Kitab Amos adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang termasuk dalam kategori kitab-kitab nabi. Kitab ini dinamai sesuai dengan nama nabi Amos, yang hidup pada abad ke-8 SM.
Latar belakang historis dari Kitab Amos adalah pada masa pemerintahan raja-raja Yerobeam II di Kerajaan Utara Israel dan Uzia di Kerajaan Selatan Yehuda. Pada masa itu, Israel dan Yehuda mengalami kemakmuran ekonomi yang tinggi, tetapi juga terjadi ketidakadilan sosial yang merajalela. Amos dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada bangsa Israel yang hidup dalam kemewahan tetapi melupakan keadilan dan kebenaran.
Dalam konteks budaya, pada masa itu, penyembahan berhala dan praktik-praktik pagan sangat umum di antara bangsa Israel. Amos menentang penyembahan berhala dan menyerukan umat Allah untuk kembali kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan hukum-Nya.
Secara literatur, Kitab Amos terdiri dari beberapa penglihatan dan nubuat yang disampaikan oleh Amos. Kitab ini ditulis dalam bentuk puisi dan menggunakan bahasa metaforis untuk menyampaikan pesan-pesan keras dari Allah.
Ayat-ayat sebelumnya dalam pasal
4 Kitab Amos menyoroti kegagalan bangsa Israel untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Allah telah mengirim bencana-bencana seperti kelaparan, kekeringan, hama, dan peperangan sebagai peringatan kepada mereka, tetapi mereka tetap tidak mau bertobat. Allah mengingatkan mereka bahwa semua ini adalah tindakan-Nya untuk memanggil mereka kembali kepada-Nya.
Dalam pasal
4, Amos melanjutkan pesannya dengan mengecam kaum wanita Samaria yang hidup dalam kemewahan dan kemakmuran tetapi menindas orang miskin dan memperbudak mereka. Amos menyerukan hukuman Allah atas kejahatan mereka dan mengingatkan mereka bahwa mereka tidak akan bisa melarikan diri dari hukuman-Nya.
Secara teologis, Kitab Amos menekankan pentingnya keadilan sosial dan kebenaran dalam kehidupan umat Allah. Amos menunjukkan bahwa penyembahan yang benar harus diiringi dengan kehidupan yang adil dan mengasihi sesama. Allah adalah Allah yang adil dan menghendaki umat-Nya hidup dalam kebenaran.
Dengan latar belakang ini, pasal
4 Kitab Amos menegaskan bahwa Allah tidak akan mentolerir ketidakadilan dan kejahatan. Allah memanggil umat-Nya untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.