
Ayub 5
AlkiPEDIA (Perpustakaan Elektronik Dan Informasi Alkitab)

buka semuaAlkiPEDIA Kitab
Fakta
Fakta: Statistik 42 pasal, 1070 ayat, 10.102 kata Penulis Tidak Dikenal Tema Mengapa Orang Benar Menderita?; Ujian dan penderitaan untuk...
Statistik | 42 pasal, 1070 ayat, 10.102 kata |
Penulis | Tidak Dikenal |
Tema | Mengapa Orang Benar Menderita?; Ujian dan penderitaan untuk beroleh berkat, mendidik kita dan tidak selalu merupakan hukuman. |
Waktu | Tidak Pasti |
Tempat | us dekat Edom |
Kata Kunci | Ujian. |
Kristus Di Alkitab | Dia adalah Penebus kita yang hidup, "Karena aku tahu penebusku hidup" |
Latar Belakang
Latar Belakang: Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL:
"hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang...
Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani.
Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:
- (1) tanggal kehidupan Ayub sendiri dan peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab ini, dan
- (2) tanggal penulis kitab ini yang diilhamkan.
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:
- (1) Ayub masih hidup selama 140 tahun setelah peristiwa-peristiwa dalam kitab ini (Ayub 42:16), yang menyarankan jangka hidup yang hampir 200 tahun (Abraham hidup 175 tahun);
- (2) kekayaannya dihitung dari jumlah ternak (Ayub 1:3; Ayub 42:12);
- (3) pelayanannya sebagai imam dalam keluarganya, seperti Abraham, Ishak, dan Yakub (Ayub 1:5);
- (4) sistem keluarga pimpinan ayah menjadi kesatuan sosial mendasar seperti pada zaman Abraham (Ayub 1:4-5,13);
- (5) serbuan orang-orang Syeba (Ayub 1:15) dan orang Kasdim (Ayub 1:17) yang cocok dengan zaman Abraham;
- (6) sering kali (31 kali) penulis memakai nama yang dipakai para patriarkh bagi Allah, yaitu Shaddai (Yang Mahakuasa); dan
- (7) tidak ada petunjuk sama sekali kepada sejarah Israel atau hukum Musa sehingga memberi kesan tentang zaman pra-Musa (sebelum 1500 SM).
Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun
- (1) selama zaman para leluhur (sekitar 2000 SM) tidak lama sesudah semua peristiwa ini terjadi dan mungkin ditulis oleh Ayub sendiri;
- (2) selama zaman Salomo atau tidak lama sesudah itu (sekitar 950-900 SM), karena bentuk sastra dan gaya penulisannya mirip dengan kitab-kitab sastra hikmat masa itu; atau
- (3) selama masa pembuangan (sekitar 586-538 SM), ketika umat Allah sedang bergumul mencari arti teologis dari bencana mereka.
Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10).
Garis Besar
Garis Besar:
I. Prolog Prosa: Krisisnya
( Ayub 1:1-2:13 )
A. Ayub, Orang Benar yang Takut Akan Allah
(...
- I. Prolog Prosa: Krisisnya
(Ayub 1:1-2:13) - A. Ayub, Orang Benar yang Takut Akan Allah
(Ayub 1:1-5) - B. Percakapan Antara Tuhan Dengan Iblis, dan Berbagai Musibah
yang Kemudian Menimpa Ayub
(Ayub 1:6-2:10) - C. Kunjungan Ketiga Sahabat Ayub
(Ayub 2:11-13) - II. Dialog Antara Ayub dan Teman-temannya: Usaha Mencari Jawaban
yang Masuk Akal
(Ayub 3:1-31:40) - A. Rangkaian Dialog Pertama: Kebenaran Allah
(Ayub 3:1-14:22) - 1. Ayub Meratapi Hari Kelahirannya
(Ayub 3:1-26) - 2. Tanggapan Elifas
(Ayub 4:1-5:27) - 3. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 6:1-7:21) - 4. Tanggapan Bildad
(Ayub 8:1-22) - 5. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 9:1-10:22) - 6. Tanggapan Zofar
(Ayub 11:1-20) - 7. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 12:1-14:22) - B. Rangkaian Dialog Kedua: Nasib Orang Fasik
(Ayub 15:1-21:34) - 1. Tanggapan Elifas
(Ayub 15:1-35) - 2. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 16:1-17:16) - 3. Tanggapan Bildad
(Ayub 18:1-21) - 4. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 19:1-29) - 5. Tanggapan Zofar
(Ayub 20:1-29) - 6. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 21:1-34) - C. Rangkaian Dialog Ketiga: Sifat Berdosa Ayub
(Ayub 22:1-31:40) - 1. Tanggapan Elifas
(Ayub 22:1-30) - 2. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 23:1-24:25) - 3. Tanggapan Bildad
(Ayub 25:1-6) - 4. Tanggapan Balik Ayub
(Ayub 26:1-14) - 5. Rangkuman Terakhir Ayub Mengenai Pendapat Dasarnya
(Ayub 27:1-31:40) - III.Berbagai Wejangan Elihu: Awal Pengertian
(Ayub 32:1-37:24) - A. Elihu Diperkenalkan
(Ayub 32:1-6a) - B. Wejangan Pertama: Ajaran Allah Kepada Manusia Melalui Penderitaan
(Ayub 32:6-33:33) - C. Wejangan Kedua: Keadilan Allah dan Kepongahan Ayub
(Ayub 34:1-37) - D. Wejangan Ketiga: Kejujuran Tidaklah Tanpa Keuntungan
(Ayub 35:1-16) - E. Wejangan Keempat: Kesemarakan Allah dan Ketidaktahuan Ayub
(Ayub 36:1-37:24) - IV. Tuhan Menjawab Ayub: Penyataan Langsung
(Ayub 38:1-42:6) - A. Allah Menegur Ketidaktahuan Ayub
(Ayub 38:1-40:2) - B. Kerendahan Hati Ayub
(Ayub 40:3-5) - C. Allah Menentang Kecaman Ayub Terhadap Keadilan-Nya Dalam Memerintah
Dunia (Ayub 40:1-41:25) - D. Ayub Mengakui Keterbatasan Pengetahuannya Tentang Jalan-Jalan Allah
(Ayub 42:1-6) - V. Epilog Prosa: Krisis Berakhir
(Ayub 42:7-17) - A. Ayub Berdoa untuk Ketiga Temannya
(Ayub 42:7-9) - B. Berkat Dua Kali Lipat bagi Ayub
(Ayub 42:10-17)
Tujuan
Tujuan: Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh
kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti...
Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.
- (1) Selaku musuh Allah, Iblis menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia; tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.
- (2) Allah digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran manusia (Ayub 37:5); karena kita tidak melihat dengan kelapangan hati dan visi Yang Mahakuasa, maka kita memerlukan Allah menyatakan diri-Nya kepada kita.
- (3) Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.
- (4) Allah kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api (Ayub 23:10; bd. 1Pet 1:6-7); ujian semacam itu mengakibatkan peningkatan integritas rohani dan kerendahan hati umat-Nya (Ayub 42:1-10).
- (5) Sekalipun cara-cara Allah menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang penuh. (Ayub 42:7-17; bd. Yak 5:11).
Tema-tema Kunci
Tema-tema Kunci: 1. Sifat-sifat Allah dan pekerjaan-Nya Allah berdaulat. Bahkan iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Baik Ayub maupun...
1. Sifat-sifat Allah dan pekerjaan-Nya
Allah berdaulat. Bahkan iblis pun tidak dapat berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Baik Ayub maupun kawan-kawannya sadar akan hal ini dan akan kenyataan bahwa Allah menciptakan dunia ini serta memeliharanya. Kitab ini penuh berisi kebesaran dan kearifan Allah. Lihat Ayu 5:8-16; 9:2-13; 11:7-9; 12:10,13-25; 25:2-6; 26:5-14; 34:10-15; 35:10,11; 36:22-33; 37:1-24; 38:1-39:30; 40:8-41:34.
2. Kelemahan manusia
Kisah Ayub mengilustrasikan kelemahan kita, ketidaktahuan, dosa, dan singkatnya hidup kita. Permohonan Ayub akan keadilan sungguh-sungguh menuntut suatu kehidupan yang melampaui kehidupan saat ini, tempat Allah dapat menghukum yang jahat dan meluruskan yang salah dari dunia ini. Lihat Ayu 4:17-21; 5:7; 7:1-10; 9:2,25,26; 14:1,2,4,7-12; 15:14-16; 25:4-6.
3. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan Allah, yaitu pikiran Allah, kepandaian dan rencana-Nya, digambarkan kepada kita sebagai hal yang benar-benar di luar jangkauan kita (Ayu 28:1-28). Jika kita diberi sedikit pengertian tentang rahasia-rahasia ini, hal ini bukan oleh karena kepandaian kita. Hanya pada saat kita berserah kepada-Nya kita dapat mengerti sedikit tentang jalan-jalan-Nya. Pikirkanlah pengertian yang terkandung dalam Yesaya 55:8 dan 1Ko 1:18-31.
4. Saling menghibur
Kawan-kawan Ayub memberi kita suatu contoh yang baik tentang apa yang tidak boleh kita lakukan! Banyak yang mereka katakan itu benar, tetapi tidak ada hubungannya dengan masalah Ayub dan menyakitkan. Perhatikan juga bagaimana Paulus mengajar kita mengenai saling menghormati. Pelajaran apa yang secara tak langsung ingin dikatakan tentang bagaimana kita harus memakai pengalaman hidup kita (2Ko 1:3-8)?
5. Ayub dan Perjanjian Baru
Walaupun Ayub hanya disebut sekali saja dalam Perjanjian Baru (Yak 5:11), pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya dapat lebih jelas dimengerti jika dilihat dari sudut pandang seorang Kristen. Sebagai contoh lihat Ayub 9:33, 1Ti 2:5; Ayu 14:14, Yoh 11:25; Ayu 16:19;; Ibr 9:24; Ayu 19:25; Ibr 7:25; Ayu 23:3; Yoh 14:6.
Survei
Survei: Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
(1) Prolog (pasal 1-2 ; Ayub 1:1--2:13 ) yang melukiskan musibah Ayub dan...
Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
- (1) Prolog (pasal 1-2; Ayub 1:1--2:13) yang melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya;
- (2) tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40);
- (3) empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24);
- (4) Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6; Ayub 38:1-38; Ayub 1:1--42:17; Ayub 6:1-30);
- (5) epilog (Ayub 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair, kecuali tiga bagian:
- (a) prolog,
- (b) Ayub 32:1-6, dan
- (c) epilog.
Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24).
Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog.
Ciri Khas
Ciri Khas: Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
(1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut
akan Allah, mungkin...
Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Ayub, penduduk Arab utara, seorang bukan Israel yang benar dan takut akan Allah, mungkin telah hidup sebelum keluarga perjanjian Israel ada (Ayub 1:1).
- (2) Kitab ini menyajikan pembahasan terdalam yang pernah ditulis mengenai rahasia penderitaan. Sebagai puisi dramatik, drama dalam kitab ini berisi rasa kesedihan yang mengharukan dan dialog intelektual yang menggugah perasaan.
- (3) Kitab ini menyingkapkan suatu dinamika penting yang beroperasi dalam setiap ujian berat yang dialami orang saleh: sementara Iblis berusaha untuk menghancurkan iman orang saleh, Allah bekerja untuk membuktikan iman itu dan memperdalamnya. Keteguhan Ayub dalam iman yang sejati memungkinkan maksud Allah menang atas niat Iblis (bd. Yak 5:11).
- (4) Kitab ini memberikan sumbangan tak ternilai kepada seluruh penyataan alkitabiah tentang pokok-pokok penting seperti Allah, umat manusia, penciptaan, Iblis, dosa, kebenaran, penderitaan, keadilan, pertobatan, dan iman.
- (5) Sebagian besar kitab ini mencatat penilaian teologis yang salah tentang penderitaan Ayub oleh teman-temannya. Mungkin cara berpikir mereka yang salah diulang begitu sering dalam kitab ini karena mencerminkan kesalahan yang umum terdapat antara umat Allah dan yang harus diperbaiki.
- (6) Peranan Iblis sebagai "penuduh" orang benar ditunjukkan dengan lebih jelas dalam Ayub daripada di kitab PL lainnya. Dari 19 acuan kepada Iblis dalam PL, 14 kali di antaranya ada dalam kitab ini.
- (7) Secara dramatis kitab Ayub mempertunjukkan prinsip alkitabiah bahwa orang percaya diubah oleh penyataan dan bukan informasi (Ayub 42:5-6).
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:
- (1) sebagai sebuah kutipan (Ayub 5:13 dalam 1Kor 3:19), dan
- (2) sebagai acuan kepada ketabahan Ayub dalam penderitaan dan akibat yang penuh kemurahan dari tindakan Allah dalam hidupnya (Yak 5:11).
Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9.

