Pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh menceritakan tentang raja Manasye yang memerintah di Yerusalem selama 55 tahun. Ia mulai pemerintahannya dengan melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan, termasuk mendirikan tempat-tempat penyembahan berhala dan mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban. Meskipun Tuhan telah memperingatkan dia dan rakyatnya, mereka tidak menghiraukannya. Akibatnya, Tuhan mengizinkan raja Asyur menangkap Manasye dan membawanya ke Babel. Dalam keadaan terdesak, Manasye merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, yang kemudian mengabulkan doanya dan mengembalikannya ke Yerusalem.

Setelah kembali, Manasye memperbaiki kesalahan-kesalahannya dengan menghapuskan berhala-berhala dan mendirikan kembali mezbah Tuhan, meskipun rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan. Setelah kematian Manasye, anaknya Amon menjadi raja dan melanjutkan perbuatan jahat ayahnya, tetapi tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan. Akhirnya, Amon dibunuh oleh pegawainya, dan rakyat mengangkat Yosia, anak Amon, sebagai raja yang baru.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari pasal 33 Kitab 2 Tawarikh:

Latar Belakang Pasal 33

1. Konteks Historis: Pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh berbicara tentang raja Manasye, yang memerintah Kerajaan Yehuda. Manasye adalah salah satu raja yang paling kontroversial, karena ia dikenal melakukan banyak kejahatan dan penyembahan berhala, termasuk mempersembahkan anaknya sebagai korban. Ia memerintah selama 55 tahun, yang merupakan salah satu masa pemerintahan terlama di Yehuda.

2. Konteks Budaya: Pada masa itu, budaya di sekitar Yehuda sangat dipengaruhi oleh praktik penyembahan dewa-dewa asing, seperti Baal dan Asherah. Manasye terpengaruh oleh budaya ini dan mengadopsi banyak praktik pagan, yang menyebabkan kerusakan spiritual di kalangan rakyat Yehuda.

3. Konteks Literatur: Kitab 2 Tawarikh ditulis dengan tujuan untuk memberikan catatan sejarah yang menekankan pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan pemulihan spiritual. Penulis Tawarikh sering kali membandingkan raja-raja yang setia kepada Tuhan dengan yang tidak setia, dan Manasye adalah contoh yang jelas dari raja yang menyimpang.

4. Konteks Teologis: Teologis, pasal ini menunjukkan tema pengampunan dan pemulihan. Setelah Manasye mengalami hukuman karena dosa-dosanya, ia bertobat dan kembali kepada Tuhan. Ini menekankan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika seseorang benar-benar bertobat.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 33, pasal 32 menggambarkan pemerintahan raja Hizkia, yang dikenal sebagai raja yang setia kepada Tuhan. Hizkia melakukan banyak reformasi religius dan berusaha untuk mengembalikan penyembahan kepada Tuhan. Kontras antara Hizkia dan Manasye sangat mencolok, di mana Hizkia berusaha untuk memulihkan iman, sementara Manasye menghancurkan banyak dari apa yang telah dibangun oleh Hizkia.

Dengan memahami konteks ini, pembaca dapat melihat betapa pentingnya tema pertobatan dan pengampunan dalam narasi Kitab 2 Tawarikh, serta dampak dari kepemimpinan yang baik dan buruk dalam sejarah Israel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 33 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Pemerintahan Manasye
  Manasye menjadi raja pada usia dua belas tahun dan memerintah selama lima puluh lima tahun, melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan. (2 Tawarikh 33:1-2)

• Penyembahan Berhala
  Manasye mendirikan mezbah untuk Baal dan patung-patung Asyera, serta beribadah kepada tentara langit, yang merupakan tindakan yang sangat jahat di hadapan Tuhan. (2 Tawarikh 33:3-5)

• Pengorbanan Anak
  Manasye mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api, yang menunjukkan tingkat penyimpangan dari ajaran Tuhan. (2 Tawarikh 33:6)

• Peringatan Tuhan
  Tuhan mengirimkan peringatan kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya, yang mengakibatkan hukuman dari Tuhan. (2 Tawarikh 33:10)

• Penangkapan dan Pertobatan Manasye
  Setelah ditangkap oleh raja Asyur, Manasye merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, yang kemudian mengabulkan doanya dan memulihkannya sebagai raja. (2 Tawarikh 33:11-13)

• Reformasi Keagamaan
  Setelah kembali, Manasye menghapuskan berhala dan mezbah asing, serta mengembalikan ibadah kepada Tuhan di Yerusalem. (2 Tawarikh 33:15-16)

• Penerusan Penyembahan
  Meskipun Manasye melakukan reformasi, rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, tetapi hanya kepada Tuhan. (2 Tawarikh 33:17)

• Akhir Hidup Manasye
  Manasye meninggal dan dikuburkan di istananya, dan anaknya Amon menggantikannya sebagai raja. (2 Tawarikh 33:20)

• Pemerintahan Amon
  Amon, yang menggantikan Manasye, melakukan kejahatan yang sama dan tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan, yang mengarah pada kematiannya. (2 Tawarikh 33:21-23)

• Kematian Amon dan Pengangkatan Yosia
  Amon dibunuh oleh pegawainya, dan rakyat mengangkat Yosia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (2 Tawarikh 33:24-25)

Nama Orang

• Manasye: Raja yang memerintah di Yerusalem selama 55 tahun dan melakukan kejahatan di mata Tuhan.
• Hizkia: Ayah Manasye, yang sebelumnya merobohkan bukit-bukit pengorbanan.
• Amon: Anak Manasye yang menggantikan posisinya sebagai raja dan juga melakukan kejahatan.
• Yosia: Anak Amon yang diangkat menjadi raja setelah Amon dibunuh.

Nama Lokasi

• Yerusalem: Kota tempat Manasye dan Amon memerintah sebagai raja.
• Lebak Ben-Hinom: Tempat di mana Manasye mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban.
• Babel: Tempat di mana Manasye dibawa setelah ditangkap oleh raja Asyur.
• Kota Daud: Lokasi di mana Manasye mendirikan tembok luar.
• Ofel: Daerah yang dikelilingi oleh tembok yang dibangun oleh Manasye.
• Pintu Gerbang Ikan: Salah satu lokasi yang disebutkan dalam konteks pembangunan tembok oleh Manasye.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab "2 Tawarikh" pasal "33":

1. Manasye

   • Raja Yehuda yang memerintah selama 55 tahun dan melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan.

2. Jahat di mata TUHAN

   • Tindakan Manasye yang melanggar perintah Tuhan dan mengikuti praktik-praktik penyembahan berhala.

3. Bukit-bukit pengorbanan

   • Tempat ibadah yang didirikan kembali oleh Manasye setelah dihancurkan oleh ayahnya, Hizkia.

4. Mezbah untuk Baal dan Asyera

   • Manasye membangun mezbah untuk dewa-dewa asing, menunjukkan penyimpangan dari penyembahan kepada Tuhan.

5. Korban anak

   • Praktik keji yang dilakukan Manasye dengan mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban.

6. Ramalan dan sihir

   • Manasye terlibat dalam praktik-praktik okultisme yang dilarang oleh Tuhan.

7. Peringatan Tuhan

   • Tuhan mengirimkan peringatan kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya.

8. Penangkapan oleh Asyur

   • Manasye ditangkap oleh raja Asyur dan dibawa ke Babel sebagai hukuman atas kejahatannya.

9. Pertobatan

   • Dalam keadaan terdesak, Manasye merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, yang kemudian mengabulkan doanya.

10. Pemulihan

    • Tuhan mengembalikan Manasye ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja.

11. Reformasi keagamaan

    • Setelah kembali, Manasye menghapuskan penyembahan berhala dan memperbaiki ibadah kepada Tuhan.

12. Amon

    • Anak Manasye yang menggantikan dia sebagai raja, melanjutkan kejahatan ayahnya.

13. Pembunuhan Amon

    • Amon dibunuh oleh pegawai-pegawainya karena tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan.

14. Yosia

    • Anak Amon yang diangkat menjadi raja setelah kematian Amon, menunjukkan transisi kepemimpinan.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dari pasal ini, yaitu kejahatan, pertobatan, dan reformasi dalam konteks pemerintahan raja-raja Yehuda.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab 2 Tawarikh pasal 33:

Pertanyaan Refleksi

1. Pentingnya Pertobatan: Apa yang dapat kita pelajari dari proses pertobatan Manasye setelah ia ditangkap dan dibawa ke Babel? Bagaimana hal ini menginspirasi kita untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dalam situasi sulit?

2. Dampak Kepemimpinan: Bagaimana tindakan Manasye sebagai raja mempengaruhi rakyat Yehuda dan Yerusalem? Apa yang bisa kita ambil dari tanggung jawab seorang pemimpin dalam konteks iman dan moral?

3. Kesetiaan kepada Tuhan: Dalam pasal ini, kita melihat bahwa meskipun Manasye melakukan banyak kejahatan, Tuhan tetap mendengarkan doanya. Apa makna dari kasih dan kesetiaan Tuhan dalam hidup kita, bahkan ketika kita jatuh dalam dosa?

4. Perbandingan dengan Amon: Mengapa Amon, anak Manasye, tidak mengikuti jejak pertobatan ayahnya? Apa yang bisa kita pelajari tentang pengaruh lingkungan dan pendidikan dalam membentuk iman seseorang?

Pertanyaan Diskusi

1. Praktik Penyembahan: Mengapa Manasye merasa perlu untuk mendirikan mezbah bagi dewa-dewa asing di rumah Tuhan? Apa yang bisa kita diskusikan tentang bagaimana praktik penyembahan dapat terdistorsi dalam konteks modern?

2. Peran Para Pelihat: Dalam pasal ini, disebutkan bahwa ada pelihat yang berbicara kepada Manasye. Apa peran para pelihat dalam konteks Alkitab, dan bagaimana kita bisa memahami suara Tuhan dalam hidup kita saat ini?

3. Tindakan Rakyat: Setelah kematian Amon, rakyat Yehuda mengangkat Yosia sebagai raja. Apa yang bisa kita pelajari tentang peran rakyat dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan kehendak Tuhan?

4. Kesalahan dan Pengampunan: Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip pengampunan yang terlihat dalam kisah Manasye dalam hubungan kita dengan orang lain? Apakah ada contoh dalam hidup kita di mana kita perlu mengampuni atau meminta pengampunan?

Hal-Hal Menarik

• Sejarah dan Konteks: Manasye adalah salah satu raja yang paling kontroversial dalam sejarah Israel. Diskusikan bagaimana latar belakang sejarah dan budaya pada masa itu mempengaruhi tindakan dan keputusan raja-raja seperti Manasye.

• Simbolisme Tembok: Tembok yang dibangun oleh Manasye setelah pertobatannya bisa dilihat sebagai simbol perlindungan dan pemulihan. Apa makna tembok ini dalam konteks spiritual kita saat ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan isi dari Kitab 2 Tawarikh pasal 33!

Pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh memberikan banyak pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari dan terapkan:

Pelajaran yang Dapat Dipetik

1. Pentingnya Pertobatan:

   • Manasye, meskipun melakukan banyak kejahatan, akhirnya bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika kita benar-benar bertobat dan kembali kepada Tuhan.

2. Dampak Kepemimpinan:

   • Manasye dan Amon menunjukkan bagaimana tindakan seorang pemimpin dapat mempengaruhi banyak orang. Sebagai pemimpin, baik dalam keluarga, komunitas, atau tempat kerja, kita harus berusaha untuk memimpin dengan integritas dan kebaikan.

3. Pentingnya Ibadah yang Benar:

   • Manasye awalnya menyembah berhala, tetapi setelah pertobatan, ia kembali kepada ibadah yang benar kepada Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk selalu memeriksa cara kita beribadah dan memastikan bahwa kita menyembah Tuhan dengan cara yang sesuai dengan firman-Nya.

4. Konsekuensi dari Dosa:

   • Manasye mengalami konsekuensi dari dosa-dosanya, termasuk penawanan oleh raja Asyur. Ini mengingatkan kita bahwa tindakan kita memiliki konsekuensi, dan kita harus bertanggung jawab atas pilihan yang kita buat.

