10 Juli 2006

Tidak Cukup dengan Otak

Topik : Keputusan/Pilihan

Nats : Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan (1Raja-raja 11:6)
Bacaan : 1Raja-raja 11:1-13

Mengapa orang pandai melakukan hal-hal yang bodoh? Berulang kali saya mendengar kisah sedih tentang orang dengan IQ tinggi yang tidak memiliki kearifan moral, sehingga mereka mengalami akibat yang tragis. Hal ini tampak jelas bahwa otak yang cerdas tidak cukup untuk mencegah seseorang untuk membuat pilihan yang buruk.

Hal ini berlawanan dengan keyakinan yang dipegang oleh sebagian orang bahwa pendidikan yang lebih baik dapat memecahkan masalah ketidakberesan di tengah masyarakat. Alasannya, "Jika kita mendidik orang tentang bahaya terhadap ..., mereka tidak akan melakukan hal ‘itu’ sehingga akan menjauhkannya dari berbagai akibat yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan."

Akan tetapi, pengalaman dan Alkitab menyatakan hal yang berbeda kepada kita. Kenyataannya, orang paling pandai yang pernah ada pun bisa bertindak bodoh ketika membuat pilihan yang buruk.

Raja Salomo, raja Israel pada zaman dahulu, penulis banyak kitab Amsal, menulis, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan" (4:23) dan "Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian" (14:33). Meskipun mengetahui hubungan antara hati dan hikmat, sang raja tidak menaati Allah dengan menikahi wanita asing yang "mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain" (1Raja-raja 11:4). Akibatnya, Tuhan berfirman, "Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu" (ayat 11).

Kecakapan untuk membuat keputusan yang baik menuntut adanya hati yang dipersembahkan kepada Allah --JAL



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA