Adakah jaminan Alkitabiah untuk mempercayai bahwa ada pertobatan setelah kematian?

Ada yang mengartikan ayat terkenal "supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Flp. 2:10) sebagai menyatakan secara tak langsung bahwa kemungkinan ada pertobatan sesudah kematian, namun sebaliknya ayat tersebut menyiratkan suatu pengakuan akan kekuasaan tertinggi dan kemenangan Kristus. Kita dapat membayangkan seseorang yang tanpa bertobat mati, dan setelah itu dia menyadari betapa bodoh dan jahat dirinya pada masa lalu. Anda mengingat bahwa dalam perumpamaan Orang Kaya dan Lazarus (Luk. 16: 27, 28), orang kaya itu begitu yakin akan kebodohannya sehingga dia memohon agar saudara-saudaranya diberi peringatan, jangan sampai mereka juga akan terhilang. Yakobus juga mengatakan dalam 2:19 bahwa setan-setan pun percaya serta gemetar. Persoalan yang penting bukanlah apa ada pertobatan setelah kematian, melainkan apakah pertobatan akan bermanfaat pada saat seperti itu. Kita tidak mempunyai hak untuk membatasi kemurahan Allah, tetapi dalam Alkitab tidak ada apa-apa yang mendorong harapan mengenai kesempatan memperoleh keselamatan sesudah kematian. Siapa pun yang menunda pertobatan sampai pada waktu kematian, menghadapi risiko mengerikan, yang terhadapnya dia sudah diperingatkan secara tegas. Bahwa tidak ada kesempatan untuk pertobatan setelah kematian tidak dapat dibuktikan secara mutlak, tetapi kecenderungan pengajaran Alkitab ialah ke arah itu. Nats dalam Pengkhothah 11:3, "bila pohon tumbang ke utara . . . " dan seterusnya, sering dikutip sebagai bukti, tetapi kesimpulan itu tidak tegas. Demikian pula Wahyu 22:11, "Barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar," dan seterusnya, yang lebih cenderung mengarah kepada maksud itu, tetapi bukan merupakan bukti yang mutlak. Ayat lain yang menyatakan secara tak langsung tiadanya harapan bagi orang-orang yang terhilang ialah Lukas 16:26, "di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang," dan seterusnya. Bagaimanapun, tanggung jawab untuk memberikan bukti tampaknya terletak pada mereka yang, berpendapat ada kesempatan untuk pertobatan setelah kematian. Di mana ada soal-soal sangat penting dipertaruhkan, orang harus mempunyai keyakinan yang sangat positif bahwa ada kesempatan seperti itu sebelum memutuskan menghadapi risiko itu, dan tampaknya bagi kita dia tidak mempunyai dasar sama sekali.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA