Apakah dibenarkan untuk "takut" kepada Allah?

Kata "takut", seperti yang dipakai dalam Alkitab, memiliki dua arti yang berbeda - takut dalam anti ketakutan dan kengerian, dan takut dalam arti hormat dan sungguh-sungguh taat. Tidaklah mudah untuk menentukan anti mana yang dimaksudkan untuk kedua kata Ibrani yang paling banyak dipakai kedua arti itu. Dalam Perjanjian Baru kata Yunani yang lebih umum dipakai adalah yang memiliki anti ketakutan atau kengerian. Seluruh amanat Alkitab adalah bahwa kasih yang paling dikehendaki Allah dari umat manusia. Tetapi dosa menghalangi mereka untuk mengasihi Dia, sehingga Dia menyatakan bagi mereka, melalui hati nurani dan melalui Hukum Taurat, akibat-akibat yang menakutkan dari dosa. Hal ini membangkitkan rasa takut yang mendorong mereka kepada-Nya untuk memohon pengampunan dan keamanan. Siapa pun yang hidup dalam dosa, sewaktu hati nuraninya berbicara, merasa takut akan kuasa dan keadilan Allah. Setelah dia diampuni dia merasakan hormat kepada Allah dan mulai mengasihi Dia. Seiring dengan kemajuannya dalam kehidupan Kristen rasa takut akan Allah, dalam arti ngeri, akan hilang. Yohanes berbicara tentang "kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan" (I Yoh. 4:18). Di sepanjang kehidupan Kristen rasa hormat akan tetap ada, tetapi kasih bertumbuh dan semakin dominan. Kata yang paling tepat adalah "persahabatan". Allah menghendaki kita menjadi sahabatNya, seperti Abraham dan Musa, melayani Dia karena kita mengasihi-Nya, bersukacita dalam karunia-karunia yang dilimpahkan oleh kasih-Nya. Kristus ingin membawa kita semua ke tempat di mana Dia bisa berkata kepada kita seperti kepada murid-murid-Nya: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, tetapi Aku menyebut kamu sahabat" (Yoh. 15:15).




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA