Dalam Matius 18, Yesus mengajarkan tentang kerendahan hati dan pentingnya menerima anak-anak kecil sebagai perwakilan dari orang yang percaya kepada-Nya. Ia menekankan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, seseorang harus bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Yesus juga memperingatkan tentang bahaya menyesatkan orang-orang kecil yang percaya kepada-Nya dan menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama, termasuk mengampuni kesalahan satu sama lain tanpa batas.

Selanjutnya, Yesus memberikan petunjuk tentang cara menegur saudara yang berbuat dosa, dimulai dengan teguran pribadi, kemudian melibatkan saksi, dan jika perlu, membawa masalah tersebut ke jemaat. Ia juga mengajarkan bahwa pengampunan harus diberikan tanpa batas, menggunakan perumpamaan tentang seorang raja yang mengampuni hutang besar seorang hamba, tetapi hamba itu tidak mengampuni hutang kecil temannya. Pesan utama dari pasal ini adalah pentingnya pengampunan dan kerendahan hati dalam komunitas orang percaya.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari Matius 18 dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologis, serta ringkasan dari ayat-ayat sebelumnya.

Latar Belakang Matius 18

1. Konteks Historis:

   • Kitab Matius ditulis sekitar tahun 70-80 M, kemungkinan besar untuk komunitas Kristen Yahudi di Palestina. Penulisnya, Matius, adalah seorang mantan pemungut cukai yang menjadi salah satu rasul Yesus.
   • Pada masa itu, komunitas Kristen sedang menghadapi tantangan dari tradisi Yahudi dan juga dari penganiayaan Romawi. Matius berusaha menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.

2. Konteks Budaya:

   • Masyarakat Yahudi sangat menghargai hukum dan tradisi. Dalam konteks ini, ajaran Yesus sering kali menantang norma-norma sosial dan religius yang ada.
   • Matius 18 berfokus pada hubungan antaranggota komunitas, menekankan pentingnya pengampunan, kerendahan hati, dan pemulihan.

3. Konteks Literatur:

   • Matius 18 berisi ajaran Yesus yang disampaikan dalam bentuk perumpamaan dan instruksi. Ini termasuk perumpamaan tentang domba yang hilang dan pengampunan yang tak terbatas.
   • Pasal ini juga berfungsi sebagai bagian dari pengajaran Yesus tentang kehidupan dalam komunitas iman, yang merupakan tema sentral dalam Injil Matius.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi Matius menekankan kerajaan Allah dan bagaimana pengikut Yesus harus hidup dalam kerangka nilai-nilai kerajaan tersebut.
   • Matius 18 mengajarkan tentang pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan tanggung jawab dalam menjaga kesatuan komunitas.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Matius 18, dalam Matius 17, Yesus mengalami transfigurasi di gunung, di mana kemuliaan-Nya dinyatakan kepada beberapa murid-Nya. Setelah itu, Yesus menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan, yang menunjukkan kuasa-Nya atas roh jahat. Dalam Matius 18:1, para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar di kerajaan surga, yang memicu pengajaran Yesus tentang kerendahan hati dan pentingnya menerima anak-anak sebagai contoh dalam iman.

Dengan memahami konteks ini, pembaca dapat lebih menghargai ajaran Yesus dalam Matius 18 dan bagaimana hal itu relevan bagi kehidupan komunitas Kristen saat ini.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Matius pasal 18 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Kesederhanaan dan Kerendahan Hati
  Yesus mengajarkan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, seseorang harus bertobat dan menjadi seperti anak kecil, yang mencerminkan kerendahan hati dan ketulusan. (Matius 18:3-4)

• Pentingnya Menjaga Anak-anak
  Yesus menekankan betapa berharganya anak-anak di hadapan-Nya dan peringatan terhadap mereka yang menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya. (Matius 18:5-6)

• Menghindari Penyesatan
  Yesus mengingatkan bahwa jika ada sesuatu yang menyesatkan kita, lebih baik kita menghilangkannya daripada terjerumus ke dalam kebinasaan. (Matius 18:8-9)

• Perlindungan Malaikat Anak-anak
  Ada malaikat yang menjaga anak-anak kecil, yang selalu memandang wajah Bapa di sorga, menunjukkan perhatian dan perlindungan Tuhan terhadap mereka. (Matius 18:10)

• Pencarian yang Hilang
  Perumpamaan tentang domba yang hilang menggambarkan kasih dan perhatian Tuhan yang mencari yang hilang, menunjukkan nilai setiap individu di mata-Nya. (Matius 18:12-14)

• Teguran dan Pemulihan
  Yesus memberikan langkah-langkah untuk menegur saudara yang berbuat dosa, menekankan pentingnya pemulihan hubungan dalam komunitas iman. (Matius 18:15-17)

• Kuasa Mengikat dan Melepaskan
  Yesus memberikan otoritas kepada murid-murid-Nya untuk mengikat dan melepaskan, yang menunjukkan tanggung jawab dalam pengelolaan komunitas iman. (Matius 18:18)

• Kekuatan Doa Bersama
  Yesus menegaskan bahwa ketika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia hadir di tengah mereka, menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam doa. (Matius 18:20)

• Pentingnya Mengampuni
  Yesus mengajarkan bahwa pengampunan harus diberikan tanpa batas, menggambarkan sifat pengampunan Allah yang besar kepada kita. (Matius 18:21-22)

• Perumpamaan tentang Hamba yang Tidak Mengampuni
  Perumpamaan ini menunjukkan konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengampuni sesama, yang mencerminkan pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan. (Matius 18:23-35)

Nama Orang

• Yesus: Tokoh utama yang mengajarkan tentang Kerajaan Sorga dan pengampunan.
• Petrus: Salah satu murid Yesus yang bertanya tentang pengampunan.
• Raja: Tokoh dalam perumpamaan yang mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
• Hamba: Tokoh yang berhutang kepada raja dan kemudian berhutang kepada hamba lain.
• Kawan hamba: Hamba lain yang berhutang seratus dinar kepada hamba pertama.

Nama Lokasi

• Kerajaan Sorga: Tempat yang dibicarakan dalam konteks ajaran Yesus.
• Pegunungan: Lokasi yang disebutkan dalam konteks mencari domba yang sesat.
• Laut: Tempat yang disebutkan dalam konteks hukuman bagi penyesat anak-anak kecil.
• Sorga: Tempat di mana malaikat anak-anak kecil memandang wajah Bapa.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Matius pasal 18:

1. Kerajaan Sorga

   • Menunjukkan pentingnya sikap rendah hati dan kesederhanaan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.

2. Anak Kecil

   • Simbol dari ketulusan, kepercayaan, dan kerendahan hati yang harus dimiliki oleh setiap pengikut Kristus.

3. Pertobatan

   • Menekankan perlunya perubahan hati dan sikap untuk dapat menerima keselamatan.

4. Menyesatkan

   • Peringatan tentang bahaya menyesatkan orang yang lemah iman, terutama anak-anak.

5. Pengampunan

   • Mengajarkan pentingnya mengampuni sesama tanpa batas, mencerminkan kasih Allah yang tak terbatas.

6. Perhitungan Hutang

   • Menggambarkan konsep pengampunan dan belas kasihan, serta konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengampuni.

7. Saksi

   • Menekankan pentingnya keadilan dan kebenaran dalam menyelesaikan konflik di antara sesama.

8. Kekuatan Doa

   • Menunjukkan bahwa permohonan yang dilakukan dalam kesepakatan akan didengar oleh Allah.

9. Belas Kasihan

   • Menggambarkan sifat Allah yang penuh kasih dan pengertian, yang seharusnya dicontoh oleh umat-Nya.

10. Api Kekal

    • Mengingatkan akan konsekuensi serius dari dosa dan penolakan terhadap pengampunan Allah.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dalam pasal ini, yaitu pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan tanggung jawab dalam komunitas iman.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai Matius pasal 18:

Pertanyaan Refleksi

1. Kerendahan Hati: Apa arti menjadi seperti anak kecil dalam konteks iman Kristen? Bagaimana Anda dapat menerapkan sikap kerendahan hati ini dalam kehidupan sehari-hari?

2. Pentingnya Mengampuni: Mengapa Yesus menekankan pentingnya mengampuni hingga "tujuh puluh kali tujuh kali"? Apa yang bisa kita pelajari tentang pengampunan dari perumpamaan tentang hamba yang tidak mengampuni?

3. Tanggung Jawab Terhadap Sesama: Dalam konteks menegur saudara yang berbuat dosa, bagaimana Anda melihat peran kita sebagai sesama orang percaya dalam menjaga satu sama lain? Apa tantangan yang Anda hadapi dalam melakukan hal ini?

4. Malaikat Anak Kecil: Apa makna dari pernyataan bahwa "ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga"? Bagaimana hal ini mempengaruhi pandangan Anda tentang nilai setiap individu, terutama anak-anak?

5. Kehilangan dan Pencarian: Dalam perumpamaan domba yang hilang, apa yang diajarkan tentang kasih dan perhatian Tuhan terhadap setiap individu? Bagaimana Anda merasakan kasih Tuhan dalam hidup Anda ketika Anda merasa "hilang"?

Pertanyaan Diskusi

1. Persepsi tentang Kerajaan Sorga: Bagaimana pandangan Anda tentang siapa yang "terbesar" dalam Kerajaan Sorga berubah setelah membaca pasal ini? Apa yang bisa kita pelajari tentang nilai-nilai Kerajaan Sorga?

2. Penyesatan dan Tanggung Jawab: Apa yang dimaksud dengan "menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini"? Dalam konteks saat ini, bagaimana kita bisa melindungi orang-orang yang lemah dalam iman?

3. Praktik Mengampuni: Dalam komunitas gereja Anda, bagaimana praktik pengampunan diterapkan? Apakah ada contoh konkret di mana pengampunan telah membawa pemulihan?

4. Kekuatan Doa Bersama: Apa yang Anda pikirkan tentang pernyataan Yesus bahwa "di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka"? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara kita berdoa dan berkumpul sebagai komunitas?

5. Perbandingan Hutang: Dalam perumpamaan tentang hamba yang berhutang, bagaimana Anda melihat perbandingan antara hutang yang besar dan kecil? Apa yang bisa kita pelajari tentang perspektif Tuhan terhadap dosa dan pengampunan?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam makna dan aplikasi dari Matius pasal 18 dalam kehidupan Anda dan komunitas Anda!

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari Matius pasal 18, serta doa yang dapat kamu panjatkan terkait dengan pasal tersebut:

Pelajaran dari Matius Pasal 18

1. Kerendahan Hati:

   • Yesus mengajarkan bahwa untuk menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, kita harus merendahkan diri seperti anak kecil. Ini mengingatkan kita untuk memiliki sikap rendah hati dan tidak sombong.

2. Pentingnya Menjaga Anak-anak:

   • Yesus menekankan pentingnya menjaga dan tidak menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya. Ini menunjukkan tanggung jawab kita untuk melindungi dan mendidik generasi muda dalam iman.

3. Pencarian yang Hilang:

   • Perumpamaan tentang domba yang hilang mengajarkan kita tentang kasih dan perhatian Tuhan terhadap setiap individu. Kita diajak untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat.

4. Proses Menghadapi Dosa:

   • Yesus memberikan langkah-langkah untuk menegur saudara yang berbuat dosa. Ini mengajarkan kita pentingnya komunikasi yang baik dan penyelesaian konflik dengan cara yang benar.

5. Kekuatan Doa dan Persatuan:

   • Yesus menegaskan bahwa ketika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia ada di tengah-tengah mereka. Ini menunjukkan kekuatan doa dan persatuan dalam komunitas iman.

6. Pentingnya Mengampuni:

   • Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengampuni saudara kita tidak terbatas pada jumlah tertentu. Ini mengingatkan kita akan pentingnya memiliki hati yang penuh kasih dan pengertian.

7. Belas Kasihan dan Pengampunan:

   • Perumpamaan tentang hamba yang tidak mengampuni menunjukkan bahwa kita harus mengasihi dan mengampuni orang lain seperti Tuhan telah mengampuni kita. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kasih dan belas kasihan.

Doa Terkait Matius Pasal 18

1. Doa untuk Kerendahan Hati: "Tuhan, ajar aku untuk memiliki hati yang rendah seperti anak kecil. Bantu aku untuk merendahkan diri dan tidak menganggap diriku lebih tinggi dari orang lain. Amin."

2. Doa untuk Melindungi Anak-anak: "Ya Bapa, aku berdoa agar Engkau melindungi anak-anak dan generasi muda kita. Berikan mereka hikmat dan kekuatan untuk tetap percaya kepada-Mu. Amin."

3. Doa untuk Mencari yang Hilang: "Tuhan, berikan aku keberanian dan kasih untuk mencari mereka yang tersesat. Bantu aku menjadi alat-Mu dalam membawa mereka kembali kepada-Mu. Amin."

4. Doa untuk Menghadapi Dosa: "Ya Tuhan, ajar aku untuk berani menegur dengan kasih ketika melihat saudara-saudara dalam dosa. Berikan aku hikmat untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang Engkau kehendaki. Amin."

5. Doa untuk Persatuan dalam Doa: "Bapa di sorga, aku berdoa agar kami dapat bersatu dalam nama-Mu. Biarkan kehadiran-Mu menyertai kami dalam setiap doa dan pertemuan kami. Amin."

6. Doa untuk Mengampuni: "Tuhan, bantu aku untuk mengampuni seperti Engkau mengampuni aku. Berikan aku hati yang penuh kasih dan pengertian terhadap saudara-saudaraku. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membimbingmu dalam hidup sehari-hari dan memperdalam hubunganmu dengan Tuhan.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab Matius pasal 18:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini membahas tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, pentingnya merendahkan diri seperti anak kecil, peringatan terhadap penyesatan, cara menegur saudara yang berbuat dosa, kekuatan doa bersama, dan pentingnya mengampuni sesama.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama: Yesus Kristus, murid-murid-Nya (termasuk Petrus), dan raja dalam perumpamaan.
• Karakter Lain: Anak kecil yang dipanggil Yesus, hamba yang berhutang, dan kawan hamba tersebut.

3. Where (Di mana)

• Lokasi: Pasal ini tidak menyebutkan lokasi spesifik, tetapi umumnya terjadi di wilayah pelayanan Yesus, kemungkinan di Galilea.

4. When (Kapan)

• Waktu: Pasal ini ditulis dalam konteks pelayanan Yesus di bumi, menjelang akhir perjalanan-Nya sebelum penyaliban. Tidak ada tanggal spesifik yang disebutkan.

5. Why (Mengapa)

• Tujuan: Yesus mengajarkan pentingnya kerendahan hati, kasih, dan pengampunan. Dia ingin menunjukkan bahwa dalam Kerajaan Sorga, nilai-nilai duniawi tidak berlaku, dan setiap orang harus saling mengasihi dan mengampuni.

6. How (Bagaimana)

• Metode Pengajaran: Yesus menggunakan perumpamaan dan contoh konkret (seperti anak kecil dan hamba yang berhutang) untuk mengilustrasikan ajaran-Nya. Dia juga memberikan instruksi praktis tentang bagaimana menegur dan mengampuni.

7. How Much (Seberapa Banyak)

• Pentingnya Ajaran: Ajaran tentang pengampunan sangat ditekankan, di mana Yesus menyatakan bahwa kita harus mengampuni "hingga tujuh puluh kali tujuh kali," menunjukkan bahwa pengampunan harus tanpa batas.

Dengan analisis ini, diharapkan Anda dapat lebih memahami inti dari Matius pasal 18 dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat!

Dalam pasal 18 dari Kitab Matius, murid-murid Yesus bertanya siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yesus menjawab dengan mengatakan bahwa kecuali mereka bertobat dan menjadi seperti anak-anak, mereka tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dia menunjukkan bahwa orang yang merendahkan dirinya seperti anak kecil adalah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yesus juga mengingatkan agar tidak menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya, dan mengatakan bahwa lebih baik bagi mereka yang melakukan hal itu untuk menghadapi hukuman yang berat. Dia juga mengajarkan tentang pentingnya menghindari dosa dan mengampuni saudara yang berdosa terhadap kita. Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti seorang raja yang mengampuni utang besar seorang hamba, tetapi hamba tersebut tidak mau mengampuni utang kecil seorang temannya. Tuannya marah dan menghukum hamba tersebut. Yesus mengajarkan bahwa jika kita tidak mengampuni saudara kita, Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kita.

Latar belakang dari pasal 18 Kitab Matius adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal 18 terjadi saat Yesus sedang mengajar para murid-Nya di Galilea. Pada saat itu, Yesus telah melakukan banyak mujizat dan mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia juga telah memilih kedua belas murid-Nya untuk menjadi rasul-rasul-Nya.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, masyarakat Yahudi hidup di bawah kekuasaan Romawi. Mereka memiliki hukum dan tradisi agama yang ketat, termasuk hukum Taurat yang diberikan oleh Allah kepada Musa. Masyarakat Yahudi juga memiliki struktur sosial yang hierarkis, di mana para pemimpin agama memiliki otoritas yang besar.

Konteks Literatur:
Kitab Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis oleh Matius, salah satu dari kedua belas murid Yesus. Tujuan utama Matius dalam menulis Injil ini adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah lama dijanjikan dalam kitab-kitab nabi-nabi.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Yesus mengajarkan tentang berbagai topik, termasuk tentang penerimaan anak-anak dalam Kerajaan Allah, tentang menghindari godaan dan dosa, serta tentang pengampunan. Pasal 18 berfokus pada pengajaran Yesus tentang pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan persaudaraan dalam komunitas pengikut-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yesus mengajarkan tentang bagaimana menghadapi godaan dan dosa, serta pentingnya mengampuni sesama. Ia juga memberikan perumpamaan tentang domba yang hilang dan bagaimana Allah sangat mengasihi setiap orang yang tersesat. Ayat-ayat ini menunjukkan kasih dan belas kasihan Allah yang meluas kepada semua orang.

Dengan latar belakang ini, pasal 18 Kitab Matius mengajarkan tentang pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan persaudaraan dalam komunitas pengikut Yesus. Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk saling mengasihi, mengampuni, dan melayani satu sama lain dengan rendah hati, serta untuk menghindari sikap sombong dan egois.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Matius pasal 18:

1. Kerendahan hati dan kebutuhan untuk bertobat (Matius 18:1-4)
- Yesus mengajarkan bahwa kita harus menjadi seperti anak-anak dalam kerendahan hati dan ketergantungan kepada Allah.

2. Perlindungan dan perhatian terhadap anak-anak (Matius 18:5-6)
- Yesus mengingatkan kita untuk menerima anak-anak dengan kasih dan menjaga mereka dari penyesatan.

3. Pentingnya menjauhi dosa (Matius 18:7-9)
- Yesus mengajarkan pentingnya menghindari dosa dan mengorbankan apa pun yang menghalangi kita untuk hidup dalam kekudusan.

4. Kasih dan pengampunan antar saudara (Matius 18:15-20)
- Yesus memberikan petunjuk tentang bagaimana menyelesaikan konflik antara saudara seiman dan pentingnya pengampunan.

5. Pengampunan yang diberikan oleh Allah (Matius 18:21-35)
- Yesus mengajarkan tentang pentingnya mengampuni orang lain karena kita juga telah menerima pengampunan dari Allah.

6. Kasih dan belas kasihan sebagai tanda Kerajaan Surga (Matius 18:10, 14)
- Yesus mengungkapkan bahwa malaikat-malaikat selalu memandang wajah Bapa di surga dan bahwa Allah mengasihi dan mencari orang yang tersesat.

7. Kehendak Allah dan kuasa doa (Matius 18:19-20)
- Yesus menekankan pentingnya persetujuan dalam doa dan janji-Nya untuk hadir ketika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya.

8. Pengajaran tentang pengampunan dan belas kasihan (Matius 18:21-35)
- Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang hamba yang diampuni utangnya, tetapi tidak mau mengampuni utang orang lain.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup rentang ayat yang relevan dengan topik yang disebutkan.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Yesus
- Murid-murid
- Anak kecil
- Bapa-Ku (Allah)Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Kerajaan Surga
- Gunung
- Laut yang paling dalam
- Neraka api
- Surga

Kata kunci dalam Kitab Matius pasal 18 adalah:

1. Terbesar dalam Kerajaan Surga: Murid-murid bertanya kepada Yesus siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
2. Anak-anak: Yesus mengatakan bahwa kita harus menjadi seperti anak-anak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.
3. Penyesatan: Yesus mengingatkan tentang bahaya penyesatan dan ancaman bagi mereka yang menyesatkan anak-anak kecil.
4. Potong dan buang: Yesus mengajarkan pentingnya membuang dosa dan menghindari godaan yang membuat kita berdosa.
5. Malaikat: Yesus mengatakan bahwa malaikat-malaikat anak-anak kecil selalu memandang wajah Bapa di surga.
6. Mencari yang hilang: Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga seperti seorang gembala yang mencari satu domba yang tersesat.
7. Mengampuni: Yesus mengajarkan tentang pentingnya mengampuni saudara yang berdosa terhadap kita.
8. Perhitungan utang: Yesus mengumpamakan Kerajaan Surga seperti seorang raja yang mengampuni utang besar seorang hamba, tetapi hamba tersebut tidak mengampuni utang kecil saudaranya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Matius Pasal 18:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Yesus terhadap anak-anak dalam pasal ini? Mengapa Yesus mengatakan bahwa kita harus menjadi seperti anak-anak untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga?

2. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip Yesus tentang merendahkan diri dan melayani orang lain dalam kehidupan sehari-hari kita?

3. Apa yang Yesus maksudkan dengan pernyataan-Nya tentang menghukum diri sendiri jika tangan atau kaki kita membuat kita berdosa? Bagaimana prinsip ini dapat diterapkan dalam hidup kita?

4. Mengapa Yesus menekankan pentingnya menjaga anak-anak kecil dan mengutuk mereka yang menyesatkan mereka? Bagaimana kita dapat melindungi dan mendidik anak-anak dalam iman Kristen?

5. Apa pesan yang ingin Yesus sampaikan melalui perumpamaan tentang domba yang tersesat? Bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip ini dalam hubungan kita dengan orang-orang yang tersesat?

6. Bagaimana kita dapat mengatasi konflik dan kesalahan dalam hubungan kita dengan sesama Kristen, seperti yang diajarkan Yesus dalam pasal ini? Mengapa penting bagi kita untuk mempraktikkan pengampunan?

7. Apa yang dapat kita pelajari dari perumpamaan tentang hamba yang berutang kepada tuannya? Bagaimana prinsip pengampunan dan belas kasihan yang ditunjukkan oleh tuan dapat diterapkan dalam kehidupan kita?

8. Bagaimana kita dapat menghindari menjadi "hamba yang jahat" seperti yang digambarkan dalam perumpamaan ini? Apa yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan belas kasihan kepada sesama?

9. Bagaimana pesan-pesan dalam pasal ini dapat mempengaruhi cara kita memandang dan berinteraksi dengan sesama Kristen dan orang lain di sekitar kita?

10. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan ajaran-ajaran Yesus dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari? Apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih rendah hati, penuh kasih, dan pengampun?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Kitab Matius Pasal 18.

Dalam pasal 18 dari Kitab Matius, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita sebagai orang percaya. Berikut adalah beberapa hal tersebut:

1. Kerendahan hati: Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus menjadi seperti anak-anak dalam iman dan kerendahan hati. Kita perlu merendahkan diri kita sendiri dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

2. Perlindungan anak-anak: Yesus menekankan pentingnya melindungi dan menghormati anak-anak. Kita harus memperlakukan mereka dengan kasih dan menghindari menyesatkan mereka.

