Jika "setiap orang yang meminta, menerima" menurut Matius 7:8, bagaimana Allah bertindak jika dua orang Kristen atau lebih meminta hal yang sama?
Ada kasus-kasus di mana jelas mustahil jika masing-masing dari dua orang Kristen itu mendapatkan obyek sama yang mereka minta dalam doa. Kedudukan tertentu mungkin lowong, dan dua pria Kristen masing-masing mungkin berdoa untuk memperolehnya; atau sebuah hadiah bisa disediakan, sementara dua orang pelajar Kristen berdoa untuk itu. Atau, seperti yang seringkali terjadi dua pria yang saleh mencintai seorang wanita yang sama, dan mereka masing-masing berdoa agar berhasil merebut hati si wanita. Dalam kasus seperti itu Allah tidak mungkin menjawab doa yang satu tanpa mengabaikan untuk mengabulkan yang lain. Ini semua merupakan penjelasan dari prinsip umum yang sama yang diilustrasikan Tuhan dalam kasus "duri dalam daging" yang dihadapi Paulus (II Kor. 12:7). Doa Paulus dijawab, tetapi bukan seperti yang diminta. Dia meminta dilepaskan dari duri itu, sebaliknya yang dia terima ialah janji tentang karunia yang berlimpah-limpah. Demikian pula dalam semua kasus di mana Allah harus menolak jawaban harfiah atas satu doa, jika orang tersebut tunduk dan penuh penyerahan, Dia akan membereskan kekecewaan itu dengan menganugerahkan berkat langsung serta pribadi, dan bahkan seringkali merupakan pemberian materi yang lebih baik daripada yang diminta oleh seseorang. Lagi-lagi, dalam kasus dua orang Kristen yang berdoa untuk satu obyek yang sama, kemungkinan hanya seorang yang memiliki iman yang berkemenangan. Semua ajaran Alkitab tentang doa harus dikumpulkan bersama untuk mempelajari tahap apa pun dari doa. Kita harus meminta "menurut kehendak-Nya" dan "dengan iman." Allah tidak akan memberikan kepada dua dari anak-anak-Nya jaminan bahwa masing-masing pasti menerima satu obyek tertentu, atau pun dua-duanya akan mencapai iman berkemenangan. Ini adalah pesan dari paragraf yang dikutip, peringatan terhadap doa untuk memuaskan kepentingan diri sendiri. Ketika kita berdoa meminta sesuatu obyek kita harus bertanya pada diri sendiri apakah pengabulan atau penolakan atas doa tersebut berarti orang lain akan kehilangan obyek tersebut.
Artikel yang terkait dengan Matius: