Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari hukuman yang diberikan oleh TUHAN kepada Moab, Yehuda, dan Israel?
2. Mengapa TUHAN mengutuk Moab karena membakar tulang-tulang Raja Edom menjadi kapur? Apa artinya tindakan ini?
3. Mengapa Yehuda dihukum karena menghina hukum Taurat TUHAN dan tidak berpegang pada ketetapan-Nya? Mengapa kebohongan mereka membuat mereka tersesat?
4. Mengapa Israel dihukum karena menjual orang benar demi perak dan orang miskin demi sepasang sandal? Mengapa mereka menginjak-injak kepala orang miskin dan membelokkan jalan orang-orang yang tertindas?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari perbandingan antara perlakuan TUHAN terhadap orang Amori dan perlakuan-Nya terhadap Israel?
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat menghindari menghina hukum Taurat TUHAN dan tidak berpegang pada ketetapan-Nya seperti yang dilakukan oleh Yehuda?
2. Bagaimana kita dapat menghindari menjual orang benar demi keuntungan pribadi dan memperlakukan orang miskin dengan tidak adil seperti yang dilakukan oleh Israel?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari hukuman yang diberikan oleh TUHAN kepada Moab, Yehuda, dan Israel dalam konteks kehidupan kita saat ini?
4. Bagaimana kita dapat mempraktikkan keadilan dan belas kasihan dalam kehidupan sehari-hari, mengingat perlakuan yang buruk terhadap orang miskin dan tertindas yang disebutkan dalam pasal ini?
5. Bagaimana kita dapat menghormati dan menghargai hukum Taurat TUHAN dalam kehidupan kita, sehingga tidak tersesat dalam kebohongan seperti yang terjadi pada Yehuda?
Hal menarik terkait Kitab Amos pasal 2:
1. Pasal ini menunjukkan bahwa TUHAN adalah Allah yang adil dan menghukum dosa-dosa bangsa-bangsa yang melanggar hukum-Nya.
2. Pasal ini juga menunjukkan bahwa TUHAN adalah Allah yang menginginkan keadilan dan belas kasihan, dan tidak menyukai perlakuan yang tidak adil terhadap orang miskin dan tertindas.
3. Pasal ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menghargai hukum Taurat TUHAN, serta menjauhi kebohongan dan kesesatan.
4. Pasal ini juga mengingatkan kita akan kasih setia TUHAN yang telah memimpin umat-Nya melalui perjalanan panjang dan memberikan anugerah-anugerah-Nya.
5. Pasal ini menekankan pentingnya hidup yang jujur, adil, dan setia kepada TUHAN, serta menghindari perbuatan yang tidak menyenangkan-Nya.