Kitab Galatia adalah surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di wilayah Galatia, yang terletak di wilayah Anatolia (sekarang Turki). Surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun 48-49 Masehi.
Latar belakang historis dari pasal
2 Kitab Galatia adalah bahwa Paulus menulis surat ini sebagai respons terhadap pengaruh-pengaruh yang merusak yang datang dari golongan-golongan Yahudi yang mengajarkan bahwa orang-orang non-Yahudi harus disunat dan mengikuti hukum-hukum Taurat Yahudi untuk diselamatkan. Paulus menentang pandangan ini dan menekankan bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus saja.
Dalam konteks budaya, Galatia adalah wilayah yang terdiri dari suku-suku Keltik dan Yunani. Budaya Galatia dipengaruhi oleh budaya Yunani dan Romawi, namun juga memiliki pengaruh dari budaya Keltik. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman dan penerimaan ajaran Paulus oleh jemaat-jemaat di Galatia.
Dalam konteks literatur, Kitab Galatia adalah salah satu dari surat-surat Paulus yang termasuk dalam Perjanjian Baru. Surat ini memiliki struktur yang umum dalam surat-surat Paulus, yaitu pembukaan, pernyataan tujuan, tubuh surat, dan penutup. Dalam pasal
2, Paulus menceritakan pengalamannya dalam pertemuan dengan para pemimpin gereja di Yerusalem, termasuk Petrus, Yakobus, dan Yohanes.
Dalam konteks teologis, pasal
2 Kitab Galatia menekankan pentingnya kebebasan dalam Kristus. Paulus menjelaskan bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus dan bukan melalui pemenuhan hukum-hukum Taurat. Paulus juga menegaskan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat menjadi ahli waris Allah melalui iman, tanpa harus disunat atau mengikuti hukum-hukum Taurat.
Sebelum pasal
2, dalam pasal
1, Paulus mengungkapkan keheranan dan kekecewaannya terhadap jemaat-jemaat di Galatia yang telah meninggalkan ajaran yang diajarkannya dan beralih kepada ajaran yang salah. Paulus menegaskan bahwa ajaran yang diajarkan olehnya adalah wahyu langsung dari Yesus Kristus.
Dengan latar belakang ini, pasal
2 Kitab Galatia menunjukkan bagaimana Paulus mempertahankan ajarannya dan mengklarifikasi bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus saja, bukan melalui pemenuhan hukum-hukum Taurat.