Kitab Hosea adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh nabi Hosea, yang hidup pada abad ke-8 SM di Kerajaan Israel Utara. Latar belakang historis dari Kitab Hosea adalah masa ketika Israel Utara sedang mengalami kemerosotan moral dan spiritual yang serius. Masyarakat Israel Utara terjerumus dalam penyembahan berhala dan pelanggaran hukum Allah.
Dalam Kitab Hosea, Allah memerintahkan Hosea untuk menikahi seorang perempuan pelacur bernama Gomer sebagai simbol dari hubungan yang rusak antara Allah dan umat-Nya. Perkawinan Hosea dengan Gomer melambangkan kesetiaan Allah kepada umat-Nya yang sering kali berpaling dari-Nya.
Pasal
11 dari Kitab Hosea berbicara tentang kasih setia Allah kepada Israel. Allah mengingat bagaimana Ia memanggil Israel keluar dari Mesir dan memberikan mereka berkat-berkat-Nya. Namun, umat Israel terus murtad dan berbalik kepada berhala-berhala. Meskipun demikian, Allah tetap mencintai mereka dan berjanji untuk mengembalikan mereka ke dalam persekutuan dengan-Nya.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal
10, Hosea mengungkapkan hukuman yang akan menimpa Israel karena dosa-dosanya. Allah akan menghancurkan berhala-berhala mereka dan menghukum mereka karena berpaling dari-Nya. Namun, di tengah hukuman itu, Allah juga menunjukkan belas kasih-Nya yang mendalam dan keinginan-Nya untuk memulihkan hubungan dengan umat-Nya.
Dalam pasal
11, Allah mengungkapkan rasa sakit-Nya karena harus menghukum Israel. Meskipun mereka telah berbalik dari-Nya, Allah tidak dapat menyerahkan mereka sepenuhnya. Allah adalah Allah yang penuh kasih dan belas kasihan, dan Ia berjanji untuk menyelamatkan mereka dan mengembalikan mereka ke dalam berkat-Nya.
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan sifat kasih dan kesetiaan Allah kepada umat-Nya, meskipun mereka sering kali berdosa dan berpaling dari-Nya. Ini juga mengajarkan pentingnya untuk tetap setia kepada Allah dan menghindari penyembahan berhala.
Dengan demikian, pasal
11 dari Kitab Hosea menggambarkan latar belakang historis dan teologis yang penting dalam memahami pesan dan pesan moral yang terkandung dalam kitab ini.