Teks -- Yohanes 12:31 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yoh 12:31
Full Life: Yoh 12:31 - PENGUASA DUNIA INI AKAN DILEMPARKAN KE LUAR.
Nas : Yoh 12:31
Melalui salib dan kebangkitan Kristus, kekalahan Iblis sudah
dimulai. Kekalahan terakhir akan terjadi apabila dia dilemparkan ke da...
Nas : Yoh 12:31
Melalui salib dan kebangkitan Kristus, kekalahan Iblis sudah dimulai. Kekalahan terakhir akan terjadi apabila dia dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (Wahy 20:10). Namun, pada saat ini Iblis masih aktif sebagai pemimpin atau "penguasa dunia ini" (Yoh 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; bd. Ef 2:2). Iblis mempunyai kuasa dan wibawa dalam dunia serta memakai hal-hal duniawi untuk menentang Kristus dan gereja-Nya. Oleh karena itulah "persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah" (Yak 4:4; juga lih. 1Yoh 2:15-16).
Jerusalem -> Yoh 12:31
Jerusalem: Yoh 12:31 - dilemparkan ke luar Var: dilemparkan ke bawah. Iblis (bdk Yoh 8:12+; Yoh 14:30; 16:11; 2Ko 4:4; Efe 2:2; 6:12) menguasai dunia, 1Yo 5:19; kematian Yesus membebaskan manus...
Var: dilemparkan ke bawah. Iblis (bdk Yoh 8:12+; Yoh 14:30; 16:11; 2Ko 4:4; Efe 2:2; 6:12) menguasai dunia, 1Yo 5:19; kematian Yesus membebaskan manusia dari kekuasaan yang lalim itu. Bdk Yoh 3:35+ dan Mat 8:29+; Luk 8:31+; Rom 8:3; Kol 1:12-13.
Ende -> Yoh 12:31
setan sebagai pokok segala kedjahatan jang maharadjalela didunia.
Ref. Silang FULL -> Yoh 12:31
Ref. Silang FULL: Yoh 12:31 - dunia ini // dunia ini · dunia ini: Yoh 16:11
· dunia ini: Yoh 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; Ef 2:2; 1Yoh 4:4; 5:19
· dunia ini: Yoh 16:11
· dunia ini: Yoh 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; Ef 2:2; 1Yoh 4:4; 5:19
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 12:31 - -- 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Penghakiman atas dunia ini menjadi n...
12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Penghakiman atas dunia ini menjadi nyata, karena pada saat yang diceritakan di sini Dia menuju langsung pada salib-Nya. Oleh karena salib-Nya, ada satu orang Manusia yang telah mentaati hukum Musa secara sempurna, sehingga hukum Musa dinyatakan sempurna, dan manusia yang tidak mentaatinya dinyatakan layak dihukum.
Dalam segala perdebatan mengenai Tuhan Yesus, dunia berpikir mereka menghakimi Dia, sedangkan sebenarya Dia menghakimi dunia di kayu salib-Nya. Mereka dihakimi, karena sebagai Terang Dunia Dia memaksa mereka memilih antara Terang dan kegelapan. Mereka harus melawan Dia atau memihak kepada-Nya.923
Demikian juga sekarang ditentukan bahwa penguasa dunia ini akan dikalahkan dan dilemparkan ke luar. Karena salib-Nya, kemenangan Allah atas Iblis dipastikan. Pelaksanaan kemenangan tersebut merupakan perician yang harus menantikan saat yang tepat. Segala kemenangan yang dikidungkan dalam Roma 8:31-39 dipastikan di salib-Nya, dan salib-Nya telah menjadi nyata pada saat yang dikisahkan dalam pasal 12:31 ini. Dalam Wahyu 12:11 dikatakan bahwa "mereka mengalahkan dia (Iblis) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka." Kuasa Iblis dipatahkan oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Arti dari dilemparkan ke luar sulit dipastikan. Mungkin ada kaitan dengan Wahyu 12:9 yang berkata "Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya."
Ayat ini terkait erat pada konteksnya. Jika dalam pergumulan-Nya terhadap kengerian maut Dia memilih ketaatan, maka Ia "akan menghasilkan banyak buah." Demikian juga ayat 25 juga digenapi, dan Bapa-Nya akan menghormati Dia. Menurut Filipi 2: 9-11 Oleh karena ketaatan-Nya sampai maut, Allah Bapa 'sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!' Menurut Filipi 2:5 dan 12, dan juga menurut Yohanes 12:25-26, kita juga boleh mentaati kehendak Allah untuk memperoleh hormat dari Allah Bapa.
Hagelberg: Yoh 12:20-36 - -- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai \"saatnya\" (12:20-36)
Setelah dia mencatat perkataan yang ironis tersebut, Yohanes mencatat peristiwa...
4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai \"saatnya\" (12:20-36)
Setelah dia mencatat perkataan yang ironis tersebut, Yohanes mencatat peristiwa permohonan beberapa orang Yunani. Susunan ini tidak sembarangan. Sekali lagi musuh Tuhan Yesus mengucapkan suatu kebenaran, tanpa menyadari bahwa perkataan mereka mempunyai arti yang ironis. Dalam pasal 11:51-52 Yohanes menjelaskan bahwa perkataan Imam Besar merupakan nubuatan, tetapi dalam nas ini Yohanes tidak menjelaskan keironisan perkataan mereka secara terang-terangan. Namun kisah ini mengenai permohonan beberapa orang Yunani menyatakan bahwa memang "seluruh dunia mengikuti Dia", sementara ini diwaklili oleh beberapa orang Yunani.
Seolah-olah tanggapan Tuhan Yesus kurang tepat. Tampaknya tidak ada kaitan antara permohonan mereka dan tanggapan Tuhan Yesus. Namun ada kaitan. Bagi Tuhan Yesus, orang-orang Yunani itu melambangkan seluruh dunia yang harus dijangkau dengan berita kematian dan kenaikan-Nya. Lagipula mereka tidak akan dijangkau kecuali pengikut-pengikut Tuhan Yesus rela mengikuti teladan-Nya, dan tidak mengasihi nyawanya. Dengan demikian pokok-pokok yang diungkapkan dalamm nas ini memiliki kesatuan dan tujuan yang sangat tepat.
Hagelberg: Yoh 12:31 - -- 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Penghakiman atas dunia ini menjadi n...
12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
Penghakiman atas dunia ini menjadi nyata, karena pada saat yang diceritakan di sini Dia menuju langsung pada salib-Nya. Oleh karena salib-Nya, ada satu orang Manusia yang telah mentaati hukum Musa secara sempurna, sehingga hukum Musa dinyatakan sempurna, dan manusia yang tidak mentaatinya dinyatakan layak dihukum.
Dalam segala perdebatan mengenai Tuhan Yesus, dunia berpikir mereka menghakimi Dia, sedangkan sebenarya Dia menghakimi dunia di kayu salib-Nya. Mereka dihakimi, karena sebagai Terang Dunia Dia memaksa mereka memilih antara Terang dan kegelapan. Mereka harus melawan Dia atau memihak kepada-Nya.923
Demikian juga sekarang ditentukan bahwa penguasa dunia ini akan dikalahkan dan dilemparkan ke luar. Karena salib-Nya, kemenangan Allah atas Iblis dipastikan. Pelaksanaan kemenangan tersebut merupakan perician yang harus menantikan saat yang tepat. Segala kemenangan yang dikidungkan dalam Roma 8:31-39 dipastikan di salib-Nya, dan salib-Nya telah menjadi nyata pada saat yang dikisahkan dalam pasal 12:31 ini. Dalam Wahyu 12:11 dikatakan bahwa "mereka mengalahkan dia (Iblis) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka." Kuasa Iblis dipatahkan oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Arti dari dilemparkan ke luar sulit dipastikan. Mungkin ada kaitan dengan Wahyu 12:9 yang berkata "Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya."
Ayat ini terkait erat pada konteksnya. Jika dalam pergumulan-Nya terhadap kengerian maut Dia memilih ketaatan, maka Ia "akan menghasilkan banyak buah." Demikian juga ayat 25 juga digenapi, dan Bapa-Nya akan menghormati Dia. Menurut Filipi 2: 9-11 Oleh karena ketaatan-Nya sampai maut, Allah Bapa 'sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!' Menurut Filipi 2:5 dan 12, dan juga menurut Yohanes 12:25-26, kita juga boleh mentaati kehendak Allah untuk memperoleh hormat dari Allah Bapa.
C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
Hagelberg: Yoh 11:1--12:50 - -- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 12:27-36
Matthew Henry: Yoh 12:27-36 - Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; Percakapan Kristus dengan Orang Banyak Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; Percakapan Kristus dengan Orang Banyak (12:27-36)
Di sini, sebuah penghormatan diberikan kepada Kristus oleh Bap...
Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; Percakapan Kristus dengan Orang Banyak (12:27-36)
- Di sini, sebuah penghormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-Nya, melalui sebuah suara dari sorga, yang terjadi akibat perkataan-Nya dan yang juga membuka percakapan lebih lanjut lagi dengan orang banyak. Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang,
- I. Perkataan Kristus kepada Bapa-Nya, di saat kegundahan melanda Roh-Nya saat itu: Sekarang jiwa-Ku terharu (ay. 27). Perkataan aneh keluar dari mulut Kristus, dan mengejutkan pada saat itu, sebab terlontar di tengah-tengah situasi yang menyenangkan. Orang mungkin berpikir bahwa Dia seharusnya berkata, Sekarang jiwa-Ku merasa senang. Perhatikanlah, keharuan jiwa terkadang timbul setelah roh mendapatkan penghiburan yang besar. Dalam dunia yang campur baur dan sering berubah-ubah ini, kita harus siap menghadapi hal-hal yang dapat menyurutkan sukacita kita. Penghiburan yang besar terkadang disusul oleh kesukaran yang hebat pula. Paulus sudah diangkat sampai tingkat ketiga dari sorga, tetapi ia juga didera oleh duri dalam daging.
- Perhatikanlah:
- . Kegentaran Kristus akan penderitaan-Nya yang kian mendekat: Sekarang jiwa-Ku terharu. Saat itulah adegan yang suram dan menyedihkan dimulai, dan kepedihan pun mulai menggerogoti jiwa-Nya. Penderitaan-Nya kini sudah dimulai, sehingga jiwa-Nya pun mulai merasa merana.
- Perhatikan:
- (1) Dosa jiwa kita merupakan kepedihan bagi jiwa Kristus, saat Dia sedang menjalankan tugas-Nya dalam menebus dan menyelamatkan kita dengan menyerahkan jiwa-Nya sebagai korban penghapusan bagi dosa kita.
- (2) Kesukaran yang mendera jiwa-Nya dimaksudkan untuk mengurangi kesukaran dalam jiwa kita. Sebab, setelah mengatakan hal itu, Ia kemudian berkata kepada para murid-Nya (14:1), "Janganlah gelisah hatimu. Mengapa hatimu dan hatiku harus sama-sama gelisah?" Tuhan kita Yesus kemudian meneruskan pekerjaan-Nya dengan senang hati. Dengan melihat sukacita yang telah ditetapkan bagi-Nya kelak, Ia pun rela menanggung kesukaran jiwa-Nya. Kedukaan yang kudus selalu diiringi dengan sukacita rohani, dan menuju ke sukacita yang kekal. Sekarang Kristus memang sedang merasa terharu, sedih, gentar. Tetapi ini hanya sementara saja, tidak akan selalu begitu, tidak akan berlangsung lama. Ini juga menjadi penghiburan bagi orang Kristen yang sedang dilanda kesukaran. Kesukaran mereka hanya berlangsung sesaat saja dan akan diubahkan menjadi sukacita.
- . Kesesakan yang sepertinya sedang Dia hadapi ditunjukkan dalam perkataan ini, Dan apakah yang akan Kukatakan? Perkataan itu tidak menyiratkan bahwa Dia sedang meminta nasihat orang lain, seolah-olah Dia membutuhkannya, melainkan bertanya-tanya kepada diri-Nya sendiri mengenai apa yang layak untuk dikatakan pada saat itu. Saat jiwa kita mengalami kesukaran, kita harus berhati-hati supaya tidak asal bicara, melainkan harus benar-benar memikirkan apa yang harus kita katakan. Kristus berbicara seperti orang yang sedang bingung, seolah-olah tidak ingin memilih apa yang harus Ia lakukan. Di sana terjadi pergumulan di antara pekerjaan yang sedang Ia emban, yang menghendaki adanya penderitaan, melawan sifat manusiawi yang Ia miliki, yang membuat-Nya merasa gentar menghadapi penderitaan itu. Ketika kedua hal itu sedang Ia gumuli, Ia pun berhenti sejenak sambil berkata, Apakah yang akan Kukatakan? Dia melayangkan pandangan-Nya, tetapi tidak ada yang menolong, dan itu membuat-Nya tertegun. Calvin menganggap hal ini merupakan sebuah contoh nyata mengenai kerelaan Kristus untuk menanggung penghinaan, yaitu bahwa Dia harus berbicara seperti seorang yang sedang kebingungan. Quo se magis exinanivit gloriæ Dominus, eo luculentius habemus erga nos amoris specimen -- Semakin dalam Tuhan dari segala kemuliaan mengosongkan diri-Nya, semakin nyata pula bukti kasih-Nya kepada kita. Demikianlah Ia telah dicobai sama dengan kita, untuk mendorong kita supaya mengarahkan pandangan kepada-Nya, saat kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat.
- . Doa-Nya kepada Allah dalam kesesakan tersebut: Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini, ek tes oras tautes -- dari jam ini, bukan berarti supaya hal itu tidak terjadi, tetapi supaya Dia sanggup melaluinya. Selamatkanlah Aku dari saat ini merupakan kalimat yang wajar terlontar dari seorang manusia, dan segenap perasaan tercurah dalam doa itu. Perhatikanlah, jiwa-jiwa yang sedang merana berkewajiban untuk meminta tolong kepada Allah melalui doa yang tekun dan sungguh-sungguh, dengan memandang Dia sebagai seorang Bapa dalam doa mereka itu. Kristus memang rela mengalami penderitaan, tetapi Ia tetap berdoa supaya diselamatkan dari penderitaan tersebut. Perhatikan, doa yang dipanjatkan untuk melawan kesukaran bisa juga seiring dengan kesabaran untuk menanggung kesukaran tersebut dan dengan sikap berserah kepada kehendak Allah dalam kesukaran itu. Perhatikanlah, Dia menyebut penderitaan-Nya itu sebagai saat ini, yang berarti bahwa penderitaan itu kini sudah di ambang pintu. Dengan begitu, Dia menegaskan bahwa saat penderitaan-Nya adalah,
- (1) Saat yang telah ditetapkan, bahkan sampai dalam hitungan jamnya, dan Ia pun mengetahui itu. Sebelumnya, telah dikatakan dua kali bahwa saat-Nya belum tiba, tetapi kini saat itu sudah begitu mendekat sampai-sampai bisa dikatakan-Nya sudah tiba.
- (2) Sebentar saja. Satu jam berlalu dengan cepat, begitu pula penderitaan Kristus. Dia bahkan dapat melihat sukacita yang disediakan bagi Dia di balik penderitaan-Nya itu.
- . Sikap Kristus yang berserah kepada kehendak Bapa-Nya di dalam semuanya itu. Dengan segera Ia langsung memperbaiki ucapan-Nya, seakan-akan membatalkan apa yang tadi telah dikatakan-Nya: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Sifat manusiawi-Nya yang tidak berdosa mengeluarkan perkataan yang pertama, tetapi hikmat dan kasih ilahi mengeluarkan yang terakhir. Perhatikanlah, orang yang hendak bertindak dengan benar harus selalu berpikir dua kali. Yang mengeluh biasanya yang pertama kali berbicara, tetapi jika kita ingin menimbang-nimbang dengan adil, kita harus mendengarkan pihak lain juga. Dengan pikiran-Nya yang kedua, Kristus memperbaiki diri-Nya sendiri: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Dia tidak membungkam diri dengan berkata bahwa Dia tidak bisa menghindar lagi dari semuanya itu, bahwa tidak ada obatnya lagi. Sebaliknya, Dia meyakinkan diri dengan keputusan bahwa Dia tidak akan menghindar dari semua penderitaan itu, sebab itulah tujuan utama pekerjaan-Nya dan puncak dari tugas yang sedang diemban-Nya. Jika Dia undur diri sekarang, maka segala yang telah Ia lakukan sebelumnya akan menjadi sia-sia. Di sini, Kristus memusatkan perhatian-Nya kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi di dalam penderitaan-Nya, yang menguatkan-Nya untuk berserah dan menderita. Perhatikanlah, inilah yang harus kita ingat untuk dapat melalui saat-saat tersulit dalam hidup kita, yaitu bahwa kita semua ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3).
- . Perhatian-Nya terhadap kehormatan Bapa-Nya. Setelah menarik kembali permintaan pertama-Nya, Kristus mengajukan permintaan yang lain, yang tetap Ia pegang teguh: Bapa, muliakanlah nama-Mu, yang maksudnya sama dengan Bapa, jadilah kehendak-Mu, sebab kehendak Allah dimaksudkan bagi kemuliaan-Nya sendiri. Pernyataan itu lebih dari sekadar penyerahan diri terhadap kehendak Allah. Hal itu menggambarkan bagaimana Kristus mempersembahkan penderitaan-Nya bagi kemuliaan Allah. Kalimat tadi merupakan kalimat pengantaraan yang dilontarkan oleh-Nya, di dalam tugas-Nya sebagai penjamin kita yang telah bersedia campur tangan untuk memuaskan keadilan ilahi bagi dosa-dosa kita. Kesalahan dosa yang kita perbuat terhadap Allah merupakan penghinaan terhadap kemuliaan-Nya, kemuliaan yang mutlak milik-Nya, sebab selain daripada itu, tidak ada hal lain yang kita lakukan yang bisa melukai-Nya. Kita tidak akan sanggup menebus kesalahan yang telah kita lakukan terhadap-Nya, begitu pula hewan korban tidak mampu menebus kesalahan kita. Karena itu, satu-satunya kemungkinan yang ada kini adalah tindakan Allah dalam mendapatkan kembali kehormatan-Nya, yaitu melalui kebinasaan kita. Akan tetapi, Tuhan kita Yesus lalu turun tangan untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah tercemar oleh dosa tadi, dan Ia melakukan itu melalui penghinaan yang harus Ia terima. Dia menyangkal dan mengosongkan diri-Nya dari kehormatan yang layak Ia terima sebagai Anak Allah yang menjelma menjadi manusia, dan berserah untuk menerima penghinaan yang paling buruk. Nah, untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah dicemari dosa kita itu, Kristus di sini memohon: "Bapa, muliakanlah nama-Mu. Biarlah keadilan-Mu dimuliakan melalui korban persembahan dan bukan melalui para pendosa. Biarlah hutang dosa itu ditanggungkan kepada-Ku, Aku mampu membayarnya, si pelaku kejahatan tidak." Dengan demikian, Dia mengembalikan apa yang tidak diambil-Nya.
- II. Jawaban Bapa terhadap permintaan-Nya, sebab Dia selalu mendengar-Nya dan sekarang pun demikian.
- Perhatikanlah:
- . Bagaimana jawaban tersebut diberikan. Melalui sebuah suara dari sorga. Orang-orang Yahudi sering kali membicarakan tentang Bath-kôl -- anak suara, sebagai salah satu dari beragam cara yang dipakai Allah untuk berbicara dengan para nabi pada zaman dahulu. Akan tetapi, di masa itu kita tidak mendapati satu contoh pun dari perbincangan Allah yang seperti itu dengan siapa pun, kecuali dengan Tuhan Yesus. Cara tersebut merupakan sebuah kehormatan yang khusus diperuntukkan bagi-Nya (Mat. 3:17; 17:5). Di sini, mungkin juga suara yang terdengar itu diawali dengan sebuah penampakan yang bisa terlihat, berupa cahaya atau kegelapan, sebab keduanya dipakai dari dulu sebagai alat untuk menunjukkan kemuliaan ilahi.
- . Isi jawaban tersebut, yang mengungkapkan balasan yang amat cepat dari permintaan-Nya itu, Bapa, muliakanlah nama-Mu: Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi. Saat kita berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada kita, Bapa kami, dimuliakanlah nama-Mu, maka ingatlah akan peristiwa ini sebagai penghiburan bagi kita, bahwa doa tersebut merupakan doa yang telah dijawab, dijawab bagi Kristus di sini, dan juga di dalam Dia bagi segenap orang percaya sejati.
- (1) Nama Allah telah dimuliakan dalam kehidupan Kristus, dalam pengajaran dan mujizat-Nya, dan dalam segenap teladan-Nya mengenai kekudusan dan kebaikan.
- (2) Nama Allah lebih dipermuliakan lagi melalui kematian dan penderitaan Kristus. Hikmat dan kuasa Allah, keadilan dan kekudusan-Nya, kebenaran dan kebaikan-Nya, sangat dipermuliakan. Tuntutan hukum yang telah terlanggar kini telah terbayarkan. Pemberontakan terhadap pemerintahan Allah telah dibalaskan, dan Allah menerima semua itu dan menyatakan bahwa Dia sangat senang. Apa yang telah dilakukan Allah untuk memuliakan nama-Nya sendiri merupakan sebuah dorongan bagi kita untuk terus menanti-nantikan tindakan yang masih akan dilakukan-Nya nanti. Dia yang telah mengamankan kepentingan kemuliaan-Nya akan tetap mempertahankannya.
- III. Pendapat orang banyak yang berdiri di situ mengenai suara tersebut (ay. 29). Tentu saja kita berharap ada di antara mereka yang pikirannya telah siap menerima pewahyuan ilahi sehingga mereka dapat mengerti apa yang mereka dengar dan mencatatkannya. Akan tetapi, di sini dicatatkan pendapat yang miring dari orang banyak itu. Beberapa dari mereka berkata bahwa itu bunyi guntur. Yang lain, yang dapat mendengar bahwa bunyi tersebut merupakan perkataan yang dapat dimengerti, berkata, Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia. Nah, hal ini menunjukkan,
- . Bahwa suara itu merupakan sesuatu yang nyata, bahkan menurut pendapat orang-orang yang sama sekali tidak mengasihi Dia.
- . Bahwa orang-orang itu begitu enggan mengakui bukti yang jelas-jelas benar adanya mengenai tugas ilahi yang diemban Kristus. Mereka lebih suka mengartikannya sebagai ini atau itu daripada mengakui bahwa Allah telah berbicara dengan-Nya sebagai jawaban atas doa-Nya. Lagi pula, jika suara itu merupakan bunyi guntur yang berisikan kata-kata yang dapat dimengerti (seperti dalam Wahyu 10:3-4), bukankah bunyi itu suara Allah? Atau, jika para malaikat berbicara kepada-Nya, bukankah mereka itu utusan Allah? Tetapi sekalipun Allah berfirman dengan satu dua cara, orang tidak memperhatikannya.
- IV. Penjelasan yang diberikan oleh Sang Juruselamat kita mengenai suara tersebut.
- . Mengapa suara itu dikirim (ay. 30): "Suara itu datang bukan demi Aku, bukan semata untuk menguatkan dan memuaskanku" (sebab jika begitu, pastilah suara itu hanya akan dibisikkan di telinganya secara pribadi), "melainkan demi kebaikanmu."
- (1) "Supaya kamu semua yang telah mendengarnya menjadi percaya bahwa Bapa telah mengutus Aku." Apa yang telah dikatakan dari sorga mengenai Tuhan kita Yesus, dan bagaimana Bapa dimuliakan di dalam diri-Nya, dikatakan demi kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat dibawa untuk tunduk kepada Dia dan berserah kepada-Nya.
- (2) "Supaya dengan begitu, kalian, para murid-Ku, yang akan mengikuti-Ku di dalam penderitaan-Ku, dapat dihiburkan dengan penghiburan yang sama yang memampukan Aku untuk terus maju." Biarlah hal ini menguatkan mereka untuk bahkan rela menyerahkan nyawa demi Dia, jika perlu, supaya hal itu menambah kemuliaan Allah. Perhatikan, segala janji dan dukungan yang diberikan kepada Tuhan kita Yesus di dalam penderitaan-Nya dimaksudkan demi kebaikan kita. Demi kita, Ia telah menguduskan dan menghiburkan diri-Nya.
- . Arti dari suara itu. Dia yang ada di pangkuan Bapa pasti mengenal suara-Nya dan apa maksud dari suara-Nya itu. Ada dua hal yang Allah maksudkan sewaktu Ia berkata hendak memuliakan nama-Nya sendiri:
- (1) Bahwa melalui kematian Kristus, Iblis akan ditaklukkan (ay. 31): Sekarang berlangsung penghakiman. Ia mengatakan hal itu dengan penuh kemuliaan dan kemenangan ilahi. "Kini tahun penebusan telah tiba, dan telah datang saatnya untuk meremukkan kepala si ular dan menghancurleburkan kuasa-kuasa kegelapan. Sekaranglah tibalah saat yang penuh kemuliaan dan kemenangan itu: Sekarang, sekarang, pekerjaan agung itu dilakukan, yang telah begitu lama dirancangkan dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi, begitu lama telah diperbincangkan di dalam firman yang tertulis, yang telah lama menjadi harapan besar para orang kudus dan menjadi kegentaran bagi setan-setan." Inti dari kemenangan ini adalah,
- [1] Bahwa sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini. Krisis, dalam istilah medis. "Sekaranglah saat yang genting bagi dunia ini." Dunia sakit-sakitan ini sekarang sedang berada pada titik balik. Ini saat kritis karena garis penunjuk denyut jantung akan memperlihatkan kehidupan atau justru kematian, bagi semua umat manusia. Semua orang yang tidak akan dipulihkan oleh kemenangan ini akan ditinggalkan dalam keadaan yang tidak berdaya dan tanpa pengharapan. Atau, lebih tepat lagi bila hal ini diungkapkan dalam istilah hukum, yang bunyinya akan menjadi seperti ini: "Sekarang, penghakiman telah datang untuk menghukum penguasa dunia ini." Perhatikan, kematian Kristus merupakan penghakiman atas dunia ini.
- Pertama, ini merupakan penghakiman untuk menelanjangi dan memilah-milah manusia -- judicium discretionis, begitulah menurut Augustinus. Sekaranglah masa penghakiman atas dunia ini, sebab semua manusia akan dinilai berdasarkan pendapat mereka tentang salib Kristus. Bagi sebagian orang, salib Kristus merupakan kebodohan dan batu sandungan, tetapi bagi yang lainnya merupakan hikmat dan kuasa Allah, yang masing-masing dilambangkan oleh kedua penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Kristus itu. Dengan cara ini manusia akan dihakimi, yaitu berdasarkan apa yang mereka pikirkan mengenai kematian Kristus.
- Kedua, ini merupakan penghakiman yang menunjukkan kebaikan dan pengampunan mutlak bagi orang-orang pilihan yang ada di dunia ini. Di atas kayu salib, Kristus menjadi penengah di antara Allah yang kudus dan dunia yang berdosa, sebagai korban pengampunan dosa dan sebagai jaminan bagi para pendosa, sehingga ketika Dia dihakimi dan semua pelanggaran ditimpakan ke atas-Nya, maka Dia pun dilukai oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita. Ini terjadi seolah-olah sebagai penghakiman atas dunia ini. Melalui semua itu, kebenaran kekal diperoleh bukan hanya bagi orang-orang Yahudi, tetapi juga bagi seluruh dunia (1Yoh. 2:1-2; Dan. 9:24).
- Ketiga, ini merupakan penghakiman untuk menghukum kuasa-kuasa kegelapan (16:11). Penghakiman dimaksudkan untuk membersihkan nama baik dan melepaskan, untuk memulihkan hak yang telah dilanggar. Dalam kematian Kristus, ada persaingan sengit antara Kristus dan Iblis, antara si ular dan keturunan yang telah dijanjikan. Persaingan itu terjadi untuk memperebutkan dunia dan kuasa atasnya. Iblis telah mempengaruhi anak-anak manusia sejak dahulu kala, dan kini ia menginginkan kekuasaannya dan mendasarkan tuntutan tersebut pada kemerosotan yang diakibatkan oleh dosa. Kita juga mendapati bahwa Iblis bersedia melakukan tawar-menawar (Luk. 4:6-7). Dia bersedia menyerahkan kerajaannya di dunia ini kepada Kristus, asalkan Kristus mau memegang kerajaan itu melalui, dari dan di bawah dia. Tetapi Kristus hendak membebaskan dunia dari tangan Iblis. Melalui kematian-Nya, Dia membawa hak-hak yang telah disita itu ke pengadilan ilahi, memenangkannya dan memulihkannya di pelataran sorgawi. Kekuasaan Iblis dinyatakan sebagai pemberontakan, dan dunia diberikan kepada Tuhan Yesus sebagai hak-Nya (Mzm. 2:6, 8). Penghakiman atas dunia telah memutuskan bahwa dunia ini milik Kristus dan bukan milik Iblis. Karena itu, marilah kita memandang diri kita sebagai penyewa dari Dia sebagai pemilik.
- [2] Bahwa sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar.
- Pertama, yang dimaksud dengan penguasa dunia ini adalah Iblis, sebab dia menguasai manusia di dalam dunia ini dengan hal-hal dari dunia ini. Dia adalah penguasa kegelapan dunia ini, artinya, penguasa atas dunia yang gelap ini, dan juga atas orang-orang yang berjalan dalam kegelapan (2Kor. 4:4; Ef. 4:12).
- Kedua, dikatakan bahwa ia akan dilemparkan ke luar, dilemparkan keluar sekarang juga, sebab apa pun yang telah dilakukan untuk memperlemah kerajaan Iblis sampai saat itu dapat diperbuat berkat kedatangan Kristus, sehingga boleh dikatakan bahwa hal tersebut telah terjadi sekarang. Dengan mendamaikan dunia dan Allah melalui kematian-Nya, Kristus menghancurkan kuasa maut dan melemparkan Iblis si pembinasa keluar. Dengan menarik dunia kepada Allah melalui ajaran mengenai salib-Nya, Kristus menghancurkan kuasa dosa dan melemparkan Iblis si penipu keluar. Diremukkannya tumit-Nya berarti diremukkannya kepala si ular (Kej. 3:15). Saat antek-anteknya dibungkam, kuil-kuil pemujaannya ditinggalkan, berhala-berhalanya ditelantarkan dan kerajaan dunia ini menjadi kerajaan Kristus. Pada saat itulah penguasa dunia ini dilemparkan keluar, seperti yang tampak melalui penglihatan Yohanes (Why. 12:8-11), yang mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan darah Anak Domba. Pengusiran roh-roh jahat dari tubuh orang-orang oleh Kristus merupakan tanda dari rancangan agung yang terkandung dalam seluruh tugas-Nya. Perhatikanlah, dengan keyakinan sedalam apa Kristus membicarakan kemenangan-Nya atas Iblis itu. Ia menyatakan kemenangan-Nya itu seperti telah terjadi. Bahkan, saat Ia sepertinya telah menyerahkan diri kepada maut, Dia justru sedang menaklukkannya.
- (2) Bahwa melalui kematian Kristus, jiwa-jiwa akan dipertobatkan, dan ini artinya Iblis dilemparkan ke luar (ay. 32): Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Ada dua hal yang harus diperhatikan di sini:
- [1] Rancangan utama Tuhan kita Yesus, yaitu untuk menarik semua orang datang kepada-Nya, bukan hanya orang-orang Yahudi saja, yang sudah sejak lama merupakan umat yang dekat dengan Allah, tetapi juga orang-orang bukan-Yahudi, yang selama ini berada jauh dari Allah. Sebab, kepada-Nyalah barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir (Hag. 2:8), dan kepada-Nya akan takluk bangsa-bangsa. Itulah yang ditakutkan para musuh-Nya, yaitu bahwa dunia akan mendatangi-Nya. Dan Ia memang akan menarik semua orang kepada-Nya, meskipun mendapat perlawanan dari orang-orang itu. Perhatikanlah di sini betapa Kristus benar-benar melibatkan diri untuk membawa kembali jiwa manusia.
- Pertama, Kristus sendirilah yang menarik jiwa itu: Aku akan menarik. Kadang kala pekerjaan ini digambarkan sebagai tugas dari Bapa (6:44), tetapi di sini, juga dari Sang Anak, yang merupakan tangan kekuasaan Tuhan. Dia tidak menghalau mereka dengan kekerasan, melainkan menarik dengan tali kesetiaan (Ho. 11:4; Yer. 31:3), menarik sekuat magnet. Jiwa dibuat menjadi rela, tetapi hal itu hanya terjadi di hari yang penuh dengan kekuatan.
- Kedua, kepada Kristus-lah kita semua ditarik: "Aku akan menarik mereka kepada-Ku sebagai pusat dari kesatuan mereka." Jiwa yang jauh dari Kristus dibawa mendekat untuk mengenal-Nya. Orang yang pemalu dan tidak mudah percaya dibawa supaya mengasihi dan mempercayai-Nya. Semuanya ditarik kepada-Nya, ke dalam pelukan tangan-Nya. Kini Kristus hendak pergi ke sorga, dan Dia akan menarik hati manusia ke sana bersama-Nya.
- [2] Cara tidak lazim yang Ia pakai untuk mencapai rencana-Nya, yaitu dengan diangkat dari bumi. Supaya kita tidak keliru, maka terdapat penjelasan mengenai maksud-Nya itu (ay. 33): Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati, yaitu mati di kayu salib, meskipun mereka sudah berencana dan berusaha untuk merajam-Nya. Dia yang tersalib itu pertama-tama dipakukan ke salib, lalu diangkat ke atas. Dia ditinggikan sebagai tontonan bagi dunia, diangkat di antara sorga dan bumi sebagai seorang yang sepertinya tidak layak berada di kedua tempat itu. Akan tetapi, perkataan itu dimaksudkan di sini untuk menyatakan suatu pencapaian yang mulia, ean hypsōthō -- Apabila Aku ditinggikan. Kristus menganggap penderitaan-Nya sebagai kehormatan-Nya. Dengan cara apa pun kita mati, apabila kita mati di dalam Kristus, maka kita akan ditinggikan dari penjara ini, dari gua singa ini, ke tempat yang terang dan penuh kasih. Kita harus belajar dari Guru kita, untuk berbicara mengenai kematian dengan kesenangan yang kudus, dan berkata, "Saat itu, kita pasti akan ditinggikan." Nah, penarikan seluruh umat manusia kepada Kristus terjadi setelah Dia ditinggikan dari bumi.
- Pertama, hal itu terjadi pada waktu yang tepat. Gereja berkembang pesat setelah kematian Kristus. Sewaktu Kristus masih hidup, kita bisa membaca mengenai ribuan orang yang diberi makan ketika Dia berkhotbah, tetapi setelah kematian-Nya, kita bisa membaca tentang ribuan orang yang bergabung ke dalam gereja-Nya ketika ada khotbah. Bangsa Israel mulai bertambah banyak di Mesir setelah kematian Yusuf.
- Kedua, ditariknya seluruh umat manusia kepada Kristus merupakan akibat mulia dari kematian-Nya. Perhatikan, kematian Kristus mengandung kuasa yang dahsyat dan ampuh dalam menarik jiwa-jiwa kepada-Nya. Meskipun bagi sebagian orang salib Kristus itu merupakan batu sandungan, tetapi bagi sebagian lainnya, salib itu bagaikan batu yang mengandung magnet. Beberapa orang menghubung-hubungkan hal tersebut dengan penangkapan banyak ikan melalui sebuah pukat. Terangkatnya Kristus bagaikan ditebarkannya pukat itu (Mat. 13:47-48). Atau, kematian-Nya itu juga seperti pemasangan tiang bendera yang menarik para serdadu untuk berkumpul bersama. Atau bahkan, hal itu bisa diibaratkan dengan pengangkatan tiang ular tembaga di padang gurun, yang menarik semua orang yang telah dipagut ular tedung, segera setelah mereka mengetahui bahwa ular tembaga itu telah diangkat dan ada kuasa penyembuhan di dalamnya. Oh, betapa banyaknya orang-orang yang ditarik ke sana! Begitu pulalah banyak orang ditarik mendekat kepada Kristus saat keselamatan di dalam Dia diberitakan kepada seluruh bangsa (lihat 3:14-15). Mungkin, posisi Kristus saat disalibkan juga menunjukkan hal tersebut, sebab tangan-Nya terbentang, seakan-akan mengundang semua orang kepada-Nya, dan tangan itu akan memeluk mereka yang datang menghampiri-Nya. Orang-orang yang menyebabkan Kristus mati dengan cara hina seperti itu mengira bahwa dengan begitu mereka telah menjauhkan seluruh umat manusia dari-Nya, tetapi Iblis rupanya telah tertembak oleh anak panahnya sendiri. Dari yang makan keluar makanan.
- V. Keberatan dan gerutuan orang-orang terhadap apa yang Ia katakan itu (ay. 34). Meskipun mereka telah mendengar suara dari sorga dan kata-kata penuh kemuliaan yang keluar dari mulut Kristus, mereka tetap saja berkeberatan dan mencari gara-gara untuk bertengkar dengan-Nya. Kristus telah menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia (ay. 23), yang telah mereka pahami sebagai salah satu julukan bagi Mesias (Dan. 7:13). Dia juga mengatakan bahwa Anak Manusia harus ditinggikan, yang dapat mereka pahami sebagai penanda kematian-Nya, dan barangkali Kristus sendiri pun telah menerangkannya demikian. Beberapa orang menduga bahwa Ia mengulangi apa yang telah Ia katakan itu kepada Nikodemus (3:14): demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan. Nah, untuk menentang perkataan-Nya itu,
- . Mereka mengemukakan ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang berbicara tentang kekekalan Mesias, bahwa Ia tidak mungkin disingkirkan begitu saja di tengah-tengah masa hidup-Nya, sebab Dia seharusnya menjadi seorang imam untuk selama-lamanya (Mzm. 110:4), dan seorang raja untuk selama-lamanya (Mzm. 89:30, dsb.), dan bahwa Ia seharusnya memiliki umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya dan tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-temurun (Mzm. 21:5; 61:7). Berdasarkan semuanya ini mereka menyimpulkan bahwa Mesias tidak akan mati. Begitulah, pengetahuan hebat yang ada dalam firman Allah, bila hati tidak dikuduskan, bisa diselewengkan untuk dijadikan dalih atas ketidakpercayaan, dan dipakai untuk menentang Kekristenan dengan perlengkapan Kekristenan itu sendiri. Penyelewengan mereka akan Kitab Suci, untuk menentang apa yang telah dikatakan oleh Kristus itu akan terlihat jelas bila kita mempertimbangkan,
- (1) Bahwa, saat mereka memakai firman Allah untuk membuktikan bahwa Mesias akan tetap hidup selama-lamanya, mereka tidak mengindahkan bagian lain dari firman Allah yang menyatakan tentang kematian dan penderitaan Mesias. Jika mereka telah mendengar dari hukum Taurat bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya, masakan mereka tidak pernah mendengar juga dari hukum Taurat bahwa Mesias akan disingkirkan (Dan. 9:26) dan bahwa Ia akan menyerahkan nyawanya ke dalam maut (Yes. 53:12), bahkan lebih khusus lagi, bahwa tangan dan kaki-Nya akan ditusuk? Lalu mengapa kini mereka menganggap ditinggikannya Anak Manusia sebagai sebuah hal yang tidak masuk akal? Perhatikan, kita sering kali membuat kesalahan yang besar dan berusaha membenarkan kekeliruan itu dengan dalih yang diambil dari firman Allah, dengan memecah-mecahkan hal-hal yang sudah Allah rangkai menjadi satu di dalam firman-Nya, dan menentang sebuah kebenaran dengan berpura-pura membela kebenaran yang lainnya. Kita telah mendengar bagian Injil yang menerangkan tentang anugerah yang cuma-cuma, dan kita juga sudah mendengar bagian lain yang mengemukakan tentang kewajiban, dan kita harus menerima kedua hal tersebut serta tidak boleh mencerai-beraikannya, atau membuat keduanya saling bertentangan.
- (2) Bahwa, saat mereka menentang apa yang Kristus katakan mengenai penderitaan Anak Manusia, mereka mengabaikan apa yang dikatakan-Nya tentang kemuliaan dan kehormatan-Nya. Jika mereka telah mendengar dari hukum Taurat bahwa Kristus tetap hidup selama-lamanya, masakan mereka tidak pernah mendengar Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan dimuliakan, dan bahwa Dia akan menghasilkan banyak buah dan menarik semua manusia kepada-Nya? Bukankah Dia baru saja menjanjikan kehormatan abadi bagi para pengikut-Nya, yang berarti bahwa Ia akan hidup untuk selama-lamanya? Tetapi mereka mengabaikan hal itu. Begitulah para penentang yang tidak jujur biasanya hanya menentang suatu bagian dari pendapat lawan mereka, padahal jika mereka memahami pendapat itu seutuh-utuhnya, pastilah mereka tidak dapat lagi menyanggahnya. Di dalam pengajaran Kristus memang terdapat beberapa pernyataan yang kelihatannya bertentangan tetapi sesungguhnya bersetujuan, dan ini menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang berpikiran sesat -- misalnya, Kristus disalibkan, tetapi pada saat yang bersamaan, dimuliakan; ditinggikan dari bumi, tetapi dengan begitu justru menarik semua orang datang kepada-Nya.
- . Lalu mereka bertanya, Siapakah Anak Manusia itu? Mereka menanyakan ini bukan karena mereka ingin diajar, tetapi dengan nada mengejek dan melecehkan, seakan-akan kini mereka telah berhasil memojokkan Kristus dan mengalahkan-Nya. "Engkau berkata, Anak Manusia harus mati, dan kami telah membuktikan bahwa Mesias tidak mati, jadi kalau begitu, di mana letak sifat Mesias-Mu itu? Anak Manusia macam begini, yang Kaupakai untuk menyebut diri-Mu sendiri, tidaklah mungkin Mesias. Jadi lebih baik Kau mulai cari kebohongan yang lain saja." Nah, hal yang membuat mereka berprasangka buruk terhadap Kristus adalah keadaan-Nya yang sederhana dan miskin. Mereka lebih suka tidak mempunyai seorang Kristus sama sekali daripada memiliki seorang Kristus yang menderita.
- VI. Jawaban yang Kristus berikan terhadap keberatan mereka itu, atau lebih tepatnya, apa yang Ia katakan mengenai keberatan mereka itu. Keberatan yang mereka ajukan itu tidak lain adalah sebuah gerutuan, yang jika mereka mau, bisa mereka jawab sendiri saja dengan mudahnya: manusia mati, tetapi jiwanya kekal dan hidup selama-lamanya, begitu juga Anak Manusia. Karena itulah, daripada meladeni kebodohan mereka, Kristus lebih memilih untuk melayangkan peringatan keras bagi mereka agar waspada supaya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang mereka punya dengan melontarkan gerutuan remeh yang tidak berguna seperti itu (ay. 35-36): "Hanya sedikit waktu lagi, sedikit saja, terang ada di antara kamu. Karena itu, jadilah bijak demi kebaikan dirimu sendiri, selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya."
- . Secara garis besar, di sini kita dapat mengamati
- (1) Kepedulian Kristus terhadap jiwa-jiwa manusia, dan hasrat-Nya akan kesejahteraan jiwa mereka itu. Lihatlah di sini, betapa lembutnya Ia memperingatkan orang-orang yang begitu bernafsu untuk menentang-Nya! Bahkan saat Ia menghadapi para pendosa yang menentang-Nya, Dia tetap mengusahakan keselamatan mereka (Ams. 29:10).
- (2) Cara yang Ia pakai untuk menghadapi mereka, dengan lemah lembut menuntun orang yang suka melawan (2Tim. 2:25). Seandainya hati nurani manusia menjadi waspada karena kepedulian mereka terhadap keadaan kekekalan mereka, dan seandainya mereka menyadari betapa sedikitnya waktu yang mereka miliki sehingga mereka tidak boleh menyia-nyiakannya, pastilah mereka tidak akan membuang waktu dan pikiran mereka yang mulia itu dengan hanya menggerutu saja.
- . Secara khusus, di sini bisa kita dapati,
- (1) Keuntungan yang mereka miliki dengan keberadaan Kristus dan Injil-Nya di tengah-tengah mereka, yang hanya akan mereka nikmati dalam waktu yang singkat dan tidak pasti: Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Kristus adalah terang itu. Beberapa penulis kuno menduga bahwa dengan menyebut diri-Nya sebagai terang, Dia sebenarnya telah diam-diam menjawab keberatan mereka itu. Kematian-Nya di atas kayu salib tetap sejalan dengan kehidupan yang harus Ia miliki untuk selama-lamanya itu, sebagaimana kelangsungan matahari, sekalipun harus terbenam setiap kali malam menjelang. Keberlangsungan kerajaan Kristus diperbandingkan dengan kelangsungan matahari dan bulan (Mzm. 72:17; 89:37-38). Pengaturan tata surya oleh Allah tidak akan berubah-ubah, tetapi matahari dan bulan tetap terbenam dan terhalang sinarnya setiap kali terjadi gerhana. Begitu pula Kristus, sang Mentari Kebenaran itu hidup untuk selama-lamanya, tetapi tetap harus diselimuti penderitaan, dan tinggal sedikit lagi waktu yang tersisa bagi-Nya untuk tetap berada di bawah cakrawala ini. Nah,
- [1] Terang itu ada di antara orang-orang Yahudi saat itu, sebab secara jasmaniah, Kristus ada di antara mereka. Mereka dapat mendengar khotbah-Nya dan melihat mujizat-mujizat yang Ia lakukan. Bagi kita, firman Allah bagaikan terang yang bersinar di tempat yang gelap.
- [2] Hanya sebentar lagi saja terang itu ada di antara mereka. Tidak lama lagi Kristus akan meninggalkan mereka. Gereja jasmaniah mereka itu akan hancur lebur dan kerajaan Allah akan direnggut dari mereka, lalu Israel akan dilanda kebutaan dan kesukaran. Perhatikan, kita sebaiknya menyadari bahwa hanya sebentar saja terang itu ada bersama-sama kita. Waktu kita sedikit dan mungkin tidak akan ada banyak kesempatan lagi. Kaki dian akan segera disingkirkan. Setidaknya, kita pasti akan segera tersingkir. Memang hanya sedikit waktu lagi terang kehidupan ada di antara kita, hanya sedikit waktu lagi terang Injil ada di antara kita, hari anugerah, sarana-sarana anugerah dan Roh anugerah, hanya sedikit waktu lagi.
- (2) Peringatan yang diberikan kepada mereka supaya memanfaatkan sebaik-baiknya hak istimewa yang sedang mereka nikmati itu, sebab ada bahaya mereka akan kehilangan semuanya itu: Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, sebagaimana para pelancong yang bergegas-gegas menempuh perjalanan mereka supaya tidak kemalaman di perjalanan, sebab bepergian di malam hari tidaklah menyenangkan dan juga tidak aman. "Ayolah," kata mereka, "marilah kita bergegas-gegas dan terus maju selagi hari masih terang." Demikianlah kita harus sebijaksana itu demi jiwa kita yang sedang berjalan menuju kekekalan.
- Perhatikan:
- [1] Berjalan terus menuju sorga, dan semakin mendekatinya, dengan menjadi lebih layak untuk masuk ke dalamnya haruslah menjadi tujuan utama kita dalam hidup ini. Hidup kita hanya satu hari siang saja panjangnya, dan kita punya waktu satu hari siang saja untuk melakukan perjalanan kita.
- [2] Waktu yang paling baik untuk bepergian adalah selagi hari masih terang. Siang hari adalah saat yang tepat untuk bekerja, sedangkan malam hari adalah waktu untuk beristirahat. Waktu yang tepat untuk memperoleh anugerah adalah selagi firman yang penuh dengan anugerah itu sedang diberitakan kepada kita, dan selagi Roh anugerah sedang bergumul dengan kita. Maka dari itu, sekaranglah waktu yang tepat untuk bergiat.
- [3] Dengan demikian kita harus berusaha untuk memanfaatkan kesempatan yang kita miliki, jangan sampai hari siang itu berakhir sebelum kita bisa menuntaskan semua pekerjaan dan perjalanan kita: "Supaya kegelapan jangan menguasai kamu, supaya kamu tidak sampai kehilangan kesempatanmu dan tidak lagi dapat memperolehnya kembali, dan karenanya tidak dapat lagi menunaikan tugasmu." Lalu kegelapan pun datang, yaitu ketidakmampuan untuk menyelamatkan diri karena keadaan para pendosa yang begitu terpuruk di bawah kutukan. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan pada saat itu, maka pekerjaan itu tidak akan pernah selesai untuk selama-lamanya.
- (3) Keadaan menyedihkan dari orang-orang yang telah menolak Injil dan kehilangan masa anugerahnya. Mereka berjalan dalam kegelapan, dan tidak tahu ke mana mereka pergi, atau tempat macam apa yang mereka tuju. Mereka tidak mengenali jalan yang mereka sedang tempuh itu, dan tidak bisa tahu akhir dari perjalanan itu. Orang yang tidak memiliki terang Injil dan tidak mengenal arahan dan bimbingannya biasanya berkelana tanpa arah, terombang-ambing dalam kesalahan, kekeliruan, dan ribuan jalan yang bengkok, tanpa menyadari semuanya itu. Coba saja kesampingkan bimbingan pengajaran Kristen, maka kita tidak akan lagi mengetahui perbedaan antara hal yang baik dan buruk. Orang yang sedang berjalan menuju kebinasaan tidak menyadari bahaya itu, sebab ia seperti sedang tertidur atau menari-nari di tepi jurang.
- (4) Kewajiban dan kepentingan besar yang kita semua harus simpulkan dari semuanya itu (ay. 36): Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu. Orang-orang Yahudi memiliki kehadiran Kristus di antara mereka pada saat itu, jadi biarlah mereka memanfaatkan kesempatan yang ada itu. Kemudian mereka juga mendapatkan kesempatan pertama dari tawaran Injil yang disodorkan kepada mereka oleh para rasul ke mana pun para rasul itu pergi. Kini, pernyataan Kristus itu merupakan sebuah peringatan bagi mereka supaya tidak menolak kesempatan itu, melainkan menerimanya selagi tawaran itu masih berlaku bagi mereka. Hal yang sama pun dikatakan Kristus kepada semua orang yang menikmati Injil.
- Perhatikan:
- [1] Sudah menjadi kewajiban setiap dari kita untuk percaya kepada terang Injil, untuk menerimanya sebagai terang ilahi, untuk menerima kebenaran-kebenaran yang terkandung di dalamnya, sebab Injil adalah terang bagi mata kita. Kita juga harus mengikuti bimbingannya, sebab Injil adalah pelita bagi kaki kita. Kristus adalah Terang itu, dan kita harus percaya kepada-Nya sebagaimana Ia telah dinyatakan kepada kita, yaitu sebagai Terang sejati yang tidak akan menipu kita, Terang yang pasti yang tidak akan menyesatkan kita.
- [2] Kita berkewajiban untuk menunaikan kewajiban itu selagi terang itu masih ada bersama-sama dengan kita, untuk berpegang teguh pada Kristus selagi kita memiliki Injil untuk menunjukkan jalan kepada-Nya dan mengarahkan kita ke jalan itu.
- [3] Orang-orang yang mempercayai Terang itu akan disebut anak-anak terang. Mereka akan diakui sebagai orang-orang Kristen, yang disebut anak-anak terang (Luk. 16:8; Ef. 5:8) dan anak-anak siang (1Tes. 5:5). Orang-orang yang memiliki Allah sebagai Bapa mereka merupakan anak-anak terang, sebab Allah adalah terang. Mereka diperanakkan dari atas dan merupakan pewaris sorga, juga merupakan anak-anak terang, sebab sorga itu terang.
- VII. Pengunduran diri Kristus dari hadapan mereka, segera setelah itu: Sesudah berkata demikian, Yesus tidak mengatakan apa-apa lagi pada waktu itu, tetapi membiarkan mereka menimbang-nimbang perkataan-Nya, lalu Ia pun pergi bersembunyi dari antara mereka. Dia melakukan itu semua,
- . Untuk menyakinkan dan membangunkan mereka. Jika mereka tidak menghiraukan apa yang telah Ia katakan, Dia tidak mau lagi mengatakan hal-hal lain kepada mereka. Mereka terikat dengan ketidakpercayaan mereka sendiri, seperti bani Efraim dengan berhala-berhala mereka. Biarkan mereka saja. Perhatikan, Kristus memang layak menarik sarana anugerah-Nya dari orang-orang yang menentang-Nya dan menyembunyikan wajah-Nya dari angkatan yang bengkok (Ul. 32:20).
- . Demi keselamatan-Nya sendiri. Dia menyembunyikan diri terhadap angkara murka mereka, dengan mengundurkan diri, kemungkinannya ke Betania, tempat Ia menginap. Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa apa yang Ia katakan tampaknya telah membuat orang-orang itu menjadi gusar dan marah. Mereka menjadi lebih buruk oleh sesuatu yang seharusnya justru bisa membuat mereka lebih baik.
SH: Yoh 12:27-36 - Bapa muliakanlah nama-Mu (Jumat, 8 Maret 2002) Bapa muliakanlah nama-Mu
Mengapa harus ada permohonan Yesus seperti itu kepada Bapa-Nya?
Apakah selama ini Ia tidak memuliakan nama Bapa di surg...
Bapa muliakanlah nama-Mu
Mengapa harus ada permohonan Yesus seperti itu kepada Bapa-Nya? Apakah selama ini Ia tidak memuliakan nama Bapa di surga? Ungkapan ini diucapkan saat Ia sangat terharu. Saatnya hampir tiba (ayat 28). Saat kematian-Nya makin dekat. Semua itu harus Ia jalankan, lakukan demi kehendak Bapa-Nya. Sangat sulit rasanya mengungkapkan kesedihan dan keharuan Yesus. Justru pada saat yang mengerikan itu Ia mengucapkan kata-kata ini sebagai bukti kesiapan-Nya melakukan kehendak Bapa. Percakapan Yesus dengan kedua murid-Nya dapat diartikan sebagai jawaban atas kerinduan orang Yunani untuk bisa berjumpa dengan-Nya.
Di tengah-tengah percakapan yang serius itu, terdengarlah suara dari surga: “Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan lagi.” Suara Bapa ini menjawab ucapan Yesus, “Bapa muliakanlah nama-Mu.” Hubungan Bapa dan Anak di sini jelas sangat dekat dan harmonis. Suara dari surga itu dapat didengar oleh telinga jasmani orang banyak, termasuk orang-orang Yunani (ayat 28). Hal ini terjadi supaya orang banyak itu percaya apa yang dikatakan Yesus kepada mereka, termasuk orang-orang Yunani yang rindu bertemu dengan-Nya (ayat 29-30). Tetapi, reaksi terhadap suara dari surga itu ternyata tidak sama. Ada yang mengatakan seperti bunyi guntur, juga ada yang mengatakan seperti malaikat yang berbicara kepada- Nya. Sebagian besar tetap saja tidak paham, terutama sesudah Yesus kembali berbicara tentang kematian-Nya (ayat 33-34).
Salib melambangkan penghakiman atas penguasa dunia karena iblis dikalahkan dan kasih Allah dinyatakan oleh ketaatan Yesus (ayat 31-33). Prinsip ini sangat penting. Saat peninggian salib akan menarik banyak orang datang kepada-Nya. Maksudnya kematian Yesus di atas kayu salib mendatangkan berkat bagi banyak orang. Ucapan- ucapan ini tidak dapat dipahami oleh orang banyak, dan mungkin juga oleh para murid-Nya sendiri. Ini terbukti mereka bingung dengan pernyataan itu (ayat 34-35). Atas permintaan agar Yesus bicara lebih jelas, Ia tidak meladeni. Terang telah bersinar. Yang mereka perlukan bukan lebih banyak penjelasan dan tanda, tetapi menentukan sikap.
Renungkan: Masihkah ada kegelapan tersisa dalam hidup Anda yang belum disoroti oleh terang Injil Kristus?
SH: Yoh 12:27-36 - Jalan pemuliaan (Rabu, 1 Maret 2006) Jalan pemuliaan
Yesus telah tiba pada tahap akhir pelayanan-Nya kepada orang Yahudi.
Menyambung ucapan-Nya dalam ayat 23, Yesus kini menjelaskan
...
Jalan pemuliaan
Yesus telah tiba pada tahap akhir pelayanan-Nya kepada orang Yahudi. Menyambung ucapan-Nya dalam ayat 23, Yesus kini menjelaskan bagaimana Ia dimuliakan, yakni ketika Ia ditinggikan di salib (ayat 32-33), sesuai Yesaya 52:13. Salib bukanlah pertanda kekalahan, melainkan pemuliaan: kematian Yesus mendatangkan penghakiman kepada dunia yang menolak Dia (Yoh. 12:31) dan keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya (ayat 32). Bapa pun telah memuliakan nama-Nya (ayat 28a) melalui seluruh pelayanan Yesus di bumi, yang dituntaskan-Nya di salib (ayat 17:4; 13:31). Bapa akan memuliakan nama-Nya lagi (ayat 28b) ketika melalui salib itu, Yesus menarik semua orang datang kepada-Nya (ayat 12:32). Jalan pemuliaan adalah jalan salib.
Menghadapi "saat" dan realitas kengerian salib itu, Yesus merasakan kesedihan yang mendalam serta kegelisahan yang mencekam (ayat 27; lihat Mrk. 14:34). Bahkan tersirat dalam benak-Nya keinginan untuk dilepaskan dari "saat" itu (bdk. Mrk. 14:35-36). Inilah kemanusiaan Yesus yang sejati: Ia merasakan ketakutan dan kesedihan kita ketika derita menimpa dan ajal menjelang. Di Injil Yohanes tidak kita jumpai pergumulan Yesus di taman Getsemani, seperti di dalam injil-injil lain, tetapi Yoh. 12:27 ini melukiskan pergumulan yang sama.
Penghakiman atas dunia dan penguasa dunia (ayat 31) berkaitan dengan kehadiran Yesus, sebagai Terang Dunia (ayat 8:12; 9:5, 35-37). Yesus datang membawa hidup dan terang kepada umat manusia (ayat 1:4, 5, 9) yang karena dosanya dikuasai kegelapan dan berjalan di dalamnya (ayat 35-36). Kini, Ia memperhadapkan orang banyak kepada fakta penghakiman itu dan tantangan untuk segera menentukan sikap: "Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu." Urgensi panggilan ini ditekankan karena sebentar lagi terang itu akan berlalu dari antara mereka. Kepergian Yesus "bersembunyi" (ayat 36b) melambangkan secara dramatis berlalunya terang itu.
Responsku: _________________________________________________
SH: Yoh 12:20-36 - Semua datang kepada-Nya (Jumat, 26 Februari 1999) Semua datang kepada-Nya
Kehadiran orang-orang Yunani, yang semula menolak Yesus, ternyata
tidak mengganggu sukacita dan kegirangan yang telah te...
Semua datang kepada-Nya
Kehadiran orang-orang Yunani, yang semula menolak Yesus, ternyata tidak mengganggu sukacita dan kegirangan yang telah tercipta. Bahkan para murid yang biasanya emosional, kali ini bersikap wajar. Justru kedatangan mereka melihat Yesus dan kemudian bergabung bersama-sama orang Yahudi yang juga percaya kepada Kristus, dianggap Yesus Kristus sebagai waktu yang paling tepat untuk mengabarkan berita kematian-Nya. Ketika semuanya datang kepada-Nya, ketika itu pula semua terlibat mendengarkan berita penggenapan rencana Allah dalam diri-Nya.
Waktunya sudah dekat. Mengapa Yesus tidak gentar menghadapi kematian-Nya meski Ia tahu bahwa waktunya sudah dekat? Pertama, Yesus mempercayakan diri kepada Allah dan menyadari bahwa tujuan kematian-Nya adalah untuk kepentingan keselamatan umat manusia (27). Kedua, melalui kematian-Nya hubungan manusia dan Allah dipulihkan. Peristiwa inilah yang nantinya akan menjadi puncak perwujudan rencana agung Allah.
Renungkan: Persiapkan diri Anda menyongsong waktu-Nya!
Doa: Tuhan, berikanlah kami kekuatan untuk selalu bergantung dan percaya kepada-Mu, walaupun kami berada dalam ketakutan dan situasi yang tidak pasti.
SH: Yoh 12:20-36 - Penderitaan mendahului kemuliaan (Rabu, 27 Februari 2008) Penderitaan mendahului kemuliaan
Mulia, agung, akbar, semua kata-kata ini kerap kita berikan kepada
Tuhan Yesus. Sayangnya, kita gandrung member...
Penderitaan mendahului kemuliaan
Mulia, agung, akbar, semua kata-kata ini kerap kita berikan kepada Tuhan Yesus. Sayangnya, kita gandrung memberi definisi sendiri kepada kata-kata tadi. Kita lupa bahwa seperti yang disampaikan dalam Injil ini, pemuliaan Yesus terjadi melalui penderitaan. Kita mengabaikan fakta bahwa kasih Allah yang agung mewujud melalui salib. Sangkaan keliru bahwa Yesus Kristus adalah sosok Mesias gagah perkasa yang gemar berperang, selain disanggah oleh nubuat dalam nas kemarin, kembali disanggah di sini.
Sayang sekali banyak pengikut Tuhan Yesus yang hanya membiarkan Tuhan Yesus menderita bagi mereka dan beranggapan bahwa mereka tidak lagi perlu ikut menderita. Dalam nas ini, khususnya di ayat 24-25, Tuhan Yesus berfirman dengan jelas, bukan hanya tentang diri-Nya, tetapi juga tentang para pengikut-Nya. Sebagaimana pemuliaan Tuhan terjadi melalui penderitaan, mati sebelum bangkit kembali, kita pun dipanggil untuk mengikuti Dia. Jika tidak, berarti kita mengabaikan sang Terang dan tidak menjadi anak-anak terang. Tentu saja hal ini tidak berarti kita dipanggil untuk menjadi masokis-masokis Kristen, yaitu orang yang mencari-cari penderitaan sebagai kenikmatan. Bacaan hari ini hendak menyatakan bahwa seorang murid harus siap dengan segala konsekuensi statusnya sebagai murid, termasuk menderita sebagai murid Kristus.
Dulu orang maklum jika sesuatu yang baik kerap hanya bisa dipertahankan atau diperoleh dengan bersusah-payah, dan bahkan menderita. Zaman ini telah menyatakan perang terhadap penderitaan. Panggilan sebagai orang tua kini bisa cukup dipenuhi secara finansial tanpa bersusah payah menjadi teladan rohani bagi anak. Panggilan sebagai Kristen kini cukup dipenuhi dengan terpenuhinya target 'setoran' persembahan, tanpa perlu berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Di tengah zaman ketika orang harus siap menderita hanya untuk bersikap jujur, kita kembali dipanggil untuk membuktikan kemuridan kita.
SH: Yoh 12:20-36 - Menarik semua orang datang (Kamis, 6 Februari 2014) Menarik semua orang datang
Rata-rata toko masa kini punya strategi tentang cara terbaik menarik orang untuk datang. Sebagian yakin iklan yang terseba...
Menarik semua orang datang
Rata-rata toko masa kini punya strategi tentang cara terbaik menarik orang untuk datang. Sebagian yakin iklan yang tersebar luas akan menarik banyak calon pembeli. Yang lain percaya kemunculan wajah selebritas bisa mendatangkan efek serupa. Yang lainnya, memberi diskon besar-besaran. Sayang sekali, belum tentu toko-toko dengan strategi pemasaran menarik itu peduli dengan hal utama yang mestinya bisa menarik perhatian paling besar: jaminan hanya menjual produk-produk berkualitas serta bantuan purnajual yang memuaskan.
Nas ini menggarisbawahi saat menentukan di dalam misi dan pelayanan Yesus di bumi, di dalam Injil Yohanes. Di sini Yesus menegaskan bahwa "telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan" (23). Dalam terminologi Yohanes, ini berarti telah tiba saat di mana proses penderitaan yang berujung pada penyaliban, kematian, tetapi juga kebangkitan-Nya. Melalui momen ini, nama Allah dimuliakan (28). Namun tidak hanya itu. Melalui proklamasi-Nya ini, Yesus mengajar para murid-Nya tentang kesiapan untuk berkurban bagi Tuhan sebagaimana Yesus rela mengurbankan diri-Nya demi kita (24-27). Namun, Tuhan tidak hanya berhenti di situ. Ia juga berjanji bahwa "penguasa dunia" ini, yaitu Iblis, akan dienyahkan dari dunia ini (31), dan bahwa semua orang akan datang kepada-Nya (32).
Melalui janji-janji ini, kita mendapatkan kekuatan untuk memberitakan Injil dengan lebih bersemangat, karena janji itu didasari kuasa Tuhan sebagai kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Dengan demikian, ketika kita memberitakan kabar sukacita tentang Tuhan Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup itu, kita tidak sekadar melakukan kewajiban. Kita sedang mewujudkan karya Tuhan Yesus sendiri di dunia, ketika makin banyak orang yang lepas dari perbudakan dosa dan kezaliman Iblis, dan makin banyak orang yang percaya kepada-Nya. Kita tidak perlu khawatir apa hasilnya, karena kuasa-Nya sendiri yang bekerja melalui dan di tengah kita. Kita juga mesti bertahan menghadapi segala penghambatan, karena dengan demikian kita mengikuti ajaran dan teladan Tuhan Yesus, yang mau mati bagi kita.
SH: Yoh 12:20-36 - Mati Satu Biji, Menghasilkan Banyak Buah (Sabtu, 13 Maret 2021) Mati Satu Biji, Menghasilkan Banyak Buah
Yohanes 12 adalah narasi tentang orang-orang yang menerima Yesus dan yang menolak Dia. Di antara mereka ada ...
Mati Satu Biji, Menghasilkan Banyak Buah
Yohanes 12 adalah narasi tentang orang-orang yang menerima Yesus dan yang menolak Dia. Di antara mereka ada orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Yunani.
Ada beberapa orang Yunani datang kepada Filipus-seorang murid Yesus berbangsa Yahudi, namun mempunyai nama Yunani-karena mereka ingin bertemu dengan Yesus (20-21). Merespons kedatangan mereka, Yesus menyatakan bahwa inilah saatnya Anak Manusia dipermuliakan. Kedatangan orang Yunani bagi Yesus menjadi petunjuk bahwa masa pelayanan Yesus kepada bangsa Yahudi sudah berakhir dengan banyak penolakan dan Ia akan diterima oleh bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Akan tetapi, sebelum misi kepada bangsa-bangsa dicapai, terlebih dahulu Yesus harus mati. Ia menggambarkan diri-Nya seperti satu biji gandum yang mati di dalam tanah, akan bertumbuh, dan menghasilkan banyak buah. Kematian-Nya adalah bentuk pemuliaan bagi diri-Nya. Bagi orang yang menolak-Nya, kematian yang akan diganjarkan kepada-Nya adalah suatu kehinaan, tetapi di hadapan Allah, itulah saat Bapa memuliakan-Nya. Dan bagi Yesus, kematian yang hina itu akan menjadi cara Allah untuk menarik semua orang datang kepada-Nya.
Siapakah yang akan dapat mendekat kepada Yesus dan dihormati oleh Bapa? Mereka adalah orang-orang yang sama seperti Yesus, yang tidak mencintai nyawanya di dunia ini. Hal yang utama dalam hidup mereka adalah melayani Yesus dan menjadi seperti biji gandum yang mati.
Ini sungguh sebuah tantangan yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh, pola hidup yang dapat dijalani hanya apabila kita berjalan dalam terang dan percaya kepada terang, yaitu Yesus. Bapa telah mempermuliakan Yesus yang rela menggenapi rencana-Nya. Bapa juga akan mempermuliakan kita sebagai anak-anak-Nya apabila kita-dengan tidak memikirkan lagi tentang kenyamanan diri-melayani Yesus dengan sepenuh hati dan berkorban bagi-Nya, serta memberitakan kematian-Nya dan berbuah bagi-Nya. [INK]
Baca Gali Alkitab 2
Apa saja yang dapat menghalangi orang-orang di luar sana untuk percaya kepada Yesus? Bukan hanya mereka, kita yang telah menjadi Kristen sejak lahir pun belum tentu sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Tentu banyak dan bermacam-macam penyebabnya, mulai dari latar belakang pemahaman sampai situasi dan kondisi yang sedang dialami.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa respons orang-orang setelah melihat mukjizat-mukjizat yang Yesus lakukan? (37)
2. Apa bunyi firman yang pernah disampaikan oleh Nabi Yesaya yang tergenapi saat itu? (38)
3. Menurut Yesaya, siapakah yang telah membuat orang-orang menjadi tidak percaya dan apa yang dilakukan-Nya? (39-40)
4. Mengapa Yesaya mengucapkan perkataan seperti yang terdapat dalam ayat 40? (41)
5. Beberapa orang menjadi percaya, namun tidak berani mengungkapkannya, mengapa demikian? (42-43)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Siapakah sesungguhnya yang dapat membuat orang menjadi percaya kepada Allah, atau sebaliknya, menjadi tidak percaya?
2. Mengapa Allah menutup mata manusia dan membuat hatinya degil sehingga mereka tidak bisa percaya?
3. Apa yang menjadi penghalang, baik yang ada di dalam maupun di luar diri Anda, untuk percaya kepada Allah?
Apa respons Anda?
1. Bagaimana Anda menyingkirkan penghalang-penghalang yang menghalangi Anda untuk percaya kepada Allah?
Pokok Doa:
Memohon agar diberi keberanian untuk percaya kepada Yesus dan untuk mengakui-Nya di hadapan dunia.
Utley -> Yoh 12:27-36
Utley: Yoh 12:27-36 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 12:27-36a27 "Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab u...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 12:27-36a
27 "Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. 31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. 34 Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?" 35 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. 36 aPercayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang."
Yoh 12:27 "Sekarang jiwa-Ku terharu" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE. Pelakunya (Bapa, setan, keadaan, dll.) tidk dinyatakan. Ini adalah istilah yang keas yang digunakan dalam beberapa cara dlam PB:
- 1. Ketakutan Herodes (Mat 2:3)
- 2. Ketakutan para murid (Mat 14:26)
- 3. Kegelisahan Yesus yang mengganggu (Yoh 12:26; 13:21)
- 4. Gereja di Yerusalem (Kis 15:24)
- 5. Gangguan dari Guru-guru Palsu terhadap gereja-gereja di Galatia (Gal 1:7)
Ini adalah cara Yohanes untuk menghubungkan perjuangan manusia Yesus dengan trauma penyalibanNya yang mendatang (lih. Mr 14:32ff). Yohanes tidak mencatat penderitaan mendalam Yesus di Getemani.
□ "selamatkanlah Aku dari saat ini?" Ada banyak diskusi mengenai arti setepatya dari pernyataan ini. Apakah ini suatu doa? Apakah ini suatu reaksi yang mengejutkan terhadap apa yang tidak seharusnya dilakukan?
□ "sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini" Kehidupan Yesus berjalan menurut suatu rencana Illahi (lih. Luk 22:22; Kis 2:23; 3:18; 4:28) yang sepenuhnya dimengerti oleh Yesus (lih. Mat 20:28; Mr 10:45).
Yoh 12:28 "muliakanlah namaMu" Bapa menannggapi dalam ay. Yoh 12:28b. Istilah "muliakan" ini sangatlah mengalir. Ini dapat menunjuk pada (1) kemuliaan yang sudah ada sebelumnya (lih. Yoh 17:5); (2) Pernyataan Yesus tentang Bapa (lih. Yoh 17:4); atau (3) pwnyaliban dan kebangkitan Yesus (lih. Yoh 17:1). Lihat catatan Yoh 1:14.
□ "suara dari sorga" Para rabi menyebutnya suatu bath-kol. Sejak dari zaman Maleakhi belum ada lagi suara nubuatan di Israel. Jika kehendak Allah perlu diteguhkan, maka peneguhan ini harus dilakukan melalui suatu suara dari surga. Kitab-kitab Injil mencatat bahwa Allah berbicara tiga kali semasa kehidupan Yesus: (1) pada baptisan Yesus, Mat 3:17; (2) pada waktu dimuliakan, Mat 17:5; dan (3) di sini di ayat ini.
Yoh 12:29 "Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata" Ada dua penafsiran mengenai apa yang terjadi: (1) ini adalah guntur. Ini digunakan untuk Allah berbicara dalam PL (lih. 2Sam 22:14; Ayub 37:4; Mazm 29:3; 18:13; 104:7; atau (2) seorang malaikat berbicara kepadaNya. Ini mirip dengan kebingungan mengenai pengalaman Saulus dalam Kis 9:7; 22:9.
Yoh 12:30 "Jawab Yesus: Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu" Frasa ini adalah suatu perbandingan Semitik. Ini berrti hal ini tidak semata-mata untuk mereka namun terutama untuk mereka (lih. Yoh 11:42).
Yoh 12:31 "Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini" Ini adalah suatu pengembangan yang berparalel dengan frasa berikut ini ("penguasa dunia ini akan dilemparkan"). Waktu terjadinya hal ini tidak disebutkan.
□ "penguasa dunia ini" Ini menunjuk pada suatu kekuatan jahat pribadi (lih. Yoh 14:30; 16:11) yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai "setan" atau "lawan" (lih. Ayub 1; 2) atau dalam bahasa Yunani sebagai "iblis" atau "pemfitnah/penghujat" (lih. Mat 4:1,5,8,11; 13:39; 25:41; Yoh 6:70; 8:44; 13:2; 2Kor 4:4; Ef 2:2). Kedua nama ini bersinonim dalam Mat 4:1-11 dan Yoh 13:2,27.
"akan dilemparkan keluar" Ini adalah sebuah FUTURE PASSIVE INDICATIVE. Alkitab tidak mengindikasikan waktu setepatnya dari kejatuhan setan dari surga. Setan mungkin didiskusikan dalam Yes 14 dan Yeh 28 dalam suatu pengertian sekunder. Ayat-ayat nubuatan ini berurusan dengan raja-raja Babilonia dan Tirus yang penuh keangkuhan. Kesombongan mereka yang penuh dosa mencerminkan kesombongan setan (lih. Yes 14:12,15; Yeh 28:16). Namun demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia melihat setan jatuh selama perjalanan penginjilan dari ke tujuh puluh murid (lih. Luk 10:18). Ada suatu perkembangan mengenai setan diseluruh PL. Asalnya ia adalah suatu malaikat pelayan, namun melalui kesombongan, menjadi musu Allah. Diskusi terbaik dari pokok kontroversial ini adalah dalam buku dari A. B. Davidson Teolgia Perjanjian Lama hal. 300-306.
Yoh 12:32 "apabila Aku ditinggikan" Ini adalah suatu KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti kemungkinan tindakan. Kata ini bisa berarti (1) diangkat (lih. Yoh 3:14) atau (2) disalibkan (lih. Yoh 8:28) atau ditinggikan (lih. Kis 2:33; 5:31); atau sangat ditinggikan (lih. Fili 2:9). Ini adalah konotasi berganda dari istilah ini (double entendre) yang menjadi ciri khas Injil Yohanes.
□ "akan menarik semua orang datang kepadaKu" Ini mungkin merupakan singgungan terhadap perjanjian kasih YHWH kepada Israel dalam Yer 31:3 yang, tentu saja, merupakan ayat mengenai "perjanjian baru" (lih. Yer 31:31-34). Allah menarik umat olah kasih dan tindakanNya kepada mereka. Penggunaan penggambaran yang sama mengenai istilah ini didapati dalam Yoh 6:44 dan diterangkan dalam Yoh 6:65. Di sini kata "semua" merupakan undangan dan janji universal mengenai penebusan. Ada suatu variasi yang sangat menentukan dalam frasa ini. Kata "semua" dapat berbentuk MASKULIN, yang akan diterjemahkan sebagai "semua laki-laki" dan ditemukan dalam naskah kuno Yunani P75 (VID), א2, B, L, dan W, sementara ada yang NETRAL, yang akan diterjemahkan sebagai "semua hal", yaitu dalam P66 dan א. Jika ini berbentuk NETRAL, maka kata ini berbicara tentang penebusan Kristus atas dunia serupa dengan Kol 1:16-17, yang kemungkinan mencerminkan keseseatan grostik yang sangat terbukti dalam I Yohanes.
Yoh 12:33 "Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati" Ini berhubungan dengan Ul 21:23 di mana digantung di salib diistilahkan sebagai "dikutuk oleh Allah." Inilah mengapa para pemimpin agama menginginkan Yesus untuk disalib, bukan dirajam batu. Yesus menanggung kutukan Hukum Taurat bagi kita (lih. Gal 3:13).
Yoh 12:34 "Lalu jawab orang banyak itu…., bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya" Ini mungkin adalah singgungan terhadap Mazm 89. PL mengharapkan hanya satu kedatangan Mesias dan pendirian tahta kedamaian dunia di Palestina olehNya (lih. Mazm 110:4; Yes 9:7; Yeh 37:25 dan Dan 7:14). Untuk "selama-lamanya" lihat Topik Khusus pada Yoh 6:58.
Yoh 12:35 "Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya (berjalanlah)" Ini adalah suatu penggunaan kata "berjalan" sebagai suatu gambaran. Ini adalah suatu PRESENT ACTIVE IMPERATIVE, yang melanjutkan penekanan Yesus atas kepercayaan sebagai suatu hubungan yang berkelanjutan, bukan hanya suatu keputusan awal (lih. ay. Yoh 12:44-46).
Yoh 12:36 Tema Yesus adalah terang dunia ini adalah penekanan berulang yang terutama dalam Yohanes (lih. Yoh 1:4,5,7,8,9; 3:19,20,21; 5:35; 8:12; 9:5; 11:9,10; 12:35,36,46). Kegelapan dan Terang juga mengkontraskan kenyataan-kenyataan rohani dalam Gulungan Kitab Laut Mati.
Topik Teologia -> Yoh 12:31
Topik Teologia: Yoh 12:31 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Maim Yesus alas Keilahian
Klaim yang Berkaitan dengan Allah
Yesus Mengklaim Hak-hak Alla...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Allah
- Yesus Mengklaim Hak-hak Allah
- Yesus Mengalahkan Setan
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Setan
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Saat Penghakiman
- Penghakiman di Masa Lalu
- Iblis dan Kuasa Kejahatan sudah Dihakimi
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi