Dalam Yeremia pasal 38, nabi Yeremia menghadapi ancaman hukuman mati karena nubuatnya yang menyatakan bahwa kota Yerusalem akan jatuh ke tangan raja Babel. Para pemuka mendesak raja Zedekia untuk menghukum Yeremia karena perkataannya dianggap melemahkan semangat prajurit dan rakyat. Zedekia akhirnya menyerahkan Yeremia kepada mereka, yang kemudian memasukkannya ke dalam perigi yang penuh lumpur. Namun, Ebed-Melekh, seorang sida-sida Etiopia, mendengar tentang hal ini dan meminta raja untuk menyelamatkan Yeremia. Raja Zedekia mengizinkan Ebed-Melekh untuk mengangkat Yeremia dari perigi.

Setelah diselamatkan, Yeremia dipanggil oleh raja Zedekia untuk memberikan nasihat. Yeremia memperingatkan Zedekia bahwa jika ia menyerahkan diri kepada raja Babel, ia dan keluarganya akan selamat, tetapi jika tidak, kota akan dibakar dan ia akan tertangkap. Zedekia merasa takut akan orang-orang Yehuda yang telah berpihak kepada Babel, tetapi Yeremia meyakinkannya untuk mendengarkan suara Tuhan. Zedekia kemudian meminta Yeremia untuk merahasiakan percakapan mereka agar tidak membahayakan nyawanya. Yeremia mengikuti instruksi raja dan tetap berada di pelataran penjagaan hingga Yerusalem jatuh.

Berikut adalah latar belakang dari pasal 38 Kitab Yeremia:

Latar Belakang Pasal 38 Kitab Yeremia

1. Konteks Historis

Pasal 38 terjadi pada masa akhir kerajaan Yehuda, sekitar tahun 586 SM, menjelang jatuhnya Yerusalem ke tangan Babilonia. Yeremia, sebagai nabi, menyampaikan pesan Tuhan yang sering kali tidak populer, termasuk peringatan tentang kehancuran yang akan datang. Pada saat ini, situasi politik sangat tegang, dengan ancaman dari Babilonia dan ketidakstabilan internal di Yehuda.

2. Konteks Budaya

Budaya pada masa itu sangat dipengaruhi oleh praktik penyembahan berhala dan ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan. Banyak pemimpin dan rakyat Yehuda menolak pesan Yeremia, lebih memilih untuk mendengarkan nabi-nabi palsu yang menjanjikan keselamatan dan kemenangan.

3. Konteks Literatur

Pasal 38 berfokus pada konflik antara Yeremia dan para pemimpin Yehuda. Dalam pasal ini, Yeremia dipenjara karena nubuatnya yang dianggap merugikan moral dan semangat juang bangsa. Ini mencerminkan tema yang lebih luas dalam kitab Yeremia tentang penolakan terhadap kebenaran dan konsekuensi dari ketidaktaatan.

4. Konteks Teologis

Teologis, pasal ini menunjukkan ketegangan antara kedaulatan Tuhan dan kebebasan manusia. Meskipun Yeremia mengalami penolakan dan penderitaan, Tuhan tetap berdaulat atas situasi tersebut. Pesan utama adalah bahwa Tuhan akan melindungi dan menyelamatkan mereka yang setia kepada-Nya, meskipun dalam situasi yang tampaknya putus asa.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 38, dalam pasal 37, Yeremia ditangkap dan dipenjara karena nubuatnya yang menyatakan bahwa Yerusalem akan jatuh ke tangan Babilonia. Dia juga mengalami penolakan dari raja Zedekia dan para pemimpin yang tidak mau mendengarkan nasihatnya. Ini menciptakan ketegangan yang memuncak dalam pasal 38, di mana Yeremia dihadapkan pada ancaman kematian dan penganiayaan.

Dengan memahami latar belakang ini, pembaca dapat lebih menghargai konteks dan pesan yang disampaikan dalam pasal 38 Kitab Yeremia.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yeremia pasal 38 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Penolakan terhadap Pesan Tuhan
  Yeremia menyampaikan pesan Tuhan yang memperingatkan tentang kehancuran kota Yerusalem, tetapi para pemuka menolak dan ingin menghukum Yeremia karena dianggap melemahkan semangat rakyat. (Yeremia 38:1-4)

• Penyiksaan Yeremia
  Yeremia dimasukkan ke dalam perigi oleh para pemuka sebagai bentuk hukuman karena nubuatnya, menunjukkan bagaimana nabi sering kali mengalami penolakan dan penganiayaan. (Yeremia 38:6)

• Pertolongan Ebed-Melekh
  Ebed-Melekh, seorang sida-sida Etiopia, berani meminta raja untuk menyelamatkan Yeremia, menunjukkan bahwa ada orang yang peduli dan berani membela kebenaran. (Yeremia 38:7-10)

• Dialog antara Zedekia dan Yeremia
  Raja Zedekia meminta nasihat dari Yeremia, tetapi menunjukkan ketidakberdayaan dan ketakutannya terhadap orang-orang Yehuda yang membelot. Ini mencerminkan dilema moral dan politik yang dihadapi raja. (Yeremia 38:14-19)

• Peringatan tentang Penyerahan Diri
  Yeremia menasihati Zedekia untuk menyerahkan diri kepada raja Babel agar selamat, menekankan pentingnya mendengarkan suara Tuhan dalam situasi sulit. (Yeremia 38:20-23)

• Konsekuensi Ketidaktaatan
  Yeremia memperingatkan Zedekia tentang konsekuensi jika ia tidak menyerahkan diri, yaitu kehancuran kota dan penangkapan dirinya, menunjukkan bahwa ketidaktaatan kepada Tuhan membawa akibat serius. (Yeremia 38:23)

• Kerahasiaan Pembicaraan
  Zedekia meminta Yeremia untuk merahasiakan percakapan mereka, menunjukkan ketakutan dan ketidakpercayaan yang ada di antara pemimpin dan nabi. (Yeremia 38:24-27)

• Yeremia di Pelataran Penjagaan
  Yeremia tetap berada di pelataran penjagaan, yang mencerminkan situasi sulit yang dihadapi nabi dan ketidakpastian masa depan bagi Yerusalem. (Yeremia 38:28)

Topik-topik ini mencerminkan tema besar dalam Kitab Yeremia, yaitu penolakan terhadap firman Tuhan, penganiayaan nabi, dan pentingnya ketaatan kepada Tuhan dalam menghadapi tantangan.

Nama Orang

• Sefaca bin Matan: Salah satu pemuka yang mendengar perkataan Yeremia.
• Gedalya bin Pasyhur: Salah satu pemuka yang mendengar perkataan Yeremia.
• Yukhal bin Selemya: Salah satu pemuka yang mendengar perkataan Yeremia.
• Pasyhur bin Malkia: Salah satu pemuka yang mendengar perkataan Yeremia.
• Yeremia: Nabi yang menyampaikan firman Tuhan kepada rakyat.
• Zedekia: Raja Yehuda yang berkuasa saat itu.
• Ebed-Melekh: Orang Etiopia yang membantu Yeremia.
• Malkia: Pangeran yang memiliki perigi tempat Yeremia dimasukkan.

Nama Lokasi

• Kota ini: Merujuk pada Yerusalem yang sedang dalam keadaan terancam.
• Perigi milik pangeran Malkia: Tempat di mana Yeremia dimasukkan.
• Istana raja: Tempat tinggal raja Zedekia.
• Pintu gerbang Benyamin: Lokasi di mana raja Zedekia sedang duduk.
• Rumah TUHAN: Tempat di mana Zedekia memanggil Yeremia.
• Pelataran penjagaan: Tempat di mana Yeremia tinggal setelah diselamatkan.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dari Kitab Yeremia pasal 38:

1. Sefaca bin Matan

   • Salah satu pemuka yang mengusulkan hukuman mati untuk Yeremia karena perkataannya yang dianggap melemahkan semangat.

2. Yeremia

   • Nabi yang menyampaikan firman Tuhan dan diperlakukan tidak adil oleh para pemuka dan raja.

3. Raja Zedekia

   • Raja Yehuda yang terjebak dalam ketakutan dan tidak berani mengambil keputusan tegas terhadap Yeremia.

4. Perigi

   • Tempat di mana Yeremia dimasukkan, melambangkan penolakan dan penganiayaan terhadap suara Tuhan.

5. Ebed-Melekh

   • Sida-sida Etiopia yang berani membela Yeremia dan meminta raja untuk menyelamatkannya.

6. Firman Tuhan

   • Pesan yang disampaikan oleh Yeremia mengenai nasib kota dan rakyat, menunjukkan pentingnya mendengarkan Tuhan.

7. Penyerahan diri

   • Nasihat Yeremia kepada Zedekia untuk menyerahkan diri kepada raja Babel sebagai cara untuk menyelamatkan nyawanya.

8. Kota ini akan dibakar

   • Peringatan tentang kehancuran Yerusalem jika Zedekia tidak mengikuti nasihat Yeremia.

9. Ketakutan

   • Rasa takut Zedekia terhadap orang-orang Yehuda yang berpihak kepada Babel, yang menghalanginya untuk bertindak.

10. Rahasia

    • Permintaan Zedekia agar Yeremia tidak mengungkapkan percakapan mereka, menunjukkan ketegangan politik dan ketidakpercayaan.

11. Pelanggaran hukum

    • Tindakan para pemuka yang melanggar hak Yeremia sebagai nabi dengan memasukkannya ke dalam perigi.

12. Keselamatan

    • Tema utama yang muncul dari nasihat Yeremia, bahwa keselamatan dapat dicapai melalui ketaatan kepada firman Tuhan.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dan konflik dalam pasal ini, serta menunjukkan dinamika antara nabi, raja, dan rakyat.

Kitab Yeremia pasal 38 mengandung banyak pelajaran dan refleksi yang dapat kita ambil. Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai pasal ini:

Pertanyaan Refleksi

1. Keberanian Yeremia: Apa yang dapat kita pelajari dari keberanian Yeremia dalam menyampaikan firman Tuhan meskipun ia tahu bahwa hal itu dapat membahayakan nyawanya? Bagaimana kita dapat menerapkan keberanian ini dalam hidup kita sehari-hari?

2. Respon Raja Zedekia: Mengapa Raja Zedekia tampak ragu untuk mengikuti nasihat Yeremia? Apa yang menghalangi dia untuk mengambil keputusan yang benar? Apa yang bisa kita pelajari tentang pengambilan keputusan dalam konteks iman kita?

3. Peran Ebed-Melekh: Ebed-Melekh, orang Etiopia, menunjukkan kepedulian dan keberanian dengan menyelamatkan Yeremia. Apa arti tindakan Ebed-Melekh bagi kita dalam hal solidaritas dan kepedulian terhadap sesama? Bagaimana kita bisa menjadi "Ebed-Melekh" bagi orang lain di sekitar kita?

4. Peringatan Tuhan: Dalam pasal ini, Tuhan memberikan peringatan yang jelas kepada Zedekia tentang konsekuensi dari ketidaktaatannya. Bagaimana kita dapat lebih peka terhadap peringatan Tuhan dalam hidup kita? Apakah ada area di mana kita merasa Tuhan sedang memperingatkan kita?

5. Kondisi Kota Yerusalem: Yerusalem berada dalam keadaan yang sangat sulit, dengan ancaman dari musuh dan kelaparan. Apa yang bisa kita pelajari tentang ketahanan dan harapan dalam situasi yang tampaknya putus asa? Bagaimana kita bisa menjaga iman kita dalam masa-masa sulit?

Pertanyaan Diskusi

1. Peran Nabi dalam Masyarakat: Apa peran nabi dalam konteks masyarakat saat ini? Bagaimana kita bisa melihat peran ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

2. Dampak Kata-kata: Yeremia dianggap melemahkan semangat prajurit dan rakyat dengan kata-katanya. Bagaimana kata-kata kita dapat mempengaruhi orang lain, baik secara positif maupun negatif? Apa tanggung jawab kita dalam berbicara?

3. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab: Apa yang bisa kita pelajari tentang kepemimpinan dari sikap Zedekia? Bagaimana seorang pemimpin seharusnya merespons nasihat yang sulit?

4. Ketaatan dan Keberanian: Dalam konteks iman, bagaimana kita bisa berlatih untuk lebih taat kepada Tuhan meskipun ada risiko atau konsekuensi yang mungkin kita hadapi?

5. Relevansi Pesan Yeremia: Bagaimana pesan Yeremia tentang penyerahan diri kepada raja Babel dapat diterapkan dalam konteks spiritual kita saat ini? Apa arti "menyerahkan diri" dalam hubungan kita dengan Tuhan?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan makna dari Kitab Yeremia pasal 38!

Pasal 38 dari Kitab Yeremia mengandung banyak pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari dan terapkan, serta doa yang relevan.

Pelajaran dari Yeremia Pasal 38

1. Ketaatan kepada Tuhan:

   • Yeremia menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Tuhan meskipun menghadapi ancaman dan penolakan. Ini mengajarkan kita untuk tetap setia pada panggilan Tuhan dalam hidup kita, meskipun situasi menjadi sulit.

2. Keberanian dalam Menghadapi Tantangan:

   • Yeremia tidak takut untuk menyampaikan pesan Tuhan, meskipun itu tidak populer dan berisiko bagi hidupnya. Kita diajarkan untuk berani berdiri di atas kebenaran, meskipun ada konsekuensi yang harus dihadapi.

3. Pentingnya Mendengarkan Suara Tuhan:

   • Raja Zedekia diingatkan untuk mendengarkan suara Tuhan melalui Yeremia. Ini mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan petunjuk dan nasihat Tuhan dalam pengambilan keputusan hidup kita.

4. Perlunya Dukungan dalam Kesulitan:

   • Ebed-Melekh, orang Etiopia, menunjukkan kepedulian dan tindakan nyata untuk menyelamatkan Yeremia. Ini mengajarkan kita untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam masa-masa sulit.

5. Konsekuensi dari Keputusan:

   • Zedekia dihadapkan pada pilihan untuk menyerahkan diri atau melawan. Keputusan yang diambilnya akan berdampak pada keselamatan dirinya dan keluarganya. Ini mengingatkan kita bahwa setiap keputusan yang kita buat memiliki konsekuensi yang signifikan.

Doa Terkait Pasal Yeremia 38

1. Doa untuk Ketaatan: "Ya Tuhan, ajar aku untuk selalu taat kepada-Mu, seperti Yeremia yang setia menyampaikan firman-Mu meskipun dalam situasi yang sulit. Berikan aku keberanian untuk mengikuti panggilan-Mu dalam hidupku. Amin."

2. Doa untuk Keberanian: "Tuhan, berikanlah aku keberanian untuk berdiri di atas kebenaran dan menyampaikan pesan-Mu, meskipun itu tidak populer. Bantu aku untuk tidak takut menghadapi tantangan yang ada. Amin."

3. Doa untuk Mendengarkan Suara Tuhan: "Ya Bapa, aku berdoa agar Engkau membukakan telingaku untuk mendengar suara-Mu. Arahkan langkahku dan berikan aku hikmat dalam setiap keputusan yang aku ambil. Amin."

4. Doa untuk Dukungan dalam Kesulitan: "Tuhan, aku berdoa agar Engkau mengirimkan orang-orang yang peduli dan siap membantu dalam masa-masa sulitku. Bantu aku juga untuk menjadi dukungan bagi orang lain yang membutuhkan. Amin."

5. Doa untuk Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan: "Ya Tuhan, berikanlah aku kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang aku buat. Bantu aku untuk selalu mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan dan untuk selalu mencari kehendak-Mu. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis dari Kitab Yeremia pasal 38 menggunakan model 5W+2H:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menceritakan tentang penolakan Yeremia oleh para pemuka Yehuda, yang menganggap perkataannya melemahkan semangat rakyat. Yeremia dimasukkan ke dalam perigi oleh mereka, tetapi diselamatkan oleh Ebed-Melekh, seorang sida-sida Etiopia. Yeremia kemudian memberikan pesan dari Tuhan kepada Raja Zedekia mengenai nasib kota dan dirinya.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Yeremia: Nabi yang menyampaikan firman Tuhan.
  • Zedekia: Raja Yehuda yang ragu untuk mengikuti nasihat Yeremia.
  • Ebed-Melekh: Sida-sida Etiopia yang menyelamatkan Yeremia.
  • Sefaca bin Matan, Gedalya bin Pasyhur, Yukhal bin Selemya, Pasyhur bin Malkia: Para pemuka yang menentang Yeremia.

3. Where (Di mana)

• Lokasi:
  • Yerusalem: Tempat di mana peristiwa ini terjadi, khususnya di pelataran penjagaan dan perigi milik pangeran Malkia.
  • Istana Raja: Tempat di mana Zedekia dan Ebed-Melekh berada.

4. When (Kapan)

• Waktu:
  • Peristiwa ini terjadi pada masa menjelang jatuhnya Yerusalem ke tangan raja Babel, yang merupakan periode kritis dalam sejarah Yehuda.

5. Why (Mengapa)

• Alasan:
  • Yeremia menyampaikan firman Tuhan yang memperingatkan tentang kehancuran kota dan nasib rakyat. Para pemuka merasa bahwa perkataan Yeremia merugikan semangat prajurit dan rakyat, sehingga mereka ingin menghukumnya.

6. How (Bagaimana)

• Proses:
  • Yeremia ditangkap dan dimasukkan ke dalam perigi. Ebed-Melekh mendengar tentang hal ini dan meminta izin kepada raja untuk menyelamatkan Yeremia. Ia menggunakan pakaian untuk membantu menarik Yeremia keluar dari perigi. Setelah itu, Yeremia memberikan nasihat kepada Zedekia tentang menyerahkan diri kepada raja Babel.

7. How Much (Seberapa besar)

• Dampak:
  • Peristiwa ini menunjukkan ketegangan antara firman Tuhan dan keputusan manusia. Nasihat Yeremia memiliki implikasi besar bagi keselamatan Zedekia dan rakyatnya, serta menunjukkan keberanian Ebed-Melekh dalam menyelamatkan nabi.

Analisis ini memberikan gambaran yang jelas tentang konteks, tokoh, dan pesan yang terkandung dalam Yeremia pasal 38. Semoga ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Alkitab!

Dalam pasal 38 Kitab Yeremia, beberapa pejabat mendengar perkataan Yeremia yang menyatakan bahwa siapa yang tetap tinggal di kota akan mati, tetapi siapa yang menyerah kepada orang Kasdim akan hidup. Para pejabat ini menganggap Yeremia melemahkan semangat rakyat dan meminta raja untuk menghukum mati Yeremia. Raja Zedekia menyerahkan Yeremia ke tangan mereka, dan mereka memasukkan Yeremia ke dalam sumur. Namun, seorang Ebed-Melekh, seorang sida-sida di istana raja, melaporkan keadaan Yeremia kepada raja dan meminta agar Yeremia diselamatkan. Raja memerintahkan agar Yeremia ditarik keluar dari sumur. Kemudian, raja bertanya kepada Yeremia tentang nasibnya dan Yeremia memberitahu raja bahwa jika ia menyerah kepada orang Kasdim, ia akan selamat. Namun, jika ia menolak, kota akan dibakar dan ia akan ditangkap oleh orang Kasdim. Raja khawatir akan siksaan dari orang-orang Yehuda yang menyerah kepada orang Kasdim, tetapi Yeremia meyakinkannya bahwa ia akan selamat jika ia patuh kepada TUHAN. Pasal ini berakhir dengan Yerusalem direbut oleh orang Kasdim.

Kitab Yeremia adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang ditulis oleh nabi Yeremia. Pasal 38 berada dalam bagian yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan raja Zedekia di Kerajaan Yehuda.

Secara historis, pada masa itu, Kerajaan Yehuda sedang menghadapi ancaman dari Kerajaan Babel yang dipimpin oleh raja Nebukadnezar. Yeremia adalah seorang nabi yang dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada umat Yehuda, termasuk peringatan tentang hukuman yang akan datang atas dosa-dosa mereka.

Dalam konteks budaya, pada masa itu, Yerusalem adalah ibu kota Kerajaan Yehuda dan Bait Suci merupakan tempat ibadah utama umat Yahudi. Banyak orang yang tidak setuju dengan pesan-pesan Yeremia dan menganggapnya sebagai pengkhianat karena ia menyampaikan pesan-pesan yang tidak populer.

Secara literatur, pasal-pasal sebelumnya dalam Kitab Yeremia mengisahkan tentang penangkapan dan pengadilan Yeremia oleh para pemimpin Yehuda yang tidak setuju dengan pesannya. Pasal 38 sendiri mengisahkan tentang upaya penyelamatan Yeremia oleh seorang pejabat istana bernama Ebed-Melek, yang meminta izin kepada raja Zedekia untuk menarik Yeremia keluar dari sumur tempat ia ditahan.

Dalam konteks teologis, pasal-pasal dalam Kitab Yeremia menekankan pentingnya taat kepada Allah dan konsekuensi dari ketidaktaatan. Yeremia adalah seorang nabi yang dipanggil untuk menyampaikan pesan-pesan pertobatan dan harapan akan pemulihan yang akan datang setelah hukuman. Pasal 38 menunjukkan bahwa meskipun Yeremia menghadapi penolakan dan penganiayaan, Allah melindungi dan menyelamatkannya.

Dengan demikian, pasal 38 dari Kitab Yeremia mengisahkan tentang upaya penyelamatan Yeremia oleh Ebed-Melek dan menunjukkan bahwa Allah melindungi dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang setia, meskipun mereka menghadapi kesulitan dan penolakan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yeremia Pasal 38:

1. Yeremia dihukum mati (Yeremia 38:1-6)
- Yeremia menyampaikan firman TUHAN kepada rakyat dan pejabat
- Para pejabat menganggap Yeremia melemahkan tangan prajurit dan rakyat
- Raja Zedekia tidak dapat melindungi Yeremia

2. Ebed-Melekh menyelamatkan Yeremia (Yeremia 38:7-13)
- Ebed-Melekh, seorang sida-sida, melaporkan kondisi Yeremia kepada raja
- Raja memerintahkan Ebed-Melekh untuk menyelamatkan Yeremia dari sumur
- Ebed-Melekh menurunkan pakaian bekas ke dalam sumur untuk membantu Yeremia keluar

3. Pertemuan antara Yeremia dan Raja Zedekia (Yeremia 38:14-28)
- Raja Zedekia meminta nasihat dari Yeremia
- Yeremia memberitahu Zedekia bahwa jika dia menyerah kepada Babel, dia akan selamat
- Zedekia khawatir akan balasan dari orang-orang Yehuda jika dia menyerah

4. Ancaman terhadap Zedekia dan Yerusalem (Yeremia 38:29-31)
- Yeremia memperingatkan Zedekia bahwa jika dia tidak menyerah, Yerusalem akan dihancurkan
- Zedekia meminta Yeremia untuk merahasiakan percakapan mereka

5. Yeremia tetap tinggal di penjara (Yeremia 38:32)
- Yeremia tetap tinggal di halaman penjara sampai Yerusalem direbut

Catatan: Ayat-ayat referensi hanya diberikan dalam format (kitab) (pasal):(ayat) untuk memudahkan identifikasi.

Orang:
- Sefaca, anak Matan
- Gedalya, anak Pasyhur
- Yukhal, anak Selemya
- Pasyhur, anak Malkia
- Raja Zedekia
- Ebed-Melekh, orang Etiopia
- Malkia, anak raja
- Orang-orang Kasdim (bangsa Babel)
- Orang-orang Yehuda

Lokasi:
- Kota (tidak disebutkan namanya)
- Sumur Malkia
- Pelataran penjara
- Pintu Gerbang Benyamin
- Istana raja
- Pintu masuk ketiga di rumah TUHAN
- Istana Raja Yehuda
- Rumah Yonatan
- Yerusalem

Kata kunci dalam Kitab "Yeremia" pasal "38" adalah sebagai berikut:

1. Yeremia: Nabi yang menerima firman TUHAN dan menyampaikannya kepada rakyat dan penguasa.
2. Raja Zedekia: Raja Yehuda pada saat itu yang memerintahkan penahanan dan pembebasan Yeremia.
3. Sumur Malkia: Tempat di mana Yeremia dicampakkan oleh para pejabat.
4. Ebed-Melekh: Orang Etiopia yang membantu menyelamatkan Yeremia dari sumur.
5. Pasukan Raja Babel: Tentara dari Kerajaan Babel yang akan merebut kota Yerusalem.
6. Kota Yerusalem: Kota yang akan diserahkan kepada pasukan Raja Babel.
7. Firman TUHAN: Pesan yang diterima Yeremia dari Allah untuk disampaikan kepada rakyat dan penguasa.
8. Kelaparan: Salah satu hukuman yang akan menimpa mereka yang tetap tinggal di kota.
9. Penyakit sampar: Salah satu hukuman yang akan menimpa mereka yang tetap tinggal di kota.
10. Hidup: Janji Allah kepada mereka yang keluar dan menyerah kepada pasukan Raja Babel.
11. Hukuman mati: Tuntutan para pejabat terhadap Yeremia karena dianggap melemahkan tangan prajurit dan rakyat.
12. Nasihat: Yeremia memberikan nasihat kepada Raja Zedekia untuk menyerah kepada pasukan Raja Babel.
13. Keberanian: Ebed-Melekh menunjukkan keberanian dengan membantu menyelamatkan Yeremia.
14. Patuh: Yeremia menekankan pentingnya patuh kepada firman TUHAN.
15. Penangkapan: Nasib yang akan menimpa Zedekia dan kota Yerusalem jika tidak menyerah kepada pasukan Babel.
16. Rahasia: Yeremia diminta untuk menjaga rahasia pembicaraannya dengan Raja Zedekia.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Yeremia pasal 38:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari tindakan para pejabat terhadap Yeremia? Bagaimana hal ini mencerminkan sikap mereka terhadap pesan yang disampaikan oleh Yeremia?
2. Mengapa Raja Zedekia awalnya tidak berdaya untuk melindungi Yeremia dari para pejabat? Apa yang membuatnya berubah pikiran dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan Yeremia?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari peran Ebed-Melekh dalam menyelamatkan Yeremia? Bagaimana keberanian dan kepedulian Ebed-Melekh menjadi teladan bagi kita?
4. Apa yang dikatakan oleh Yeremia kepada Raja Zedekia tentang nasib Yerusalem? Mengapa Zedekia ragu untuk mengikuti nasihat Yeremia?
5. Bagaimana pesan Yeremia tentang kehancuran Yerusalem dan penangkapan penduduknya oleh orang-orang Kasdim berkaitan dengan kehidupan kita sebagai orang percaya? Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini?
6. Bagaimana sikap dan tindakan Yeremia dalam menghadapi penolakan dan penganiayaan? Apa yang dapat kita pelajari dari ketekunan dan kepercayaan Yeremia kepada Tuhan dalam situasi sulit?
7. Bagaimana Kitab Yeremia pasal 38 menggambarkan keadilan dan keampunan Tuhan? Apa yang dapat kita pelajari tentang karakter Tuhan melalui narasi ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Yeremia pasal 38. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.

Dari pasal 38 Kitab Yeremia, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Keberanian untuk menyampaikan kebenaran: Yeremia dengan berani menyampaikan firman TUHAN kepada raja dan rakyat, meskipun tahu bahwa hal itu dapat berakibat buruk bagi dirinya. Kita juga harus memiliki keberanian untuk menyampaikan kebenaran dan nilai-nilai Allah kepada orang lain, meskipun mungkin akan menghadapi tantangan atau penolakan.

2. Perlindungan Allah dalam kesulitan: Meskipun Yeremia dicampakkan ke dalam sumur dan menghadapi bahaya kelaparan, Allah melindunginya melalui Ebed-Melekh, seorang Etiopia yang memperjuangkan keselamatannya. Allah juga akan melindungi dan menyertai kita dalam setiap kesulitan yang kita hadapi.

3. Kepatuhan kepada kehendak Allah: Yeremia menasihati raja Zedekia untuk menyerah kepada pasukan Babel agar hidupnya diselamatkan. Kita juga harus patuh kepada kehendak Allah dalam setiap situasi, meskipun mungkin sulit atau tidak sesuai dengan keinginan kita.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahakuasa,
Terima kasih atas contoh keberanian Yeremia dalam menyampaikan kebenaran-Mu. Berikanlah kami keberanian yang sama untuk menyampaikan nilai-nilai-Mu kepada orang lain, meskipun mungkin menghadapi tantangan atau penolakan. Lindungilah kami dalam setiap kesulitan yang kami hadapi, seperti Engkau melindungi Yeremia dalam sumur. Bimbinglah kami untuk selalu patuh kepada kehendak-Mu, meskipun mungkin sulit atau tidak sesuai dengan keinginan kami. Terima kasih atas kasih dan perlindungan-Mu yang tak terbatas. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.

Analisis Yeremia 38 (5W+1H)

What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang penangkapan dan penyelamatan Nabi Yeremia, serta percakapan terakhirnya dengan Raja Zedekia sebelum kejatuhan Yerusalem.

Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah:

• Yeremia: Nabi yang menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Yehuda.
• Zedekia: Raja Yehuda yang bimbang dan takut mengambil keputusan.
• Para Pejabat: Mereka menentang Yeremia dan ingin membungkamnya.
• Ebed-Melekh: Seorang sida-sida Etiopia yang berbelas kasih dan menyelamatkan Yeremia.

When (Kapan): Peristiwa ini terjadi menjelang kejatuhan Yerusalem ke tangan pasukan Babel.

Where (Di mana): Peristiwa ini terjadi di Yerusalem, khususnya di:

• Istana Raja: Tempat Zedekia memerintah.
• Sumur Malkia: Tempat Yeremia dipenjarakan.
• Pelataran Penjagaan: Tempat Yeremia tinggal setelah diselamatkan.
• Rumah Tuhan: Tempat Zedekia bertemu Yeremia secara rahasia.

Why (Mengapa):

• Yeremia dipenjara: Karena ia menyampaikan pesan Tuhan yang tidak disukai para pejabat dan raja, yaitu bahwa Yerusalem akan jatuh ke tangan Babel.
• Ebed-Melekh menyelamatkan Yeremia: Karena ia iba melihat penderitaan Yeremia dan percaya bahwa Yeremia adalah nabi Tuhan.
• Zedekia bimbang: Ia takut kepada para pejabat dan orang-orang Yehuda yang telah menyerah kepada Babel, sehingga ia tidak berani mengikuti nasihat Yeremia.

How (Bagaimana):

• Yeremia dipenjara: Ia dilemparkan ke dalam sumur kering oleh para pejabat atas persetujuan Zedekia.
• Yeremia diselamatkan: Ebed-Melekh memohon kepada Zedekia untuk menyelamatkan Yeremia, dan Zedekia mengizinkannya. Ebed-Melekh kemudian menurunkan tali dan pakaian ke dalam sumur agar Yeremia dapat ditarik naik.
• Zedekia menolak nasihat Yeremia: Meskipun Yeremia menasihatinya untuk menyerah kepada Babel agar selamat, Zedekia tetap takut dan menolak nasihat tersebut.

Kesimpulan:

Pasal 38 dari Kitab Yeremia menggambarkan situasi genting di Yerusalem menjelang kejatuhannya. Yeremia, sebagai nabi Tuhan, menyampaikan pesan yang tidak populer, sehingga ia dianiaya. Namun, kesetiaannya kepada Tuhan dan keberaniannya dalam menyampaikan kebenaran patut diteladani. Kisah Ebed-Melekh juga menunjukkan bahwa belas kasih dan keberanian dapat muncul bahkan di tengah situasi yang sulit.