Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Miryam dan Harun terhadap Musa?
2. Mengapa TUHAN memilih untuk berbicara dengan Musa secara langsung dan tidak melalui mimpi atau penglihatan seperti yang Dia lakukan dengan para nabi lainnya?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari hukuman yang diberikan kepada Miryam?
4. Bagaimana sikap Musa dalam menghadapi situasi ini? Apa yang dapat kita pelajari dari tanggapannya?
Pertanyaan diskusi:
1. Apa arti dari pernyataan bahwa Musa adalah "seorang yang sangat lembut hati, lebih daripada semua orang di muka bumi"?
2. Mengapa Miryam terkena kusta sebagai hukuman atas perkataannya? Apakah ada pesan moral atau spiritual yang dapat kita ambil dari sini?
3. Bagaimana sikap Harun dalam situasi ini? Apakah ada pelajaran yang dapat kita ambil dari tanggapannya terhadap hukuman yang diterima oleh Miryam?
4. Bagaimana pengalaman ini mempengaruhi hubungan antara Musa, Harun, dan Miryam? Apakah ada perubahan dalam dinamika hubungan mereka setelah peristiwa ini?
Hal menarik terkait Kitab Bilangan pasal 12:
1. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya ketaatan dan penghormatan terhadap pemimpin yang ditunjuk oleh TUHAN.
2. Hukuman yang diberikan kepada Miryam mengingatkan kita akan pentingnya menjaga lidah kita dan tidak mengucapkan perkataan yang menentang atau mencemarkan nama TUHAN atau sesama.
3. Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa TUHAN memiliki cara-Nya sendiri dalam berbicara dan memilih siapa yang Dia pilih untuk menjadi nabi-Nya.
4. Sikap lembut hati Musa menjadi contoh bagi kita untuk tetap rendah hati dan setia dalam melayani TUHAN, meskipun dihadapkan pada kritik atau tantangan dari orang lain.