Kitab Mikha adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab ini ditulis oleh nabi Mikha pada abad ke-8 SM. Pasal
6 dari Kitab Mikha berbicara tentang pengadilan Allah terhadap umat-Nya yang tidak setia.
Dalam konteks historis, pada saat itu, Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda sedang mengalami masa pemerintahan yang korup dan penuh dengan ketidakadilan. Umat Allah telah melanggar perjanjian-Nya dan terlibat dalam penyembahan berhala. Nabi Mikha dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat-Nya.
Dalam konteks budaya, masyarakat pada saat itu hidup dalam sistem feodal di mana ada ketidakadilan sosial yang signifikan. Orang-orang kaya dan berkuasa menindas orang-orang miskin dan lemah. Selain itu, penyembahan berhala juga menjadi praktik yang umum di kalangan umat Allah.
Dalam konteks literatur, Kitab Mikha terdiri dari tujuh pasal yang berisi nubuat dan pesan dari Allah melalui nabi Mikha. Pasal-pasal sebelumnya dalam Kitab Mikha mengungkapkan keadaan yang sama, yaitu ketidakadilan, penyembahan berhala, dan kejahatan yang dilakukan oleh umat Allah.
Dalam konteks teologis, pasal-pasal sebelumnya menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan mengasihi. Dia tidak akan membiarkan dosa dan ketidakadilan terus berlangsung tanpa hukuman. Allah memanggil umat-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
Dalam pasal
6, Allah mengajukan pertanyaan retoris kepada umat-Nya tentang apa yang telah Dia lakukan kepada mereka dan bagaimana mereka telah melanggar perjanjian-Nya. Allah menuntut umat-Nya untuk bertobat dan hidup dengan adil, mengasihi, dan merendahkan diri di hadapan-Nya.
Dengan demikian, latar belakang pasal
6 dari Kitab Mikha mencakup konteks historis yang penuh dengan ketidakadilan, konteks budaya yang dipenuhi dengan penyembahan berhala, konteks literatur yang menunjukkan pesan-pesan sebelumnya, dan konteks teologis yang menekankan pentingnya bertobat dan hidup dengan adil di hadapan Allah.