
- c. Pilatus menyerah terhadap tuntutan orang banyak (27:24-26)
- d. Ejekan para prajurit (27:27-31)
- 5. Penyaliban Kristus (27:32-56)
- a. Perjalanan menuju salib (27:32)
- b. Lokasinya (27:33, 34)
- c. Cara penyaliban (27:35-37)
- d. Mereka yang disalibkan bersama Dia dan lebih banyak hinaa (27:38-44)
- e. Akhir penyaliban dan tanda-tanda yang menyertainya (27:45-54)
- f. Para perempuan memperhatikan dari kejauhan (27:55, 56)
- 6. Penguburan mayat Kristus (27:57-61)
- 7. Perintah berjaga-jaga oleh Pilatus (27:62-66)
- VII. KEBANGKITAN SANG RAJA DAN AMANAT-NYA (28:1-20)
- A. Pasal 28: Kebangkitan Yesus (28:1-15)
- B. Pasal 28 (bersambung): Amanat Agung (28:16-20)
VERSI-VERSI ALKITAB
YANG DIGUNAKAN DI DALAM PELAJARAN INI
ASV - American Standard Version NIV - New International Version JNT - Jewish New Testament NJB - New Jerusalem Bible KJV - King James Version NKJV - New King James Version LXX - Septuaginta, Perjanjian Lama bahasa Yunani NASB - New American Standard Bible, edisi terbaru NLT - New Living Translation NRSV - New Revised Standard Version NEB - New English Bible TEV - Today's English Version
Catatan Akhir:
- 1 Eusebius Ecclesiastical History 3.24.6-7; 3.39.16; 6.25.4-6; Irenaeus Against Heresies 3.1.1. Augustine menulis, "Markus dengan dekatnya mengikuti [Matius], dan tampaknya seperti pembantu dan ringkasannya" (Augustine Harmony of the Gospels 1.2.4).
- 2 Presentasi standar tentang bukti keutamaan Markus diberikan oleh B. H. Streeter, The Four Gospels: A Study of Origins (London: Morrison and Gibb, 1924; reprint, London: Macmillan & Co., 1953), 151-98. Untuk tantangan terhadap pandangan ini lihat William R. Farmer, The Synoptic Problem (New York: Macmillan Co., 1964). Pendapat Farmer adalah tentang keutamaan Matius. Lihat juga Robert H. Stein, "Synoptic Problem," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 784-92.
- 3 Kecuali dinyatakan sebaliknya, jumlah kata-kata dan ungkapan itu didasarkan pada teks Yunani, menggunakan Accordance®, © 2003, OakTree Software.
- 4 Istilah "sorga" sering digunakan oleh orang Yahudi secara tidak langsung dalam mengacukan Allah, yaitu, mengatakan dengan kata lain.
- 5 R. T. France, The Gospel According to Matius, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 47.
- 6 Donald A. Hagner, Matius 1-13, Word Biblical Commentary, vol. 33A (Dallas: Word Books, 1993), lxxvi.
- 7 Ibid., 12.
- 8 France, 33.
- 9 Eusebius Ecclesiastical History 3.39.16; 6.25.4.
- 10 Ibid., 5.10.3.
- 11 Irenaeus Against Heresies 3.1.1.
- 12 Jerome Lives of Illustrious Men 3; Preface to Matius.
- 13 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matius, Part 1, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 13.
- 14 Leon Morris, The Gospel according to Matius, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 13.
- 15 Lewis, 14.
- 16 Henry Clarence Thiessen, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1943), 138.
- 17 France, 40.
- 18 Ajaran Yesus kadang-kadang dimasukkan juga di dalam bagian cerita.
- 19 Ada hubungan yang kuat antara ceramah di pasal 23 dan 24. Yesus mengucapkan kata "celaka" ke atas orang-orang Farisi (pasal 23) dengan kehancuran Yerusalem (pasal 24) di dalam pikiran-Nya. Di akhir hardikan-Nya terhadap orang-orang Farisi, Yesus berkata, "Lihatlah rumahmu ini ditinggalkan dan menjadi sunyi!" (23:38).
- 20 1 Clement 13.2; 2 Clement 3.2; 4.2; Didache 1.2-5; 3.7; 7.1; 8.2; 9.5; 13.2; Ignatius Smyrnaeans 1.1; Polycarp 2.2; Barnabas 4.14; 5.9; Polycarp Philippians 2.3; 7.2.7
- 21 Irenaeus Against Heresies 3.1.1.
- 22 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matius and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 9-10. Penanggalan McGarvey untuk Lukas didasarkan pada fakta bahwa Lukas-Kisah adalah karya dua kitab (Lukas 1:1-4; Kisah 1:1, 2). Karena Kisah berakhir dengan Paul ditahan di rumah di Roma sekitar tahun 61-63 (Kisah 28:30, 31), maka diasumsikan bahwa Lukas menyelesaikan kitab Kisah pada waktu itu. Injil Lukas ditulis sesaat sebelum Kisah Para Rasul ditulis.
- 23 Eusebius Ecclesiastical History 3.24.6.
- 24 Streeter, 502.
- 25 William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matius (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 97
- 26 Ibid., 98.
- 27 Robert M. Grant, A Historical Introduction to the New Testament (New York: Simon and Schuster, 1972), 130.
- 28 Disadur dari France, 58.
- 29 Disadur dari Dale C. Allison, Jr., "Matthew: Structure, Biographical Impulse and the Imitatio Christi" dalam The Four Gospels 1992 , ed. F. Van Segbroeck, et al. (Leuven: Leuven University Press, 1992), 1208.
- 30 Garis besar pasal 13 ini disadur dari R. T. France, The Gospel According to Matthew, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 65.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) AYAT-AYAT TAK BERGUNA? (1:1-17)
Banyak siswa Alkitab anggap ringan silsilah di dalam Matius 1:1-17. Apalagi, beberapa orang di dalam daftar itu tidak...
AYAT-AYAT TAK BERGUNA? (1:1-17)
Banyak siswa Alkitab anggap ringan silsilah di dalam Matius 1:1-17. Apalagi, beberapa orang di dalam daftar itu tidak dikenal, dan seringkali nama mereka sulit diucapkan. Meski begitu, silsilah itu punya beberapa pelajaran penting untuk kita sekarang ini.
- 1. Allah memenuhi janji-Nya sesuai waktu-Nya sendiri.
- 2. Allah menghukum umat-Nya ketika mereka memberontak melawan Dia.
- 3. Allah bahkan dapat menggunakan orang berdosa untuk menyelesaikan kehendak-Nya.
- 4. Allah tidak memperhitungkan dosa orang tua seseorang kepada dia.
- 5. Tujuan utama Allah adalah membangun dan melestarikan Israel untuk membawa Kristus ke dalam dunia.31
KAUM PEREMPUAN DI DALAM SILSILAH YESUS (1:1-17)
Sebuah khotbah dapat dikembangkan dengan menggunakan lima orang perempuan yang disebut di dalam silsilah Kristus:
- 1. Tamar-Perempuan Yang Dihina (1:3; Kej 38:6-30);
- 2. Rahab-Pelacur Yang Menjadi Orang Percaya (1:5; Yos. 2:1-21);
- 3. Rut-Anak Menantu Yang Setia (1:5; Rut 1-4);
- 4. Batsyeba-Istri Yang Selingkuh (1:6; 2 Sam. 11; 12);
- 5. Maria-Ibu Yang Allah Pilih Bagi Sang Anak (1:16; lihat 1:18-25; 12:46-50; Luk 1:26-56; 2:1-52; Yoh. 2:1-11; 19:25-27).32
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Douglas S. Huffman, "Genealogy," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Gr...
Catatan Akhir:
- 1 Douglas S. Huffman, "Genealogy," in Dictionary of Jesus and the Gospels, ed. Joel B. Green and Scot McKnight (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 255.
- 2 Macrobius Saturnalia 2.4.11.
