Apakah hasrat akan hidup kekal adalah bersifat universal, ataukah kita harus menganggap hasrat itu sebagai sesuatu yang menarik bagi orang-orang yang hatinya dicerahi dan yang rohani?
Kepercayaan pada hidup kekal dan hasrat untuk mendapatkannya berlaku di seluruh dunia. Namun, ketika kita melihat sekeliling kita dan mengetahui bahwa mayoritas umat manusia memusatkan kasih sayang pada hal-hal materi, maka kita mungkin sekali ragu-ragu apakah masalah kehidupan yang akan datang mendapat prioritas perhatian sebagaimana mestinya. Ada tiga kelompok, yakni: Kelompok pertama, adalah orang-orang yang benar-benar merindukan hidup kekal dan mencoba, dengan pertolongan ilahi, membentuk kehidupan mereka sesuai dengannya. Kelompok kedua, adalah orang-orang yang menghindar dari masalah besar itu. Kelompok ketiga, orang-orang yang kelihatannya tidak pernah memikirkan hal itu. Kelompok yang terakhir ini ialah yang paling banyak. Apa yang mereka dengarkan tentang pokok hidup kekal kelihatannya tidak berkesan pada mereka. Kristus datang untuk menyoroti hidup dan keabadian, tetapi tidak ada bukti lahiriah bahwa akal budi yang gelap ini telah mendengar dan mengerti pesan itu. Hasrat untuk mengejar kekayaan, kesenangan, kemewahan, dan nafsu yang jahat, demikian juga hadiah-hadiah yang ditawarkan oleh dunia sangat fatal bagi perkembangan rohani. Namun, orang-orang seperti itu, setelah dibangunkan sama sekali, sering menjadi orang Kristen yang sangat bersemangat dan berbagai daya tarik dunia bagi mereka tampak tidak berarti dibanding dengan kehidupan yang akan datang.
Artikel yang terkait dengan Matius: