Haruskah kita dengan gigih meminta berkat?

Tentu saja. Matius 11:12, Lukas 11:5-10 (perumpamaan seorang sahabat yang pada malam hari meminjam roti kepada tetangganya), dan Lukas 18:1-8 (perumpamaan tentang hakim yang tidak benar), semuanya berkaitan dengan bahasan tentang kesungguhan dan ketekunan dalam berdoa. Penjelasannya adalah kalau tetangga yang tidak ramah dan hakim yang tidak benar bisa mengabulkan permintaan-permintaan yang diajukan kepada mereka karena desakan si pemohon, terlebih lagi Allah yang pasti akan mengabulkan permintaan-permintaan kita kalau Dia melihat bahwa kita sungguh-sungguh membutuhkannya. Matius 11:12, "Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya", sependapat dengan kedua perumpamaan ini dalam mengajarkan kesungguhan dari keinginan, iman dan upaya, yang diperlukan untuk mencapai kemenangan rohani. Iman tampaknya memiliki dua fase: kepercayaan yang tenang dan tenteram kepada Allah; dan kepercayaan yang giat, antusias, energik, bersikeras yang mendorong ke depan melalui segala bentuk rintangan dan penangguhan menuju kemenangan yang dikehendaki. Hal ini tidak disebabkan oleh karena Allah itu tidak adil dan tidak bersahabat sehingga Dia tidak menjawab saat itu juga. Tetapi jiwa kita diperkuat dengan adanya ujian penantian, dan sering hubungan serta keadaan manusia berubah seiring berjalannya waktu sehingga jawabannya lebih baik karena ditunda ketimbang dikabulkan ketika pertama kali diminta. Allah ingin melatih raksasa-raksasa untuk membantu Dia melakukan pekerjaan-Nya, raksasa-raksasa yang akan mempercayai Dia dan berjuang untuk apa yang benar, apapun halangan yang menghadang. Dan orang-orang kudus yang kuat dan kaya dalam iman melaksanakan paling banyak bagi kerajaan-Nya.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA