Statistik	3 pasal, 56 ayat, 1.472 kata
Penulis	Habakuk
Tema	Hidup Dengan Iman; Konsistensi Allah dalam pandangan kekinian.
Waktu	+ 606 SM
Tempat	Yehuda di Yerusalem
Kata Kunci	Iman.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Pewarta Injil Allah, "Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun,"

Penulis kitab ini memperkenalkan dirinya sebagai "nabi Habakuk" (Hab 1:1; Hab 3:1). Selain itu ia tidak menceritakan latar belakang pribadi atau keluarganya, dan namanya (arti: merangkul) juga tidak muncul dalam bagian lain di Alkitab. Acuan Habakuk kepada "pemimpin biduan" (Hab 3:19) memberi kesan bahwa dia mungkin juga dari suku Lewi dan pemusik di Yerusalem.

Berbeda dengan nabi PL lainnya, Habakuk tidak menetapkan tanggal nubuatnya dengan mengacu kepada raja-raja yang sezaman dengannya. Akan tetapi, kenyataan bahwa dia bingung bahwa Allah akan memakai Babel sebagai alat pelaksana hukuman-Nya terhadap Yehuda menunjukkan suatu saat ketika Babel sudah menjadi negeri adi-kuasa dan penyerbuan mereka ke Yehuda sudah dekat (+ 608-598 SM). Nebukadnezar mengalahkan pasukan Mesir pada pertempuran di Karkemis (605 SM), negara kuat terakhir yang menentang perluasan bangsa Babel. Jikalau gambaran tentang pasukan Babel dalam Hab 1:6-11 mengacu kepada pasukan itu yang sedang berbaris menuju Karkemis, sebagaimana ditafsirkan banyak orang, maka tanggal nubuat Habakuk ialah + 606-605 SM, semasa awal pemerintahan Raja Yoyakim dari Yehuda.

Akibat-akibat berkembangnya Babel menjadi negara adikuasa berarti kehancuran bagi Yehuda yang murtad (lih. 2Raj 24-25:30). Ketika Nebukadnezar kembali dari Mesir, ia menyerang Yehuda dan membawa sejumlah orang tawanan ke Babel, di antaranya Daniel dan ketiga sahabatnya (605 SM). Pada tahun 597, pasukan Babel kembali menyerang Yerusalem, menjarah Bait Suci dan menyeret 10.000 orang tawanan kembali ke Babel, di antara mereka ada nabi Yehezkiel. Ketika Raja Zedekia berusaha membebaskan Yehuda dari kekuasaan Babel 11 tahun kemudian (586 SM), Nebukadnezar dengan marah mengepung Yerusalem, membakar Bait Suci, dan membinasakan seluruh kota serta membawa kembali ke Babel sebagai tawanan perang sebagian besar penduduknya yang masih hidup. Habakuk mungkin hidup sepanjang sebagian besar atau seluruh masa hukuman Yehuda.

1. Pendahuluan
   (Hab 1:1)
   
2. I. Pertanyaan-Pertanyaan Habakuk
   (Hab 1:2-2:20)
   
1. A. Pertanyaan 1:
   Bagaimana mungkin Allah Membiarkan Yehuda yang Fasik Tanpa Dihukum?
   (Hab 1:2-4)
   
2. B. Jawaban 1:
   Allah Akan Memakai Babel untuk Menghukum Yehuda
   (Hab 1:5-11)
   
3. C. Pertanyaan 2:
   Bagaimana Allah Bisa Memakai Bangsa yang Lebih Fasik daripada
   Yehuda Sebagai Alat-Nya untuk Menghukum?
   (Hab 1:12-2:1)
   
4. D. Jawaban 2:
   Allah Juga Akan Menghukum Babel
   (Hab 2:2-20)
   
1. 1. Pendahuluan Kepada Jawaban
   (Hab 2:2-3)
   
2. 2. Dosa-Dosa Babel
   (Hab 2:4-5)
   
3. 3. Serangkaian Lima Celaka bagi Babel
   (Hab 2:6-19)
   
4. 4. Tuhan Segenap Bumi
   (Hab 2:20)
   
3. II. Nyanyian Habakuk
   (Hab 3:1-19)
   
1. A. Doa Habakuk Mohon Kasih Sayang
   (Hab 3:1-2)
   
2. B. Kuasa Tuhan
   (Hab 3:3-7)
   
3. C. Tindakan-Tindakan Penyelamatan Tuhan
   (Hab 3:8-15)
   
4. D. Iman Habakuk yang Kokoh
   (Hab 3:16-19)
   

Berbeda dengan Yeremia rekan sezamannya, Habakuk tidak bernubuat kepada Yehuda yang sudah murtad; ia malah menulis untuk menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda memahami cara-cara Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukumannya yang menjelang. Karena dia sendiri telah bergumul dengan persoalan yang amat menggelisahkan, yaitu bagaimana Allah dapat memakai suatu bangsa yang begitu jahat seperti Babel untuk menghabiskan umat-Nya sebagai hukuman (Hab 1:6-13), Habakuk meyakinkan sesama orang percaya bahwa Allah akan bertindak melawan semua kefasikan pada saat-Nya. Sementara itu, "orang benar akan hidup oleh percayanya" (Hab 2:4) dan bukan oleh pengertiannya, dan akan "bersorak-sorak di dalam Tuhan" Allah Juruselamat mereka (Hab 3:18).

1. Allah
Masalah Habakuk timbul karena ia mempunyai gambaran yang jelas tentang siapa Allah. Perhatikan cara ia menggambarkan-Nya sebagai Tuhan yang suci (Hab 1:12,13; 3:3), adil (Hab 1:12), berdaulat (Hab 2:20; 3:19), tidak berubah (Hab 1:12; 3:6, penuh belas kasihan (Hab 3:2), menyelamatkan (Hab 3:13,18), menghakimi (Hab 2:13,16; 3:3-15), dan mengungkapkan kebenaran (Hab 2:2).

2. Kesetiaan
Jawaban Allah atas pertanyaan nabi adalah 'orang yang benar akan hidup karena iman percayanya (atau kesetiaannya)' Hab 2:4, yaitu kesetiaannya kepada Allah di tengah-tengah orang lain yang tidak mengenal Allah. Para pembaca surat Ibrani diperintahkan untuk bertahan dengan cara yang sama (Hab 10:35-39), sementara itu Paulus memakai ayat ini untuk membuat ilustrasi mengenai pengertiannya tentang 'pembenaran karena iman' Roma 1:17; Galatia 3:11). Bagi Allah, kesetiaan berarti tindakan ketaatan. Oleh karenanya, sementara dalam Habakuk dikatakan bahwa orang yang benar adalah orang yang setia kepada Tuhan, dalam tulisan-tulisan Paulus pendapat ini bertolak belakang. Hanya orang yang sedah menyerahkan diri kepada Kristus saja yang benar.

Pasal 1-2 (Hab 1:1--2:20) berisi pertanyaan-pertanyaan Habakuk yang membingungkan tentang cara-cara Allah dan jawaban Allah kepadanya. Karena telah melihat demikian banyak kejahatan dan penyembahan berhala di Yehuda, pertanyaan pertama adalah bagaimana Allah dapat membiarkan umat-Nya yang pemberontak itu berbuat begitu banyak dosa tanpa dihukum. Allah menjawab dengan menunjukkan kepada sang nabi bahwa Dia sebentar lagi akan memakai bangsa Babel untuk menghukum Yehuda. Pertanyaan kedua Habakuk langsung menyusul: bagaimana Allah dapat mengizinkan bangsa yang lebih jahat dan kejam daripada Yehuda untuk menghukum mereka? Allah menjawab dengan meyakinkan sang nabi bahwa juga akan datang hari pembalasan bagi orang Babel. Di seluruh kitab ini, Habakuk mengungkapkan imannya dalam kedaulatan Allah dan dalam kepastian bahwa di dalam segala hal Allah itu adil. Penyataan kasih Allah untuk orang benar dan rencana-Nya untuk membinasakan Babel yang jahat membangkitkan sebuah nyanyian nubuat berupa pujian dan janji mengenai keselamatan di Sion (pasal 3; Hab 3:1-19).

Lima ciri utama menandai nubuat Habakuk.

1. (1) Kitab ini tidak bernubuat kepada Yehuda yang murtad, melainkan mencatat dari buku harian pribadi sang nabi percakapan-percakapannya dengan Allah dan penyataan nubuat yang mengikutinya.
2. (2) Kitab ini berisi paling sedikit tiga bentuk bahasa sastra yang berbeda: "percakapan" di antara sang nabi dengan Allah (Hab 1:2--2:5), ucapan nubuat "celaka" yang klasik (Hab 2:6-20) dan suatu nyanyian nubuat (pasal 3; Hab 3:1-19) -- semuanya dengan

gaya penulisan yang penuh semangat dan metafora yang jelas.

1. (3) Sang nabi menunjukkan tiga ciri khas di tengah-tengah zaman kesengsaraan itu: pertanyaan secara jujur kepada Tuhan (pasal 1; Hab 1:1-17), iman yang kokoh (Hab 2:4; Hab 3:18-19), dan perhatian untuk kebangunan rohani (Hab 3:2).
2. (4) Penglihatan sang nabi akan Allah dalam pasal 3 (Hab 3:1-19) termasuk yang paling megah dalam Alkitab, mengingatkan kita akan penampilan Tuhan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai; bagian-bagian lain yang mengesankan dari Habakuk adalah (Hab 1:5; Hab 2:3-4,20; Hab 3:2,17-19).
3. (5) Tidak ada seorang nabi PL-pun yang lebih fasih mengenai soal iman daripada Habakuk -- bukan hanya melalui pernyataannya bahwa "orang benar akan hidup oleh percayanya" (Hab 2:4), tetapi juga dalam kesaksian pribadinya (Hab 3:17-19).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Pernyataan Habakuk bahwa orang benar akan hidup oleh percaya (Hab 2:4) adalah teks utama PL yang dipakai Paulus dalam teologi pembenarannya oleh iman; rasul iman itu mengutip ayat ini dalam Rom 1:17 dan Gal 3:11 (bd. juga Ibr 10:37-38).

Keluhan Habakuk

Doa Habakuk tentang kejahatan di Israel yang terserak. Suara Allah kepada Israel dan kesaksian Habakuk kepada Allah.

1:1 Habakuk, mengeluhkan tentang ketidakadilan negeri itu,
1:5 yang ditunjukkan dengan balas dendam yang menakutkan oleh orang Kadim.
1:12 Dia mengeluhkan balas dendam itu harus dilakukan oleh orang-orang yang jauh lebih buruk.

Judul (1:1-1)
Keluhan nabi karena ketidaksetiaan (1:2-4)
Penghukuman yang dijalankan oleh orang Kasdim (1:5-11)
Di manakah keadilan TUHAN? (1:12-17)

Allah, Habakuk.

Allah, Habakuk, Kasdim, TUHAN

Kita jangan berpikir adalah aneh jika Allah terkadang membiarkan kejahatan menang jauh dan lama, karena Dia memiliki alasan yang kuat atas sikap-Nya, dan Dia tidak mungkin penyebab atau pelindung dosa. Dia memperhitungkan semua dosa yang dilakukan, dan pasti akan meminta pertanggungjawaban manusia untuk itu di waktu-Nya sendiri.

ay. 5. Kis 13:37-41 menafsirkan ramalan ini tentang karya penebusan Kristus dengan Israel dalam keterserakan. Allah "melakukan sebuah pekerjaan"

Dalam pasal pertama Kitab Habakuk, nabi Habakuk mengeluh kepada TUHAN tentang ketidakadilan dan kekerasan yang terjadi di sekitarnya. Ia bertanya mengapa TUHAN tidak mendengar seruannya dan mengapa keadilan tidak pernah muncul. TUHAN menjawab bahwa Ia akan melakukan pekerjaan yang luar biasa pada zaman Habakuk, yaitu membangkitkan bangsa Kasdim yang garang untuk menghukum orang jahat. Habakuk juga mengeluh tentang ketidakadilan dalam masyarakat, di mana orang jahat menindas orang benar. Ia bertanya mengapa TUHAN membiarkan hal ini terjadi dan mengapa Ia tidak menghukum para pengkhianat. Habakuk juga menggambarkan orang-orang jahat seperti nelayan yang menarik semua orang ke atas dengan kail mereka dan mengumpulkan mereka dengan jala mereka. Mereka bersukacita dan mempersembahkan kurban kepada alat-alat mereka. Habakuk bertanya apakah mereka akan terus membantai bangsa-bangsa tanpa belas kasihan.

Kitab Habakuk adalah salah satu kitab dalam Alkitab Perjanjian Lama. Penulisnya adalah nabi Habakuk, yang hidup pada masa pemerintahan raja Yoyakim di Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM.

Konteks historis pada saat itu adalah masa ketidakstabilan politik dan sosial di Yehuda. Kerajaan ini sedang menghadapi ancaman dari bangsa Babel yang sedang bangkit kekuatannya. Habakuk menyaksikan ketidakadilan, kekerasan, dan ketidaktaatan terhadap hukum Allah di tengah masyarakatnya.

Budaya pada masa itu juga dipengaruhi oleh kehidupan di bawah pemerintahan Babel. Babel adalah kekuatan besar yang memiliki pengaruh budaya yang kuat. Literatur pada masa itu juga mencerminkan kekhawatiran dan pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat.

Secara teologis, Kitab Habakuk menyoroti pertanyaan tentang keadilan Allah di tengah kejahatan dan penderitaan yang ada di dunia. Habakuk mencari jawaban atas pertanyaan mengapa Allah membiarkan kejahatan dan ketidakadilan terjadi.

Dalam pasal 1 Kitab Habakuk, Habakuk mengeluh kepada Allah tentang ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakatnya. Ia bertanya mengapa Allah membiarkan kekerasan dan kejahatan terus berlangsung tanpa campur tangan-Nya.

Dengan latar belakang ini, pasal 1 Kitab Habakuk menggambarkan situasi sosial dan spiritual yang kompleks pada masa itu, serta pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hati nabi Habakuk.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Habakuk pasal 1:

1. Keluhan Habakuk kepada TUHAN (Habakuk 1:2-4)
- Habakuk mengeluh tentang ketidakadilan dan kekerasan yang terjadi di sekitarnya.
- Ia bertanya mengapa TUHAN tidak mengintervensi dan mengapa kejahatan dibiarkan terjadi.

2. Penghukuman yang akan datang (Habakuk 1:5-11)
- TUHAN menjawab keluhan Habakuk dengan mengungkapkan bahwa Ia akan membangkitkan bangsa Kasdim sebagai alat penghukuman.
- Bangsa Kasdim yang garang dan kuat akan menyerang dan menaklukkan bangsa-bangsa lain.

3. Kekuatan dan keganasan bangsa Kasdim (Habakuk 1:12-17)
- Habakuk menggambarkan kekuatan dan keganasan bangsa Kasdim, yang lebih tangkas daripada binatang buas.
- Mereka mengejek dan menaklukkan bangsa-bangsa serta menertawakan penguasa-penguasa.

4. Pertanyaan Habakuk tentang keadilan TUHAN (Habakuk 1:13-17)
- Habakuk bertanya mengapa TUHAN membiarkan orang jahat menindas orang benar.
- Ia merasa heran mengapa TUHAN tampaknya tidak peduli terhadap kejahatan yang terjadi.

5. Perbandingan manusia dengan ikan dan binatang melata (Habakuk 1:14-17)
- Habakuk membandingkan manusia dengan ikan dan binatang melata yang tidak memiliki penguasa.
- Ia menggambarkan bagaimana manusia mengejar kekayaan dan kekuasaan dengan mengorbankan orang lain.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup rentang ayat yang relevan dengan topik yang disebutkan. Untuk pemahaman yang lebih lengkap, disarankan untuk membaca seluruh pasal 1 Kitab Habakuk.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Nabi Habakuk
- TUHAN (Allah)
- Orang jahat
- Orang benar
- Orang Kasdim (bangsa yang garang dan tangkas)
- Raja-raja
- Para penguasa

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Tempat kediaman yang bukan kepunyaan mereka (dijajah oleh orang Kasdim)
- Kota berkubu (yang ditertawakan dan ditimbun dengan tanah oleh orang Kasdim)
- Laut (tempat ikan-ikan berada)
- Jal (tempat binatang-binatang melata berada)
- Bangsa-bangsa (yang dibantai oleh orang Kasdim)

Analisis dan kata kunci dalam Kitab "Habakuk" pasal "1" dari Alkitab:

1. Seruan Habakuk kepada TUHAN (ayat 2-4): Habakuk mempertanyakan mengapa TUHAN tidak mendengar seruannya dan tidak menyelamatkannya dari kejahatan dan kekerasan yang ada di sekitarnya.

2. Keadilan yang bengkok (ayat 4): Habakuk mengamati bahwa hukum diabaikan dan keadilan tidak pernah muncul karena orang jahat mengepung orang benar.

3. Pekerjaan TUHAN pada zaman Habakuk (ayat 5-11): Habakuk tercengang dengan heran melihat TUHAN membangkitkan bangsa Kasdim yang garang dan tangkas untuk menduduki tempat yang bukan kepunyaan mereka. Mereka memiliki keadilan dan kekuasaan yang berasal dari diri mereka sendiri.

4. Penghakiman TUHAN (ayat 12-17): Habakuk mengakui bahwa TUHAN adalah Allah yang Mahakudus dan telah menunjuk bangsa Kasdim untuk melakukan penghakiman. Habakuk bertanya mengapa TUHAN tetap berdiam diri ketika orang jahat melahap orang yang lebih benar dari mereka.

5. Perbandingan manusia dengan ikan dan binatang melata (ayat 14-17): Habakuk menggambarkan manusia seperti ikan-ikan di laut dan binatang-binatang melata yang tidak memiliki penguasa. Mereka menangkap dan mengumpulkan harta dengan cara yang tidak adil, dan mereka terus-menerus membantai bangsa-bangsa tanpa belas kasihan.

Pertanyaan refleksi:
1. Bagaimana perasaan dan kegelisahan Habakuk terhadap kejahatan dan ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya?
2. Apakah kamu pernah merasa seperti Habakuk, merasa bahwa doamu tidak didengar oleh Tuhan?
3. Bagaimana Habakuk mengungkapkan keraguan dan pertanyaannya kepada Tuhan? Apakah kamu pernah mengungkapkan keraguanmu kepada Tuhan? Bagaimana cara kamu melakukannya?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari respons Tuhan terhadap keluhan dan pertanyaan Habakuk?
2. Bagaimana kita dapat memahami bahwa Tuhan menggunakan bangsa Kasdim sebagai alat hukuman-Nya terhadap umat-Nya yang jahat?
3. Bagaimana keadaan dan karakteristik bangsa Kasdim digambarkan dalam pasal ini? Apakah ada kesamaan dengan situasi atau karakteristik bangsa atau individu di zaman sekarang?

Hal-hal menarik terkait Kitab Habakuk pasal 1:
1. Habakuk mengungkapkan kegelisahan dan pertanyaannya kepada Tuhan dengan sangat jujur dan terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat menghadapkan segala keraguan dan pertanyaan kita kepada Tuhan.
2. Tuhan memberikan jawaban kepada Habakuk, meskipun jawaban-Nya mungkin tidak sepenuhnya memuaskan atau dapat dimengerti oleh manusia. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap percaya dan mengandalkan Tuhan, meskipun tidak selalu memahami rencana-Nya.
3. Pasal ini menggambarkan keadaan sosial dan moral yang buruk di masyarakat pada saat itu, di mana keadilan diabaikan dan kekerasan merajalela. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kebenaran dan keadilan di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kejahatan.

Dari pasal 1 Kitab Habakuk, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Berseru kepada Tuhan: Habakuk mengajarkan kita untuk berseru kepada Tuhan dalam doa dan meminta pertolongan-Nya. Meskipun terkadang kita merasa bahwa Tuhan tidak mendengar atau tidak menyelamatkan, kita harus tetap berseru kepada-Nya dengan percaya bahwa Dia adalah Allah yang setia.

2. Menghadapi kejahatan dan ketidakadilan: Habakuk menghadapi kejahatan, penindasan, dan ketidakadilan di sekitarnya. Dalam hidup kita, kita juga mungkin menghadapi situasi yang sulit dan tidak adil. Namun, kita harus tetap teguh dalam iman dan percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan akan membawa keadilan pada waktunya.

3. Mengandalkan Tuhan dalam kesulitan: Habakuk menyadari bahwa hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan dan memberikan keadilan. Dalam hidup kita, ketika kita menghadapi kesulitan dan tantangan, kita harus mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan percaya bahwa Dia adalah sumber kekuatan dan pertolongan kita.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk keadilan: Memohon kepada Tuhan agar membawa keadilan dalam situasi yang tidak adil di sekitar kita.

2. Doa untuk keteguhan iman: Memohon kepada Tuhan agar kita tetap teguh dalam iman dan percaya bahwa Dia adalah Allah yang setia, meskipun terkadang kita tidak mengerti rencana-Nya.

3. Doa untuk pertolongan dan penyelamatan: Memohon kepada Tuhan agar Dia memberikan pertolongan dan penyelamatan dalam situasi sulit yang kita hadapi.

4. Doa untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya: Memohon kepada Tuhan agar kita dapat mengandalkan-Nya sepenuhnya dalam setiap aspek hidup kita, termasuk dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan pesan dari Kitab Habakuk.