Statistik	22 pasal, 404 ayat, 12.000 kata
Penulis	Rasul Yohanes (Wah 1:1,9).
Tema	Perjuangan dan Penyelesaian; Kemuliaan dan kemenangan Kristus.
Waktu	90-96 M
Tempat	Pulau Patmos (Wah 1:9).
Kata Kunci	Pernyataan (Wahyu).
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Raja diatas segala raja dan Tuhan diatas segala tuhan

Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.

Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam pasal 1 (Wahy 1:1-20).

1. (1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).
2. (2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).
3. (3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).
4. (4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri (Wahy 1:9).
5. (5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi Asia (Wahy 1:4,11).

Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)

Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia "Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah "Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7; Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4).

1. Prolog
   (Wahy 1:1-8)
   
2. I. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-Jemaat-Nya
   (Wahy 1:9-3:22)
   
1. A. Penglihatan dari Tuhan yang Diagungkan di Antara Kaki-Kaki Dian
   (Wahy 1:9-20)
   
2. B. Berita-Nya Kepada Tujuh Jemaat
   (Wahy 2:1-3:22)
   
3. II. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah
   (Wahy 4:1-11:19)
   
1. A. Penglihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga
   (Wahy 4:1-5:14)
   
1. 1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya Dalam Kekudusan yang Mempesona
   (Wahy 4:1-11)
   
2. 2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak
   (Wahy 5:1-14)
   
2. B. Penglihatan dari Anak Domba Dalam Hubungan Dengan Tujuh Meterai
   dan Tujuh Sangkakala
   (Wahy 6:1-11:19)
   
1. 1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama
   (Wahy 6:1-17)
   SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak
   (Wahy 7:1-17)
   
2. 2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat Dengan Tujuh
   Sangkakala
   (Wahy 8:1-6)
   
3. 3. Enam Sangkakala yang Pertama
   (Wahy 8:7-9:21)
   SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil
   (Wahy 10:1-11)
   Dua Orang Saksi
   (Wahy 11:1-14)
   
4. 4. Sangkakala yang Ketujuh
   (Wahy 11:15-19)
   
4. III.Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar Dengan Iblis
   (Wahy 12:1-22:5)
   
1. A. Perspektif mengenai Konflik Itu
   (Wahy 12:1-15:8)
   
1. 1. Dari Pandangan Musuh-Musuh Bumi
   (Wahy 12:1-13:18)
   
1. a. Naga Besar
   (Wahy 12:1-17)
   
2. b. Binatang Laut
   (Wahy 13:1-10)
   
3. c. Binatang Bumi
   (Wahy 13:11-18)
   
2. 2. Dari Pandangan Sorga
   (Wahy 14:1-20)
   SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka
   (Wahy 15:1-8)
   
2. B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu
   (Wahy 16:1-19:10)
   
1. 1. Tujuh Cawan Murka Allah
   (Wahy 16:1-21)
   
2. 2. Hukuman Atas Pelacur Besar
   (Wahy 17:1-18)
   
3. 3. Jatuhnya Babel yang Besar
   (Wahy 18:1-24)
   
4. 4. Sorak-Sorai di Sorga
   (Wahy 19:1-10)
   
3. C. Puncak Konflik Itu
   (Wahy 19:11-20:10)
   
1. 1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus
   (Wahy 19:11-18)
   
2. 2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-Sekutunya
   (Wahy 19:19-21)
   
3. 3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan
   (Wahy 20:1-10)
   
4. D. Sesudah Konflik
   (Wahy 20:11-22:5)
   
1. 1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar
   (Wahy 20:11-15)
   
2. 2. Nasib Orang-Orang yang Tidak Benar
   (Wahy 20:14-15; 21:8)
   
3. 3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
   (Wahy 21:1-22:5)
   
5. Epilog
   (Wahy 22:6-21)
   

Kitab ini mempunyai tiga tujuan.

1. (1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.
2. (2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.
3. (3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.

1. Babel.
Kejatuhan Babel di gambarkan secara rinci dalam pasal 18, 19. Pakailah konkordansi untuk mempelajari ajaran Alkitab tentang Babel. Mulailah dari Kejadian 11, perhatikan bahwa Babel adalah Babilonia. Terutama perhatikan nubuatan Yesaya mengenai Babilonia. Dalam Wah 18:1-24 tunjukkanlah tujuh ratapan untuk Babel, mulai dengan ratapan malaikat dalam ayat 1-3.

2. Malapetaka.
Bandingkan ketujuh malapetaka dalam pasal 16 dengan sepuluh malapetaka dalam Keluaran 7-11. Perhatikan bagaimana bagian Wahyu ini sengaja dihubungkan dengan kejadian dalam Keluaran (lihat Wah 15:2-4). Mengapa penglihatan mengenai penghakiman dihubungkan dengan Keluaran yang biasanya dianggap sebagai peristiwa penyelamatan?

3. Dua orang saksi.
Ada pasal yang membuat kita penasaran (Wah 11:1-13), yang menggambarkan dua orang saksi yang juga disebut sebagai dua orang nabi, walaupun nama mereka tidak pernah disebut. Beberapa penafsir menafsirkan bahwa dua saksi ini adalah dua jemaat; yang lain lebih cenderung untuk menafsirkan mereka sebagai nabi Perjanjian Lama yang kembali ke bumi. Musa dan Elia dianggap sebagai kedua saksi itu. Mengapa mereka berdua? Apa penjelasan lebih lanjut tentang hal ini yang dikemukakan dalam Zakharia 4?

4. Pohon kehidupan.
Alkitab dimulai dengan sebuah taman (Kej 2:8) dan berakhir dengan sebuah taman (Why 22). Bandingkan dan tunjukkan perbedaannya antara dua pasal pertama dengan dua pasal terakhir Alkitab.

5. Tuhan Yesus Kristus.
Pelajarilah seluruh kitab dan buatlah sebuah daftar dari nama-nama dan julukan bagi Yesus. Alfa dan Omega (huruf pertama dan ter akhir dalam abjad Yunani), keturunan Daud dan lain-lain. Khususnya perhatikan gelar utama: Anak Domba (28 kali). Apa arti penting dari gelar ini (lihat juga Yoh 1:29-37); Ibr 9:1-28; 1 Kor. 5:7; 1 Ptr. 1:18, 19)? Tetapi perhatikan cara indah kitab ini menggambarkan kemuliaan Yesus, ditutup dengan sebuah petunjuk sederhana kepada Tuhan (kemuliaan-Nya) Yesus (kerendahanhati-Nya). Amin.

Datanglah Tuhan Yesus!

Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis), binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar (pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).

Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian (jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22) meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.

Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara tentang nasib akhir. Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama (pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan ke berbagai peristiwa di bumi. Lima meterai yang pertama menyingkapkan hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya. Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang. "Selingan Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21) menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain yaitu ketujuh sangkakala. "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar itu (Wahy 11:1-14). Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19) berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).

Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga serangkai kejahatan, yang terdiri atas

1. (1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),
2. (2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan
3. (3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8) berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus. Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini, terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).

Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6). Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus (Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api" untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus (Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
2. (2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau rahasia tertentu.
3. (3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7; 10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000; 100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
4. (4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke bumi.
5. (5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan dan ketetapan-ketetapan sorgawi.
6. (6) Kitab ini bersifat polemik yang
1. (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang menyatakan dirinya sebagai allah, dan
2. (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).
7. (7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu hidup dan tegas.
8. (8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan secara formal dari PL itu sendiri.

Penafsiran

Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.

1. (1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
2. (2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
3. (3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah.
4. (4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari sudut pandang futurist ini.

Pengelihatan tentang sebuah takhta

Hal-hal yang akan datang. Penglihatan tentang tahta di surga, tua-tua yang ditempatkan di tahta, empat makhluk hidup dan penyembahan mereka bersama dengan tua-tua karena ciptaan.

4:1 Yohanes melihat takhta Allah di surga.
4:4 Kedua puluh empat tua-tua.
4:6 Empat makhluk penuh dengan mata di sebelah depan dan di sebelah belakang.
4:10 Tua-tua melemparkan mahkota mereka, dan menyembah Dia yang duduk di atas takhta.

Kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang (4:1-11)

Kristus, Roh Kudus, Yohanes, 24 tua-tua.

Allah, Roh Allah, Tuhan

Hari itu akan tiba/mendekat ketika terjadi perubahan pemandangan di surga dan Allah akan bersiap untuk melaksanakan segala tujuan-Nya atas bumi. Awan hitam mengguruh akan berhimpun saat penghakiman-Nya yang terakhir atas bumi, namun bankan di tengah kegelapan hari itu bungkukan awan akan terlihat merefleksikan kemuliaan Allah di tengah badai dan mengingatkan bahwa Allah tidak melupakan perjanjian-Nya. Di hari itu orang-orang kudus di surga akan mengontraskan perhentian sempurna di surga dengan air yang bergoncang di bumi dan akan memberikan kemuliaan yang besar bagi Dia.

Di sini Kristus tidak terlihat di atas tahta, namun telah bangkit untuk pelaksanaan tujuan lain yang mewujudkan didirikannya Kerajaan Mesias-Nya. Surga bersiap untuk melaksanakan penghakiman sebelum kedatangan Kristus bersama dengan orang-orang kudus-Nya untuk memerintah. Tua-tua terlihat berada bersama Dia di dalam penghakiman yang akan dilaksanakan. Mungkinkah mereka bukan imamat yang rajani yang bersatu, yang ditebus dan dimuliakan? Jawaban mengenai bagaimana mereka sampai ada di sana tidak diberikan di sini, namun akan ditemukan jawabannya ketika kita melanjutkan.

Pasal 4 dari Kitab Wahyu menggambarkan penglihatan Yohanes tentang surga. Yohanes melihat sebuah pintu terbuka di surga dan mendengar suara yang mengajaknya naik ke sana untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Di surga, Yohanes melihat sebuah takhta dengan seseorang yang duduk di atasnya, tampak seperti batu permata yang indah. Di sekeliling takhta ada dua puluh empat takhta dengan dua puluh empat tua-tua yang duduk di atasnya, memakai jubah putih dan mahkota emas. Ada juga kilatan petir dan suara guntur yang keluar dari takhta itu. Di depan takhta ada tujuh dian yang menyala, melambangkan tujuh Roh Allah. Terdapat juga lautan kaca yang seperti kristal. Di tengah dan di sekeliling takhta ada empat makhluk yang penuh dengan mata di depan dan belakangnya. Keempat makhluk ini memiliki wujud yang berbeda-beda, tetapi mereka semua terus-menerus memuji dan menyembah Tuhan yang Mahakuasa. Setiap kali makhluk-makhluk ini memberikan kemuliaan kepada Tuhan, dua puluh empat tua-tua itu sujud dan melemparkan mahkota mereka di depan takhta, sambil mengakui bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu dan layak menerima kemuliaan, hormat, dan kuasa.

Latar belakang dari pasal 4 dalam Kitab Wahyu adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Wahyu ditulis oleh rasul Yohanes pada akhir abad pertama Masehi, saat umat Kristen mengalami penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Yohanes ditahan di pulau Patmos ketika menerima wahyu ini.

Konteks Budaya:
Pada saat itu, pemerintahan Romawi adalah kekuatan dominan di wilayah tersebut. Masyarakat Romawi memiliki sistem politik dan agama yang sangat berbeda dengan ajaran Kristen. Mereka menyembah dewa-dewa Romawi dan mengharuskan semua warga negara untuk menyembah kaisar sebagai dewa.

Konteks Literatur:
Kitab Wahyu termasuk dalam genre apokaliptik, yang umum pada masa itu. Genre ini menggunakan bahasa simbolik dan metafora untuk menyampaikan pesan-pesan rohani dan nubuat mengenai masa depan.

Konteks Teologis:
Kitab Wahyu ditulis untuk memberikan penghiburan, dorongan, dan pengharapan kepada umat Kristen yang mengalami penganiayaan. Tujuan utamanya adalah untuk mengungkapkan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas sejarah dan bahwa akhirnya keadilan akan tercapai.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yohanes menerima wahyu dari Yesus Kristus dan diperintahkan untuk menulis surat-surat kepada tujuh gereja di Asia Kecil. Setelah itu, Yohanes diangkat ke surga dan melihat gambaran Allah yang duduk di takhta-Nya di surga. Pasal 4 menggambarkan pemandangan surga yang megah dan kemuliaan Allah yang dikelilingi oleh makhluk-makhluk surgawi yang menyembah-Nya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Wahyu pasal 4:

1. Penglihatan tentang takhta di surga (Wahyu 4:1-3)
- John melihat sebuah pintu terbuka di surga dan mendengar suara yang memanggilnya.
- Ia melihat takhta di surga dengan seseorang yang duduk di atasnya.
- Takhta itu tampak seperti batu permata yaspis dan sardis, dengan pelangi di sekelilingnya.

2. Keberadaan dua puluh empat tua-tua (Wahyu 4:4)
- Di sekeliling takhta, John melihat dua puluh empat takhta dengan dua puluh empat tua-tua yang duduk di atasnya.
- Mereka mengenakan jubah putih dan mahkota emas di kepala mereka.

3. Kilatan petir, gemuruh suara guntur, dan tujuh dian (Wahyu 4:5)
- Dari takhta itu keluar kilatan petir dan gemuruh suara guntur.
- Ada tujuh dian yang menyala di depan takhta, yang melambangkan tujuh Roh Allah.

4. Lautan kaca di depan takhta (Wahyu 4:6)
- Di depan takhta, terdapat sesuatu yang mirip dengan lautan kaca, seperti kristal.

5. Empat makhluk yang penuh dengan mata (Wahyu 4:6-8)
- Di tengah dan di sekeliling takhta, ada empat makhluk yang memiliki banyak mata di bagian depan dan belakang mereka.
- Makhluk pertama seperti seekor singa, makhluk kedua seperti seekor lembu jantan, makhluk ketiga berwajah seperti manusia, dan makhluk keempat seperti seekor burung elang yang sedang terbang.
- Keempat makhluk ini memiliki enam sayap yang penuh dengan mata.

6. Pujian dan penyembahan kepada Allah (Wahyu 4:8-11)
- Keempat makhluk tidak pernah berhenti berkata "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang."
- Setiap kali makhluk memberikan kemuliaan kepada Allah, dua puluh empat tua-tua sujud dan melemparkan mahkota mereka di depan takhta.
- Mereka mengucapkan pujian kepada Allah karena Dia adalah Pencipta segala sesuatu dan segala sesuatu ada karena kehendak-Nya.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup pasal 4 dari Kitab Wahyu. Untuk pemahaman yang lebih lengkap, disarankan untuk membaca seluruh pasal dan konteksnya.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Aku (Yohanes, penulis Kitab Wahyu)
- Seseorang yang duduk di atas takhta (Tuhan Allah Yang Mahakuasa)Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Surga
- Di depan takhta Allah
- Di sekeliling takhta Allah
- Di tengah dan di sekeliling takhta Allah

Kata kunci dalam Kitab "Wahyu" pasal 4 adalah sebagai berikut:

1. Pintu terbuka di surga: Menunjukkan penglihatan Yohanes tentang surga dan pengalaman rohani yang dia alami.
2. Suara trompet: Suara yang mengundang Yohanes untuk naik ke surga dan menerima wahyu.
3. Takhta di surga: Melambangkan kedaulatan dan kuasa Allah.
4. Batu permata yaspis dan sardis: Deskripsi dari sosok yang duduk di atas takhta, menunjukkan kemuliaan dan keagungan-Nya.
5. Pelangi: Simbol dari perjanjian Allah dengan umat-Nya.
6. Dua puluh empat takhta dan tua-tua: Mewakili para pemimpin dan perwakilan dari umat Allah.
7. Kilatan petir dan gemuruh suara guntur: Menggambarkan kekuatan dan keagungan Allah.
8. Tujuh dian: Mewakili Roh Allah yang sempurna.
9. Lautan kaca: Simbol dari kemurnian dan keabadian Allah.
10. Empat makhluk: Mewakili makhluk-makhluk yang melayani Allah dengan penuh pengabdian.
11. Makhluk yang pertama seperti singa, yang kedua seperti lembu jantan, yang ketiga berwajah manusia, dan yang keempat seperti burung elang: Menggambarkan keagungan dan kekuasaan Allah yang meliputi segala aspek kehidupan.
12. Ucapan "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang": Pengakuan akan kekudusan dan keagungan Allah.
13. Sujud dan penyembahan: Tindakan penghormatan dan pengakuan akan kebesaran Allah.
14. Mahkota: Simbol dari kekuasaan dan kemuliaan yang hanya dimiliki oleh Allah.
15. Penciptaan segala sesuatu: Menggambarkan Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Wahyu pasal 4:

1. Apa yang menarik perhatianmu dari deskripsi takhta di surga yang dilihat oleh Yohanes?
2. Mengapa ada 24 tua-tua yang duduk di atas takhta-takhta di sekeliling takhta Allah?
3. Apa arti dari pelangi yang terlihat seperti zamrud di sekeliling takhta?
4. Mengapa ada tujuh dian yang menyala di depan takhta Allah? Apa yang mereka wakili?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari deskripsi makhluk-makhluk yang penuh dengan mata di bagian depan dan belakangnya?
6. Mengapa makhluk-makhluk itu terus-menerus berkata "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang"?
7. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan kedua puluh empat tua-tua di hadapan takhta Allah?
8. Bagaimana deskripsi ini menggambarkan kebesaran dan kemuliaan Allah?
9. Bagaimana deskripsi ini mempengaruhi persepsimu tentang Allah dan hubunganmu dengan-Nya?
10. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terungkap dalam pasal ini dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang percaya?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini membantu kamu untuk lebih memahami dan menggali kekayaan Kitab Wahyu pasal 4.

Dalam pasal 4 dari Kitab Wahyu, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Mengakui kebesaran Allah: Pasal ini menggambarkan takhta Allah di surga yang dikelilingi oleh kemuliaan dan keagungan-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk mengakui dan menghormati kebesaran Allah dalam hidup kita sehari-hari.

2. Menghormati Allah dengan penuh pengabdian: Dalam pasal ini, dua puluh empat tua-tua sujud di hadapan takhta Allah, melemparkan mahkota mereka, dan memberikan kemuliaan, hormat, dan ucapan syukur kepada-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati Allah dengan penuh pengabdian dan menyembah-Nya dengan segenap hati.

3. Mengakui kekudusan Allah: Makhluk-makhluk di sekitar takhta Allah terus-menerus menyatakan kekudusan-Nya dengan berkata, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang." Hal ini mengajarkan kita untuk mengakui kekudusan Allah dan hidup dalam kekudusan-Nya.

4. Mengakui Allah sebagai Pencipta segala sesuatu: Pasal ini menggambarkan Allah sebagai Pencipta segala sesuatu dan bahwa segala sesuatu ada karena kehendak-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk mengakui dan menghormati Allah sebagai Pencipta dalam hidup kita dan mengandalkan kehendak-Nya dalam segala hal.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa pengakuan kebesaran Allah: "Ya Allah, aku mengakui dan menghormati kebesaran-Mu dalam hidupku. Bantu aku untuk selalu mengutamakan-Mu dalam segala hal dan hidup dengan penuh pengabdian kepada-Mu."

2. Doa pengakuan kekudusan Allah: "Ya Tuhan, Engkau yang kudus dan mahakuasa. Aku bersyukur atas kekudusan-Mu. Bantu aku untuk hidup dalam kekudusan-Mu dan menjauhi dosa."

3. Doa pengakuan Allah sebagai Pencipta: "Ya Allah, aku mengakui Engkau sebagai Pencipta segala sesuatu. Aku berserah sepenuhnya kepada-Mu dan mengandalkan kehendak-Mu dalam hidupku. Bimbing aku untuk hidup sesuai dengan rencana-Mu."

4. Doa penghormatan dan penyembahan kepada Allah: "Ya Tuhan, Engkau yang layak menerima kemuliaan, hormat, dan kuasa. Aku bersujud di hadapan-Mu dan menyembah-Mu dengan segenap hati. Terima kasih atas kasih karunia-Mu dan berkat-Mu dalam hidupku."

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk menghormati dan mengenal Allah dengan lebih dalam dalam hidup kita sehari-hari.

Analisis 5W+1H dari Kitab Wahyu Pasal 4 :

1. What (Apa):
- Pasal 4 dari Kitab Wahyu menggambarkan penglihatan Yohanes tentang takhta di surga dan makhluk-makhluk yang menyembah Allah.

2. Who (Siapa):
- Yohanes, seorang rasul dan penglihatan ini diberikan kepadanya oleh Allah.
- Ada suara yang berbicara dengan Yohanes, yang kemungkinan besar adalah suara Allah.

3. Where (Dimana):
- Penglihatan ini terjadi di surga, di hadapan takhta Allah.

4. When (Kapan):
- Tidak ada informasi yang spesifik mengenai waktu terjadinya penglihatan ini.

5. Why (Mengapa):
- Tujuan dari penglihatan ini adalah untuk memberikan pemahaman dan penghormatan kepada Allah yang Mahakuasa.

6. How (Bagaimana):
- Yohanes melihat sebuah pintu terbuka di surga dan mendengar suara yang mengajaknya naik ke atas.
- Ia melihat takhta di surga dengan Allah yang duduk di atasnya, tampak seperti batu permata yaspis dan sardis, dengan pelangi di sekelilingnya.
- Ada dua puluh empat takhta di sekeliling takhta Allah, dengan dua puluh empat tua-tua yang duduk di atasnya, memakai jubah putih dan mahkota emas.
- Kilatan petir dan gemuruh suara guntur keluar dari takhta Allah.
- Ada tujuh dian yang menyala di depan takhta Allah, yang melambangkan tujuh Roh Allah.
- Di depan takhta Allah terdapat lautan kaca yang seperti kristal.
- Di tengah dan di sekeliling takhta Allah terdapat empat makhluk yang penuh dengan mata di bagian depan dan belakangnya.
- Keempat makhluk tersebut memiliki wujud yang berbeda-beda, seperti singa, lembu jantan, wajah manusia, dan burung elang yang sedang terbang.
- Keempat makhluk itu memiliki enam sayap yang penuh dengan mata.
- Makhluk-makhluk itu terus-menerus menyembah Allah dengan mengucapkan "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang."
- Setiap kali makhluk-makhluk itu memberikan kemuliaan kepada Allah, kedua puluh empat tua-tua itu sujud dan melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta Allah sambil mengucapkan pujian dan penghormatan kepada-Nya.