Pasal 4 dari Kitab Ezra menceritakan tentang upaya orang-orang yang menentang pembangunan Bait Suci di Yerusalem oleh orang-orang Yehuda dan Benyamin. Ketika mereka mendengar bahwa orang-orang yang kembali dari pembuangan sedang membangun Bait Suci, mereka menawarkan untuk ikut serta, tetapi Zerubabel dan pemimpin lainnya menolak tawaran tersebut, menegaskan bahwa mereka sendiri yang diperintahkan untuk membangun. Akibatnya, lawan-lawan mereka berusaha melemahkan semangat dan menakut-nakuti orang-orang Yehuda, bahkan mengajukan surat tuduhan kepada raja Persia, Artahsasta, untuk menghentikan pembangunan.

Raja Artahsasta kemudian mengeluarkan perintah untuk menghentikan pembangunan kota Yerusalem, setelah melakukan penyelidikan yang menunjukkan bahwa kota tersebut memiliki sejarah pemberontakan terhadap raja-raja sebelumnya. Surat perintah tersebut dibacakan kepada para penentang, yang segera pergi ke Yerusalem dan memaksa orang-orang Yehuda untuk menghentikan pekerjaan mereka. Akibatnya, pembangunan Bait Suci terhenti hingga tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia.

Berikut adalah latar belakang dari Pasal 4 Kitab Ezra, serta konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Pasal 4 Kitab Ezra

1. Konteks Historis: Pasal 4 dari Kitab Ezra terjadi setelah pemulihan bangsa Israel dari pembuangan di Babel. Pada tahun 538 SM, Raja Koresh mengizinkan orang Israel kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci. Namun, proses pembangunan ini tidak berjalan mulus. Pasal 4 mencatat tantangan yang dihadapi oleh orang Israel, termasuk penentangan dari musuh-musuh mereka.

2. Konteks Budaya: Setelah kembali ke Yerusalem, orang Israel berhadapan dengan berbagai kelompok etnis yang tinggal di sekitar mereka, termasuk orang Samaria. Ketegangan antara orang Israel dan orang Samaria mencerminkan perpecahan budaya dan identitas yang terjadi setelah pembuangan. Orang Samaria menawarkan bantuan dalam pembangunan Bait Suci, tetapi tawaran mereka ditolak oleh orang Israel, yang melihat mereka sebagai pencampur aduk antara iman yang benar dan penyembahan berhala.

3. Konteks Literatur: Kitab Ezra ditulis untuk mencatat kembalinya orang Israel ke tanah air mereka dan upaya mereka untuk membangun kembali identitas keagamaan dan nasional. Pasal 4 berfungsi sebagai pengantar untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam proses ini, termasuk penentangan politik dan sosial.

4. Konteks Teologis: Teologis, pasal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penentangan, rencana Tuhan untuk memulihkan umat-Nya tetap berjalan. Ini juga menekankan pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan komitmen untuk membangun kembali ibadah yang benar, meskipun ada tantangan dari luar.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Pasal 4, dalam Pasal 3, orang Israel telah mulai membangun kembali altar dan Bait Suci. Mereka merayakan perayaan-perayaan keagamaan dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Ini menunjukkan semangat dan komitmen mereka untuk kembali kepada Tuhan setelah masa pembuangan. Namun, semangat ini segera dihadapkan pada tantangan yang tercatat dalam Pasal 4, di mana penentangan mulai muncul dari luar.

Dengan demikian, Pasal 4 menggambarkan konflik yang muncul ketika orang Israel berusaha untuk memulihkan identitas dan ibadah mereka di tengah tantangan yang signifikan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ezra pasal 4 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Penolakan Kerjasama
  Zerubabel dan pemimpin Israel menolak tawaran kerjasama dari orang-orang yang bukan Israel untuk membangun Bait Suci, menegaskan bahwa mereka memiliki tanggung jawab khusus dari Tuhan. (Ezra 4:1-3)

• Penghalangan Pembangunan
  Lawan-lawan orang Yehuda berusaha melemahkan semangat dan menakut-nakuti mereka agar tidak melanjutkan pembangunan Bait Suci. (Ezra 4:4-5)

• Tuduhan Terhadap Orang Yahudi
  Surat tuduhan ditulis kepada raja Artahsasta, mengklaim bahwa orang Yahudi sedang membangun kota yang durhaka dan berpotensi merugikan kerajaan. (Ezra 4:6-16)

• Penyelidikan oleh Raja
  Raja Artahsasta melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa Yerusalem memiliki sejarah pemberontakan, yang menyebabkan dia mengeluarkan perintah untuk menghentikan pembangunan. (Ezra 4:17-21)

• Perintah untuk Menghentikan Pekerjaan
  Raja Artahsasta memerintahkan agar pembangunan kota dihentikan sampai ada perintah lebih lanjut, menunjukkan kekuasaan raja atas wilayah tersebut. (Ezra 4:21-22)

• Penghentian Pembangunan Bait Suci
  Akibat perintah raja, pekerjaan pembangunan Bait Suci terhenti hingga tahun kedua pemerintahan Darius, menandakan tantangan yang dihadapi oleh umat Tuhan. (Ezra 4:23-24)

Topik-topik ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Yahudi dalam upaya mereka untuk membangun kembali Bait Suci dan kota Yerusalem setelah kembali dari pembuangan.

Nama Orang

• Zerubabel: Pemimpin orang-orang yang kembali dari pembuangan untuk membangun Bait Suci.
• Yesua: Salah satu kepala kaum keluarga orang Israel yang bersama Zerubabel.
• Koresh: Raja Persia yang mengizinkan pembangunan Bait Suci.
• Darius: Raja Persia yang memerintah pada saat pekerjaan pembangunan terhenti.
• Ahasyweros: Raja Persia yang memerintah sebelum Artahsasta.
• Artahsasta: Raja Persia yang mengeluarkan perintah untuk menghentikan pembangunan.
• Rehum: Bupati yang menulis surat kepada raja Artahsasta.
• Simsai: Panitera yang juga menulis surat kepada raja Artahsasta.
• Bislam, Mitredat, Tabeel: Rekan-rekan Rehum dan Simsai yang terlibat dalam penulisan surat.

Nama Lokasi

• Yehuda: Wilayah tempat orang-orang yang kembali dari pembuangan tinggal.
• Bait Suci: Tempat ibadah yang sedang dibangun oleh orang-orang Yehuda.
• Yerusalem: Kota yang sedang dibangun kembali oleh orang-orang Yehuda.
• Persia: Kerajaan yang dipimpin oleh Koresh, Darius, dan Artahsasta.
• Samaria: Wilayah tempat tinggal orang-orang yang menulis surat kepada raja.
• Erekh: Salah satu lokasi yang disebutkan sebagai tempat tinggal orang-orang yang dipindahkan.
• Babel: Kota asal orang-orang yang dipindahkan ke Samaria.
• Susan: Kota yang juga disebut sebagai tempat tinggal orang-orang yang dipindahkan.
• Elam: Bangsa yang termasuk dalam kelompok yang dipindahkan.
• Sungai Efrat: Sungai yang menjadi batas wilayah yang disebutkan dalam konteks surat.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Ezra pasal 4:

1. Lawan Orang Yehuda dan Benyamin

   • Menunjukkan adanya oposisi terhadap pembangunan Bait Suci oleh orang-orang yang kembali dari pembuangan.

2. Zerubabel dan Yesua

   • Pemimpin orang-orang Yehuda yang menolak tawaran kerjasama dari lawan mereka, menunjukkan komitmen mereka terhadap perintah Allah.

3. Bait Suci

   • Tempat ibadah yang sedang dibangun kembali, simbol penting bagi identitas dan kepercayaan orang Israel.

4. Koresh, Raja Persia

   • Raja yang mengizinkan orang Israel kembali ke tanah mereka dan membangun Bait Suci, menandakan dukungan dari kekuatan politik.

5. Surat Tuduhan

   • Surat yang ditulis oleh lawan-lawan orang Yehuda untuk menghalangi pembangunan, mencerminkan strategi politik dan manipulasi.

6. Pembangunan Kota

   • Menyiratkan usaha untuk membangun kembali Yerusalem, yang dianggap sebagai kota durhaka oleh lawan-lawan mereka.

7. Pajak dan Upeti

   • Alasan yang digunakan oleh lawan-lawan untuk menentang pembangunan, menunjukkan kekhawatiran politik dan ekonomi.

8. Perintah Raja Artahsasta

   • Keputusan untuk menghentikan pembangunan, menunjukkan kekuasaan raja Persia dan dampaknya terhadap orang-orang Yehuda.

9. Kekerasan dan Pemaksaan

   • Tindakan yang diambil oleh lawan-lawan untuk menghentikan pekerjaan, mencerminkan konflik dan ketegangan yang ada.

10. Pekerjaan Terhenti

    • Menandakan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang Yehuda dalam melaksanakan perintah Allah, serta dampak dari oposisi yang kuat.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, yaitu konflik antara orang-orang Yehuda yang ingin membangun kembali Bait Suci dan lawan-lawan mereka yang berusaha menghentikan usaha tersebut.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Kitab Ezra pasal 4:

Pertanyaan Refleksi

1. Identitas dan Komitmen: Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Zerubabel dan Yesua ketika mereka menolak tawaran untuk membangun Bait Suci bersama dengan orang-orang yang bukan Israel? Bagaimana hal ini mencerminkan komitmen mereka terhadap identitas dan panggilan mereka sebagai umat Allah?

2. Tantangan dan Penolakan: Dalam pasal ini, kita melihat bagaimana orang-orang Yehuda menghadapi penolakan dan tantangan dalam membangun kembali Bait Suci. Bagaimana kita dapat mengatasi tantangan dan penolakan dalam hidup kita ketika kita berusaha untuk melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan?

3. Pengaruh Eksternal: Apa yang bisa kita pelajari tentang pengaruh eksternal (seperti surat dari para pejabat) terhadap pekerjaan Tuhan? Bagaimana kita dapat menjaga fokus pada panggilan kita meskipun ada tekanan dari luar?

4. Pentingnya Doa dan Ketekunan: Mengingat bahwa pekerjaan membangun Bait Suci terhenti, bagaimana kita dapat menerapkan prinsip doa dan ketekunan dalam situasi di mana kita merasa pekerjaan kita terhambat?

Pertanyaan Diskusi

1. Peran Pemimpin: Apa peran pemimpin dalam menjaga semangat dan komitmen umat? Bagaimana Zerubabel dan Yesua dapat menjadi contoh bagi pemimpin masa kini dalam menghadapi tantangan?

2. Hubungan dengan Orang Lain: Dalam konteks saat ini, bagaimana kita dapat berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda tetapi ingin terlibat dalam proyek yang sama? Apa batasan yang harus kita tetapkan?

3. Sejarah dan Konteks: Bagaimana pemahaman kita tentang sejarah dan konteks zaman Ezra dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi umat Allah saat itu? Apa relevansinya bagi kita saat ini?

4. Respon terhadap Penolakan: Bagaimana seharusnya kita merespons ketika kita menghadapi penolakan atau tantangan dalam pelayanan kita? Apa yang bisa kita pelajari dari reaksi orang-orang Yehuda dalam pasal ini?

Hal-Hal Menarik

• Peran Surat Resmi: Surat-surat yang ditulis dalam pasal ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan dokumentasi dalam pemerintahan. Bagaimana hal ini relevan dengan cara kita berkomunikasi dan mendokumentasikan pekerjaan kita saat ini?

• Konteks Sejarah: Mengetahui bahwa Ezra ditulis dalam konteks kembalinya orang Israel dari pembuangan dapat memberikan perspektif yang lebih dalam tentang pentingnya pemulihan dan pembangunan kembali identitas umat Allah.

• Keterlibatan dalam Pembangunan: Apa arti dari membangun "Bait Suci" dalam konteks kehidupan kita saat ini? Bagaimana kita dapat berkontribusi dalam membangun komunitas iman kita?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan makna dari Kitab Ezra pasal 4!

Dari Kitab Ezra pasal 4, terdapat beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin penting beserta aplikasi praktisnya:

Pelajaran dan Aplikasi

1. Kesetiaan dalam Misi Tuhan:

   • Pelajaran: Zerubabel dan para pemimpin Israel menunjukkan kesetiaan dalam membangun Bait Suci meskipun ada penolakan dari orang-orang di sekitarnya.
   • Aplikasi: Dalam hidup kita, kita juga dipanggil untuk setia pada panggilan Tuhan meskipun ada tantangan atau penolakan dari orang lain. Kita harus tetap fokus pada tujuan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita.

2. Menjaga Identitas dan Iman:

   • Pelajaran: Zerubabel menolak tawaran untuk bekerja sama dengan orang-orang yang tidak seiman, menunjukkan pentingnya menjaga identitas dan iman kita.
   • Aplikasi: Kita perlu berhati-hati dalam memilih teman dan rekan kerja. Pastikan bahwa hubungan kita tidak mengorbankan iman dan nilai-nilai kita sebagai orang percaya.

3. Menghadapi Penentangan:

   • Pelajaran: Orang-orang Yehuda menghadapi penentangan yang kuat, tetapi mereka tetap berusaha untuk membangun kembali kota dan Bait Suci.
   • Aplikasi: Ketika kita menghadapi penentangan atau kesulitan dalam hidup, kita harus tetap berpegang pada iman dan terus berdoa. Penentangan bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat iman kita.

4. Pentingnya Doa dan Penelitian:

   • Pelajaran: Raja Artahsasta melakukan penyelidikan sebelum mengambil keputusan, menunjukkan pentingnya kebijaksanaan dan doa dalam pengambilan keputusan.
   • Aplikasi: Sebelum membuat keputusan penting dalam hidup, kita harus berdoa dan mencari hikmat dari Tuhan. Penelitian dan pertimbangan yang matang dapat membantu kita membuat keputusan yang tepat.

5. Dampak dari Tindakan Kita:

   • Pelajaran: Surat yang ditulis oleh musuh-musuh orang Yehuda menunjukkan bagaimana tindakan kita dapat mempengaruhi orang lain dan situasi di sekitar kita.
   • Aplikasi: Kita harus menyadari bahwa tindakan kita dapat berdampak pada orang lain. Mari kita berusaha untuk menjadi berkat dan memberikan dampak positif bagi lingkungan kita.

Doa Terkait Pasal Ezra 4

1. Doa untuk Kesetiaan: "Tuhan, ajar aku untuk setia pada panggilan-Mu, meskipun ada tantangan dan penolakan. Berikan aku kekuatan untuk tetap fokus pada tujuan yang Kau tetapkan dalam hidupku. Amin."

2. Doa untuk Perlindungan Iman: "Ya Tuhan, lindungilah imanku dan identitasku sebagai anak-Mu. Bantu aku untuk memilih teman dan rekan yang sejalan dengan iman dan nilai-nilai-Mu. Amin."

3. Doa untuk Menghadapi Penentangan: "Tuhan, ketika aku menghadapi penentangan, berikan aku ketekunan dan keberanian untuk terus melangkah maju. Aku percaya bahwa Engkau bersamaku dalam setiap langkahku. Amin."

4. Doa untuk Kebijaksanaan: "Ya Tuhan, berikanlah aku hikmat dalam setiap keputusan yang aku buat. Ajar aku untuk selalu berdoa dan mencari petunjuk-Mu sebelum mengambil langkah. Amin."

5. Doa untuk Dampak Positif: "Tuhan, bantu aku untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarku. Biarlah setiap tindakan dan kata-kataku mencerminkan kasih dan kebaikan-Mu. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab Ezra pasal 4:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang upaya orang-orang yang menentang pembangunan Bait Suci oleh orang-orang Yehuda dan Benyamin. Mereka berusaha untuk menghentikan pembangunan dengan cara menyogok penasihat raja dan menulis surat tuduhan kepada raja Persia, Artahsasta.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Zerubabel: Pemimpin orang-orang Yehuda yang menolak tawaran untuk membangun bersama.
  • Yesua: Seorang kepala kaum keluarga yang mendukung Zerubabel.
  • Artahsasta: Raja Persia yang menerima surat tuduhan.
  • Rehum dan Simsai: Bupati dan panitera yang menulis surat kepada raja.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat di mana orang-orang Yehuda sedang membangun Bait Suci.
  • Samaria: Tempat tinggal orang-orang yang menentang pembangunan dan mengirim surat kepada raja.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Pasal ini mencakup periode setelah orang-orang Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, selama pemerintahan raja Koresh, Darius, Ahasyweros, dan Artahsasta.

5. Why (Mengapa)

• Alasan Penentangan:
  • Orang-orang yang menentang merasa terancam oleh pembangunan kembali Yerusalem yang dianggap sebagai kota durhaka. Mereka khawatir bahwa jika kota itu dibangun kembali, mereka akan kehilangan kekuasaan dan pendapatan pajak dari kota tersebut.

6. How (Bagaimana)

• Cara Penentangan:
  • Mereka mendekati Zerubabel dan Yesua dengan tawaran untuk membangun bersama, tetapi ditolak. Kemudian, mereka menyogok penasihat raja dan menulis surat tuduhan kepada Artahsasta untuk menghentikan pembangunan.

7. How Much (Seberapa besar)

• Dampak Penentangan:
  • Penentangan ini menyebabkan pekerjaan pembangunan Bait Suci terhenti hingga tahun kedua pemerintahan Darius, menunjukkan bahwa penentangan tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap upaya pemulihan orang-orang Yehuda.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam mengenai Kitab Ezra pasal 4!

Pada pasal ke-4 dari Kitab Ezra, musuh-musuh Yehuda dan Benyamin mendekati Zerubabel dan para kepala kaum keluarga, menawarkan bantuan dalam membangun Bait TUHAN. Namun, mereka ditolak dan mulai menghalangi pembangunan dengan menyewa penasihat dan menulis surat tuduhan kepada raja Persia. Surat balasan dari raja Persia menyatakan bahwa kota Yerusalem selalu memberontak dan mengkhianati para raja, sehingga pembangunan Bait Allah dihentikan sampai tahun kedua pemerintahan raja Persia.

Latar belakang dari pasal ke-4 dari Kitab Ezra adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ke-4 terjadi setelah orang-orang Israel kembali dari pembuangan di Babel dan sedang membangun kembali Bait Suci di Yerusalem. Pada masa ini, pemerintahan Persia sedang berkuasa di wilayah tersebut.

Konteks Budaya:
Orang-orang Israel yang kembali dari pembuangan di Babel menghadapi tantangan dari bangsa-bangsa sekitar mereka yang tidak senang dengan pembangunan kembali Bait Suci. Bangsa-bangsa ini mencoba menggagalkan proyek tersebut dengan berbagai cara.

Konteks Literatur:
Kitab Ezra adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi catatan sejarah tentang kembalinya orang-orang Israel dari pembuangan di Babel dan upaya mereka dalam membangun kembali Bait Suci.

Konteks Teologis:
Pasal ke-4 menunjukkan konflik antara orang-orang Israel yang setia kepada Allah dan bangsa-bangsa sekitar yang berusaha menghalangi pekerjaan Allah. Ini menggambarkan perjuangan antara kebenaran dan kejahatan, serta pentingnya tetap setia kepada Allah dalam menghadapi rintangan.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal 3, kita melihat orang-orang Israel yang telah kembali dari pembuangan di Babel memulai pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem. Mereka telah membangun mezbah dan mulai mengadakan ibadah seperti yang ditetapkan dalam hukum Taurat. Ayat-ayat sebelumnya juga mencatat bahwa mereka merayakan Paskah dan memulai pembangunan Bait Suci dengan semangat yang tinggi.

Namun, dalam pasal 4, bangsa-bangsa sekitar mulai mengganggu pekerjaan tersebut. Mereka menawarkan bantuan kepada orang-orang Israel, tetapi sebenarnya mereka memiliki niat jahat untuk menghentikan pembangunan Bait Suci. Mereka mencoba menggagalkan proyek tersebut dengan mengirim surat kepada raja Persia dan membuat tuduhan palsu terhadap orang-orang Israel.

Dengan demikian, pasal ke-4 dari Kitab Ezra menggambarkan tantangan dan konflik yang dihadapi oleh orang-orang Israel dalam membangun kembali Bait Suci, serta pentingnya tetap setia kepada Allah dalam menghadapi rintangan tersebut.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Ezra Pasal 4:

1. Musuh-musuh yang menghalangi pembangunan Bait Allah (Ezra 4:1-5)
- Musuh-musuh dari Yehuda dan Benyamin mendekati Zerubabel dan para kepala kaum keluarga untuk ikut membangun Bait Allah.
- Zerubabel dan para kepala kaum keluarga menolak tawaran mereka karena mereka hanya ingin membangun Bait Allah bagi TUHAN, Allah Israel.

2. Upaya musuh-musuh untuk menggagalkan pembangunan (Ezra 4:6-24)
- Penduduk negeri menyewa penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda dan menggagalkan rencana mereka.
- Mereka menulis surat tuduhan terhadap penduduk Yehuda dan Yerusalem kepada pemerintah Persia.
- Surat tersebut menyebabkan pembangunan Bait Allah dihentikan sampai tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia.

3. Alasan musuh-musuh menghalangi pembangunan (Ezra 4:12-16)
- Musuh-musuh mengklaim bahwa pembangunan kota Yerusalem yang durhaka dan jahat akan merugikan pendapatan raja-raja.
- Mereka mengatakan bahwa kota tersebut telah melakukan pemberontakan sejak zaman dahulu.

4. Surat balasan dari Raja Artahsasta (Ezra 4:17-22)
- Raja Artahsasta menemukan bahwa kota Yerusalem selalu bangkit melawan para raja dan pemberontakan selalu terjadi di sana.
- Raja Artahsasta memerintahkan agar pembangunan dihentikan sampai ia mengeluarkan keputusan resmi.

5. Penghentian pembangunan Bait Allah (Ezra 4:23-24)
- Setelah surat balasan dari Raja Artahsasta dibacakan di depan musuh-musuh, mereka menghentikan pembangunan dengan kekerasan dan paksaan.
- Pekerjaan pembangunan Bait Allah di Yerusalem terhenti sampai tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia.

Orang-orang:
- Orang-orang buangan
- Musuh-musuh Yehuda dan Benyamin
- Zerubabel
- Para kepala kaum keluarga
- Yesua
- Koresh, raja Persia
- Darius, raja Persia
- Ahasyweros
- Artahsasta
- Gubernur Rehum
- Simsai, juru tulisnya
- Asnapar
- Bislam
- Mitredat
- Tabeel

Lokasi:
- Yehuda
- Benyamin
- Bait TUHAN, Allah Israel
- Yerusalem
- Asyur
- Samaria
- Seberang sungai
- Persia

Kata kunci dalam Kitab Ezra pasal 4 adalah sebagai berikut:

1. Musuh-musuh: Merujuk kepada orang-orang yang tidak setuju dengan pembangunan Bait Allah oleh orang-orang buangan.

2. Bait TUHAN: Merupakan Bait Allah yang sedang dibangun oleh orang-orang buangan.

3. Zerubabel: Salah satu pemimpin dari orang-orang buangan yang terlibat dalam pembangunan Bait Allah.

4. Kepala kaum keluarga: Merupakan pemimpin-pemimpin keluarga dari orang-orang buangan yang terlibat dalam pembangunan Bait Allah.

5. Koresh: Raja Persia yang memerintahkan pembangunan Bait Allah.

6. Darius: Raja Persia yang memerintahkan pembangunan Bait Allah setelah terhentinya pekerjaan pembangunan.

7. Yehuda dan Benyamin: Merujuk kepada suku-suku Israel yang terlibat dalam pembangunan Bait Allah.

8. Penduduk negeri: Merupakan orang-orang yang tinggal di sekitar Yerusalem dan tidak setuju dengan pembangunan Bait Allah.

9. Surat tuduhan: Surat yang ditulis oleh penduduk negeri kepada raja Persia untuk menghentikan pembangunan Bait Allah.

10. Pembangunan kota: Merujuk kepada pembangunan kembali kota Yerusalem yang dianggap durhaka oleh penduduk negeri.

11. Tembok-tembok: Merupakan bagian dari pembangunan kota Yerusalem yang menjadi perhatian penduduk negeri.

12. Pajak, upeti, dan bea cukai: Merupakan hak-hak yang akan hilang jika pembangunan kota Yerusalem selesai.

13. Kitab riwayat nenek moyang: Merupakan dokumen sejarah yang berisi tentang pemberontakan dan pengkhianatan yang terjadi di kota Yerusalem.

14. Raja-raja: Merujuk kepada para penguasa yang pernah berkuasa atas Yerusalem.

15. Penghentian pekerjaan: Terjadi setelah penduduk negeri menghentikan orang-orang buangan dengan kekerasan dan paksaan.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Ezra pasal 4:

1. Dalam pasal ini, musuh-musuh Yehuda dan Benyamin mendekati Zerubabel dan para kepala kaum keluarga dengan tawaran untuk membangun Bait TUHAN bersama-sama. Mengapa Zerubabel dan para kepala kaum keluarga menolak tawaran tersebut? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap mereka?

2. Mengapa penduduk negeri itu mengecilkan hati orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut untuk membangun? Apa yang dapat kita pelajari dari situasi ini tentang tantangan dan hambatan yang mungkin kita hadapi saat membangun dan melayani Allah?

3. Dalam surat yang ditulis oleh para penasihat kepada Raja Artahsasta, mereka menggambarkan Yerusalem sebagai "kota durhaka yang merugikan raja-raja dan provinsi-provinsi." Mengapa mereka menggunakan kata-kata tersebut? Apakah ada kebenaran dalam tuduhan mereka? Bagaimana kita dapat menghadapi tuduhan dan fitnah yang mungkin dihadapi saat melayani Allah?

4. Bagaimana Raja Artahsasta merespon surat dari para penasihat? Mengapa dia memutuskan untuk menghentikan pembangunan Bait Allah di Yerusalem? Apa yang dapat kita pelajari dari keputusan dan tindakan raja ini?

5. Bagaimana para penasihat dan musuh-musuh Yehuda menghentikan pembangunan Bait Allah di Yerusalem? Apa yang dapat kita pelajari dari situasi ini tentang perlunya ketekunan dan keberanian dalam menghadapi rintangan dan penindasan?

6. Mengapa pekerjaan pembangunan Bait Allah terhenti sampai tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia? Apa yang menyebabkan perubahan keputusan dan bagaimana hal ini mempengaruhi umat Allah?

7. Bagaimana kita dapat menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam pasal ini dengan pengalaman dan tantangan yang mungkin kita hadapi dalam kehidupan kita sebagai orang percaya? Apa yang dapat kita pelajari dari ketekunan, keberanian, dan kepercayaan umat Allah dalam menghadapi rintangan dan penindasan?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Ezra pasal 4.

Dari pasal 4 Kitab Ezra, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita:

1. Tetap setia kepada Allah: Zerubabel dan para kepala kaum keluarga Israel menolak tawaran musuh-musuh mereka untuk membantu membangun Bait Allah. Mereka menyadari bahwa tugas ini adalah panggilan khusus dari Allah dan mereka harus setia kepada-Nya. Kita juga harus tetap setia kepada Allah dalam segala hal yang kita lakukan.

2. Jangan takut atau terintimidasi oleh musuh: Penduduk negeri itu mencoba membuat orang-orang Yehuda takut dan menghentikan pekerjaan pembangunan Bait Allah. Namun, Zerubabel dan orang-orang Yehuda tetap teguh dan tidak terintimidasi. Kita juga harus memiliki keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi musuh-musuh kita.

3. Berdoa kepada Allah dalam menghadapi rintangan: Orang-orang Yehuda menghadapi rintangan dan penentangan dari musuh-musuh mereka. Namun, mereka tidak putus asa, tetapi mereka berdoa kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya. Kita juga harus belajar untuk berdoa kepada Allah dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam hidup kita.

Doa terkait pasal ini:

Ya Allah, kami bersyukur atas pengajaran yang kami dapatkan dari pasal 4 Kitab Ezra. Kami berdoa agar Engkau memberi kami keberanian dan keteguhan hati untuk tetap setia kepada-Mu dalam segala hal yang kami lakukan. Jangan biarkan kami takut atau terintimidasi oleh musuh-musuh kami, tetapi berikanlah kami keberanian untuk menghadapi mereka. Kami juga berdoa agar Engkau memberi kami kebijaksanaan dan kekuatan untuk berdoa kepada-Mu dalam menghadapi rintangan dan kesulitan dalam hidup kami. Amin.

Analisis Ezra Pasal 4 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang penentangan dan rintangan yang dihadapi orang-orang Yahudi dalam membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Who (Siapa):

• Tokoh Protagonis: Zerubabel, Yesua, dan para kepala kaum keluarga Israel yang lain.
• Tokoh Antagonis: Musuh-musuh Yehuda dan Benyamin, termasuk penduduk negeri itu, Rehum (gubernur), Simsai (juru tulis), dan rekan-rekan mereka.
• Tokoh Lain: Koresh, Darius, Ahasyweros, dan Artahsasta (raja-raja Persia).

When (Kapan): Peristiwa ini terjadi selama masa pemerintahan beberapa raja Persia: Koresh, Darius, Ahasyweros, dan Artahsasta.

Where (Di mana): Lokasi utama adalah Yerusalem dan daerah di seberang sungai (Sungai Efrat).

Why (Mengapa):

• Motivasi Protagonis: Orang-orang Yahudi ingin membangun kembali Bait Allah untuk memulihkan penyembahan kepada Tuhan.
• Motivasi Antagonis: Musuh-musuh Yehuda menentang pembangunan Bait Allah karena:
  • Prasangka: Mereka memandang rendah orang Yahudi dan agama mereka.
  • Kekhawatiran Politik: Mereka takut orang Yahudi akan memberontak dan merugikan kerajaan Persia jika Bait Allah dibangun kembali.
  • Keinginan Pribadi: Mereka ingin menghentikan kemajuan orang Yahudi dan mungkin iri dengan mereka.

How (Bagaimana):

• Strategi Protagonis: Zerubabel dan para pemimpin Yahudi menolak tawaran bantuan dari musuh-musuh mereka dan bersikeras untuk membangun Bait Allah sendiri sesuai perintah Raja Koresh.
• Strategi Antagonis: Musuh-musuh Yehuda menggunakan berbagai taktik untuk menghentikan pembangunan Bait Allah:
  • Intimidasi: Mereka mengecilkan hati dan menakut-nakuti orang Yahudi.
  • Intrik Politik: Mereka menyewa penasihat untuk melawan orang Yahudi dan menulis surat tuduhan kepada raja-raja Persia.
  • Paksaan: Mereka menggunakan kekerasan dan paksaan untuk menghentikan pekerjaan pembangunan.

Hasil: Pembangunan Bait Allah dihentikan secara paksa dan terhenti sampai tahun kedua pemerintahan Darius, raja Persia.

Pelajaran: Pasal ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi penentangan dan rintangan, orang-orang percaya harus tetap teguh dalam iman mereka dan berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan.