Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Musa menerima dua loh batu

Kemah Suci dan para pekerjanya. Hari Sabat dijadikan tanda di antara Allah dan Israel.

31:1 Bezaleel dan Aholiab ditunjuk dan memenuhi syarat untuk bekerja di Kemah Suci.
31:12 Pemeliharaan hari Sabat diperintahkan lagi.
31:18 Musa menerima dua loh hukum.

Bezaleel dan Aholiab ditunjuk (31:1-11)
Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12-17)
Musa menerima kedua loh hukum (31:18-18)

Allah, Musa, Bezaleel, Aholiab.

Ahisamakh, Aholiab, Allah, Bezaleel, Dan, Harun, Hur, Israel, Kemah Pertemuan, Musa, Roh Allah, Sabat, Sinai, TUHAN, Uri, Yehuda

Ketika Allah memberikan sebuah pekerjaan Dia akan, dalam ukuran tertentu memberikan syarat-syarat sesuai dengan pekerjaannya. Ketika Allah mau pekerjaan dilakukan, Dia tidak akan tanpa peralatan.

Ketika Kristus mengutus rasul-rasul-Nya untuk memberitakan Injil Dia mencurahkan Roh Kudus ke atas mereka untuk memampukan mereka berbicara tentang pekerjaan Allah yang indah dengan kuasa.

Dalam pasal 31 Kitab Keluaran, TUHAN berbicara kepada Musa dan memilih Bezaleel, anak Uri, dari suku Yehuda, untuk dipenuhi dengan Roh Allah dalam hikmat, pengertian, pengetahuan, dan keahlian untuk membuat berbagai rancangan dari emas, perak, dan perunggu. TUHAN juga menetapkan Aholiab, anak Ahisamakh, dari suku Dan untuk menyertainya. TUHAN memberikan keahlian kepada semua pekerja lainnya untuk membuat segala sesuatu yang telah diperintahkan-Nya, seperti Tenda Pertemuan, Tabut Kesaksian, meja, mazbah, dan pakaian khusus untuk imam. TUHAN juga memerintahkan bangsa Israel untuk memelihara Sabat sebagai tanda antara-Nya dan mereka, dan siapa pun yang melanggar Sabat harus dihukum mati. TUHAN memberikan dua loh batu kepada Musa, yang bertuliskan hukum-hukum yang ditulis dengan jari Allah sendiri.

Latar belakang dari pasal 31 dalam Kitab Keluaran adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal 31 terjadi setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan sedang berada di padang gurun Sinai. Mereka telah menerima hukum-hukum Allah (Sepuluh Perintah) di Gunung Sinai dan sedang dalam proses membangun Kemah Pertemuan, tempat ibadah yang akan menjadi pusat kehadiran Allah di antara mereka.

Konteks Budaya:
Bangsa Israel pada saat itu adalah bangsa yang baru saja keluar dari perbudakan di Mesir. Mereka memiliki latar belakang budaya Mesir yang kuat, tetapi sekarang mereka sedang dalam proses menjadi bangsa yang dipilih oleh Allah untuk menjadi umat-Nya.

Konteks Literatur:
Kitab Keluaran adalah bagian dari Taurat, yang merupakan bagian pertama dari Alkitab Ibrani dan juga Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi kisah keluaran bangsa Israel dari Mesir, perjalanan mereka di padang gurun, dan pemberian hukum-hukum Allah kepada mereka.

Konteks Teologis:
Pasal 31 berbicara tentang pemilihan dan pemberian karunia rohani kepada orang-orang yang akan mengerjakan pekerjaan dalam pembangunan Kemah Pertemuan. Allah memilih Bezaleel dan Aholiab untuk menjadi kepala pekerjaan tersebut dan memberikan kepada mereka keahlian dan kebijaksanaan untuk melaksanakan tugas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan karunia-karunia khusus kepada orang-orang yang dipilih-Nya untuk melayani-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, pasal 31 dimulai dengan Allah memanggil Musa ke atas gunung Sinai untuk memberikan hukum-hukum-Nya. Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada bangsa Israel dan perintah-perintah lainnya yang berkaitan dengan ibadah dan kehidupan mereka sebagai umat-Nya. Allah juga memberikan petunjuk tentang pembangunan Kemah Pertemuan dan perlengkapannya.

Dengan demikian, pasal 31 adalah kelanjutan dari petunjuk-petunjuk Allah kepada bangsa Israel tentang pembangunan Kemah Pertemuan dan pemilihan orang-orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran pasal 31:

1. Bezaleel dan Aholiab dipanggil oleh TUHAN (Keluaran 31:1-6)
- Bezaleel dan Aholiab dipilih oleh TUHAN untuk membuat berbagai rancangan dan keahlian dalam pembuatan perlengkapan Bait Suci.
- Mereka diberikan hikmat, pengertian, pengetahuan, dan keahlian oleh Roh Allah.

2. Perintah untuk memelihara hari Sabat (Keluaran 31:12-17)
- TUHAN memerintahkan bangsa Israel untuk sungguh-sungguh memelihara hari Sabat sebagai tanda antara TUHAN dan mereka.
- Hari Sabat adalah hari yang kudus bagi TUHAN dan harus dihormati.
- Setiap orang yang melanggar hari Sabat harus dihukum mati.

3. Pemberian dua loh batu dengan hukum-hukum Allah (Keluaran 31:18)
- Setelah berbicara dengan Musa di Gunung Sinai, TUHAN memberikan dua loh batu yang ditulisi dengan hukum-hukum yang ditulis oleh jari Allah sendiri.

4. Pembangunan perlengkapan Bait Suci (Keluaran 31:1-11)
- TUHAN memberikan keahlian kepada Bezaleel, Aholiab, dan pekerja lainnya untuk membuat segala sesuatu yang diperintahkan TUHAN, termasuk Tenda Pertemuan, Tabut Kesaksian, meja, mazbah, dan pakaian khusus untuk imam.

5. Pentingnya Sabat sebagai perjanjian antara TUHAN dan bangsa Israel (Keluaran 31:13-17)
- Sabat adalah tanda antara TUHAN dan keturunan Israel selama-lamanya.
- Sabat harus dipelihara turun-temurun sebagai perjanjian yang kudus.

Catatan: Ayat referensi yang diberikan hanya mencakup bagian-bagian penting dari pasal 31. Untuk pemahaman yang lebih lengkap, disarankan untuk membaca seluruh pasal 31 Kitab Keluaran.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Musa: Nabi dan pemimpin bangsa Israel.
- Bezaleel: Anak Uri, anak Hur, dari suku Yehuda. Dipanggil oleh TUHAN untuk membuat berbagai rancangan dan memiliki keahlian dalam pekerjaan emas, perak, perunggu, mengasah permata, dan mengukir kayu.
- Aholiab: Anak Ahisamakh, dari suku Dan. Dipilih oleh TUHAN untuk mendampingi Bezaleel dalam pekerjaan tersebut.
- Harun: Saudara Musa dan imam utama bangsa Israel.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Tenda pertemuan: Tempat ibadah yang dibangun oleh bangsa Israel di padang gurun.
- Gunung Sinai: Tempat TUHAN berbicara kepada Musa dan memberikan hukum-hukum-Nya.
- Ruang Kudus: Bagian dari Tenda Pertemuan yang dianggap suci dan hanya dapat diakses oleh imam.Penjelasan singkat:
- Bezaleel dan Aholiab dipilih oleh TUHAN untuk memiliki keahlian dalam pekerjaan seni dan kerajinan untuk membangun Tenda Pertemuan dan perlengkapannya.
- Harun adalah imam utama yang akan memakai pakaian khusus dan melayani TUHAN di Ruang Kudus.
- Tenda Pertemuan adalah tempat ibadah yang penting bagi bangsa Israel di padang gurun.
- Gunung Sinai adalah tempat di mana TUHAN berbicara kepada Musa dan memberikan hukum-hukum-Nya.
- Ruang Kudus adalah bagian dari Tenda Pertemuan yang dianggap suci dan hanya dapat diakses oleh imam.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "31" dari Alkitab:

1. Bezaleel: Nama seorang pria yang dipilih oleh TUHAN untuk memiliki keahlian dalam membuat berbagai rancangan dari emas, perak, dan perunggu, serta dalam mengasah permata dan mengukir kayu.

2. Aholiab: Orang yang ditunjuk oleh TUHAN untuk menyertai Bezaleel dalam pekerjaan pembuatan perlengkapan untuk Tenda Pertemuan.

3. Roh Allah: Roh yang diberikan oleh TUHAN kepada Bezaleel untuk memenuhinya dengan hikmat, pengertian, pengetahuan, dan berbagai macam keahlian.

4. Tenda Pertemuan: Tempat ibadah yang dibangun oleh bangsa Israel di padang gurun, yang berisi Tabut Perjanjian dan perlengkapan ibadah lainnya.

5. Sabat: Hari peristirahatan yang kudus bagi TUHAN, yang harus dijaga dan dirayakan oleh bangsa Israel sebagai tanda perjanjian antara TUHAN dan mereka.

6. Hukum-hukum: Aturan-aturan yang ditulis oleh TUHAN sendiri pada dua loh batu, yang menjadi pedoman bagi bangsa Israel dalam hidup mereka.

7. Gunung Sinai: Tempat di mana TUHAN berbicara kepada Musa dan memberikan hukum-hukum-Nya.

8. Jari Allah: Allah sendiri yang menulis hukum-hukum-Nya pada dua loh batu.

Kata kunci ini mencakup tokoh-tokoh penting, perintah-perintah TUHAN, dan tempat-tempat yang terkait dengan pasal 31 Kitab Keluaran.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari pemilihan Bezaleel dan Aholiab oleh TUHAN untuk mengerjakan pekerjaan khusus dalam membangun tenda pertemuan?
2. Bagaimana Roh Allah memberikan hikmat, pengertian, pengetahuan, dan keahlian kepada Bezaleel dan Aholiab? Apakah ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara manusia dan Roh Allah dalam pelayanan?
3. Mengapa TUHAN begitu menekankan pentingnya memelihara hari Sabat? Apa pesan yang ingin disampaikan oleh TUHAN melalui perintah ini?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terungkap dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah ada prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam pelayanan gereja?
2. Apa arti pentingnya kerja sama dalam pelayanan gereja? Bagaimana kita dapat belajar dari kerja sama antara Bezaleel dan Aholiab?
3. Bagaimana kita dapat memahami konsep Sabat dalam konteks kehidupan Kristen saat ini? Apakah ada prinsip-prinsip yang dapat kita ambil dari perintah ini?

Hal-hal menarik terkait Kitab "Keluaran" pasal "31":
1. Bezaleel dan Aholiab dipilih oleh TUHAN secara khusus untuk mengerjakan pekerjaan dalam membangun tenda pertemuan. Ini menunjukkan bahwa TUHAN memberikan keahlian dan bakat tertentu kepada orang-orang tertentu untuk melayani-Nya.
2. Perintah untuk memelihara hari Sabat menunjukkan pentingnya menghormati waktu istirahat dan refleksi dalam kehidupan kita. Ini juga mengingatkan kita akan kekuasaan dan kekudusan TUHAN sebagai Pencipta.
3. Penulisan hukum-hukum Allah pada dua loh batu oleh jari Allah sendiri menunjukkan otoritas dan keabsahan hukum-hukum tersebut. Ini juga menegaskan pentingnya menghormati dan mengikuti perintah-perintah Allah dalam kehidupan kita.

Dalam pasal 31 dari Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya pemberian karunia dan keahlian oleh Allah: Allah memanggil Bezaleel dan Aholiab dan memenuhi mereka dengan Roh Allah dalam hal hikmat, pengertian, pengetahuan, dan keahlian untuk membuat berbagai rancangan dan karya seni. Hal ini mengajarkan kita bahwa Allah memberikan karunia dan keahlian kepada setiap orang sesuai dengan rencana-Nya. Kita harus menghargai dan menggunakan karunia-karunia ini untuk kemuliaan Allah dan pelayanan kepada sesama.

2. Pentingnya memelihara hari Sabat: Allah memerintahkan bangsa Israel untuk memelihara hari Sabat sebagai tanda antara-Nya dan mereka. Hari Sabat adalah hari peristirahatan yang kudus bagi TUHAN. Kita juga dapat belajar untuk menghormati dan memelihara waktu khusus untuk beristirahat, beribadah, dan menghormati Allah dalam hidup kita. Hari Sabat juga mengingatkan kita bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi dan Dia berhak atas waktu kita.

3. Pentingnya mengikuti perintah Allah: Allah memberikan perintah-perintah yang spesifik kepada Musa mengenai pembuatan Tenda Pertemuan, tabut kesaksian, dan perlengkapan lainnya. Bangsa Israel harus membuat semuanya sesuai dengan perintah Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk taat dan patuh terhadap firman Allah dalam hidup kita. Kita harus menghormati dan mengikuti perintah-perintah-Nya dengan setia.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk memahami dan menggunakan karunia-karunia yang Allah berikan kepada kita dengan bijaksana dan untuk kemuliaan-Nya.
2. Berdoa untuk memiliki pengertian dan penghormatan yang lebih dalam terhadap hari Sabat, dan untuk dapat menggunakan waktu tersebut dengan bijaksana dalam ibadah dan istirahat.
3. Berdoa untuk mendapatkan kepatuhan dan kesetiaan dalam mengikuti firman Allah, serta kemampuan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dalam hidup kita.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan pelajaran berharga dari pasal ini dalam hidup kita sehari-hari.