Statistik	34 pasal, 959 ayat, 28.461 kata
Penulis	Musa
Tema	Pembaharuan Perjanjian; Alasan dan keharusan.; Ketaatan.
Waktu	Sekitar 1405 SM
Tempat	Bagian utara Moab, Gunung Pisga
Kata Kunci	Ketatan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi seperti Musa

Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.

Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh

1. (1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
2. (2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2; Neh 1:8-9; Dan 9:11),
3. (3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
4. (4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
5. (5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
6. (6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.

1. Pendahuluan
   (Ul 1:1-5)
   
2. I. Wejangan Musa I:
   Menceritakan Kembali Sejarah Israel yang Baru Mereka Alami
   (Ul 1:6-4:43)
   
1. A. Meninggalkan Gunung Sinai
   (Ul 1:6-18)
   
2. B. Ketidakpercayaan di Kadesy-Barnea
   (Ul 1:19-46)
   
3. C. Pengembaraan di Padang Gurun
   (Ul 2:1-15)
   
4. D. Menuju Dataran Moab
   (Ul 2:16-3:29)
   
5. E. Nasihat Musa untuk Taat
   (Ul 4:1-43)
   
3. II. Wejangan Musa II: Kewajiban-Kewajiban Utama Perjanjian
   (Ul 4:44-26:19)
   
1. A. Kesepuluh Hukum
   (Ul 4:44-5:33)
   
2. B. Shema dan Perintah-Perintah yang Penting
   (Ul 6:1-25)
   
3. C. Berbagai Perintah, Janji, dan Peringatan Praktis
   (Ul 7:1-11:32)
   
4. D. Berbagai Perintah Mengenai Penyembahan
   (Ul 12:1-32)
   
5. E. Berbagai Perintah Mengenai Nabi-Nabi Palsu
   (Ul 13:1-18)
   
6. F. Berbagai Perintah Mengenai Makanan, Persepuluhan,
   dan Tahun Sabat
   (Ul 14:1-15:23)
   
7. G. Berbagai Perintah Mengenai Hari Raya Tahunan
   (Ul 16:1-17)
   
8. H. Berbagai Perintah Mengenai Pemimpin-Pemimpin
   (Ul 16:18-18:22)
   
9. I. Berbagai Hukum Perdata dan Sosial
   (Ul 19:1-26:19)
   
4. III.Wejangan Musa III: Memperbaharui dan Mengesahkan Perjanjian
   (Ul 27:1-30:20)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dengan Serius
   (Ul 27:1-26)
   
2. B. Berkat-Berkat yang Dijanjikan untuk Ketaatan dan Kutukan-Kutukan
   yang Dikenakan untuk Ketidaktaatan
   (Ul 28:1-68)
   
3. C. Menguraikan Kembali Perjanjian dan Berbagai Nasihat
   yang Berhubungan
   (Ul 29:1-30:20)
   
5. IV. Berbagai Kegiatan Musa yang Terakhir dan Kematiannya
   (Ul 31:1-34:12)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dan Menahbiskan Yosua
   (Ul 31:1-29)
   
2. B. Nyanyian Musa
   (Ul 31:30-32:47)
   
3. C. Perintah Allah Bagi Musa
   (Ul 32:48-52)
   
4. D. Musa Memberikati ke-12 Suku
   (Ul 33:1-29)
   
5. E. Kematian dan Penguburan Musa, Ringkasan Terakhir
   (Ul 34:1-12)
   

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang

1. (1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
2. (2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
3. (3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.

2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.

3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.

4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

1. (1) pengantar (Ul 1:1-5);
2. (2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
3. (3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
4. (4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
5. (5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ul 31:1--33:39).

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

1. (1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
2. (2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44--26:19).
3. (3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1--34:12).

Empat ciri khas menandai Ulangan.

1. (1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
2. (2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
3. (3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
4. (4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.

Loh Batu diperbaharui

Peringatan dan nasihat dan pengingat lebih lanjut tentang perbuatan-perbuatan Allah.

10:1 Rahmat Allah dalam memberikan lagi dua loh batu;
10:6 dalam meneruskan keimaman;
10:8 dalam mengkhususkan suku Lewi;
10:10 dalam mendengarkan pengajuan Musa untuk umatnya.
10:12 Nasihat untuk taat.

Riwayat tentang loh batu yang baru (10:1-11)
Orang Israel diperingatkan supaya taat dan bersyukur (10:12-22)

Allah, Musa, Harun, Eleazar.

Allah, Beerot, Bene-Yaakan, Eleazar, Gudgod, Harun, Israel, Lewi, Mesir, Mosera, TUHAN, Yotbata

Karena kita telah menerima begitu banyak kasih setia dari Alah, maka kita patut mempertanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk membalas-Nya. Ini sudah pasti seharusnya membuat kita mempersembahkan hidup kita untuk kehormatan-Nya dan untuk mempersiapkan diri kita sendiri demi kemajuan kepentingan kerajaan-Nya.

ay. 10, 11. Musa, pendoa syafaat bagi Israel, memimpin dan memerintah Israel. Di sini dia adalah gambar Kristus, yang selalu hidup untuk berdoa syafaat dan yang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi.

Pada pasal ke-10 dari Kitab Ulangan, TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat dua loh batu yang sama seperti yang sebelumnya. Musa juga membuat sebuah tabut kayu untuk menyimpan loh-loh tersebut. Setelah itu, Musa naik ke gunung dan TUHAN menuliskan sepuluh perintah-Nya di atas loh batu tersebut. Musa turun dari gunung dan meletakkan loh batu itu ke dalam tabut. Orang Israel melanjutkan perjalanan mereka dan suku Lewi ditunjuk untuk mengangkut Tabut Perjanjian TUHAN. Musa mengingatkan bangsa Israel untuk takut kepada TUHAN, hidup menurut jalan-Nya, mengasihi-Nya, dan taat kepada perintah-perintah-Nya. Musa juga mengingatkan mereka bahwa TUHAN adalah Allah yang besar dan kuat, yang adil dan mengasihi orang asing. Mereka harus mengasihi orang asing karena mereka sendiri pernah menjadi orang asing di Mesir. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa TUHAN telah membuat mereka sebanyak bintang di langit.

Kitab Ulangan adalah bagian terakhir dari Taurat, yang ditulis oleh Musa. Pasal 10 berbicara tentang perintah kepada umat Israel untuk membuat tabut perjanjian baru setelah tabut perjanjian lama dihancurkan.

Latar belakang historisnya adalah ketika umat Israel berada di padang gurun setelah keluar dari Mesir dan sebelum memasuki tanah Kanaan. Mereka telah menerima hukum-hukum Allah di Gunung Sinai dan sedang dalam perjalanan menuju tanah yang dijanjikan.

Latar belakang budayanya adalah bahwa pada waktu itu, tabut perjanjian adalah simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat Israel. Tabut tersebut berisi loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah. Ketika tabut perjanjian lama dihancurkan, Musa diperintahkan untuk membuat tabut baru.

Latar belakang literaturnya adalah bahwa Kitab Ulangan adalah kumpulan pidato Musa kepada umat Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Pidato ini berisi pengulangan hukum-hukum Allah dan peringatan tentang pentingnya setia kepada Allah.

Latar belakang teologisnya adalah bahwa perintah untuk membuat tabut perjanjian baru menunjukkan pentingnya hubungan antara Allah dan umat-Nya. Tabut perjanjian adalah tempat di mana Allah berbicara kepada umat Israel dan memberikan petunjuk-Nya. Dengan membuat tabut baru, Allah menegaskan janji-Nya untuk tetap berada di tengah-tengah mereka.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Musa mengingatkan umat Israel tentang perjalanan mereka di padang gurun dan bagaimana Allah telah melindungi dan memberkati mereka. Dia juga mengingatkan mereka tentang pentingnya takut akan Allah dan hidup menurut perintah-perintah-Nya. Musa juga mengingatkan mereka tentang kejadian ketika ia mendaki Gunung Sinai untuk menerima hukum-hukum Allah.