buka semuaAlkiPEDIA Pasal
Penjelasan Singkat
Penjelasan Singkat: Kemalangan berasal dari TUHAN
Isi Pasal
Isi Pasal: Percakapan Elifas dilanjutkan.
Garis Besar
Garis Besar: 5:1 Elifas menyatakan bahwa akhir dari orang jahat adalah kesengsaraan; 5:6 bahwa manusia lahir untuk menimbulkan kesusahan; 5:8 bahwa Allah...
Judul Perikop
Judul Perikop:
Tokoh
Nama dan Tempat
Nama dan Tempat: Allah
Kesimpulan
Kesimpulan: Setan pun bisa menjadi hamba Allah untuk menjadikan orang-orang kudus kita lebih baik, serangan pada luar diri manusia membuktikan berkat yang...
Fakta
Fakta: Persekutuan di dalam penderitaan Kristus adalah kualifikasi untuk bersama-sama dalam martabat-Nya.
Storyboard Ayub 5
Infografis Ayub 5
Infografis Ayub 5

buka semuaAI-PEDIA
Ringkasan
Ringkasan: Dalam Ayub 5 , Elifas, salah satu teman Ayub, memberikan nasihatnya kepada Ayub. Elifas mengatakan bahwa orang bodoh dan sederhana akan mengalami...
Pengantar & Latar Belakang
Pengantar & Latar Belakang: Kitab Ayub adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang termasuk dalam kategori kitab hikmat. Kitab ini mengisahkan tentang penderitaan yang dialami...
Dalam konteks historis, Kitab Ayub diyakini ditulis pada periode setelah kehancuran Bait Suci pertama di Yerusalem, sekitar abad ke-6 atau ke-5 SM. Kitab ini juga mencerminkan pemikiran dan pertanyaan yang muncul di tengah-tengah penderitaan dan kehancuran tersebut.
Dalam konteks budaya, Kitab Ayub menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat kuno di Timur Tengah. Nilai-nilai kehidupan, sistem kepercayaan, dan praktik sosial pada masa itu mempengaruhi cara pandang dan respons terhadap penderitaan.
Dalam konteks literatur, Kitab Ayub termasuk dalam genre sastra hikmat. Kitab ini menggunakan dialog dan puisi untuk menyampaikan pesan-pesan teologis dan filosofis. Ayat-ayat sebelumnya dalam Kitab Ayub menggambarkan penderitaan yang dialami oleh Ayub dan dialog antara Ayub dengan teman-temannya yang mencoba memberikan penjelasan atas penderitaannya.
Dalam konteks teologis, Kitab Ayub mengangkat pertanyaan-pertanyaan tentang keadilan Allah, penderitaan manusia, dan hubungan antara manusia dengan Allah. Kitab ini mengeksplorasi konsep pahala dan hukuman, serta mengajarkan pentingnya mempertahankan iman dan kepercayaan dalam menghadapi penderitaan.
Dalam pasal 5 Kitab Ayub, terdapat ucapan Elifas, salah satu dari tiga teman Ayub yang datang untuk menghiburnya. Elifas mencoba meyakinkan Ayub bahwa penderitaannya adalah akibat dosa yang dilakukannya. Dia mengajak Ayub untuk mencari Allah dan memohon belas kasihan-Nya. Ucapan Elifas ini merupakan bagian dari dialog yang terjadi antara Ayub dan teman-temannya dalam upaya mereka untuk mencari pemahaman tentang penderitaan yang dialami oleh Ayub.
Dengan demikian, latar belakang pasal 5 Kitab Ayub mencakup konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya. Pasal ini merupakan bagian dari dialog antara Ayub dan teman-temannya yang mencoba memberikan penjelasan atas penderitaan yang dialami oleh Ayub.
Topik
Topik: Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ayub pasal 5 :
1. Penderitaan dan kesulitan hidup ( Ayub 5:6-7 )
- Ayub menggambarkan...
1. Penderitaan dan kesulitan hidup (Ayub 5:6-7)
- Ayub menggambarkan bahwa penderitaan dan kesulitan hidup adalah bagian dari pengalaman manusia.
2. Allah sebagai sumber kebijaksanaan dan kuasa (Ayub 5:8-16)
- Ayub mengakui bahwa Allah adalah sumber kebijaksanaan dan kuasa yang melakukan hal-hal besar dan ajaib yang tidak terbilang banyaknya.
3. Perlindungan Allah terhadap orang miskin dan tertindas (Ayub 5:15-16)
- Ayub menyatakan bahwa Allah melindungi orang miskin dan tertindas, memberikan harapan kepada mereka, dan menutup mulut ketidakadilan.
4. Kasih dan pengajaran Allah (Ayub 5:17-18)
- Ayub mengingatkan bahwa Allah melukai dan membalut, meremukkan dan menyembuhkan, serta memberikan pengajaran yang penting bagi umat-Nya.
5. Keamanan dan berkat Allah (Ayub 5:19-27)
- Ayub menyatakan bahwa Allah memberikan keamanan dan berkat kepada umat-Nya, melindungi mereka dari bahaya dan memberikan kelimpahan serta keturunan yang banyak.
6. Kebenaran dan kebaikan Allah (Ayub 5:27)
- Ayub mengajak pendengarnya untuk menyelidiki dan mengakui kebenaran serta kebaikan Allah.
Catatan: Penjelasan singkat di atas hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik penting dalam Kitab Ayub pasal 5. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal tersebut.
Nama dan Tempat
Nama dan Tempat: Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini :
- Ayub : Tokoh utama dalam Kitab Ayub, yang mengalami penderitaan dan mengadukan nasibnya...
- Ayub: Tokoh utama dalam Kitab Ayub, yang mengalami penderitaan dan mengadukan nasibnya kepada Allah.
- Orang bodoh: Orang yang melakukan tindakan bodoh dan tidak bijaksana.
- Orang-orang kudus: Orang-orang yang dianggap suci atau saleh.
- Anak-anak Ayub: Anak-anak Ayub yang mengalami penderitaan dan tidak mendapatkan pertolongan.
- Orang yang kelaparan: Orang yang mengalami kelaparan dan harus memakan hasil panennya sendiri.
- Orang yang haus: Orang yang merindukan kekayaan dan kepuasan materi.
- Allah: Tuhan yang disembah dalam agama Kristen.
- Orang licik: Orang yang jahat dan memiliki rencana jahat.
- Orang berhikmat: Orang yang bijaksana dan memiliki kecerdikan.
- Orang miskin: Orang yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan.
- Orang kuat: Orang yang memiliki kekuatan fisik atau kekuasaan.
- Yang Mahakuasa: Gelar untuk Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya.
- Batu-batu di ladang: Batu-batu yang ada di ladang.
- Binatang-binatang buas di bumi: Hewan-hewan liar yang hidup di bumi.
- Keturunan Ayub: Keturunan Ayub yang akan menjadi banyak seperti rumput di bumi.
Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Tempat tinggal orang bodoh: Tempat tinggal orang bodoh yang dikutuk oleh Ayub.
- Pintu gerbang: Tempat di mana anak-anak Ayub diremukkan dan tidak ada yang menyelamatkan mereka.
- Bumi: Tempat di mana Allah menurunkan hujan dan mengalirkan air ke ladang-ladang.
- Tempat yang tinggi: Tempat di mana Allah menempatkan orang yang rendah.
- Tempat yang aman: Tempat di mana Allah mengangkat mereka yang berdukacita.
- Siang hari: Waktu di mana orang bertemu dengan kegelapan.
- Malam hari: Waktu di mana orang meraba-raba seperti pada siang hari.
- Pedang mulut: Ancaman atau kata-kata yang menyakitkan.
- Liang kubur: Tempat di mana seseorang akan turun setelah meninggal dunia.
Kata Kunci
Kata Kunci: Analisis dan kata kunci dalam Kitab Ayub pasal 5 adalah sebagai berikut:
1. Berseru : Ayub memulai pasal ini dengan seruan kepada...
1. Berseru: Ayub memulai pasal ini dengan seruan kepada pendengarnya.
2. Kemurkaan: Ayub mengatakan bahwa kemurkaan membunuh orang bodoh.
3. Kecemburuan: Ayub menyebutkan bahwa kecemburuan membunuh orang yang sederhana.
4. Bodoh: Ayub melihat orang bodoh membuat akar dan mengutuki tempat tinggal mereka.
5. Anak-anak: Ayub mengatakan bahwa anak-anak orang bodoh diremukkan di pintu gerbang tanpa ada yang menyelamatkan mereka.
6. Kelaparan: Ayub menyebutkan bahwa orang yang kelaparan melahap hasil panennya.
7. Haus: Ayub mengatakan bahwa orang yang haus menginginkan kekayaannya.
8. Penderitaan: Ayub menyatakan bahwa penderitaan bukan berasal dari debu atau tanah, tetapi manusia dilahirkan untuk mengalami kesusahan.
9. Allah: Ayub mengatakan bahwa dia akan mencari Allah dan mengadukan persoalannya kepada-Nya.
10. Hujan: Ayub mengakui bahwa Allah menurunkan hujan ke atas bumi dan mengalirkan air ke ladang-ladang.
11. Orang rendah: Ayub menyebutkan bahwa Allah menempatkan orang yang rendah di tempat yang tinggi.
12. Orang berhikmat: Ayub mengatakan bahwa Allah menangkap orang berhikmat dalam kecerdikan mereka sendiri.
13. Orang miskin: Ayub menyatakan bahwa Allah menyelamatkan orang miskin dari pedang mulut orang jahat dan tangan orang kuat.
14. Diberkati: Ayub mengatakan bahwa orang yang ditegur oleh Allah akan diberkati.
15. Didikan: Ayub mengingatkan agar tidak menganggap rendah didikan dari Yang Mahakuasa.
16. Luka: Ayub mengakui bahwa Allah melukai, tetapi juga membalut dan menyembuhkan.
17. Keenam kesulitan: Ayub menyatakan bahwa Allah akan melepaskan dari enam kesulitan dan tidak ada kejahatan yang akan menimpa.
18. Kematian: Ayub mengatakan bahwa Allah akan melepaskan dari kematian pada masa kelaparan.
19. Lidah: Ayub menyebutkan bahwa Allah akan melindungi dari cambukan lidah.
20. Keturunan: Ayub mengatakan bahwa keturunan akan menjadi banyak dan anak cucu seperti rumput di bumi.
21. Liang kubur: Ayub menyatakan bahwa seseorang akan turun ke liang kubur pada usia yang penuh.
22. Penyelidikan: Ayub mengatakan bahwa mereka telah menyelidiki dan hal itu benar, dan mengajak pendengarnya untuk mendengarkan dan mengetahui hal itu demi kebaikan mereka.
Pertanyaan Refleksi dan Diskusi
Pertanyaan Refleksi dan Diskusi: Pertanyaan refleksi :
1. Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman Ayub dalam pasal ini tentang penderitaan dan kesulitan dalam hidup?
2....
1. Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman Ayub dalam pasal ini tentang penderitaan dan kesulitan dalam hidup?
2. Bagaimana sikap Ayub terhadap Allah dalam menghadapi penderitaan yang dia alami? Apa yang dapat kita pelajari dari sikapnya?
3. Bagaimana Ayub menggambarkan karakter Allah dalam pasal ini? Apa yang menarik tentang karakter Allah yang digambarkan oleh Ayub?
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana pandanganmu tentang pernyataan Ayub bahwa manusia dilahirkan untuk kesusahan? Apakah kamu setuju atau tidak setuju? Mengapa?
2. Ayub mengatakan bahwa Allah melakukan hal-hal yang besar dan ajaib yang tidak terbilang banyaknya. Apa contoh-contoh konkret dari hal-hal besar dan ajaib yang kamu lihat dalam kehidupanmu atau dalam Alkitab?
3. Ayub menyatakan bahwa Allah melukai, tetapi juga membalut, dan meremukkan, tetapi tangan-Nya menyembuhkan. Bagaimana pengalamanmu dengan Allah dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan dalam hidupmu?
Hal-hal menarik terkait Kitab Ayub pasal 5:
1. Ayub menggambarkan bahwa Allah menempatkan orang yang rendah di tempat yang tinggi dan menggagalkan rencana orang licik. Apa pesan moral yang dapat kita ambil dari sini tentang keadilan Allah?
2. Ayub menyatakan bahwa Allah akan melepaskan kita dari enam kesulitan dan dalam tujuh, tidak ada kejahatan yang akan menimpamu. Apakah ini berarti bahwa kita tidak akan mengalami kesulitan dan penderitaan dalam hidup ini? Mengapa?
3. Ayub menggambarkan bahwa pada saat kehancuran dan kelaparan, kita akan tertawa dan tidak takut pada binatang buas. Apa arti dari hal ini dalam konteks penderitaan dan kesulitan yang kita alami dalam hidup ini?
Pelajaran dan Doa
Pelajaran dan Doa: Dari pasal 5 Kitab Ayub, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:
1. Mengadukan persoalan kepada Allah : Ayub...
1. Mengadukan persoalan kepada Allah: Ayub mengajarkan kita untuk mencari Allah dan mengadukan persoalan kita kepada-Nya. Kita dapat mempercayakan segala kekhawatiran, kebutuhan, dan penderitaan kita kepada Allah, karena Dialah yang mampu melakukan hal-hal yang besar dan ajaib.
2. Menghargai didikan dari Allah: Ayub mengingatkan kita untuk tidak menganggap rendah didikan dari Yang Mahakuasa. Meskipun Allah melukai dan meremukkan, Dia juga membalut dan menyembuhkan. Kita perlu menghargai dan belajar dari setiap pengajaran dan pengalaman yang Allah berikan kepada kita.
3. Percaya pada perlindungan Allah: Ayub meyakinkan kita bahwa Allah akan melindungi dan menyelamatkan orang miskin dan yang tertindas. Kita dapat memiliki harapan dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan dan ketidakadilan, karena Allah akan melepaskan kita dari segala kesulitan dan menjaga kita dari kejahatan.
4. Bersukacita dalam Tuhan: Ayub mengajarkan kita untuk bersukacita dalam Tuhan, bahkan dalam situasi sulit dan penuh penderitaan. Kita dapat memiliki kepastian bahwa Allah akan memberikan kebahagiaan dan keamanan kepada kita, bahkan di tengah-tengah kehancuran dan kelaparan.
Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:
1. Memohon kepada Allah agar kita dapat mencari-Nya dalam setiap situasi hidup kita dan mengadukan segala persoalan kepada-Nya.
2. Memohon kepada Allah agar kita dapat menghargai dan belajar dari setiap pengajaran dan pengalaman yang Dia berikan kepada kita.
3. Memohon kepada Allah agar kita dapat percaya pada perlindungan dan penyelamatan-Nya dalam segala kesulitan dan ketidakadilan yang kita hadapi.
4. Memohon kepada Allah agar kita dapat memiliki sukacita dan ketenangan dalam Tuhan, bahkan di tengah-tengah penderitaan dan kesulitan.
Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup dengan iman dan menghadapi segala situasi hidup dengan keyakinan pada Allah yang Mahakuasa.
5W1H
5W1H: Analisis Ayub 5 (5W+1H)
What (Apa): Pasal ini berisi nasihat Elifas, salah satu sahabat Ayub, mengenai penderitaan yang dialami Ayub. Elifas...
Analisis Ayub 5 (5W+1H)
What (Apa): Pasal ini berisi nasihat Elifas, salah satu sahabat Ayub, mengenai penderitaan yang dialami Ayub. Elifas berpendapat bahwa penderitaan Ayub adalah akibat dari dosa-dosanya dan mendorong Ayub untuk bertobat kepada Allah.
Who (Siapa):
- Elifas: Sahabat Ayub yang memberikan nasihat.
- Ayub: Orang yang sedang mengalami penderitaan hebat.
- Allah: Sosok yang Mahakuasa dan menjadi fokus pembahasan.
When (Kapan): Tidak disebutkan secara spesifik, namun terjadi saat Ayub sedang mengalami penderitaan hebat.
Where (Dimana): Tidak disebutkan secara spesifik, namun kemungkinan besar terjadi di tempat tinggal Ayub.
Why (Mengapa): Elifas menasihati Ayub karena ia percaya bahwa penderitaan Ayub adalah akibat dari dosa-dosanya. Ia ingin Ayub bertobat kepada Allah agar terbebas dari penderitaan.
How (Bagaimana):
- Elifas menjelaskan bahwa orang fasik akan binasa, sedangkan orang benar akan diselamatkan Allah.
- Ia menekankan bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan dan keselamatan.
- Ia mendorong Ayub untuk mencari Allah dan memohon pengampunan.
- Ia menjanjikan bahwa Allah akan memulihkan Ayub jika ia bertobat.
Kesimpulan: Pasal ini menunjukkan perspektif Elifas mengenai penderitaan Ayub. Ia percaya bahwa penderitaan adalah konsekuensi dari dosa dan mendorong Ayub untuk bertobat kepada Allah.
Tambahan: Penting untuk diingat bahwa perspektif Elifas tidak sepenuhnya benar. Meskipun dosa dapat menyebabkan penderitaan, Ayub menderita bukan karena kesalahannya sendiri. Penderitaan Ayub adalah bagian dari ujian iman yang diberikan Allah kepadanya.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi