Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Imam-imam ditahbiskan

Penahbisan para imam dan korban persembahan.

29:1 Korban dan upacara penahbisan imam dan mezbah.
29:38 Korban bakaran yang terus dipersembahkan.
29:45 Janji Allah untuk tinggal diam di antara anak-anak Israel.

Mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya (29:1-37)
Mengenai korban pagi dan korban petang (29:38-46)

Allah, Musa, Harun, anak-anak Harun.

Allah, Harun, Israel, Kemah Pertemuan, Mesir, TUHAN

Orang-orang yang mewakili Allah harus dipisahkan dalam penahbisan yang khidmat. Semua ibadah mereka harus didasarkan pada korban bakaran.

Penahbisan berarti "mengisi/memenuhi tangan."

Pasal 29 dari Kitab Keluaran berbicara tentang upacara penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam. Upacara ini melibatkan penyembelihan seekor sapi jantan dan dua ekor domba jantan yang tidak bercacat, serta pembakaran daging dan lemaknya di atas mezbah. Harun dan anak-anaknya juga harus memakai pakaian khusus imam dan diberi minyak urapan. Selain itu, persembahan-persembahan lain seperti roti tidak beragi juga harus dipersembahkan. Selama tujuh hari, upacara penahbisan ini harus diulang dan persembahan-persembahan harus dipersembahkan secara teratur. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menguduskan Harun dan anak-anaknya sebagai imam dan untuk memastikan bahwa tempat ibadah, mezbah, dan pakaian imam adalah kudus. Tuhan berjanji bahwa Dia akan tinggal di antara umat Israel dan menjadi Allah mereka.

Pasal 29 dari Kitab Keluaran terutama berbicara tentang upacara pengurapan dan pengudusan imam-imam yang akan melayani di Bait Suci. Latar belakang historisnya adalah ketika bangsa Israel sedang berada di padang gurun setelah keluar dari perbudakan di Mesir dan sedang mempersiapkan diri untuk memasuki tanah yang dijanjikan.

Secara budaya, upacara pengurapan dan pengudusan imam-imam ini mengacu pada praktik-praktik keagamaan kuno di Timur Tengah, di mana imam-imam atau pemimpin agama diberkati dan diurapi sebagai tanda pemisahan mereka untuk tugas-tugas khusus dalam ibadah.

Dalam konteks literatur, pasal ini merupakan bagian dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang diberikan oleh Allah kepada Musa di Gunung Sinai. Kitab Keluaran sendiri adalah bagian dari Taurat, yang merupakan bagian pertama dari Alkitab Ibrani dan juga menjadi bagian dari Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen.

Sebelum pasal 29, terdapat penjelasan mengenai pembuatan Bait Suci dan peralatan-peralatan yang digunakan di dalamnya. Pasal-pasal sebelumnya juga membahas tentang tata cara ibadah dan persembahan-persembahan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel.

Secara teologis, pasal ini menekankan pentingnya pemisahan dan pengudusan bagi para imam yang akan melayani di hadapan Allah. Hal ini menggambarkan kekudusan Allah dan kebutuhan akan perantara yang kudus antara Allah dan umat-Nya. Pasal ini juga menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang mengasihi dan ingin berkomunikasi dengan umat-Nya melalui perantara yang telah dipilih dan diurapi-Nya.

Dengan demikian, pasal 29 dari Kitab Keluaran memberikan panduan dan peraturan bagi bangsa Israel dalam mempersiapkan imam-imam yang akan melayani di hadapan Allah, serta mengajarkan pentingnya pemisahan dan pengudusan dalam ibadah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran Pasal 29:

1. Penahbisan imam dan anak-anaknya (Keluaran 29:1-9)
- Tujuan penahbisan untuk melayani Tuhan sebagai imam.
- Ritual penahbisan melibatkan sapi jantan, domba jantan, roti tidak beragi, dan minyak urapan.

2. Pembasuhan dan pakaian imam (Keluaran 29:4-9)
- Harun dan anak-anaknya harus dibasuh dengan air.
- Mereka harus mengenakan pakaian khusus, termasuk jubah, baju efod, dan tutup dada.

3. Pengurapan imam (Keluaran 29:7)
- Minyak urapan harus dicurahkan di atas kepala Harun untuk mengurapinya.

4. Penahbisan anak-anak imam (Keluaran 29:9)
- Anak-anak imam juga harus dikenakan pakaian khusus dan disabuki dengan ikat pinggang.

5. Persembahan penghapus dosa (Keluaran 29:10-14)
- Sapi jantan harus disembelih dan darahnya diolesi pada tanduk mazbah.
- Lemak dan bagian tertentu dari sapi jantan harus dibakar di atas mazbah.