5. Kasih dan Pengampunan Tuhan:

   • Meskipun Manasye telah melakukan banyak kejahatan, Tuhan mendengarkan doanya dan mengembalikannya ke Yerusalem. Ini menunjukkan betapa besar kasih dan pengampunan Tuhan bagi mereka yang dengan tulus kembali kepada-Nya.

Doa Terkait Pasal 33

1. Doa Pertobatan: "Ya Tuhan, aku datang kepada-Mu dengan hati yang penuh penyesalan atas segala dosa dan kesalahanku. Seperti Manasye, aku ingin merendahkan diri di hadapan-Mu dan memohon pengampunan. Ampunilah aku, ya Tuhan, dan bimbinglah aku untuk hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin."

2. Doa untuk Pemimpin: "Tuhan, aku berdoa untuk para pemimpin di sekitarku, baik di keluarga, komunitas, maupun negara. Berikanlah mereka hikmat dan keberanian untuk memimpin dengan integritas dan kebaikan. Semoga mereka selalu mencari wajah-Mu dalam setiap keputusan yang mereka ambil. Amin."

3. Doa untuk Ibadah yang Benar: "Ya Tuhan, ajarilah aku untuk beribadah kepada-Mu dengan cara yang benar. Jauhkanlah aku dari segala bentuk penyembahan yang tidak sesuai dengan firman-Mu. Biarlah hidupku menjadi persembahan yang menyenangkan di hadapan-Mu. Amin."

4. Doa untuk Menghadapi Konsekuensi Dosa: "Tuhan, aku menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi konsekuensi dari kesalahanku dan bimbinglah aku untuk belajar dari setiap pengalaman. Amin."

5. Doa Syukur atas Kasih dan Pengampunan: "Terima kasih, Tuhan, atas kasih dan pengampunan-Mu yang tiada batas. Aku bersyukur karena Engkau selalu siap menerima aku kembali, tidak peduli seberapa jauh aku tersesat. Bantu aku untuk selalu mengingat kasih-Mu dan membagikannya kepada orang lain. Amin."

Semoga pelajaran dan doa-doa ini dapat membantu Anda dalam perjalanan iman dan kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab "2 Tawarikh" pasal 33:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang pemerintahan Raja Manasye, yang melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan, termasuk penyembahan berhala dan pengorbanan anak. Setelah ditangkap oleh raja Asyur, ia bertobat dan kembali kepada Tuhan, tetapi rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan. Pasal ini juga mencatat pemerintahan anaknya, Amon, yang melanjutkan kejahatan ayahnya dan akhirnya dibunuh oleh pegawainya.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Manasye: Raja Yehuda yang berumur dua belas tahun saat mulai memerintah dan memerintah selama lima puluh lima tahun.
  • Amon: Anak Manasye yang menjadi raja setelahnya, berumur dua puluh dua tahun saat mulai memerintah.
  • Tuhan: Yang berfirman dan berinteraksi dengan Manasye dan rakyatnya.
  • Raja Asyur: Yang menangkap Manasye dan membawanya ke Babel.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat di mana Manasye dan Amon memerintah.
  • Lebak Ben-Hinom: Tempat di mana Manasye mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban.
  • Babel: Tempat di mana Manasye ditangkap dan dibawa.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Manasye mulai memerintah pada usia dua belas tahun dan memerintah selama lima puluh lima tahun.
  • Amon menjadi raja setelah Manasye dan memerintah selama dua tahun.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Manasye melakukan kejahatan karena mengikuti praktik-praktik bangsa-bangsa lain yang diusir Tuhan.
  • Ia berusaha melunakkan hati Tuhan setelah ditangkap, menunjukkan penyesalan dan pertobatan.
  • Amon melanjutkan jalan ayahnya dan tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan, yang menyebabkan kejatuhannya.

6. How (Bagaimana)

• Proses:
  • Manasye membangun kembali tempat-tempat penyembahan berhala dan melakukan berbagai praktik jahat.
  • Setelah ditangkap, ia berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, yang kemudian mengabulkan doanya dan mengembalikannya ke Yerusalem.
  • Amon tidak mengikuti jejak pertobatan ayahnya dan akhirnya dibunuh oleh pegawainya.

7. How Much (Seberapa banyak)

• Durasi Pemerintahan:
  • Manasye memerintah selama 55 tahun.
  • Amon memerintah selama 2 tahun.

Analisis ini memberikan gambaran yang jelas tentang isi dan konteks dari 2 Tawarikh pasal 33, serta pelajaran yang dapat diambil dari kehidupan Raja Manasye dan Amon.

Pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh menceritakan tentang pemerintahan Raja Manasye di Yerusalem. Manasye melakukan banyak kejahatan di mata TUHAN dengan membangun kembali bukit-bukit pengurbanan, membangun mazbah-mazbah untuk para Baal, membuat patung-patung Dewi Asyera, dan menyembah tentara langit. Dia juga mempersembahkan anak-anaknya sendiri ke dalam perapian dan melakukan berbagai praktik sihir dan ramalan. Karena perbuatan jahatnya, TUHAN mengutus panglima-panglima tentara raja Asyur untuk menangkap Manasye dan membawanya ke Babel. Namun, ketika Manasye merendahkan diri dan berdoa kepada TUHAN, Allahnya, TUHAN mengabulkan permohonannya dan membawanya kembali ke Yerusalem. Setelah itu, Manasye memperbaiki tembok di sekitar kota, menghapuskan berhala-berhala dan mazbah-mazbah yang dibangunnya, dan membangun kembali mazbah TUHAN. Dia juga memerintahkan rakyat untuk beribadah kepada TUHAN. Riwayat Manasye dan pemerintahannya tertulis dalam kitab Sejarah Raja-Raja Israel. Setelah Manasye meninggal, anaknya Amon menjadi raja, tetapi dia juga melakukan kejahatan dan akhirnya dibunuh oleh pegawai-pegawainya. Rakyat kemudian mengangkat Yosia, anak Amon, menjadi raja.

Kitab 2 Tawarikh adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang termasuk dalam bagian Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli sejarah, dan berfungsi sebagai catatan sejarah Israel khususnya mengenai kerajaan Yehuda.

Pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh mengisahkan tentang pemerintahan raja Manasye, salah satu raja Yehuda yang paling jahat. Manasye melakukan banyak perbuatan jahat, termasuk membangun tempat penyembahan berhala di dalam Bait Allah dan melakukan praktik-praktik penyembahan berhala yang dilarang oleh Allah.

Sebelumnya, dalam pasal-pasal sebelumnya, Kitab 2 Tawarikh mencatat pemerintahan raja-raja Yehuda sejak raja Salomo hingga raja-raja terakhir sebelum kerajaan Yehuda jatuh ke tangan Babel. Kitab ini juga mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel, seperti pembangunan Bait Allah oleh Salomo dan pembuangan bangsa Israel ke Babel.

Dalam konteks historis, pasal 33 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Manasye sekitar abad ke-7 SM. Pada masa ini, Israel mengalami masa kegelapan rohani dan moral yang parah, di mana penyembahan berhala dan praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum Allah menjadi umum.

Dalam konteks budaya, praktik penyembahan berhala pada masa itu dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa sekitar Israel yang menyembah berhala-berhala dewa-dewa mereka. Raja Manasye terpengaruh oleh budaya ini dan memperkenalkan penyembahan berhala ke dalam agama Israel.

Dalam konteks literatur, Kitab 2 Tawarikh merupakan bagian dari narasi sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel. Kitab ini juga mengandung unsur-unsur teologis yang menekankan pentingnya setia kepada Allah dan konsekuensi dari meninggalkan hukum-Nya.

Secara teologis, pasal 33 ini menyoroti pentingnya taubat dan pertobatan. Meskipun Manasye melakukan banyak perbuatan jahat, ia akhirnya bertobat dan kembali kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan siap mengampuni orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.

Dengan demikian, latar belakang pasal 33 dari Kitab 2 Tawarikh mencakup konteks historis pada masa pemerintahan raja Manasye, pengaruh budaya penyembahan berhala, narasi sejarah dalam literatur Alkitab, dan pesan teologis tentang taubat dan pertobatan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 33:

1. Kehidupan dan pemerintahan Manasye (2 Tawarikh 33:1-9)
- Manasye menjadi raja pada usia dua belas tahun dan memerintah selama 55 tahun.
- Dia melakukan banyak kejahatan di mata TUHAN dengan membangun kembali bukit-bukit pengurbanan dan mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban.
- Dia juga melakukan ramalan, sihir, dan menyembah berhala.

2. Hukuman dan pertobatan Manasye (2 Tawarikh 33:10-13)
- TUHAN mengirim panglima-panglima tentara Asyur untuk menangkap Manasye dan membawanya ke Babel.
- Di tengah penderitaannya, Manasye merendahkan diri di hadapan TUHAN dan berdoa.
- TUHAN mengabulkan doanya dan membawanya kembali ke Yerusalem.

3. Perubahan hidup Manasye (2 Tawarikh 33:14-17)
- Setelah kembali ke Yerusalem, Manasye membangun tembok di sekitar kota dan menyingkirkan berhala-berhala serta mazbah-mazbah yang dia bangun.
- Dia membangun kembali mazbah TUHAN dan memerintahkan rakyat untuk beribadah kepada TUHAN.

4. Riwayat Manasye dan kematian (2 Tawarikh 33:18-20)
- Riwayat hidup Manasye, doanya, dan dosa-dosanya tertulis dalam kitab Sejarah Raja-Raja Israel.
- Manasye meninggal dan dikuburkan di istananya.

5. Pemerintahan Amon (2 Tawarikh 33:21-25)
- Amon menggantikan Manasye sebagai raja Yehuda.
- Dia melakukan kejahatan seperti ayahnya dan beribadah kepada berhala-berhala.
- Akhirnya, Amon dibunuh oleh pegawainya dan rakyat mengangkat Yosia sebagai raja.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang tercantum di sini hanya sebagai contoh dan tidak mencakup seluruh isi pasal 33.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Manasye: Raja Yehuda yang melakukan banyak kejahatan dan menyembah berhala.
- Hizkia: Ayah dari Manasye, seorang raja yang membangun kembali bukit-bukit pengurbanan.
- Baal: Dewa yang disembah oleh Manasye, dia membangun mazbah-mazbah untuk Baal.
- Dewi Asyera: Dewi yang disembah oleh Manasye, dia membuat patung-patung Dewi Asyera.
- Musa: Nabi yang menerima hukum, ketetapan, dan peraturan dari TUHAN.
- Daud: Raja Israel yang dipilih oleh TUHAN dan dijanjikan bahwa nama-Nya akan tinggal di bait Allah di Yerusalem.
- Salomo: Anak Daud yang juga dijanjikan oleh TUHAN bahwa nama-Nya akan tinggal di bait Allah di Yerusalem.
- Panglima-panglima tentara raja Asyur: Tentara Asyur yang ditugaskan oleh TUHAN untuk menangkap Manasye.
- Allah nenek moyangnya: TUHAN yang disembah oleh nenek moyang Manasye.
- Rakyat Yehuda dan penduduk Yerusalem: Orang-orang yang disesatkan oleh Manasye untuk berbuat jahat.
- Panglima-panglima pasukan: Panglima-panglima yang ditempatkan oleh Manasye di setiap kota berbenteng di Yehuda.
- Rakyat: Orang-orang yang masih mempersembahkan kurban di bukit-bukit pengurbanan.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Yerusalem: Kota di mana Manasye memerintah dan melakukan banyak kejahatan.
- Bait TUHAN: Tempat di mana Manasye membangun mazbah-mazbah dan patung-patung berhala.
- Lembah Ben-Hinom: Tempat di mana Manasye mempersembahkan anak-anaknya sendiri ke dalam perapian.
- Babel: Tempat di mana Manasye dibawa oleh panglima-panglima tentara raja Asyur.
- Kota Daud: Kota di luar Yerusalem di mana Manasye mendirikan tembok.
- Gihon: Sebuah sungai di sebelah barat Kota Daud.
- Pintu Gerbang Ikan: Salah satu pintu gerbang di Yerusalem.
- Ofel: Daerah di sekitar Kota Daud yang dikelilingi oleh tembok yang dibangun oleh Manasye.

Kata kunci dalam Kitab "2 Tawarikh" pasal 33 adalah sebagai berikut:

1. Manasye: Raja yang memerintah di Yerusalem selama 55 tahun dan melakukan banyak kejahatan di mata TUHAN.
2. Kejahatan: Tindakan-tindakan jahat yang dilakukan oleh Manasye, termasuk membangun kembali bukit-bukit pengurbanan, membangun mazbah-mazbah bagi para Baal, membuat patung-patung Dewi Asyera, dan menyembah tentara langit.
3. Mazbah: Tempat persembahan kurban yang dibangun oleh Manasye, termasuk di dalam bait TUHAN.
4. Anak-anaknya: Manasye mempersembahkan anak-anaknya sendiri ke dalam perapian di Lembah Ben-Hinom.
5. Penyembahan: Manasye melakukan berbagai praktik penyembahan yang dilarang oleh TUHAN, seperti ramalan, sihir, dan menghubungi arwah.
6. Murka TUHAN: Tindakan-tindakan jahat Manasye membangkitkan murka TUHAN.
7. Penangkapan: TUHAN mendatangkan panglima-panglima tentara raja Asyur untuk menangkap Manasye dan membawanya ke Babel.
8. Pertobatan: Setelah menderita, Manasye merendahkan diri di hadapan TUHAN, berdoa, dan TUHAN mengabulkan permohonannya.
9. Pembangunan kembali: Manasye mendirikan tembok di luar kota Daud dan membangun kembali mazbah TUHAN.
10. Amon: Anak Manasye yang menjadi raja setelah kematian ayahnya.
11. Kesalahan: Amon melakukan kesalahan yang sama dengan ayahnya, mempersembahkan kurban kepada patung-patung pahatan.
12. Pembunuhan: Amon dibunuh oleh pegawai-pegawainya dan rakyat negeri, karena mereka bersekongkol melawan raja.
13. Yosia: Anak Amon yang diangkat menjadi raja setelah kematian ayahnya.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Manasye tentang pentingnya setia kepada Allah?
2. Bagaimana pengalaman Manasye dengan hukuman Allah dan pertobatannya dapat menjadi teladan bagi kita?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari perbuatan jahat Manasye dan Amon tentang bahaya menyembah berhala dan mengabaikan perintah Allah?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa Manasye membangun kembali bukit-bukit pengurbanan dan mazbah-mazbah bagi para Baal, meskipun ayahnya, Hizkia, telah merobohkannya? Apa yang mendorongnya untuk melakukan ini?
2. Bagaimana pengalaman Manasye dengan hukuman Allah dan pertobatannya mempengaruhi kehidupan dan pemerintahan Yosia, anaknya?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari tindakan Manasye dalam membangun tembok di sekitar kota dan mengusir ilah-ilah asing dari bait TUHAN? Bagaimana hal ini relevan dengan kehidupan kita sebagai orang percaya saat ini?

Hal-hal menarik terkait Kitab "2 Tawarikh" pasal "33":
1. Manasye adalah salah satu raja Yehuda yang paling jahat, tetapi dia juga mengalami pertobatan yang luar biasa setelah mengalami hukuman Allah.
2. Meskipun Manasye melakukan banyak kejahatan, Allah tetap mengabulkan doanya ketika dia merendahkan diri dan memohon belas kasihan.
3. Perbuatan jahat Manasye dan Amon menyebabkan kehancuran mereka sendiri dan rakyat mereka, tetapi Yosia, anak Amon, menjadi raja yang saleh dan berusaha memulihkan ibadah yang benar kepada Allah.

Dari pasal 33 Kitab 2 Tawarikh, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya hidup yang setia kepada Tuhan: Pasal ini menggambarkan bagaimana Manasye melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan, tetapi ketika dia merendahkan diri dan berdoa kepada Tuhan, Tuhan mengabulkan permohonannya dan mengampuni dosanya. Ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita melakukan kesalahan, kita dapat memperoleh pengampunan dan belas kasihan Tuhan jika kita merendahkan diri dan berbalik kepada-Nya.

2. Pentingnya membangun hubungan yang benar dengan Tuhan: Manasye membangun kembali mazbah Tuhan dan memerintahkan rakyat untuk beribadah kepada Tuhan. Ini mengajarkan kita bahwa penting untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan setia.

3. Pentingnya menyingkirkan dosa dan berbalik kepada Tuhan: Manasye membuang semua ilah-ilah asing dan berhala dari bait Tuhan. Ini mengajarkan kita bahwa kita perlu menyingkirkan dosa-dosa dalam hidup kita dan berbalik kepada Tuhan sepenuh hati.

4. Pentingnya belajar dari sejarah: Pasal ini menyebutkan bahwa riwayat Manasye dan doanya, serta perkataan para pelihat, tertulis dalam kitab Sejarah Raja-Raja Israel. Ini mengajarkan kita pentingnya belajar dari sejarah dan mengambil pelajaran dari kehidupan orang-orang yang telah hidup sebelum kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon pengampunan dan belas kasihan Tuhan atas dosa-dosa kita.
2. Memohon bimbingan Tuhan untuk membangun hubungan yang benar dengan-Nya.
3. Memohon kekuatan untuk menyingkirkan dosa-dosa dalam hidup kita.
4. Memohon hikmat dan pengertian untuk belajar dari sejarah dan mengambil pelajaran yang berharga.

Doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing.

Analisis 2 Tawarikh 33:

Who (Siapa): Pasal ini berfokus pada Raja Manasye, putra Hizkia.

What (Apa): Pasal ini menceritakan kisah pemerintahan Manasye yang panjang (55 tahun), yang dibagi menjadi dua periode:

• Periode Pertama: Manasye melakukan kejahatan besar di mata Tuhan, bahkan lebih buruk dari bangsa-bangsa yang telah diusir Tuhan dari hadapan bangsa Israel. Dia membangun kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dihancurkan Hizkia, mendirikan mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera, menyembah seluruh tentara langit, dan bahkan membangun mezbah-mezbah berhala di Bait Suci. Dia juga membakar anak-anaknya sebagai korban, mempraktikkan ilmu gaib, dan melakukan banyak kejahatan lainnya.
• Periode Kedua: Setelah ditawan oleh raja Asyur, Manasye bertobat dan memohon pengampunan Tuhan. Dia dibebaskan dan kembali ke Yerusalem, di mana dia membangun kembali tembok kota, menghancurkan mezbah-mezbah berhala, dan memerintahkan rakyatnya untuk beribadah kepada Tuhan.

When (Kapan): Manasye memerintah di Yerusalem selama 55 tahun, dimulai pada usia 12 tahun. Periode waktu yang tepat tidak disebutkan, tetapi kemungkinan besar terjadi pada abad ke-8 SM.

Where (Di mana): Peristiwa utama dalam pasal ini terjadi di Yerusalem, ibu kota Kerajaan Yehuda. Manasye juga ditawan ke Babel (disebut juga Asyur dalam beberapa terjemahan) untuk sementara waktu.

Why (Mengapa): Pasal ini menunjukkan bahwa:

• Manusia memiliki kebebasan untuk memilih: Manasye memilih untuk melakukan kejahatan, tetapi kemudian memilih untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan.
• Pengampunan Tuhan tersedia bagi semua yang bertobat: Meskipun dosa-dosa Manasye besar, Tuhan mengampuni dan memulihkannya ketika dia bertobat dengan sungguh-sungguh.
• Pentingnya ketaatan kepada Tuhan: Ketidaktaatan Manasye membawa konsekuensi yang mengerikan bagi dirinya dan bangsanya, sementara pertobatannya membawa pemulihan dan berkat.

How (Bagaimana): Pasal ini menceritakan kisah Manasye dengan cara yang lugas dan kronologis, menyoroti dosa-dosanya, pertobatannya, dan akibat dari kedua pilihan tersebut.

Kesimpulan: 2 Tawarikh 33 adalah kisah peringatan dan harapan. Ini mengingatkan kita akan bahaya dosa dan pentingnya ketaatan kepada Tuhan. Namun, ini juga menunjukkan bahwa pengampunan dan pemulihan tersedia bagi semua yang bertobat dengan sungguh-sungguh, tidak peduli seberapa besar dosa mereka.