Teks -- Ayub 28:3 (TB)

28:3 Orang menyudahi kegelapan, dan batu diselidikinya sampai sedalam-dalamnya, di dalam kekelaman dan kelam pekat.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Ende: Ayb 28:1-28

Madah kebidjaksanaan ini sangat serupa dengan kitab Amsal Ams 8:1-31 dan kitab Putera Sirah Sir 24:1-22. Kebidjaksanaan disini adalah kebidjaksanaan ilahi, suatu sifat Tuhan jang hampir bersendiri, mendjadi kepribadian. Dan kebidjaksanaan ilahi ini berbeda dengan kebidjaksanaan, jang diberikan kepada jakni ketakutan akan Allah (Ayu 28:28).

Ende: Ayb 28:2-11

Sebuah tambang dilukiskan disini.

Ref. Silang FULL: Ayb 28:3 - menyudahi kegelapan // kelam pekat

· menyudahi kegelapan: Pengkh 1:13; 7:25; 8:17

· kelam pekat: Ayub 26:10; [Lihat FULL. Ayub 26:10]; Ayub 38:19

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Ayb 28:3 - Dia mengakhiri kegelapan // dan mencari segala kesempurnaan // batu-batu kegelapan, dan bayang-bayang kematian

Dia mengakhiri kegelapan,.... Beberapa orang memahami ini dan apa yang mengikuti sebagai tentang Tuhan, yang, dengan menciptakan benda-benda bercahaya, telah menetapkan periode dan perputaran cahaya dan kegelapan, siang dan malam; atau yang telah menentukan waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumnya, untuk penemuan hal-hal dalam alam, seperti tambang emas, perak, dan batu permata, berapa lama mereka harus terpendam dalam kegelapan, dan kemudian dibawa ke cahaya, dan siapa yang mencari kesempurnaan dari segala sesuatu dalam alam; dan memberitahukannya kepada manusia, ketika dia sendiri dan jalannya tidak dapat ditemukan dengan sempurna oleh manusia; tetapi lebih baik ini dipahami sebagai tentang penambang yang menggali logam-logam di atas, yang, ketika dia membuka tambang, membiarkan cahaya alami masuk, atau membawa cahaya buatan bersamanya, dan dengan demikian mengakhiri kegelapan yang sebelumnya berkuasa di sana, bahkan sejak penciptaan:

dan mencari segala kesempurnaan; mencari secara menyeluruh tambang yang dia buka, dan mendapatkan semua yang bisa dia ambil dari sana, dan menyelidiki dengan sempurna sifat bijih tersebut; dia menemukan, mencoba, dan membuktikannya, apa adanya, nilai dan harganya:

batu-batu kegelapan, dan bayang-bayang kematian; mencari dan menggali melalui mereka, untuk mendapatkan apa yang dia cari; atau membawa batu, batu mulia, ke cahaya, yang terbenam dalam kegelapan sejak awal, dan di tempat-tempat yang merupakan bayang-bayang kematian, dan terlihat suram dan mengerikan, dan bahkan terancam dengan kematian, untuk masuk dan mengeluarkannya: jadi para penambang rohani, yang mencari di dalam tambang Kitab Suci, tidak boleh putus asa dengan kegelapan dan kesulitan yang mungkin menyertai pencarian mereka; tetapi harus melanjutkannya, untuk menemukan kebenaran yang telah terpendam dalam kegelapan, yang lebih berharga daripada emas dan perak, dan permata yang paling kaya; dan mereka yang mencarinya dengan cara yang sama seperti penambang akan menemukannya, Per 2:4.