Dengan latar belakang ini, pasal 10 Kitab Ulangan menekankan pentingnya hubungan antara Allah dan umat-Nya serta pentingnya hidup menurut perintah-perintah-Nya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ulangan pasal 10:

1. Pembuatan tabut dan loh batu baru (Ulangan 10:1-5)
- Musa diperintahkan untuk membuat tabut kayu dan dua loh batu baru.
- Loh batu tersebut akan ditulisi dengan sepuluh perintah TUHAN.

2. Penunjukan suku Lewi untuk mengangkut Tabut Perjanjian (Ulangan 10:6-9)
- TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut Tabut Perjanjian dan memberkati jemaat dalam nama-Nya.
- Suku Lewi tidak mendapat bagian tanah milik seperti suku-suku lain karena mereka adalah milik pusaka TUHAN.

3. Perintah untuk hidup takut kepada TUHAN dan mengasihi-Nya (Ulangan 10:12-13)
- TUHAN meminta umat Israel untuk hidup dengan takut kepada-Nya, berjalan di jalan-Nya, dan mengasihi-Nya.
- Mereka juga diminta untuk melayani TUHAN dengan segenap hati dan jiwa serta taat kepada perintah-Nya.

4. Pengakuan tentang kebesaran TUHAN (Ulangan 10:14-17)
- Musa mengingatkan umat Israel bahwa TUHAN adalah pemilik segala langit dan bumi serta segala isinya.
- TUHAN sangat mengasihi nenek moyang mereka dan memilih mereka sebagai umat-Nya.

5. Panggilan untuk mengasihi orang asing (Ulangan 10:18-19)
- Umat Israel diminta untuk mengasihi orang asing, karena mereka juga pernah menjadi orang asing di tanah Mesir.
- Mereka harus takut kepada TUHAN, menyembah-Nya, dan memberikan makanan dan pakaian kepada orang asing.

6. Pengakuan tentang kebesaran TUHAN dan perbuatan-perbuatan-Nya (Ulangan 10:21)
- Musa mengingatkan umat Israel bahwa TUHAN adalah Allah yang besar, kuat, dan mengagumkan.
- TUHAN telah melakukan perbuatan-perbuatan besar dan mengagumkan bagi umat-Nya.

7. Perbandingan jumlah umat Israel dengan nenek moyang mereka (Ulangan 10:22)
- Musa mengingatkan umat Israel bahwa nenek moyang mereka hanya berjumlah tujuh puluh orang ketika pergi ke Mesir.
- Sekarang, TUHAN telah membuat mereka sebanyak bintang di langit.

Catatan: Ayat-ayat referensi di atas adalah contoh dan tidak mencakup seluruh isi dari pasal 10 Kitab Ulangan.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- TUHAN (Allah)
- Aku (penulis pasal ini, yang tidak disebutkan namanya)
- Harun (mati dan dikuburkan di Mosera)
- Eleazar (anak Harun, menjadi imam pengganti)
- Orang Israel (berjalan dari Beerot Bene-Yaakan ke Mosera, dan melanjutkan perjalanan ke Gudgod dan Yotbata)
- Suku Lewi (ditunjuk oleh TUHAN untuk mengangkut Tabut Perjanjian TUHAN)
- Nenek moyang (yang dipilih oleh TUHAN, yaitu orang Israel)Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Gunung (tempat TUHAN berfirman kepada penulis pasal ini)
- Beerot Bene-Yaakan (tempat orang Israel berjalan dari)
- Mosera (tempat Harun dikuburkan)
- Gudgod (tempat orang Israel melanjutkan perjalanan ke)
- Yotbata (wilayah dengan banyak sungai, tempat orang Israel melanjutkan perjalanan ke)
- Tanah Mesir (tempat orang Israel menjadi orang asing sebelumnya)

Kata kunci dalam Kitab "Ulangan" pasal "10" adalah sebagai berikut:

1. Loh batu: Merupakan dua batu yang dipahat dan ditulisi oleh TUHAN dengan sepuluh perintah-Nya.

2. Tabut kayu: Tabut yang dibuat dari kayu akasia untuk menyimpan loh batu.

3. Suku Lewi: Suku yang ditunjuk oleh TUHAN untuk mengangkut Tabut Perjanjian dan menjadi imam.

4. 40 hari 40 malam: Waktu yang dihabiskan oleh penulis di gunung untuk mendengarkan TUHAN dan menerima perintah-Nya.

5. Takut kepada TUHAN: Salah satu permintaan TUHAN kepada umat Israel, yaitu untuk takut, hidup, dan berjalan di jalan-Nya.

6. Mengasihi TUHAN: Perintah untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati dan jiwa.

7. Taatilah perintah: Perintah untuk taat dan patuh terhadap perintah dan ketetapan TUHAN.

8. TUHAN adalah Allah yang besar: Penegasan bahwa TUHAN adalah Allah yang besar, kuat, dan mengagumkan.

9. Mengasihi orang asing: Perintah untuk mengasihi orang asing, karena umat Israel sendiri pernah menjadi orang asing di Mesir.

10. TUHAN telah membuatmu banyak: Penegasan bahwa TUHAN telah membuat umat Israel menjadi banyak seperti bintang di langit.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Ulangan pasal 10:

1. Apa yang kamu pelajari tentang pentingnya mematuhi perintah-perintah Tuhan dari narasi ini?
2. Mengapa Tuhan meminta Musa untuk membuat tabut kayu dan memasukkan loh batu ke dalamnya? Apa artinya simbol ini?
3. Mengapa suku Lewi dipilih untuk mengangkut Tabut Perjanjian Tuhan? Apa implikasinya bagi mereka dan bagi suku-suku lainnya?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan bahwa Tuhan adalah milik pusaka suku Lewi?
5. Mengapa Tuhan menekankan pentingnya takut kepada-Nya, hidup sesuai dengan jalan-Nya, dan mengasihi-Nya dengan segenap hati dan jiwa?
6. Bagaimana kita dapat menunjukkan kasih kepada orang asing, janda, dan yatim seperti yang Tuhan perintahkan kepada bangsa Israel?
7. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan tidak memihak?
8. Bagaimana pernyataan bahwa Tuhan telah membuat bangsa Israel sebanyak bintang di langit menggugah iman dan pengharapan kita?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Ulangan pasal 10.

Dari pasal 10 Kitab Ulangan, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Takut kepada TUHAN, Allah kita: Pasal ini mengingatkan kita untuk memiliki takut yang sehat dan hormat kepada Allah. Ini berarti mengakui kebesaran-Nya, menghormati perintah-perintah-Nya, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

2. Hidup dengan berjalan di jalan TUHAN: Kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mengikuti jalan-Nya. Ini berarti hidup dalam kebenaran, kasih, dan keadilan, serta menghindari dosa dan kejahatan.

3. Mengasihi TUHAN dengan segenap hati dan jiwa: Kita dipanggil untuk mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan jiwa kita. Ini berarti memberikan segala perhatian, cinta, dan pengabdian kita kepada-Nya.

4. Taat kepada perintah-perintah TUHAN: Kita dipanggil untuk taat kepada perintah-perintah Allah yang telah diberikan kepada kita melalui Firman-Nya. Ini berarti hidup dalam ketaatan dan mengikuti kehendak-Nya.

5. Mengasihi sesama: Pasal ini mengingatkan kita untuk mengasihi sesama seperti yang Allah lakukan kepada kita. Ini berarti memberikan perhatian, kasih, dan pertolongan kepada orang lain, terutama kepada yang lemah dan terpinggirkan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk memiliki takut yang sehat dan hormat kepada Allah.
2. Doa untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mengikuti jalan-Nya.
3. Doa untuk mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan jiwa kita.
4. Doa untuk mendapatkan kekuatan dan kemampuan untuk taat kepada perintah-perintah Allah.
5. Doa untuk memiliki kasih dan perhatian kepada sesama, serta kesediaan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam mengerti dan menerapkan ajaran dari Kitab Ulangan pasal 10.