- 3 Eusebius Ecclesiastical History 1.7.13.
- 4 Kesulitan terhadap pandangan ini mencakup fakta bahwa nama Yusuf disebutkan di dalam kedua catatan itu dan Maria bahkan tidak disebutkan di dalam silsilah dari Lukas.
- 5 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 1, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 35.
- 6 Donald A. Hagner, Matthew 1-13, Word Biblical Commentary, vol. 33A (Dallas: Word Books, 1993), 9.
- 7 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 6.
- 8 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 20.
- 9 Huffman, 255.
- 10 Daud Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 75.
- 11 Banyak silsilah yang hanya menyantumkan nama kaum laki-laki. Namun begitu, ada contoh di dalam Perjanjian Lama di mana kaum perempuan juga disertakan (Kej. 22:20-24; 25:1-6; 36:1-14; 1 Taw. 1:32; 2:3, 4, 18-20, 24, 26, 46; 3:1-9). Dalam beberapa kasus, ayah itu memiliki lebih dari satu istri/selir, sehingga penyebutan perempuan-perempuan ini adalah untuk tujuan mengelompokkan anak-anak mereka.
- 12 Huffman, 255-56.
- 13 Lewis, 39.
- 14 Huffman, 256.
- 15 Robert H. Gundry, Matthew: A Commentary on His Literary and Theological Art (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 15.
- 16 William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 116.
- 17 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 16.
- 18 Ada perdebatan mengenai raja yang manakah yang dimaksud oleh "Uzia" (ÅOzivas, Ozias). Beberapa mendukung Ahazia, tapi Azarya adalah lebih mungkin (lihat 2 Raja 14:21; 15:13, 30).
- 19 Saudaranya Elyakim, Yoahas-yang bukan bagian garis keturunan Kristus- memerintah sebelum dia selama tiga bulan, tapi digulingkan oleh Firaun Nekho (2 Raja 23:31-33).
- 20 Ada empat kesempatan di mana tawanan diangkut dari Yerusalem ke Babel (Dan. 1:1-7; Yer. 52:28-30.): (1) Pada 605 S. M. ketika Daniel dibawa, (2) pada 597 S. M. ketika Yekhonya dibawa, (3) pada 586 S. M. ketika Zedekia dibawa, dan (4) pada 582 S. M. setelah gubernur Gedalya dibunuh.
- 21 Hagner, 11.
- 22 McGarvey, 21.
- 23 Sebuah teks Babel yang berasal dari pemerintahan Nebukadnezar menyantumkan jatah makan bagi mereka yang ditanggung oleh rumah tangga kerajaan, termasuk "5 putra raja Yehuda" (James B. Pritchard, ed., Ancient Near Eastern Texts: Relating to the Old Testament, 3d. ed. [Princeton, N.J.: Princeton University Press, 1969], 308).
- 24 H. G. M. Williamson, "Zerubbabel," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 4:1193.
- 25 Sebaliknya, Allah memberitahu Yekhonya (Konya, Yoyakhin) bahwa, bahkan sekalipun ia adalah "cincin meterai pada tangan kanan [Nya]," Ia akan mencabut dia (Yer. 22:24).
- 26 Josephus Life 1.1-6; lihat Against Apion 1.7.
- 27 Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, banyak orang percaya bahwa Matius 1 menelusuri garis keturunan Yusuf, sedangkan Lukas 3 menelusuri garis keturunan Maria.
- 28 Lewis, 36.
- 29 Ibid., 37. Nama teknis untuk praktik ini adalah "Gematria." Teknik ini mungkin telah digunakan di dalam Wahyu 13:17, 18. Sebuah contoh jelas Gematria ditemukan di dalam Barnabas 9.8.
- 30 Lihat Hagner, 5-6.
- 31 Didasarkan pada Jack Wilhelm, "The Bible's Useless Verses," RSVP Newsletter 49-12-80-12 (1980). Digunakan dengan seizin Jack Wilhelm, P.O. Box 2222, Florence, AL 35630.
- 32 Ibid.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi