Apakah perintah, "tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Mat. 5:24), berarti Allah tidak mau menerima persembahan kita jika hidup kita tidak dia

Dalam ucapan Yesus ini tidak ada isyarat bahwa persembahan tidak akan diterima. "Berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu." Dia sedang mendesak dengan tegas bahwa kita tidak dapat membuat Allah tenang dengan persembahan jika dalam kehidupan kita ada ketidakadilan. Satu contoh ekstrem akan mengilustrasikan pokok ini: Seandainya seorang pencuri ingin sekali memiliki hubungan yang benar dengan Allah dia tidak mungkin mewujudkan keinginannya itu dengan memberikan persembahan. Dia harus berusaha bagaimanapun untuk mengembalikan harta yang telah dicurinya sebelum persembahannya diakui di surga. Dengan kata lain, kita tidak mungkin meluruskan ketidakadilan dengan kedermawanan. Keadilan harus mendahului kedermawanan. Ada sesuatu yang sangat baik dan agung dengan tuntutan Yesus yang tidak kenal kompromi ini. Seorang gembala sidang Free Methodis yang terkemuka mempunyai satu motto: "Tidak ada sesuatu dijadikan benar sampai ia menjadi benar." Jika Allah memerintahkan kita untuk melakukan satu hal, maka kita tidak mungkin memenuhi tuntutan-Nya dengan mengusulkan penggantinya dan melakukan sesuatu yang lain. Dia meminta agar kita hidup secara adil dan hormat terhadap sesama. Dia begitu menuntut hal ini sehingga dia tidak mungkin dibuat berkenan dengan ibadah atau pelayanan kita, kecuali kita telah menegakkan kehidupan kita atas dasar ini. Pada setiap langkah kita membutuhkan anugerah ilahi-Nya, anugerah untuk menolong kita hidup secara jujur dengan sesama kita dan anugerah untuk beribadah serta melayani Dia dengan cara yang berkenan. Kita harus hati-hati untuk tidak menghakimi orang lain dalam soal ini, kecuali dalam kasus-kasus di mana kita mengetahui bahwa suatu kesalahan jelas telah terjadi. Penjelasan pasti atas pertanyaan ini bergantung pada apa yang kita maksud dengan kata "diabdikan." Banyak orang Kristen yang menganggap bahwa sementara mereka ingin melayani Allah, ada kurban dan pelayanan tertentu begitu sulit sehingga mereka menghindari penyerahan hidup yang sepenuhnya ini. Walaupun Allah sangat keras dalam kasus-kasus seperti itu, Dia juga sangat lembut dan sabar. Dia mau menerima pelayanan dan persembahan kita, dengan harapan kita akan segera dipimpin untuk menyerahkan hidup sepenuhnya. Ayat yang dikutip tadi tidak berkaitan dengan fase ini dalam kehidupan kristiani, kecuali sejauh ia berkaitan dengan membereskan kesalahan yang telah kita lakukan terhadap orang lain. Dalam hal ini tidak boleh ada penundaan. Seharusnya tidak boleh ada penundaan apa pun kalau orang dengan sukacita mau menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah, sebab penyerahan demikian akan membawa kita pada kepenuhan kuasa-Nya dan menempatkan kita dalam jalur keberkatan-Nya yang melimpah.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA