Siapa yang diwakili oleh "anak sulung" dalam perumpamaan anak yang hilang?
Pokok pembahasan adalah tentang kaum Farisi dan imam-imam kepala, yang merasa malu ketika melihat Kristus bergaul dengan orang dari kelas rendah dan orang-orang yang terkenal berdosa. Perumpamaan ini merupakan teguran terhadap keegoisan dan formalisme - kepada orang-orang yang percaya kalau mereka memiliki hak jalan terlebih dulu secara rohani dan orang-orang yang kurang layak, yang bersenang-senang dalam kebaikan ilahi sudah pasti iri hati atau selalu mencela terhadap sambutan hangat yang disampaikan kepada orang berdosa yang telah ditebus. Ajaran ini berlaku bagi orang- orang masa kini yang tidak bersimpati dengan pekerjaan misi penyelamatan yang sedang berlangsung, dan meragukan pertobatan orang-orang jahat. Perumpamaan ini menegur orang-orang seperti itu, tetapi juga menyampaikan suatu ajaran yang berat misalnya tentang kejahatan dosa. Sang ayah mengampuni anaknya yang lebih muda dan memberinya sambutan penuh sukacita, tetapi dia berkata kepada anak yang lebih tua, "Semua yang Kumiliki juga kumiliki"; yang mengisyaratkan bahwa kehilangan warisan ayah oleh anak yang bungsu tidak dapat dikembalikan. Orang berdosa didesak supaya bertobat, dan dijanjikan akan diampuni, tetapi waktu yang telah dibuangnya, dan kesehatan yang telah disia-siakannya, serta kejahatan yang telah dilakukan oleh contohnya, adalah kejahatan-kejahatan yang tidak dapat diperbaiki.
Artikel yang terkait dengan Matius: