Kitab Mikha adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh nabi Mikha pada abad ke-8 SM. Kitab ini terdiri dari tujuh pasal dan berisi nubuat dan pesan-pesan dari Allah kepada umat Israel.
Latar belakang historis dari pasal
3 Kitab Mikha adalah pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia di Kerajaan Yehuda. Pada masa itu, umat Israel mengalami keadaan yang sulit dan terjadi banyak ketidakadilan sosial. Ada pemimpin dan pemuka agama yang korup dan menindas rakyat. Nabi Mikha dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat Israel.
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Mikha mengungkapkan hukuman yang akan datang atas dosa-dosa umat Israel. Ia mengkritik para pemimpin dan pemuka agama yang tidak adil dan korup. Mikha juga mengingatkan umat Israel tentang perjanjian Allah dengan mereka dan mengajak mereka untuk bertobat.
Dalam pasal
3, Mikha melanjutkan kritiknya terhadap para pemimpin dan pemuka agama yang korup. Ia mengecam para nabi palsu yang memanipulasi kata-kata Allah demi keuntungan pribadi. Mikha menyatakan bahwa Allah akan menghukum mereka dan menghapuskan nubuat-nubuat mereka.
Dalam konteks budaya, pasal ini menggambarkan situasi sosial dan politik pada masa itu. Pemimpin dan pemuka agama memiliki kekuasaan yang besar dan sering kali menyalahgunakannya. Mereka memanfaatkan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan menindas rakyat.
Secara teologis, pasal ini menekankan pentingnya keadilan dan integritas dalam kepemimpinan. Allah menuntut para pemimpin untuk bertindak dengan adil dan mengasihi rakyat. Pasal ini juga menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan akan menghukum mereka yang melakukan ketidakadilan.
Dengan demikian, pasal
3 Kitab Mikha memberikan gambaran tentang situasi sosial dan politik pada masa itu, serta mengajarkan nilai-nilai keadilan dan integritas dalam kepemimpinan.