Apakah ingatan tentang keadaan di dunia tetap berlanjut setelah kematian?

Dalam Perumpamaan Orang Kaya dan Lazarus (Luk. 16:27, 28) ditunjukkan secara jelas bahwa ingatan tentang keadaan di dunia berlanjut setelah kematian. Ini dikarenakan jiwa yang sudah terbebas dari hambatan-hambatan duniawi dapat melihat secara jelas melalui ruang waktu. Kematian hanya suatu selubung tembus pandang bagi mereka yang ada di dunia lain untuk melihat hal-hal yang ada di sini, di dunia. Melalui dua ayat yang berbeda (I Kor. 13:12 dan II Kor. 3:18) Paulus menggunakan bahasa kiasan untuk menyampaikan gagasan bahwa keadaan kita yang fana menjadi halangan untuk melihat perkara-perkara rohani - suatu selubung. Kematian adalah penanggalan bungkusan tubuh yang fana. Ketika orang beriman mendekati akhir kehidupannya, genggamannya pada hal-hal material menjadi lebih lemah dan persepsi atau pandangan rohaninya bertambah jelas. Jiwa seperti itu sedang bersiap-siap melepaskan lingkungan materi, jiwa sedang memasak untuk melepaskan materi - penanggalan kemah tubuh (II Ptr. 1:13, 14; II Kor. 5:1). Ketika akhir dari perjalanan itu sudah kelihatan, mata rohani mampu melihat dan mengerti banyak hal yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Kita mempunyai bukti dari Alkitab, yang menguatkan bahwa orang-orang yang berada di dunia lain (sudah mati) mengetahui apa yang terjadi di sini. Ayat di Ibrani 12:1 memberi tahu bahwa kita dikelilingi oleh "banyak saksi, bagaikan awan." Seluruh penghuni surga sedang melihat dan memperhatikan perjuangan kita di sini, walaupun mata kita masih tertahan. Ada teks-teks lain dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa mereka yang telah melewati "selubung" bukannya tidak acuh terhadap kita yang ditinggalkan (lih. Luk. 16:19-25).




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #03: Coba gunakan operator (AND, OR, NOT, ALL, ANY) untuk menyaring pencarian Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA