Statistik	31 pasal, 915 ayat, 15.043 ayat
Penulis	Salomo dan Orang Lain
Tema	Hikmat untuk Hidup dengan Benar; Kesalehan : harus giat dipraktekkan.
Waktu	Sekitar 970-700 SM
Tempat	Yerusalem di Yehuda
Kata Kunci	Hikmat
Kristus Di Alkitab	Dia adalah hikmat kita

PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.

Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.

Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.

1. I. Prolog: Maksud dan Tema-Tema Amsal
   (Ams 1:1-7)
   
2. II. Tiga Belas Ajaran Hikmat bagi Kaum Muda
   (Ams 1:8-9:18)
   
1. A. Hormatilah Orang-Tua dan Perhatikan Nasihat Mereka
   (Ams 1:8-9)
   
2. B. Katakan "Tidak" kepada Semua Bujukan Orang Berdosa
   (Ams 1:10-19)
   
3. C. Tunduklah pada Hikmat dan Takut akan Tuhan
   (Ams 1:20-33)
   
4. D. Carilah Hikmat dengan Pengertian dan Kebajikannya
   (Ams 2:1-22)
   
5. E. Ciri-Ciri Khas dan Manfaat Hikmat Sejati
   (Ams 3:1-35)
   
6. F. Hikmat Sebagai Harta Keluarga
   (Ams 4:1-13,20-27)
   
7. G. Hikmat dan Dua Jalan Hidup Ini
   (Ams 4:14-19)
   
8. H. Bujukan dan Kebodohan Kebejatan Seksual
   (Ams 5:1-14)
   
9. I. Nasihat Mengenai Kesetiaan Dalam Pernikahan
   (Ams 5:15-23)
   
10. J. Hindari Tanggungan Utang Orang Lain, Kemalasan dan Penipuan
    (Ams 6:1-19)
    
11. K. Kebodohan yang Sangat dari Semua Bentuk Kebejatan Seksual
    (Ams 6:20-7:27)
    
12. L. Imbauan Hikmat
    (Ams 8:1-36)
    
13. M. Hikmat dan Kebebalan Diperbandingkan
    (Ams 9:1-18)
    
3. III.Himpunan Utama Amsal-Amsal Salomo
   (Ams 10:1-22:16)
   
1. A. Amsal-Amsal yang Membandingkan Orang Benar dengan Orang Fasik
   (Ams 10:1-15:33)
   
2. B. Amsal-Amsal yang Mendorong Hidup Benar
   (Ams 16:1-22:16)
   
4. IV. Perkataan Tambahan Orang Bijak
   (Ams 22:17-24:34)
   
5. V. Amsal-Amsal Salomo yang Dikumpulkan Para Pegawai Hizkia
   (Ams 25:1-29:27)
   
1. A. Amsal-Amsal Tentang Bermacam-Macam Orang
   (Ams 25:1-26:28)
   
2. B. Amsal-Amsal Tentang Berbagai Kegiatan
   (Ams 27:1-29:27)
   
6. VI. Kata-Kata Hikmat Terakhir
   (Ams 30:1-31:31)
   
1. A. Oleh Agur
   (Ams 30:1-33)
   
2. B. Oleh Lemuel
   (Ams 31:1-9)
   
3. C. Mengenai Istri yang Bersifat Mulia
   (Ams 31:10-31)
   

Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga

1. (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
2. (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
3. (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).

Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).

1. Kerja
Teks kunci: Ams 6:6-11. Si pemalas membesar-besarkan masalahnya dan tidak melakukan apa-apa (Ams 22:13; 26:13,14; 21:25,26). Perhatikan akibat dari kemalasan (Ams 10:4,5; 12:24; 13:4; 19:15).
Orang yang rajin mengumpulkan kekayaan dengan menggunakan kesempatan yang ada (Ams 10:4,5). Ia diberi tanggung jawab (Ams 12:27) dan menjadi makmur. (Bandingkan Mat 25:24-30; Yoh 9:4; Gal 6:9,10; Efe 5:16).

2. Faedah lidah
Teks kunci: Ams 10:11,13,18-21,31,32. Orang bijaksana berhati-hati dalam menggunakan kata-kata, sedangkan orang bodoh kurang dapat menenggang rasa sehingga menimbulkan sakit hati dan kerugian. (Lihat juga Ams 6:16,18,19; 10:11,19; 11:13; 12:18; 14:23; 15:1; 16:28; 17:9,22; 18:6-8; 20:19; 24:2; 25:11,15,23; 26:20,22,29:11; 31:26. Bandingkan dengan Ams Mat 7:1-1; 12:34-36;15:11,17,18; Yak 3:5-8).

3. Persahabatan
Pasal kunci: Ams 18. sedikit teman akrab lebih baik daripada banyak kenalan. Persahabatan harus dimenangkan; menjalin persahabatan memerlukan temperamen yang baik (Ams 3:29; 25:8,9, 21,22; 24:17,19; 11:12;14:21;21:10;12:26). Seorang sahabat yang baik itu setia dan takpernah meninggalkan (Ams 14:20; 19:4,6,7; 17: 17). Dia juga jujur (Ams 27:6; 29:5). Dia meyakinkan dan mendorong semangat (Ams 17:9,17). Persahabatan sejati memerlukan hikmat dan tenggang rasa (Ams 25:17; 27:14; 26:18,19). Namun demikian, hubungan persahabatan antar manusia selalu mengandung risiko (Ams 2:17; 16:28; 17:9).

4. Kekayaan dan kemiskinan
Pasal kunci: Ams 19. Kekayaan memberikan ke-ntungan-keuntungan yang nyata. Kekayaan memberikan perasaan aman (Ams 10:15; 18:11); membuka berbagai jalan (Ams 18:16); menarik banyak teman (Ams 14:20; 19:4,6). Bersama dengan itu, kekayaan cenderung membuat orang menjadi keras (Ams 18:23) dan memberikannya kekuasaan yang sewenang-wenang (Ams 22:7). Kekayaan menimbulkan percaya diri (Ams 30:8-9). Namun demikian, kekayaan dunia tidaklah kekal (Ams 23:4,5; 27:24). Kekayaan sama sekali tidak dapat membantu pada saat Hari Penghakiman datang (Ams 11:4), sedangkan kocek yang kosong membantu seseorang untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam kebenaran (Ams 15:16; 28:6). Seorang miskin mungkin saja mempunyai kekayaan yang besar (Ams 13:7; bandingkan dengan Mat 6:19-24; 2Ko 6:10).

Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini

1. (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
2. (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
3. (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.

Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal 1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal 10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
2. (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
3. (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
4. (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
5. (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
6. (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
7. (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal 31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena

pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.

1. (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Hikmat diwujudkan dalam pasal 8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu

1. (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
2. (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
3. (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
4. (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).

Tujuan Amsal

Penjelasan hikmat dengan anak-anak manusia dan kehancuran yang pasti atas mereka yang tidak mau mendengarkan panggilan Hikmat.

1:1 Manfaat Amsal.
1:7 Nasihat untuk takut akan TUHAN, dan mempercayai perkataan-Nya;
1:10 untuk menghindari bujukan para pendosa.
1:20 Hikmat mengeluhkan dia tidak dianggap.
1:24 Dia mengancam mereka yang menghinanya.

Tujuan Amsal ini (1:1-7)
Nasihat dan peringatan (1:8-19)
Nasihat hikmat (1:20-33)

Allah, Salomo, anaknya, Hikmat (Kristus).

Daud, Israel, Salomo, TUHAN

Dari segala hal yang perlu diketahui, hal yang paling penting adalah bahwa Allah dihormati dan dilayani, dan orang-orang sedikit mengetahui siapa yang tidak mengetahui hal ini. Segala pengetahuan yang sejati dimulai dari rasa takut akan Allah dan mencondongkan itu sebagai kesempurnaan dan pusatnya.

ay. 20. Kristuslah yang memohon bersama dengan orang berdosa dan menyampaikan kata-kata mereka. Dia menyebut diri-Nya sebagai Hikmat, Luk 7:35. Di dalam Dia tersimpan segala harta hikmat dan pengetahuan. Dia adalah pusat dari semua pewahyuan ilahi - Firman yang kekal yang Allah beritahukan kepada manusia.

Pasal 1 dari Kitab Amsal adalah pengantar yang ditulis oleh Raja Salomo. Tujuannya adalah untuk memberikan hikmat, didikan, dan pengertian kepada pembaca. Raja Salomo mengajarkan bahwa takut akan TUHAN adalah awal dari pengetahuan, dan bahwa orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Ia juga menekankan pentingnya mendengarkan didikan orang tua dan menjauhi orang berdosa yang ingin membujuk kita untuk melakukan kejahatan. Raja Salomo mengingatkan bahwa hikmat berseru-seru di jalanan dan di tempat-tempat umum, dan bahwa orang-orang naif harus berpaling kepada teguran dan nasihat hikmat. Bagi mereka yang mendengarkan dan mengikuti hikmat, mereka akan hidup dengan aman dan tenteram tanpa takut terhadap malapetaka.

Kitab Amsal adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terdiri dari kumpulan ajaran hikmat dan nasihat praktis. Pasal 1 dari Kitab Amsal dimulai dengan pengantar yang menyatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Raja Salomo, putra Raja Daud, yang dikenal karena kebijaksanaan dan kecerdasannya.

Konteks historis dari Kitab Amsal adalah pada masa pemerintahan Raja Salomo di Kerajaan Israel sekitar abad ke-10 SM. Pada masa itu, Israel sedang mengalami masa keemasan dan kemakmuran. Raja Salomo dikenal sebagai raja yang bijaksana dan banyak orang datang untuk mendengarkan hikmatnya.

Budaya pada masa itu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan praktik agama Yahudi. Hikmat yang terdapat dalam Kitab Amsal didasarkan pada ajaran Taurat dan nilai-nilai moral yang dipegang teguh oleh masyarakat Yahudi.

Secara literatur, Kitab Amsal termasuk dalam genre sastra hikmat. Gaya bahasanya menggunakan perumpamaan, alegori, dan nasihat praktis untuk mengajarkan kebijaksanaan hidup sehari-hari.

Secara teologis, Kitab Amsal menekankan pentingnya takut akan Tuhan sebagai awal dari segala hikmat. Tujuan utama kitab ini adalah untuk mengajarkan orang-orang bagaimana hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab di hadapan Allah dan sesama manusia.

Dengan latar belakang ini, pasal 1 dari Kitab Amsal mengajarkan pentingnya mendengarkan dan mengikuti ajaran hikmat untuk mencapai kehidupan yang sukses dan berkat.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Amsal Pasal 1:

1. Tujuan Kitab Amsal: Kitab Amsal ditulis oleh Raja Salomo untuk memberikan hikmat, didikan, dan pengertian kepada pembaca (Amsal 1:1-4).

2. Pentingnya takut akan TUHAN: Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan dan hikmat (Amsal 1:7).

3. Pentingnya mendengarkan didikan orang tua: Anak diminta untuk mendengarkan didikan ayah dan pengajaran ibu mereka (Amsal 1:8).

4. Bahaya mengikuti orang berdosa: Anak diminta untuk tidak mengikuti ajakan orang berdosa yang mengajak melakukan kejahatan dan kekerasan (Amsal 1:10-14).

5. Konsekuensi dari keserakahan dan kejahatan: Orang yang tamak akan laba akan membinasakan dirinya sendiri, dan hikmat berseru-seru untuk mengingatkan manusia akan akibat perbuatan mereka (Amsal 1:18-19, 20-21).

6. Penolakan terhadap hikmat dan teguran: Orang-orang bodoh dan naif yang tidak menghargai pengetahuan dan takut akan TUHAN akan mengalami malapetaka dan kesesatan (Amsal 1:22-27).

7. Keamanan bagi mereka yang mendengarkan hikmat: Mereka yang mendengarkan hikmat akan hidup dengan aman dan tenteram tanpa takut terhadap malapetaka (Amsal 1:33).

Referensi:
- Amsal 1:1-4
- Amsal 1:7
- Amsal 1:8
- Amsal 1:10-14
- Amsal 1:18-19
- Amsal 1:20-21
- Amsal 1:22-27
- Amsal 1:33

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Salomo: Anak Daud, raja Israel, penulis Kitab Amsal.
- Orang-orang naif: Orang-orang yang kurang berpengetahuan dan mudah terpengaruh.
- Orang-orang muda: Generasi muda yang membutuhkan petunjuk dan pengetahuan.
- Orang-orang berdosa: Orang-orang yang melakukan tindakan jahat dan mempengaruhi orang lain untuk ikut serta.
- Orang-orang yang tidak bersalah: Orang-orang yang tidak bersalah dan menjadi target serangan orang-orang berdosa.
- Orang-orang tamak akan laba: Orang-orang yang serakah dan hanya memikirkan keuntungan pribadi.
- Pemiliknya: Para pemilik harta benda yang menjadi korban kejahatan orang-orang tamak akan laba.
- Orang-orang naif: Orang-orang yang kurang berpengetahuan dan mudah terpengaruh.
- Para pengejek: Orang-orang yang suka mengejek dan mencemooh orang lain.
- Orang-orang bodoh: Orang-orang yang tidak menghargai pengetahuan dan tidak mau belajar.
- Orang-orang yang mencari teguran: Orang-orang yang mencari petunjuk dan nasihat.
- Orang-orang yang menghampiri malapetaka: Orang-orang yang menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Israel: Negara di mana Salomo menjadi raja.
- Jalanan: Tempat di mana hikmat berseru-seru.
- Tempat-tempat umum: Tempat di mana hikmat mengangkat suaranya.
- Ujung-ujung keramaian: Tempat di mana hikmat berseru-seru.
- Pintu-pintu gerbang kota: Tempat di mana hikmat mengucapkan perkataannya.

Kata kunci dalam Kitab Amsal pasal 1 adalah:

1. Hikmat: Pengetahuan dan kebijaksanaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk hidup dengan bijaksana.
2. Didikan: Pengajaran dan pembelajaran tentang hikmat dan kebenaran.
3. Keadilan: Prinsip-prinsip keadilan yang harus diikuti dalam hidup.
4. Kebenaran: Kepatuhan terhadap kebenaran Allah dan firman-Nya.
5. Kejujuran: Integritas dan kejujuran dalam berperilaku.
6. Pengetahuan: Pemahaman tentang kebenaran dan hikmat.
7. Petunjuk: Arahan dan bimbingan untuk hidup yang benar.
8. Takut akan TUHAN: Rasa hormat dan takut kepada Allah sebagai permulaan pengetahuan.
9. Didikan ayah dan ibu: Pengajaran dan nasihat dari orang tua.
10. Orang-orang berdosa: Orang-orang yang hidup dalam dosa dan mengajak orang lain untuk berbuat jahat.
11. Orang-orang naif: Orang-orang yang kurang pengalaman dan mudah dipengaruhi.
12. Orang-orang bodoh: Orang-orang yang tidak bijaksana dan tidak menghargai hikmat.
13. Jalan-jalan kejahatan: Cara hidup yang jahat dan melawan kehendak Allah.
14. Hikmat berseru-seru: Hikmat yang menawarkan nasihat dan pengajaran kepada semua orang.
15. Orang-orang naif: Orang-orang yang mudah tertipu dan tidak menghargai hikmat.
16. Orang-orang bodoh: Orang-orang yang tidak bijaksana dan tidak menghargai hikmat.
17. Pengetahuan: Pemahaman tentang kebenaran dan hikmat.
18. Takut akan TUHAN: Rasa hormat dan takut kepada Allah sebagai permulaan pengetahuan.
19. Malapetaka: Bencana dan kesulitan yang menimpa orang-orang yang tidak menghargai hikmat.
20. Mendengarkan: Menerima dan memperhatikan nasihat dan pengajaran hikmat.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Amsal pasal 1:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari pengantar Kitab Amsal ini mengenai tujuan dan manfaatnya?
2. Mengapa takut akan TUHAN dianggap sebagai permulaan pengetahuan? Bagaimana takut akan TUHAN dapat mempengaruhi kehidupan kita?
3. Mengapa penting bagi kita untuk mendengarkan didikan orang tua kita? Apa yang dapat kita pelajari dari pengajaran mereka?
4. Bagaimana kita dapat menghindari godaan dan bujukan orang berdosa? Apa yang dapat kita pelajari dari peringatan dalam pasal ini?
5. Apa yang dikatakan tentang hikmat dalam pasal ini? Bagaimana hikmat berseru-seru di jalanan dan mengapa penting bagi kita untuk memperhatikannya?
6. Mengapa orang-orang naif dan bodoh dikritik dalam pasal ini? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap mereka yang menolak pengetahuan dan teguran?
7. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan ajaran dan nasihat dalam pasal ini dalam kehidupan sehari-hari kita?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan menggali makna dari Kitab Amsal pasal 1.

Dari pasal 1 Kitab Amsal, ada beberapa hal yang bisa kamu pelajari dan terapkan dalam hidupmu:

1. Menghargai hikmat dan didikan: Pasal ini mengajarkan pentingnya mencari hikmat dan didikan dalam kehidupan kita. Kita perlu memahami kata-kata yang berpengertian dan memperoleh pengajaran tentang hikmat dalam keadilan, kebenaran, dan kejujuran.

2. Takut akan TUHAN: Pasal ini menekankan bahwa takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan. Kita harus memiliki rasa takut dan hormat kepada Allah dalam segala hal yang kita lakukan.

3. Mendengarkan didikan orang tua: Pasal ini mengajarkan pentingnya mendengarkan didikan ayah dan pengajaran ibu. Kita harus menghargai dan memperhatikan nasihat orang tua kita.

4. Menolak godaan dan jalan orang berdosa: Pasal ini mengingatkan kita untuk tidak mengikuti orang-orang berdosa dan jalan-jalan mereka. Kita harus menjauh dari kejahatan dan tidak tergoda oleh godaan yang datang dari mereka.

5. Menghargai hikmat dan teguran: Pasal ini mengajarkan pentingnya menghargai hikmat dan teguran. Kita harus memperhatikan dan mengambil pelajaran dari hikmat yang berseru-seru di jalanan dan teguran yang diberikan kepada kita.

Berikut adalah beberapa doa yang terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk meminta hikmat: "Ya Tuhan, aku memohon agar Engkau memberikan hikmat kepadaku. Bantulah aku untuk memahami kata-kata yang berpengertian dan untuk hidup dalam keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Amin."

2. Doa untuk memiliki takut akan TUHAN: "Ya Tuhan, ajarkanlah aku untuk takut dan menghormati Engkau dalam segala hal yang aku lakukan. Bantulah aku untuk hidup dengan mengutamakan kehendak-Mu dan menjauhi segala bentuk dosa. Amin."

3. Doa untuk mendengarkan dan menghargai nasihat orang tua: "Ya Tuhan, aku bersyukur atas orang tua yang Engkau berikan kepadaku. Bantulah aku untuk selalu mendengarkan dan menghargai nasihat mereka. Berikan aku kebijaksanaan untuk hidup sesuai dengan ajaran mereka. Amin."

4. Doa untuk menjauhi godaan dan jalan berdosa: "Ya Tuhan, aku memohon agar Engkau melindungi aku dari godaan dan jalan berdosa. Bantulah aku untuk tetap teguh dalam iman dan menjauhi segala bentuk dosa. Amin."

5. Doa untuk memiliki pengertian dan menerima teguran: "Ya Tuhan, bukalah hatiku untuk menerima hikmat dan teguran. Bantulah aku untuk memahami amsal dan perumpamaan, serta mengambil pelajaran dari hikmat yang Engkau berikan. Amin."

Semoga doa-doa ini membantu kamu dalam mengaplikasikan ajaran dari pasal 1 Kitab Amsal dalam hidupmu.