3. Mengatasi dosa: Yesus mengajarkan pentingnya mengatasi dosa dalam hidup kita. Kita harus bersedia melakukan tindakan tegas untuk menghindari dosa dan menjauhkan diri dari godaan.

4. Mengampuni sesama: Yesus mengajarkan pentingnya mengampuni orang lain. Kita harus memiliki hati yang penuh kasih dan siap mengampuni orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita.

5. Penyelesaian konflik: Yesus memberikan petunjuk tentang penyelesaian konflik antar saudara. Kita harus berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan damai, dengan mengedepankan kasih dan kebenaran.

Berikut adalah beberapa doa yang dapat kita doakan terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk kerendahan hati: Tuhan, tolonglah kami untuk merendahkan diri kami sendiri dan mengandalkan-Mu sepenuhnya dalam hidup kami. Bantu kami untuk menjadi seperti anak-anak dalam iman dan kerendahan hati.

2. Doa untuk perlindungan anak-anak: Tuhan, berkatilah anak-anak kami dan lindungilah mereka dari segala bahaya dan penyesatan. Bantu kami untuk memperlakukan mereka dengan kasih dan mengajarkan mereka tentang kasih-Mu.

3. Doa untuk mengatasi dosa: Tuhan, ampunilah dosa-dosa kami dan bantu kami untuk menghindari godaan dan dosa dalam hidup kami. Berikanlah kami kekuatan untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan kepada-Mu.

4. Doa untuk mengampuni sesama: Tuhan, ajarkanlah kami untuk mengampuni orang lain seperti Engkau telah mengampuni kami. Bantu kami untuk memiliki hati yang penuh kasih dan siap mengampuni orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kami.

5. Doa untuk penyelesaian konflik: Tuhan, bimbinglah kami dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan damai. Berikanlah kami hikmat dan kasih untuk menghadapi konflik dengan bijaksana dan mencari solusi yang adil.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan ajaran-ajaran yang terdapat dalam pasal 18 Kitab Matius dalam hidup kita sehari-hari.

Analisis Matius 18 (5W+1H)

Who (Siapa):

• Yesus dan murid-murid-Nya
• Anak kecil
• Orang yang berdosa
• Saudara seiman
• Raja dan hamba-hambanya

What (Apa):

• Ajaran Yesus tentang kerendahan hati, pentingnya anak-anak, bahaya penyesatan, pengampunan, dan rekonsiliasi.
• Perumpamaan tentang raja dan hamba yang tidak mau mengampuni.

When (Kapan):

• Tidak disebutkan secara spesifik, namun terjadi selama pelayanan Yesus di bumi.

Where (Di mana):

• Tidak disebutkan secara spesifik, namun kemungkinan besar di wilayah Galilea.

Why (Mengapa):

• Untuk mengajarkan murid-murid-Nya tentang nilai-nilai Kerajaan Surga, pentingnya kerendahan hati, dan bahaya kesombongan.
• Untuk menekankan pentingnya mengampuni orang lain, karena Allah telah mengampuni kita.
• Untuk menunjukkan konsekuensi dari ketidaktaatan dan ketiadaan pengampunan.

How (Bagaimana):

• Yesus menggunakan analogi anak kecil untuk menggambarkan kerendahan hati.
• Yesus memberikan peringatan keras tentang bahaya penyesatan.
• Yesus menggunakan perumpamaan untuk menggambarkan pentingnya pengampunan dan konsekuensi dari ketidakmauan untuk mengampuni.

Kesimpulan:

Matius 18 merupakan pasal yang kaya akan ajaran tentang kerendahan hati, pentingnya anak-anak, bahaya penyesatan, pengampunan, dan rekonsiliasi. Yesus menekankan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, kita harus menjadi seperti anak kecil, rendah hati dan mau belajar. Ia juga memperingatkan tentang bahaya penyesatan dan pentingnya mengampuni orang lain, sebagaimana Allah telah mengampuni kita. Melalui perumpamaan tentang raja dan hamba, Yesus menunjukkan konsekuensi dari ketidaktaatan dan ketiadaan pengampunan.