6. Persembahan bakaran (Keluaran 29:15-18)
- Domba jantan harus disembelih dan darahnya dipercikkan di sekeliling mazbah.
- Daging domba harus dibakar di atas mazbah sebagai persembahan bakaran.

7. Persembahan unjukan (Keluaran 29:19-28)
- Domba jantan lainnya harus disembelih dan darahnya diolesi pada telinga, ibu jari tangan, dan ibu jari kaki imam.
- Lemak dan bagian tertentu dari domba jantan harus dibakar di atas mazbah.
- Roti dan kue juga harus dipersembahkan sebagai persembahan unjukan.

8. Pemakaian pakaian kudus (Keluaran 29:29-30)
- Pakaian kudus Harun harus menjadi milik anak-anaknya setelah dia.
- Anak yang menggantikannya sebagai imam harus mengenakan pakaian kudus selama tujuh hari.

9. Pendamaian dan pengudusan mazbah (Keluaran 29:36-37)
- Mazbah harus dibersihkan dan diurapi selama tujuh hari untuk menguduskannya.
- Setiap hari, dua ekor anak domba harus dipersembahkan sebagai persembahan bakaran di atas mazbah.

10. Pertemuan dengan Tuhan di tenda pertemuan (Keluaran 29:42-46)
- Tuhan akan bertemu dengan keturunan Israel di tenda pertemuan.
- Tenda pertemuan dan mazbahnya akan dikuduskan oleh kemuliaan Tuhan.
- Tuhan akan tinggal di antara keturunan Israel dan menjadi Allah mereka.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Harun: saudara Musa, yang akan ditahbiskan sebagai imam- Anak-anak Harun: anak-anak Harun yang juga akan ditahbiskan sebagai imam

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Tenda Pertemuan: tempat di mana upacara penahbisan akan dilakukan- Mazbah: tempat di mana kurban bakaran akan dipersembahkan- Ruang Kudus: bagian dari Tenda Pertemuan yang dianggap suci dan hanya dapat diakses oleh imam

Kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "29" adalah sebagai berikut:

1. Menahbiskan (ayat 1): Tindakan untuk menguduskan Harun dan anak-anaknya sebagai imam.

2. Sapi jantan dan domba jantan (ayat 1): Hewan-hewan yang harus dipersembahkan sebagai korban dalam upacara penahbisan.

3. Roti tidak beragi (ayat 2): Jenis roti yang harus dibuat dari tepung gandum yang baik.

4. Memasuki tenda pertemuan (ayat 4): Harun dan anak-anaknya harus dibawa ke dalam tenda pertemuan.

5. Air (ayat 4): Digunakan untuk membasuh Harun dan anak-anaknya.

6. Pakaian kudus (ayat 5): Pakaian yang harus dikenakan oleh Harun dan anak-anaknya setelah penahbisan.

7. Minyak urapan (ayat 7): Minyak yang harus dicurahkan di atas kepala Harun sebagai tanda pengurapan.

8. Domba jantan (ayat 15): Hewan yang harus dipersembahkan sebagai korban bakaran.

9. Darah (ayat 16): Darah domba jantan yang harus dioleskan pada tanduk-tanduk mazbah.

10. Daging (ayat 18): Daging domba jantan yang harus dibakar di atas mazbah.

11. Domba jantan yang seekor lagi (ayat 19): Hewan yang harus dipersembahkan sebagai korban pengudusan.

12. Cuping telinga kanan (ayat 20): Tempat di mana darah domba jantan harus dioleskan pada Harun dan anak-anaknya.

13. Lemak (ayat 22): Bagian dari domba jantan yang harus dibakar di atas mazbah.

14. Roti (ayat 23): Roti yang harus diberikan sebagai persembahan unjukan.

15. Dada dan paha (ayat 26): Bagian dari domba jantan yang harus diberikan sebagai persembahan unjukan.

16. Pakaian kudus Harun (ayat 29): Pakaian yang harus dikenakan oleh Harun dan anak-anaknya setelah penahbisan.

17. Tujuh hari (ayat 35): Waktu yang diperlukan untuk menahbiskan Harun dan anak-anaknya.

18. Sapi jantan (ayat 38): Hewan yang harus dipersembahkan sebagai persembahan penghapus dosa setiap hari.

19. Mazbah (ayat 37): Tempat di mana korban-korban dipersembahkan.

20. Domba (ayat 38): Hewan yang harus dipersembahkan sebagai persembahan bakaran setiap hari.

21. Tepung halus, minyak zaitun, dan anggur (ayat 40): Bahan-bahan yang harus dicampurkan sebagai persembahan curahan.

22. Kurban bakaran (ayat 42): Persembahan yang harus diberikan secara terus-menerus di hadapan TUHAN.

23. Tenda pertemuan (ayat 43): Tempat di mana TUHAN akan bertemu dengan umat Israel.

24. Menguduskan (ayat 44): Tindakan untuk menguduskan tenda pertemuan dan mazbah.

25. Allah mereka (ayat 45): TUHAN menyatakan diri-Nya sebagai Allah umat Israel.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari upacara penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam?
2. Mengapa diperlukan darah dan minyak urapan dalam upacara penahbisan ini?
3. Bagaimana persembahan-persembahan ini mencerminkan pengudusan dan pendamaian umat Israel dengan Allah?
4. Apa arti simbolis dari pakaian kudus yang dikenakan oleh imam-imam?
5. Bagaimana upacara penahbisan ini mengajarkan tentang pentingnya kesucian dan ketaatan dalam pelayanan kepada Allah?

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana kita sebagai orang percaya dapat menerapkan prinsip-prinsip dari upacara penahbisan ini dalam kehidupan kita sehari-hari?
2. Apakah ada perbedaan antara peran imam-imam dalam Perjanjian Lama dengan peran imam-imam dalam Perjanjian Baru? Jika ada, apa perbedaannya?
3. Bagaimana kita dapat menghubungkan upacara penahbisan ini dengan Yesus Kristus sebagai Imam Agung kita?
4. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya pengudusan diri kita sendiri sebagai orang percaya dalam pelayanan kepada Allah?
5. Bagaimana upacara penahbisan ini mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan dalam pelayanan kepada Allah?

Hal Menarik Terkait Kitab "Keluaran" Pasal "29":
1. Upacara penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam merupakan bagian dari persiapan untuk membangun Kemah Suci dan memulai ibadah di tengah-tengah umat Israel.
2. Upacara penahbisan ini menekankan pentingnya kesucian dan ketaatan dalam pelayanan kepada Allah.
3. Simbol-simbol seperti darah, minyak urapan, dan pakaian kudus digunakan dalam upacara ini untuk mengungkapkan pengudusan dan pendamaian umat Israel dengan Allah.
4. Persembahan-persembahan yang dipersembahkan dalam upacara ini mengajarkan tentang pentingnya pengorbanan dalam pelayanan kepada Allah.
5. Upacara penahbisan ini juga mengajarkan tentang peran imam-imam dalam memediasi hubungan antara umat Israel dan Allah serta pentingnya pengudusan diri dalam pelayanan kepada-Nya.

Dari pasal 29 Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya tahbisan dan pengudusan: Pasal ini menggambarkan proses tahbisan dan pengudusan Harun dan anak-anaknya sebagai imam. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya menguduskan diri kita sendiri bagi pelayanan Tuhan. Kita perlu membersihkan diri kita dari dosa dan mengabdikan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan.

2. Pentingnya persembahan dan pengorbanan: Pasal ini juga menjelaskan tentang persembahan dan pengorbanan yang harus diberikan sebagai bagian dari tahbisan imam. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya memberikan persembahan dan pengorbanan kita kepada Tuhan sebagai wujud penghormatan dan pengabdian kepada-Nya.

3. Pentingnya kekudusan: Pasal ini menekankan pentingnya menjaga kekudusan tempat ibadah dan persembahan-persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga kekudusan dalam hidup kita dan menghindari segala sesuatu yang dapat mencemarkan kekudusan kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:

1. Meminta pengudusan diri: Memohon kepada Tuhan agar Dia menguduskan hidup kita dan membersihkan kita dari dosa-dosa kita, sehingga kita dapat melayani-Nya dengan tulus dan setia.

2. Meminta kemampuan untuk memberikan persembahan dan pengorbanan: Memohon kepada Tuhan agar Dia memberikan kita kemampuan untuk memberikan persembahan dan pengorbanan yang sesuai kepada-Nya, baik dalam bentuk waktu, talenta, atau harta.

3. Meminta pertolongan untuk menjaga kekudusan: Memohon kepada Tuhan agar Dia memberikan kita kekuatan dan kebijaksanaan untuk menjaga kekudusan dalam hidup kita, sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

4. Meminta berkat dan kehadiran Tuhan: Memohon kepada Tuhan agar Dia memberkati hidup kita dan hadir di tengah-tengah kita, sehingga kita dapat mengalami kehadiran-Nya secara nyata dan menjadi saksi bagi dunia tentang kasih dan kuasa-Nya.

Semoga doa-doa ini dapat membantu kita untuk hidup sesuai dengan ajaran dan prinsip yang terkandung dalam pasal ini.