Apakah orang Kristen pernah memiliki keinginan-keinginan jahat?
Kata "keinginan-keinginan" hampir tidak meliputi semua masalah. Masalah ini tidak banyak berhubungan dengan keinginan seperti dengan cinta kasih atau perasaan senang terhadap orang lain, atau kurangnya perasaan senang seperti itu. Ketika membicarakan soal-soal ini kita mungkin dibantu oleh ringkasan Yesus mengenai Hukum Taurat, "Kasihilah Tuhan, Allahmu .. . Kasihilah sesamamu" (Mat. 22:37-39), juga pernyataan Paulus "kasih adalah kegenapan Hukum Taurat" (Rm. 13:10). Kapan pun kita tidak memiliki perasaan kasih atau kebaikan hati terhadap orang lain, maka kita telah berdosa. Alkitab mengajar dengan sangat jelas bahwa Allah, melalui Kristus, menyediakan kasih karunia yang menjaga hati kita tetap ramah dan selalu penuh kasih dan tetap menghidupkan perasaan kasih kita kepada Allah. Allah melalui Kristus, memberikan anugerah yang akan membuat hati kita baik dan senantiasa mengasihi dan akan tetap menghidupkan kasih kita kepada Allah. Tentu saja, jika ada orang menyakiti kita atau orang lain, itu pasti ada perasaan tidak senang atau menimbulkan kemarahan; tetapi ketidaksenangan atau kemarahan pada diri. orang Kristen yang dewasa untuk hal tertentu harus berhubungan dengan kasih. Seperti inilah halnya dengan kemarahan Yesus; Dia marah terhadap orang-orang yang berusaha menggagalkan karya kasih-Nya. Tetapi, seperti dinyatakan sebelumnya, ada dosa pada saat orang tetap melakukan perbuatan walaupun yang bersangkutan sudah mengetahui bahwa hal itu tidak menyenangkan Allah. Orang Kristen mungkin masih mempunyai kesalahan seperti itu, tetapi dia juga bisa maju kepada keadaan kekristenan yang lebih tinggi, di mana jiwa begitu dipenuhi dengan kasih sehingga kesalahan-kesalahan seperti di atas tidak terjadi.
Artikel yang terkait dengan Matius: