Kitab Mikha adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh nabi Mikha pada abad ke-8 SM. Kitab ini terdiri dari tujuh pasal dan berisi nubuat dan pesan-pesan dari Allah kepada umat Israel.
Latar belakang historis dari pasal
4 Kitab Mikha adalah pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia di Kerajaan Yehuda. Pada masa itu, umat Israel mengalami keadaan yang sulit, termasuk penindasan dari bangsa Asyur dan ancaman dari bangsa Babel.
Dalam konteks budaya, masyarakat pada masa itu masih sangat dipengaruhi oleh praktik-praktik pagan dan penyembahan berhala. Mereka juga menghadapi masalah sosial seperti ketidakadilan, korupsi, dan ketidaksetaraan.
Dalam konteks literatur, Kitab Mikha termasuk dalam genre nubuat. Nabi Mikha menyampaikan pesan-pesan Allah melalui nubuat-nubuatnya untuk mengingatkan umat Israel akan dosa-dosa mereka dan mengajak mereka untuk bertobat.
Sebelum pasal
4, dalam pasal
3, Mikha mengutuk para pemimpin dan nabi palsu yang melakukan ketidakadilan dan menyesatkan umat Israel. Dia juga mengungkapkan hukuman yang akan datang atas dosa-dosa mereka.
Dalam pasal
4, Mikha melanjutkan dengan memberikan nubuat tentang masa depan yang lebih baik bagi umat Israel. Dia menggambarkan bahwa pada akhir zaman, Yerusalem akan menjadi pusat pengajaran dan perdamaian bagi bangsa-bangsa. Umat Israel akan hidup dalam keadilan dan keamanan di bawah pemerintahan Allah.
Secara teologis, pasal
4 Kitab Mikha menekankan pentingnya pengharapan dan iman umat Israel kepada Allah. Meskipun mereka menghadapi kesulitan dan penindasan, Allah akan memulihkan mereka dan memberikan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Dengan demikian, pasal
4 Kitab Mikha memberikan pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel dalam menghadapi masa sulit mereka, serta mengajak mereka untuk bertobat dan mempercayai Allah.