Statistik	24 pasal, 695 ayat, 20.612 kata
Penulis	Tidak dikenal
Tema	Pemerintahan Daud; Yakinlah bahwa dosa pasti bawa akibat.
Waktu	Akhir abad ke-10 SM
Tempat	Kanaan (termasuk Hebron, Yerusalem)
Kata Kunci	Kerajaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi kita yang terpercaya

Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).

1. I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
   (2Sam 1:1-10:19)
   
1. A. Keberhasilan Politik Daud
   (2Sam 1:1-5:25)
   
1. 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
   (2Sam 1:1-27)
   
2. 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
   (2Sam 2:1-4:12)
   
3. 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
   (2Sam 5:1-5)
   
4. 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
   (2Sam 5:6-10)
   
5. 5. Daud Meluaskan Kerajaan
   (2Sam 5:11-25)
   
2. B. Keberhasilan Rohani Daud
   (2Sam 6:1-7:29)
   
1. 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
   (2Sam 6:1-23)
   
2. 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
   (2Sam 7:1-3)
   
3. 3. Perjanjian Allah dengan Daud
   (2Sam 7:4-17)
   
4. 4. Tanggapan Daud
   (2Sam 7:18-29)
   
3. C. Keberhasilan Militer Daud
   (2Sam 8:1-10:19)
   
1. 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
   dan Edom (2Sam 8:1-12)
   
2. 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
   (2Sam 8:13-9:13)
   
3. 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
   (2Sam 10:1-19)
   
2. II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
   (2Sam 11:1-12:14)
   
1. A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
   (2Sam 11:1-5)
   
2. B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
   (2Sam 11:6-27)
   
3. C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
   (2Sam 12:1-14)
   
3. III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
   (2Sam 12:15-20:26)
   
1. A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
   (2Sam 12:15-15:6)
   
1. 1. Kematian Anak Perzinaannya
   (2Sam 12:15-25)
   
2. 2. Kesetiaan Yoab
   (2Sam 12:26-31)
   
3. 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
   (2Sam 13:1-20)
   
4. 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
   (2Sam 13:21-36)
   
5. 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
   (2Sam 13:37-15:6)
   
2. B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
   (2Sam 15:7-20:26)
   
1. 1. Pemberontakan Absalom
   (2Sam 15:7-12)
   
2. 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
   (2Sam 15:13-16:14)
   
3. 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
   (2Sam 16:15-17:29)
   
4. 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
   (2Sam 18:1-32)
   
5. 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
   (2Sam 18:33-19:8)
   
6. 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
   (2Sam 19:9-43)
   
7. 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
   (2Sam 20:1-26)
   
4. IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
   (2Sam 21:1-24:25)
   
1. A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
   (2Sam 21:1-14)
   
2. B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
   (2Sam 21:15-22)
   
3. C. Mazmur Pujian Daud
   (2Sam 22:1-51)
   
4. D. Kata-Kata Terakhir Daud
   (2Sam 23:1-7)
   
5. E. Orang-Orang Perkasa Daud
   (2Sam 23:8-39)
   
6. F. Sensus Daud dan Tulah Allah
   (2Sam 24:1-17)
   
7. G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
   (2Sam 24:18-25) 
   

2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).

1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.

2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.

3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).

Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud

1. (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
2. (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
3. (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).

Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).

Lima ciri utama menandai 2 Samuel.

1. (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
2. (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
3. (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
4. (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
5. (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.

Uza dibunuh

Daud berusaha untuk membawa tabut Allah ke Yerusalem.

6:1 Daud mengangkut Tabut Allah dari Baale-Yehuda menggunakan sebuah kereta yang baru.
6:6 Uza dibunuh di Peres-Uza.
6:9 TUHAN memberkati Obed-Edom karena tabut itu.
6:12 for which Michal despises him. Daud membawa tabut Allah ke Sion dengan persembahan korban, dan menari-nari di depannya; (karena hal tersebut Mikhal mengina Daud)
6:17 Dia menaruhnya di dalam kemah dan bersuka ria serta mengadakan perayaan yang besar.
6:20 Mikhal, yang menegur Daud atas sukacita ilahinya, tidak mendapat anak sampai hari matinya.

Tabut dipindahkan ke Yerusalem (6:1-23)

Allah, Daud, Mikhal, Uza, Obed-Edom, Abinadab.

Abinadab, Ahyo, Allah, Baale-Yehuda, Daud, Gat, Israel, kota Daud, Mikhal, Nakhon, Obed-Edom, Peres-Uza, Saul, TUHAN, Uza

Allah akan menyelesaikan pekerjaan-Nya dengan cara-Nya dan tidak bisa memberkati kita jika kita melakukannya dengan prinsip yang salah. Kita perlu mencari petunjuk-Nya terus-menerus agar kita tidak melakukan hal yang baik dengan cara yang salah.

Petunjuk yang cermat telah diberikan mengenai bagaimana tabut Allah harus dibawa. Ul 4:1-16. Daud meniru metode Filistin. 1 Sam 6:7, 8. Kita tidak bisa mengharapkan berkat Allah jika kita melakukan metode penyembah berhala/kafir dalam mengerjakan pekerjaan gereja Kristus.

Dalam pasal 6 dari Kitab 2 Samuel, Daud mengumpulkan orang-orang pilihan Israel untuk mengangkut Tabut Allah ke kota Daud. Namun, ketika mereka sampai di tempat pengirikan Nakhon, Uza memegang Tabut Allah secara tidak sengaja dan Allah membunuhnya karena kecerobohannya. Hal ini membuat Daud takut dan ia memindahkan Tabut Allah ke rumah Obed-Edom. Setelah tiga bulan, Daud mendengar bahwa Obed-Edom dan keluarganya diberkati oleh TUHAN karena Tabut Allah itu, sehingga Daud dengan sukacita mengangkut Tabut Allah ke kota Daud. Daud menari-nari dan mempersembahkan kurban di hadapan TUHAN, tetapi istrinya, Mikhal, mengejeknya. Daud menjelaskan bahwa ia menari-nari untuk TUHAN dan bahwa ia akan merendahkan dirinya lebih lagi. Pasal ini berakhir dengan mencatat bahwa Mikhal tidak mempunyai anak sampai kematiannya.

Latar belakang dari pasal ke-6 dari Kitab 2 Samuel adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi setelah Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Daud telah memindahkan ibu kota dari Hebron ke Yerusalem dan membangun istana untuk dirinya sendiri. Dalam pasal ini, Daud berencana untuk membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem, yang merupakan lambang kehadiran Allah di antara umat Israel.

Konteks Budaya:
Tabut Perjanjian adalah peti kayu yang berisi loh batu dengan Sepuluh Perintah Allah dan merupakan tempat Allah bersemayam di antara umat Israel. Tabut ini sangat dihormati dan dianggap suci oleh umat Israel. Dalam budaya Israel kuno, membawa Tabut Perjanjian ke suatu tempat dianggap sebagai tindakan yang sangat penting dan sakral.

Konteks Literatur:
Kitab 2 Samuel adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan kehidupan dan pemerintahan Daud sebagai raja Israel.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Daud telah mengalami banyak kemenangan dan kesuksesan sebagai raja. Namun, dalam pasal ini, Daud mengalami kegagalan dan hukuman dari Allah karena tidak menghormati kekudusan Tabut Perjanjian dengan benar. Hal ini mengajarkan pentingnya menghormati dan mematuhi perintah-perintah Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Daud telah memutuskan untuk membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Namun, dalam perjalanan, Tabut tersebut digoyang oleh Uzza, salah satu orang yang membawa Tabut tersebut, dan Uzza mati karena melanggar perintah Allah. Hal ini membuat Daud takut dan ia memutuskan untuk tidak membawa Tabut tersebut ke Yerusalem. Tabut Perjanjian kemudian ditempatkan di rumah Obed-Edom selama tiga bulan.

Demikianlah latar belakang dari pasal ke-6 dari Kitab 2 Samuel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 2 Samuel pasal 6:

1. Pengangkatan Tabut Allah oleh Daud (ayat 1-4)
- Daud mengumpulkan orang pilihan Israel untuk mengangkut Tabut Allah (2 Samuel 6:1)
- Tabut Allah diangkat ke dalam kereta baru (2 Samuel 6:3)

2. Kematian Uza karena kecerobohan (ayat 5-7)
- Uza memegang Tabut Allah karena sapi-sapi terpeleset (2 Samuel 6:6)
- Allah membunuh Uza karena kecerobohannya (2 Samuel 6:7)

3. Tabut Allah tinggal di rumah Obed-Edom (ayat 8-11)
- Daud tidak mau memindahkan Tabut Allah ke kota Daud karena takut (2 Samuel 6:9)
- Tabut Allah tinggal di rumah Obed-Edom dan TUHAN memberkati Obed-Edom (2 Samuel 6:11)

4. Daud mengangkut Tabut Allah dengan sukacita (ayat 12-15)
- Daud mengangkut Tabut Allah dengan sukacita dan mempersembahkan kurban (2 Samuel 6:12-13)
- Daud menari-nari di hadapan TUHAN (2 Samuel 6:14)

5. Mikhal merendahkan Daud (ayat 16-23)
- Mikhal melihat Daud menari-nari dan merendahkannya (2 Samuel 6:16)
- Daud menjawab Mikhal dan menyatakan bahwa dia menari-nari di hadapan TUHAN (2 Samuel 6:21-22)

6. Mikhal tidak mempunyai anak sampai kematiannya (ayat 23)
- Mikhal tidak mempunyai anak sampai kematiannya (2 Samuel 6:23)

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Daud: Raja Israel pada waktu itu.
- Orang-orang pilihan di antara orang Israel: Daud mengumpulkan tiga puluh ribu orang pilihan untuk mengangkut Tabut Allah.
- Baale-Yehuda: Tempat di mana Tabut Allah berada sebelum diangkut oleh Daud.
- TUHAN semesta alam: Nama yang digunakan untuk menyebut Tabut Allah yang bertakhta di atas kerubim.
- Abinadab: Pemilik rumah di atas bukit di mana Tabut Allah disimpan sebelum diangkut.
- Uza: Anak Abinadab yang mengantar kereta baru yang membawa Tabut Allah.
- Ahyo: Anak Abinadab yang juga mengantar kereta baru yang membawa Tabut Allah.
- Nakhon: Tempat pengirikan di mana sapi-sapi yang menarik kereta terpeleset.
- Obed-Edom: Orang Gat yang rumahnya menjadi tempat tinggal Tabut Allah selama tiga bulan.
- Mikhal: Anak perempuan Saul, istri Daud.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Baale-Yehuda: Tempat di mana Tabut Allah berada sebelum diangkut oleh Daud.
- Rumah Abinadab: Tempat di atas bukit di mana Tabut Allah disimpan sebelum diangkut.
- Tempat pengirikan Nakhon: Tempat di mana sapi-sapi yang menarik kereta terpeleset.
- Kota Daud: Tempat di mana Tabut Allah akhirnya dibawa dan ditempatkan di dalam tenda yang dibentangkan oleh Daud.

Kata kunci dalam Kitab 2 Samuel pasal 6 adalah:

1. Daud: Raja Israel yang mengumpulkan orang pilihan untuk mengangkut Tabut Allah.
2. Tabut Allah: Tabut yang berisi perjanjian Allah dengan umat Israel.
3. Uza: Anak Abinadab yang memegang Tabut Allah dan mati karena kecerobohannya.
4. Obed-Edom: Orang yang rumahnya menjadi tempat tinggal sementara Tabut Allah setelah kematian Uza.
5. Mikhal: Anak perempuan Saul yang melihat Daud menari-nari dan merendahkannya.
6. Kurban bakaran dan pendamaian: Persembahan yang dipersembahkan oleh Daud di hadapan TUHAN.
7. Roti bundar, daging, dan kue kismis: Makanan yang dibagikan oleh Daud kepada seluruh bangsa Israel.
8. Raja Israel: Gelar yang diberikan kepada Daud oleh Mikhal.
9. Pilihan Allah: Daud dipilih oleh Allah menjadi raja atas umat Israel.
10. Anak: Mikhal tidak mempunyai anak sampai kematiannya.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini tentang pentingnya menghormati kekudusan Allah?
2. Bagaimana reaksi Daud terhadap kematian Uza? Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi ini?
3. Mengapa Daud merasa takut dan tidak mau memindahkan tabut TUHAN ke kota Daud setelah kejadian dengan Uza? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Daud ini?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa Daud memilih untuk mengangkut tabut TUHAN dengan cara yang tidak sesuai dengan perintah Allah? Apa yang dapat kita pelajari dari kesalahan ini?
2. Mengapa Mikhal, anak perempuan Saul, merendahkan Daud karena tarian dan perayaan yang dilakukannya? Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi Mikhal ini?
3. Bagaimana sikap Daud dalam menghadapi kritik dan penghinaan dari Mikhal? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Daud ini?

Hal menarik terkait Kitab 2 Samuel pasal 6:
1. Dalam kisah ini, kita melihat pentingnya menghormati kekudusan Allah dan mengikuti perintah-Nya dengan sungguh-sungguh.
2. Daud menunjukkan kegembiraan dan kebebasan dalam menyembah Allah, meskipun mendapat kritik dari orang lain.
3. Kematian Uza menjadi peringatan bagi kita untuk tidak meremehkan kekudusan Allah dan menghormati-Nya dengan sungguh-sungguh.
4. Daud mengalami perubahan sikap setelah kejadian dengan Uza, menunjukkan rasa takut dan kehormatan yang lebih besar terhadap Allah.
5. Kisah ini juga mengajarkan pentingnya menerima kritik dengan bijaksana dan tetap setia kepada Allah meskipun dihina oleh orang lain.

Dari pasal 6 Kitab 2 Samuel, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menghormati kekudusan Allah: Dalam pasal ini, Daud dan seluruh kaum Israel menunjukkan penghormatan mereka terhadap kekudusan Allah dengan menari-nari dan memainkan alat musik di hadapan Tabut Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati kekudusan Allah dalam ibadah kita dan memberikan yang terbaik bagi-Nya.

2. Kecerdasan dalam beribadah: Ketika Tabut Allah akan dipindahkan, Uza mengulurkan tangannya untuk menahan tabut ketika sapi-sapi yang mengangkutnya terpeleset. Namun, karena kecerobohannya, Uza dihukum oleh Allah. Hal ini mengingatkan kita untuk beribadah dengan penuh kecerdasan dan ketaatan, menghormati perintah-perintah Allah.

3. Rendah hati di hadapan Allah: Daud menunjukkan sikap rendah hati dan ketaatan kepada Allah dengan tidak memindahkan Tabut Allah ke kota Daud setelah kejadian dengan Uza. Ia memindahkannya ke rumah Obed-Edom dan menghormati kehendak Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan taat kepada Allah dalam segala hal.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahakudus, kami bersyukur atas kekudusan-Mu yang sempurna. Ampunilah dosa-dosa dan kecerobohan kami dalam beribadah kepada-Mu. Ajarkanlah kami untuk menghormati kekudusan-Mu dengan memberikan yang terbaik bagi-Mu. Berikanlah kami kecerdasan dan ketaatan dalam beribadah kepada-Mu. Bantulah kami untuk selalu rendah hati dan taat kepada-Mu dalam segala hal. Terima kasih atas kasih dan kemurahan-Mu yang tak terhingga. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.