Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Mati untuk Dosa

Pembebasan dari kuasa dosa yang tetap dengan mematikan hidup yang lama, dan menghasilkan hidup yang baru.

6:1 Kita tidak boleh hidup di dalam dosa;
6:2 karena kita mati atasnya;
6:3 seperti yang ditunjukkan melalui baptisan kita.
6:12 Kiranya dosa tidak lagi memerintah;
6:18 karena kita telah mengabdikan diri kita untuk melayani kebenaran;
6:23 karena kematian adalah upah dosa.

Mati dan bangkit dengan Kristus (6:1-14)
Dua macam perhambaan (6:15-23)

Allah, Kristus, Paulus.

Allah, Kristus, Taurat, Tuhan, Yesus

Adalah penghinaan terhadap anugerah Allah di dalam Kristus bagi orang percaya untuk berpikir bahwa dia bisa berbuat dosa karena dia dibenarkan oleh iman. Kita harus meninggalkan perbuatan dosa, menyangkali tongkat lambang kekuasaan hidup kedagingan atas kita, dan menundukkan jiwa kepada perbuatan dan perintah hukum Allah yang benar sehingga anggota tubuh kita bisa menjadi alat-alat kebenaran bagi Allah.

ay. 3-6. Cara pembaptisan Kristus merupakan gambar dari penguburan rohani dan kebangkitan orang percaya. Pencelupan melambangkan masuknya melalui pintu gerbang kematian Kristus ke dalam wilayah kebenaran dan kebangkitan hidup-Nya, dan merupakan ekspresi iman seseorang yang dibaptis bahwa Allah telah mengambil dia dari antara orang mati dan memberikan hidup yang baru.

Dalam pasal 6 Kitab Roma, Paulus menjelaskan bahwa sebagai orang percaya, kita telah mati bagi dosa dan hidup dalam kehidupan yang baru melalui baptisan dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Kita tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi hidup bagi Allah. Oleh karena itu, kita harus memandang diri kita sebagai mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus. Kita harus menyerahkan diri kita kepada Allah sebagai alat kebenaran dan tidak membiarkan dosa menguasai tubuh kita. Meskipun kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah, bukan berarti kita boleh terus berdosa. Sebaliknya, kita harus hidup dalam ketaatan kepada kebenaran dan menjadi budak kebenaran. Akhirnya, Paulus mengingatkan bahwa upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.

Latar belakang dari pasal ke-6 Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang merupakan kekuatan politik dan budaya yang dominan di dunia Mediterania. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah menerima iman Kristen.

Konteks Budaya:
Masyarakat Roma pada waktu itu didominasi oleh budaya Romawi yang kuat. Mereka memiliki sistem hukum yang kompleks, hierarki sosial yang ketat, dan banyak dewa-dewa yang mereka sembah. Orang-orang Kristen di Roma hidup di tengah-tengah budaya ini dan dihadapkan pada tantangan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam konteks budaya yang berbeda.

Konteks Literatur:
Kitab Roma adalah salah satu surat Paulus yang paling teologis. Surat ini ditulis dalam bentuk surat epistolar, yang merupakan format umum dalam komunikasi tulis pada masa itu. Paulus menggunakan bahasa Yunani yang umum digunakan pada saat itu untuk menyampaikan pesan-pesannya.

Konteks Teologis:
Pasal 6 Kitab Roma berbicara tentang pentingnya hidup dalam kehidupan baru yang diberikan oleh iman kepada Kristus. Paulus menjelaskan bahwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus, orang percaya telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah. Mereka dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan menolak dosa.

Ayat-ayat sebelumnya:
Sebelum pasal 6, Paulus menjelaskan bahwa iman kepada Kristus adalah satu-satunya jalan untuk dibenarkan di hadapan Allah. Dia juga membahas peran hukum Taurat dalam mengungkapkan dosa manusia dan kebutuhan akan kasih karunia Allah. Paulus menekankan bahwa keselamatan datang melalui iman, bukan melalui perbuatan hukum.

Dengan demikian, pasal 6 Kitab Roma melanjutkan tema keselamatan melalui iman dan menekankan pentingnya hidup dalam kehidupan baru yang diberikan oleh Kristus. Paulus mengajarkan bahwa orang percaya harus hidup dalam kekudusan dan menolak dosa sebagai bukti dari iman mereka.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 6:

1. Kematian dan kehidupan baru dalam Kristus
- Kita dibaptis ke dalam kematian Kristus dan dikubur bersama-sama dengan-Nya melalui baptisan (Roma 6:3-4).
- Kita juga akan hidup dalam kehidupan yang baru seperti Kristus yang dibangkitkan dari antara orang mati (Roma 6:4-5).
- Manusia lama kita disalibkan bersama Kristus sehingga kita tidak lagi menjadi hamba dosa (Roma 6:6).
- Kita percaya bahwa jika kita telah mati bersama Kristus, kita juga akan hidup bersama dengan-Nya (Roma 6:8).

2. Kemenangan atas dosa dan maut
- Kristus mati bagi dosa sekali untuk selamanya, tetapi hidup bagi Allah (Roma 6:10).
- Kematian tidak lagi berkuasa atas Kristus, dan dosa tidak akan berkuasa atas kita karena kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah (Roma 6:14).
- Kita harus memandang diri kita sudah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus (Roma 6:11).
- Dosa membawa kepada maut, tetapi karunia Allah membawa hidup yang kekal dalam Kristus (Roma 6:23).

3. Pembebasan dari dosa dan persembahan diri kepada Allah
- Kita telah dibebaskan dari dosa dan sekarang menjadi budak kebenaran (Roma 6:17-18).
- Kita harus menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah sebagai alat kebenaran (Roma 6:19).
- Kita harus hidup dalam ketaatan kepada standar pengajaran yang kita percayai (Roma 6:17).

4. Konsekuensi hidup dalam dosa dan hidup dalam kebenaran
- Hidup dalam dosa membawa malu dan akhirnya maut (Roma 6:21).
- Hidup dalam kebenaran membawa pengudusan dan hidup yang kekal (Roma 6:22).

Referensi:
- Roma 6:3-4
- Roma 6:4-5
- Roma 6:6
- Roma 6:8
- Roma 6:10
- Roma 6:11
- Roma 6:14
- Roma 6:17-18
- Roma 6:19
- Roma 6:21
- Roma 6:22
- Roma 6:23

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Yesus Kristus: Dikatakan bahwa kita semua yang telah dibaptis ke dalam Yesus Kristus, dibaptiskan ke dalam kematian-Nya.
- Bapa: Yesus dibangkitkan dari antara orang mati melalui kemuliaan Bapa.
- Manusia lama: Manusia lama kita disalibkan dengan Yesus Kristus dan tubuh dosa dilenyapkan bersamanya sehingga kita tidak akan menjadi hamba-hamba dosa.
- Kristus: Jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita juga akan hidup bersama dengan-Nya.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Tidak ada lokasi yang secara spesifik disebutkan dalam pasal ini.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab Roma pasal 6:

1. Dosa - Pasal ini membahas tentang bagaimana kita harus hidup bebas dari dosa dan tidak terus hidup dalam dosa.
2. Anugerah - Pasal ini menekankan bahwa kita tidak boleh memanfaatkan anugerah Allah sebagai alasan untuk terus berdosa.
3. Baptisan - Pasal ini menjelaskan bahwa kita yang telah dibaptis ke dalam Yesus Kristus juga dibaptiskan ke dalam kematian-Nya, sehingga kita dapat hidup dalam kehidupan yang baru.
4. Kematian dan kebangkitan - Pasal ini mengajarkan bahwa kita telah mati bagi dosa bersama dengan Kristus dan akan hidup bersama dengan-Nya dalam kebangkitan-Nya.
5. Hidup bagi Allah - Pasal ini mengajak kita untuk hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus dan tidak membiarkan dosa menguasai tubuh kita.
6. Hukum Taurat - Pasal ini menjelaskan bahwa kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah, sehingga dosa tidak berkuasa atas kita.
7. Budak dosa dan budak kebenaran - Pasal ini membandingkan kehidupan kita sebelum dan setelah kita dibebaskan dari dosa. Kita dahulu adalah budak dosa, tetapi sekarang menjadi budak kebenaran.
8. Pengudusan - Pasal ini mengajak kita untuk serahkan anggota-anggota tubuh kita kepada pengudusan, sehingga kita dapat hidup dalam hidup yang kekal melalui karunia Allah dalam Yesus Kristus.

Tentu, saya senang melihat semangat Anda untuk menggali lebih dalam mengenai Alkitab. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi yang dapat Anda gunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Kitab Roma pasal 6:

1. Apa yang dimaksud dengan "hidup dalam kehidupan yang baru" yang disebutkan dalam ayat 4? Bagaimana hidup dalam kehidupan yang baru ini berbeda dari kehidupan sebelumnya?

2. Bagaimana baptisan kita ke dalam Yesus Kristus berhubungan dengan kematian-Nya? Mengapa penting bagi kita untuk mengenali dan menghayati makna ini?

3. Apa arti dari "manusia lama" yang disalibkan bersama Kristus dan "tubuh dosa" yang dilenyapkan bersamanya? Bagaimana hal ini mempengaruhi hidup kita sehari-hari?

4. Mengapa penting bagi kita untuk memandang diri kita sebagai "mati bagi dosa" dan "hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus"? Bagaimana sikap ini mempengaruhi cara kita hidup dan menghadapi godaan dosa?

5. Apa perbedaan antara hidup di bawah Hukum Taurat dan hidup di bawah anugerah? Bagaimana hidup di bawah anugerah mempengaruhi hubungan kita dengan dosa?

6. Mengapa penting bagi kita untuk mempersembahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah sebagai alat kebenaran? Bagaimana hal ini berhubungan dengan pengudusan kita?

7. Apa yang dimaksud dengan "buah yang kamu dapatkan" dalam ayat 21? Bagaimana buah ini berbeda dari akibat dosa?

8. Bagaimana karunia Allah membawa kita kepada hidup yang kekal dalam Yesus Kristus? Mengapa hidup yang kekal ini begitu penting bagi kita sebagai orang percaya?

Selain pertanyaan-pertanyaan ini, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk membahas konsep-konsep seperti anugerah, kematian dan kebangkitan Kristus, pengudusan, dan peran kita sebagai hamba Allah dalam konteks pasal ini. Semoga diskusi dan refleksi ini membantu Anda untuk lebih memahami dan menghayati pesan yang terkandung dalam Kitab Roma pasal 6.

Dalam pasal 6 Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kematian dan kehidupan baru dalam Kristus: Kita dipanggil untuk hidup dalam kehidupan yang baru setelah kita dibaptis ke dalam Kristus. Seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, kita juga dipanggil untuk hidup dalam kehidupan yang baru bersama-Nya.

2. Kematian terhadap dosa: Kita dipanggil untuk mati bagi dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus. Dosa tidak lagi berkuasa atas kita karena kita telah dibebaskan dari dosa melalui kematian Kristus.

3. Penyerahan diri kepada Allah: Kita dipanggil untuk menyerahkan diri kita kepada Allah sebagai alat kebenaran. Kita harus menghindari membiarkan dosa menguasai tubuh kita dan mengikuti keinginannya. Sebaliknya, kita harus mempersembahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah sebagai alat kebenaran.

4. Hidup dalam anugerah: Kita tidak lagi di bawah Hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah. Oleh karena itu, kita tidak boleh menggunakan kebebasan ini sebagai alasan untuk berdosa, tetapi harus hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk hidup dalam kehidupan yang baru dalam Kristus: Berdoalah agar Allah memberikan kekuatan dan pengertian bagi kita untuk hidup dalam kehidupan yang baru setelah kita dibaptis ke dalam Kristus.

2. Doa untuk kematian terhadap dosa: Berdoalah agar Allah membantu kita untuk mati bagi dosa dan hidup bagi-Nya. Mintalah agar Allah memberikan kekuatan untuk menghindari godaan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

3. Doa untuk penyerahan diri kepada Allah: Berdoalah agar Allah membantu kita untuk menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada-Nya sebagai alat kebenaran. Mintalah agar Allah memberikan kekuatan untuk menghindari dosa dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

4. Doa untuk hidup dalam anugerah: Berdoalah agar Allah membantu kita untuk hidup dalam anugerah-Nya dan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan-Nya. Mintalah agar Allah memberikan kekuatan untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam pasal 6 Kitab Roma dan mengalami hidup yang baru dalam Kristus.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 6 :

1. What (Apa):
- Pasal ini menjelaskan tentang pentingnya hidup dalam kehidupan yang baru melalui iman kepada Yesus Kristus.
- Pasal ini juga menekankan bahwa kita harus hidup dalam ketaatan kepada Allah dan bukan dalam dosa.

2. Who (Siapa):
- Penulis surat ini adalah Rasul Paulus.

3. Where (Di mana):
- Pasal ini ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada di Korintus.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk memberikan pengajaran dan pemahaman kepada jemaat di Roma tentang pentingnya hidup dalam kehidupan yang baru melalui iman kepada Yesus Kristus.

6. How (Bagaimana):
- Pesan dalam pasal ini disampaikan melalui penjelasan dan argumentasi yang logis dari Rasul Paulus.
- Rasul Paulus menggunakan analogi baptisan dan kematian serta kebangkitan Kristus untuk menjelaskan pentingnya hidup dalam kehidupan yang baru.
- Ia juga menekankan bahwa kita harus hidup dalam ketaatan kepada Allah dan bukan dalam dosa.

Saya harap analisis ini dapat membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab Roma Pasal 6. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.