Apa arti "karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh"?

Ini dipahami bukan saja sebatas kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa yang pembicaranya sendiri sebelumnya tidak mempelajarinya atau memperolehnya, tetapi juga kemampuan berbicara bahasa rohani yang tidak dikenal manusia, yang diucapkan dalam perasaan sangat gembira dan hanya dipahami oleh orang-orang yang dijelaskan oleh Roh Kudus. Paulus, dalam I Korintus 12:10, menulis bukan dengan maksud menurunkan nilai karunia ini, melainkan untuk memperingatkan jemaat Korintus supaya tidak terbawa oleh manifestasi-manifestasinya yang tidak menguntungkan atau meragukan. Bahkan pada masa-masa awal Gereja, para pemimpin mendapat kesulitan dalam mengendalikan kecenderungan kepada fanatisme di antara para pengikutnya. Karunia berbahasa roh pada hari Pentakosta diberikan karena ada kebutuhan besar dan mendesak. Beberapa ahli beranggapan bahwa mereka berbicara demikian sehingga di bawah pengawasan Roh Kudus kedengarannya di setiap telinga pendengar seolah-olah itu adalah bahasa ibunya sendiri. Ada banyak kebangsaan yang diwakili di antara kerumunan orang banyak itu, tetapi tidak ada kebingungan atau kesalahpahaman. Karunia berbahasa roh pada peristiwa khusus ini adalah metode ajaib yang dipakai untuk memasukkan ke dalam kawanan Injil orang-orang asing dari negeri-negeri lain. Pelajaran yang bisa ditarik di sini adalah Allah bukanlah pencipta kebingungan, dan Dia tidak pernah memberikan sebuah pesan yang tidak dapat dipahami oleh anak-anak-Nya. "Karunia" atau pesan apa pun yang tidak dapat dipahami tidak berasal dari Allah. Kita harus menguji roh-roh melalui tes yang sederhana tetapi tegas ini.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA