Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Maksud dari Kitab Suci

Orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi dalam satu keselamatan. Paulus berbicara tentang pelayanan-Nya dan perjalanan berikutnya.

15:1 Yang kuat harus menanggung yang lemah.
15:2 Kita tidak boleh menyenangkan diri sendiri;
15:3 karena Kristus tidak demikian;
15:7 tetapi saling menerima, seperti Kristus telah menerima kita;
15:8 baik orang Yahudi maupun non-Yahudi;
15:15 Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya;
15:28 dan berjanji menemui mereka;
15:30 dan meminta untuk didoakan oleh mereka.

Orang yang lemah dan orang yang kuat (15:1-13)
Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya (15:14-21)
Harapan Paulus untuk datang ke Roma (15:22-33)

Allah, Yesus, Roh Kudus, Paulus, Yesaya.

Akhaya, Allah, Ilirikum, Injil, Isai, Kitab Suci, Kristus, Makedonia, Roh Kudus, Spanyol, Tuhan, Yahudi, Yerusalem, Yesaya, Yesus, Yudea

Penyangkalan diri Tuhan kita Yesus Kristus adalah argumen terbaik terhadap kegoisan orang-orang Kristen. Marilah kita tidak mencari pujian, kemudahan, keamanan, atau kesenangan diri sendiri, namun memberi diri seperti yang Dia lakukan, menanggung kelemahan orang yang lemah, entah mereka orang Yahudi maupun bukan Yahudi, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan berjuang untuk sepikir dengan Injil untuk kemuliaan Allah.

ay. 5. "Sesuai dengan Kristus Yesus."

Dalam pasal ke-15 dari Kitab Roma, Paulus mengajarkan tentang pentingnya saling menerima dan membangun satu sama lain dalam iman. Dia mengingatkan bahwa Kristus sendiri tidak mencari kesenangan diri sendiri, tetapi melayani orang lain. Paulus juga mengutip beberapa ayat dari Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Allah ingin semua bangsa memuliakan-Nya. Dia berharap agar Allah memberikan pengharapan, sukacita, dan damai sejahtera kepada pembaca melalui kuasa Roh Kudus. Paulus menyatakan keyakinannya bahwa pembaca penuh dengan kebaikan dan pengetahuan, dan dia berharap dapat bertemu dengan mereka dan menerima dukungan mereka dalam perjalanan pelayanannya. Dia juga berencana untuk pergi ke Spanyol setelah mengunjungi pembaca, tetapi sebelumnya dia akan pergi ke Yerusalem untuk membawa bantuan bagi orang-orang kudus di sana. Paulus meminta pembaca untuk berdoa bagi keselamatannya dan agar pelayanannya diterima dengan baik oleh orang-orang kudus di Yerusalem. Dia berharap dapat datang ke pembaca dengan sukacita dan disegarkan bersama-sama.

Latar belakang dari pasal ke-15 dalam Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang luas dan beragam. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan perbedaan budaya dan agama.

Konteks Budaya:
Roma pada masa itu adalah sebuah kota yang maju secara budaya dan memiliki beragam tradisi agama. Masyarakat Roma sangat terpengaruh oleh budaya Yunani dan Romawi, serta memiliki berbagai praktik keagamaan yang berbeda-beda.

Konteks Literatur:
Kitab Roma adalah salah satu surat Paulus yang paling teologis. Surat ini ditulis dalam bentuk surat rasmi dengan tujuan untuk mengajarkan dan memperkuat iman orang-orang Kristen di Roma. Surat ini juga mengandung ajaran-ajaran teologis yang mendalam.

Konteks Teologis:
Pasal 15 dalam Kitab Roma membahas tentang pentingnya saling melayani dan membangun satu sama lain dalam persekutuan Kristen. Paulus menekankan pentingnya persatuan dan kerendahan hati dalam tubuh Kristus.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 14, Paulus membahas tentang bagaimana orang percaya harus saling menerima dan menghormati perbedaan pendapat dalam hal-hal yang bukan prinsip pokok iman. Ia juga menekankan bahwa setiap orang akan bertanggung jawab kepada Allah atas tindakannya.

Dalam pasal 15, Paulus melanjutkan dengan mengajarkan bahwa kita harus saling melayani dan membangun satu sama lain dalam kasih Kristus. Ia memberikan contoh dirinya sendiri sebagai pelayan Kristus dan mengajak orang-orang Kristen di Roma untuk mengikuti teladan tersebut.

Dengan demikian, latar belakang pasal ke-15 dalam Kitab Roma mencakup konteks historis Roma pada masa itu, konteks budaya yang beragam, konteks literatur surat rasmi, dan konteks teologis mengenai persatuan dan pelayanan dalam tubuh Kristus.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 15:

1. Menanggung kelemahan orang yang tidak kuat (Roma 15:1)
- Mengajarkan kita untuk membantu dan menyenangkan sesama dengan tujuan membangun rohani mereka.

2. Kristus sebagai teladan yang tidak menyenangkan diri sendiri (Roma 15:3)
- Mengingatkan kita bahwa Kristus menerima hinaan dan penderitaan demi keselamatan kita.

3. Pengajaran melalui Kitab Suci untuk memiliki pengharapan (Roma 15:4)
- Menunjukkan bahwa apa pun yang ditulis sebelumnya adalah untuk pengajaran kita agar kita memiliki pengharapan melalui ketekunan dan penghiburan yang diberikan oleh Kitab Suci.

4. Terimalah satu sama lain seperti Kristus menerima kita (Roma 15:7)
- Mengajarkan kita untuk menerima dan menyambut sesama dengan kasih dan kemurahan hati, seperti Kristus menerima kita.

5. Pelayanan Kristus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (Roma 15:8-12)
- Menunjukkan bahwa Kristus datang untuk melayani dan mempersembahkan diri-Nya bagi semua bangsa, bukan hanya bagi bangsa Yahudi.

6. Doa dan dukungan dalam pelayanan (Roma 15:30-32)
- Mengajak kita untuk bergumul bersama dalam doa dan memberikan dukungan kepada sesama dalam pelayanan, agar pelayanan kita berkenan bagi Allah.

7. Harapan untuk datang dengan sukacita dan disegarkan (Roma 15:32)
- Mengungkapkan harapan Paulus untuk datang ke Roma dengan sukacita dan mendapatkan penyegaran bersama-sama.

8. Doa untuk damai sejahtera Allah (Roma 15:33)
- Mengajak kita untuk berdoa agar damai sejahtera Allah menyertai kita semua.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Kristus: Yesus Kristus, yang tidak menyenangkan diri-Nya sendiri dan menjadi teladan bagi kita.
- Allah: Sumber kesabaran dan penghiburan, yang memberikan anugerah kepada kita untuk hidup dalam kesehatian satu sama lain.
- Bapa Tuhan kita: Allah, yang dipuji dan dimuliakan bersama-sama dengan Yesus Kristus.
- Yesus Kristus: Pelayan bagi orang-orang yang bersunat demi kebenaran Allah, yang menjadi harapan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- Nenek moyang: Orang-orang Yahudi yang menerima janji-janji Allah.
- Isai: Keturunan Isai, yang akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- Roh Kudus: Memberikan pengharapan, sukacita, dan damai sejahtera dalam percaya kepada Allah.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Yerusalem: Kota di mana Paulus akan membawa bantuan bagi orang-orang kudus.
- Makedonia dan Akhaya: Daerah-daerah di mana orang-orang memberi sumbangan bagi orang miskin di Yerusalem.
- Ilirikum: Daerah yang telah Paulus layani dengan pelayanan Injil Kristus.
- Spanyol: Tempat yang Paulus ingin kunjungi setelah pergi ke Yerusalem.

Kata kunci dalam Kitab Roma pasal 15 adalah:

1. Kuat: Mengacu pada orang yang memiliki kekuatan untuk menanggung kelemahan orang yang tidak kuat.
2. Kelemahan: Mengacu pada orang yang tidak kuat dan membutuhkan dukungan dari orang yang kuat.
3. Menyenangkan diri sendiri: Mengacu pada sikap egois yang hanya memikirkan kepuasan pribadi.
4. Membangun rohani: Mengacu pada tindakan yang dilakukan untuk memperkuat iman dan pertumbuhan rohani.
5. Pengajaran: Mengacu pada pengajaran yang terdapat dalam Kitab Suci untuk memberikan pengharapan.
6. Pengharapan: Mengacu pada harapan yang diberikan melalui ketekunan dan penghiburan yang ditemukan dalam Kitab Suci.
7. Anugerah: Mengacu pada karunia yang diberikan oleh Allah untuk hidup dalam kesehatian dan persatuan.
8. Pelayan: Mengacu pada peran Kristus sebagai pelayan bagi orang-orang yang bersunat demi kebenaran Allah.
9. Bangsa-bangsa bukan Yahudi: Mengacu pada bangsa-bangsa non-Yahudi yang juga dapat memuliakan Allah.
10. Pengharapan: Mengacu pada harapan yang diberikan melalui Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus.
11. Kebaikan: Mengacu pada sifat yang dimiliki oleh jemaat di Roma.
12. Pengetahuan: Mengacu pada pengetahuan yang melimpah yang dimiliki oleh jemaat di Roma.
13. Keimaman: Mengacu pada tugas pelayanan yang diberikan kepada Paulus untuk memproklamasikan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.
14. Injil: Mengacu pada pesan keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus.
15. Ketaatan: Mengacu pada panggilan untuk hidup dalam ketaatan terhadap perkataan dan perbuatan Kristus.
16. Tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat: Mengacu pada kuasa yang diberikan oleh Roh Allah kepada Paulus untuk melakukan tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat.
17. Kepenuhan berkat: Mengacu pada kehadiran Kristus yang membawa berkat dan sukacita.
18. Doa: Mengacu pada permohonan kepada Allah untuk perlindungan dan dukungan dalam pelayanan.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Roma pasal 15:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh rasul Paulus dalam pasal 15 ini?
2. Bagaimana kita sebagai orang percaya dapat menanggung kelemahan orang yang tidak kuat?
3. Mengapa penting bagi kita untuk menyenangkan sesama demi kebaikan mereka?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Kristus yang tidak menyenangkan diri-Nya sendiri?
5. Bagaimana pengajaran dari Kitab Suci dapat memberikan pengharapan bagi kita?
6. Mengapa penting bagi kita untuk hidup dalam kesehatian satu sama lain?
7. Apa arti dari Kristus menjadi pelayan bagi orang-orang yang bersunat demi kebenaran Allah?
8. Bagaimana kita dapat memuliakan Allah bersama-sama dengan satu pikiran dan satu suara?
9. Mengapa penting bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi untuk memuliakan Allah atas belas kasih-Nya?
10. Bagaimana pengharapan dan damai sejahtera dapat melimpah dalam percaya kita?

Hal-hal menarik terkait Kitab Roma pasal 15:

1. Paulus menekankan pentingnya saling menerima dan menyenangkan sesama sebagai Kristus menerima kita.
2. Paulus mengutip ayat-ayat dari Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa Injil juga ditujukan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
3. Paulus memiliki ambisi untuk memberitakan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar tentang Kristus.
4. Paulus berharap dapat mengunjungi jemaat di Roma dan menerima dukungan mereka sebelum pergi ke Spanyol.
5. Paulus meminta doa dari jemaat agar terlepas dari orang-orang yang tidak percaya dan pelayanannya di Yerusalem berkenan bagi orang-orang kudus.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Roma pasal 15.

Dalam pasal 15 dari Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menanggung kelemahan orang yang tidak kuat: Kita sebagai orang yang kuat dalam iman, dipanggil untuk membantu dan menyenangkan sesama yang lemah dalam iman. Kita harus siap untuk membantu mereka dan tidak hanya memikirkan kepuasan diri sendiri.

2. Membangun rohani sesama: Kita harus menyenangkan sesama demi kebaikannya dan untuk membangun rohaninya. Kita harus saling mendorong dan membangun satu sama lain dalam iman.

3. Mengikuti teladan Kristus: Kristus tidak menyenangkan diri-Nya sendiri, tetapi melayani dan mengorbankan diri-Nya untuk orang lain. Kita juga dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dalam hidup kita sehari-hari.

4. Menghormati dan menerima satu sama lain: Kita harus menerima dan menghormati sesama seperti Kristus menerima kita. Kita harus bersatu dalam pikiran dan suara untuk memuliakan Allah.

5. Mengharapkan pengharapan dari Kitab Suci: Apa pun yang ditulis dalam Kitab Suci ditulis untuk pengajaran kita, agar kita memiliki pengharapan melalui ketekunan dan penghiburan yang diberikan oleh Kitab Suci.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk memiliki hati yang rendah hati dan siap melayani sesama yang lemah dalam iman.
2. Doa untuk kekuatan dan kesabaran dalam membangun rohani sesama.
3. Doa untuk mengikuti teladan Kristus dalam melayani dan mengorbankan diri.
4. Doa untuk menerima dan menghormati satu sama lain, serta bersatu dalam pikiran dan suara.
5. Doa untuk memiliki pengharapan yang kuat melalui ketekunan dan penghiburan yang diberikan oleh Kitab Suci.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan ajaran-ajaran ini dalam hidup kita sehari-hari, dan semoga doa-doa kita didengar oleh Allah dan diberkati-Nya. Amin.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 15 :

1. What (Apa):
- Pasal 15 dari Kitab Roma berbicara tentang saling melayani dan menyenangkan sesama orang percaya demi kebaikan dan pertumbuhan rohani.
- Pasal ini juga menekankan pentingnya menerima satu sama lain seperti Kristus menerima kita, serta memuliakan Allah bersama-sama.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus.
- Pasal ini ditujukan kepada jemaat di Roma, yang terdiri dari orang-orang percaya baik dari kalangan Yahudi maupun bukan Yahudi.

3. Where (Dimana):
- Pasal ini ditulis oleh Paulus saat ia berada di Korintus, sebelum ia pergi ke Yerusalem.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis oleh Paulus pada sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk memberikan pengajaran dan penghiburan kepada jemaat di Roma, serta untuk membangun pengharapan mereka melalui ketekunan dan penghiburan yang diberikan oleh Kitab Suci.
- Pasal ini juga menekankan pentingnya saling melayani, menerima, dan memuliakan Allah bersama-sama.

6. How (Bagaimana):
- Pasal ini mengajarkan bahwa orang yang kuat dalam iman harus menanggung kelemahan orang yang lemah, dan tidak hanya menyenangkan diri sendiri.
- Pasal ini juga mengutip beberapa ayat dari Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa Injil juga ditujukan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- Paulus menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk memproklamasikan Injil Allah kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan membawa mereka kepada ketaatan dalam perkataan dan perbuatan melalui kuasa tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat.
- Paulus berharap dapat mengunjungi jemaat di Roma setelah pergi ke Spanyol, dan ia meminta doa dari mereka agar ia dilepaskan dari orang-orang yang tidak percaya di Yudea dan pelayanannya untuk Yerusalem berkenan bagi orang-orang kudus.

Semoga analisis ini dapat membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab Roma Pasal 15.