Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 35:1-28
Jerusalem: Mzm 35:1-28 - Doa minta tolong terhadap musuh Dalam ratapan ini seseorang yang bersahaja, takwa dan suka damai memanjatkan keluhannya kepada Tuhan. Dengan mendesak ia mohon supaya Tuhan sudi berti...
Dalam ratapan ini seseorang yang bersahaja, takwa dan suka damai memanjatkan keluhannya kepada Tuhan. Dengan mendesak ia mohon supaya Tuhan sudi bertindak keras terhadap musuh-musuh yang curang, yang dahulu menikmati kebaikan hati pendoa. Dengan pasti pertolongan itu diharapkan dan itu menjadi dasar untuk bersyukur (mempersembahkan korban syukuran?). Mazmur ini dapat dibagi menjadi dua, Maz 35:1-10 dan Maz 35:11-28, atau tiga, Maz 35:1-10 dan Maz 35:11-18 dan Maz 35:19-28. Masing-masing bagian mengulang pikiran yang sama. Ratapan ini berdekatan dengan Maz 22:1-31; 55:1-23; 59:1-17; 69:1-36; 109:1-31.
Ende -> Mzm 35:1-28
Ende: Mzm 35:1-28 - -- Seorang bersahadja, bertakwa, suka damai dalam lagu ini berpaling kepada Tuhan,
sebab dianiaja, didakwa dan disalahkan oleh orang2 jang dahulu menikma...
Seorang bersahadja, bertakwa, suka damai dalam lagu ini berpaling kepada Tuhan, sebab dianiaja, didakwa dan disalahkan oleh orang2 jang dahulu menikmati kebaikannja. Dengan sangatnja ia minta Jahwe, agar Ia dengan keras menghukum mereka dan demikian menolong si djudjur. Dan pertolongan, jang dengan pasti diharapkannja, akan mendjadi alasan untuk lagu (dan kurban?) sjukur.
Mazmur ini boleh dibagikan atas dua (Maz 35:1-10,11-28) atau tiga (Maz 35:1-10,11-18,19-28) bagian, jang mengulangi pokok jang sama. lagu ratap ini amat serupa dengan Maz 22:1-31;55:1-23;59:1-17;69:1-36;109:1-31 dan terbilang antara mazmur2 pengutuk jang lebih hebat.
Ref. Silang FULL -> Mzm 35:2
Ref. Silang FULL: Mzm 35:2 - Peganglah perisai // utar-utar, bangunlah // menolong · Peganglah perisai: Mazm 3:4
· utar-utar, bangunlah: Mazm 3:8
· menolong: Kej 50:24; Kej 50:24; Ayub 17:3; Ayub 17:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 35:1-10
Matthew Henry: Mzm 35:1-10 - Doa Meminta Perlindungan Ilahi
Daud, dalam mazmur ini, berseru kepada Sang Hakim atas langit dan bumi yang adil untuk melawan musuh-musuhnya yang membenci dan mengejar-ngejar dia....
Daud, dalam mazmur ini, berseru kepada Sang Hakim atas langit dan bumi yang adil untuk melawan musuh-musuhnya yang membenci dan mengejar-ngejar dia. Kemungkinannya, Saul dan anak buahnyalah yang dimaksudkan oleh Daud, sebab dengan merekalah ia paling banyak bergumul.
- I. Ia mengeluh kepada Allah tentang kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan terhadapnya. Mereka berbantah dengannya, berperang melawannya (ay. 1), mengejar-ngejar dia (ay. 3), merancangkan kecelakaannya (ay. 4, 7), memfitnahnya (ay. 11), melecehkan dan merendahkannya (ay. 15-16) dan juga semua temannya (ay. 20), dan mereka bersukacita atas kemalangannya (ay. 21, 25-26).
- II. Ia membela perkaranya itu dengan menyatakan ketidakbersalahannya sendiri, bahwa ia tidak pernah berbuat jahat terhadap mereka (ay. 7, 19), malah, sebaliknya, ia telah berusaha berbuat baik kepada mereka (ay. 12, 14).
- III. Ia berdoa kepada Allah untuk melindungi dan meluputkannya, dan bangkit baginya (ay. 1-2), untuk menghiburnya (ay. 3), untuk dekat dengannya dan menyelamatkannya (ay. 17, 22), untuk membela perkaranya (ay. 23-24), untuk menggagalkan segala rancangan musuh-musuhnya melawan dia (ay. 3-4), untuk menggagalkan harapan-harapan mereka yang ingin melihat kejatuhannya (ay. 19, 25-26), dan, terakhir, untuk membela semua temannya dan membesarkan hati mereka (ay. 27).
- IV. Ia menubuatkan kehancuran musuh-musuhnya (ay. 4-6, 8).
- V. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan melihat hari-hari yang lebih baik (ay. 9-10), dan karena itu ia berjanji kepada Allah bahwa ia akan menaikkan puji-pujian kepada-Nya (ay. 18, 28). Dalam menyanyikan mazmur ini dan berdoa mengikutinya, kita harus berhati-hati agar jangan menerapkannya pada pertengkaran dan permusuhan kita sendiri yang remeh-temeh. Janganlah kita mengungkapkan kejahatan-kejahatan yang telah diperbuat terhadap kita atas dasar kebencian yang tanpa kasih dan mendendam. Sebab, Kristus telah mengajar kita untuk mengampuni musuh-musuh kita dan untuk berdoa bukan melawan mereka, melainkan bagi mereka, seperti yang telah diperbuat-Nya. Ketika melakukan demikian,
- 1. Hati kita akan terhibur oleh kesaksian hati nurani kita bahwa kita tidak bersalah terhadap orang-orang yang melukai kita. Dan kita boleh berharap bahwa Allah dengan cara dan dalam waktu-Nya sendiri akan membenarkan kita, dan sementara itu Ia akan mendukung kita.
- 2. Kita harus menerapkan mazmur ini terhadap musuh-musuh Kristus dan kerajaan-Nya secara umum, yang dilambangkan dengan Daud dan kerajaannya. Kita harus membenci penghinaan-penghinaan yang ditujukan terhadap kehormatan Kristus, harus berdoa kepada Allah agar Ia membela kepentingan Kekristenan dan perbuatan saleh, yang adil tetapi sedang diserang. Dan kita harus percaya bahwa Allah, pada waktunya, akan memuliakan nama-Nya sendiri di atas kehancuran musuh-musuh gereja-Nya yang tidak dapat didamaikan itu, yang tidak mau bertobat dan memberikan kemuliaan kepada-Nya.
- I. Daud yang mengajukan perkaranya kepada Allah, dengan menggambarkan kegeraman dan kebencian yang tanpa henti dari orang-orang yang mengejar-ngejar dia. Ia adalah hamba Allah, yang dengan jelas ditentukan oleh-Nya untuk menjadi seperti sekarang ini, yang mengikuti bimbingan-Nya, dan berusaha membawa kemuliaan bagi-Nya dalam melaksanakan kewajibannya, yang selama ini hidup (seperti yang dikatakan Rasul Paulus) dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah sampai kepada hari ini. Namun demikian, masih juga ada orang-orang yang berbantah dengannya, yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk menentang kemajuannya, dan melakukan apa saja untuk melawannya. Mereka berperang melawannya (ay. 1), tidak hanya merongrong dia secara tertutup dan diam-diam, tetapi juga menyerukan perlawanan mereka terhadapnya secara terbuka dan menyiapkan diri untuk melakukan segala kejahatan yang dapat mereka lakukan terhadapnya. Mereka mengejar-ngejar dia dengan rasa permusuhan yang tiada kenal lelah, ingin mencabut nyawanya (ay. 4), yaitu hidupnya, dan tidak ada yang dapat memuaskan pikiran-pikiran mereka yang haus darah selain hidupnya itu. Mereka berusaha membuat jiwanya gelisah dan gundah gulana. Permusuhan yang mereka rasakan terhadapnya ini bukanlah suatu gejolak perasaan yang muncul secara tiba-tiba, melainkan kebencian yang sudah berurat akar. Mereka merancang kecelakaannya, menyatukan pikiran-pikiran mereka, dan menggunakan akal bulus mereka, bukan hanya untuk berbuat jahat terhadapnya, tetapi juga untuk mencari jalan dan cara agar dapat menghancurkannya. Mereka memperlakukan dia, yang merupakan berkat terbesar bagi negerinya, seolah-olah telah menjadi kutuk dan wabah bagi negeri itu. Mereka memburunya seperti binatang pemangsa yang berbahaya. Mereka menggali lobang untuknya dan memasang jaring di dalamnya, agar mereka dapat membuatnya tunduk dan memelas pada mereka (ay. 7). Mereka mengejar-ngejar dia dengan sangat bersusah payah, sebab mereka menggali lobang ( 7:16). Dan dengan begitu cermat dan lihai mereka menjalankan rancangan-rancangan mereka. Si ular tua itu sudah mengajarkan kelicikan kepada mereka. Mereka menyembunyikan jaring mereka dari Daud dan teman-temannya. Namun ini sia-sia saja, sebab mereka tidak dapat menyembunyikannya dari Allah. Dan, yang terakhir, Daud mendapati dirinya sebagai tandingan yang tidak sepadan bagi mereka. Musuhnya, terutama Saul, lebih kuat dari padanya (ay. 10), sebab ia mempunyai pasukan yang siap diperintahnya, dan menganggap dirinya sebagai satu-satunya orang yang berkuasa untuk membuat hukum dan memberikan penghakiman, mendakwa dan menghukum siapa saja yang dikehendakinya, yang tidak membawa tongkat melainkan tombak di tangannya, untuk dihunjamkan ke siapa saja yang menghalang-halangi jalannya. Begitulah perilaku sang raja, dan semua orang di sekelilingnya dipaksa melakukan apa yang diperintahkannya kepada mereka, benar atau salah. Perkataan raja adalah hukum, dan segala sesuatunya harus dijalankan tanpa belas kasihan. Ia mempunyai ladang, kebun anggur, dan juga kedudukan yang bisa dimanfaatkannya (1 Sam. 22:7). Tetapi Daud miskin dan berkekurangan, tidak mempunyai apa-apa yang bisa dipakainya untuk mencari teman. Sebab itu ia tidak mempunyai siapa-siapa yang mau membelanya, kecuali orang-orang yang (seperti yang kita panggil) kurang beruntung (1 Sam. 22:2). Oleh karena itu, tidak heran bila Saul merampas sedikit yang dimilikinya dan menghancurkan kepentingan yang sudah dibangunnya. Jika raja-raja bumi bertekad untuk menentang Tuhan dan orang yang diurapi-Nya, siapakah yang bisa menentang mereka? Perhatikanlah, bukan hal baru bagi orang yang paling benar, dan bagi kepentingan yang paling benar, jika mereka menjumpai banyak musuh yang sangat berkuasa dan penuh kebencian. Kristus sendiri dibantah dan diperangi, dan sebuah pertempuran digencarkan melawan keturunan kudus. Dan kita tidak usah heran akan hal itu: ini merupakan buah dari permusuhan lama dalam keturunan si ular melawan keturunan si wanita.
- II. Seruannya kepada Allah tentang kejujurannya dan keadilan perkaranya. Jika sesama rakyat telah berbuat salah kepadanya, ia akan menghadap rajanya untuk membela perkaranya, seperti yang dilakukan Rasul Paulus terhadap Kaisar. Namun, apabila rajanya berbuat salah kepadanya, ia membawa perkaranya kepada Allahnya, yang adalah Raja dan Hakim atas segala raja di bumi: Berbantahlah, TUHAN (ay. 1). Perhatikanlah, sebuah perkara yang benar, dengan hati yang sangat yakin, diajukannya ke hadapan Allah yang adil. Ia berserah kepada-Nya untuk menghakimi perkaranya itu. Sebab Dia mengetahui dengan sempurna baik buruknya perkara itu, menimbangnya sama rata, dan tidak pandang bulu. Allah tahu bahwa tanpa alasan mereka memusuhinya, dan tanpa alasan mereka menggali lobang untuknya (ay. 7). Camkanlah, sekalipun manusia berbuat salah kepada kita, kita akan tetap terhibur jika hati nurani kita dapat bersaksi bagi kita bahwa kita tidak pernah berbuat salah sedikit pun terhadap mereka. Demikianlah yang terjadi dengan Rasul Paulus, sedikit pun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi (Kis. 25:10). Ketika orang lain berbuat jahat kepada kita dan kita merasa tidak nyaman, kita cenderung membenarkan diri kita bahwa kita tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan mereka harus berbuat demikian terhadap kita. Hal ini seharusnya membuat kita tenang, sebab dengan demikian kita bisa berharap dengan lebih yakin bahwa Allah akan membela perkara kita.
- III. Doanya kepada Allah agar Allah menyatakan diri-Nya baik baginya maupun kepadanya dalam pencobaan ini.
- 1. Bagi dirinya. Ia berdoa agar Allah berperang melawan musuh-musuhnya sehingga mereka tidak mampu menyakitinya, dan menggagalkan rancangan-rancangan mereka untuk menentangnya (ay. 1). Agar Dia memegang perisai dan utar-utar, sebab Tuhan adalah pahlawan perang (Kel. 15:3), dan agar Dia bangun menolongnya (ay. 2), sebab ia hanya mempunyai sedikit orang yang mau bangun membelanya, dan, seandainya pun ia punya banyak orang, pembelaan mereka itu tidak akan berarti apa-apa tanpa Allah. Ia berdoa agar Allah menghentikan jalan mereka (ay. 3, kjv), supaya mereka tidak berhasil menangkapnya ketika ia melarikan diri dari mereka. Doa ini bisa kita panjatkan melawan orang-orang yang mengejar-ngejar kita, supaya Allah menahan mereka dan menghentikan jalan mereka.
- 2. Kepada dirinya: “Katakanlah kepada jiwaku: Akulah keselamatanmu! Biarlah aku mendapat penghiburan di dalam batinku di tengah-tengah semua permasalahan lahiriah ini, untuk menyokong jiwaku yang telah mereka hantam. Biarlah Allah menjadi keselamatanku, bukan hanya menjadi Juruselamat yang mengeluarkan aku dari semua permasalahanku sekarang ini, melainkan juga sebagai kebahagiaan kekalku. Biarlah aku memiliki keselamatan yang bukan hanya datang dari-Nya, melainkan juga yang bisa didapat di dalam kebaikan-Nya. Dan biarlah aku mengetahui kepentingan apa yang aku miliki di dalam kebaikan-Nya itu, biarlah aku yakin sepenuhnya akan keselamatan itu dan menjadi terhibur olehnya.” Jika Allah, dengan Roh-Nya, bersaksi kepada roh kita bahwa Dia adalah keselamatan kita, maka itu sudah cukup bagi kita. Tidak ada lagi yang perlu kita idam-idamkan untuk membuat kita berbahagia. Kesaksian seperti ini sungguh dahsyat dalam mendukung kita saat kita dikejar-kejar orang. Jika Allah sahabat kita, maka tidak masalah siapa musuh kita.
- IV. Harapannya agar musuh-musuhnya dihancurkan, yang didoakannya bukan dengan perasaan benci atau keingingan membalas dendam. Kita melihat betapa sabarnya ia menanggung kutukan-kutukan Simei (biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan telah menyuruhnya). Dan kita tidak bisa beranggapan bahwa ia yang begitu lembut dalam perkataannya akan melampiaskan amarahnya dengan meluap-luap dalam ibadahnya. Walaupun demikian, dengan roh nubuat, ia menubuatkan penghakiman-penghakiman yang adil dari Allah yang akan menimpa mereka atas kejahatan, kebencian, kekejaman, dan kedurhakaan mereka yang besar. Terutama, permusuhan mereka terhadap ketetapan-ketetapan Allah, kepentingan-kepentingan agama, dan pembaharuan hidup yang mereka ketahui akan dilaksanakan Daud, seandainya ia sampai mempunyai kekuasaan di tangannya untuk melakukannya. Mereka tampak sudah mengeras dalam dosa-dosa mereka, dan termasuk ke dalam orang-orang yang melakukan dosa yang mendatangkan maut, dan yang tidak usah didoakan lagi (Yer. 7:16; 11:14; 14:11; 1 Yoh. 5:16). Mengenai Saul sendiri, ada kemungkinan bahwa Daud tahu kalau Allah telah menolaknya dan telah melarang Samuel untuk berdukacita baginya (1 Sam. 16:1). Nubuatan-nubuatan ini memandang lebih jauh, dan menggambarkan nasib musuh-musuh Kristus dan kerajaan-Nya, seperti yang tampak demikian dengan membandingkan Roma 11:9-10.
- Daud di sini berdoa,
- 1. Melawan musuh-musuhnya yang banyak (ay. 4-6): Biarlah mendapat malu, dst. Atau, sebagaimana Dr. Hammond membacanya, mereka akan mendapat malu, mereka akan mundur. Ini dapat dipandang sebagai doa agar mereka bertobat, sebab semua orang yang bertobat dibuat supaya malu dengan dosa-dosa mereka dan mundur dari dosa-dosa itu. Atau, jika mereka tidak menjadi sadar dan bertobat, Daud berdoa agar rancangan-rancangan mereka melawannya digagalkan dan dikecewakan, sehingga dengan demikian mereka mendapat malu. Walaupun mereka memang sedikit banyak akan berhasil, ia sudah melihat bahwa keberhasilan mereka itu akan menjadi kehancuran bagi mereka sendiri pada akhirnya: mereka akan menjadi seperti sekam dibawa angin. Begitu tidak berdayanya orang fasik akan berdiri di hadapan penghakiman Allah dan begitu pastinya mereka akan dihempaskan oleh penghakiman itu ( 1:4). Jalan mereka akan menjadi gelap dan licin, kegelapan dan kelicinan (demikian yang dapat ditafsirkan agak luas). Demikianlah jalan orang-orang berdosa, sebab mereka berjalan dalam kegelapan dan terus-menerus terancam bahaya akan jatuh ke dalam dosa, dan ke dalam neraka. Dan memang akan terbukti demikian pada akhirnya, sebab kaki mereka akan goyang pada waktunya (Ul. 32:35). Namun ini bukanlah yang terburuk. Bahkan sekam yang ditiup angin mungkin bisa dihentikan, dan menemukan tempat untuk beristirahat, selain itu, meskipun jalannya gelap dan licin, ada kemungkinan bagi manusia untuk tetap bisa berjalan di dalamnya. Namun dinubuatkan di sini bahwa mereka akan didorong Malaikat TUHAN (ay. 5) sehingga mereka tidak akan menemukan tempat peristirahatan, dan Malaikat TUHAN itu akan mengejar mereka (ay. 6), sehingga mereka tidak mungkin dapat menghindar dari lobang kebinasaan. Sebab malaikat-malaikat Allah berkemah melawan orang-orang yang menentang-Nya. Mereka adalah pelayan-pelayan keadilan-Nya, selain juga menjadi pelayan-pelayan yang membawa rahmat-Nya. Siapa menjadikan Allah sebagai musuhnya, ia menjadikan semua malaikat kudus sebagai musuh-musuhnya.
- 2. Melawan salah satu musuhnya yang perkasa (ay. 8): Biarlah kebinasaan mendatangi dia. Ada kemungkinan yang dimaksudkannya di sini adalah Saul, yang telah memasang jerat untuknya dan yang berusaha membinasakannya. Daud bersumpah bahwa tangannya tidak akan menjamah Saul. Dia tidak akan menjadi hakim atas perkaranya sendiri. Namun, pada saat yang sama, ia bernubuat bahwa TUHAN niscaya akan membunuh dia (1 Sam. 26:10), bahwa jaring yang dipasangnya akan menjeratnya sendiri, dan ke dalamnya ia akan jatuh dan musnah. Nubuatan ini digenapi secara menakjubkan dalam kehancuran Saul, sebab ia sudah merancang persekongkolan untuk membuat Daud jatuh dengan perantaraan orang Filistin (1 Sam. 18:25). Itulah jaring yang dipasangnya dengan berpura-pura hendak memberi Daud kehormatan. Namun justru di dalam jaring itu sendiri dia terperangkap, yakni saat ia jatuh melalui tangan orang Filistin ketika sudah tiba waktunya untuk jatuh.
- V. Harapan Daud agar dia sendiri diluputkan, yang tidak diragukannya lagi setelah ia menyerahkan perkaranya kepada Allah (ay. 9-10).
- 1. Ia berharap agar ia mendapat penghiburan dari pengharapannya itu: “Jiwaku akan bersorak-sorak, bukan atas ketenangan dan keamananku sendiri, melainkan karena Tuhan dan kebaikan-Nya, karena janji-Nya dan karena keselamatan dari pada-Nyasesuai dengan janji-Nya itu.” Sukacita karena Allah dan karena keselamatan dari-Nya merupakan satu-satunya sukacita yang benar, penuh, dan memuaskan. Orang-orang yang jiwanya berdukacita di dalam Tuhan, yang menabur dengan air mata dan duka yang saleh, tidak perlu ragu bahwa pada waktunya jiwa mereka akan bersorak-sorak di dalam Tuhan. Sebab mereka akan menuai kegirangan, dan pada akhirnya akan masuk ke dalam sukacita Tuhan mereka.
- 2. Ia berjanji bahwa pada saat itu Allahlah yang akan mendapatkan kemuliaan atas sukacitanya itu (ay. 10): Segala tulangku berkata: “Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau?”
- (1) Ia akan memuji Allah dengan sepenuh jiwa raga, dengan seluruh yang ada padanya, dengan segenap kekuatan dan semangat jiwanya, yang dilambangkan dengan tulang-tulangnya, yang berada di dalam tubuh dan merupakan kekuatan dari tubuh itu.
- (2) Ia akan memuji-Nya sebagai Allah yang mempunyai kesempurnaan tiada banding dan tiada tara. Kita tidak dapat mengungkapkan betapa besar dan baiknya Allah itu, dan oleh sebab itu kita harus memuji-Nya dengan mengakui-Nya sebagai Allah yang tiada duanya. Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau? Tidak ada Pelindung yang seperti-Mu bagi orang-orang tidak bersalah yang tertindas, dan tidak ada yang seperti Engkau Penghukum atas penguasa lalim yang berjaya. Tulang-tulang kita dibentuk dengan begitu menakjubkan, begitu mengherankan (Pkh. 11:5; Mzm. 139:16), kegunaan tulang-tulang kita, dan pemeliharaan terhadapnya, dan terutama kehidupan yang pada saat kebangkitan akan diembuskan pada tulang-tulang kering dan yang akan membuat mereka subur seperti tetumbuhan, membuat setiap tulang dalam tubuh kita, seandainya tulang-tulang itu dapat berbicara, untuk berkata, “Ya, Tuhan, siapakah yang seperti Engkau?” Dan tulang-tulang itu akan rela menjalankan pelayanan atau penderitaan apa pun bagi-Nya.
Doa Meminta Perlindungan Ilahi (35:1-10)
Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang,SH: Mzm 35:1-28 - Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan (Jumat, 3 Agustus 2001) Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan
Mazmur ini menyingkapkan kepada kita kemenangan Daud atas
pergumulan yang penuh dengan kecemasan di tengah p...
Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan
Mazmur ini menyingkapkan kepada kita kemenangan Daud atas pergumulan yang penuh dengan kecemasan di tengah pertempuran (ayat 2-10), tuduhan palsu dalam persidangan (ayat 11-18), dan permusuhan tanpa alasan dari orang-orang yang ada di sekitarnya (ayat 19-28). Kengerian perang, fitnahan, kebencian, dan penghinaan meliputi dirinya. Ia dikejar dan dijebak oleh orang- orang yang ingin mencabut nyawanya (ayat 3, 4, 7), difitnah oleh orang-orang yang dekat dengannya sebagai balasan atas kebaikannya (ayat 11-16), ditipu dan diolok-olok oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya (ayat 19, 20). Ia terkucil, ada di bawah tekanan, kecemasan, bahaya, dan kekecewaan yang sedemikian berat dan mendalam.
Namun imannya terus melaju menerobos tumpukan kegelisahan yang membebaninya. Ia tidak tenggelam dalam keputusasaan. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan serta menemukan kekuatan dalam doa, yang memampukannya bertahan dan bertumbuh semakin mengenal Tuhan. Ia menutup setiap bagian ratapannya dengan pujian, sorak-sorai, kegirangan, dan nyanyian syukur (ayat 9-10, 18, 28). Ia melantunkan pujian di tengah jemaah yang besar (ayat 18) dan memenuhi hari-harinya dengan pujian kepada Tuhan dan keadilan-Nya (ayat 28). Tulang-tulangnya tidak menjadi kering karena kecemasan, sebaliknya bertutur memberitakan kebesaran Allah: "Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau, yang melepaskan orang sengsara dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya, orang sengsara dan miskin dari tangan orang yang merampasi dia?" (ayat 10).
Apakah yang membuat Daud memiliki kekuatan seperti ini? Ia menemukan kekuatan di dalam doa yang dipanjatkan dengan keyakinan dan pemahaman yang tepat tentang Tuhan. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya dengan keyakinan kepada Tuhan Sang Pahlawan Perang dan Hakim yang adil, yang berperang, memberikan kemenangan dan pembebasan baginya (ayat 1-3, 22-24).
Renungkan: Pengenalan yang benar akan Tuhan merupakan pembimbing bagi kita untuk menghayati peran serta-Nya di tengah berbagai pergumulan yang kita hadapi. Pencurahan isi hati yang berlandaskan pengenalan ini akan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita untuk melewati berbagai tekanan kecemasan.
SH: Mzm 35:1-28 - Orang baik selalu kalah? (Selasa, 27 Mei 2003) Orang baik selalu kalah?
Kadang, tindakan kita menjawab pertanyaan ini dengan seruan "ya"
yang menggema. Apalagi, kata "mengalah" tidak jauh bed...
Orang baik selalu kalah?
Kadang, tindakan kita menjawab pertanyaan ini dengan seruan "ya" yang menggema. Apalagi, kata "mengalah" tidak jauh bedanya dengan kata "kalah". Bersikap dan bertindak baik adalah suatu ketidakpraktisan yang naif, terutama ketika semua orang lain bersikap gesit, tegas, sigap menjaga diri, dan agresif. Ini Indonesia, Bung! Di sini, baik berarti naif dan lemah, dan lemah berarti terpinggirkan.
Dari kacamata di atas, pemazmur mungkin termasuk sosok orang naif: ia berbuat baik, sangat baik bahkan, kepada orang yang berbuat jahat kepadanya (ayat 11-14). Bahkan, berbuat baik kepada orang- orang yang dengan agresif menjahati dirinya. Seperti manusia lainnya, kondisi ini memedihkan hatinya dan membuatnya geram. Pemazmur bereaksi, bukan membalas, tetapi mengadu kepada Tuhan. Dalam pemahamannya, bukan tangannya yang akan membalas kejahatan para musuhnya, bukan tangannya sendiri. Mazmur seruannya ini ditutup dengan suatu keyakinan, bahwa dirinya tetap akan bertahan dan memuji-muji Allah dalam ucapan syukur karena keadilan-Nya (ayat 28).
Keyakinan ini patut kita teladani. Sering kali Kristen menyerah dan berkompromi karena tidak yakin, apakah dengan berlaku benar dirinya masih dapat bertahan di dalam kerasnya persaingan hidup dalam dunia nyata ini. Mungkin banyak Kristen yang berseru dalam kata-kata yang sama dengan seruan pemazmur, "sampai berapa lama, Tuhan?" (ayat 17, bdk. 22). Jika demikian, ada baiknya kita meneladani kepercayaan yang menjadi dasar dari mazmur ini. Pemazmur percaya kepada keadilan, kemahakuasaan, dan kepedulian Allah, betapapun suramnya hidup. Iman inilah yang menjadi kekuatan untuk tetap berserah, dan bertahan dalam mengikuti jalan Tuhan.
Renungkan: Percayalah kepada Allah karena Allah itu adil. Menyerah dan mengikuti dunia berarti percaya kepada ketidakadilan.
SH: Mzm 35:1-28 - Minta keadilan pada Tuhan (Sabtu 2 Agustus 2008) Minta keadilan pada Tuhan
Di manakah dan kepada siapakah kita bisa berharap mendapatkan
keadilan? Seharusnya di pengadilan dan kepada hakim! Ken...
Minta keadilan pada Tuhan
Di manakah dan kepada siapakah kita bisa berharap mendapatkan keadilan? Seharusnya di pengadilan dan kepada hakim! Kenyataan memperlihatkan kepada kita, betapa buruknya sistem peradilan di negara kita. Selain itu, moralitas pelaku keadilan pun perlu dipertanyakan.
Pemazmur memilih meminta keadilan pada Tuhan (ayat 24). Ia memulai gugatannya/"berbantah" (rib-Ibr. adalah istilah teknis di pengadilan) atas orang-orang fasik yang sedang menggugat (rib) dirinya (ayat 1) dengan gugatan palsu. Ia meminta Tuhan membela perkaranya (rib).
Apa kejahatan orang-orang yang digugat pemazmur? Pertama, mereka senang berbuat jahat (ayat 7) dan menghancurkan orang lain yang tidak bersalah (ayat 4, 8). Kejahatan bagaikan makanan sehari-hari buat mereka. Kedua, mereka membalas kebaikan dengan kejahatan (ayat 12-16), padahal pemazmur telah berlaku sangat peduli terhadap mereka (ayat 13-14). Ini mungkin yang paling menyakitkan dia secara pribadi. Bagi dia, ini merupakan sebuah pengkhianatan. Ketiga, mereka bersikap sombong karena mengira gugatan mereka untuk menghancurkan si pemazmur pasti berhasil (ayat 21, 25).
Mazmur ini bukan ratapan orang yang dirundung duka dan putus asa, sebaliknya pemazmur sangat percaya bahwa ia dapat mengandalkan keadilan Tuhan (ayat 24, 28). Tuhan pasti membela perkaranya dan para musuh pasti akan terbukti bersalah. Oleh karena itu suasana yang dominan dari mazmur ini adalah keyakinan dan syukur (ayat 9-10, 27-28).
Dunia bisa saja berlaku tidak adil dan tutup mata terhadap kebenaran. Dunia bisa saja menindas dan memfitnah orang benar. Namun Tuhan tahu menjaga dan membela umat yang Dia kasihi. Sebagai orang percaya, kita sendiri harus memelihara hidup kudus, menegakkan keadilan, serta membela orang yang lemah dan tertindas. Jangan biarkan orang-orang fasik menemukan celah untuk mendakwa kita dan dengan demikian mereka mempermalukan nama Tuhan! Berharaplah kepada Tuhan dan bertindaklah benar.
SH: Mzm 35:1-16 - Berharap keadilan pada Allah (Minggu, 16 Oktober 2011) Berharap keadilan pada Allah
Boleh tidak orang Kristen membela haknya di pengadilan? Institusi kehakiman memang diadakan untuk menegakkan keadilan. S...
Berharap keadilan pada Allah
Boleh tidak orang Kristen membela haknya di pengadilan? Institusi kehakiman memang diadakan untuk menegakkan keadilan. Selama kita hidup dalam kebenaran, kita boleh saja meminta keadilan saat dicurangi dan ditipu. Namun, tentu bukan dalam semangat kemarahan dan dendam, bahkan ingin menghancurkan pihak yang sedang menghancurkan dirinya.
Mazmur 35 adalah permintaan kepada Tuhan agar membela pemazmur dari gugatan para musuhnya. Kata rib (Ibr.) secara teknis adalah gugatan resmi di pengadilan. Kata itu diterjemahkan "berbantahlah" (1) dan "membela" (23). Pemazmur minta Tuhan menyatakan keadilan melawan para musuh yang menuduhnya berbuat curang. Mazmur ini dibagi tiga bagian, 1-10 gugatan awal, 11-16 pembelaan diri, dan 17-28 permohonan keadilan.
Dalam gugatan awalnya pemazmur meminta Tuhan menyatakan bahwa gugatan para musuh salah dan pemazmur dinyatakan benar. Alasan diberikan: gugatan mereka tidak memiliki dasar yang cukup untuk mempersalahkan dirinya (7). Sebenarnya, tujuan mereka adalah hendak menghancurkan dirinya (4). Pemazmur minta agar gugatan mereka yang bersifat fitnah itu berbalik menimpa diri mereka sendiri (8) sehingga merekalah yang menjadi tersipu-sipu dan malu. Pemazmur berani melakukan ini karena ia percaya kepada Tuhan yang berpihak pada orang yang lemah dan tertindas. Pemazmur menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah terhadap para musuhnya. Ia justru peduli dan menolong mereka tatkala mereka sedang bermasalah (13-14). Yang terjadi justru mereka membalas kebaikannya dengan kejahatan (12).
Daripada berharap pada pengadilan manusia yang bisa dibeli untuk memutarbalikkan keadilan, paling penting kita berharap hanya kepada Tuhan! Dia pasti pada waktu-Nya akan menyatakan siapa benar, siapa salah!
SH: Mzm 35:1-28 - Tuhan, Hakim yang Adil (Minggu, 13 September 2015) Tuhan, Hakim yang Adil
Pernahkah Anda diperlakukan dengan jahat oleh orang-orang yang anda perlakukan dengan baik? Dalam ketidakmengertian atas perbu...
Tuhan, Hakim yang Adil
Pernahkah Anda diperlakukan dengan jahat oleh orang-orang yang anda perlakukan dengan baik? Dalam ketidakmengertian atas perbuatan mereka, apa yang biasanya kita lakukan? Mengutuki, bersungut-sungut, mengecam, menyimpan dendam, atau mencari cara untuk membalas perbuatan mereka dengan lebih kejam?
Daud pernah mengalaminya. Orang-orang yang selama ini diperlakukan baik olehnya justru membalasnya dengan kejahatan, antara lain: mereka ingin mencabut nyawanya (4a), merancangkan kecelakaan baginya (4b), tanpa alasan menjebaknya (7), menuntutnya (11), menistanya terus-menerus (15), mengolok-oloknya (16), memusuhinya tanpa sebab (19), dan menipunya (20). Padahal Daud tidak tahu apa kesalahan yang telah ia perbuat (11). Ia berbuat baik kepada mereka (12) dan menemani mereka yang sakit (13-14). Karena perbuatan jahat yang tanpa alasan itu, Daud merasa hidupnya telah dirusak habis-habisan (17).
Menariknya, dalam ketidakmengertiannya atas kejahatan yang dialaminya, Daud tidak menyalahkan Tuhan. Ya, ia marah terhadap orang-orang yang telah berbuat jahat itu. Ia sakit hati atas kekejian mereka. Ia merasa dikhianati karena perbuatan baiknya dibalas dengan kejahatan. Tetapi semua kemarahan, sakit hati, dan perasaan dikhianati itu diserahkan kepada Allahnya.
Kesadaran bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil (24), membuat Daud menyerahkan perkaranya kepada-Nya. Daud paham, pembalasan bukanlah haknya, melainkan hak Tuhan. Daud belum jelas apa yang akan Allah lakukan atas perkaranya, dan entah sampai berapa lama Daud mengalami semuanya kejahatan itu (17). Namun Daud tetap bersorak-sorak karena Tuhan (9) dan bersyukur kepada-Nya (18). Daud menutup mazmur ini dengan doksologi yang agung atas kebesaran Tuhan (27-28).
Orang-orang di sekitar kita bisa berbuat jahat dan menyakitkan, tetapi percayalah bahwa kita punya sang Hakim yang adil. Bagian kita adalah menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan-Nya, maka Ia akan bertindak. [MF]
SH: Mzm 35:1-16 - Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (Jumat, 24 Agustus 2018) Membalas Kejahatan dengan Kebaikan
Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Mungkin ungkapan itu akrab di telinga dan benak kita. Suatu perbuatan harus mend...
Membalas Kejahatan dengan Kebaikan
Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Mungkin ungkapan itu akrab di telinga dan benak kita. Suatu perbuatan harus mendapatkan balasan yang setimpal, kalau perlu lebih berat. Dendam menjadi kosa kata yang dikenal oleh setiap orang. Tak ada pengampunan dan yang ada hanya pembalasan. Hasilnya? Terjadi kekerasan yang tiada hentinya.
Pemazmur memberikan gambaran unik mengenai cara bersikap terhadap orang-orang yang membencinya dan yang ingin mencelakainya. Daud meminta pertolongan Tuhan. Ia meyakini bahwa Tuhan yang memiliki kuasa untuk bertindak kepada mereka. Sekilas tampaknya permohonan Daud menyiratkan dendam, seakan-akan meminta supaya Tuhan mencelakai para musuhnya. Sesungguhnya penekanan Daud bukan pada dendam, melainkan pada penyerahan diri kepada Tuhan. Sebab, ia percaya pada keadilan Tuhan yang akan bertindak terhadap ketidakadilan yang menimpa umat-Nya.
Selain itu, pemazmur juga tidak melakukan pembalasan. Sebaliknya, dia menunjukkan kepedulian dan empati terhadap musuhnya. Ayat 13-14 menjadi kesaksian mengenai tindakannya bagi orang-orang yang membencinya. Dia berduka atas kemalangan mereka. Sebab dia menganggap mereka sebagai saudara sendiri. Ia tidak bergembira atas sakit mereka.
Pembalasan sering kali menjadi jalan pintas untuk memuaskan hasrat. Tetapi, pembalasan tidak menghentikan perbuatan jahat dan kekerasan. Meskipun pelaku kekerasan awalnya adalah korban kekerasan. Namun, mereka meniru tindakan kekerasan dengan cara membalas sakit hati dengan kekerasan terhadap musuhnya.
Dunia ini penuh dengan kekerasan. Dunia membutuhkan empati dan pengampunan. Kita perlu berempati terhadap pelaku kekerasan dan mengampuni mereka. Empati dan pengampunan akan membuka jalan kepada pelaku kekerasan untuk bertobat.
Doa: Tuhan, ajari kami untuk rendah hati melepaskan dendam kami, berempati dan mengampuni orang yang berlaku jahat kepada kami. [THIE]
Utley -> Mzm 35:1-8
Utley: Mzm 35:1-8 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 35:1-81 Dari Daud. Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 35:1-8
1 Dari Daud. Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang melawan aku! 2 Peganglah perisai dan utar-utar, bangunlah menolong aku, 3 cabutlah tombak dan kapak menghadapi orang-orang yang mengejar aku. katakanlah kepada jiwaku: "Akulah keselamatanmu!" 4 Biarlah mendapat malu dan kena noda, orang-orang yang ingin mencabut nyawaku; biarlah mundur dan tersipu-sipu orang-orang yang merancang kecelakaanku! 5 Biarlah mereka seperti sekam dibawa angin, didorong Malaikat TUHAN; 6 biarlah jalan mereka gelap dan licin, dan Malaikat TUHAN mengejar mereka! 7 Karena tanpa alasan mereka memasang jaring terhadap aku. tanpa alasan mereka menggali pelubang untuk nyawaku. 8 Biarlah kebinasaan mendatangi dia dengan tidak disangka-sangka, jerat yang dipasangnya, biarlah menangkap dia sendiri. biarlah ia jatuh dan musnah!
Mazm 35:1-8 bait ini dimulai dengan beberapa permohonan doa (IMPERATIVE) dalam ayat Mazm 35:1-3.
- 1. berbantah - BDB 936, KB 1224, Qal IMPERATIVE, NOUN terjadi dalam frase kedua (BDB 937)
- 2. melawan - BDB 535, KB 526, Qal IMPERATIVE, yang PARTICIPLE Qal terjadi dalam frase kedua
- 3. pegang - BDB 304, KB 302, Hiphil IMPERATIVE (har. "merebut")
- 4. bangun - BDB 877, KB 1086, Qal IMPERATIVE
- 5. cabut - BDB 937, KB 1227, Hiphil IMPERATIVE, lih. Kel 15:9
- 6. MT memiliki kata "menutup" - BDB 688, KB 742, Qal IMPERATIVE (NKJV, LXX, NIV) tetapi konsonan yang sama itu dapat berarti "kapak perang" (Herodotus, NASB, NRSV, NJB, JPSOA). Proyek Teks UBS memberikan IMPERATIVE ini peringkat "A". Konsonan Ibrani dapat diterjemahkan "kapak perang," "lembing," "tombak", ini hanya ditemukan di sini dalam PL.
Orang bertanya-tanya siapa yang dirujuk pemazmur sebagai musuhnya.
- 1. Para tentara militer, ay. Mazm 35:1-3,4-6
- 2. Musuh secara hukum, ay. Mazm 35:11
- 3. Teman-teman dekat, ay. Mazm 35:12-14
- 4. katakan - BDB 55, KB 65, Qal IMPERATIVE. Perhatikan bagaimana pribadinya frasa ini. Pemazmur ingin YHWH menegaskan bahwa Dialah pembebasannya satu-satunya, lih. Mazm 62:2; 89:26. Jika harus ada keselamatan / pembebasan, itu akan datang dari Allah perjanjian, YHWH!
Dimulai pada Mazm 35:4-8 pemazmur meminta YHWH untuk
- 1. biarkan mereka malu - BDB 101, KB 116, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:4; Mazm 40:14; 70:2; 83:17
- 2. biarkan mereka kena noda - BDB 483, KB 480, Niphal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:4
- 3. biarkan mereka mundur - BDB 690, KB 744, Niphal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:4
- 4. biarkan mereka tersipu-sipu - BDB 344, KB 340, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:4
- 5. biarkan mereka menjadi seperti sekam dibawa angin - BDB 224, KB 243, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:5; Ayub 21:18; Mazm 1:4
- 6. biarkan jalan mereka menjadi gelap dan licin - BDB 224, KB 243, Qal JUSSIVE, ay. Mazm 35:6
- 7. biarkan kebinasaan mendatangi dia dengan tidak disangka-sangka - BDB 97, KB 112, Qal IMPERFEC. digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:8
- 8. biarkan jerat yang dipasangnya, menangkap dia sendiri - BDB 539, KB 530, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:8 (khas pembalikan peran Alkitabiah, cf Mazm 9:15; 31:4; 140:5; 142:3)
- 9. biarkan dia jatuh dan musnah - BDB 656, KB 709, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, ay. Mazm 35:8
Musuh-musuh ini dicirikan sebagai
- 1. yang ingin mencabut nyawaku - BDB 134, KB 153, Piel PARTICIPLE, ay. Mazm 35:4
- 2. yang merancang kecelakaanku - BDB 362, KB 359, Qal PARTICIPLE, ay. Mazm 35:4
- 3. yang tanpa alasan mereka memasang jaring terhadap aku - BDB 380, KB 377, Qal PERFECT, ay. Mazm 35:7
- 4. yang tanpa alasan mereka menggali pelubang untuk nyawaku - BDB 343, KB 340, Qal PERFECT, ay. Mazm 35:7 (perhatikan ini diulang untuk penekanan)
Mazm 35:2 "perisai dan utar-utar" Ini (BDB 857, KB 1.037 dan BDB 171, KB 545) adalah jenis dari perisai. BDB mengidentifikasi "perisai" (BDB 857) sebagai perisai yang besar mencakup seluruh tubuh tetapi tidak memberikan ukuran dari yang lainnya. Ini mengasumsikan bahwa keduanya dibawa ke pertempuran bersama dengan tentara (dan / atau pembawa baju besi mereka). Oleh karena itu, salah satunya adalah pelindung dari tombak dan panah (sebesar tubuh) dan yang satunya untuk peperangan satu-laman satu (lebih kecil, BDB171, NIDOTTE, vol 2, hal 846).
Mazm 35:3 "mengejar aku" Istilah ini (BDB 922, KB 1191, Qal ACTIVE PARTICIPLE) sering digunakan dalam Mazmur untuk musuh yang agresif (lih. Mazm 7:1,5; 31:15; 71:11; 109:16; 119:84,86). Hal ini dapat berupa
- 1. sebuah pengejaran militer
- 2. sebuah pengejaran berburu
- 3. sebuah metafora tentang oposisi yang agresif
Mazm 35:5-6 "Malaikat TUHAN" Para malaikat adalah agen perlindungan di Mazm 34:7, tapi di sini agen penghakiman. Beberapa orang akan mengatakan bahwa Alkitab, sebagai kitab kuno yang pra-ilmiah adalah takhayul tentang hal.
hal yang tak terlihat, tak dapat dijelaskan. Memanglah benar bahwa ada misteri di sini, tetapi jika seseorang berpegang pada Alkitab sebagai wahyu yang unik tentang satu-satunya Allah yang benar, maka ia harus menerima pandangan dunianya, yang meliputi interkoneksi antara dunia yang terlihat dan yang tak terlihat. Persisnya bagaimana, kapan, di mana, dan siapa yang terhubung ke interkoneksi ini masih belum pasti.
Sering sulit untuk mengetahui perbedaan antara penggunaan sastra (digunakan untuk mempengaruhi) dan penggunaan literal (misalnya, intervensi atau kegiatan kemalaikatan). Ada dua klise di sini – semuanya memiliki komponen kemalaikatan, dibandingkan dengan tidak satupun memiliki komponen kemalaikatan. Kita hidup oleh iman dan wahyu alkitabiah. Pembedaan kepribadian memigrasikan ke salah satu sisi atau yang lain.
Kehidupan ini seringkali "gelap" dan "licin" (Lih. Mazm 73:18), tetapi bagi mereka yang percaya YHWH, Dia berjalan melalui lembah(-lembah) kegelapan ang kelam bersama dengan mereka (lih. Mazm 23:4; 107:14). Hidup sering digambarkan dalam bahasa kiasan sebagai jalan atau perjalanan. Sebuah jalan yang lurus, rata, mulus adalah citra dari kehidupan yang baik, sementara jalan yang gelap, berhambatan yang licin di jalan atau tidak rata adalah citra dari suatu masalah.
Lihat Topik Khusus: Malaikat Tuhan di Mazm 34:7.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.