Resource > 1001 Jawaban >  Orang-orang dan Benda-benda di Perjanjian Baru >  Buku 555 > 
140. Apakah Karunia Bahasa Tetap Dipertahankan oleh Para Rasul Hingga Mereka Meninggal? 

Pertanyaan: 140. Apakah Karunia Bahasa Tetap Dipertahankan oleh Para Rasul Hingga Mereka Meninggal?

Endowment dari karunia bahasa nampaknya berlanjut kepada umat Kristen selama zaman rasuli. Yesus sebelum naik ke surga menghembuskan nafas-Nya kepada murid-murid-Nya dan berkata, Terimalah Roh Kudus. Lima puluh hari setelah penyaliban, murid-murid menerima kuasa khusus ketika Roh Kudus turun atas mereka. Ini menjadi tanda -- hanya dimiliki oleh beberapa orang -- rasul-rasul dan penginjil -- dan dengan karunia ini mereka pergi memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa. Kemudian, Paulus menulis bahwa ia berbicara dengan bahasa roh lebih banyak dari pada kamu semua. Namun, dalam I Korintus 13, kita melihat bahwa bahasa roh sudah mulai berhenti, sebagai bagian dari masa lalu. Banyak kali sejak itu, muncul pertanyaan apakah karunia bahasa roh berlanjut kepada generasi-generasi berikutnya. Sikap gereja awal, tidak memadamkan atau melarangnya (lihat I Tesalonika 5:19), namun juga tidak mengundang atau membangkitkannya, adalah sikap yang bijaksana. Jika itu dari Allah, maka kenyataannya akan terbukti; jika itu hanya kegilaan histeris, maka akan segera mereda. Sepanjang sejarah gereja, banyak kejadian palsu. Irenaeus menulis tentang beberapa orang pada zamannya yang berbicara dengan bahasa roh, tetapi Eusebius hampir tidak menyebutkan hal tersebut, dan Khrisostomus hanya menyebutkannya untuk menentang apa yang ia anggap sebagai kelebihan ekstatis yang meragukan manfaat rohani.

Question: 140. Was the Gift of Tongues Retained by the Apostles Until Their Death?

The endowment of the "gift of tongues" was apparently continued to the Christians during the apostolic age. Jesus before his ascension breathed upon his disciples and said. "Receive ye the Holy Ghost." Fifty days after the crucifixion, the disciples received special power, when the Holy Ghost came upon them. It was to be a sign--to belong to only a few--the apostles and evangelists--and with this gift they went forth to preach to the nations. Later, Paul wrote that he "spake with tongues more than all." In I Cor. 13, however, we see that "tongues" were already ceasing, as belonging to the past. Many times since then the question has arisen whether the gift of tongues was continued to succeeding generations. The attitude of the early Church, neither to quench nor forbid them (see I Thess. 5:19), yet not to invite or excite them, was a safe one. If they were of God, the fact would make itself apparent; if they were simply hysterical jargon, they would quickly subside. Throughout Church history, there were many spurious instances. Iremeus wrote of some in his time who spoke with tongues, but Eusebius hardly referred to the subject, and Chrysostom mentions it only to discourage what he considered as an ecstatic indulgence of doubtful spiritual profit

[555-AI]


TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA